berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT.
Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept.
Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit
Suka, Kabupaten Asahan. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah
timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Multimas Nabati Asahan didirikan tahun
2004. Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan kapasitas 60 mt. ffb/hr
yang terdiri dari 1 line produksi dan selesai pembangunan tahun 2005. Oktober
2005 pabrik mulai beroperasi sebagai langkah awal, dilakukan trial run,
PKS PT. Multimas Nabati Asahan menggunakan bahan baku TBS yang
berasal dari perkebunan rakyat dan menetapkan target rendemen sebesar 18%.
kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm
Kernel). Kelapa sawit yang diolah termasuk dalam varietas dura dan tenera
berasal dari perkebunan rakyat. Hasil sampingan proses pengolahan kelapa sawit
seperti serat, cangkang dan serat tandan kosong digunakan untuk bahan bakar
boiler. PKS PT. Multimas Nabati Asahan memiliki kapasitas olah 1200 mt.
ffb/days. Konsep pengolahan kelapa sawit yang diterapkan masih tetap pada
oleh Kantor Pusat (Main Office) yang berada di kawasan PT. Multimas Nabati
Asahan. Hasil produksi dikirimkan langsung ke unit pengolahan Crude Palm Oil
(CPO) dan unit pengolahan inti sawit (palm kernel). Jadi CPO dan inti sawit yang
dihasilkan, diolah kembali oleh perusahaan itu sendiri menjadi minyak goreng dan
pada Gambar 2.1. Jenis struktur organisasi yang digunakan adalah struktur
tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi,
tinggi lagi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan
Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa struktur organisasi perusahaan ini
pengelompokan secara terpisah yang didasarkan pada fungsi yang berbeda dari
dengan bagian laboratorium. Atau bagian proses tidak disatukan dengan bagian
logistik. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap bagian dibuat terpisah berdasarkan
dan ruang lingkup maintenance berbeda dengan ruang lingkup yang ada pada
laboratorium.
melaksanakan segala kebijakan yang berasal dari asisten milling. Atau asisten
supervisi mekanik dan asisten supervisi teknis yang melaksanakan tugas yang
diberikan oleh supervisi maintenance. Begitu pula, supervisi proses yang berhak
berjumlah 113 orang yang terdiri dari staff, non staff (karyawan SKU B,
pusat jasa tenaga kerja swasta yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Adapun
rincian jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS PT. Multimas Nabati Asahan
pembagian jam kerja menjadi 2 shift selama 7 hari kerja dalam seminggu kecuali
seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai berikut :
1. Senin - Kamis
2. Sabtu
Upah yang diberikan oleh PT. Multimas Nabati Asahan kepada karyawan
pemerintah. Tenaga kerja yang berkerja di PT. Multimas Nabati Asahan terdiri
dari 90 orang karyawan yang berasal dari rekrutmen perusahaan dan 23 orang
yang berasal dari kontraktor. Pemberian upah pada setiap pekerja kontrak
Asahan, yaitu:
2. Pekerja dapat manerima seluruh upah selama satu bulan kerja dalam dua tahap
pembayaran, yaitu pada minggu ke dua dalam setiap bulannya, pekerja dapat
menerima setengah dari upah pokok ditambah dengan overtime dan dikurangi
Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. Multimas Nabati Asahan,
yaitu:
Bahan baku yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah
kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat. Kelapa sawit milik perkebunan
rakyat termasuk dalam varietas dura dan tenera. Tenera merupakan hasil
daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura memiliki tebal
cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang,
daging buah realtif tipis 35-50 % terhadap buah, inti besar dan rendemen minyak
16-18 %. Sedangkan tenera memiliki tebal cangkang sangat tipis 0,5-4 mm,
adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3). Penggunaan air yang tinggi
airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai
sumber uap dan air panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan
utama air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan
Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti
sawit di PKS PT. Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6
menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang diterima didapat dengan
menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam
keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun sortasi. TBS disortir untuk
mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan karena buah milik perkebunan
kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel
2.2.
loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 52
pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan
2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan,
sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.
bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back
Pressure Vessel). Kapasitas tiap Sterilizer adalah 6 lori dengan tekanan kerja 3,5
2,5
1,5
Tekanan(bar)
1
0,5
0
5 16 18 32 34 45 70 76
Keterangan gambar:
keluar.
(digesting).
yang digunakan adalah thresher with shaft yang memiliki striper. Cara kerja
thresher adalah berputar dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut
berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting. Dengan proses ini terjadi
yang terlepas jatuh ke under thresser conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk
mencabik janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Tandan yang telah
kosong yang terdorong keluar jatuh empty bunch scrapper untuk diangkut ke
dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk
menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan
(stirring arms) sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan
oleh motor listrik. Cara kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester
akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan short arm) yang berputar. Setelah
dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90-95 0C.
3. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak
tergenang.
press. Proses pemisahan terjadi akibat putaran dari worm screw yang memiliki
perbedaan ruang antar screw untuk mendesak daging buah hancur ke arah
maka aliran itu akan tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam
press cage yang memiliki 32000 lubang ( = 4 mm) di seluruh dinding agar
minyak dapat keluar dan melalui oil outlet akan dialirkan ke oil gutter. Dan celah
(L = 6 mm) antara adjusting cone dan press cage membuat press cake dapat
dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari
1. Penguraian cake
kerja cake breaker conveyor adalah mengurai cake dengan cara berputar sambil
mendorong cake untuk dipisahkan antara biji dan serabut di depericarper. Cake
breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal yang melekat pada
poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga cake
kolom pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah
coloumn dikarenakan oleh daya hisapan blower. Biji yang berat jenisnya lebih
besar jatuh ke dalam nut polishing drum, sedangkan serat kering terhisap ke
dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel conveyor melalui air lock.
nut polishing drum. Biji akan terpisah karena putaran polishing drum dengan
kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang diseluruh dinding. Sehingga
selama biji melewati polishing drum, gumpalan serat dan kotoran akan terpisah
Pemisahan biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran seperti batu atau
dari kolom pemisah (separating coloumn) dan shell cyclone. Pemisahan yang
terjadi di separating coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis dan daya hisapan
blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat akan jatuh ke
cake breaker conveyor dan biji kosong akan masuk ke shell hopper melalui air
lock.
3. Pengeraman biji
Biji dari nut botom cross conveyor diangkut ke top wet nut conveyor
dengan menggunakan nut elevator. Proses penyebaran biji-biji yang masuk ke nut
silo dilakukan menggunakan top wet nut conveyor. Lalu dilakukan proese
pengeraman biji di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air
agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah
4. Pemecahan biji
biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari
rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi sebagai
Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high
carbon steel. Dimana, 15 batang pdipasang di bagian luar dan 15 batang lagi di
bagian luar. Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan
5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran
Light Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill
cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis
ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell hopper dan inti
berdasarkan besar partikel dengan menggunakan getaran. Dimana biji pecah akan
karbonat (CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan
memiliki berat jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih kecil
dibandingkan campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih
besar dari campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan masuk
Inti sawit akan dibawa ke kernel silo melalui wet kernel conveyor lalu
wet kernel elevator dan top wet kernel conveyor. menuju kernel silo. Sedangkan
cangkang pecah akan dibawa ke shell hopper menggunakan wet shell conveyor.
7. Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo
Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo
600C, dan 40-500C. Pengeringan selama 7 jam dengan pemberian panas yang
kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit
yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak
modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk
Sandtrap tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu:
berat jenis lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada
2. Penyaringan minyak
kotoran lainnya dari minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah saringan
kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-
benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit
3. Pemanasan minyak
menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Cara kerja Crude Oil Tank
diharapkan 90-950C.
dan decanter. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya
ukuran atau kerapatan yang lebih besar akan didorong ke arah luar vortex. Gaya
pengeluaran menuju sludge pit. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih
kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah
menuju sludge distribution 1. Input bagi decanter adalah minyak yang ada di
sludge distribustion 1 dengan tujuan untuk memisahkan minyak dari slurry. Cara
kerja decanter adalah memisahkan slurry menjadi tiga fasa seperti dua
diantaranya cairan tak dapat tercampur dan berbeda massa jenisnya serta fasa
padat. Dua cairan yang tak dapat dicampur akan dialirkan ke sludge drain tank
5. Pemurnian minyak
Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil
mengurangi kadar air hingga 0,3 0,4 % , kadar kotoran hingga 0,01 0,15 %
6. Pengeringan minyak
Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 0,15 % dan kadar
purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini
terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang
Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle
pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus
(spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor
sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut
kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara.
Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan
ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara
jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka
Refinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu dipanaskan dengan
cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur 50
550C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.
ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Air
kondesat dari condensat pit juga dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Sludge
hasil endapan dialirkan ke collect tank dan endapan dialirkan ke colling pond.
kadar minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 % didalam sludge. Minyak yang
yang digunakan dalam proses produksi. Adapun mesin produksi yang ada di PKS
PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut.
a. Stasiun Penerimaan
b. Stasiun Perebusan
1. Capstan
Jumlah : 4 unit
Model : Flender
2. Transfer Carriage
Fungsi : Memindahkan lori dari satu rail track ke rail track lainnya
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 2 lori/angkut
3. Condesate Pump
Jumlah : 2 unit
Model : 3 N6
Flow : 22 m3/jam
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 6 lori/siklus
c. Stasiun Pembantingan
1. Cage Tippler
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 1 lori/siklus
Jumlah : 2 line
Jumlah : 3 unit
Type : screw
Jumlah : 3 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Type : screpper
Jumlah : 1 line
Kapasitas : 26 mc/ h
6. Bunch Crusher
Kapasitas : 6 ton/jam
Type : screpper
Jumlah : 1 line
Kapasitas : 26 mc/ h
elevator
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
d. Stasiun Pengepresan
conveyor
Jumlah : 2 line
Type : screw
Jumlah : 2 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
3. Digester
Model : LD 3500
Jumlah : 5 unit
Berat : 5500 kg
Volume : 3500 l
Jumlah : 5 unit
Type : screw
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 26 mc/ h
2. Depericarper
- Separating Coloumn
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 unit
Kecepatan : 32 rpm
Kapasitas : 6 ton/jam
system
Type : screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
4. Destoner System
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 16 ton/jam
6. Ripple Mill
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 3 ton/jam
mixture elevator
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Jumlah : 1 unit
10.Claybath
Jumlah : 2 unit
- Pump
- Screening
elevator
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
distribution conveyor
Jumlah : 1 line
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
fan
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 26 mc/ h
Type : screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
1. Vibrating Screen
Model : VS70
Jumlah : 2 unit
Ukuran : d = 1800 mm
Jumlah : 2 unit
Jumlah : 2 unit
Model : 3 N6
Flow : 22 m3/jam
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 unit
Model : SK
Flow : 27 m3/jam
6. Sand Cyclone
Jumlah : 3 unit
7. Precleaner Pump
Jumlah : 2 unit
Model : SK
Flow : 27 m3/jam
8. Decanter
Jumlah : 2 unit
Kecepatan bowl
Jumlah : 2 unit
separator
Jumlah : 2 unit
Model : SK
Flow : 27 m3/jam
peralatan produksi yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap
a. Stasiun Penerimaan
1. Jembatan Timbang
Kapasitas : 50 ton
tippler
3. Rail Track
b. Stasiun Perebusan
1. Trolley/canti lever
c. Stasiun Pengepresan
1. Oil Gutter
2. Kernel Silo
3. Kernel Bunker
4. Shell Hopper
5. Fibre Hopper
3. Oil Tank
yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses
agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PKS PT.
1. Unit Pemeliharaan
bulanan dan tahunan agar pabrik dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
2. Laboratorium
hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar
rendemen CPO dan inti sawit sebagai informasi untuk mengevaluasi kinerja
persentasi air, kotoran, inti pecah, FFA, dan kandungan minyak dalam inti sawit.
pengepresan, biji, sludge centrifuge. Dan pemeriksaan persentasi kernel yang ada
ekstraksi kernel.
produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada gambar 2.3.
Safety and Fire Protection yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan
didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan. Adapun
1. Keamanan
(Satpam).
2. Keselamatan
minimal seperti sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung kimia, sepatu
gangguan terhadap kebisingan (noise) terdapat area kerja. PKS PT. Multimas
Nabati Asahan sebenarnya telah memiliki kebijakan dalam hal safety terhadap
potensi kebisingan adalah di stasiun boiler dan sebagian besar pada departemen
produksi. Kesadaran para pekerja akan pentingnya kebijakan yang dibuat masih
sangat rendah. Sama halnya dengan sistem manajemen yang belum maksimal