Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN

Minggu, 08 Februari 2015

Bab II Semangat Kebangsaan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Hakikat Semangat Kebangsaan

Semangat adalah penambahan kekuatan dalam melakukan aktifitas dengan hasil


pengetahuan ataupun sesuatu kegiatan pembelajaran atau pelajaran sehingga dari yang tahu
menjadi tidak tahu.[1] Dalam hal ini semangat merupakan sesuatu hal yang abstrak namun
mendorong seseorang dalam melakukan satu kegiatan dengan sungguh-sungguh, sehingga
kekuatan tersebut data diwujudkan dengan hasil yang dicapai orang tersebut.

Semangat adalah memberikan dorongan dengan pemahaman agar lebih baik dan lebih
dimengerti serta bekerja secara professional.[2] Dalam meningkatkan semangat ini akan
bertahap atau secara terus menerus lebih terhadap dorongan yang dilakukan dari dalam atau
luar hingga dapat meningkatkan prestasi serta dapat dirasakan semua orang.

Semangat adalah penambahan dorongan yang dihasilkan baik pengetahuan ataupun sesuatu
kegiatan melalui pembelajaran sehingga dalam melakukan kegiatan seseoang lebih menjadi
bersungguh-sungguh[3]. Dalam hal ini ada satu penambahan kekuatan berupa dorongan baik
dari dalam yaitu diri sendiri ataupun dari luar yaitu orang lain atau lingkungan dimana siswa
berada, sehingga apa yang dilakukan benar-benar dilakukan dengan kerja keras. Hingga
dapat meningkatkan sesuatu aktifitas yang dilakukan dengan kemauan yang keras dalam
menyelesaikan tugasnya.

Semangat adalah upaya untuk menambah kekuatn dengan sungguh sunnguh hingga dapat
menghasilkan kualitas, kuantitas atau derajat manusia yang dilihat dari nilai dan
kebermaknaannya.[4] Semangat merupakan bertambahnya dorongan dengan kualitas yang
dipahaminya serta banyaknya pemahaman yang dinilai menjadi lebih bermakna atau
mempuyai keberartian yang tinggi.

Semangat belajar adalah penambahan kesungguhan dalam proses belajar-mengajar dengan


pengetahuan,
karena hanya menekankan pada menambah dan mengumpulkan pengetahuan.[5] Menin
gkatkan belajar
merupakan setiap perubahan yang relatif menetap dan tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar membawa suatu perub
ahan pada individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya pada jumlah pengetahuan, melainkan
juga berbentuk kecakapan, kebiasaan, penghargaan, minat, penyesuaian

diri, pendekatan mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman memerlukan suatu perekat agar
bangsa yang bersangkutan dapat bersatu guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa
dalam menyelengarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya, yang
didasarkan atas hubungan timbal balik atau kait-mengait antara filosofi bangsa, idiologi,
aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi,
keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah.

Semangat adalah memberikan kesungguhan yang dilakukan oleh seseorang dalam


pemahaman agar lebih baik dan lebih dimengerti dan
profesional.[6] Dalam meningkatkan ini bertahap atau secara terus menerus
meningkatkan tersebut dapat dirasakan oleh individu ataupun kelompok yang menunjukan
satu meningkatkan kemampuan.

Semangat belajar adalah usaha dengan dorongan yang kuat dengan


penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju tercapainya kepribadian seutuhnya[7]. Upaya yang dilakukannya
untuk menguasai ilmu pengetahuan, dengan harapan kepribadian
seseorang akan terbentuk setelah mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan.

Semangat belajar adalah suatu dorongan kesungguhan dari seseorang ada aga perubahan
dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan.[8] Suatu perubahan yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka
ragam kemampuan, ketrampilan, dan sikap dengan ditandai dengan adanya hubungan satu
dengan yang lainnya (interaksi individu) dengan lingkungan
belajar yang sengaja diciptakan.

Semangat adalah sesuatu yang mendorong diri baik dari dalam ataupun dari luar hingga dapat
melakukan sesuatu yang bermakna dengan lebih mengutamakan penjiwaan yang kokoh[9].
Jiwa yang mendorong seseorang guna melakukan sesuatu yang disemangati nilai patriotisme

Semangat kebangsaan itu adalah semangat patriot, yang artinya adalah pecinta dan pembela
tanah air, dengan semangat kebangsaan diartikan cinta tanah air[10]. Itulah apabila melihat
dari segi bahasa yang biasa diucapkan dan untuk penyemangat dalam membangun semangat
siswa dalam belajar. Sikap semangat kebangsaan ini harus selalu dibangun dan dijaga karena
ini adalah satu satu semangat siswa dalam melakukan suau tindakan dan satu perubahan bagi
dirinya sendiri, apabila selalu di dorong sikap semangat kebangsaan ini, maka akan timbul
dari jiwa siswa untuk giat belajar dan belajar.

Semangat kebangsaan adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang
pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air,
dimana ia sudi mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan,
kejayaan dan kemakmuran tanah air.[11] Sikap semangat kebangsaan ini dapat
diartikan gagah berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
Namun yang erlu ditkankan kepada siswa adalah satu hal yang harus dijaga dengan
mendorong belajar dengan semangat dan jangan menyiakan waktu yang ada untuk belajar
terus hingga mendapatkan hal yang terbaik dengan diimbangi ahlak mulia yang dibentuk oleh
kepribadian yang ada.

Semangat kebangsaan adalah sikap yang bersumber dari perasaan cinta tanah air (semangat
kebangsaan atau nasionalisme), sehingga menimbulkan kerelaan berkorban untuk bangsa
dan negaranya[12]. Sikap semangat kebangsaan ini harus selalu dijaga dan diberikan
dorongan serta paham benar dengan sikap yang diperbuat oleh siswa, dengan kecintaan
terhadap tanah air Indonesia ini maka akan timbul semangat kebangsaan yang kuat untuk
dapat bersikap bijaksana serta memberikan satu kontribusi yang kuat untuk kehidupannya.
Dengan sikap semangat kebangsaan yang selalu dibangun dan didorong dalam memberikan
contoh serta pemahaman dalam keseharian, maka dipastikan akan menjadi kebiasaan siawa
dalam melakukan tindakan secara keseharian.
Ada 2 (dua) bentuk Semangat kebangsaan yaitu semangat kebangsaan buta (Blind Patriotism)
adalah keterikatan kepada bangsa dan negara tanpa mengenal toleran terhadap kritik dan
semangat kebangsaan konstruktif (Constructive Patriotisme) yang merupakan keterikatan
kepada bangsa dan negara dengan tetap menjunjung tinggi toleran terhadap kritik, sehingga
dapat membawa perubahan positif bagi kesejahteraan bersama[13].

Perwujudan sikap semangat kebangsaan dapat dilaksanakan pada masa darurat akan berbeda
dengan keadaan damai. Dimasa darurat atau perang seseorang bersikap patriotism pada masa
darurat (perang) dapat diwujudkan dengan cara : mengangkat senjata, ikut berperang secara
fisik melawan penjajah, menjadi petugas dapur umum, petugas logistik, menolong yang
terluka, dsb.

Namun berbeda dengan masa damai, maka seseorang dapat bersikap patriotism pada masa
damai dapat diwujudkan dengan cara : menegakkan hukum dan kebenaran, memajukan
pendidikan, memberantas kebodohan dan kemiskinan, meningkatkan kemampuan diri secara
optimal, memelihara persaudaraan dan persatuan, dsb. Semangat kebangsaan dapat
diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar dengan cara melalui
keteladanan, pewarisan dan ketokohan.

Nasionalisme dan semangat kebangsaan sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa
Indonesia. Hal ini mengingat kondisi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
majemuk atau keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya dan
wilayah. Alam Indonesia, dimana kepualauan nusantara terletak pada posisi silang yang
dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain. Adanya bahaya disintegrasi
(perpecahan bangsa) dan gerakan separatisme (gerakan untuk memisahkan diri dari suatu
bangsa), apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana.Semangat kebangsaan dapat
diwujudkan dengan adanya sikap semangat kebangsaan dan nasionalisme dalam kehidupan
sehari-hari. Warga negara yang memiliki semangat kebansgaan yang tinggi akan memiliki
nasionalisme dan semangat kebangsaan yang tinggi pula.

Semangat kebangsaan adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi
bangsa dan negara[14]. Nilai-nilai kebangsaan tersebut sebagai sistem nilai yang bersumber
dari dan mengakar dalam budaya bangsa Indonesia itu telah disepakati dinamakan
PancasilaDefinisi operasional dari semangat kebangsaan adalah suatu kecenderungan untuk
mendekat atau menghindar, positif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, yang
dilandasi dengan cinta tanah air, rela berkorban,bekerja keras dengan semangat cinta tanah
air atau sikap yang sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran
tanah airnya

Nilai-nilai kebangsaan yang secara dinamik mewujud dalam semangat kebangsaan adalah
penggerak perjuangan bangsa Indonesia menuju arah cita-cita yang telah disepakati bersama.
Kejayaan masa lalu bukanlah suatu hal yang telah lampau dan usang, melainkan harus
menjadi tuntunan dan menyemangati perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-
cita bangsa.

Semangat kebangsaan adalah pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda
maupun jiwa raga[15]. Semangat kebangsaan juga merupakan suatu kebajikan yang benar-
benar fitri dan mempunyai tempat didalam kehidupan moral manusia. Perasaan taat setia
merupakan senjata mental yang cukup kuat untuk mempertahankan negara.

Semangat cinta akan negara, rela berkorban demi bangsa semakin pudar kerana kealpaan kita
yang disebabkan kemewahan hidup dan pengaruh budaya dari luar. Oleh itu, rakyat perlu
bertanggungjawab untuk memastikan dan mempertahankan kemerdekaan negara terus
terpelihara dan kekal untuk selama-lamanya

Semangat kebangsaan terdapat dalam bentuk pengobanan yang merupakan keistimewaan


terbesar para pahlawan adalah pada hal ini, pengorbanan[16]. Tentu kita ingat betapa
banyaknya pertempuran yang telah terjadi dan memakan korban jiwa yang besar demi
kemerdekaan bangsa dan negara kita ini. Seorang pahlawan dapat mengesampingkan ego,
kepentingan pribadinya sendiri demi kepentingan banyak orang di bawah naungan Garuda.
Hal ini tentu patut kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari dalam mengisi kemerdekaan
negeri ini.

Semangat kebangsaan juga terdapat dalam kejujuran yang merupakan suatu bentuk
kepahlawanan yang lain adalah kejujuran, yang banyak dianggap sepele namun memiliki arti
yang sungguh besar bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pahlawan adalah manusia
yang jujur, jujur pada dirinya sendiri dan jujur pada khayalak umum. Jujur pada diri sendiri
dalam arti bahwa ia akan membela bangsanya dengan cara apapun sesuai dengan
kemampuannya. Generasi muda seharusnyalah memiliki aspek ini, suatu aspek yang
dibutuhkan setiap umat manusia.

Sikap semangat kebangsaan pada masa sekarang terdapat dalam sikap peduli lingkungan
dengan lingkungan berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang, tak terkecuali bagi
para pahlawan. Secara sosial, pahlawan adalah orang yang berwawasan luas dan global,
bertindak secara nyata dalam memperbaiki lingkungannya serta selalu ingin memberi yang
terbaik bagi masyarakat sekitarnya.

Hal ini patut dimiliki generasi muda karena dengan kepedulian tentu lingkungan di sekitar
kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagai siswa , mungkin kita dapat memulainya
dari hal-hal kecil seperti peduli pada lingkungan di sekitar kampus atau universitas kita
tercinta ini. Dengan begitu semangat semangat kebangsaan dan nasionalisme akan tumbuh
membawa benih-benih cinta tanah air.

Semangat kebangsaan diartikan sebagai semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela
berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Semangat kebangsaan tidak hanya
cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap tanah air
tidak hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam
mengisi kemerdekaan.

Semangat kebangsaan dan nasionalisme dapat diwujudkan dalam berbagai lingkungan


kehidupan di lingkungan keluarga dengan jiwa dan semangat semangat kebangsaan dapat
ditanamkan dan dimulai di lingkungan keluarga, misalnya kita harus selalu berbuat baik di
lingkungan kita untuk menjaga nama baik keluarga,
melestarikan ketentraman keluarga, sert membantu meringankan beban keluarga.

