Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang.
Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui
penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang
diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom
Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar
tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi
melengkung. Skoliosis diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika
kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya. Keempat kategori tersebut adalah skoliosis
idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa

Scoliosis adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi heterogen dari perubahan dalam
bentuk dan posisi spinal, thorax, dan trunkus. Nama ini pertama kali diperkenalkan oleh
Hippocrates (scolios, yang berarti bengkok atau melengkung) dan digunakan oleh Galen
(scoliosis), berarti kelengkungan tulang belakang lateral yang abnormal. Saat ini, scoliosis dikenal
tidak dibatasi hanya untuk bidang frontal, dan dapat didefinisikan sebagai "deformitas tiga dimensi
torsi spina dan trunkus". Hal ini menyebabkan kurvatur lateral pada bidang frontal, sebuah rotasi
aksial dalam satu bidang horisontal, dan kelainan pada kurvatur sagital. (Negrini et.al. , 2011)

"Skoliosis struktural", atau harus dibedakan dengan"skoliosis fungsional", yang merupakan


kelengkungan tulang belakang atau juga dikenal dengan penyebab extraspinal (misalnya
pemendekan dari ekstremitas bawah atau paraspinal otot nada asimetri). Hal ini biasanya
berkurang sebagian atau seluruhnya mereda setelah causa dihilangkan (misalnya dalam posisi
telentang).

Istilah idiopatik Scoliosis diperkenalkan oleh Kleinberg dan diterapkan untuk semua pasien yang
tidak memiliki etiologi yang yang jelas.. Menurut definisi, skoliosis idiopatik merupakan skoliosis
yang tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan skoliosis bermanifestasi sebagai kelainan soliter,
namun pemeriksaan lebih lanjut dapat mengungkapkan tanda-tanda subklinis penting lainnya .
Idiopatik Skoliosis telah digambarkan sebagai kelainan torsi tulang belakang, yang merupakan
gabungan dari translasi dan rotasi beberapa vertebra, yang nantinya mengubah geometri 3D dari
tulang.

Manifestasi Klinis

Prognosis

Risiko progresi pada awal pubertas adalah 20% pada 10 scoliosis, 60% di 20 scoliosis, dan
sebanyak 90% di 30 scoliosis . Pada usia pertumbuhan puncak (13 tahun pada anak perempuan)
risiko pengembangan adalah 10%, 30% dan 60%. Selama tahap akhir pubertas risiko
pengembangan deformitas menjadi jauh lebih rendah, jatuh ke 2% di 10 scoliosis, 20% di 20
scoliosis dan 30% di 30 scoliosis.

Selain itu, hal-hal yang harus dipertimbangkan pada prognosis adalah: riwayat keluarga, fakta
perkembangan, dekompensasi, kurva pendek, nyeri, Scoliscore, dan dampak estetika. (Negrini
et.al. , 2011)
Gambaran yang terlihat pada skoliosis adalah manifestasi dari tiga deformitas, gambaran tersebut
diakibatkan oleh kombinasi deviasi lateral korpus vertebra dan dinding dada. Bila terjadi deviasi
lateral vertebra, vertebra berotasi disekeliling sumbunya yang panjang. Lengkungan yang
cembung kekanan memperlihatkan berbagai derajat rotasi, yang menyebabkan penonjolan iga (rib
hump). Jika pasien dilihat dari belakang dapat memperlihatkan deviasi lateral processus spinosus
dari garis tengah. Pada kurva thorakal, tampak punggung yang miring, rib hump dan asimetri
skapula. Pada kurva lumbal tampak penonjolan asimetris salah satu pinggul. Setelah pasien dilihat
dari belang dalam posisi berdiri tegak, dilakukan tes fleksi ke depan yang disebut Forward Bend
Test. Pada posisi fleksi kedepan, deformitas rotasi dapat diamati paling mudah, dan penonjolan
iga atau penonjolan paralumbal dapat dideteksi. Lengkung minor sering mudah dideteksi dengan
komponen rotasinya. Pada umumnya, jika deviasi lateral vertebra meningkat, begitu juga
deformitas rotasinya, tetapi hubungan ini tidak linear dan banyak lengkung minor memperlihatkan
rotasi yang nyata sedangkan beberapa deformitas skoliotik sedang dan berat hanya
memperlihatkan unsur rotasional yang lebih ringan.

Sumber:

Negrini S et.al. 2011. 2011 SOSORT guidelines: Orthopaedic and Rehabilitation treatment of
idiopathic scoliosis during growth. Biomed Central. Available at
http://www.scoliosisjournal.com/content/7/1/3 [accessed on june 1st 2015]

Anda mungkin juga menyukai