Sheilla Fadila
ABSTRAK
1.00 2.58
(7)
batang yang lebih kecil.
3) Monopole, adalah jenis menara yang hanya terdiri
e = rasio kepadatan
dari satu batang atau satu tiang yang didirikan
RR =faktor reduksi untuk komponen struktural
langsung ke dalam tanah. Dari penampangnya
,+ = 0.51
+ 0.57 Ket: ,+ 1.0
bundar
menara tipe monopole ini dibagi menjadi dua jenis
(8)
yaitu Circular-pole dan Tapered-pole
DF,DR = faktor arah angin komponen
datar,lingkaran
2.2. Pembebanan
CA = koefisien gaya appurtenance linear
Dalam pembebanan menara ada 3 jenis beban
yang diperhtiungkan yaitu beban mati, beban hidup
2) Beban Angin pada Antena
dan beban angin.Beban mati terdiri dari berat sendiri
Perhitungan beban angin pada antenna parabolik
menara, berat antenna, berat tangga dan bordes.
menurut EIA/TIA-222-F adalah sebagai berikut:
Beban sendiri menara adalah berat yang tergantung
=
4
dari jenis profil yang digunakan dalam perencanaan
5 =
5 4
(9)
struktur menara tersebut. Berat ini secara otomatis
akan dihitung sendiri dalam program bantu SAP2000.
(1
Beban mati tambahan pada menara berupa tangga dan
6 =
7 * 4
0)
beban antenna.
Beban hidup yang diperhitungkan adalah
(1
beban orang yang bekerja baik yang terletak pada
1)
tangga dan bordes. Beban hidup untuk tangga menara
harus mampu menahan 2 beban 250 pounds (110 kg)
Keterangan:
(EIA/TIA).
Fa = Gaya aksial, (lb)
Beban Angin, perencanaan beban angin pada
Fs = Gaya samping, (lb)
menara ini diolah menjadi kecepatan angin periode
M = Momen Puntir, (ft-lb)
ulang 50 tahunan, data angin diambil dari Kantor
Ca = Koefisien gaya aksial sejajar antenna
BMKG wilayah Palembang. Menurut EIA/TIA-222-
Cm = Koefisien beban angin untuk gaya
F-1996, beban angin dihitung terhadap dua kategori;
momenik
yaitu angin yang menerpa struktur dan angin yang
Cs = Koefisien gaya aksial tegak lurus antenna
menerpa antenna.
V = kecepatan angin, (mph)
A = luas terproyeksi normal dari antenna, (ft2)
1) Beban Angin pada Struktur Menara
D = diameter antenna, (ft)
Perhitungan beban angin pada menara menurut
= ($33) $- dalam ft
Kz = koefisien keterbukaan struktur
standar EIA/TIA-222-F adalah:
= (
+ (
)
2
(1) (12)
(2)
2.3. Pondasi
Keterangan: Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi
F = gaya angin horizontal (tegak lurus panel) (N) bangunan yang bertugas meletakkan bangunan dan
= 0.613
qz = tekanan kecepatan (Pa) meneruskan beban bangunan atas (upper
(3) structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup
kuat untuk mendukungnya (Ir, Rudy Gunawan, 1991).
= 0.65 +
GH = gust response factor (m)
.
&$
!"$#% '
h dalam meter (4)
2.4.1. Kapasitas Dukung Satu Tiang
CF = koefisien gaya pada struktur, untuk menara Dalam perhitungan daya dukung pondasi
= 3,4
- 4.7 e + 3.4
triangular Tiang pancang terdapat tiga metode dan rumusan,
(5) yaitu rumus statis analitis, rumus statis empiris, dan
AE = luas proyeksi efektif pada satu muka (m2) metode tes pembebanan (loading test). Untuk metode
dengan rumus statis empiris berupa hasil sondir dan H = Kedalaman tiang dibawah pile cap
N-SPT, dan metode statis analitis. Cu = Undrained cohesion
W = Berat total dari blok tanah tertutup.
2.4.2. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
1) Jarak antara tiang dalam kelompok 2.4.4. Reaksi Pondasi Tiang
S > 2,5 D atau S > 3,0 D Untuk perancangan pondasi perencanaan
2) Efisiensi kelompok tiang reaksi pondasi tiang pancang yang dilakukan rumus
= 19: @
(;<#)=>(=<#); sebagai berikut:
?=;
(4
1) Beban P kolom menggunakan kombinasi beban
0)
RSFCFT>UVEBW HXCVYBH ^_.` ^`._
# = ` a
DL+LL:
Keterangan: ZGTCB[ WXB\D _ a
m = jumlah baris tiang (43)
n = jumlah tiang dalam satu baris Dengan syarat: V < Qizin
= arc tan (d/s) dalam derajat
s = jarak antar tiang (as ke as) Vgrup = V1 + V2 + V3 + .... + Vn
d = diameter tiang (4
4)
Daya dukung tiang individu dalam kelompok adalah : Dengan Syarat : Vgrup < Qizin grup
fc ,
Tegangan Geser Izin( izin) =
6
(47)
Panjang Area Geser (sv) = s + ( h - hb )
(48)
Luas Area Geser (Av) = 4 sv( h - hb )
(49)
Gambar 7 (a) Gaya uplift kelompok tiang pada tanah non-
kohesif (b) Gaya uplift kelompok tiang pada tanah kohesif. Maka,
Tegangan Geser( bpu ) = Pmax/Av
Perhitungan tahanan uplift diberikan dalam (50)
KL = (2M + 2N)
P + Q
persamaan berikut: Syarat : ( bpu ) izin
(4 Keterangan:
2) Pmax = Beban yang terjadi pada kaki kolom
S = Diameter tiang pancang atau diameter kolom
Keterangan: H = Tinggi pile cap
Qu = Tahanan uplift ultimit kelompok tiang Hb = Tinggi efektif pile cap
L, B = Panjang dan lebar kelompok tiang
^L
,i = .l.ma
Momen maksimum digunakan untuk mencari k 1. Data Angin BMKG Kota
Palembang
2. Data Menara Telekomunikasi
Indonesia
(5 3. Data Tanah Kota Palembang
n_
7 = ,op nq
3)
Pemodelan Struktur
(5
4)
# =u;
r = s1 t1 v
Analisa Perhitungan Analisa Perhitungan
= n_
Struktur Atas: Struktur Bawah:
#,x
r =w; =
5) baja 3. Kontrol daya dukung tiang tunggal
n_
3. Desain sambungan V Qall
4. Kontrol daya dukung tiang tunggal
(5 terhadap beban darurat V 1,5 Qall
5. Kontrol daya dukung tiang kelompok
6) V Qall grup
r =w; 25%
6. Kontrol daya dukung tiang kelompok
Untuk efisiensi tulangan maka : terhadap beban darurat,
V 1,5 Qall grup
7. Hitung tahanan uplift (Qu)
(5
8. Kontrol gaya uplift, Pu Qu
r =w; r r =w;
7) 9. Kontrol tegangan geser pile cap
bpu izin
10. Hitung tulangan pile cap
5 = r g c
Kemudian dicari luas tulangan dengan rumus
Kesimpulan
(5
5 = 50% 5
8)
Selesai
; = 83568
;
Tabel 11. Analisa struktur menara
jq <
q
Desain Struktur Batas Izin Ket.
0,00050 50
83568
Sway OK
1,67
Stress Ratio 0,907 1 OK
= ;
pada panel 16: Untuk profil CHS, l 1,3 D, maka U = 1,0
= 34,82 1,0
Axial forces pada leg = -43097,52 kgf
= 34,82 7
Luas CHS 190,7x6 = 34,82 cm2
; = P
Tumpuan = sendi-sendi, k=1.
