Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 1

- Antonio Kurniawan P (115150001)


- Daniel Marojahan M. (115150025)
- Satna Listya Devi (115150037)
- Yuninda Tri Noor I. (115150039)
- Muhammad Gagat Ari B. (115150052)

PEMILIHAN & PENGUKURAN VARIABEL, PERUMUSAN DAN PENGUJIAN


HIPOTESA

A. KONSEP VARIABEL
1. Konsep Ilmu-Ilmu Natura
- Konsep ini adalah konsep-konsep yang bisa diukur dengan jelas.
- Contohnya adalah berat. Berat adalah suatu konsep yang menyakatan berbagai
pengamatan dari sesuatu objek yang cirinya ringan atau tidak ringan.
2. Konsep Sosial
- Konsep yang cenderung abstrak dan sulit diukur.
- Contohnya adalah fertilitas dan fekunditas untuk menggambarkan kapasitas
reproduksi.

B. PENDEFINISIAN VARIABEL
Kata variabel diserap dari Bahasa Inggris yakni dari kata variable yang mempunyai arti
faktor tidak tetap atau berubah-ubah. Sedikit berbeda dalam kamus Bahasa Indonesia
kontemporer, kata variabel lebih umum merujuk kepada kata bervariasi. Variabel juga
dapat didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, sebagai
contoh, berat badan adalah variabel, karena ada keseragaman nilai, bisa 45 kg, bisa 47
kg, ataupun 55 ons.

C. TEKNIK PENGUKURAN
Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap objek atau fenomena
menurut aturan tertentu. Berikut beberapa skala yang terdapat dalam teknik pengukuran :
SKALA PENGUKURAN
Pada dasarnya terdapat 4 jenis skala pengukuran, yaitu :
SKALA NOMINAL
Adalah skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan subyek
kedalam kategori atau kelompok.
Misal gender responden dapat dikelompokkan dalam 2 katagori : Pria
dan wanita. Skala gender dapat dinyatakan dalam angka : Pria = 1 dan
Wanita = 2.
Skala Nominal bersifat mutualy eksklusif dan masing-masing anggota
himpunan tersebut tidak ada perbedaan nilai.
SKALA ORDINAL
Skala Ordinal tidak hanya menyatakan katagori tapi juga menyatakan
peringkat katagori tersebut.
Skala Ordinal menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk
memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai.
Misal rangking jawaban yang dibuat berdasarkan preferensi Responden
:
1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4. Kurang senang sekali.
( beda antara dua titik tidak dapat diukur).

SKALA INTERVAL
Skala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam
skala, menghitung means dan standar deviasi data.
Contoh :
Jarak waktu jam.08.00 10.00 adalah sama dengan jarak waktu 16.00
18.00. Tetapi kita tidak dapat menyatakan bahwa jam.16.00 dua
kali lebih lambat dibandingkan jam.08.00.

SKALA RASIO
Skala Rasio merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki
nilai nol yang orisinal.
Misal : Jika aset perusahaan A sebanyak Rp. 10 Milyar dan aset
perusahaan B sebanyak Rp. 5 Milyar, maka rasio A & B adalah 2 : 1.

D. REALIBILITAS & VALIDITAS


1. Realibilitas
Realibilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Realibilitas adalah ketepatan atau
tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur.
2. Validitas
Validitas mempersoalkan apakah kita benar-benar mengukur apa yang kita pikirkan
saat mengukur

E. DEFINISI HIPOTESIS
- Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya
harus diuji secara empiris. Hipotesa menyatakan hubungan apa yang dicari atau yang
ingin dipelajari.
- Hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran
sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta
panduan dalam verifikasi.
- Hipotesa adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang
kompleks.
- Menurut Trelease (1960), hipotesa adalah suatu keterangan sementara dari suatu
fakta yang dapat diamati.
- Menurut Good dan Scates (1954), hipotesa adalah sebuah taksiran atau referensi
yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-
fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, ddan digunakan sebagai
penunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya.

F. CIRI & JENIS HIPOTESIS


1. Ciri hipotesa:
a. Hipotesa harus menyatakan hubungan
b. Hipotesa harus sesuai fakta
c. Hipotesa harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu
pengetahuan.
d. Hipotesa harus dapat diuji.
e. Hipotesa harus sederhana
f. Hipotesa harus dapat menerangkan fakta
2. Jenis-jenis hipotesa
a. Hipotesa hubungan dan perbedaan
- Hipotesa tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan
tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, yang mendasari
teknik korelasi ataupun regesi.
- Hipotesa tentang perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan antar
variabel tertentu disebabkan oleh adanya pengaruh variabel yang berbeda-
beda. Hipotesa ini mendasari teknik penelitian komparatif.
- Hipotesa tentang hubungan dan perbedaan merupakan hipotesa tentang
hubungan analitis. Hipotesa ini secara analitis menyatakan hubungan atau
perbedaan satu sifat dengan sifat yang lain.
b. Hipotesa kerja dan hipotesa nul
- Hipotesa nul, diformulasikan untuk ditolak sesudah pengujian. Hipotesa ini
biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental.
- Hipotesa kerja, mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif di dalamnya.
Hipotesa ini biasanya diuji untuk diterima. Biasanya digunakan dalam
penelitian noneksperimental.
c. Hipotesa tentang ideal vs common sense
- Hipotesa common sense menyatakan hubbungan keseragaman kegiatan
terapan.
- Hipotesa ideal menyatakan hubungan yang kompleks. Bertujuan untuk
menguji adanya hubungan logis antara keseeragaman-keseragaman
pengalaman empiris.
G. PERUMUSAN HIPOTESIS
Beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesa:
a. Hipotesa harus dirumuskan secara jelas dan spesifik
b. Sebaiknya dinyatakann dalam kalimat deklaratif atau pernyataan
c. Sebaiknya menyatakan hubungan antar dua atau lebih variabel yang dapat diukur
d. Hendaknya dapat diuji secara empiris
e. Sebaiknya mempunyai kerangka teori.

H. PENGUJIAN HIPOTESA
Cara pengujian hipotesa:
1. Dengan konsistensi logis
2. Mencocokkan dengan fakta
Dilakukan dengan metode percobaan. Dalam hal ini peneliti mengadakan percobaan
untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk menguji hipotesanya.
Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan adalah studi yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
penelitian yang akan dilakukan. Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian
berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya yang masih belum jelas. Studi
pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah disusun di dalam proposal.
Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja menghasilkan perubahan prosedur penelitian,
meningkatkan pengukuran, meningkatkan kepercayaan asumsi, dan desain yang lebih mantap
dari studi utama. Studi pendahuluan tidak jarang merupakan miniatur dari studi utama. Tidak
jarang dalam studi pendahuluan menguji sejumlah instrumen yang akan digunakan dalam
studi utama.

Manfaat studi pendahuluan oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur
Penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti


2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh
3. Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
6. Mengetahui bahwa suatu permasalahan sudah pernah diteliti dan sudah dipecahkan,
sehingga dapat menghindari adanya penelitian yang berulang-ulang
namun sebenarnya sama.
7. Dapat memperkuat keinginan untuk meneliti suatu permasalahan karena adanya
penelitian-penelitian lain yang relevan.
8. Menghemat tenaga dan biaya dengan cara menjadikan penelitian terdahulu sebagai
sumber dokumen penelitian.
9. Mengetahui apakah penelitian tersebut mampu untuk dilaksanakan oleh peneliti
ataukah justru akan menyulitkan.

Sebagai pedoman perlu tidaknya atau dapat tidaknya penelitian dilaksanakan, peneliti harus
ingat empat hal yaitu

1. Minat, perhatian, penguasaan pemecahan masalah merupakan modal utama dalam


meneliti.
2. Banyak faktor yang menyebabkan seorang peneliti tidak dapat melaksanakan
rencananya. Faktor tersebut antara lain: kemampuan, waktu, tenaga dan dana.
3. Penelitian yang akan dilakukan harus tersedia faktor pendukung.
4. Hasil penelitian harus bermanfaat.

