BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan saat hamil sampai
sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal sehingga komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara d ini serta
ditangani secara memadai.
Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga kesehatan, secara profesional
akan memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa puas atas
pelayanan yang diberikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang
merasa puas atas pelayanan disuatu tempat, termasuk di BPS.
Ditinjau dari sisi pelayanan, Bidan akan melakukan upaya yang terbaik
dalam pelayanan seperti meningkatkan fasilitas pemeriksaan yang belum ada,
memperbaiki sarana seperti ruang tunggu, dan tempat parkir kendaraan
pengunjung, meningkatkan tingkat ketrampilan bidan seperti mengikuti pelatihan
atau seminar kesehatan tentang masalah ANC dan persalinan. Upaya tersebut
diharapkan agar ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan ANC dan
persalinan menjadi puas atas pelayanan yang diberikan.
Saat ini angka kematina maternal dan neonatal di Indonesia masih tinggi
yaitu 334/100.000 kelahiran hidup dan 21.8/1000 kelahiran hidup. Salah satu
factor penting dalam upaya menurunkan angka kematian tersebut yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan meternal dan neonatal yang berkualitas dekat
dengan masyarakat belum terlaksana dengan baik.
Pengawasan antenatal memberikan mafaat dengan ditemukannya berbagai
kelianan yang menyertai hamil secara dini. Sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.
2
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan
angka kematian maternal menjadi 125/100.000 kelahiran hidup dan kematian
neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup Untuk mencapai sasaran tersebut
yang ditetapkan 4 strategi utama azas-azas pedoman operasionalisasi strategi
antara lain bahwa Making Prenancy Safer (MPS) memusatkan pada pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal yang baku, cost - effective dan berdasarkan
bukti (evidence based), pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan,
baik disektor pemerintah maupun swasta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pemeriksaan kehamilan/ANC ?
2. Apa tujuan pelayanan pemeriksaan kehamilan/ANC ?
3. Apa standar pemeriksaan kehamilan/ANC ?
4. Bagaimana konsep Antenatal Care/ANC ?
5. Bagaiman batasan Antenatal Care/ANC ?
6. Bagaimana jadwal pemeriksaan kehamilan/ANC ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pemeriksaan kehamilan/ANC.
2. Untuk mengetahui tujuan pelayanan pemeriksaan kehamilan/ANC.
3. Untuk mengetahui standar pemeriksaan kehamilan/ANC.
4. Untuk mengetahui konsep Antenatal Care/ANC.
5. Untuk mengetahui batasan Antenatal Care/ANC.
6. Unuk mengetahui jadwal pemeriksaan kehamilan/ANC.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Lahir Rendah) dan kematian bayi, pertambahan berat badan ibu selama
kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam
rahim.
3. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan
secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap
terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urine
positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas atas.
4. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dilakukan secara rutin dengan
tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Indikator
pertumbuhan berat janin intrauterine, tinggi fundus uteri dapat juga
mendeteksi secara dini terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda
atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian
maternal.
5. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia
kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan denyut
jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya.
6. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2
kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari
terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.
7. Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada
kehamilan 30 minggu.
8. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap
hari, ingatkan ibu hamil tidak minum dengan teh dan kopi,
suami/keluarga hendaknya selalu dilibatkan selama ibu mengkonsumsi
zat besi untuk meyakinkan bahwa tablet zat besi betul-betul diminum.
9. Pemeriksaan urin jika ada indikasi (tes protein dan glukosa), pemeriksaan
penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).
10. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil, perawatan
payudara, gizi ibu selama hamil, tanda bahaya pada kehamilan dan pada
janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam
6
3. Palpasi abdominal
Hasil yang diharapkan:
a) Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik
b) Diagnosis dini kelainan letak dan merujuknya sesuai dengan
kebutuhan
c) Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya
sesuai dengan kebutuhan.
Mufdlilah (2009a) mengatakan, frekuensi Pelayanan Antenatal oleh
WHO ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan Antenatal,
selama kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Satu kali kunjungan pertama (K1) selama trimester pertama
2) Satu kali kunjungan kedua (K2) selama trimester kedua
3) Dua kali kunjungan ketiga dan keempat (K3 dan K4) selama trimester
ketiga
Bila ibu hamil mengalami masalah, tanda bahaya atau jika merasa
khawatir dapat sewaktu-waktu melakukan kunjungan ulang.
Pengawasan antenatal memberi manfaat dengan ditemukannya
berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah pertolongan
persalinannya. (Yulaikhah, 2009).
Menurut Mufdlilah (2009b), Perencanaan jadwal pemeriksaan (usia
kehamilan dari hari pertama haid terakhir) yang ideal adalah sebagai
berikut:
1) sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
2) 28-36 minggu : 2 minggu sekali
3) Di atas 36 minggu : 1 minggu sekali kecuali jika ditemukan
kelainan atau faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik
lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
8
Standar minimal 7T untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri
atas:
1. (Timbang) berat badan :Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu
dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat badan kurang
dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
2. (Ukur (tekanan) darah: Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala
preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya
3. Ukur (tinggi) fundus uteri: Pemeriksaan abdominal secara seksama
dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta
bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah
janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap: Untuk
mencegah tetanus neonatorum.
5. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan (Tes)
terhadap penyakit menular seksualL
6. Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan
janin berlangsung normal.
7. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan.: Memberikan saran
yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-
tanda resiko kehamilan.
9
proteinuria)
Trimester Antara minggu Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal
Ketiga 28-36 untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
Trimester Setelah Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
Ketiga minggu ke 36 yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk
ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan. Mufdlilah (2009a) mengatakan antenatal
care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan memuaskan. Pelayanan antenatal adalah
pelayanan kesehatan oleh pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu selama masa
kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi
penulis sendiri.