KKR
KKR
Kriteria KKR
Kriteria kader kesehatan remaja sebagai berikut :
Pembinaan KKR diikuti oleh Tim KKR SMPN 5 Cirebon demi menambah
wawasan serta pemahaman dari anggota KKR mengenai kesehatan remaja.
Dalam kegiatan ini KKR mengundang para dokter dan ahli kesehatan untuk
mensosialisasikan pentignya kesehatan bagi para remaja sehingga remaja dapat
memahami dan ikut berpartisipasi dalam menjalankan gaya hidup sehat di
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini merupakan agenda wajib bagi anggota PMR dalam rangka
melatih ketangkasan dan ketepatan dalam melakukan pertolongan pada siswa
dan siswi di sekolah.
Terlaksana pada tanggal : tiap hari Sabtu Jam Ke-0 Minggu ke-2
dan Minggu Ke-4
Tempat : SMPN 5 Cirebon
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan jentik nyamuk, kelayakan kamar mandi dan
jamban, pengelolaan limbah sampah organik dan anorganik serta kebersihan
dari saluran air dan juga limbah secara rutin dilakukan oleh tim KKR didampingi
oleh pihak sekolah.
Pemeriksaan Kesehatan terhadap siswa siswi kelasVII SMPN 5 Cirebon oleh tim
KKR. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan dalam rangka penjaringan kesehatan
yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan dari siswa siswi tersebut.
Dalam pelatihan tersebut para peserta diberikan berbagai macam materi yang
berkaitan dengan kesehatan dan lebih mengutamakan pada kesehatan remaja
dan PHBS. Ada lima materi yang diberikan diantaranya;
1. Penyakit menular, rokok, obat dan narkotika yang disampaikan oleh dr.
Hari Dwi S.
2. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang disampaikan oleh Daryati
Prihatin, S. Si.T
3. P3K dan pengukuran Tanda-tanda Vital (TTV) yang disampaikan oleh
Yacinta Dyah S, Amd.Kep
4. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
yang disampaikan oleh dr. Annafsul
Khusus untuk Dokcil materi kesehatan reproduksi remaja diganti dengan materi
jajanan sehat dan PHBS.
Penyampaian materi untuk KKR lebih ditekankan pada kesehatan reproduksi
remaja termasuk penyakit menular seksual mengingat semakin meningkatnya
kasus kehamilan yang terjadi pada remaja terutama pada usia sekolah SMP dan
SMA. Peningkatan kasus tersebut dikarenakan banyak faktor diantaranya
pengaruh media sosial spt internet, pergaulan bebas dan kurangnya
pengetahuan remaja akan bahaya PMS dan kehamilan pada usia dini.