; = 3700 34,82
Panjang batang = 150,13 cm
Radius of gyration (r) = 6,53 cm
z { ; = 128834
= ;
M
jq <
| } q
+
3,14 2 10 128834
= 0,75 29624,52 <
1 150,13 2
| } 22218,39 < 64417 ()
6,53
= 37306,17174
~ 2400
= = 0,06433
4.4. Desain Sambungan
37306,17174
a) Sambungan Baut dan Las
~
Untuk 2,25, maka:
Untuk perencanaan sambungan, diberikan contoh
perhitungan sambungan member leg-leg pada panel
n_
+ = 0,658n ~
16 dan panel 15. Direncanakan menggunakan baut
A325 (Group A) dengan diameter ukuran baut 0,5
+ = 0,658, x 2400
inch atau 1,27 cm, kuat tarik nominal baut, Fnt, adalah
+ = 2336,2389
620 MPa atau 6200 kg/cm2.(AISC, Chapter J).
; = +
; = 2336,2389 34,82
; = 81347,8385
;
jq <
q
81347,8385
0,9 43097,52 <
1,67
38787,768 < 48711,281 () Gambar 15. Detail Sambungan Leg-Leg
1 1
l = z * = z 1,27 = 1,266 7
4 4
Kontrol kekuatan stabilitas batang tarik
Diambil contoh perhitungan batang leg (frame 18)
pada panel 16:
j ,; = j ; l
Axial forces pada leg = 29624,52 kgf Kuat tarik dan geser baut
M
Slenderness limitation: diketahui nilai gaya batang maksimum pada masing
< 300
masing member sambungan kaki menara berikut ini:
+
150,13
CHS bawah:
< 300
6,53
F76 = -42925,93 Kg
; = ~
For tensile yielding in the gross section: F117 = 23049,22 Kg
; = 2400 34,82
Jumlah baut:
w 29919,63 P
i= = = 5,0819 6 gPf M=
j ,; 5887,488 0,9 z *
9289,35
M=
0,9 z 3 17,044
M = 64,286 7 70 7
Untuk perencanaan sambungan las digunakan
las sudut dengan kuat leleh las sebesar 490 MPa.
Perhitungan dilakukan dengan menghitung tahanan
rencana dari profil CHS 190,7x6 berikut ini: Digunakan panjang baut angkur berdiameter D30
j L = 0,9_ = 0,902403482
dengan panjang = L + 10D = 700 mm + 10 x 30 mm =
= 75,21 fhi
1000 mm.
j L = 0,75L = 0,753703482
= 96,57 fhi
4.5. DESAIN PONDASI
Dalam analisis pondasi akan digunakan metode
w = j ,; M;
Penetration Test), dan data Laboraturium milik
w 29919,63
proyek pembangunan gedung kantor Bank Mandiri
j ,; = = = 49,97 /77
Palembang.
M; z 190,7 Pondasi yang direncanakan untuk menara
pemancar tipe self-supporting tower adalah pondasi
j ,; = j fq 0,60 L bored pile berpenampang lingkaran dengan diameter
49,97 = 0,75 fq 0,60 49 /77 tiang sebesar 500 mm, dan direncanakan memiliki
fq = 2,266 77 kedalaman antara 14, 15, dan 16 meter.
1
Diketahui dari hasil SAP2000, beban tetap
fP 55736,12
Direncanakan pile cap dengan dimensi 1,2 m x
i> = = 4,207
1,2 m dengan tebal pile cap 0,6 m. Maka tafsiran
j ,i 13246.875
jumlah tiang untuk masing-masing titik pondasi yaitu:
hdh7 + N
+f ed
P7d fei =
Kdd fei
Digunakan baut angkur 6 buah, agar pembagian
11.427 fhi + 2.0736 fhi
merata serta panjang baut angkur tidak terlalu
P7d fei =
32.002 fhi
panjang. Untuk menghitung panjang baut angkur,
P7d fei = 0.421 1 fei
digunakan rumus berikut ini:
55736,12
P gPf iP+ = = 9289,35
6
Kdd c+P+f 75 + N
+f ed
Kontrol Beban Darurat
Kfhfd
tiang yang dapat dihitung sebagai berikut:
P7d fei =
Kdd c+P+f 1,5 Q BCC DEFGH > PTBS + berat pile cap
Pengecekan terhadap beban Darurat:
KL = ((2M + 2N)
P) + Q
diambil hingga jarak 2/3 dari dasar pile cap.
KL = 86,504 + 22,270
KL = 108,774 fhi
KP 108,774 fhi
Perhitungan tahanan uplift izin:
KL. = = = 36,258 fhi
Gambar 16. Detail Pile Cap 2 Tiang 3 3
L < KL.
4.5.3. Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang Cek terhadap gaya uplift:
(i 1)7 + (7 1)i
selanjutnya dihitung efisiensi tiang, berikut ini: sebagai berikut :
= 19
907i
Tinggi pile cap (h) : 600 mm
(2 1)1 + (1 1)2
P kolom : 58,773 ton
= 19
Tinggi selimut beton (hb) : 5 cm
9012
Ukuran bored pile (s) : Lingkaran diameter 50
= 0,883
cm
Luas Permukaan pile cap : 2,3 m x 1,2 m = 2,76
m2
4.5.4. Perhitungan Reaksi Tiang
Mutu beton pondasi fc : 29,05 MPa
Setelah dilakukan pengecekan tegangan geser
Mutu tulangan baja fy : 400 MPa
pilecap, dinyatakan bahwa pile cap dengan ketebalan
600 mm aman, sehingga dapat dilakukan perhitungan
29,05
Kontrol tegangan geser pile cap
reaksi tiang terhadap beban tetap (WSD) dan beban
ww; = j = 0.75 = 0,674 6
6 6
darurat. Hasil perhitungan akan disajikan dalam tabel
berikut ini.
= 5 + ( l )
Reaksi
Qall Keterangan
= 4 ( l )
V1 7,635 32,002 AMAN
WSD
7 587730
V1 34,376 48,003 AMAN
Beban Maka:
lL = =
Darurat
4 2310000 7
V2 28,371 48,003 AMAN
1 216,199(1,983 10<x )
= 1 1
16,199 400
= 6,197 10<-
1,4 1,4
r =w; = = = 0.004375
~ 320
r =w; 25%
Gambar 17. Tampak Atas Potongan I-I Pile Cap 0.004375 25% = 0.00109
= 1358,794 77
Untuk menghitung tulangan bawah, perlu dihitung
momen yang terjadi akibat gaya kolom, dan tiang
bored pile. Maka dari itu diperlukan beban-beban
yang terjadi pada potongan I-I. Dari tabel dapat digunakan tulangan tarik (utama)
D16-100 (As = 2011 mm2)
5. KESIMPULAN
Dari hasil analisa perhitungan struktur atas dan
bawah menara pemancar dilakukan, didapat
kesimpulan sebagai berikut:
Gambar 18. Potongan I-I pada pile cap a. Menara pemancar tidak dapat didesain sesuai
dengan kecepatan angin maksimum periode
Maka besarnya beban-beban yang terjadi pada ulang 50 tahunan di kota Palembang yang hanya
potongan I-I pile cap adalah, W1 = beban tanah, dan sebesar 18,3482 m/s. Hal ini dikarenakan standar
W2 = beban pile cap minimum kecepatan angin yang telah ditentukan
= 1,5983 fhi
tersebut, yaitu kecepatan angin minimum
Q = 4hdP7
ed
l;
sebesar 22,4 m/s.
1
Direncanakan tulangan utama = 16 mm c. Setelah analisa menggunakan SAP2000 v.14.
c = ( 5
de7Pf g
fhi + 16 77
dilakukan kontrol terhadap goyangan (sway),
2
1
horizontal displacement, stabilitas batang tekan
= 600 77 s5077 + 1677v
terhadap tekuk, dan stabilitas batang tarik.
2
= 542 77
d. Sambungan baut struktur digunakan baut A325
6P
diameter 0,5 inch, fnt 620 MPa, dan sambungan
,i =
las, fu las 490 MPa dengan ukuran 4mm. Jumlah
. g. c
10,728 10x 77
baut angkur yang digunakan untuk masing-
=
masing kaki menara dalam perancangan menara
0,8 2300 (542) ini adalah sebanyak 9 buah dengan panjang 1000
= 1,983 10<x /77
mm.
e. Pondasi yang digunakan pada menara adalah Ellingwood, Bruce R. 1999. Wind Load Statistic For
pondasi bored pile dengan diameter 500 mm, Probability-Based Structural Design. Journal Of
dengan kedalaman 14 meter. Structural Engineering,.
f. Perhitungan pondasi harus dikontrol terhadap Ghosh, S.K.. 2006. The Evolution Of Wind
beban darurat. Pada menara pemancar terdapat Provisions In U.S. Standards And Codes.
gaya uplift, sehingga pondasi juga harus didesain Building Safety Journal.
untuk menahan gaya uplift menara. Simiu, E, Dkk. 2001. Extreme Wind Load Estimates
g. Pile cap yang digunakan adalah pile cap Based On The Gumbell Distribution Of
kelompok jumlah 2 tiang dengan jarak antar Dynamic Pressure: An Assesment. Elsevier
tiang sebesar 130 cm. Dimensi pile cap adalah Structural Safety.
2300 mm x 1200 mm dengan tebal 600 mm,
dengan tulangan utama = D16-100 dan tulangan
tekan = D16-200.
DAFTAR PUSTAKA
Berman, Gary S. 2012. Structural Steel Design and
Construction. North America: Greyhawk.
Das, Braja M. 1983. Principles of Foundation
Engineering: Seventh Edition. United States of
America: Cengage Learning.
Gunawan, Rudy. 2003. Tabel Profil Konstruksi Baja.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Oentoeng. 1999. Konstruksi Baja. Yogyakarta: ANDI.
Salmon, Charles G. 1996. Steel Structures: Design
and Behaviour Emphasizing Load and
Resistance Factor Design Fourth Edition.
Harper Collins College Publishers, New York.
Sosrodarsono, Suyono Sn, dan Kazuto Nakazawa.
1984. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi.
Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita.
Tomlinson, M.J. 1994. Pile Design and Construction
Practice: Fourth Edition. London: Chapman &
Hall.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan.
Yogyakarta: Penerbit Beta Offset.
Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah
dan Gedung. 1987. Yayasan Badan Penerbit PU.
Specification for Structural Steel Buildings. 2010.
American Institute of Steel Construction.
TIA STANDARD: Structural Standard for Antenna
Supporting Structures and Antennas. 1996.
EIA/TIA.
Pitasari, Rayi Intan. 2011. Perencanaan Struktur
Tower SST Telekomunikasi (75 m, 150 m, 225
m, 300 m) dengan Beban Angin Rencana
Periode Ulang 20 Tahunan BMKG Surabaya.
Jurnal ITS.
Sumargo, Dkk. 2008. Analisa Respon Struktur
Menara Pemancar Tipe Monopole 120m
Akibat Beban Angin Rencana Dengan Periode
Ulang 10 Tahunan di Stasiun Badan Meteorologi
Dan Geofisika Semarang. Dinamika Teknik
Sipil.
Effendi, Mahmud Kori, dan Triono Subagio. 2006.
Pengaruh Beban Angin Terhadap Struktur Roof
Top Tower Telepon Seluler. Jurnal Teknik Sipil
Vol.III,.