Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jahe yang merupakan rimpang dengan berbagai manfaat jahe yang telah diketahui

selama ini antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, antiradang, antiemetik, antirematik,

meningkatkan ketahanan tubuh dan juga memiliki sifat antioksidan yang aktivitasnya lebih

tinggi daripada vitamin E. Jika kita melihat perkembangan tanaman obat herbal Indonesia bisa

di katakan sangat jauh dibandingkan dengan Negaranegara lain, padahal Indonesia kaya akan

herbal yang berlimpah. Namun kenyataannya Indonesia hanya berada di urutan ke-34

pengekspor herbal di dunia, kalah jauh dengan singapura yang berada di urutan ke-4 padahal

Indonesia lebih kaya tanaman obatnya dibandingkan Singapura.

Jahe mempunyai kegunaan yang cukup beragam, antara lain sebagai rempah, minyak

atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai obat. Secara tradisional, kegunaannya antara lain untuk

mengobati penyakit rematik, asma, sakit gigi, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual,

demam dan infeksi. Manfaat terapi herbal akan semakin terasa untuk penyakit penyakit

degeneratif, yaitu penyakit yang disebabkan karena faktor usia dan kemunduran fungsi organ.

Salah satu jenis penyakit degeneratif tersebut . Disinilah peran herbal sebagai pelengkap

pengobatan medis yang telah di lakukan. Hasil yang di dapat akan menjadi lebih sempurna.

Urine sapi sering juga disebut pupuk organik cair. Urine sapi mengandung unsur hara N,

P, K dan bahan organik yang berperan memperbaiki struktur tanah. Urine sapi dapat digunakan

langsung sebagai pupuk baik sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan. Urin sapi dapat

diolah menjadi pupuk organik cair. Sebelum digunakan sebagai pupuk pertanian, urin sapi ini
sebaiknya di fermentasi terlebih dahulu. Pada proses fermentasi urin sapi, menggunakan

bantuan bakteri decomposer atau bioaktivator seperti EM4. Pembuatan pupuk cair dari urine

sapi ini cukup mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama, bahan mudah didapat,

biayanya relatif murah, serta baik untuk tanaman. Selain itu bahan baku urine sapi yang

digunakan merupakan limbah dari peternakan yang selama ini juga sebagai bahan buangan.

karena baunya yang khas urine sapi juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman

sehingga urine sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman. Setelah

mengalami fermentasi, urine sapi dapat digunakan dengan cara menyemprot pada tanaman

(Naswir, 2003).

Penelitian mengenai efektivitasnya masih sangat terbatas dan terdapat hasil yang berbeda

antara penelitian satu dengan yang lain. Penelitian yang dilakukan untuk menilai efektivitas

penggunaan jahe merah dengan menggunakan pupuk cair sebagai antiradang pada manusia pun

masih terbatas. Oleh karena itu, perlu diteliti efektivitas pemberian ekstrak jahe merah dalam

meninggkatkan rimpang dengan pupuk cair sangat terbatas sehingga dibutuhkan penelitian

yang dibutuhkan untuk efisiensi perbesaaran dan perbanyakan batang. Oleh Karena itu

penelitian ini dilakukan sebagai pelengkap pengobatan medis, bukan lagi sebagai alternatif dan

jadikan herbal Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri dengan menjadikannya sebagai

bagian terapi alami serta memberikan efektifitas pada pertumbuhan hingga dapat mencukupi

kebutuhan pasar diera- global yang dibutuhkan saat ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pangaruh petumbuhan dan perkembangan jahe merah dengan

konsentrasi urine yang berbeda antara pemberian kontrol dan konsentrasi tertentu ?
2. Bagaimana pengaruh pemberian urine manusia dengan penyemprotan terhadap

perkembangan dan pertumbuhan rimpang jahe merah ?

3. Berapa konsentrasi urine serta bunuh minimum pada hama dengan

konsentrasi berbeda pada jahe merah ?

Anda mungkin juga menyukai