Cara Mengadakan Studi Pendahuluan

Untuk mengadakan studi pendahuluan dapat dilakukan pada tiga objek. Yang dimaksud
dengan objek disini adalah apa yang harus dihubungi, dilihat, diteliti atau dikunjungi yang
kira-kira akan memberikan informasi tentang data yang akan dikumpulkan. Ketiga objek
tersebut ada yang berupa tulisan-tulisan dalam kertas (paper), manusia (person) dan tempat
(place), disingkat menjadi tiga P: yaitu

1. Paper; dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori,
laporan penelitian atau penemuan sebelumnya. Studi ini juga disebut studi
kepustakaan atau literatur studi.
2. Person; bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.
3. Place; tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di tempat penelitian. Seseorang
yang berhasrat besar untuk mengadakan penelitian ke daerah pedalaman, mungkin
mengurungkan niatnya setelah mengadakan studi pendahuluan, karena ternyata
daerah yang dikunjungi terlalu sulit untuk dicapai sehingga tidak akan seimbang
antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang akan dicapai.

Pengumpulan Data secara Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung


adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar
lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan
data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi
umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

Pengumpulan Data secara Observasi dibagi menjadi dua yaitu


1. Participant Observation

Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang
atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat
melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, hubungan
antar guru, dan sebagainya.

2. Non participant Observation

Berlawanan dengan participant observation, non participant merupakan observasi


yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang
menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti
tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai
pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat
yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan,
kamera photo, dan lain-lain.

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan
pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa kelebihan
antara lain :

1. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal,


perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau
sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung
mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang;
2. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau
peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan
pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi.

Pengumpulan Data secara Kuisioner


Pengumpulan data merupakan bagian dari serangkaian penelitian yang dilakukan.
Umumnya angket dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada
responden untuk dijawab. Hasil jawaban dari para responden inilah yang dijadikan sebagai
data penelitian. Untuk memeperdalam pemahaman kita tentang angket sebagai teknik
pengumpulan data.

Menurut Kusumah, 2011, Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
unyuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti
tahu dengan pasti veriabel yang akan diukur dan tahu apa yag tidak bias diharapkan dari
responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data angat ccocok untuk mengumpulkan data
dalam jumlah besar. Uma Sekaran (dalam Sugiyono), mengemukakakn beberapa prinsip
dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu prinsio penulisan,
pengukuran, dan penampilan fisik.

Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa factor yaitu isi dan tujuan pertanyaan,
bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka negative positif, pertanyaan
tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan,
panjang pertanyaan dan urutan pertanyaan.

Prinsip pengukuran dalam hal ini adalah instrument angket yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian dapat memperoleh data yang valid dan reliable. Penampilan
fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan
responden dalam mengisi angket.

Penggunaan angket dalam pengumpulan data mempunyai keuntungan dan kerugian,


berikut penjelasannya.

1. Kerugian
a. Relative murah karena daftar pertanyaan dapat dikirim melalui pos dan karenanya
tidak membutuhkan tenaga yang banyak.
b. Pengiriman daftar isian dapat diulang.
2. Kerugian
a. Jawab responden tidak sopan
b. Banyak terjadi non respons
c. Bila pertanyaan kurang dimengerti, pertanyaan bisa tidak dijawab oleh responden.
d. Pengiriman kembali daftar isian sering terlambat
e. Terdapat kemungkinan jawaban tidak diisi sendiri oleh responden, tetapi diisi oleh
orang lain
f. Angket tidak dapat digunakan pada respinden yang buta aksara

Pengumpulan Data secara Wawancara


Dalam wawancara selalu ada dua pihak yang masing-masing mempunyai kedudukan
yang berlainan. Pihak yang satu dalam kedudukan sebagai pencari informasi dan yang lain
sebagai pemberi informasi (responden). Hal inilah yang membedakan wawancara dengan
pembicara biasa atau diskusi.

Ada dua jenis wawancara: wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur.
Wawancara berstruktur menggunakan pedoman wawancara; wawancara tak berstruktur sama
sekali, tak ada pedomannya, hanya ada hal penting sebagai pegangan.

Yang dimaksud dengan wawancara yaitu :

a. Proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka secara
fisik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, dan motivasi seseorang terhadap
suatu obyek.
b. Wawancara dapat digunakan untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia
kehidupannya.
c. Menangkap aksi reaksi orang dalam bentuk ekspresi sewaktu .tanya jawab.
d. Wawancara dapat pula dipakai sebagai cara pengumpul data dengan jalan
tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan
kepada tujuan penelitian.

Penggunaan wawancara
a. Sebagai metode primer, bila dijadikan satu-satunya alat pengumpul data.
b. Sebagai metode pelengkap, bila digunakan untuk melengkapi informasi yang
tidak dapat digapai dengan cara lain.
c. Sebagai metode untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu diktum yang
telah diperoleh dengan cara lain.

PELAKSANAAN WAWANCARA
Pada pelaksanaan wawancara ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:
a. Pewawancara.
Dengan menyadari bahwa setiap pengukuran atau pengumpulan data selalu
terkandung komponen kesalahan di dalamnya, maka pewawancara harus membatasi
terjadinya kesalahan, dengan jalan :
- Memilih pewawancara yang tepat dan handal.
- Memberi pelatihan lebih dahulu.
- Hubungan yang baik sangat diperlukan antara pewawancara dengan orang yang
diwawancarai.
b. Responden
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai suatu wawancara yang baik
adalah responden. Makin tinggi pendidikan responden makin sukar
mengendalikannya. Pewawancara harus pandai-pandai mewawancarai dan
mempunyai teknik sedemikian rupa sehingga mendapat hasil yang diinginmya. Tetapi
responden yang pendidikannya terlalu rendah, akan mendapat kesukaran dalam
menjawab pertanyaan. Jadi pewawancara harus pandai "menanyakan" atau dengan
arti lain menjabarkan pertanyaan tersebut dengan kata- kata yang dapat dimengerti
oleh responden.

Teknik Wawancara
Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan pada waktu melakukan wawancara yaitu :
1. Penampilan:
- Ciptakan impresi pertama yang meyakinkan.
- Bersikaplah tegas, sopan, dan jangan tegang.
- Gunakanlah pakaian rapi dan bersih
- Mulailah memperkenalkan diri setelah bertemu dengan responden.
- Duduklah setelah dipersilahkan duduk.
- Mulailah mewawancarai responden,
- Hindari pertanyaan yang sama sekali tidak ada hubungan dengan kuesioner

2. Cara mencatat
- Tulislah jawaban responden segera setelah pertanyaan dijawab.
- Tulislah jawaban selengkap-lengkapnya terutama pertanyaan terbuka.
- Bila menggunakan teknik probing, tulislah pertanyaan yang akan digunakan untuk
probing atau tandai pada kuesioner.
- Pertanyaan yang tidak perlu atau yang tidak sesuai harus dicoret dan diberi tanda
bahwa pertanyaan itu tidak dipakai.
DAFTAR PUSTAKA

Aryanto (1981). Pedoman wawancara. Surabaya: Puslhbang Yankes RI.


Azwar, Syaifuddin.2009.Metode Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.
Nazir, Moh.1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nazir, Mohammad.1983. Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia


Nuraida., Halid, Alkaf. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic Research
Publishing. hal 76.

Ruslan, Rosady.2003. Metode Penelitian. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.


Usman, Husaini., & Purnomo. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi
Aksara : Jakarta.

https://idtesis.com/teknik-pengukuran/ (diakses pada 30 September 2016 pukul 14.35)

https://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ (diakses pada 30


September 2016 pukul 15.01)

http://dhekkabersama.blogspot.co.id/2015/02/penelitian-studi-pendahuluan.html (diakses
pada 30 September 2016 pukul 15.03)

Anda mungkin juga menyukai