Anda di halaman 1dari 10

Tugas

HUKUM KEHUTANAN
Peraturan Pengelolaan Hutan Dan Pengelolaan Lingkungan

Oleh:

SOFIANA SARI LAMALIGA


M1A2 13 047

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kehutanan mencakup semua upaya untuk memanfaatkan dan

memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain serta

ekosistemnya, baik sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan dan pelestari

keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Dengan demikian,

pembangunan kehutanan mencakup aspek pelestarian fungsi lingkungan hidup, pembangunan

ekonomi dan kesejahteraan sosial, baik di dalam maupun di luar hutan negara. Menurut

fungsinya, hutan terbagi ke dalam hutan produksi, hutan produksi yang dapat dikonversi (hutan

konversi), hutan lindung, hutan suaka alam dan hutan wisata. Hutan negara adalah hutan milik

negara yang diperuntukkan bagi hutan dan kegiatan kehutanan dan dapat dikelola baik oleh

dunia usaha, masyarakat maupun oleh pemerintah sesuai dengan tujuan dan fungsi hutan yang

telah ditetapkan. Selain hutan negara terdapat pula hutan atau kebun kayu yang dibangun oleh

rakyat atau masyarakat di atas tanah miliknya, yang disebut hutan milik atau hutan rakyat.

Pemerintah memberikan pula bimbingan teknik dan menciptakan iklim yang sehat dalam

pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga kemandirian dan pengembangan

usaha rakyat dalam kehutanan tumbuh dengan baik. dan sumber daya alam hayati lain serta

ekosistemnya, baik sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan dan pelestari

keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Hutan mempunyai

peranan yang sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan di bumi ini, baik segi ekologi maupun

ekonomi. Bermacam-macam fungsi hutan antara lain; penyedia sumberdaya kayu dan produk

hutan lainnya; rekreasi dan pengaturan bagi ekosistem tanah, udara dan air; tempat tumbuh

berkembangnya keanekaragaman hayati; sebagai paru-paru dunia yang mengubah gas karbon

monooksida menjadi oksigen segar yang siap dikonsumsi bagi hewan dan manusia. Dampak dari
aktivitas atau tekanan manusia terhadap hutan telah mengganggu keseimbangan daya dukung

sumberdaya hutan. Beragam jenis hutan yang mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnya

(tegakan dan luasan) akibat eksploitasi yang berlebih (overexploitation) dan Over-Harvesting,

dan konversi hutan menjadi hutan produksi atau lahan lainnya (perambahan, perkebunan,

permukiman). Tetapi tekanan aktivitas manusia terhadap hutan juga datang dari berbagai segi

seperti pembebasan lahan kehutanan untuk pembangunan infrastruktur trasportasi (jalan,

jembatan), telekomunikasi, energi listrik, perluasan lahan pertanian (misalnya program satu juta

Ha lahan gambut), pencemaran udara dan kebakaran hutan.

Untuk mengetahui bagaimanakah upaya-upaya pengembangan dan pengelolaan

lingkungan hidup yang telah di atur dalam undang-undang dan berdasarkan hak dan kewajiban

yang harus di laksanakan oleh masyarakat dan pemerintah.Baik pemerintah pusat maupun

daerah. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Lingkungan hidup

sendiri memiliki arti kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,

temasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

B. Tujuan

Pengelolaan sumberdaya hutan yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan

fungsi hutan sebagai penghasil kayu, paru-paru dunia, konservasi kehidupan keanekaragaman

hayati dan sebagai penyeimbang ekosistem lahan, tata guna air dan udara agar tetap

berlangsung harus diusahakan. Prinsip-prinsip yang telah mengatur kebijakan nasional dan

internasional dalam bidang kehutanan. Dirancang untuk menjaga dan melakukan pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya hutan global secara berkelanjutan. Prinsip-prinsip ini seharusnya

mewakili konsesi pertama secara internasional mengenai pemanfaatan secara lestari berbagai

jenis hutan.

Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sehingga dapat membangun

manusia seutuhnya .Mewujudkan manusia sebagai bagian lingkungan hidup dan tidak akan

dapat dipisahkan. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana dan diolah secara

optimal semata demi kesejahteraan masyarakat.


BAB II PEMBAHASAN

A. Peraturan Pengelolaan Hutan

Luas kawasan hutan negara di Indonesia adalah 140,4 juta hektare, yang terdiri atas 30

juta hektare hutan lindung, 19 juta hektare kawasan konservasi alam dan hutan wisata, 64 juta

hektare hutan produksi dan 27,4 juta hektare hutan produksi yang dapat dikonversikan. Hutan

produksi, hutan lindung dan kawasan konservasi alam tersebut membentuk kawasan hutan

tetap seluas 113 juta hektare. Batas kawasan hutan negara tersebut baru 32 persen yang telah

selesai dikukuhkan. Sementara itu, pembangunan di berbagai sektor terus meningkat dan

perubahanperubahan penggunaan lahan berlangsung cepat. Untuk keperluan tersebut

disediakan kawasan hutan konversi. Meskipun demikian, perkembangan yang cepat dan Batas

hutan yang belum tetap tersebut membawa ketidakpastian batas-batas kawasan hutan negara

dan ketidakpastian usaha di bidang kehutanan dan di berbagai bidang lain yang berkaitan

dengan penggunaan kawasan hutan. Hal ini menimbulkan disinsentif bagi pengembangan upaya

pelestarian hutan. Pada tahun 1993, dari 113 juta hektare kawasan hutan tetap hanya 92,4 juta

hektare yang masih berhutan utuh. Karena itu, maka tantangan pertama pembangunan

kehutanan dalam PJP II adalah peningkatan mutu hutan alam, rehabilitasi hutan alam yang rusak

dan pemantapan kawasan hutan tetap agar fungsi hutan dalam mendukung pembangunan

berkelanjutan dapat ditingkatkan. Dalam upaya meningkatkan produksi kayu untuk memenuhi

kebutuhan industri kehutanan, di samping peningkatan mutu hutan alam dikembangkan pula HTI

dan hutan rakyat. Dalam pengembangan hutan tanaman ini, terutama pengembangan HTI,

sering- kali digunakan jenis tanaman dan teknologi yang kurang mendukung upaya pelestarian

lingkungan hidup, misalnya penggunaan jenis tanaman dan teknologi yang tidak sesuai dengan

keadaan ekologi dan sistem sosial setempat dan konversi hutan alam yang mengurangi

keanekaragaman hayati. Hutan alam Indonesia sangat luas dan beraneka ragam serta tersebar di
seluruh kepulauan. Untuk meningkatkan pengelolaannya diperlukan sumber daya manusia

yang berkeahlian, terampil, berdedikasi tinggi, tahan keterpencilan, dan berjiwa pelopor.

Kurangnya sumber daya manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi menjadi kendala yang

berat dalam pembangunan kehutanan di masa depan, terutama di kalangan dunia usaha

kehutanan dan di daerah-daerah. Upaya pelestarian hutan memerlukan ilmu dan teknologi yang

tepat yang sesuai dengan kondisi hutan yang beraneka ragam.

B. Pengaturan Pengelolaan Lingkungan

Pemerintah menetapkan kebijakan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup

dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai

yang hidup dalam masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu oleh

instansi pemerintahan sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawab masing-masing,

masyarakat, serta pelaku pembangunan lain dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan

dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan

hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumber daya alam

non hayati, perlindungan sumber daya alam buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Tidak hanya pemerintah pusat saja yang berhak untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan

hidup akan tetapi pemerintah daerah juga memiliki wewenang untuk mengolah sumber daya

alam yang dimilikiolehdaerahnyasendiri.Berdasarkan pasal 12 di jelaskan bahwa:

1. untuk mewujudkan keselarasan dan keterpaduan pelaksanaan kebijakan nasional

tentang lingkungan hidup pemerintah melimpahkan wewenang tertentu kepada

perangkat di wilayah.

2. mengikut sertakan peran pemerintah daerah untuk membantu pemerintah pusat dalam

pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di daerah.


Dalam proses pengelolaan lingkungan hidup tentu sangat perlu adanya keturut sertaan

masyarakat dalam memanfaatkan lingkungan dengan sebaik mungkin. Masyarakat merupakan

peranan terpenting dalam hal ini. Karena pengelolaan lingkungan hidup di peruntukkan bagi

masyarakat agar tercapai kesejahteraan dan keseimbangan dalam berinteraksi dengan alam.

