Anda di halaman 1dari 8

Resentment

by truwita (@senjaa27)
.
[EXO] Sehun and [F(X)] Soojung
Genres Romance, School-Life, Friendship and lil bit Comedy | Length Vignette |
Rating PG 15 | Cp l18hee (@l18hee)

I just own the plot, and thanks a lot for the awesome poster Nidaaa ^^
Happy reading

Kemarin ada berita heboh.

Tidak terlalu heboh sih, kalau menurutku, tapi yah. Duh, pokoknya gitu deh.

Soojung! kuhentikan langkah saat suara familiar itu tertangkap telinga tengah menyerukan
namaku. Tanpa harus berbalik aku sudah tahu itu siapa. Ada apa, Baek? Ujarku malas.

Ahehe, Ia malah cengengesan alih-alih menjawab pertanyaan. Bahuku merosot, moodku


mendadaak jatuh. Sebenarnya memang sudah jatuh dari kemari sih, sejak

Kau sudah lihat foto-foto Kai dan pacar barunya belum? Ituloh Soo, yang seperti pre-
wedding itu. Di akun SNS-nya, mereka terlihat manis dan serasi sekali. Kai yang tampan
dan

YAK! aku benci sikap Baekhyunyang kalau sudah bicara tak pernah bisa berhenti seperti
kendaraan yang kehilangan remnya. Kulipat kedua tanganku di depan dada. Menatap kedua
matanya, seraya berkata: APA PEDULIKU?!

Tanpa menunggu responnya, aku melengos pergi. Bisa-bisanya aku memiliki sahabat macam
Baekhyun yang tololnya sudah tak bisa lagi diukur. Ya ampun. Tak bisakah dia mengerti
posisiku sedikit. Bagaimanapun, Kai itu mantan kekasihku!

Bukan. Bukan karena aku cemburu atau masih ada rasa pada lelaki sialan itu. Hanya saja aku
tidak suka, oke? Itu saja sudah cukup.

Cup.

ketika aku lengah, kurasakan sebuah benda lembut dan sedikit lembab mendarat di pipi
kananku. Oh sialan. YAK! Park Chanyeol. Kau sudah bosan hidup, HAH?!

Bukannya minta maaf, lelaki berdaun telinga seperti kerupuk itu malah memamerkan deretan
giginya. Kuhirup dan kuhembuskan udara secara perlahan dari mulut. Tali tas ransel sudah
lebih dulu jadi korban kedua tanganku.
Kenapa sih, hari ini? mau itu Baekhyun, Chanyeol, bahkan gagang pintu rumah sekalipun
sudah membuatku kesal pagi ini.

Melamun sekali lagi, akan kucium bibirmu.

Aku mendesis, dan mendaratkan sebuah tonjokan di perut Chanyeol. Lelaki itu mengaduh,
aku tak peduli. Aku hanya ingin segera sampai di kelas.

Dari yang tertangkap telinga, beberapa gadis yang tergolong kedalam PCY-FClub, Yeol-
Lover (atau apalah itu terserah) sedang berkerubun saling melempar perhatian dengan sikap
sok manis di hadapan lelaki itu. Jangan tanyakan padaku bagaimana sikapnya sekarang. Aku
sudah muak, soalnya. Dasar playboy cap upil, ugh!

***

Kutatap malas deretan huruf yang tertulis di papan tulis. Hari ini benar-benar terasa
membosankan. Jarum jam juga bergerak sangat lambat. Kuedarkan tatapan ke sekitar.
Beberapa anak sedang serius mencatat, dan beberapa lagi sibuk dengan urusannya sendiri.
Seperti Baekhyun yang mencoba menyentuh hidung peseknya dengan ujung lidah, atau
Chanyeol yangastaga, apa yang dia lakukan dengan cermin itu? Mengintip rok siswi lagi,
heh? Awas kau!

Sepuluh menit kemudian bel berdering nyaring, diikuti sorakan para siswa. Han saem
menutup pertemuan dan segela meninggalkan kelas. Begitupun dengan sebagian besar siswa.
Setelah selesai dengan peralatan sekolah, aku segera beringsut ke meja Chanyeol yang sibuk
mematut wajahnya di cermin berbentuk lingkaran seukuran telapak tangan sambil menata
rambut dengan kedua tanganya.

Yah, mesum! Kau mmmpth

Ssst Soojung, kau tega menghancurkan reputasi indahku, hah? Kita kan sudah bersahabat
sejak kecil, masa kau tega padaku, Chanyeol merajuk. Dia pikir dengan wajah seperti itu
bisa mendapat belas kasihanku? Hah, mimpi saja dasar mesum!

Aku mendengus, dan menginjak kakinya dengan tumitku sekuat tenaga. Ia menjerit, sebelah
tangan yang tadi membekap mulutku terlepas. Beruntung, gerakan Chanyeol lebih lincah.
Lelaki itu segera meraih ranselnya dan berlari ke luar kelas sebelum sempat kuberi pelajaran.

Baek, lari! Female titan akan segera beregeneasi!

HEY! Jangan lari kaliaaaaaan!

.
Pada akhirnya, kami bertiga main kejar-kejaran. Hal yang memulihkan sedikit moodku.
Perlahan, aku mulai melupakan berita heboh yang kudapat kemarin. Hey, apa peduliku
memangnya? Haish.

Nafasku sudah terasa berat. Aku berhenti berlari untuk mengatur nafas sejenak. Di depan
sana, Baekhyun dan Chanyeol tengah melambai dengan cengiran khas mereka. Keduanya
berteriakentah apa. Yang pasti, aku yakin seribu persen kalau mereka tengah mengejekku.

Tanpa sadar, seulas senyuman hadir di bibirku. Tiba-tiba saja perasaanku terasa ringan. Di
saat seperti inilah, aku merasa menjadi seorang gadis beruntung yang memiliki kedua sahabat
sinting kelas kakap. Tanpa harus aku katakan, mereka selalu mengerti dan tahu bagaimana
harus menyikapi dan mengembalikan moodku. Meski cara mereka yeah. Sedikit aneh atau
udik? Aaah, aku benar-benar menyayangi mereka.

Kuselipkan helaian rambutku yang tak terikat ke belakang telinga. Aku sudah berniat akan
mengajak mereka makan eskrim sepuasnya ketika kulangkahkan kaki keluar gerbang
sekolah. Akan tetapi

Aku tak tahu apa yang salah denganku. Hanya saja aku rasa, setiap pasang mata para siswi
kini tertuju padaku dengan rahang yang nyaris saja terjatuh jika bukan dibuat oleh tangan
Tuhan. Aku bukan tipe gadis yang mudah berprasangka buruk, tapi entah kenapa kali ini
perasaanku mendadak tidak enak. Aura kelam tiba-tiba saja terasa mengancam. Hey, ini
bukan cerita fiksi misteri atau horor yang penuh kejutan atau tiba-tiba saja ada sosok hantu
dengan wajah tak lagi berupa muncul di depan mata.

Ugh, membayangkannya saja sudah membuatku bergedik!

Kuputuskan untuk tak lagi memikirkan hal yang tidak-tidak dan segera menyusul Baekhyun
dan Chanyeol yang kini sudah tak lagi terdengar teriakannya. Baru saja aku hendak berlari
dengan kekuatan penuh, kening, hidung, bibir, pokoknya wajah dan tubuhku membentur
seesuatu!

Aku terhuyung dan hampir terjatuh. YAK! makianku terpaksa harus kembali kutelan
saat mata cantik ini menangkap sosok jangkung yang belakangan selalu mengusik hidupku
yang sudah sejak lama berantakan.

Hai, Dia melambaikan tangan dengan ekspresi-mau-apa-kau-lihat-lihat-hah!

Heol, sapaan macam apa itu?

Aku memutuskan untuk tak menganggap kehadirannya dan memilih untuk bergeser lalu
melangkah pergi.

Mau pergi kemana, sayang?

Aku pikir, bulu kudukku hampir rontok semua saat sebuah kata keramat menyapa inderaku
disusul sebuah rangkulan yang memaksa punggungku untuk berbenturan dengan tubuhnya.
Beberapa siswi menjerit histeris menyaksikan adegan kami. Kupejamkan mata dan menarik
nafas pelan-pelan sebelum berbalik dan melepaskan rangkulan lelaki itu. Permisi, ada yang
bisa kubantu, Tuan?

Ayolah, sayang. Kenapa harus bicara formal seperti itu?

Dia gila! Satu yang bisa kusimpulkan: dia sudah gila!


lelaki itu menyejajarkan wajahnya dengan wajahku. Matanya menatap hangat dengan seulas
senyum di bibir tipisnya, membuat jantungku perlahan berdegup tanpa ritme yang
seharusnya. Nah, sekarang siapa yang sudah gila?

Kukerjapkan mata beberapa kali, berusaha tuk mendapatkan fokus dan kuasa atas diriku
kembali. Sebelum segalanya bertambah semakin parah. Hey, Oh Sehun. Kau pikir siapa
yang sejak tadi kau panggil sa

Ssst Sehun meletakan jari telunjuknya di atas permukaan bibirku, Kau pikir siapa yang
mau memanggilmu dengan sebutan menjijikkan itu?

Hah?

Berbaliklah.

Sesuai intruksi, aku berbalik. Namun, tak sampai dua detik aku kembali pada posisi semula
menghadap Sehun. Aku melotot, karena terkejut. Dan kedua tanganku refleks terangkat
menutup mulut. Kenapa mereka bisa ada di sini? tanyaku setengah memekik.

Mereka? Siapa? Kai dan Seulgi atau

Semua! potongku cepat. Semuanya, teman-temanmu terutama mereka berdua!

Sebenarnya

Astaga, Oh Sehun. Kau sedang merencakan apa lagi sih? Aku pikir hutangku sudah lunas
dengan berakhirnya pesta sialan itu!

Inginku juga begitu. Dengan entengnya lelaki itu menjawab. Tidakkah dia mengerti
posisiku sekarang yang tak ubahnya seperti kebakaran jenggot? Dia malah stay at cool
dengan kedua tangan masuk ke saku celana dan punggung yang bersandar pada batang
pohon. Oh, keparat!

Lalu sekarang apa lagi?! aku berujar gemas.

Kami akan ada pertandingan basket nanti malam.

Terus? aku memutar bola mata. Ini menyebalkan. Ketika kau sudah berada di titik terendah
dari kesabaran, kau masih harus bertahan menahan emosimu untuk mendengar ocehan
makhluk berwajah lantai seperti Oh Sehun.

Apanya yang terus?


Oke, habis sudah.

Kau yang memulai semuanya! ia mendahuluiku, dan bicara dengan nada satu oktaf lebih
tinggi dari sebelumnya.

Yah, kenapa kau yang sewot? Harusnya kan

Aku! Tentu saja seharusnya aku yang sewot, Sehun menghembuskan nafas. Kau itu lupa,
atau sengaja lupa, sih?

Apa maksudmu?

Aku jadi merasa tolol sendiri jika seperti ini.

Ya ampun, Sehun mengusap wajah dengan kedua tangan. Aku pacarmu, ingat?

Tap

Kita bicarakan nanti saja, lihat! Sehun menunjuk kearah teman-temannya yang sudah
melambaikan tangan memberi kode. Kami harus berlatih sebelum pertandingan.

Aku menunjuk wajahku sendiri, Hubungannya denganku?

Demi Tuhan, Jung Soojung!

Kau harus ikut denganku! menemaniku berlatih, menonton pertandinganku,


menyemangatiku dan blahblahblah seperti yang biasanya seorang kekasih lalukan, bodoh!

Tanpa memberiku spasi untuk berpikir, Sehun langsung menyeretku untuk pergi.

***

Bagi Soojung, saat ini adalah waktu yang tepat untuknya menggali kuburan sendiri.
Bagaimana tidak? saat ini dia tengah duduk dipinggir lapangan tempat Sehun dan sembian
personil lainnya latihan sebelum memulai pertandingan. Tapi, bukan itu masalahnya.

Masalahnya adalah dia duduk berdampingan dengan Seulgi. Ya, Seulgi. Gadis cantik nan
ramping yang berstatus sebagai kekasih dari mantan kekasihnya. Oke, sebut saja Kai.

Gadis ituSeulgisejak tadi tak pernah melepas fokusnya sedikitpun dari sosok Kai yang
tengah berlatih. Sesekali ia bersorak ketika Kai melakukan dunk atau tembakan three point.
Tak jarang mereka saling bertukar tatap dan melempar senyum. Oh, hal itu benar-benar
membuat kepala Soojung mendidih. Moodnya yang tadi sempat membaik kini kembali ke
titik terendah. Sangat rendah. Hingga membutuhkan satu pabrik eskrim untuk
mengembalikan moodnya seperti semula. Di lain sisi, tanpa Soojung sadari Sehun tengah
memperhatikannya. Senyum geli sesekali terlihat menghiasi bibir lelaki itu.
Hari ini dalam mood terbaikmu, eh? Yoongi sang kapten menyikut lengan Sehun seraya
memamerkan cengirannya.

Ah, Sehun kehilangan kata untuk menjawab. Pasalnya ia juga tidak tahu harus menjawab
apa. Sehun hanya sedikit merasa terhibur setiap kali melihat ekspresi Soojung yang
merenggut sebal, dan di detik selanjutnya berubah garang seolah siap sedia menelan apa saja
yang ada di depan mata. Terutama Kai dan Seulgi.

Yah, tak perlu menjadi seorang detektif handal untuk bisa menelaah apa yang terjadi. Sehun
sudah cukup pandai untuk menilai keadaan dan sikap Soojung setiap kali melakukan hal yang
berhubungan dengan karibnya itu. Sehun tak bisa memastikan apa yang terjadi di masa lalu,
lagi pula Sehun tak terlalu memerdulikannya. Toh bagaimanapun kini, gadis itu sudah
berstatus sebagai kekasihnya, meski dalam konteks tertentu sih. Yang penting selama hal itu
bisa membuat harinya yang membosankan bisa sedikit menarik, Sehun akan dengan senang
hati mengikuti permainan ini.

Punya pacar semanis Soojung memang membawa banyak perubahan, ya? Goda Minseok.

Ngomong apa sih, Hyung?

Tak usah malu, Hun-ie, Minseok mengerling. Kami senang bisa melihatmu seceria ini, iya
kan?

Jawaban serempak keluar dari teman-temannya. Tanpa terkecuali Kai. Ia ikut tersenyum dan
menggoda Sehun seperti yang lainnya. Tanpa ada seorangpun yang menyadari, bahwa dalam
lubuk hati lelaki itu masih ada secuil rasa tak rela saat mengetahui gadis yang dulu sempat
mengalihkan dunianya kini telah menjadi milik orang lain. Ada sensasi seperti dicubit setiap
kali Kai menyaksikan Sehun dan Soojung bersama.

***

Bel berbunyi memandakan bahwa quarter keempat telah berakhir dan pertandingan malam
inipun selesai.

Yoongi tersenyum bangga dengan nafas yang terengah juga tetesan keringat yang mengucur
di sekitar wajarnya. Hasil dari latihan keras bersama teman-teman setimnya membawa
kemenangan mutlak bagi mereka.

Seulgi langsung menghambur memeluk Kai. Tak peduli dengan keringat lelaki itu yang bisa
saja menempel dan berpindah pada seragamnya. Hal ini tentu saja tak luput dari pengelihatan
Soojung. Gadis itu berjengit, lalu mengendikkan bahu. Di tangannya sudah ada handuk dan
minuman segar yang nantinya akan ia berikan pada Sehun.

Ew, sebenarnya Soojung malas melakukan hal seperti yang dilakukan para kekasih pada
umumnya. Toh Sehun bukan kekasihnya. Jadi untuk apa?! Tapi, karena Soojung itu baik hati,
maka ia akan melakukannya dengan baik. Kalau perlu ia akan menyeka atau menyikat kulit
Sehun sampai tak berkeringat, mungkin?
Sadis? Memangnya peduli Soojung apa?!

Untuk apa kau membawa handukku? Aku bisa mengambilnya sendiri.


ASTAGA! Soojung mundur selangkah dan mengusap-ngusap dada. Merasa terkejut karena
tiba-tiba saja Sehun sudah berdiri di depannya. Kau benar-benar niat sekali membuatku mati
muda!

Kemarikan handukku. Tanpa memerdulikan kondisi Soojung apalagi menanggapi


perkataannya, Sehun malah meminta handuknya lalu melenggang ke pinggir lapangan.

Yak! Haish. Soojung mengikuti Sehun beranjak ke pinggir lapangan dengan langkah kaki
yang sengaja dihentak keras-keras.

Sikap macam apa itu? Bukankah dia yang menyuruhku berakting sebagai seorang pacar dan
melakukan hal-hal menjijikkan seperti membelikannya minum dan membawakannya handuk?
Kenapa dia malah bersikap acuh? Hell, demi kaos kaki buntung milik Baekhyun. Aku seperti
idiot di sini!

Duk.

Entah untuk kali keberapaSoojung malas menghitungkeningnya terbentur dalam sehari


ini. Mulai dari terbentur pintu kamar mandi, lalu pesawat terbang mainan milik tentangganya,
pintu bus, dan yah masih ada beberapa tragedi lainnya yang menyangkut kening Soojung.
Dan dua kali diantaranya, kening Soojung membentur tiang hidup yang sama: Sehun.

Ya Tuhan, Oh Sehuuuuuunnnn! Soojung menjambak rambutnya sendiri. Bisa tidak sih,


tak usah cari gara-gara denganku terus?!

Siapa juga yang mencari gara-gara denganmu?

Kau! Soojung melotot sambil menekan jari telunjuknya di dada Sehun, sementara lelaki itu
hanya mengangkat sebelah halisnya.

Ngomong-ngomong sampai kapan kau mau memasang wajah beruang yang gagal hibernasi
seperti itu?

Apa?!

Hey, tidakkah seharusnya kau berekspresi senang saat kekasihmu menang pertandingan?
Sehun meletakan jati telunjuk di dagu dan memanyunkan sedikit bibirnya.

Kekasih kepalamu!

Sehun menghela nafas. Baiklah, saatnya pertentunjukan.

Soojung tak mengerti apa maksud dari perkataan Sehun. Hingga beberapa detik setelahnya,
Soojung merasakan material lembut menyapa permukaan bibirnya. Kedua tangan Sehun
merangkum kedua sisi wajah Soojung. Membuat gadis itu tak dapat bergerak apalagi
menghentikan hal yang tengah lelaki itu lakukan.

Woah! seruan kagum, iri dan tak percaya terdengar dari setiap pasang mata yang
menyaksikan kelakukan keduanya.
Sialan kau, Sehun. Mendapat hadiah duluan, heh? Teriakan Yoongi menyadarkan Soojung
bahwa dia masih punya kedua tangan untuk mendorong tubuh Sehun. Dengan sekali
hentakan akhirnya Soojung bisa melepas tautan mereka dan menghirup oksigen sebanyak-
banyaknya. Tangan kanannya ia kibas-kibaskan di depan wajah. Soojung benar-benar mati
gaya dan salah tingkah sekarang. Sehun berengsek!

Soojung sudah mengangkat tangan hendak melayangkan tamparan ke pipi Sehun, namun
kalah cepat dengan reaksi Sehun yang menariknya dalam sebuah pelukan. Diamlah.

Kau gila! Soojung mencoba berontak.

Seharusnya kau berterima kasih padaku, nona.

Lepas! Aku benar-benar tak mengerti cara berpikir otakmu, brengsek!

Aku baru saja membantumu membalas dendam.

Aku tidak menegerti! Sekarang cepat lepaskan agar aku bisa mengajarimu cara bersikap
yang sopan terhadap seorang gadis!

Kai, bukan?

Mendengar nama Kai disebut, secara otomatis segala pergerakan Soojung terhenti. Sehun
tersenyum miring merasa telah memenangkan taruhan. Jika mereka hanya membuat heboh
di akun SNS, kenapa tidak kau membuat heboh secara live?

Anda mungkin juga menyukai