kompresi pada medula spinalis terjadi akibat perluasan dari lesi tersebut.
Manifestasi klinis terjadi akibat perluasan dari lesi tersebut. Manifestasi klinis dari
kompresi medula spinalis dapat terbagi menjadi :
1. Nyeri (midline spinal, radikuler atau tipe sentral)
2. Motorik (paraparese/paraplegi)
3. Sensoris (nyeri dan suhu, arah gerak dan posisi)
4. Otonom (Buang air kecil, buang air besar dan fungsi seksual)
Gejala neurologis yang terjadi berbeda-beda tergantung pada derajat lesi apakah
terjadi ekstradural, ekstramedular atau intramedular yang menunjukkan lokalisasi
melintang. Kompresi pada medula spinalis dapat dibedakan menjadi berdasarkan
proses patologis yang terjadi, yaitu :
1. Lesi Sentral
Lesi sentral yang biasa terjadi pada tumor intrameduler akan memberikan
gejala :
a) Kerusakan segmental
Lesi sentral pertama kali akan mempengaruhi jaras sensorik nyeri dan suhu
yang menyilang di garis tengah sesuai dengan segmen yang terkena, dengan
meluasnya lesi maka se kornu anterior akan terpengaruh juga sehingga
muncul gejala motorik pada segmen tersebut yang bersifat lower motor
neuron
b) Efek long tract
Traktus yang terkena seiring dengan meluasnya lesi adalah traktus
spinotalamikus dan kortikospinalis. Pasien akan merasa gejala sensorik
dibawah tingkat lesi dan juga kelemahan motorik bersifat upper motor
neuron di bawah segmen yang terlibat.
2. Lesi Kompresi Lateral
a. Kerusakan radiks/ segmental
b. Gejala long tract sign, lesi komplit yang berlangsung lambat biasanya
dengan distribusi asimetris
c. Gejala sensoris lesi komplit melibatkan seluruh modalitas dan terjadi pada
seluruh segmen di bawah lesi
Berdasarkan Lokasi lesi medula spinalis mempunyai gambaran klinis sebagai
berikut :
2. Neoplasma
a. Astrositoma Benigna
Astrositoma intraspinal insidensinya lebih jarang
dibandingkan serebral, dengan insidensi sekitar 8% dari semua
tumor spinalis primer dan sekitar 30% dari seluruh tumor
intrameduller. Pada anak anak, astrositoma lebih sering ditemukan
dengan insidensi sekitar 60% dari seluruh tumor intrameduller.
Tumor ini lebih sering didapatkan pada
daerah servikal dan thorakal. Astrositoma servikal dapat merupakan
perluasan dari astrositoma batang otak.
Astrositoma biasanya berkembang sangat lambat dan
terbanyak berupa tipe benigna. Pembentukan kista sering ditemukan
( hampir sekitar 50% ) dan dapat terletak di akhir komponen padat
tumor atau sepanjang medulla spinalis ( holocord tumor ). Lesi
semacam itu lebih banyak ditemukan pada anak anak dan dewasa
muda. Kista tersebut mengandung cairan xantochrom berprotein,
memiliki dinding yang halus dan tidak mengandung sel neoplastik.
Secara makroskopik, medulla spinalis membesar tetapi seringkali
tumor tidak terlihat di permukaan. Astrositoma benigna ini berwarna
pucat , avaskuler dan dapat dibedakan dari medulla spinalis. Pada
pemeriksaan mikroskopik dapat dibedakan menjadi tipe pilositik
dan non-pilositik ( fibrillary diffuse ). Pada tipe infiltrative, tipe yang
sangat jarang, astrositoma benigna bercampur dengan sel sel saraf
tanpa batas yang jelas.
Gejala berjalan sangat lambat dari hitungan bulan sampai
tahunan dan seringkali dengan periode stabil yang lama. Secara
epidemiologi, laki laki lebih sering menderita dengan insidensi
puncak pada decade kedua atau ketiga. Skoliosis merupakan
gambaran pada anak anak dan remaja. Nyeri spinal midline atau
sentral didapatkan pada setengah dari totalpasien. Parastesia dapat
berlanjut menjadi gambaran pola disosiasi sensibilitas. Paralisis
tungkai biasanya berjalan lambat pada awalnya, mungkin hanya
mengenai satu tungkai saja dan berkembang bertahap mengenai
tungkai lainnya.