DIABETES MELLITUS
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pasien Diabetes Mellitus
menurut Riyadi (2008) yaitu :
1. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin)
2. Polidipsi (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar
dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi
intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi
keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang
hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran
(Antidiuretic Hormone) ADH dan menimbulkan rasa haus.
3. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada
pasien diabetes lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan
sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
4. Polifagi (peningkatan rasa lapar)
5. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa diseksresi
mukus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada
penderita diabetes kronik.
6. Kelainan kulit: gatal-gatal, bisul
Kelainan kulit berupa gatal-gatal, lipatan kulit seperti diketiak dan di
bawah payudara.Biasanya akibat tumbuhnya jamur.
7. Kelainan ginekologis
Keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur terutama candida.
8. Kesemutan rasa gatal akibat terjadinya neuropati
Pada penderita Diabetas Mellitus regenerasi sel persarafan mengalami
gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur
protein.Akibatnya banyak sel persarafan terutama perifer mengalami
kerusakan.
9. Kelemahan tubuh
Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi energi metabolik
yang dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis tidak dapat
berlangsung secara optimal.
10. Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
Proses penyembuhan luka membutuhkan bahan dasar utama dari
protein dan unsur makanan yang lain. Pada penderita Diabetes Mellitus
bahan protein banyak di formulasikan untuk kebutuhan energi sel
sehingga bahan yang dipergunakan untuk penggantian jaringan yang
rusak mengalami gangguan. Selain itu luka yang sulit sembuh juga
dapat diakibatkan oleh pertumbuhan mikroorganisme yang cepat pada
penderita Diabetes Mellitus.
11. Pada laki-laki terkadang mengeluh impotensi
Ejakulasi dan dorongan seksualitas laki-laki banyak dipengaruhi oleh
peningkatan hormon testosteron. Pada kondisi optimal (periodik hari
ke-3) maka secara otomatis akan meningkatkan dorongan seksual.
Penderita Diabetes Mellitus mengalami penurunan produksi hormon
seksual akibat kerusakan testosteron dan sistem yang berperan.
12. Mata kabur yang disebabkan katarak atau gangguan refraksi akibat
perubahan pada lensa oleh hiperglikemia.Mungkin juga disebabkan
kelainan pada corpus vitreum.
D. Pathway
1. Edukasi
Perubahan perilaku snagat dibutuhkan agar mendapatkan hasil
2008).
2. Terapi Gizi Medis
Pada umumnya , diet untuk penderita diabetes diatur berdasarkan
fisik atau pekerjaan, dan berat badan. Penentuan status gizi dapat
3. Olahraga
Olahraga selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan
2009).
a. Continous (terus-menerus)
Latihan harus berkesinambungan terus-menerus tanpa berhenti
berlari lagi.
b. Rhytmical (berirama)
Olahraga harus dipilih yang berirama, yaitu otot berkontraksi dan
atau bersepeda.
c. Interval (berselang
Latihan dilakukan secara berselang-seling antara gerak lambat dan
cepat. Contohnya, lari dapat diselingi dengan jalan cepat atau jalan
d. Progressive (meningkat)
Latihan dilakukan meningkat secara bertahap sesuai kemampuan
bersepeda.
4. Intervensi Farmakologis (Obat)
Intervensi farmakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah
orang tua, gangguan fungsi ginjal dan hati, kurang nutrisi serta
hipoglikemia.
3) Glinid
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan
insulin fase pertama. Golongan ini terdiri atas dua macam obat
suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. Golongan ini
ada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin > 1,5
perbaikan inflamasi. Pada pasien DMT-1 (DM tipe 1), terapi insulin
yaitu jika kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan baik (A 1C >
6,5%) dalam jangka waktu 3 bualan dengan 2 obat oral, maka sudah
laktat.
5) Gagal dengan kombinasi OHO dosis hamper maksimal.
6) Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, dan stroke).
7) Kehamilan dengan DM (diabetes mellitus gestasional) yang
2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin kerja cepat
22
sebelum makan.
jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi