Anda di halaman 1dari 10

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/268002169

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN


PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG
KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Article

READS

376

10 authors, including:

Yuli Kusumawati Dwi Astuti


Universitas Muhammadiyah Surakarta 5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
9 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE

SEE PROFILE

Available from: Yuli Kusumawati


Retrieved on: 21 June 2016
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN
KEPALA KELUARGA TENTANG KESEHATAN
LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Yuli Kusumawati, Dwi Astuti dan Ambarwati


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS
Jl A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57102

Abstract

The effective expedient to surpass health problems is to care of health, to promote health and to prevent
illnesses by doing healthy behavior. But it has not been realized and done well by most Indonesian people.
Because of the lack of education, it becomes one of the causes of the low awareness to environmental health.
This observational research with cross sectional approach used sample as many as 175 family leaders. The
result obtained is family leaders who have elementary education is equal to 69.1% and secondary education is
equal to 30.9%. The family leaders who have the environmental health knowledge with middle categories is
equal to 57.7%, while the family leaders with healthy and hygiene life behavior is equal to 44.6% and low
category is equal to 11.4%. Statistical test shows that there is relation of family leaders education and
knowledge of environmental health with the p-value equal to 0.001. Suggestion given to related parties in this
case is Health Department, to increase the health knowledge in general continuously and environmental health
especially through health promotion effort simultaneously.

Key words : Education, Knowledge, Hygiene, Healthy Behaviors

PENDAHULUAN masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor,


Tujuan pembangunan kesehatan yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan
menuju Indonesia Sehat 2010 adalah kesehatan dan keturunan. Hasil penelitian di
meningkatkan kesadaran, kemauan dan negara maju, di antara faktor tersebut, yang
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang mempunyai andil paling besar terhadap status
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat kesehatan adalah ling-kungan. Di negara
yang optimal, yang salah satunya ditandai oleh berkembang, perilaku mempunyai kontribusi
penduduknya hidup dalam lingkungan dan yang lebih besar. Oleh karena itu, sebenarnya
dengan perilaku yang sehat (Depkes, 1999). perilaku akan mem-pengaruhi pula kondisi
Dalam mewujudkan derajat kesehatan lingkungan yang ada di sekitar manusia.
masyarakat yang optimal tersebut, Sebagian besar masalah kesehatan,
pembangunan lebih diarahkan pada dalam hal ini penyakit yang timbul pada
perubahan perilaku masyarakat. manusia, disebabkan oleh perilaku yang tidak
Menurut Blum dalam Notoatmodjo sehat. Penyakit menular seperti demam
(1997) derajat kesehatan seseorang ataupun berdarah dan diare, lebih sering terjadi karena

Hubungan antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga ... (Yuli Kusumawati, dkk) 47
perilaku masyarakat kurang menjaga orang itu sendiri, pengaruh orang lain yang
kebersihan diri dan lingkungannya, sehingga dapat mendorong untuk berperilaku baik atau
menjadi tempat perkembangbiakan dan buruk, maupun kondisi lingkungan sekitar
sumber penularan penyakit. Demikian pula yang dapat mendukung terhadap berubahnya
penyakit-penyakit tidak menular, seperti perilaku.
kekurangan dan kelebihan zat gizi, kecelakaan Perilaku terhadap lingkungan ke-
dan lain sebagainya, juga lebih disebabkan sehatan (environmental health behavior) adalah
karena perilaku manusia sendiri. respon seseorang terhadap lingkungan sebagai
Selama ini upaya yang dilakukan determinan kesehatan manusia. Perilaku
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan ini meliputi : (1)
kesehatan (penyakit), masih banyak berori- Perilaku sehubungan dangan air bersih,
entasi pada penyembuhan penyakit. Dalam termasuk di dalamnya komponen, manfaat,
arti apa yang dilakukan masyarakat dalam dan penggunaan air bersih untuk kepentingan
bidang kesehatan hanya untuk mengatasi kesehatan, (2) Perilaku sehubungan dengan
penyakit yang telah terjadi atau menimpanya, pembuangan air kotor, yang menyangkut segi-
di mana hal ini dirasa kurang efektif karena segi higiene, pemeliharaan, teknik dan
banyak mengeluarkan biaya. penggunaannya, (3) Perilaku sehubungan
Upaya yang lebih efektif dalam dengan limbah, baik limbah padat maupun
mengatasi masalah kesehatan sebenarnya limbah cair. Termasuk di dalamnya sistem
adalah dengan memelihara dan mening-katkan pembuangan sampah dan air limbah yang
kesehatan serta mencegah penyakit dengan sehat, serta dampak pembuangan limbah yang
berperilaku hidup sehat, namun hal ini tidak baik, (4) Perilaku sehubungan dengan
ternyata belum disadari dan dilakukan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,
sepenuhnya oleh masyarakat. pencahayaan, lantai dan sebagainya, (5)
Menurut Budiharjo (2003), berdasarkan Perilaku sehubungan dengan pembersihan
beberapa survei di dinas kesehatan, sarang-sarang nyamuk (vektor), dan
masyarakat yang berperilaku hidup sehat sebagainya (Notoatmodjo, 1993).
masih kurang dari 10%. Kurangnya perilaku Menurut hasil penelitian Zaahara yang
hidup sehat itu mengundang munculnya dilakukan di Bekasi (2001), status sosial
kebiasaan-kebia-saan tidak sehat di ekonomi yang meliputi (1) jenis pekerjaan, (2)
masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan itu pendidikan, (3) pemilikan aset dan (4) prestise
cenderung mengabaikan keselamatan diri dan berupa penghormatan masyarakat dilihat dari
lingkungan, sehingga memudahkan terjadinya kedudukan formal, informal maupun lembaga
penularan penyakit (Suara Merdeka, 2003). adat dan agama mempunyai hubungan positif
Perilaku hidup sesorang, termasuk dan signifikan dengan perilaku hidup sehat
dalam hal kesehatan dipengaruhi oleh banyak ibu dalam keluarga. Makin tinggi status sosial
faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari ekonomi ibu, maka makin tinggi pula atau

48 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 1, Juni 2008 Hal 47-56
semakin baik perilaku hidup sehat ibu, dan berhubungan dengan kesehatan di masyarakat,
sebaliknya semakin rendah tingkat sosial (2) Dinas kesehatan Surakarta sebagai bahan
ekonomi ibu makin buruk perilaku hidup pertimbangan dalam perencanaan promosi
sehatnya. Zaahara (2001) mengemukaan pula kesehatan, khususnya peningkatan perilaku
bahwa ada hubungan positif sikap terhadap hidup sehat.
kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup
sehat ibu dalam keluarga. Sikap seseorang METODE PENELITIAN
terhadap sesuatu hal akan positif apabila Penelitian ini termasuk penelitian
didukung dengan pengetahuan atau Explanatory research yaitu untuk meng-
pemahaman yang baik akan hal tersebut. hubungkan variabel bebas yaitu pendidikan
Makin positif sikap ibu terhadap kebersihan kepala keluarga dan pengetahuan kepala
lingkungan, maka makin tinggi pula kualitas keluarga tentang kesehatan lingkungan
perilaku hidup sehat ibu, dan sebaliknya dengan variabel terikat yaitu perilaku hidup
makin negatif sikap ibu terhadap kebersihan bersih dan sehat. Rancangan dalam penelitian
lingkungan, maka makin buruk pula perilaku ini adalah cross sectional dengan model
hidup sehatnya dalam keluarga. pendekatan, karena variabel bebas dan
Berdasarkan survei pendahuluan variabel terikat diambil pada waktu
diperoleh data dari Puskesmas Kratonan bersamaan.sekaligus pada saat itu (point Time
Surakarta bahwa pada akhir tahun 2003 di Approach) (Pratiknya, 2000)
Kelurahan Joyotakan tercatat penyakit- Populasi penelitian ini adalah semua
penyakit yang berhubungan dengan kondisi kepala keluarga yang tinggal menetap di
lingkungan dan perilaku yang tidak sehat Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan,
masih tinggi, antara lain diare sebesar 5,4 % Surakarta dengan jumlah 1820 KK.
dan ISPA sebesar 39 %, angka ini lebih besar Sampel yang akan diambil dihitung dengan
dibandingkan dengan target Indonesia Sehat mempertimbangkan jumlah populasi dan
2010 yakni untuk ISPA 28 %. proporsi terjadinya penyakit akibat lingkungan
Penelitian ini bertujuan mengetahui yang kurang sehat dengan rumus Sugiarto
hubungan antara pendidikan kepala keluarga (2000) :
dan pengetahuan kepala keluarga tentang
kesehatan lingkungan dengan peri-laku hidup 1820.(1,96)2. (0,4).(0,6)
bersih dan sehat di Kelurahan Joyotakan n=
1820 . (0,07)2 + (1,96).(0,4).(0,6)
Kecamatan Serengan Kota Surakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat n = 170,5  171
dimanfaatkan oleh (1) Pemerintah kota
Surakarta dalam hal ini Kelurahan Joyotakan berdasarkan perhitungan tersebut, maka
sebagai bahan informasi dan pertimbangan responden sebanyak 175 KK dan pengambilan
dalam melaksanakan kegi-atan-kegiatan yang sampel menggunakan Stratified Random.

Hubungan antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga ... (Yuli Kusumawati, dkk) 49
Variabel Penelitian Pengolahan data dilakukan melalui
1. Variabel bebas : (a). Pendidikan kepala tahapan Editing, Coding, Entry, Cleanning dan
keluarga, yaitu jumlah tahun sukses Tabulating. Selanjutnnya analisis data, meliputi

pendidikan formal yang ditempuh oleh analisis univariat dengan nilai statistik dan
dalam bentuk frekuensi dan nilai-nilai statistik,
kepala keluarga dalam satuan tahun dan
dan analisis bivariat menggunakan uji statistik
(b). Pengetahuan kesehatan lingkungan
korelasi Rank Spearman dengan signifikansi
kepala keluarga, yaitu Pemahaman kepala 5%
keluarga tentang kesehatan lingkungan
rumah yang diukur menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
kuasioner pengetahuan kesehatan Berdasarkan hasil penelitian diper-oleh
adanya variasi tingkat pendidikan kepala
lingkungan dan dihitung melalui total skor
keluarga yakni antara 0 tahun (tidak sekolah)
jawaban yang benar.
sampai 17 tahun (sarjana). Menurut Keputusan
2. Variabel terikat : Perilaku hidup bersih dan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No.0306 /
sehat, yaitu tindakan yang dilakukan oleh V/ 1995, tentang pelaksanaan wajib belajar
kepala keluarga yang diukur dengan pendidikan dasar adalah 9 tahun, maka
menggunakan kuesioner perilaku dan pendidikan responden dapat dikategorikan
dalam tabel 1. Gambaran responden
dihitung melalui total skor.
berdasarkan tingkat pendidikan dari penelitian
Data yang dikumpulkan meliputi data
ini diperoleh hasil pada tabel 2 bahwa sebagian
primer (umur KK, Pekerjaan, Pendidikan,
besar responden berpendidikan dasar yaitu
Pengetahuan Kesehatan Ling-kungan,
sebanyak 113 orang dengan persentase 64,4%
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat KK, dan data
sedangkan responden yang berpendidikan
sekunder dari kantor kelurahan.
lanjutan sebanyak 53 orang dengan persentase
Intrumen penelitian, menggunakan
30,3% dan masih terdapat kepala keluarga
kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai
yang tidak sekolah yaitu sebanyak 9 orang
identitas kepala keluarga, pengetahuan
(5,1%). Tingkat pengetahuan kepala keluarga
tentang kesehatan ling-kungan dan perilaku
tentang kesehatan lingkungan dalam
hidup bersih dan sehat yang meliputi indikator
penelitian ini diperoleh melalui hasil
perilaku hygiene dan sanitasi lingkungan.
wawancara dan diukur dengan menggunakan
Masing-masing terdiri dari 20 pertanyaan yang
skor jawaban responden. Adapun skor rata-
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
rata sebesar 56,63. Setelah dikategorikan dalam
indikator PHBS tanan rumah tangga menurut
tiga tingkatan pengetahuan berdasarkan
departemen kesehatan. Skor ditentukan
kemampuan menjawab dari 20 pertanyaan
dengan jumlah jawaban benar dibagi jumlah
dalam kuesioner, tingkat pengetahuan
pertanyaan dikali 100, sehingga skor minimal 0
respoden dapat dilihat pada tabel 1.
dan maksimal 100.

50 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 1, Juni 2008 Hal 47-56
Tabel 1. Distribusi Pendidikan, Pengetahuan dan PHBS Responden

Variabel Frekuensi (N=175) Persentase (%)


Pendidikan
Tidak sekolah 9 5,1
Dasar 113 64,6
Lanjutan 53 30,3
Pengetahuan
Kurang 31 17,7
Sedang 101 57,7
Baik 43 24,6
PHBS
Kurang Sehat 20 11,4
Cukup Sehat 77 44,0
Sehat 78 44,6

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat tepat, pemberantasan vektor penyakit yang


diketahui bahwa tingkat pengetahuan kepala tidak membahayakan penghuni rumah. Untuk
keluarga tentang kesehatan lingkungan Pengetahuan yang dikategorikan kurang yakni
sebagian besar dikatakan sedang, yakni bahwa kepala keluarga biasanya hanya dapat
sebanyak 101 dengan persentase 57,7%, yang menyebutkan syarat secara fisik saja, sedang
dikatakan kurang sebanyak 31 dengan syarat sanitasi lingkungan dan bagaimana
persentase 17,7%, sedangkan yang memelihara kondisi sanitasi lingkungan tidak
dikategorikan baik sebanyak 43 dengan disebutkan atau kurang tepat.
persentase 24,6%. Gambaran perilaku hidup bersih dan
Hasil wawancara dengan kepala sehat yang diperoleh dengan wawancara
keluarga menunjukkan bahwa penge-tahuan terhadap responden pada penelitian ini, skor
kesehatan lingkungan yang baik, yakni kepala rata-ratanya 70,81 skor minimalnya 30 dan
keluarga yang dapat menyebutkan syarat- skor maksimal 100. Setelah dikategorikan
syarat rumah sehat dengan tepat, baik secara berdasarkan 20 pertanyaan perilaku yang
fisik seperti adanya ventilasi, fungsi meliputi 9 indikator perilaku yang
penerangan alami, menjaga kelembaban ruang berhubungan dengan kesehatan lingkungan
maupun syarat sanitasi yang meliputi dan 7 indikator lingkungan dalam tatanan
penggunaan sarana air bersih, cara rumah tangga menurut Depkes (2003), maka
pembuangan limbah yang benar dan menjaga perilaku yang sehat adalah t 70 skor jawaban,
kebersihannya, cara pembuangan sampah cukup sehat adalah antara 35 sampai 65 skor

Hubungan antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga ... (Yuli Kusumawati, dkk) 51
jawaban dan kurang sehat adalah < 35 skor Perilaku yang termasuk kategori cukup
jawaban. Hasil kategori dapat dilihat pada sehat, selain melakukan kebersihan terhadap
tabel 2. dirinya, juga sudah mulai melakukan tindakan
Pada tabel dapat diketahui bahwa dalam kesehatan lingkungan, seperti menjaga
responden yang berperilaku hidup bersih dan kebersihan rumah dan halaman, menguras bak
sehat sebanyak 78 dengan persentase 44,6%, mandi dan tempat penampungan air,
dan masih terdapat responden yang membersihkan saluran limbah secara teratur.
perilakunya kurang sehat yakni sebanyak 20 Sedangkan untuk perilaku yang termasuk
dengan persentase 11,4%. kategori sehat, ditunjukkan oleh kepala
Perilaku kepala keluarga yang kurang keluarga yang telah melakukan tindakan
sehat, berdasarkan hasil wawancara hanya meliputi menjaga kesehatan/kebersihan badan
mencakup apa yang dilakukan terhadap termasuk tidak merokok dan berolah raga
kebersihan dirinya, seperti mandi dan gosok teratur, menjaga kesehatan lingkungan, dan
gigi, buang air besar di jamban, yang sudah menciptakan kondisi kesehatan lingkungan
merupakan kebiasaan dan keperluan hidup. rumah dengan benar yang mencakup cara
Sedangkan untuk cuci tangan sebelum makan membuang sampah dengan memisah sampah
dan setelah BAB belum menjadi kebiasaan basah dan kering, menjaga kelembaban dan
yang harus dilakukan, disamping itu perilaku pencahayaan rumah serta memberantas vektor
yang kurang sehat juga mencakup perilaku penyakit dengan tepat dan tidak
merokok, tidak pernah melakukan olah raga membahayakan penghuni rumah.
dan belum mencakup perilaku terhadap
kesehatan lingkungannya.

1 0 0

8 0

6 0

4 0

P e n d id ik a n a k h ir K K
2 0
M e S k o r P e n g e ta h u a n K e s
a n
0 lin g K K
1 0 2 0 4 0 5 0 6 0 7 0 7 6 8 5 9 5
1 5 3 0 4 5 5 5 6 5 7 5 8 0 9 0 1 0 0

S k o r P e r ila k u H id u p B e r s ih d a n S e h a t

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Pendidikan dan Pengetahuan


dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

52 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 1, Juni 2008 Hal 47-56
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kesadaran menjaga kesehatan lingkungan
semakin lama tahun pendidikan akhir formal termasuk penerapan prinsip-prinsip hidup
yang dialami kepala keluarga diikuti dengan sehat.
naiknya skor perilaku hiduap bersih dan sehat. Kondisi kesehatan lingkungan tempat
Demikian pula untuk pengetahuan tentang tinggal akan sangat mempengaruhi kesehatan
kesehatan lingkungan, semakin tinggi skor penghuninya. Tidak hanya kondisi fisik yang
pengetahuan diikuti naiknya skor perilaku. harus baik, melainkan juga kondisi kebersihan
Hasil uji statistik Rank Spearman pada yang harus dijaga dengan baik dan dilakukan
taraf kesalahan 5% menyimpulkan adanya secara teratur dan benar. Pendapat bahwa
hubungan antara pendidikan kepala keluarga perilaku hidup sehat masyarakat yang pada
dengan perilaku hidup bersih dan sehat nilai p umumnya kurang positif dalam air kurang
sebesar 0,001. Hasil penelitian ini sesuai benar, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai
dengan penelitian Zaahara (2000) yang hidup bersih dan sehat, ini terjadi karena
mengemukakan bahwa status sosial ekonomi masyarakat belum termotivasi berdasarkan
yang didalamnya termasuk pendidikan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai sehat.
mempunyai hubungan dengan perilaku hidup Oleh karena itu, pengetahuan kesehatan
sehat. lingkungan perlu pemahaman yang baik,
Adanya keterkaitan antara pendidikan sehingga tumbuh kesadaran untuk berperilaku
kepala keluarga dengan perlaku hidup bersih yang sehat.
dan sehat mempunyai hubungan yang Dalam penelitian ini, kepala keluarga
eksponensial dengan tingkat kesehatan. dianggap sebagai orang pertama dalam
Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin keluarga yang sangat menentukan kondisi
mudah menerima konsep hidup sehat secara rumah tangga, termasuk kondisi lingkungan
mandiri, kreatif dan berkesinambungan. rumah. Selain itu kepala keluarga dapat
Menurut Hadiyanto (2003) kondisi menjadi sumber informasi dan bina suasana
kesehatan lingkungan di Indonesia yang (social support) yang dapat memberikan
kurang baik, karena kurangnya kesadaran informasi dan melakukan edukasi dalam
kesehatan lingkungan yang diperparah dengan memelihara kesehatan lingkungan rumah
perilaku masyarakat dalam memandang tangga dan menerapkan cara-cara hidup sehat.
pentingnya kesehatan lingkungan. Tingkat Secara teori menurut WHO (1992)
pendidikan yang kurang mendukung, pengetahuan dapat membentuk keyakinan
merupakan salah satu penyebab rendahnya tertentu sehingga sesorang berperilaku sesuai
kesadaran kesehatan lingkungan. Semakin dengan keyakinan tersebut. Perilaku yang
baik tingkat pendidikan formal, maka semakin didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
baik pengetahuan tentang kesehatan, sehingga daripada perilaku yang tidak didasari oleh
akan mematangkan pemahaman tentang pengetahuan. Dengan pengetahuan kesehatan
pengetahuan kesehatan lingkungan dan lingkungan yang baik diharapkan dapat

Hubungan antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga ... (Yuli Kusumawati, dkk) 53
meningkatkan sikap positif dan kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
masyarakat akan pentingnya menciptakan dengan nilai p masing-masing sebesar 0,001.
kondisi lingkungan yang sehat, sehingga
dapat memutus rantai penularan penyakit Saran
melalui lingkungan serta berperilaku hidup Berdasarkan hasil penelitian ini,
bersih dan sehat agar tidak mudah tertular pengetahuan kepala keluarga tentang
penyakit. kesehatan lingkungan rumah dan pemukiman
belum memadai, maka diharapkan kepada
KESIMPULAN DAN SARAN petugas sanitasi puskesmas dan Dinas
Kesimpulan Kesehatan untuk lebih meningkatkan upaya-
Pendidikan kepala keluarga sebagian upaya promosi kesehatan secara terus
besar yakni 64,1% adalah pendidikan dasar, menerus, sehingga masyarakat lebih paham
pengetahuan kesehatan lingkungan sebagian akan arti pentingnya menciptakan dan
kepala keluarga termasuk kategori sedang menjaga kesehatan lingkungan, sehingga
yakni sebesar 57,7%, sedangkan responden penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
yang berperilaku sehat sebesar 44,6%. Ada kondisi lingkungan yang tidak sehat dapat
hubungan antara pendidikan dan pengetahuan diturunkan.
kesehatan lingkungan kepala keluarga dengan

DAFTAR PUSTAKA

Budihardja, 2004, Perilaku Hidup Sehat Masyarakat Kurang, http://www.suaramerdeka.com, Semarang, diakses
tanggal 7 Juni 2004.

Depkes RI, 1999, Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indoenesia Sehat 2010, Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI, 2003, Penelitian PHBS Gambaran Perilaku Hidp Bersih dan Sehat dan Tatanan Rumah Tangga di Lima
Provinsi Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi tahun 2003,
http://www.promosikesehatan.com/program/research/index.php?, Jakarta, diakses tanggal 7 Juni
2004.

Hardiyanto, 2003, Rendah Kesadaran Kesehatan Lingkungan,


http://www.suaramerdeka.com/hrian/0305/25/kol3.htm, Semarang, diakses tanggal 25 Januari 2004

Notoatmodjo, S, 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S, 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Pratiknya, AW., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

WHO, 1992, Pendidikan Kesehatan (terjemahan), ITB Press, Bandung.

54 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 1, Juni 2008 Hal 47-56
Zaahara, T, D, 2001, Upaya Peningkatan Perilaku Hidup Sehat Dalam Keluarga Dalam Rangka Pembangunan Keluarga
Sejahtera, http://www.Depdiknas.go.id/jurnal/30/ upaya_peningkatan_perilaku_hidup.htm, Jakarta,
diakses tanggal 14 Januari 2004.

Hubungan antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga ... (Yuli Kusumawati, dkk) 55

Anda mungkin juga menyukai