Semangat kebangsaan yang dilakukan siswa di lingkungan sekolah dengan cara bertingkah
laku atau kegiatan yang mengacu pada nilai kesopanan dan kebaikan, baik terhadap guru,
karyawan maupun teman, mengikuti upacar dengan tertib. Menajdi anggota OSIS, menjaga
nama baik sekolah, menjadi team olah raga, menghidnari tawuran pelajar, menjaga
kebersihan dan ketertiban sekolah dan lain sebagainya.

Semangat kebangsaan yang dilakukan siswa di lingkungan masyarakat dengan cara dapat
ditumbuhkan dan dilaksanakan melalui menjaga keamanan lingkungan, menaikkan bendera
di depan rumah pada hari besar nasional, membersihkan lignkungan, aktif dalam kegiatan
desa dan ikut membela negara bila diperlukan.

Semangat kebangsaan adalah suatu sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban
demi bangsa dan negara. Pengorbanan tersebut dapat berupa pengorbanan harta benda
maupun jiwa raga[17]. Pengertian semangat kebangsaan dalam arti sempit adalah paham
kecintaan terhadap tanah air sendiri. Sedangkan, pengertian semangat kebangsaan dalam arti
luas adalah paham kecintaan kepada negara dan negeri sendiri.

Semangat kebangsaan adalah sikap Untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang
pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air,
dimana ia sudi mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan,
kejayaan dan kemakmuran tanah air.

Perbuatan membela dan mempertahankan negara diwujudkan delam bentuk kesediaan


berjuang untuk menahan dan mengatasi serangan atau ancaman bangsa lain yang akan
menghancurkan begara. Selain itu, ancaman negara lain, ancaman dari kelompok bangsa
sendiri, kegiatan yang dapat merugikan negara, dan ancaman alam dapat mengakibatkan
kerusakan dan kehancuran negara. Kelangsungan hidup negara dapat diwujudkan dengan
kesediaan bekerja sesuai dengan bidang dan kapasitasnya dalam rangka meningkatkan harkat
dan martabat bangsa, serta pencapaian tujuan negara.

Pengembangan semangat kebangsaan atau nasionalisme pada generasi bangsa harus disertai
maksud mengambangkan semangat patriotic dalam setiap jiwa generasi muda. Penanaman
jiwa semangat kebangsaan harus dilandasi oleh semangat kebangsaan atau nasionalisme.
Sebaiknya, jiwa nasionalisme dalam setiap pribadi warga perlu dilanjutkan dengan semangat
patriotic untuk mencintai dan rela berkorban demi kemampuan bangsa.

Semangat kebangsaan adalah semangat cinta tanah air atau sikap yang sudi mengorbankan
segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.[18]Semangat kebangsaan dan
nasionalisme memiliki hubungan yang sangat erat atau memiliki keterkaitan antara satu
dengan yang lain. Jadi, jika seseorang memiliki nasionalisme, sikap patriot akan muncul dari
dalam dirinya. Sehingga, sikap nasionalisme akan menumbuhkan semangat kebangsaan pada
diri seseorang.

Namun, terkadang rasa semangat kebangsaan dan nasionalisme sering dilupakan oleh
generasi penerus dan warga Indonesia. Oleh sebab itu kita perlu menumbuhkan rasa
nasionalisme dan semangat kebangsaan dengan berbagai cara agar tercapai kehidupan
bernegara yang aman, dama, dan sejahtera.

Semangat kebangsaan mengajarkan semangat berkorban untuk tanah air,sedangkan


nasionalisme mengajarkan paham tentang rasa cinta tehadap bangsa dan
Negara[19].Nasionalime dan semangat kebangsaan sangat penting bagi kelansungan bangsa
dan Negara karena kedua hal tersebut merupakan spirit penyelenggaraan dan pembangunan
Negara dan sangat dibutuhkan demi tegaknya suatu Negara.

Bung Karno dan Bung Hatta sebagai bapak bangsa senantiasa menggelorakan semangat
kebangsaan bangsa Indonesia dengan menanamkan sejarah kebangsaan. Bung Karno selalu
menanamkan kejayaan dan kebesaran bangsa Indonesia melalui pemahaman sejarah
kebangsaan. Bangsa yang tidak memahami sejarah kebangsaannya bagaikan wayang kulit
yang tiada gagangnya. Ia akan lemas, lunglai dan tidak mampu berdiri tegak dengan
gagahnya. Bangsa yang tidak menghayati sejarah kebangsaannya tidak akan mampu
menyerap nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi bangsa
berikutnya.

Nilai-nilai dasar kebangsaan bersumber dari nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa itu.
Nilai-nilai dasar kebangsaan mengalir dari sumbernya mengarungi bukit, lereng, jurang dan
lembah menjadi aliran semangat kebangsaan yang dahsyat, yang mampu menembus dan
menggerus bebatuan yang menghalangi cita-cita kebangsaan yang hendak diraih oleh bangsa
Indonesia.

Semangat kebangsaan adalah penggerak nilai-nilai yang terdapat di dalam jiwa dan menjadi
ruh bangsa Indonesia. Nilai dasar kebangsaan itu statik, sedangkan nilai yang bergerak terus
yang menjadi pendorong semangat kebangsaan adalah nilai instrumental atau nilai praksis
yang senantiasa dapat disesuaikan dengan konteks dan situasi yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia setiap saat. Oleh sebab itu semangat kebangsaan inilah yang senantiasa harus terus
menerus digugah, didorong dan dibangkitkan, agar terus menerus bergejolak di dalam hati
setiap bangsa Indonesia.

Bangsa tidak dapat terwujud dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan. Seperti bangsa
Indonesia, dibangkitkan sejak awal permulaan abad ke 20 (Kebangkitan Nasional 1908),
dibangun atau diwujudkan sejak awal pertengahan abad ke 20 (Sumpah Pemuda 1928) dan
bangsa Indonesia menegara sejak pertengahan abad ke 20 (Proklamasi Kemerdekaan Bangsa
Indonesia 1945).

Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari dan mengakar dalam budaya bangsa Indonesia,
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berwujud atau mewujudkan diri
secara statik menjadi dasar negara, ideologi nasional dan jati diri bangsa, sedangkan secara
dinamik menjadi semangat kebangsaan. Sebagai dasar negara nilai-nilai kebangsaan tersebut
melandasi segala kegiatan pemerintahan negara, baik dalam pengelolaan pemerintahan
negara maupun dalam membangun hubungan dengan negara-negara lain. Nilai-nilai
kebangsaan dalam hal ini juga menjadi etika bagi penyelenggara negara.

Sedangkan sebagai ideologi nasional nilai-nilai kebangsaan melandasi pandangan (cara


pandang) atau falsafah hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai kebangsaan tersebut mewujud
dalam realita kehidpan bangsa Indonesia yang majemuk (pluralistik) yang menjadi
kesepakatan dalam membangun kebersamaan. Sebagai ideologi, nilai-nilai kebangsaan
tersebut menjadi etika dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa serta sekaligus menjadi
tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia.

Sebagai jati diri bangsa, nilai-nilai kebangsaan tersebut berwujud menjadi sikap dan peri laku
yang nampak pada atau ditunjukkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Misalnya, bagaimana seorang bangsa Indonesia harus bersikap dan
berperilaku dalam kebersamaan sebagai anggota masyarakat, bagaimana ia harus bersikap
dan berperilaku dalam kebersamaan sebagai komponen bangsa, serta bagaimana ia harus
bersikap dan berperi laku dalam kebersamaan sebagai warga negara Indonesia.

Menurut pendapat penulis semangat kebangsaan adalah memberikan dorongan baik dari
dalam maupun dari luar dengan kesungguhan atau kerja keras yang dilakukan siswa tentang
semangat dalam membela tanah air, dapat menghargai bahasa, menghormati bendera merah
putih, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, dengan lebih menonjolkan semangat
patriotisme, semangat nasionalisme yang bertujuan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
serta negara Indonesia.

2. Hakikat Metode Karya Wisata

Metode adalah langkah atau cara yang telah diatur dan terpikir baik-baikuntuk mencapai
suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya[20] adapun arti yang dimaksud
adalah satu cara atau langkah yang dilakukan dalam melakukan satu penelitian yang dapat
diukur kebenarannya.

Metode adalah cara ilmiah yang telah diatur dan hasilnya dapat diukur dan cara tersebut
diakui karena keilmuannya[21]. Cara yang ilmiah atau satu langkah penelitian yang
dilakukan dalam penelitian sehingga penelitian tersebt dapat berfungsi atau berguna untuk
kepentingan keilmuan yang ada.

Salah satu model pembelajaran metode karya wisata menekankan aktivitas kolaboratif
peserta didik dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil untuk mempelajari materi
pelajaran dan memecahkan masalah[22]. Dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dirancang oleh guru untuk melaksanakan kegiatan mengajar dan bagaimana siswa belajar
dengan efektif dan efesien.

Karya wisata adalah bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat kenyataannya.[23] Karena itu dikatakan teknik karya wisata,
ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek
tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik
sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Metode karyawisata atau widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa
mempelajari materi pelajaran di luar kelas[24]. Karyawisata memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar, dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan
aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan
waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.

Metode field trip atau karya wisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan
oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan
merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah[25]. Meskipun karya wisata memiliki
banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai,
terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.

Teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu seperti meninjau pegadaian[26]. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode
karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang
dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Banyak istilah
yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan
sebagainya.

Metode karya wisata dalam waktu pelaksanaanya ada yang dalam waktu singkat, dan
ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Contohnya seperti
karyawisata ke museum terdekat yang ada di kota itu sendiri yang hanya memerlukan waktu
yang singkat. Sedangkan karya wisata yang pelaksanaanya dalam waktu yang panjang seperti
karyawisata keluar provinsi, kabupaten, atau kota lain.

Sebagai manajer kelas, guru dituntut menggunakan berbagai metode dalam menjalankan
pembelajaran. penggunaan ragam metode pembelajaran memungkinkan guru membawa
siswa pada suasana belajar yang sesungguhnya dan tidak hanya membawa siswa ke dalam
''suasana diajar belaka''. Karya wisata mengandung muatan belajar-mengajar, tidak sekadar
keluar kelas untuk bersenang- senang.Bila kita cermati, hampir seluruh sekolah, mulai tingkat
dasar sampai pendidikan tinggi, memasukkan karya wisata sebagai salah satu kegiatan
tahunan. Program tahunan itu sangat disukai siswa dan guru. Sebab, mereka bisa sejenak
terbebas dari kegiatan rutin belajar-mengajar yang kadang membosankan.

Namun, terkadang karya wisata hanya jadi wadah untuk bersenang-senang, belanja,
menikmati hal-hal baru, dan hal-hal lain di luar konteks belajar-mengajar. Berdasar
pengamatan penulis selama menjadi siswa dan guru, karya wisata yang dilaksanakan sekolah
belum mencerminkan metode tersebut dengan sempurna.

Saat pelaksanaan karya wisata, guru maupun siswa hanya berperan sebagai pelaku perjalanan
wisata (turis). Dengan biaya yang biasanya tidak murah, seharusnya guru bisa memanfaatkan
karya wisata sebagai media pembelajaran, berkaitan dengan objek yang dikunjungi selama
karya wisata.

Untuk mengoptimalkan karya wisata, guru seharusnya merancang apa saja yang mesti
dilakukan sebelum, selama, dan setelah karya wisata. Optimalisasi karya wisata tersebut
mungkin terkesan serius dan kaku. Karena itu, guru diharapkan tetap memberi kesempatan
kepada siswa untuk merasakan kegiatan wisata, yaitu bersenang-senang.

Tujuan Teknik Karya Wisata Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya. Dapat turut menghayati tugas
pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian
mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun
pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang
dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang
sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.[27]

Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk
mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata,
di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna
bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta
segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank,
pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu.

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya


perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut persiapan dalam merencanakan
tujuan karyawisata, guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas,
mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi
untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-
tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim
utusanUntuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk
mengadakan survei ke obyek yang dituju.

Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain
tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan
biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh. dimana.

Kelebihan metode karyawisata memiliki beberapa kelebihan di dalam pelaksanaanya yaitu


seperti

a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan


nyata dalam pengajaran.

b. Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas
pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan
mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat
mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
c. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara
kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas
pengalaman mereka.

d. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang
pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka
menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.

e. Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan
dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

f. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

g. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan[28]. Karya
wisata kelas adalah suatu kegiatan yang melibatkan siswa dengan guru atau siswa dengan
mempraktekan pelajaran keluar kelas dengan tujuan siswa lebih dapat memahami materi
yang diberikan .

Metode karyawisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan[29]. Karya
wisata ini cocoknya diadopsi untuk metode pembelajaran pada pembelajaran yang jauh dan
bergantung pada objek yang dipelajari, tujuan, keobjektivitasan proses pembelajaran, gaya
belajar, dan karakteristik pendidikan murid, kompetensi dari pengajar, lingkungan belajar,
waktu yang tersedia dan waktu tertentu, dan juga sumber daya yang tersedia.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut a. Memerlukan persiapan yang melibatkan


banyak pihak. b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang. c. Dalam
karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur
studinya terabaikan. d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik
anak didik di lapangan. e. Biayanya cukup mahal. f. Memerlukan tanggung jawab guru dan
sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata
jangka panjang dan jauh[30].

Teknik penggunaan karya wisata memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : (a)


Persiapan, tujuan jelas, pemilihan teknik, adanya koordinasi dengan tempat objek,
penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, b)
Pelaksanaan karya wisata, (c) Akhir karya wisata, berdiskusi dan menyusun laporan.

Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode karya wisata sebagai berikut : Guru
menetapkan suatu pokok atau problem yang akan dikarya wisatakan atau guru meminta
kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan dikarya wisatakan.
Guru menjelaskan tujuan karya wisata. Selanjutnya siswa dibawa oleh guru dengan praktek
atau melihat langsung ke objek yang dituju sesuai dengan kurikulum yang ada sehingga siswa
lebih kreatif dan efektif dalam memahami pelajaran yang dimaksud.

Pendapat penulis tentang Metode karya wisata adalah cara belajar atau model
atau langkah dengan praktek langsung ke lapangan melihat dan meninjau langsung sehingga
siswa lebih kreatif dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa sesuai
dengan kurikulum kegiatan belajar yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Kerangka Pikir Tindakan

Semangat kebangsaan adalah memberikan dorongan baik dari dalam maupun dari luar
dengan kesungguhan atau kerja keras yang dilakukan siswa tentang semangat dalam
membela tanah air, dapat menghargai bahasa, menghormati bendera merah putih, serta
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, dengan lebih menonjolkan semangat
patriotisme, semangat nasionalisme yang bertujuan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
serta negara Indonesia.

Metode karya wisata adalah cara belajar atau model atau langkah dengan praktek langsung
ke lapangan melihat dan meninjau langsung sehingga siswa lebih kreatif dalam memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa sesuai dengan kurikulum kegiatan belajar
yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun kondisi awal sebelum metode karya wisata belum dilaksanakan
adalah rendahnya semangat kebangsaan siswa saat berada di lingkungan sekolah kemudian
dilakukan metode karya wisata serta didapat adanya pemahaman tentang arti lingkungan
kemudian setelah metode ini dilakukan secara terus menerus dan hasilnya siswa merasa dekat
dengan lingkungan dan mau peduli dengan lingkungan.

Namun setelah dilakukan metode karya wisata maka ada meningkatkan pada semangat
kebangsaan siswa, dengan karya wisaya ke museum perjuangan dan karya wisata ke museum
peta di Bogor, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri serta bersemangat dalam belajar.
Oleh karena itu dalam memupuk rasa kebangsaan serta semangatnya, maka diperlukan
metode karya wisata dengn tujuan lebih dekat lagi mengenal tentang kejuangan para
pahlawan Indonesia.

Setelah dilaksanakan Metode karya wisata sebagai solusi pemecahan masalah di SDN
Pengadilan 1 Kota Bogor, di bidang semangat kebangsaan maka diharapkan akan terjadinya
perubahan semangat kebangsaan siswa. Dan kondisi yang diharapkan adalah semangat
kebangsaan siswa menjadi lebih mencitai akan lingkungan disekitarnya dan di sekolah
dengan bimbingan guru, tetapi dengan penuh kesadaran siswa masing-masing, memiliki
sikap bersungguh-sungguh dalam belajar serta bekerja keras.

[1] Budiono, Meningkatkan kinerja,, Jakarta, Penerbit pustaka ilmu, 2001, h.57

[2] Budiono,Kamus Bahasa Indonesia,, Jakarta, CV. Bintang Indonesia, 2005, h.231

[3] Budiono, Meningkatkan kinerja,, Jakarta, Penerbit, 2001, h.57

[4] Weiner, Pendidikan dan siswa , Jakarta ,via Arivia, 2006, h. 429

[5] Darsono, Membentuk sikap siswa , Jakarta, Penerbit, 2008, h.13

[6] Budiono,Kamus Bahasa Indonesia,Jakarta, Bintang Indonesia, 2005, .h231

[7]Slmeto, Semangat belajar siswa, Jakarta, media Indonesia, 2005, h.17


[8] Macdonal, Nasionalisme dalam perjuangan , Jakarta, Gramedia, 2007, h.3

[9] Slameto, Nilai semangat kebangsaan Jakarta, Media Indonesia, 2007, h. 31

[10] Budiono, Kamus Bahasa Indonesia, , Jakarta, Bintang Indonesia, 2010, h. 551

[11] Sukamto, Joko, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Semester Gasal Kelas


X. Sukoharjo:CV Seti-Aji 2009, h.72

[12] Suprapto, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA 1. Jakarta: Bumi Aksara, 2007,
h.51

[13] Jamli, Edison dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Akasara, 2005, h.66

[14] Hilda Taba, membentuk Sikap, Jakarta, Media, 2007, h.23

[15] Satiman, Sudewo. Gerakan Pemuda di Indonesia. Jakarta: Hasta Mitra, 2003, h. 25

[16] Krugi, Semangat kebangsaan dan daya juang , Jakarta, Media Indonesia, 2007, h. 34

[17] Satiman, Sudewo. Gerakan Pemuda di Indonesia. Jakarta: Hasta Mitra,2003. h.30

[18] Ibid, h.32

[19] Abraham Moslow, Tenggang rasa dan Motivasi , Jakarta, Cipta Karya, 2003, h.32

[20] Budiono, Metode Kerja kelompok Siswa , Jakarta, CV Pustaka, 2005, h.234

[21] Moch Nasir, Metode Penelitian , Jakarta, Balai pustaka, 2003, h.231

[22] Asep Gojwan. . Pengembangan Model Pembelajaran Jigsaw pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SLTP, Jakarta ,Ganesha, 2004, h. 1

[23] Roestiyah, Model pembelajaran untuk meningkatkan kreatif siswa, , Bandung Nurani,
2001, h.17

[24] Checep, Pembelajaran yang efektif,, Jakarta Multi media Indonesia, 2008, h. 32

[25] Mulyasa, Belajar yang menyenangkan , Jakarta, Bintang Indonesia, 2005, h. 56

[26] Djamarah, Belajar di luar kelas , Jakarta, PT. Pustaka Ilmu, 2002, h, 34
[27] Soegijo, Pembelajaran karya wisata yang baik dan efesien , Jakarta, Pusaka Ilmu,
2000, h. 15

[28] E Mulyasa, Metode- metode dala pendidikan, , Jakarta, Multi Media, 2003, h. 16

[29]Suprijanto,H. Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta,


Bumi Aksara. 2007, h. 34

[30] Marion J. Rice. Modul-modul Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Kurikulum dan
Pengajaran., Malang: P3TK, 2002, h. 12

Diposting oleh riadi sagitarius di 22.37

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog

2017 (1)

2016 (6)

2015 (12)

Februari (12)

penilian kinerja guru terhadap motivasi dalam beke...

Landasan Teori ttg sikap dan perilaku moral

Sikap terhadap kehiduapan pesantren

bab II lakip 2014

bab 1 lakip 2014


LAKIP POLRES BOGOR KOTA TAHUN 2014

pemahaman tentang nilai moral pancasila ke 3

Metodologi Penelitian

Bab II Semangat Kebangsaan

Meningkatkan Semangat Kebangsaan melalui Metode Ka...

Kajian Pustaka pemahaman pendidikan karakter dan s...

Pendidikan Karakter dengan sikap kemandirian

2013 (5)

Mengenai Saya

riadi sagitarius

Lihat profil lengkapku

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai