Anda di halaman 1dari 3

UBAHLAH TARGET MENGHAFAL MENJADI MEMBACA PULUHAN KALI

Malaikat pun kagum terhadap kehebatan Nabi Adam yang dimampukan oleh Allah Subhanahu
Wataala untuk menyebutkan nama-nama benda. Sehingga malaikat mengakui potensi kehebatan
manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Sebagian besar orang biasanya akan tercengang dan kagum menyimak kisah tentang kekuatan dan
hafalan para ulama terdahulu.

Terkadang sebagian orang belum memiliki bayangan sedikitpun untuk bisa memiliki kemampuan
serupa. Padahal kakek nenek moyang kita sama-sama diberikan potensi yang sedemikian hebatnya
oleh Allah Subhanahu Wataala.



} 32{ } 31{




}33{
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika memang kamu orang yang benar!", [31] Mereka menjawab:"Maha Suci Engkau, tidak
ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [32] Allah berfirman:"Hai Adam, beritahukan kepada
mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah
berfirman:"Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan [33].
(QS. Al-Baqarah: 31-33)

Berbagai alasan banyak yang melemahkan pikirannya sehingga tidak ada kemauan untuk belajar.
Akibatnya ilmu yang sudah dipelajari dihapus kembali dengan perkataan-perkataan sugesti yang tidak
bermanfaat.

Di bawah ini merupakan sugesti-sugesti negatif yang melemahkan daya ingat:

- Daya ingat saya lemah


- Saya mudah lupa dan susah mengingat
- Saya mudah hafal tapi mudah lupa
- Lebih susah mengulang hafalan dibandingkan hafalan baru
- Lebih mudah hafalan baru dibandingkan mengulang hafalan murajaah
- Saya tidak mampu menghafal Al-Quran
- Saya malas menghafal Al-Quran karena daya ingat saya lemah
- dan berbagai dalih lainnya

Dengan banyak alasan diantaranya faktor bawaan dan nasib kerap dijadikan jawaban pamungkas saat
ingin berkilah dari motivasi untuk menghafal. Padahal, hasil yang para ulama, huffazh Al-Quran dan
ahli di bidang suatu ilmu mereka dapatkan bukan serta merta didapatkan tanpa upaya. Tentu ada
proses panjang yang sebenarnya kita pun terbuka kemungkinan untuk bisa menempuhnya saat ada
kemauan melakukannya.
Kebiasaan para ulama terdahulu adalah membaca berulang-ulang suatu buku sampai hafal bahkan
sambil mengajarkan pada murid-muridnya. Para ulama terdahulu kerap kali mengkhatamkan buku-
buku tebal dalam waktu singkat.

Disebutkan dalam biografi Al-Faqih Kamaluddin Umar bin Abdurrahim Ibn Al-Ajami Asy-Syafii (w.
642 H) bahwa beliau membacakan Al-Muhadzdzab kitab fiqih madzhab Syafii karya Asy-Syirazi
sebanyak 25 kali.

Sosok Abdul Ghafir bin Muhammad Al-Farisi (w. 448 H) mengajarkan Kitab Shahih Muslim lebih dari
60 kali.

Al-Khatib Al-Baghdadi (w. 463 H) khatam shahih Al-Bukhari dalam 3 kali pertemuan. Beliau hafal
100.000 hadits lebih, lengkap sanad dan matannya). Di Mekah beliau sempat membaca tuntas Shahih
Al-Bukhari dalam 5 hari di depan Karimah binti Ahmad Al-Maruziyyah (w. 463H) seorang yang
berilmu, memiliki kelebihan dan jeli mengecek kevalidan berita. Umurnya mencapai 100 tahun dan
meinggal dalam keadaan belum menikah. Lihat Al-Muntazham (16/135-136) dan As-Siyar (18/233-
235)

Abdullah bin Said bin Lubbaj Al-Umawi (w. 436 H) satu pekan tuntas mengajarkan Shahih Muslim.

Al-Mutaman As-Saji (w. 507) membaca kitab Al-Muhaddits Al-Fashil dalam sekali pertemuan.

Thalhah bin Muzhaffar Al-Altsi Al-Hanbali (w. 593 H) membaca kitab shahih Muslim dalam tiga kali
pertemuan.

Al-Izz bin Abdussalam (w. 660 H) membaca Nihayah Al-Mathlab dalam 3 hari.

Ibnu Al-Abbar (w. 658 H) dalam 6 hari mengkhatamkan kitab Shahih Muslim

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) pernah mengkhatamkan kitab Al-Ghailaniyat dalam sekali
baca. Beliau menguasai berbagai ilmu keislaman.

Al-Hafizh Al-Mizzi (w. 742 H) pernah membaca Al-Mujam Al-Kabir karya Ath-Thabrani dalam 60
pertemuan yang dihadiri oleh Al-Hafizh Al-Barzali.

Al-Hafizh Syamsuddin Adz-Dzahabi (w. 748 H) khatam membaca sirah Ibn Hisyam dalam 6 hari.

Sirajuddin Ibnul Mulaqqin (w. 804 H) membaca dua jilid kitab Al-Hakam dalam sehari.

Sirajuddin Al-Bulqini (w. 805 H) paling sedikit khatam membaca satu jilid kitab fiqih dalam sehari.

Al-Hafizh Zainuddin Al-Iraqi (w. 806 H) tuntas menyetorkan hafalan shahih Muslim dalam 6 kali
pertemuan. Mengkhatamkan kitab Al-Musnad dalam 30 kali pertemuan.

Majduddin Fairuz Abadi (w. 817 H) mengkhatamkan kitab Shahih Muslim dalam 14 kali pertemuan.
Khatam Shahih muslim di hadapan Al-Bayani dalam empat belas pertemuan di masjid Al-Aqsa. Khatam
kitab shahih muslim dalam 3 hari dihadapan gurunya Nashiruddin Abu Abdullah Muhammmad bi
jahbal di antara 2 pintu utama pintu Nasr dan Faraj di depan bekas terompah Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wasallam di Damaskus.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (w. 852 H) khatam membaca kitab Al-Musnad dalam 53 pertemuan.
Khatam Shahih Bukhari dalam 10 pertemuan. Khatam Shahih Bukhari dalam lima kali pertemuan.
Khatam As-Sunan Al-Kubra karya An-Nasai dalam 10 pertemuan. Khatam Ibnu Majah dalam 4
pertemuan. Mengkhatamkan Al-Mujam As-Shagir karya Ath-Thabrani dalam sekali pertemuan.
Membaca 1000 juz hadits dan menulis 10 jilid dalam tempo 100 hari. Kitab yang dikhatamkannya ada
yang tebal dan ada yang tipis. Jika dijumlahkan kira-kira menjadi 30 buku berjilid tebal memuat 450
juz hadits, itu di luar potongan-potongan hadits yang lain yang jumlahnya lebih banyak dari itu.

Al-hafizh Ad-Diyami (w. 908 H) khatam membaca Shahih Al-Bukhari dalam 4 hari.

Al-Alamah Al-Qashthalani (w. 923 H) mengkhatamkan kitab Shahih Al-Bukhari dalam lima kali
pertemuan.

Ibrahim Al-Biqai Al-Hanbali (w. 935) mengkhatamkan kitab Shahih Al-Bukhari dalam 6 hari dan
Shahih Muslim dalam 5 hari.

Kemudian yang mencengangkan adalah para ulama tersebut mempelajarinya dengan cara
membacanya secara berulang-ulang baik dibaca sendiri maupun dihadapan murid-muridnya.

Mereka juga mengalami masa-masa sulit untuk menghafal. Mereka juga membutuhkan kesabaran
ekstra, mengulang-ulang untuk menghafalnya, atau menjaga agar hafalan tidak hilang dari rekaman
otaknya.

Ada baiknya mencoba cara serupa. Jika target hafalan dirasa berat, maka cukuplah target diturunkan
menjadi 'membaca sekian puluh kali'. Meski terkesan agak membutuhkan waktu lama, tapi beban
pikiran terasa lebih ringan ketimbang beban harus hafal" hasilnya akan lebih bisa dirasakan. Simaklah
bagaimana para ulama menghafal pelajaran yang didapatkan.

Abu lshaq al-Shirazy biasa mengulangi pelajaran yang ia dapatkan sebanyak seratus kali. AI-Hasan bin
Abu Bakar an-Naisabury juga berkata, Seseorang tidak akan hafal dengan baik sampai dia
mengulanginya sebanyak lima puluh kali."

Beliau juga bercerita tentang seorang faqih (ahli fiqh) yang mengulang pelajaran di rumahnya berkali-
kali. Hingga seorang nenek tua di rumahnya berkata, Cukup,. Demi Allah, akupun sampai ikut hafal.
Maka berkatalah si faqih, Ulangilah apa yang telah nenek hafal." Wanita tua itu mengulanginya dan
betul-betul hafal. Setelah beberapa hari. si faqih berkata kembali, Nek, ulangilah pelajaran yang
waktu itu." Si nenek pun berkata, Aku tidak hafal lagi." Si faqih itu berkata, Aku selalu mengulanginya
agar tidak menimpaku apa yang telah menimpamu (yaitu hilangnya hafalan).."

Kesungguhan semacam ini pada akhirnya membuahkan kenikmatan dan kemudahan untuk
menghafaIkan ilmu yang bermanfaat. Wallahu a'lam.

Para ulama terdahulu yang mempelajari Hadits biasanya diawali dengan menghafalkan Al-Quran.
Sehingga benarlah bahwa untuk menguasai hafalan yang baik hendaknya perbanyak pengulangan
membacanya. Alih-alih merasa terbebani dengan sulitnya menghafal justru dapat diatasi dengan
banyaknya membaca berulang-ulang.

Sumber bacaan:
Abu Umar Abdullah. 2016. Muslim Hebat, Ar-Risalah: Bandung
Ali bin Muhammad Imran. 2016, Gila Baca ala Ulama, Kuttab Publishing: Solo

Yadi Iryadi
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfihil Quran

Anda mungkin juga menyukai