Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR

KOLESTEROL TOTAL PADA GURU DAN KARYAWAN SMA


MUHAMMADIYAH 1 DAN 2 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh:
AZIZ NUGRAHA
J500100029

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAK

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR


KOLESTEROL TOTAL PADA GURU DAN KARYAWAN SMA
MUHAMMADIYAH 1 DAN 2 SURAKARTA

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta


Aziz Nugraha, Sigit Widyatmoko, Nining Lestari

Status gizi orang dewasa dapat dipantau secara sederhana dengan


menggunakan indeks massa tubuh khususnya status gizi yang berkaitan dengan
kelebihan dan kekurangan berat badan. Kelebihan berat badan juga dapat
mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh yang merupakan salah satu faktor
terpenting untuk menentukan risiko seseorang untuk menderita penyakit
pembuluh darah jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total pada guru dan karyawan di
SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.
Desain penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 96 guru dan karyawan SMA
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta. Sampel dipilih menggunakan teknik
purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan lembar
persetujuan dan kuesioner, mengukur tinggi badan dan berat badan, kemudian
mengukur kadar kolesterol total. Data dianalisis menggunakan uji komparatif Chi-
Square.
Sampel terbanyak berjenis kelamin pria sebanyak 49 sampel. Kelompok
umur di dominasi umur 50-60 tahun sebanyak 34 sampel. Indeks massa tubuh dan
kadar kolesterol total dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu berlebih dan
normal. Hasil analisis Chi- Square didapatkan nilai p = 0,773 (p > 0,05) yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan indeks massa tubuh dengan kadar
kolesterol total.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total pada guru dan karyawan SMA
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.

Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh (IMT), Kadar Kolesterol Total, Guru dan
Karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.
ABSTRACK

CORRELATION BODY MASS INDEKS WITH TOTAL CHOLESTEROL


LEVELS OF TEACHERS AND EMPLOYEES SMA MUHAMMADIYAH
1 AND 2 SURAKARTA

Faculty of Medicine of Muhammadiyah University of Surakarta


Aziz Nugraha, Sigit Widyatmoko, Nining Lestari

Adult nutritional status can be monitored simply by using body mass index
of nutritional status, especially with regard to weight the advantages and
disadvantages. Being overweight can also affect cholesterol levels in the body
which is one of the most important factors to determine a person's risk of
developing cardiovascular disease. This research aims to know the correlation of
body mass index with total cholesterol levels on teachers and employees in SMA
MUHAMMADIYAH 1 and 2 Surakarta.
The design of this research use analytic observational approach of cross
sectional. Sample of 96 teachers and employees in SMA MUHAMMADIYAH 1
and 2 Surakarta. The sample was selected using a purposive sampling technique.
This research was conducted with the spread sheet approval and questionnaires,
measuring the height and weight, then measure total cholesterol levels. Data
analysis using the comparative chi-square.
The highest sample is male with total of 49 samples. Age group in the
domination of age 50-60 years about 34 samples. Body mass index and total
cholesterol levels were grouped into two categories: normal and excess. In the
analysis of the results of Chi- Square p value = 0.773 ( p > 0.05 ), which indicates
that there is not correlation of body mass index with total cholesterol levels.
In this research it can be concluded that there is no correlation of body
mass index with total cholesterol levels of teachers and employees in SMA
MUHAMMADIYAH1 and 2 Surakarta

Keywords : Body Mass Index (BMI), total cholesterol levels, teachers and
employes in SMA MUHAMMADIYAH 1 and 2 Surakarta.
PENDAHULUAN
Salah satu akibat yang ditimbulkan dari perubahan pola dan gaya hidup
adalah obesitas. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007
prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia 15 tahun di
Indonesia adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%) (Depkes RI, 2009).
Pravelensi obesitas di Jawa Tengah berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa
Tengah ialah sekitar 18,4% (Dinkes Jateng, 2007). Obesitas dapat diukur melalui
pemeriksaan antropometri. Indeks massa tubuh (IMT) adalah salah satu indikator
penghitungan untuk antropometri yang berkaitan dengan lemak tubuh orang
dewasa, Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pria dan wanita dari
berbagai kelompok umur mengalami kenaikan kadar kolesterol total dan
kolesterol LDL dengan meningkatnya IMT/BMI (Ecol, 2008).
Prevalensi peningkatan total kolesterol tertinggi adalah Wilayah Eropa
(54% untuk kedua jenis kelamin), diikuti oleh Wilayah Amerika (48% untuk
kedua jenis kelamin) (WHO, 2008). Di Indonesia angka kejadian hiperkoles
terolemia penelitian MONICA I (Multinational Monitoring of Trends Deter
minants in Cardiovascular Diseases) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 %
untuk pria. Pada MONICA II didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita
dan 14 % pria. Penderita pada generasi muda yakni usia 25-34 tahun mencapai 9,3
persen. Wanita menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini yakni
14,5 persen atau hampir dua kali lipat kelompok laki-laki (Linawati, 2011).
Berdasarkan dengan uraian latar belakang di atas mengindikasikan bahwa
indeks masa tubuh sebagai salah satu indeks distribusi lemak tubuh yang dapat
menentukan hiperkolesterolemia berdasarkan kadar kolesterol total. Hal ini
mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai hubungan indeks
masa tubuh dengan kolesterol total pada guru dan karyawan SMA
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.

TINJAUAN PUSTAKA

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator penghitungan


antropometri untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
dengan kelebihan dan kekurangan berat badan. Obesitas dapat diukur melalui
pemeriksaan antropometri. Seseorang dengan IMT/BMI sama dengan atau lebih
dari 25 dianggap kelebihan berat badan. Seseorang dengan IMT/BMI 30 atau
lebih umumnya dianggap obesitas. Saat ini IMT merupakan indikator yang paling
bermanfaat untuk menentukan berat badan lebih atau obes. Hubungan antara
lemak tubuh dan IMT sangat ditentukan oleh bentuk tubuh dan proporsional tubuh
(Sugondo, 2009).
Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh. Penentu yang
digunakan adalah indeks massa tubuh (IMT). Obesitas merupakan suatu penyakit
multifaktorial yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan sehingga
dapat mengganggu kesehatan. Kecenderungan terjadinya obesitas dijumpai pada
sebagian orang yang umumnya berkaitan erat dengan pola makanan, ketidak
seimbangan aktivitas tubuh, status sosial, dan konsumsi makan (Mumpuni, 2011).
Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang.
Bila seseorag bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah
besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak (Sugondo, 2009).
BMI/IMT berlebih atau obesitas menandakan cukup banyak lemak yang
tersimpan dalam tubuh serta dapat dipastikan juga akan ada lemak yang tersimpan
di dalam darah. Berat badan berlebih dapat menyebabkan kolesterol tinggi,
penyakit jantung, diabetes dan penyakit serius lainnya. Obesitas merupakan
keabnormalan jumlah lipid dalam darah, salah satunya adalah peningkatan
kolesterol. Peningkatan kolesterol total dalam darah >240 mg/dl disebut sebagai
hiperkolesterolemia ( WHO, 2013). Kadar kolesterol dalam tubuh adalah satu
faktor terpenting untuk menentukan risiko seseorang untuk menderita penyakit
pembuluh darah jantung. Ada beberapa faktor yang terbukti melalui penelitian
dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah antara lain usia, berat badan,
pola makan, aktifitas fisik, merokok, stres dan faktor keturunan ( Miranti, 2008 ).
Jika seseorang memiliki terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah,
kelebihannya dapat disimpan dalam arteri, termasuk arteri koroner jantung, arteri
karotis ke otak, dan arteri yang memasok darah ke kaki. Penumpukan kolesterol
merupakan komponen dari plak yang menyebabkan penyempitan dan penyumbat
an arteri. Penyumbatan pada arteri kaki menyebabkan klaudikasio (nyeri saat
berjalan) karena penyakit arteri perifer. Penyumbatan arteri karotis dapat menye
babkan stroke, dan penyumbatan arteri koroner menyebabkan angina (nyeri dada)
dan serangan jantung ( Wedro, 2013).

METODE PENELITIAN
Penelitian cross sectional analitik observasional dilakukan di SMA
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta pada bulan September - Oktober 2013.
Subyek penelitian adalah seluruh guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH
1 dan 2 Surakarta. Kriteria Inklusi : 1) Responden bersedia menjadi sampel
penelitian. 2) Responden dalam keadaan mampu untuk menyelesaikan rangkaian
pengambilan data. 3) Responden adalah guru dan karyawan SMA
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta. 4) Responden tidak mengalami kelainan
anatomi sehingga dapat diukur antropometrinya. 5) Responden bersedia untuk
mengikuti seluruh proses pengambilan data. Kriteria Eksklusi : 1) Responden
wanita yang sedang hamil atau menyusui. 2) Responden tidak bisa berbicara
(afasia). 3) Responden memiliki riwayat penyakit seperti penyakit diabetes
mellitus, penyakit hormonal dan penyakit lain yang dapat mempengaruhi kadar
kolesterol total. 4) Responden merupakan seorang atlet atau binaragawan.

HASIL
Penelitian skripsi ini dilakukan pada seluruh guru dan karyawan di SMA
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta pada bulan September Oktober 2013.
Berdasarkan kriteria restriksi didapatkan sampel sebanyak 96 sampel yang
memenuhi kriteria yang sesuai dengan pertimbangan yang telah ditetapkan oleh
peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Dari 96 sampel tersebut diperoleh data sebagai berikut :
1. Hasil Deskriptif
Tabel 8. Gambaran Umum Sampel
Variabel Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin
Pria 49 51 %
Wanita 47 49 %
Total 96 100 %
Umur
21-30 tahun 12 12,5 %
31-40 tahun 24 25,0 %
41-50 tahun 26 27,1 %
51-60 tahun 34 35,4 %
Total 96 100 %
Berat Badan
40-51 kg 15 15,6 %
52-63 kg 42 43,8 %
64-75 kg 30 31,3 %
76-86 kg 9 9,4 %
Total 96 100 %
Tinggi Badan
< 150 cm 20 20,8 %
150-160 cm 39 40,6 %
> 160 cm 37 38,5 %
Total 96 100 %
Indeks Massa Tubuh
Normal : 18,5 - 24,9 kg/m2 43 44.8 %
Berlebih : : >25 kg/m2 53 55.2 %
Total 96 100 %
Kadar Kolesterol Total
Normal : < 200 mg/dl 61 63.3 %
Berlebih : > 200 mg/dl 35 36.5 %
Total 96 100 %

Dari data jenis kelamin didapatkan jumlah responden pria lebih banyak
daripada responden wanita yaitu sebanyak 49 sampel dengan persentase 51 %.
Pada responden wanita didapatkan 47 sampel dengan persentase 49 %. Pada data
distribusi usia responden didominasi usia 51-60 tahun yaitu sebanyak 34 sampel
dengan presentase 35,4 % kemudian diikuti oleh responden dengan usia 41-50
tahun sebanyak 26 sampel dengan persentase 27,1%. Usia 31-40 tahun sebanyak
24 sampel dengan persentase 25 % dan yang terakhir adalah responden dengan
usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 12 sampel dengan presentase 12,5%.
Pada tabel distribusi berat badan didominasi dengan berat badan 52-63 kg
sebanyak 42 sampel dengan persentase 43,8%, kemudian sampel dengan berat
badan 64-75 kg sebanyak 30 sampel dengan persentase 31,3%. Sampel dengan
berat badan 40-51 kg sebanyak 15sampel dengan persentase 15,6 %, dan sampel
dengan berat badan 76-86 kg sebanyak 9 sampel dengan persentase 9,4%.
Pada tabel frekuensi tinggi badan pada rentang 150-160 cm mendapat
sampel paling banyak yaitu sebanyak 39 sampel dengan persentase 40,6%, diikuti
oleh sampel dengan tinggi badan > 160 cm sebanyak 37 sampel dengan presentase
38,5% dan yang terakhir didapatkan 20 sampel dengan tinggi badan < 150 cm
dengan persentase 20,8%.
Untuk kategori indeks massa tubuh sampel dibagi menjadi dua kategori
yaitu indeks massa tubuh normal sebanyak 43 sampel dengan persentase 44,8 %,
dan indeks massa tubuh berlebih sebanyak 53 sampel dengan persentase 55,2%.
Hasil penelitian kadar kolesterol total didapatkan sebanyak 61 sampel dengan
kadar kolesterol total normal dengan persentase 63,5 %, dan didapatkan 35
sampel dengan kadar kolesterol total berlebih dengan persentase 36,5 %.
Hasil analisis ChiSquare antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total
ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 10. Hasil analisis Chi-Square Indeks Massa Tubuh dengan Kadar
Kolesterol Total

Kadar Kolesterol Total


Normal Berlebih P
N % N %
Normal 28 29,2% 15 15,6 %
IMT
Berlebih 33 34,4% 20 20,8% 0,773
Total 61 63,6% 35 36,4 %

Tabel 10 menunjukkan bahwa sampel yang memiliki indeks massa tubuh


normal dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 28 sampel, kemudian
didapatkan 15 sampel yang memiliki indeks massa tubuh normal dengan kadar
kolesterol berlebih. Sampel yang memiliki indeks massa tubuh berlebih dengan
kadar kolesterol total normal berjumlah 33 sampel, kemudian sampel yang
memiliki indeks massa tubuh berlebih dengan kadar kolesterol total berlebih
berjumlah 20 sampel. Tabel di atas menunjukkan hasil analisis Chi-Square dengan
nilai significancy-nya atau nilai p 0,773 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat
hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total.

PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada seluruh guru dan karyawan di SMA
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta pada bulan September - Oktober 2013.
Pada penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 96 sampel yang telah dipilih
sebelumnya berdasarkan kriteria restriksi yang telah ditentukan. Proses
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat
sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel yang telah dipilih
kemudian diukur berat badannya dengan menggunakan timbangan berat badan
yaitu timbangan pegas manual camry dengan keakuratan 0,5 kg. Tinggi badan
dapat diketahui dengan mengukur tinggi badan sampel dengan menggunakan
tinggi badan microtoa dengan keakuratan 0,1 cm yang telah dipasang di dinding.
Selanjutnya sampel dilakukan pengukuran kadar kolesterol total. Pengambilan
kadar kolesterol total dengan menggunakan Easy Touch. Pengukuran indeks
massa tubuh dan kadar kolesterol total dilakukan di SMA MUHAMMADIYAH 1
dan 2 Surakarta.
Pada tabel 10 di atas menunjukkan hasil analisis Chi-Square dengan nilai
significancy-nya atau nilai p 0,773 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat
hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total. Penelitan ini
tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan oleh peneliti, yaitu adanya
hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total. Kesimpulan
yang didapat pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara indeks
massa tubuh dengan kadar kolesterol total pada guru dan karyawan SMA
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sara Sofia dengan judul
Hubungan indeks massa tubuh dengan biokimia darah pada karyawan PT.
Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, Jakarta yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol
total. Dari hasil berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) penderita obesitas tidak
selalu memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Kolesterol yang tinggi tidak selalu
dipengaruhi oleh obesitas, tetapi lebih dipengaruh pada konsumsi makanan yang
banyak mengandung kolesterol seperti mengkonsumsi daging, jeroan, dan telur
yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah karena di dalam makanan
seperti daging, jeroan, dan telur terdapat kandungan kolesterol yang cukup tinggi
(Sofia, 2008).
Penelitian ini dilakukan di SMA MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Guru guru dan karyawan tiap dua minggu sekali melakukan senam rutin dan
terdapat jadwal penyuluhan dan konseling kesehatan. Hal ini merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi penelitian. Hal ini didukung oleh penelitian yang
berjudul Peran konseling berkelanjutan pada penanganan pasien hiper
kolesterolemia yang menyatakan bahwa terjadi penurunan jumlah pasien
hiperkolesterolemia setelah dilakukannya konseling. Konseling diperlukan untuk
meningkatkan pemahaman klien serta mendorong klien untuk membuat
penyelesaian terhadap masalahnya. Selain itu konseling gizi diperlukan agar terjadi
perubahan perilaku menjadi gaya hidup sehat. Pencegahan penyakit kardiovaskular
dapat dilakukan dengan menurunkan kadar kolesterol LDL. Konseling memegang
peranan yang penting dalam memberikan pengetahuan dan motivasi untuk
melakukan perubahan gaya hidup dan mempertahankan gaya hidup sehat yang
pada akhirnya akan menurunkan kadar kolesterol LDL (Grace, 2013).
Penelitian lain dengan judul Hubungan antara konsumsi pangan dan
aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di Bogor
menyatakan bahwa aktivitas fisik berpengaruh nyata terhadap kadar kolesterol
darah. Olahraga secara teratur dapat nurunkan berat badan dan mengurangi endapan
kolesterol dalam pembuluh darah. Dengan berolahraga dapat menurunkan kadar
LDL kolesterol dan trigliserid serta meningkatkan kadar HDL kolesterol yang
disebabkan karna berkurangnya aktifitas lipase hati yang berfungsi dalam
katabolisme HDL kolesterol (Waloya, 2013).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar
kolesterol total pada guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2
Surakarta.

SARAN
1. Sebaiknya untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
metode yang lebih baik yaitu dengan menggunakan metode penelitian
cohort untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan
kadar kolesterol total.
2. Meskipun hasil pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang
bermakna antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar kolesterol total,
tetapi menjaga berat badan normal pada kisaran IMT yang normal
merupakan hal yang sangat perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan.
3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya harus lebih diperhatikan variabel
perancu (stres, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit).
4. Lebih diperhatikan metode penelitian, cara pengukuran, dan besar sampel.

DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
EGC hal: 216
Botham, Kathleen. 2009. Sintesis,Transpor & Eksresi Kolesterol. jakarta: EGC
hal: 239
Clair, Daiel. 2011. Lipid Blood Test.http://my.clevelandclinic-.org/heart/ services
/tests/-labtests/lipid.asx diakses pada tanggal 28 mei 2013
Dahlan, MS. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
Departemen Kesehatan RI, 2009. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional. Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan RI http://www.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 1 mei 2013
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2007. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/download/mi/riskesdas_jateng2007.
pdf diakses pada 7 mei 2013
Ecol , J. 2008. A Study of Correlation between Lipid Profile and Body Mass Index
(BMI) in Patients with Diabetes Mellitus. http://www.krepublishers
.com/02-Journals/ diakses pada tanggal 7 juni 2013
Gibney, MJ., Margaretts, BM., Kearney JM., Arab, L. 2008. Gizi Kesahatan
Masyarakat. Jakarta: EGC hal: 54
Grace, Ruth. 2013. Peran Konseling Berkelanjutan pada Penanganan Pasien
Hiperkolesterolemia.http%3A%2F%2Findonesia.digitaljournals.org%2Fi
ndex.php%2Fidnmed%2Farticle%2Fdownload%2F1278%2F1255&ei
diakses pada tanggal 8 Januari 2014
Guyton, AC., Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Hamdy, Osama. 2013. Obesity.http://emedicine.medscape.com/article/123702-ove
rview#showall diakses pada tanggal 28 mei 2013
Linawati, Sienny. 2011. Perbandingan Marker Inflamasi Antara Sindroma
Koroner Akut dan Non Sindroma Koroner Akut. etd.ugm.ac.id/-
index.php?mod=download&sub.act. diakses pada tanggal 24 mei 2013.
Miranti, Yeni. 2008. Hubungan Persentase Lemak Tubuh,Indeks Masa
Tubuh,Asupan Lemak dan Serat dengan Kadar Kolesterol Darah pada
Wanita Dewasa di Perumahan Madu Asri Kabupaten Karanganyar.
http://eprints.undip.ac.id/7148/. diakses pada tanggal 20 mei 2013.
Mumpuni Y, Wulandari A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol. Yogyakarta :
ANDI.
Nelson, Michael. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Profil SMA MUHAMMADIYAH 1 Solo. 2013. http://smamuh1solo.sch.id-
/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=13&Itemid=7
diakses pada tanggal 1 mei 2013
Profil SMA MUHAMMADIYAH 2 Surakarta. 2010. http ://smamuh2ska.sch.id
/sekolah-profil/sekolah-visi/. diakses pada tanggal 28 agustus 2013
Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 2006. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta: FKUI
Sofia, Sara. 2008. Hubungan indeks massa tubuh dengan biokimia darah pada
karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya http%253A%252F%252
Flontar.ui.ac.id%252Ffile%253Ffile%253Ddigital%252F126760-S-
5637-Hubungan%252520indeks-Abstrak.pdf diakses pada tanggal 8
Januari 2014
Sugondo, S. 2009. Obesitas, In: Sudoyo, AW., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., Setiati, S., editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III. Jakarta: Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI hal:
1973
Supariasa, IDN., Baktri, B., Fajar, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
hal: 59
Suyatna F.D. 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
Thompson, Gregory. 2010. Cholesterol. http://www.webmd.com/hw-popup/cho
lesterol diakses pada tanggal 28 mei 2013
Waloya, Tugul. 2013. Hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik
dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di Bogor.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
5&cad=rja&ved=0CEcQFjAE&url=http%3A%2F%2Fportalgaruda.org%
2Fdownload_article.php. diakses pada tanggal 8 Januari 2014
Wedro, Benjamin. 2013. Cholesterol. http://www.emedicinehealth.com-/high_
cholesterol/article_em.htm#high_cholesterol_overview diakses pada tang
gal 28 mei 2013
World Health Organisation (WHO). 2008. Global Health Observatory. http://
www.who.int/gho/ncd/risk_factors/cholesterol_text/en/ diakses pada tang
gal 20 mei 2013.
World Health Organisation (WHO). 2013. Obesity. ttp://www.who-.int/ topics
/obesity/en/ diakses pada tanggal 1 mei 2013
World Health Organisation (WHO). 2013. Obesity and Overweight. http://www
.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html diakses pada 28 mei
2013
Yanovski, Susan. 2011. Obesity Prevalence in the United States. http://www
.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMp1009229 diakses pada tanggal 1 mei
2013

Anda mungkin juga menyukai