Akan tetapi ada pula masyarakat yang belum mengetahui pentingan bersahabat dengan

alam.Banyak kita temui berbagai permasalah alam yang di timbulkan oleh ulah manusia itu

sendiri dan berakhir bencana yang mereka tuai sendiri. Misalnya saja akibat polusi yang berasal

dari kendaraan-kendaraan bermotor ataupun asap pabrik yang pastinya dapat merusak

lingkungan.

Polusi tidak hanya pada udara melainkan juga bisa terjadi pada air dan tanah.

Permasalahan mengenai polusi factor utama penyebabnya adalah bermunculannya industi dan

terus meningkatnya manusia dalam penggunaan sumber daya alam.

Pada umumnya polusi yang disebabakan oleh pabrik adalah pada air, udara dan tanah. Limbah

yang mengotori lingkungan secara langsung adalah sisa olahan pabrik yang di buang langsung

melalui sungai atau langsung ke laut tanpa melalui proses penyaringan terlebih dahulu. Sebagai

akibatnya ekosistem perairan pun rusak dan banyak yang merugikan masyarakat pada

akhirnya.Oleh karena hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki peranan

penting dalam pengelolaan lingkungan hidup. Masyarakat berhak untuk membantu kinerja

pemerintah dalam mewujudkan lingkungan yang seimbang dan selaras. Masyarakat di harapkan

mampu bekerja sama dengan lingkungan untuk membentuk alam yang stabil. Mampu mengolah

sumber daya yang ada dengan sebaik mungkin dan tidak mencemari alam.

Mekanisme pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan kewajiban & hak :

1. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan kesadaran dan

tanggungjawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup.


2. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan kesadaran akan hak dan

kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.

3. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara

masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup.

4. mengembangkan dan menerapkan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang

mkenjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

5. memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup.

6. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang lingkungan hidup.

7. menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada masyarakat.

8. memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan

hidup.

9. masyarakat berhak untuk mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam

pengelolaan lingkungan hidup.

10. pengawasan akan peraturan-peraturan dan kinerja pemerintah dapat dilakukan oleh

masyarakat.

11. berhak mendapatkan pelayanan mengenai pengelolaan lingkungan dari pemerintah.


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelolaan hutan dan perlindungan hutan harus sangat diperhatikan karena hutan

mempunyai peranan yang sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan di bumi ini, baik segi

ekologi maupun ekonomi. Bermacam-macam fungsi hutan antara lain; penyedia sumberdaya

kayu dan produk hutan lainnya; rekreasi dan pengaturan bagi ekosistem tanah, udara dan air;

tempat tumbuh berkembangnya keanekaragaman hayati; sebagai paru-paru dunia yang

mengubah gas karbon monooksida menjadi oksigen segar yang siap dikonsumsi bagi hewan dan

manusia. Dampak dari aktivitas atau tekanan manusia terhadap hutan telah mengganggu

keseimbangan daya dukung sumberdaya hutan. Beragam jenis hutan yang mengalami

penurunan kualitas dan kuantitasnya (tegakan dan luasan) akibat eksploitasi yang berlebih

(overexploitation) dan Over-Harvesting, dan konversi hutan menjadi hutan produksi atau lahan

lainnya (perambahan, perkebunan, permukiman). Tetapi tekanan aktivitas manusia terhadap

hutan juga datang dari berbagai segi seperti pembebasan lahan kehutanan untuk pembangunan

infrastruktur trasportasi (jalan, jembatan), telekomunikasi, energi listrik, perluasan lahan

pertanian (misalnya program satu juta Ha lahan gambut), pencemaran udara dan kebakaran

hutan.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.Dasar dan prinsip

pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencapai kelestarian hubungan manusia dengan

lingkungan hidup sehingga dapat membangun manusia seutuhnya dan mewujudkan manusia

sebagai bagian lingkungan hidup dan tidak akan dapat dipisahkan.Untuk memberikan dasar

hukum yang kuat tentang usaha pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam
melaksanakan pelestarian alam maka di buat peraturan perundang-undangan tentang

lingkunngan. UU RI No.5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.?

UU RI No.51 tahun 1993 tentang analisis mengenai dampak lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai