Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA

PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA


PERIODE 2010 2015
Jenul Mutakin
NIM: 242.13.00869
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi GICI
Email : zeinjenul@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Intellectual Capital


terhadap profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI periode 2010-2015.
Dalam hal ini Intellectual Capital yang dimaksud adalah terdiri dari Human Capital Efficieny
(HCE), Structural Capital Efficiency (SCE), Relational Capital Efficiency (RCE) dan Capital
Employe Efficiency (CEE). Pengukuran Intellectual Capital dilakukan dengan konsep
efisiensi yang dinyatakan dengan Modified Value Added Intelectual Coefficient (M-VAIC).
Metode penelitian berupa pengumpulan data menggunakan data kuantitatif dengan model
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah 8 perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI periode 2010 - 2015.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa 57,7% Intellectual Capital dapat mempengaruhi
profitabilitas sedangkan sisanya 42,3% pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Sedangkan hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan variabel intellectual
capital terhadap profitabilitas dengan hasil analisis yaitu nilai Fhitung (17,010)> Ftabel
(2,589). Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel Human Capital Efficieny (HCE) hasil
analisis thitung (6,857)>dari ttabel (2,017) maka berpengaruh positif signifikan, Structural
Capital Efficiency (SCE) hasil analisis thitung (-3,980)<dari ttabel (2,017) maka berpengaruh
negatif signifikan, Relational Capital Efficiency (RCE) hasil analisis thitung (0,456)<dari
ttabel (2,017) maka tidak berpengaruh signifikan, Capital Employe Efficiency (CEE) hasil
analisis thitung (-1,256) <dari ttabel (2,017) maka berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Variabel yang dominan mempengaruhi profitabilitas perusahaan farmasi yang terdaftar di
BEI adalah Human Capital Efficiency (HCE).

Kata Kunci : Intellectual Capital, Human Capital Efficieny (HCE), Structural Capital
Efficiency (SCE), Relational Capital Efficiency (RCE) dan Capital Employe Efficiency
(CEE) dan Return on Asset (ROA)

Abstract

This study aimed to find out how the influence of intellectual capital against at the
pharmaceutical company listed in BEI 2010 2015 period. In this intellectual capital in
question made up of Human Capital Efficiency ( HCE), Structural Capital Efficiency (SCE),
Relational Capital Efficiency (RCE), and Capital Employe Efficiency (CEE). Measurement of
intellectual capital is done with the concept of efficiency is expressed with the Modified Value
Added Intellectual Coefficient (VAIC). Research methods in the form oof data collection
using quantitative data with the model with the model of data analysis used was mnultiple
linier regression analysis. Samples taken in this research was the pharmaceutical company
listed on the 2010 2015 periode BEI. Regression test results showing that Intellectual
Capital 57.7% could affect profitability while remaining 42.3% influence by other factors not
examined in this study. While the F test results show that simultaneously variable intellectual
capital toward profitability with the results of the analysis of the values Fhitung (17.010) >

1
Ftabel (2.589). The t-test results showed that the Human Capital variables Efficieny (HCE)
thitung analysis results (6,857) > from Ttabel (2.017) then the positive effect is significant,
Structural Capital Efficiency (SCE) analysis results (3,980) thitung < ttabel from (2.017)
then the negative effect significant, Relational Capital Efficiency (RCE) analysis results
(0,456) thitung < ttabel from (2.017) then it is not significant, influential Capital Employee
Efficiency (CEE) thitung analysis results (-1,256) from ttabel < (2.017) then the effect is
negative and not significant. The dominant variables influencing the profitability of the
pharmaceutical company listed on the BEI is Human Capital Efficiency (HCE).

Keywords: Intellectual Capital, Human Capital Efficieny (HCE), Structural Capital


Efficiency (SCE), Relational Capital Efficiency (RCE) dan Capital Employe Efficiency
(CEE) dan Return on Asset (ROA)

1. Pendahuluan transformasi dan kapitalisasi dari


1.1. Latar Belakang pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono dan
Seiring perkembangan dunia usaha Agustine, 2003:35-36).
yang semakin kompleks dan kemajuan Perkembangan ekonomi baru di
teknologi yang semakin canggih serta cepat kendalikan oleh informasi dan pengetahuan,
baik dalam sektor industri maupun jasa, hal ini membawa sebuah peningkatan
persaingan usahapun akan menjadi lebih perhatian pada modal intelektual atau
ketat untuk saling berlomba lomba dalam intellectual capital (IC) (Stewart, Hong,
kemajuan usahanya demi mempertahankan dalam Kuryanto dan Muchamad, 2009:2).
kelangsungan dari perusahaan tersebut. Modal intelektual memiliki peran yang
Kondisi demikian membuat para pelaku penting dalam ekonomi berbasis
bisnis dalam usahanya untuk terus menerus pengetahuan untuk meningkatkan
melakukan inovasi dan efisiensi. Salah satu pertumbuhan perusahaan dan menjadi
dari efisiensi yang dapat dilakukan adalah sumber utama keunggulan kompetitif atas
dengan cara memanfaatkan sumber daya pesaing ( Hendrawan dalam Mayasani,
yang ada agar menjadi semakin produktif. 2015:9 ). Area yang menjadi perhatian
Dewasa ini, pemanfaatan sumber daya akademisi dan praktisi adalah manfaat dari
pada bisnis yang berjalan bukan hanya Intellectual Capital sebagai alat untuk
didasarkan pada tenaga kerja (labour menentukan nilai perusahaan (Hong,
based business) saja melainkan pemanfaatan Guthrei, dalam Kuryanto dan Muchamad,
dengan mengubah bisnis berdasarkan 2009:2). Dengan demikian, penelitian IC
pengetahuan (knowledge based business) merupakan suatu tantangan yang mesti di
dengan karakteristik utama ilmu pngetahuan. kembangkan. Oleh karena itu, beberapa
Dalam sistem manajemen yang berbasis penulis menyarankan untuk tidak
pengetahuan ini, maka modal yang membentuk sistem manajemen dan
konvensional seperti sumber daya alam, pelaporan yang akan meningkatkan kurang
sumber daya keuangan, dan aktiva fisik relevansian sistem. Karena sistem tersebut
lainnya menjadi kurang penting tidak dapat menyediakan eksekutif ( direksi )
dibandingkan dengan modal yang berbasis informasi yang esensial untuk proses
pada pengetahuan dan teknologi (Poetri, pengelolaan berdasarkan pengetahuan dan
2015:1). Seiring dengan perkembangan sumber tak berwujud (Bornemann dan
ekonomi yang berkarakteristik ekonomi Leitner dalam Kuryanto dan Muchamad,
yang berbasis pengetahuan dengan 2009:2).
penerapan manajemen penerapan Jika melihat kepada sejarah, perbedaan
pengetahuan (knowledge management), asset berwujud dan tidak berwujud dalam hal
kemakmuran suatu perusahaan akan ini Intelectual Capital ( IC ) tidak jelas.
bergantung pada suatu penciptaan Karena IC dihubungkan sebagai goodwill

2
padahal keduanya berbeda (Accounting dengan tahun yang berbeda dari penelitian
Principles Board, Accounting Standars sebelumnya. Penelitian ini menggunakan
Board, Ikatan Akuntan Indonesia, Hong metode M-VAIC (Modified Value Added
dalam Kuryanto dan Muchamad, 2009:2). Intellectual Coefficient) untuk mengukur
Fakta tersebut dapat ditelusuri kembali ke tingkat intellectual capital perusahaan.
awal tahun 1990-an ketika gagasan umum Metode M-VAIC merupakan model
nilai aktiva tak berwujud selalu dinamai pengembangan pengukuran modal
goodwill sejak praktek bisnis dan akuntansi intelektual VAICTM (Pulic, 1997) yang
diterapkan (International Federation of dikembangkan oleh Ulum (2014:109-110)
Accountans, Hong dalam Kuryanto dan dengan menambahkan satu komponen dari
Muchamad 2009:2). Menurut Abidin dalam IC yaitu Relational Capital Efficiency
Kuryanto dan Muchamad (2009:3), modal (RCE). Sehingga M-VAIC terdiri dari empat
intelektual masih belum dikenal secara luas komponen, yaitu : Human Capital Efficiency
di Indonesia. Sampai dengan saat ini, (HCE), Structural Capital Efficiency (SCE),
perusahaan perusahaan di Indonesia Relational Capital Efficiency (RCE), dan
cenderung menggunakan Conventional Capital Employed Efficiency (CEE).
Based dalam membangun bisnisnya Berdasarkan hal yang telah di
sehingga produk yang dihasilkan masih kemukakan di atas, maka penelitian ini di
miskin kandungan teknologinya. beri judul PENGARUH INTELLECTUAL
Dari segi keilmuan, penelitian CAPITAL TERHADAP
mengenai IC mulai sering dilakukan sejak PROFITABILITAS PADA
tahun 1998. Pada awalnya banyak penelitian PERUSAHAAN FARMASI YANG
yang lebih mengarah pada pengklasifikasian TERDAFTAR DI BURSA EFEK
konsep IC (Ulum dalam Yogidanarinto, INDONESIA PERIODE 2010 2015.
2011:15). Studi pertama dimulai dengan
identifikasi, representasi, dan klasifikasi 1.2. Perumusan Masalah
komponen IC (Edvinsson dan Malone dalam Berdasarkan pada latar belakang di atas
Yogidanarinto, 2011:15). Dari berbagai bahwa perusahaan farmasi merupakan
sektor industri perusahaan yang ada, perusahaan yang konsisten dalam investasi
berdasarkan Research and Development untuk keperluan belanja Research and
pada tahun 2011 sumber data dari IFPMA Development maka selanjutnya dirumuskan
(International Federation of Pharmaceutical pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Manufacturers & Association) 1. Apakah Human Capital Efficiency
menunjukkan bahwa yang konsisten dalam (HCE) berpengaruh positif terhadap
investasi untuk keperluan belanja Research profitabilitas ?
and Development adalah sektor Farmasi dan 2. Apakah Structural Capital Efficiency
Bioteknologi. Industri farmasi dikenal (SCE) berpengaruh positif terhadap
sebagai industri padat pengetahuan profitabilitas ?
(knowledge based industry) dengan 3. Apakah Relational Efficiency (RCE)
karakteristik belanja R & D yang besar berpengaruh positif terhadap
melebihi rata-rata industri (Sampurno dalam profitabilitas ?
Mayasani, 2015:2). 4. Apakah Capital Employed Efficiency
Dari penelitian penelitian yang (CEE) berpengaruh positif terhadap
dilakukan sebelumnya, terdapat hubungan profitabilitas ?
positif terkait dengan intellectual capital 5. Apakah Human Capital Efficiency
terhadap profitabilitas perusahaan. Namun, (HCE), Structural Capital Efficiency
seiring berkembangnya zaman dan (SCE), Relational Capital Efficiency
perubahan global peneliti berkeinginan (RCE) dan Capital Employe Effeciency
untuk meneliti kembali tentang metode (CEE) secara bersama sama
pengukuran ini pada perusahaan farmasi berpengaruh positif signifikan terhadap

3
profitabilitas pada perusahaan farmasi dari yang diharuskan oleh badan yang
yang terdaftar di BEI periode 2010 - berwenang (Awaluddin, 2014:8).
2015 ? Teori stakeholder beranggapan
bahwa perusahaan yang berkomitmen untuk
1.3. Tujuan Penelitian melaporkan aktivitasnya termasuk
Melihat rumusan masalah di atas maka intellectual capital disclosure kepada
penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, stakeholder, biasanya bertujuan untuk
yang dapat penulis sampaikan sebagai memertahankan keseimbangan dan
berikut: keberlanjutan pembentukan nilai untuk
1. Untuk menganalisis pengaruh Human semua stakeholder (Ernst dan Young dalam
Capital Efficiency (HCE) terhadap Awaluddin, 2014:8). Teori ini menyatakan
profitabilitas. bahwa organisasi akan memilih secara
2. Untuk menganalisis pengaruh Structural sukarela mengungkapkan informasi tentang
Capital Efficiency (SCE) terhadap kinerja lingkungan, sosial dan intelektual
profitabilitas. mereka, melebihi dan di atas permintaan
3. Untuk menganalisis pengaruh Relational wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi
Capital Efficiency (RCE) terhadap sesungguhnya atau yang diakui oleh
profitabilitas ? stakeholder (Awaluddin, 2014:8).
4. Untuk menganalisis pengaruh Capital
Employed Efficiency (CEE) terhadap 1.4.2. Letigimacy Theory
profitabilitas ? Teori legitimasi berhubungan erat
5. Untuk menganalisis pengaruh Human dengan teori stakeholder. Teori legitimasi
Capital Efficiency (HCE), Structural menyatakan bahwa organisasi secara
Capital Efficiency (SCE), Relational berkelanjutan mencari cara untuk menjamin
Capital Efficiency (RCE) dan Capital operasi mereka berada dalam batas dan
Employed Effeciency (CEE) secara norma yang berlaku di masyarakat (Deegan
bersama sama berpengaruh positif dalam Ulum, 2008: 15). Menurut Deegan
signifikan terhadap profitabilitas pada dalam Ulum (2008:15), dalam perspektif
perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI teori legitimasi, suatu perusahaan akan
periode 2010 - 2015. secara sukarela melaporkan aktifitasnya jika
manajemen menganggap bahwa hal ini
1.4. Tinjauan Pustaka adalah yang diharapkan komunitas. Teori
1.4.1. Teori Stakeholder legitimasi bergantung pada premis bahwa
Teori stakeholder menyatakan bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan
manajemen perusahaan diharapkan untuk dengan masyarakat di mana perusahaan
melakukan aktivitas yang dianggap penting tersebut beroperasi. Kontrak sosial adalah
pada stakeholders dan melaporkan aktivitas suatu cara untuk menjelaskan sejumlah besar
tersebut kepada mereka (Freeman dan Reed harapan masyarakat tentang bagaimana
dalam Awaludin, 2014:8). Stakeholders seharusnya organisasi melaksanakan
memiliki hak untuk diberikan informasi operasinya. Harapan sosial ini tidak tetap,
tentang bagaimana dampak aktivitas namun berubah seiring berjalannya waktu.
perusahaan bagi mereka meskipun mereka Hal ini menuntut perusahaan untuk responsif
memilih untuk tidak menggunakan informasi terhadap lingkungan di mana mereka
tersebut. Selain itu, teori ini menganggap beroperasi (Deegan dalam Ulum, 2008: 16).
bahwa akuntabilitas organisasional tidak (Lindblom, Guthrie et al. dalam
hanya terbatas pada kinerja ekonomi atau Ulum, 2008:16) menyarankan jika suatu
keuangan saja sehingga perusahaan perlu organisasi menganggap bahwa legitimasinya
melakukan pengungkapan tentang modal sedang dipertanyakan, organisasi tersebut
intelektual dan informasi lainnya melebihi dapat mengadopsi sejumlah strategi yang
agresif. Pertama, organisasi dapat mencari

4
jalan untuk mendidik dan menginformasikan yang dimiliki perusahaan dan bagaimana
kepada stakeholdernya perubahan-perubahan perusahaan tersebut dapat mengolah dan
pada kinerja dan aktifitas organisasi. Kedua, memanfaatkan sumber daya yang
organisasi dapat mencari cara untuk dimilikinya dan menyatakan bahwa
mengubah persepsi stakeholder, tanpa kemampuan perusahaan dalam mengelola
mengubah perilaku sesungguhnya dari sumber dayanya dengan baik dapat
organisasi tersebut. Ketiga, organisasi dapat menciptakan keunggulan kompetitif
mencari cara untuk memanipulasi persepsi sehingga dapat menciptakan nilai bagi
stakeholder dengan cara mengarahkan perusahaan .
kembali (memutar balik) perhatian atas isu Agar sebuah perusahaan memiliki
tertentu kepada isu yang berkaitan lainnya keunggulan komparatif, suatu perusahaan
dan mengarahkan ketertarikan pada symbol - tersebut membutuhkan dua hal utama
simbol emosional Guthrie et al. dalam Ulum (Kuryanto dalam Mayasani, 2015:5) yaitu :
(2008:16). 1. Memiliki keunggulan dalam sumber daya
Berdasarkan teori legitimasi, yang dimilikinya, baik berupa aset yang
organisasi harus secara berkelanjutan berwujud maupun yang tidak berwujud.
menunjukkan telah beroperasi dalam 2. Kemampuan dalam mengelola sumber
perilaku yang konsisten dengan nilai sosial daya yang dimilikinya tersebut secara
(Guthrie dan Parker dalam Ulum, 2008:16). efektif.
Hal ini seringkali dapat dicapai melalui Kemudian, Madhani dalam
pengungkapan (disclosure) dalam laporan Yogidanarinto (2011:22) menyatakan
perusahaan. Organisasi dapat menggunakan bahwa suatu sumber daya dapat memberikan
disclosure untuk mendemonstrasikan keunggulan komparatif apabila memenuhi
perhatian manajemen akan nilai sosial, atau beberapa kriteria. Kriteria tersebut meliputi :
untuk mengarahkan kembali perhatian 1. Berharga (Valuable)
komunitas akan keberadaan pengaruh negatif Sumber daya akan menjadi berharga jika
aktifitas organisasi (Lindblom, Guthrie et memberikan nilai strategis bagi
al.,dalam Ulum, 2008:16). Sejumlah studi perusahaan. Sumber daya memberikan
terdahulu melakukan penilaian atas nilai jika membantu perusahaan dalam
pengungkapan sukarela laporan tahunan dan memanfaatkan peluang pasar atau
memandang pelaporan informasi lingkungan membantu dalam mengurangi ancaman
dan sosial sebagai metode yang digunakan pasar. Jika suatu sumber daya tidak
organisasi untuk merespon tekanan publik memberikan nilai bagi perusahaan berarti
(Guthrie et al.,dalam Ulum, 2008:16-17). sumber daya tersebut tidak berharga
(valuable).
1.4.3. Resorces Based Theory 2. Langka (Rare)
Kegiatan operasional perusahaan Sumber daya yang sulit untuk ditemukan
merupakan salah satu kunci dalam di antara pesaing akan menjadi potensi
menjalankan sebuah kegiatan usaha. Dengan perusahaan. Oleh karena itu sumber daya
adanya operasional, perusahaan akan harus langka atau unik untuk menawarkan
mendapatkan suatu barang atau jasa yang keunggulan kompetitif.
dapat di distribusikan kepada masyarakat, 3. Imperfect Imitability
dalam hal ini adalah penjualan kepada Sumber daya dapat menjadi dasar
konsumen. Namun, dalam kegiatan keunggulan kompetitif yang
operasional ini tidak lepas dengan berkelanjutan hanya jika perusahaan yang
pemanfaatan daripada sumber daya yang tidak memegang sumber daya ini tidak
dimiliki oleh perusahaan. Seperti teori yang bisa mendapatkan atau tidak dapat meniru
di kemukakan oleh Kuryanto dalam sumber daya tersebut.
Mayasani (2015:5), Resource Based 4. Non-substitusi (N)
Theory membahas mengenai sumber daya

5
Sumber daya yang bersifat non subtitusi Model pengukuran Intellectual
menunjukkan bahwa sumber daya Capital yang di kembangkan oleh Ulum
tersebut tidak dapat diganti dengan (2014:107-110) menjelaskan komponen
alternatif sumber daya lain. Di sini, komponen tersebut yang terdiri dari :
pesaing tidak dapat mencapai kinerja
yang sama dengan mengganti sumber 1. Human Capital Efficiency (HCE)
daya dengan sumber daya alternatif Value Added (VA) dipengaruhi oleh
lainnya. efisiensi dari Human Capital (HC) dan
Structural Capital (SC). Hubungan lain
1.4.4. Intellectual Capital dari Value Added (VA) Capital Employed
Banyak peneliti yang mengemukakan (CE), yang dalam hal ini dilabeli dengan
definisi terkait dengan Intellectual Capital. CEE. Human capital juga merupakan
Seperti yang di kutip dalam Ulum (2008:78- tempat bersumbernya pengetahuan yang
79) definisi - definisi yang dikemukakan sangat berguna, keterampilan, dan
peneliti adalah sebagai berikut : kompetensi dalam suatu organisasi atau
1. Brooking mendefinisikan IC sebagai perusahaan.
berikut: IC is the term given to the Human capital mencerminkan
combined intangible assets of market, kemampuan kolektif perusahaan untuk
intellectual property, human-centred and menghasilkan solusi terbaik berdasarkan
infrastructurewhich enable the company pengetahuan yang dimiliki oleh
to function. orangorang yang ada dalam perusahaan
2. Stewart menyebut bahwa: IC is tersebut (Sawarjuwono dan Agustine,
intellectual materialknowledge, 2003:38). Human capital akan meningkat
information, intellectual property, jika perusahaan mampu menggunakan
experiencethat can be put to use to pengetahuan yang dimiliki oleh
create wealth. karyawannya. (Brinker dalam
3. Menurut Bontis et. al. menyatakan bahwa Sawarjuwono dan Agustine, 2003:38)
secara umum, para peneliti memberikan beberapa karakteristik dasar
mengidentifikasi tiga konstruk utama dari yang dapat diukur dari modal ini, yaitu
IC, yaitu : Human Capital (HC), training programs, credential,
Structural Capital (SC), dan Customer experience, competence, recruitment,
Capital (CC). Secara sederhana Human mentoring, learning programs, individual
Capital merepresentasikan individual potential and personality.
knowledge stock suatu organisasi yang
direpresentasikan oleh karyawannya. 2. Structural Capital Efficiency (SCE)
Namun, pengukuran Intellectual Structural Capital merupakan
Capital telah di kembangkan kembali kemampuan organisasi atau perusahaan
oleh Ulum (2014:109-110) menjadi M- dalam memenuhi proses rutinitas
VAIC. Hal yang membedakan antara perusahaan dan strukturnya yang
Value Added Intellectual Coefficient mendukung usaha karyawan untuk
(VAICTM) dan Modified Value Added menghasilkan kinerja intelektual yang
Intellectual Coefficient (M-VAIC) yakni optimal serta kinerja bisnis secara
adanya penambahan komponen yang keseluruhan, misalnya: sistem operasional
diperhitungkan. Pada VAICTM, perusahaan, proses manufakturing,
komponennya terdiri dari HCE, SCE, dan budaya organisasi, filosofi manajemen
CEE, sedangkan pada M-VAIC terdapat dan semua bentuk intellectual property
penambahan satu komponen yakni RCE. yang dimiliki oleh perusahaan
(Sawarjuwono dan Agustine, 2003:38).
1.4.5. Modified Value Added Intelektual
Structural Capital Efficiency (SCE)
Coeficient (M-VAIC)
adalah kontribusi Structural Capital (SC)

6
dalam penciptaan nilai. SCE mengukur
jumlah SC yang dibutuhkan untuk 1.5. Hipotesis
menghasilkan 1 rupiah dari Value Added 1.5.1. Pengaruh Human Capital
(VA) dan merupakan indikasi bagaimana Efficiency terhadap Profitabilitas
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai Human Capital (HC)
(Tan, Pembajak, dan Hancock, dalam menggambarkan sumber daya manusia
Ulum, 2014:108). Structural Capital (SC) dengan pengetahuan, keterampilan, dan
diperoleh dengan cara Value Added kompetensi yang unggul, maka dapat
dikurangi Human Capital. meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
sehingga mencapai keunggulan kompetitif
3. Relational Capital Efficiency (RCE) (Kartika dan Saarce, 2013:18). Laba
Relational Capital Efficiency (RCE) akuntansi merupakan ukuran return bagi
merupakan komponen terbaru dalam pemegang saham (shareholder), sementara
menghitung modal intelektual perusahaan value added merupakan ukuran yang lebih
yang dimodifikasi oleh Ulum (2014:109). akurat yang diciptakan oleh stakeholder
Relational capital merupakan hubungan (Ulum dalam Kartika dan Saarce, 2013:18).
harmonis yang dimiliki oleh perusahaan Value added yang dimiliki perusahaan salah
dengan para mitranya, baik berasal dari satunya dihasilkan oleh efisiensi dari human
para pemasok yang andal dan berkualitas, capital. Artinya, perusahaan mampu
pelanggan yang loyal dan merasa puas memaksimalkan pengetahuan, keahlian,
akan pelayanan perusahaan,dan berasal jaringan sehingga menciptakan nilai,
dari hubungan perusahaan dengan sehingga hal ini juga dapat menguntungkan
pemerintah maupun masyarakat sekitar shareholder karena manajemen mampu
(Sawarjuwono dan Agustine, 2003:39). mengelola organisasi untuk kepentingan
Rasio ini mengukur jumlah relational mereka. Salah satu ukuran kepentingan
capital yang dibutuhkan untuk dapat shareholder yaitu ROA. Sehingga dapat
menghasilkan satu unit moneter dari nilai disimpulkan bahwa human capital memiliki
tambah. Relational Capital (RC) diukur pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
dengan menggunakan biaya pemasaran dan hubungan positif (Kartika dan Saarce,
perusahaan (Ulum, 2014:109). 2013:18).
H1 : Human Capital Efficiency
4. Capital Employed Efficiency (CEE) (HCE) berpengaruh positif
Capital Employed Efficiency (CEE) terhadap profitabilitas.
merupakan indikator nilai tambah
terhadap efisiensi dari capital employed 1.5.2. Pengaruh Structural Capital
(Chen et al, dalam Mayasani,2015:10). Efficiency (SCE) terhadap
CEE menunjukkan kemampuan Profitabilitas
perusahaan dalam mengelola sumber Structural capital merupakan
daya berupa capital asset. Apabila capital kemampuan organisasi atau perusahaan
asset dikelola dengan baik maka akan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan
dapat meningkatkan kinerja keuangan dan strukturnya yang mendukung usaha
perusahaan (Mayasani, 2015:10) karyawan untuk menghasilkan kinerja
intelektual yang optimal serta kinerja bisnis
1.4.6. Profitabilitas secara keseluruhan, misalnya: sistem
Dalam penelitian ini, rasio operasional perusahaan, proses
profitabilitas yang akan digunakan adalah manufakturing, budaya organisasi, filosofi
dengan rasio Return on Asset. Dimana rasio manajemen dan semua bentuk intellectual
ini untuk mengetahui dampak dari property yang dimiliki perusahaan
intellectual capital terhadap penggunaan aset (Sawarjuwono dan Agustine, 2003:38).
(Wijaya, 2012:19). Manajemen yang mampu mengelolah SC

7
dengan baik akan membantu meningkatkan digunakan dapat meningkatkan ROA, karena
kinerja perusahaan sehingga dapat modal yang digunakan merupakan nilai aset
meningkatkan pendapatan dan profit yang berkontribusi pada kemampuan
perusahaan (Kartika dan Saarce, 2013:18). perusahaan dalam menghasilkan pendapatan
Jadi dapat disimpulkan bahwa structural (Kartika dan Saarce, 2013:19). Semakin baik
capital memiliki pengaruh sigfnifikan perusahaan dalam mengelola komponen -
terhadap profitabilitas dan hubungan positif. komponen intellectual capital, maka
H2 : Structural Capital Efficiency menunjukkan semakin baik perusahaan
berpengaruh positif terhadap dalam mengelola aset. Jika perusahaan
profitabilitas mampu mengelola aset dengan baik dan
dapat menekan biaya operasional, maka
1.5.3. Pengaruh Relational Capital dapat meningkatkan value added dari hasil
Efficiency terhadap Profitabilitas kemampuan intelektual perusahaan. Dengan
Relational capital merupakan demikian, dapat disimpulkan bahwa capital
hubungan yang harmonis/association employed efficiency memiliki pengaruh
network yang dimiliki oleh perusahaan signifikan terhadap profitabilitas dan
dengan para mitranya, baik yang berasal dari hubungan positif.
para pemasok yang andal dan berkualitas, H4 : Capital Employe Efficiency
berasal dari pelanggan yang loyal dan (CEE) berpengaruh positif
merasa puas akan pelayanan perusahaan terhadap profitabilitas.
yang bersangkutan, berasal dari hubungan
perusahaan dengan pemerintah maupun 1.5.5. Pengaruh Intellectual Capital
dengan masyarakat sekitar (Sawarjuwono terhadap Profitabilitas
dan Agustine, 2003:39). Dalam penelitian Meskipun meningkatnya pengakuan
yang dilakukan oleh Ulum (2014), yang pentingnya Intellectual Capital (IC) dalam
menguji pengaruh relational capital berkendara nilai nilai perusahaan dan
terhadap value added (nilai tambah) tidak keunggulan kompetitif, standar akuntansi
memberikan kontribusi yang signifikan pada yang mengatur IC masih sangat terbatas
perusahaan perbankan. Nilai R2 yang (Ulum, 2014:104). Intellectual Capital (IC)
diperoleh untuk relational capital berada adalah aset tidak terwujud yang penting
dalam kisaran antara 0,461-0,665, angka ini untuk kemajuan dan perkembangan
relatif lebih kecil dari komponen lain karena perusahaan. Namun, metode pengukurannya
jumlah investasi relational capital diproksi tidak mudah karena ketentuan yang masih
oleh biaya pemasaran (Ulum,2014:114). terbatas seperti yang tercantum dalam PSAK
Dengan demikian, Relational Capital 19 yang menyatakan bahwa aset tidak
Efficiency tidak memiliki pengaruh berwujud diakui dan hanya jika :
signifikan terhadap nilai tambah peusahaan. 1).Kemungkinan besar yang Perusahaan
H3: Relational Capital Efficiency akan memperoleh manfaat ekonomis masa
(RCE) tidak berpengaruh depan dari aset tersebut, dan 2). Biaya aset
signifikan terhadap profitabilitas dapat diukur secara andal (Ulum, 2014:104).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
1.5.4. Pengaruh Capital Employe Kartika dan Saarce (2013), hasil pengukuran
Efficiency terhadap Profitabilitas yang dilakukan atas ketiga komponen
Capital employed (CE) tersebut menghasilkan bahwa Intellectual
menggambarkan kemampuan perusahaan Capital yang terdiri dari HCE, SCE, dan
dalam mengelola sumber daya berupa CEE menunjukkan pengaruh yang signifikan
capital asset yang apabila dikelola dengan terhadap profitabilitas perusahaan. Jika
baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan mengelola IC dengan baik, maka
perusahaan (Kartika dan Saarce, 2013:18- perusahaan tersebut sudah dapat mengelola
19). Pemanfaatan efisiensi CE yang aset perusahaan dengan baik pula. Sehingga,

8
semakin baik perusahaan dapat mengelola independent variable yang digunakan adalah
aset dan mampu menekan biaya operasional, HCE, SCE, RCE, dan CEE yang di ukur
maka nilai tambah perusahaan dapat dengan metode M-VAIC. M-VAIC adalah
meningkat atas hasil kemampuan intellectual ukuran komprehensif IC berdasarkan model
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, dapat VAICTM. Hal ini dimulai dengan
disimpulkan bahwa Intellectual Capital menghitung VA dengan menggunakan
berpengaruh poritif terhadap profitabilitas. rumus yang diusulkan oleh Pulic dalam
H5: Intellectual Capital Ulum (2014:108-109). Dibawah ini adalah
berpengaruh positif terhadap rumus rumus untuk menganalisis pengaruh
profitabilitas. Intellctual Capital terhadap profitabilitas.
1. Menghitung VA (Pulic dalam Ulum,
1.6. Metodologi Penelitian 2014:108-109)
1.6.1. Populasi dan Sampel Untuk bisa menghitung variabel
Populasi merupakan jumlah dari variabel X, yang harus dilakukan
keseluruhan objek dari satu satuan atau pertama adalah dengan menghitung nilai
individu yang memiliki karakteristik yang Value Added (VA) menggunakan rumus
akan diduga. Populasi dalam penelitian ini di bawah ini.
adalah semua perusahaan Farmasi yang VA = OP + EC + D +
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang A
berjumlah 8 perusahaan. Pemilihan sampel Dimana :
dilakukan dengan menggunakan metode VA : Value Added
purposive sampling dengan tujuan OP : Operation Profit / Laba
mendapatkan sampel yang representative Operasi
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan EC : Employe Cost / Biaya
(Indriantoro dan Supomo dalam Dwipayani, Karyawan
2014:47). Kemudian menurut Sekaran dalam D : Depresiasi
Dwipayani (2014:47) mengemukakan bahwa A : Amortisasi
penggunaan metode purposive sampling 2. Menghitung HCE (Pulic dalam Ulum,
bertujuan agar peneliti mendapatkan 2014:108-109)
informasi dari kelompok sasaran yang Menurut Pulic dalam Ulum (2014:109),
spesifik. Berikut ini adalah kriteria dalam VAICTM adalah jumlah dari Intellectual
penentuan sampel: Capital Efficiency (ICE) dan Capital
1. Perusahaan tidak mengalami delisting di Employe Efficiency (CEE), sementara
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 ICE adalah HCE (Human Capital
2015. Hal ini dimaksudkan untuk Efficiency) ditambah SCE (Structural
mendapatkan data yang lengkap. Capital Efficiency). Tahap kedua adalah
2. Perusahaan memiliki tahun buku yang dengan mencari nilai HCE (Human
berakhir pada 31 Desember tahun 2010 Capital Efficiency) sebagai variabel X1
2015 dan telah di audit. dengan rumus berikut:
3. Perusahaan memiliki nilai laba positif
selama tahun 2010 2015. HCE = VA
HC
Dimana :
1.6.2. Variabel Penelitian dan Definisi HCE : Human Capital Efficiency
Operasional Variabel (rasio VA ke HC)
Variabel bebas (independent VA : Value Added
variable) atau yang biasa disebut dengan HC : Human Capital (Jumlah gaji
variabel X yaitu variabel yang dan upah)
mempengaruhi variabel terikat (dependent 3. Menghitung SCE (Pulic dalam Ulum,
variable) atau yang sering disebut dengan 2014:108-109)
variabel Y. Dalam penelitian ini,

9
Tahap ketiga adalah menhitung nilai VA
Structural Capital Efficiency (SCE) CEE =
CE
sebagai variabel X2 dengan rumus : Dimana :
SCE = SC CEE : Capital Employed Efficiency
VA (rasio VA ke CE)
Dimana : CE : Capital Employed (nilai
SCE : Structural Capital Efficiency buku dari tortal aset)
(rasio SC ke VA) Variabel terikat (dependent variable)
SC : Structural Capital (VA adalah variabel stimulus atau variabel yang
HC) mempengaruhi variabel lain. Dalam
4. Menghitung RCE (M-VAIC) (Ulum, penelitian ini, variabel dependen yang
2014) digunakan adalah profitabilitas. Profitabilitas
Dalam M-VAIC, Ulum (2014:109-110) merupakan gambaran dari perusahaan dalam
menambahkan komponen ketiga dari IC, menghasilkan laba perusahaan dan
yaitu RCE (Relational Capital mengukur tingkat pengembalian aset.
Efficiency). RCE menggambarkan Profitabilitas sebagai variabel Y dalam
efisiensi investasi dalam aspek penelitian ini diukur dengan menggunakan
relasional. Dalam hal ini, modal rumus Return on Asset (ROA) sebagai
relasional diproksikan dengan biaya berikut :
pemasaran. Rumus RCE (Relational Laba
Capital Efficiency) sebagai variabel X3 sebelum
ROA =
sebagai tahap ke empat adalah : pajak
Total Aset
RCE = RC
VA
Dimana : 2. Analisis dan Pembahasan
RCE : Relational Capital 2.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Efficiency (rasio RC untuk VA) Regresi linier berganda adalah suatu
RC : Relational Capital / biaya persamaan yang menggambarkan hubungan
pemasaran (Nazari dan Herremans antar lebih dari satu variabel bebas dengan
: dalam Ulum, 2014:110). satu variabel terikat. Regresi linier berganda
5. Menghitung CEE (Pulic dalam Ulum, diterapkan dalam penelitian ini adalah untuk
2014:110) mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
Pulic dalam Ulum (2014:110) variabel bebas Human Capital Efficiency
berpendapat bahwa untuk memiliki (HCE), Structural Capital Efficiency (SCE),
gambaran yang luas dari efisiensi semua Relational Capital Efficiency (RCE), dan
sumber daya, itu adalah penting untuk Capital Employe Efficiency (CEE) memiliki
modal finansial dan modal fisik (Capital pengaruh yang besar terhadap variabel
Employed) sebagai salah satu terikat profitabilitas. Hasil pengujian data
pertimbangan CEE (Capital Employed dapat dilihat pada tabel 2.1.
Efficiency) sebagai variabel X4
merupakan tahap ke lima untuk
mendapatkan nilainya dihitung dengan
rumus:

10
Tabel 2.1. Uji Regresi Linier Berganda
a
Coefficients

Standardized Collinearity
Unstandardized Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .402 .100 4.009 .000

X1(HCE) .073 .011 1.415 6.857 .000 .212 4.725

X2(SCE) -.608 .153 -.784 -3.980 .000 .232 4.305

X3(RCE) .028 .061 .049 .456 .651 .780 1.281

X4(CEE) -.150 .120 -.143 -1.256 .216 .697 1.434

a. Dependent Variable: Y (ROA)

Tabel 2.1. tersebut menunjukan 3. Nilai 2 sebesar -0,608.


persamaan regresi yang dapat menjelaskan Menunjukan jika Structural Capital
hubungan antara variabel bebas, Human Efficiency (SCE) ditingkatkan satu
Capital Efficiency (HCE), Structural satuan, maka profitabilitas akan
Capital Efficiency (SCE), Relational menurun sebesar 0,608 satuan.
Capital Efficiency (RCE), Capital
4. Nilai 3 sebesar 0,028.
Employe Efficiency (CEE), dan Modified
Menunjukan jika Relational Capital
Value Added Intellectual Coefficient (M-
Efficiency (RCE) ditingkatkan satu
VAIC) terhadap varibel terikat
satuan, maka profitabilitas akan
profitabilitas. Dari tabel 4.8 tersebut dapat
meningkat sebesar 0,028 satuan.
dihasilkan model regresi linier berganda
yaitu : 5. Nilai 4 sebesar -0,150.
Menunjukan jika Capital Employe
ROA (Y)= 0,402 + 0,073X1 0,608X2 + Efficiency (CEE) ditingkatkan satu
0,028X3 0,150X4 satuan, maka profitabilitas akan
menurun sebesar 0,150 satuan.
Berdasarkan model regresi pada halaman
sebelumnya dapat dijelaskan bahwa : 2.2. Hasil Uji Koefisien Determinasi
(R2)
1. Nilai sebesar 0,402.
Koefisien deterinasi (R2) berguna
Menunjukan bahwa jika Human
untuk mengukur seberapa besar peranan
Capital Efficiency (HCE), Structural
Variabel independen {Human Capital
Capital Efficiency (SCE), Relational
Efficiency (HCE),Structural Capital
Capital Efficiency (RCE), dan Capital
Efficiency (SCE), Relational Capital
Employe Efficiency (CEE) nilainya 0
Efficiency (RCE), dan Capital Employe
(nol) maka profitabilitas nilainya
Efficiency (CEE)} secara bersama-sama
positif sebesar 0,402.
menjelaskan perubahan yang terjadi pada
2. Nilai 1 sebesar 0,073. variabel dependen (profitabilitas). Untuk
Menunjukan jika Human Capital lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
Efficiency (HCE) ditingkatkan satu Tabel 2.2.
satuan, maka profitabilitas akan
meningkat sebesar 0,073 satuan.

11
Tabel 2.2. Uji R2
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .783 .613 .577 .08511 1.268

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1


b. Dependent Variable: Y

Dari tabel 2.2. diatas diketahui 1. Membandingkan nilai F hitung dalam


bahwa koefisien determinasi (Adjusted R tabel ANOVA dengan F tabel. Jika F
Square) sebesar 0,577 atau sebesar 57,7%. hitung > F tabel maka hipotesis yang
Hal ini berarti 57,7% dari variabel diajukan diterima artinya terdapat
profitabilitas bisa dijelaskan atau pengaruh antara variabel independen
dipengaruhi oleh Human Capital terhadap variabel dependen. Jika F
Efficiency (HCE), Structural Capital hitung < F tabel maka hipotesis
Efficiency (SCE), Relational Capital ditolak artinya tidak terdapat pengaruh
Efficiency (RCE), dan Capital Employe antara variabel independen terhadap
Efficiency (CEE). Sedangkan sisanya variabel dependen.
sebesar 42,3% dijelaskan atau dipengaruhi 2. Berdasarkan nilai probabilitas. Jika
oleh variabel-variabel yang lain yang tidak nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
diteliti dalam penelitian ini. atau 5% maka hipotesis yang diajukan
diterima atau dikatakan signifikan.
2.3. Uji F (Simultan) Jika nilai signifikansi lebih besar dari
Uji F digunakan untuk menguji 0,05 atau 5% maka hipotesis yang
apakah variabel-variabel independen disajukan ditolak atau dikatakan tidak
secara bersama-sama berpengaruh signifikan.
signifikan terhadap variabel dependen Pada dasarnya nilai F diturunkan
(Sulaiman dalam Awaluddin, 2014:51-52). dari table ANOVA (analysis of variance),
Untuk menguji pengaruh tersebut dapat yang dapat dilihat pada tabel 2.3. berikut
dilakukan dengan dua cara sebagai berikut ini.
ini.

Tabel 2.3. Uji F (Simultan)


a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression .493 4 .123 17.010 .000

Residual .312 43 .007

Total .804 47

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1
Pada tabel 2.3. di atas dapat dilihat variabel dependen sehingga hipotesis
bahwa hasil uji f menunjukkan nilai F kelima (H5) yang diajukan menyatakan
hitung sebesar 17,010 dengan signifikansi bahwa Intellectual Capital berpengaruh
sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut positif terhadap profitabilitas, diterima.
lebih kecil daripada 0,05 hal tersebut Artinya, setiap perubahan yang terjadi
menunjukkan bahwa variabel independen pada variabel independen yaitu
berpengaruh secara simultan terhadap intellectual capital (IC) secara simultan

12
atau bersama-sama akan berpengaruh parsial tersebut dapat dilakukan dengan
terhadap profitabilitas pada perusahaan cara berdasarkan nilai probabilitas. Jika
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau
Indonesia periode 2010 2015. 5%, maka hipotesis yang diajukan diterima
atau dikatakan signifikan. Jika nilai
2.4. Hasil Uji Hipotesis (Uji T) signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5%,
Uji t bertujuan untuk menguji maka hipotesis yang diajukan ditolak atau
pengaruh masing-masing variabel dikatakan tidak signifikan. Untuk
independen {intellectual capital (IC) yang pengujian hipotesis pertama sampai
terdiri (Human Capital Efficiency dengan hipotesis empat dilakukan dengan
(HCE),Structural Capital Efficiency menggunakan uji t. Berdasarkan hasil
(SCE), Relational Capital Efficiency pengujian dengan menggunakan alat
(RCE), dan Capital Employe Efficiency analisis regresi linear berganda diperoleh
(CEE)) terhadap variabel dependen hasil yang dapat dilihat pada table 2.4.
profitabilitas}. Untuk menguji pengaruh sebagai berikut.

Tabel. 2.4. Hasil Uji T


a
Coefficients

Standardized Collinearity
Unstandardized Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .402 .100 4.009 .000

X1(HCE) .073 .011 1.415 6.857 .000 .212 4.725

X2(SCE) -.608 .153 -.784 -3.980 .000 .232 4.305

X3(RCE) .028 .061 .049 .456 .651 .780 1.281

X4(CEE) -.150 .120 -.143 -1.256 .216 .697 1.434

a. Dependent Variable: Y (ROA)


Sumber : Diolah SPSS22

Pengaruh dari masing-masing sebesar 0,000 lebih kecil (<) 0,05.


variabel Human Capital Efficiency (HCE), Sedangkan untuk variabel Relational
Structural Capital Efficiency (SCE), Capital Efficiency (RCE) dan Capital
Relational Capital Efficiency (RCE), dan Employe Efficiency (CEE) nilai
Capital Employe Efficiency (CEE) signifikansi lebih besar dari (>) 0,05 yaitu
terhadap variabel dependen profitabilitas masing masing bernilai 0,651 dan 0,216.
dapat dilihat dari arah tanda dan Dari tabel 2.4. dapat disimpulakan
signifikansi. Variabel Human Capital hasil uji hipotesis untuk setiap variabel.
Efficiency (HCE) dan Relational Capital Berikut ini adalah kesimpulan dari masing
Efficiency (RCE) menunjukkan arah masing uji t tersebut :
positif sedangkan Structural Capital a. Berdasarkan analisis data pengujian
Efficiency (SCE) dan Capital Employe Human Capital Efficiency (HCE)
Efficiency (CEE) menunjukkan arah terhadap profitabilitas dengan
negatif. Namun, jika melihat nilai menggunakan regresi berganda
signifikansi, yang memiliki nilai menunjukkan hasil yang signifikan
signifikansi kuat adalah variabel Human dan arah positif. Hal ini dapat dilihat
Capital Efficiency (HCE) dan Structural pada nilai signifikansinya sebesar
Capital Efficiency (SCE) masing masing 0,000 yang lebih kecil dari = 0.05.

13
Hal ini berarti bahwa Human Capital dapat dilihat pada nilai signifikansinya
Efficiency (HCE) memiliki pengaruh sebesar 0,651 yang lebih besar dari =
yang signifikan terhadap Profitabilitas. 0.05. Hal ini berarti bahwa Relational
Berdasarkan hasil pengujian regresi Capital Efficiency (RCE) tidak
berganda secara individual dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap
disimpulkan bahwa hipotesis pertama Profitabilitas. Berdasarkan hasil
(H1) yang menyatakan bahwa Human pengujian regresi berganda secara
Capital Efficiency (HCE) berpengaruh individual dapat disimpulkan bahwa
positif terhadap profitabilitas, diterima. hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan
Hal ini sejalan dengan dengan hasil bahwa Relational Capital Efficiency
penelitian yang dilakukan oleh (RCE) tidak berpengaruh signifikan
(Kartika dan Saarce, 2013:18). terhadap Profitabilitas, diterima. Hal
b. Berdasarkan analisis data pengujian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
Structural Capital Efficiency (SCE) dilakukan oleh (Ulum, 2014:114).
terhadap profitabilitas dengan d. Berdasarkan analisis data pengujian
menggunakan regresi berganda Capital Employe Efficiency (CEE)
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap profitabilitas dengan
dan arah negatif. Hal ini dapat dilihat menggunakan regresi berganda
pada nilai signifikansinya sebesar menunjukkan hasil yang tidak
0,000 yang lebih kecil dari = 0.05. signifikan dan arah negatif. Hal ini
Hal ini berarti bahwa Structural dapat dilihat pada nilai signifikansinya
Capital Efficiency (SCE) memiliki sebesar 0,216 yang lebih besar dari =
pengaruh negatif signifikan terhadap 0.05. Hal ini berarti bahwa Capital
Profitabilitas. Berdasarkan hasil Employe Efficiency (CEE) tidak
pengujian regresi berganda secara memiliki pengaruh signifikan terhadap
individual dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas. Berdasarkan hasil
hipotesis kedua (H2) yang menyatakan pengujian regresi berganda secara
bahwa Structural Capital Efficiency individual dapat disimpulkan bahwa
(SCE) berpengaruh positif terhadap hipotesis keempat (H4) yang
profitabilitas, ditolak. Hal ini tidak menyatakan bahwa Capital Employe
sejalan dengan hasil penelitian yang Efficiency (CEE) berpengaruh positif
dilakukan oleh (Kartika dan Saarce, terhadap Profitabilitas, ditolak. Hal ini
2013:18). tidak sejalan dengan hasil penelitian
c. Berdasarkan analisis data pengujian yang dilakukan oleh (Kartika dan
Relational Capital Efficiency (RCE) Saarce, 2013:19).
terhadap profitabilitas dengan Secara keseluruhan hasil pengujian
menggunakan regresi berganda hipotesis dengan menggunakan regresi
menunjukkan hasil yang tidak berganda dapat dilihat pada tabel 2.5
signifikan dan arah positif. Hal ini berikut ini.

Tabel 2.5. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis


Kode Hipotesis Hasil
H1 Human Capital Efficiency (HCE) berpengaruh positif terhadap Diterima
profitabilitas
H2 Structural Capital Efficiency (SCE) berpengaruh positif terhadap Ditolak
profitabilitas.
H3 Relational Capital Efficiency (RCE) tidak berpengaruh Diterima
signifikan terhadap Profitabilitas.
H4 Capital Employe Efficiency (CEE) berpengaruh positif terhadap Ditolak
Profitabilitas.
H5 Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Diterima

14
3. Simpulan dan Saran Fhitung > Ftabel yaitu 17,010 > 2,589
3.1. Simpulan dengan nilai sig hitung <0,05 yaitu
Berdasarkan hasil penelitian yang 0,000.
telah dilakukan, setelah melalui tahap
pengumpulan data, pengelolaan data, 3.2. Saran
analisis data dan interprestasi hasil analisis Berdasarkan hasil simpulan di atas
mengenai pengaruh intellectual capital maka peneliti ingin memberikan saran
terhadap profitabilitas pada perusahaan sebagai berikut :
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek 1. Adjusted R Square dalam penelitian ini
Indonesia periode 2010 2015 dengan sebesar 0,577 mengindikasikan bahwa
konsep efisiensi yang dinyatakaan dengan variabel yang digunakan dalam
Modified Value Added Intellectual penelitian ini hanya mempengaruhi
Coeficient (M-VAIC) yang telah melewati perubahan laba sebesar 57.7% atau
uji data yang berdistribusi normal, tidak sebesar 58%. Maka untuk penelitian
terdapat multikolinieritas, bebas selanjutnya diharapkan menambahkan
autokolerasi dan tidak adanya variabel lain yang tidak digunakan
heteroskedastisitas, maka dihasilkan dalam penelitian ini seperti variabel
kesimpulan sebagai berikut : rentabilitas ekonomi yang mana
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa bertujuan untuk mengukur efektiffitas
Human Capital Efficiency (HCE) sebuah perusahaan dalam
secara parsial berpengaruh positif dan memanfaatkan seluruh sumber daya
signifikan karena thitung > ttabel yaitu yang dimiliki oleh perusahaan.
6,857 > 2,017 dengan nilai sig < 0,05 2. Penelitian ini hanya mengambil jangka
yaitu 0,000. waktu 6 tahun yaitu dari tahun 2010
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa sampai dengan tahun 2015, sehingga
Structural Capital Efficiency (SCE) data yang diambil ada kemungkinan
secara parsial berpengaruh negatif dan kurang mencerminkan kondisi
signifikan karena thitung < ttabel yaitu - perusahaan dalam jangka panjang.
3,980 < 2,017 dengan nilai sig <0,05 Diharapkan peneliti selanjutnya
yaitu 0,000. memperbanyak tahun periode yang
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa diteliti karena dengan data yang
Relational Capital Efficiency (RCE) banyak lebih mampu menggambarkan
secara parsial berpengaruh positif tidak keadaan sebenarnya dalam penyajian
signifikan karena thitung < ttabel yaitu data sehingga mendapatkan
0,456 < 2,017 dengan nilai sig >0,05 kelengkapan data yang akurat.
yaitu 0,651. 3. Objek pada penelitian selanjutnya
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebaiknya menggunakan objek yang
Capital Employe Efficiency (CCE) lebih luas, tidak hanya perusahaan
secara parsial berpengaruh negatif sektor industri dan barang konsumsi
tidak signifikan karena thitung < ttabel yang terdaftar di BEI tetapi dapat
yaitu -1,256 < 2,017 dengan nilai sig menggunakan sektor usaha lain seperti
>0,05 yaitu 0,216. perusahaan seperti bidang perhotelan,
5. Hasil penelitian menunjukan bahwa bidang asuransi atau bidang
Intellectual Capital yang dihitung pendidikan yang lebih banyak
dengan konsep efisiensi Modified menggunakan basis pengetahuan.
Value Added Intellectual Coefficient 4. Berdasarkan hasil penelitian yang
(M-VAIC) secara simultan dilakukan oleh peneliti terkait dengan
berpengaruh positif signifikan karena pengaruh intellectual capital terhadap

15
profitabilitas pada perusahaan farmasi Kartika, M., & S. Elsye. Hatane., (2013).
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Intellectual Capital
periode 2010 2015 dengan hasil uji Terhadap Profitabilitas pada
koefisien determinasi (Adjusted R Perusahaan Perbankan yang
Square) sebesar 0,577 atau sebesar Terdatar di Bursa Efek Indonesia
57,7% yang berarti bahwa jika pada Tahun 2007-2011. Business
semakin baik perusahaan farmasi Accounting Review. Volume 1. No.
mengelola intellectual capital, maka 2, 2013. Program Studi Akuntansi.
akan meningkatkan profitabilitas Universitas Kristen Petra.
perusahaan. Seperti yang dikatakan Surabaya.
oleh Sawarjuwono dan Agustine
(2003:54) intellectual capital yang Kuryanto, B., & M. Syafruddin., (2003).
merupakan intangible assets Intellectual Capital: Perlakuan,
perusahaan menjadi aset yang sangat Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah
bernilai. Oleh karena itu, penulis Library Research). Jurnal
menyarankan agar perusahaan farmasi Akuntansi dan Keuangan, Vol.5,
lebih meningkatkan kembali dalam No.1, Mei: 35-57. Program Studi
mengelola intangible assets. Akuntansi. Universitas Kristen
Petra. Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA Mayasani, R., (2015). Pengaruh
Intellectual Capital Terhadap
Awaluddin., (2014). Pengaruh Nilai dan Economic Value Added pada
Pengungkapan Intellectual Capital Perusahaan Farmasi yang Terdaftar
Terhadap Di Bursa Efek Indonesia Periode
Nilai Perusahaan Badan Usaha 2009-2013. Jurnal Akuntansi.
Milik Negara yang Terdaftar Di Bursa Fakultas Ekonomi. Universitas
Efek Negeri Surabaya. Surabaya.
Indonesia. Skripsi. Universitas
Hasanuddin. Makasar. Poetri, Fika Selviana R., (2015). Pengaruh
Intellectual Capital Terhadap
Cahyani, Ramadhania., I., T. Widiarti. S., Economic Value Added pada
& J. Listya. Ferdiana., (2015). Perusahaan Perbankan yang
Pengaruh Intellectual Capital Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Terhadap Profitabilitas pada Periode 2011-2013. Jurnal
Perusahaan Manufaktur yang Akuntansi. Fakultas Ekonomi.
Terdatar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Negeri Surabaya.
Jurnal Riset Akuntansi dan Surabaya.
Perpajakan JRAP. ISSN : 2339-
1545. Volume 2. No. 1, Juni 2015, Pulic, A., (1998). Measuring the
hal 1-18. Program Studi Magister Performance of Intellectual Potential in
Akuntansi Universitas Pancasila. Knowledge
Economy. Paper presented at the
STIE Perbanas. Surabaya.
the 2nd McMaster World Congress
Dwipayani,. Chandra., C. (2014). on Measuring and Managing
Pengaruh Intellectual Capital Intellectual Capital, Austria.
Terhadap Profitabilitas dan Kinerja
Pasar (Studi Empiris pada Sawarjuwono, T., & A. P. Kadir., (2003).
Perusahaan Dagang dan Jasa). Intellectual Capital: Perlakuan,
Skripsi. Universitas Diponegoro. Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah
Semarang. Library Research). Jurnal

16
Akuntansi dan Keuangan, Vol.5, (M-VAIC) Perspective. Asian
No.1, Mei: 35-57. Program Studi Journal Of Finance & Accounting.
Akuntansi. Universitas Kristen ISSN : 1946-052X. Volume 2. No.
Petra. Surabaya. 6, 1 Desember 2014. Universitas
Muhammadiyah. Malang.
Wijaya, S., P., (2012). Pengaruh
Ulum,. I., (2007). Pengaruh Intellectual Intellectual Capital Terhadap
Capital Terhadap Kinerja Profitabilitas pada Perusahaan
Keuangan Perusahaan Perbankan Farmasi di BEI. Jurnal Ilmiah
di indonesia. Tesis. Universitas Mahasiswa Akuntansi. Volume 1.
Diponegoro. Semarang. No. 3, Mei 2012. Jurusan
Akuntansi Fakultas Bisnis. Unika
_______ (2008). Intellectual Capital
Widya Mandala. Surabaya.
Performance Sektor Perbankan di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Yogidanarinto,. A., P. (2011). Analisis
Keuangan. Volume 10. No. 2, Nilai Tambah Sebagai Indikator
November 2008:77-84. Fakultas Modal Intelektual dan Pengaruhnya
Ekonomi. Universitas Pada Kinerja Perusahaan Farmasi
Muhammadiyah. Malang. yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Universitas
_______ (2014). Intellectual Capital
Diponegoro. Semarang.
Performance Of Indonesian
Banking Sector: A Modified VAIC

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : JENUL MUTAKIN


No. KTP : 3201252011920001
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 20 November 1992
Agama : Islam
No. Handphone : 085710724552
Alamat : Kp. Citalingkup RT 002 RW 002
Ds. Cilember, Kec. Cisarua, Kabupaten Bogor.
Jawa Barat.
E-mail : zeinjenul@gmail.com / zeinjenul@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL
2000 2006 : SDN 01 Cilember, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
2006 2009 : SMPN 1 CISARUA, Jogjogan, Cisarua, Jawa Barat.
2009 2012 : SMK YMA Megamendung, Cipayung Datar, Megamendung
Jawa Barat.
2013 - 2017 : Program Study Akuntansi STIE GICI Business School Bogor.
PENGALAMAN KERJA
Agustus 2012 : Staff House Keeping Citra Cikopo Hotel****
September 2012 Januari 2014 : Staff House Keeping New Ayuda Puncak Hotel***
Januari 2014 November 2015 : Staff Front Office New Ayuda Puncak Hotel***
Juli 2016 Sekarang : Fiancial Planner FWD Life Indonesia

Juli 2016 Sekarang : Operator dan Staff Pendidik Sekolah di MI Miftahul Huda
Bendahara BOS Sekolah di MI Miftahul Huda Cipayung
Juli 2016 - Sekarang : Staff Pengajar di SMK HUMANIKA 2

17

Anda mungkin juga menyukai