PROPOSAL
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar sarjana teknik pada
fakultas teknik perminyakan
STT-MIGAS
Oleh :
Bagus Prasojo
04.01.33
PROPOSAL
TUGAS AKHIR
Disetujui untuk
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi Balikpapan,
oleh :
1. Log lapangan
Print. Log ini adalah log lapangan yang belum dikoreksi sama sekali.
2. Log Transmisi
melainkan log yang dikirimkan dari lapangan melalui jasa satelit atau
telepon.
Ini meliputi log yang sudah disunting, diproses di komputer CSU, dan
referensi.
2.1. Jenis alat wireline log yang digunakan adalah sebagai berikut :
Prinsip Kerja
Spontaneus Potensial (SP) log terdiri dari dua buah elektroda yaitu
milivolt (mv).
Kegunaan SP log
rekaman log ditrack 1 (jalur sebelah kiri) dan biasanya ditampilkan bersama
(jalur sebelah kanan). Pada gambar 3.2 menunjukkan contoh kurva SP log.
Gambar 3.3 contoh gambar SP Log
1. Tebalnya lapisan,
Jika lapisan permeabel cukup tebal maka penurunan kurva SP tidak pernah
(defleksi positif) dari shale base line sedangkan jika Rmf =Rw maka kurva
4. Diameter invasi
5. Resistivity shale + Rs
6. Shaliness lapisan
sand) terinvasi oleh filtrate lumpur (freshwater mud flitrate) dimana berat
jenis filtrate lumpur akan lebih ringan dibanding air formasi maka filtrate
lumpur cenderung berada diatas batuan permeabel. Invasi yang terjadi akan
kecil bila berada dibawah batuan permeabel dan akan besar bila berada
diatas batuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2
Pengaruh anomali SP :
gergaji (sawtooth). Dibawah lapisan shale defleksi SP akan lebih kecil dari
SSP dan diatas lapisan shale defleksi SP melebihi harga SSP. Anomali ini
dimana kontak langsung antara filtrate dan interstitial water tidak akan lama
karena dipisahkan dengan mud cake yang berlaku seperti membran kation.
menyebabkan adanya aliran ion-ion Na+ dan Cl- bersalinitas tinggi (biasanya
air formasi) ke salinitas rendah (fresh water mud). Shale yang berada di
antara kedua macam cairan ini, ternyata merupakan suatu membran selektif
potential
Efisiensi mud cake sebagai membran biasanya tidak begitu baik dibanding
shale. Sebagai hasilnya tidak ada liquid junction potential (Ej) untuk
menambah potential membran shale (Esh) sebagai tempat ketika tidak ada
invasi . Bila tidak terjadi invasi , potensial liquid junction diganti dengan
dan uninvade zone, dimana mud filtrate dan formation water berada dalam
kontak langsung antara satu dengan lainnya. Ion-ion Na+ dan Cl- mengalir
dari cairan bersalinitas tinggi (air formasi) ke salinitas rendah (mud filtrate).
Karena ion Cl- mempunyai mobilitas yang lebih besar daripada ion Na+
akibatnya ion Cl- akan terkumpul di cairan bersalinitas rendah. Hal ini
bertambah atau berkurang, sesuai kondisi mud dan lubang. Hal ini akan
molor, sehingga garis batas antar lapisan tidak mudah dengan tepat
ditentukan. Garis batas tersebut tidak harus setengah dari garis lenturnya.
2.1.2 LOG GAMMA RAY
Prinsip Kerja
yang paling umum adalah uranium, thorium dan pottasium 40. Batuan
tinggi. Hal ini membuat gamma ray berguna untuk membedakan lapisan
shale dari non shale. Oleh karena itu Gamma Ray Log disebut juga sebagai
resistive atau bila kurva SP kehilangan karakternya (Rmf = Rw) atau pun
karena penggunaan lumpur yang tidak konduktif seperti fresh mud, oil base
mud, udara atau gas selama pemboran. Pada gambar 3.3 memperlihatkan
Log Gamma ray diukur dalam satuan API, dan biasanya hasil
rekaman Gamma Ray digambarkan pada track 1 (jalur sebelah kiri) dan
ditampilkan bersama kurva density atau neutron pada track 2 (jalur sebelah
kanan).
Kegunaan Log Gamma Ray
Korelasi
3. Dapat dipakai dalam lubang bor berisi non conductive muds atau yang berisi
salt muds.
1. Jenis detektor
Berat lumpur
Jenis casing
tidak mengumpul dengan clay. Hasil rekaman Gamma Ray pada batuan
reservoir ini mungkin tidak berbeda dengan batas lapisan shale. Untuk itu
sumber dari radioaktif . Tool ini dapat membaca lapisan shale dengan
Gamma Ray yang mengandung pottasium dan thorium yang tinggi. Pada
Oleh karena itu diperlukan faktor yang membedakan antara batuan reservoir
Prinsip kerja
kumparan kawat dimana mengalir arus induksi. Jika suatu arus listrik
akan mengalir arus induksi sebanyak i pula, tetapi besarnya arus ini
(receiver)
1. Memungkinkan pengukuran didalam sumur terisi cairan, zat padat atau gas,
2. Karena spasi cukup besar sehingga jangkau pengamatan cukup jauh. Hal ini
Hingga Rt = 50 ohm.m
R cor-4
2. Lapisan sekitar (adjacent beds) yang diukur adalah Rs
sumur.
Prinsip kerja
-sinar gamma dengan tingkat energi yang cukup sampai kepada alat.
jumlah sinar gamma yang kehilangan energi juga meningkat, sehingga sinar
gamma yang sampai ke alat pencatat menurun. Jadi dengan kata lain bahwa
jumlah sinar gamma yang terukur oleh alat pencatat tergantung pada jumlah
atau density (jumlah elektron per cm3) daripada formasi. Elektron density
berkaitan dengan berat jenis total (bulk density) (dalam gr/cc) daripada
porositas formasi
mencatat jumlah hydrogen dari formasi. Oleh karena itu di dalam lapisan
yang berisi air atau minyak neutron log akan merefleksikan cairan yang
lainnya atau data dari core, sering zone-zone yang mengandung gas dapat
diidentifisir.
Kombinasi Neutron Log dengan salah satu atau dua porosity log
yang lain akan menghasilkan harga porositas yang lebih teliti dan dapat
mengidentifikasi lithologi.
Prinsip kerja
1. Neutron-gamma tool
Detector untuk :
Epithermal Neutron
Thermal neutron
Neutron Source:
beryllum radium
beryllum polonium
beryllum plutonium.
pada kecepatan dan energi tinggi dan dalam perjalanannya melalui lubang
bor, formasi akan mengalami sejumlah tabrakan dengan inti yang ada
energinya. Jika inti yang ada tersebut adalah hidrogen maka neutron
detector mengukur jumlah neutron yang lolos dari formasi. Sehingga jumlah
yang terdapat dalam formasi dan berbanding lurus dengan jumlah air atau
hidrogen yang terkandung dalam formasi. Hal ini berarti berkaitan dengan
porositas batuan/formasi.
pengukuran porositas dapat dibandingkan log lain (FDC dan sonic). CNL
Keunggulan CNL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Batasan masalah
1.4. Sistematika penulisan
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN