Anda di halaman 1dari 14

Makalah: Asesmen Pembelajaran Biologi

PENERAPAN TEKNIK BERTANYA PADA


KELAS IPA

OLEH:
Kelompok V
KELAS A
Suriyah Satar 161051301004
Yunandar 161051301005
Arini Rahmadana 161051301020
Fenny Hasanuddin 161051301023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah,
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini sebagai tugas mata kuliah Asesmen Pembelajaran Biologi dengan judul
Penerapan Teknik Bertanya pada Kelas IPA. Shalawat and Taslim kepada nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam yang gelap
gulita ke alam yang terang benderang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada ibu Prof. Dr. Nurhayati B, M.Pd Selaku pengampuh mata kuliah Asesmen
Pembelajaran Biologi yang telah memberikan banyak masukan, arahan, motivasi
dan semangat kepada penulis dalam proses penyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
keterampilan bertanya yang patut dimiliki oleh seorang pengajar, khususnya bagi
penulis. Penulis juga berharap bahwa makalah ini dapat menjadi referensi dan
memberikan manfaat bagi semua yang membutuhkannya. Amin Ya Rabbal
Alamin.

Makassar, 28 Februari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i.


KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................
C. Tujuan................................................................................................

Bab II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik Bertanya............................................................
B. Manfaat dan Prinsip-Prinsip dalam Keterampilan Bertanya...............
C. Teknik Bertanya yang Baik Digunakan...............................................
D. Penerapan Teknik Bertanya dalam Pembelajaran Ipa.........................
E. Hal-Hal yang Perlu Dihindari dari Kegiatan Bertanya........................

Bab V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan tekhnik bertanya ?
2. Apa manfaat dan prinsip-prinsip dalam keterampilan bertanya?
3. Bagaimana teknik bertanya yang baik digunakan ?
4. Bagaimana penerapan teknik bertanya dalam pembelajaran IPA?
5. Apa yang perlu dihindari dari kegiatan bertanya?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:.
1. Pengetahuan dari tekhnik bertanya.
2. Manfaat dan prinsip-prinsip dalam keterampilan bertanya.
3 Teknik bertanya yang baik digunakan.
4. Penerapan teknik bertanya dalam pembelajaran IPA.
5. Hal-hal yang perlu dihindari dari kegiatan bertanya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Teknik Bertanya


Mengajar merupakan tugas yang kompleks dan memerlukan berbagai
keterampilan mengajar. Terdapat delapan keterampilan dasar mengajar,
Keterampilan dasar yang dimaksud menurut Hasibuan dan Moedjiono dalam
Mansur (2015), antara lain: 1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran; 2)
keterampilan menjelaskan; 3) keterampilan bertanya; 4) keterampilan memberi
penguatan; 5) keterampilan mengadakan variasi; 6) keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil dan perorangan; 7) keterampilan mengelola kelas; dan 8)
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. keterampilan bertanya
merupakan suatu keterampilan yang dominan dan strategis sebab interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran sebagian besar menggunakan pertanyaan
serta mendukung keterampilan dasar yang lain. Menurut Ralph dan Hussin dalam
Ermasari (2014), Penggunaan keterampilan ini dengan efektif dapat mengaktifkan
siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Pengajuan pertanyaan yang efektif
oleh guru mengarahkan siswa untuk memahami isi pelajaran, meningkatkan rasa
ingin tahu, merangsang imajinasi, memotivasi siswa untuk memperoleh
pengetahuan baru, mengarahkan perhatian siswa, menjaga agar siswa tetap terlibat
dalam proses pembelajaran, memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan
diri serta meningkatkan partisipasi siswa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tanya diartikan sebagai
permintaan keterangan sedangkan bertanya diartikan sebagai (1) meminta
keterangan atau penjelasan, dan (2) meminta supaya diberitahu tentang sesuatu.
Menurut Rukmana (2014), bertanya merupakan ucapan verbal berupa kalimat
bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai hal yang belum diketahui.
Dalam hal ini, bertanya dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Teknik bertanya adalah metode atau cara pengajuan
pertanyaan di dalam kelas. Keterampilan bertanya seorang guru akan lebih efektif
jika diikuti oleh pemilihan atau penggunaan jenis pertanyaan yang baik dan teknik
bertanya yang tepat. Pertanyaan yang memiliki kualitas yang baik akan
mempengaruhi kualitas interaksi siswa dalam pembelajaran. Sementara itu, teknik
bertanya guru juga akan mempengaruhi partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran.

2. Manfaat dan Prinsip-Prinsip dalam Keterampilan Bertanya.


Menurut Hasibuan, dkk dalam Rukmana (2014), manfaat keterampilan
bertanya guru adalah sebagai berikut: a). Meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar; b). Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
terhadap masalah yang sedang dibicarakan; c). Mengembangkan pola berpikir dan
belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya; d). Menuntun
proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik; e). Memusatkan perhatian siswa terhadap
masalah yang sedang dibahas.
Prinsip-prinsip penggunaan yang dimaksud dikemukakan oleh Wardani
(2007) yaitu :
a. Menimbulkan gairah dan semangat siswa.
Pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa diupayakan agar penuh
dengan kehangatan dan antusias, karena hal itu akan mempengaruhi siswa
untuk menjawab pertanyaan. Usahakan pula agar setiap siswa tidak merasa
takut atau takut salah dalam menjawab pertanyaan guru.
b. Memberikan waktu kepada siswa untuk berfikir
Pertanyaan yang diajukan oleh guru tidaklah serta merta dapat dijawab
oleh siswa, untuk itu guru harus memberikan waktu/kesempatan kepada siswa
untuk berfikir dan menyusun jawaban yang akan dikemukakannya.
c. Mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan.
Tujuannya adalah agar urutan tingkat kesukaran dapat disusun dan materi
yang direncanakan akan dapat disampaikan dengan tuntas.
d. Menilai pertanyaan yang telah diajukan.
Kegiatan menilai (pertanyaan yang pokok saja) dapat dilakukan setelah
proses pembelajaran berlangsung. Dengan menilai, guru akan mengetahui
jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran, kualitas pertanyaan, dan cakupan
materi.
e. Menghindari kebiasaan seperti: mengulang pertanyaan, mengulang jawaban
yang diberikan siswa, menjawab sendiri pertanyaan yang telah diajukan,
mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak, mengajukan
pertanyaan ganda, sehingga siswa terpaksa melakukan beberapa tugas dalam
waktu yang singkat, menentukan terlebih dahulu siswa yang akan menjawab
pertanyaan.

3. Teknik Bertanya
Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara
mengajukannya tidak tepat, akan mengakibatkan tidak tercapai tujuan yang
dikehendaki. Oleh karena itu, Menurut Rizovi (2014), aspek tekhnik dari
pertanyaan harus pula dipakai dan dilatih, agar pengajar dapat menggunakan
pertanyaan secara efektif dalam mengajukan pertanyaan antara lain:
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan jelas, serta Nampak kaitannya antara
jalan pikiran yang satu dengan yang lain. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak
bagus dalam bertanya.
b. Kecepatan dan selang waktu
Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta tidak tergesa-gesa.
Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak untuk memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpikir; sementara itu, sambil memonitor kelas,
apakah sudah ada yang siap menjawab.
c. Arah dan distribusi penunjukkan
Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas sesudah diberi kesempatan
berfikir, barukah menunjuk seseorang untuk menjawabnya. Diusahkan agar
pertanyaan didistribusikan secara merata ke seluruh kelas.
d. Teknik reinforcement
Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap yang positif pada siswa serta
meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga
meningkatkan tercapain ya tujuan belajar yang lebih baik.
e. Teknik menuntun dan menggali (prompting and probing).
Menurut Depdikbud (1990) untuk menciptakan suatu dinamika dalam
kegiatan pembelajaran, hendaknya guru mengetahui hal-hal tertentu didalam
mengajukan suatu pertanyaan agar secara langsung berlaku komunikasi segitiga
yakni komunikasi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa yang
mencerminkan keaktifan siswa dan guru. Hal-hal yang dimaksud antara lain:
Pertama: Pertanyaan diajukan untuk seluruh kelas, bukan untuk perorangan,
kemudian menawarkan kepada siswa siapa yang akan menjawab, atau menunjuk
langsung salah seorang siswa. Hal ini dimaksudkan agar semua siswa ikut berfikir
memecahkan jawaban pertanyaan guru. Pertanyaan yang agak sulit jangan
diperuntukkan atau ditunjuk siswa yang lemah.
Kedua: Jawaban hendaknya oleh perorangan, bukan oleh seluruh kelas. Siswa
yang menjawab adalah siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai jawaban individu
ataupun sebagai wakil kelompok.
Ketiga: Usahakan pertanyaan diajukan secara merata (random). Maksudnya
setelah pertanyaan diajukan ke seluruh kelas, yang ditunjuk untuk menjawab
penyebarannya secara merata, jangan menurut pola tertentu, misalnya hanya
ditunjuk siswa yang pandai atau siswa yang bandel atau siswa sesuai absen atau
berurutan. Jadi hendaknya menggunakan pola acak, tetapi merata. Maksudnya
supaya setiap siswa merasa siap untuk menjawab pertanyaan.
Keempat: Jika perlu berikan dorongan kepada siswa yang lemah dan pemalu
untuk mau menjawab. Disini guru bertindak tidak membedakan antara siswa-
siswinya, atau tidak pilih kasih, tetapi memperhatikan semua siswa untuk diajak
terlibat dalam proses belajar yang aktif;
Kelima: Perhatian guru hendaknya kepada seluruh kelas walaupun konsentrasinya
kepada jawaban siswa. Jadi sementara siswa menjawab yang lain masih dalam
jangkauan perhatian guru.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa hendaknya bervariasi
mulai dari soal-soal yang mudah sampai yang sukar. Biasanya terdapat pertanyaan
yang tidak mampu dijawab oleh siswa maka menurut Alam, dkk dalam Mansyur
(2015), yang harus dilakukan oleh guru adalah: 1) memberikan informasi
tambahan agar murid dapat menjawab; 2) merubah pertanyaan dalam bentuk lain,
3) memecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga
akhirnya semua dapat terjawab. Dengan demikian siswa akan lebih mudah
memahami materi pelajaran dan daya serap siswa akan lebih tinggi.

4. Penerapan teknik bertanya dalam pembelajaran IPA.


Kegiatan pembelajaran sains pada prinsipnya harus melibatkan peserta didik
secara aktif, oleh karena itu seorang guru harus mampu menggunakan teknik
bertanya yang efektif dalam pembelajaran sains. Menurut Indrawati (2016), untuk
meningkatkan partisipasi peserta didik ada 4 teknik mengajukan pertanyaan yang
dapat digunakan oleh guru, yaitu teknik pengarahan ulang (redirection), teknik
membimbing (probing, teknik menuntun (promting) dan teknik pemusatan
(focusing).
a. Teknik pengarahan ulang (Redirecting)
Dalam pengarahan ulang guru mengarahkan satu pertanyaan pada be-
berapa murid, dengan tujuan agar lebih banyak murid terlibat dalam proses
berfikir. Teknik pengarahan ulang dapat dilakukan guru apabila guru
bertujuan ingin melibatkan banyak siswa dalam proses pembelajaran. Cara
yang dapat dilakukan adalah mengajukan satu pertanyaan yang ditujukan
kepada beberapa siswa.
b. Teknik membimbing/ teknik probing
Pertanyaan yang bersifat probing digunakan guru untuk menggali
jawaban siswa agar lebih jelas. Membimbing siswa Teknik membimbing
(probing) digunakan jika siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru kurang
lengkap dan siswa hanya menjawab sebagian-sebagian.Teknik membimbing
memerlukan waktu dan kesabaran guru dalam mengajukan pertanyaan dan
juga memerlukan keterampilan guru untuk dapat menggali jawaban siswa
dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menggali dari
seorang siswa dengan tujuan untuk meningkatkan tanggapan siswa menuju
kepada jawaban yang lebih tepat dan lebih luas.
c. Teknik Menuntun (prompting)
Teknik menuntun digunakan jika siswa tidak segera menemukan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan oleh guru.Ketika siswa gagal atau tidak biasa
menjawab pertanyaan, maka guru dapat mengajukan pertanyaan berikut.
1. Apakah pertanyaan saya jelas atau kurang jelas?
2. Apakah Anda menginginkan saya untuk memecahkan pertanyaan ke
dalam beberapa bagian?
3. Bagian mana pada pertanyaan yang saya ajukan yang tidak anda pahami?
4. Apakah pertanyaan yang saya ajukan terlalu sulit bagi anda?
Apabila siswa tidak berhasil menjawab pertanyaan guru, maka teknik
menuntun dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya yaitu sebagai
berikut:
1. Menyederhanakan pertanyaan;

2. Memecah pertanyaan ke dalam beberapa bagian pertanyaan yang dapat


mengarahkan siswa secara perlahan-lahan ke pertanyaan awal;

3. Mengganti pertanyaan dengan kalimat lain tetapi maksudnya sama;

4. Memberikan pertanyaan yang jawabannya dapat memancing pikiran siswa


untuk menemukan jawaban pertanyaan semula.
d. Teknik Pemusatan (Focusing)
Teknik mengajukan pertanyaan pemusatan dilakukan guru jika semula
mengajukan pertanyaan yang lingkupnya luas dilanjutkan dengan mengubah
pertanyaan yang lingkupnya lebih fokus/khusus.

5. Hal-Hal yang Perlu Dihindari dalam Kegiatan Bertanya.


Setelah guru memahami berbagai macam tehnik dalam bertanya sebagaimana
uraian di atas, ada pula hal-hal yang perlu dihindari agar proses komunikasi
segitiga yakni komunikasi antara guru dan siswa dan antar siswa dapat
berlangsung secara interaktif dan dinamis. Menurut Depdikbud (1990), hal-hal
yang perlu dihindari dalam kegiatan bertanya diantaranya:
Pertama: Mengulang pertanyaan, kecuali semua siswa belum jelas akan maksud
pertanyaan. Hal ini membiasakan siswa selalu memperhatikan kegiatan proses
suatu diskusi, dan tidak membuang-buang waktu.
Kedua: Menjawab pertanyaan sendiri, karena menyebabkan siswa tidak aktif
sebab sudah tahu bahwa akhirnya guru akan menjawabnya sendiri.
Ketiga: Memotong jawaban siswa. Siswa yang sedang menjawab entah jawaban
itu benar atau salah jangan dipotong sebelum jawaban selesai kemudian menunjuk
siswa lain menjawabnya. Hal ini menimbulkan kekeceweaan siswa, yang lain kali
dia enggan menjawab lagi atau menyebabkan siswa menjadi rendah diri merasa
tidak diperhatikan jawabannya.
Keempat: Mengulang jawaban siswa. Ini menyebabkan siswa lain tidak
memperhatikan jawaban temannya atau membiasakan siswa bersuara lemah atau
tidak tegas. Bila perlu untuk memperjelas, mintalah siswa lain untuk mengulang
jawaban yang diberikan temannya tersebut.
Kelima: Menunjuk siswa untuk menjawab sebelum pertanyaan diajukan. Hal ini
menyebabkan teman lain tidak memperhatikan pertanyaan guru atau tidak
melibatkan siswa lain karena merasa tidak akan disuruh menjawabnya.
Keenam: Mengajukan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak, atau yang
jawabannya selalu jelas. Hal ini akan mengakibatkan jawaban serentak seluruh
siswa. Sehingga mungkin ada siswa yang cuma ikut-ikutan dan kelas menjadi
gaduh.
Ketujuh: Mengikuti pola yang selalu sama dalam mengajukan pertanyaan,
misalnya yang menjawab diurut dari barisan belakang kedepan atau dari depan ke
belakang terus menerus. Hal ini menyebabkan siswa tidak aktif karena tahu persis
bukan gilirannya untuk menjawab.
BAB III
PENUTP
A. Kesimpulan
B. Saran
Klompok 1
teknik bertanya
dari keempat teknik bertanya tersebut dapat dilakukan sekaligus
bisa kah pemateri memberikan contoh pembahasan
4.bgaimana seharusnya bertanya
Waktu tunggu

Jawaban siswa
Dan hal2
Apa pentingnya manfaat

---Bgmn seharusnya menyusun pertnyaan yang baik

6. teknik yng tepat


Pelatihan heterogen
Teknik Tanya jawab pengaturan ruang, bgmn seorang guru mengatur diskusi kelas
Yang sempit tdk terlalu luas

Dian
Daftar Pustaka

Ermasari, Gadhi. 2014. Kemampuan Bertanya Guru Ipa dalam Pengelolaan


Pembelajaran. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA. Volume 4 Tahun 2014.

Indrawati. 2016. Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Fisika Sekolah


Menengah Atas (Sma) Komuniasi Efektifi. Jakarta: PPPTK IPA.
Mansur. 2015. Teknik Bertanya Dalam Pembelajaran. Artikel E-Buletin Edisi Mei
ISSN. 2355-3189. Makassar: LPMP Provinsi Sulawesi Selatan.
Risovi, Zulhani. 2014. Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih. Skripsi belum
terpublikasi. Jakarta: UIN Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Rukmana, Yunita Dwi. 2014. Peningkatan Keterampilan Proses Melalui
Penerapan Keterampilan Bertanya pada Pembelajaran Ipa Berpusat pada
Siswa bagi Siswa Kelas V Sd Negeri Turi 3 Kecamatan Turi Kabupaten
Sleman. Skripsi belum terpublikasi. Yogjakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, fakultas ilmu kependidikan.
Wardani (2007). Keterampilan Bertanya Tingkat Dasar www.gurukelas.com.
Makassar: Diakses pada tanggal 12 Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai