Untuk memastikan adanya mutu, maka perlu disusun Kebijakan Mutu. Pedoman
dalam menyusun kebijakan mutu ini adalah sbb:
Untuk menjalankan kebijakan mutu dan memenuhi sasaran mutu, maka perlu
dibentuk Wakil Manajemen Mutu atau WMM yang ditunjuk oleh manajemen puncak;
Harus anggota dari manajemen. WMM mempunyai tanggung jawab dan wewenang,
antara lain:
Memastikan ditetapkan, diterapkan dan dipeliharanya proses-proses yang
dibutuhkan dalam sistem manajemen mutu
Melaporkan kinerja smm dan penyempurnaan yang dibutuhkan kepada
manajemen puncak
Memastikan pemasyarakatan tentang pentingnya persyaratan pelanggan pada
semua karyawan.
Selain itu harus juga disiapkan keterlibatan para pegawai yang kompeten. Tanpan
pegawai yang kompeten, penerapan sistem manajemen mutu akan tidak optimal.
Dalam mengembangkan kompetensi dan pelatihan untuk para pegawai, maka pihak
manajemen harus :
a) Menetapkan kompetensi personil yang melakukan pekerjaan yg mempengaruhi
mutu produk
b) Menyediakan pelatihan atau kegiatan lain untuk memenuhi kompetensi tersebut
c) Mengevaluasi efektifitasnya
d) Memastikan kesadaran setiap personil akan perlu dan pentingnya kegiatan
mereka serta kontribusinya atas pencapaian sasaran mutu
e) Memelihara rekaman pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman
Selain sumber daya manusia yang kapabel, maka juga perlu disiapkan beragam
infrastruktur yang mendukung pencapaian sasaran mutu. Dala hal ini manajemen
harus menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang dibutuhkan
untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk , misalnya: Gedung, ruang kerja
dan sarana pendukung; Peralatan proses baik perangkat keras maupun lunak dan
Jasa-jasa pendukung (transportasi dan komunikasi).