Anda di halaman 1dari 8

Wisata Sejarah di Istana Negara Tempat Tinggal Presiden RI Jakarta --- Wisata sejarah ini beda dari

biasanya. Karena wisata ini bisa membawa Anda mengetahui seperti apa tempat tinggal yang bisa dihuni
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono., yaituMengunjungi Istana Negara Jakarta.

Istana dibuka untuk wisatawan, untuk rakyat, untuk bangsa. Meski hanya dibuka setiap akhir pekan,
mulai pukul 09.00-16.00 WIB, namun antusias masyarakat untuk mengikuti wisata ini harus diacungi
jempol.

Wisatawan langsung masuk ke Gedung Sekretaris Negara (Setneg), menuju tenda panitia yang
menyambut ramah untuk didata identitasnya. Usai nunggu giliran pemberangkatan di ruang tunggu,
wisatawan bisa mampir ke toko cinderamata yang menjual souvenir seperti kaos, gantungan kunci, topi,
korek api, stiker, pulpen, jam, arloji, tremos, cangkir, payung yang semuanya berlogo Istana.

Setelah ada panggilan, setiap rombongan akan diangkut bus berkapasitas 20 hingga 25 orang dengan
seorang pemandu wanita. Bus melaju ke dalam lingkungan Setneg dan berhenti di gedung Serba Guna,
yang disulap menjadi bioskop. Di dalam gedung diputar video sejarah Istana Merdeka, yang dibangun
tahun 1873, masa pemerintahan Gubernur Jendral Louden dan selesai tahun 1879 pada masa
pemerintahan Gubernur Jendral Johan Willem van Landsbarge.

Bangunan bergaya arsitektur Yunani Kuno, berdiri di atas tanah seluas 2.400 meter persegi, dirancang
arsitek Drossares. Dulu, istana ini dikenal sebagai Istana Gambir. kemudian diganti menjadi Istana
Merdeka.

Tangga depan istana dijaga dua petugas Paspampres, yang berpakaian Merah Putih sambil tangannya
memegang senjata. Mereka berdiri di trap paling atas dengan wajah menatap arah Monas. Tangga itu
terbuat dari batu mamer yang jumlahnya 16 dan panjang 21 meter. Di tangga depan Istana Merdeka,
biasanya digunakan para menteri untuk potret bersama dengan presiden, setelah dilantik jadi menteri.

Setelah menapaki tangga, di pintu masuk sebelah barat pasti disambut patung perunggu hulubalang
membawa kotak. Sebuah pemandangan menakjubkan ketika kaki melangkah ke dalam Istana pasti
disambut dua lampu kristal besar seberat 500 Kg asal Cekoslovakia, yang mengelantung di tengah
ruangan.

Juga ada sepasang gading gajah warna putih bersih, yang ada sejak 1949. Juga, puluhan beragam benda-
benda koleksi peninggalan Presiden pertama Bung Karno. Ada piring hias porselin. Bahkan jambangan
porselin dari Dinasti Meiji Jepang juga buatan China pada abad XIX. Ada lagi patung perunggu
penunggang kuda dari Hongaria. Ada vas bunga dari Korea Utara. Juga ada lukisan Pangeran Diponegoro
karya Basoeki Abdullah yang dibuat 1949, lukisan 'Penangkapan Diponegoro' oleh pelukis Raden Saleh
(1857), dan masih banyak lagi koleksi sejarah yang tetap terpelihara.

Sehari-hari keberadaan Istana Merdeka diperuntukkan acara formal kenegaraan seperti tempat
peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus. Juga pagelaran Parade Senja, jamuan makan
bagi tamu penting lainnya.

Puas berada di dalam Istana Merdeka, selanjutnya diajak melintasi taman di belakang Istana Merdeka,
yang nampak bersih, terawat dan indah. Mengingat, dihiasi patung-patung kecil yang jumlahnya puluhan
dengan berbagai model. Termasuk sebuah patung petapa tua berusia 300 tahun terbuat dari kayu dan
tak dimakan rayap.

Di pinggir taman, ada Gazebo atau di zaman Belanda disebut "Kupal" tempat pemain musik pada pesta
kebun. Di era Soekarno, Kupal dipakai tempat belajar atau home schooling bagi anak-anak Presiden,
termasuk mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Era Susilo Bambang Yudhoyono, Gazebo digunakan
untuk pertemuan informal.

Saat berjalan melawati taman yang indah, nampak Kantor Kepresidenan, bagian belakang Istana Negara
juga wisma negara. Istana Negara kini menjadi tempat Presiden dan Ibu Ani tinggal. Sejarah Istana
Negara yang dibangun tahun 1796, semula untuk kediaman pribadi seorang warga negara Belanda J.A
van Braam.

Sehari-hari, Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, diantaranya menjadi
tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, seperti pelantikan pejabat-pejabat tinggi
negara, pembukaan musyawarah, dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan
internasioal, dan tempat jamuan kenegaraan.

Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah
lebih kurang 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Negara sebagai
kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan Negara.

Dari wisata kepresidenan, memang hanya Istana Negara yang tertutup bagi kunjungan wisatawan.
Karena Istana Negara menjadi tempat tinggal Presiden. Dari enam presiden yang memimpin Negara ini,
hanya tiga presiden yang mendiami Istana, yakni Presiden Sukarno, Presiden Abdurrahman Wahid dan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Inilah rumah rakyat, rumah bangsa yang kini menjadi tujuan
wisata. Selamat Datang rakyat Indonesia di Istana Rakyat.

Pengunjung harus membawa kartu identitas asli (KTP Kartu Pelajar/Mahasiswa, Paspor, atau ID),
berpakaian rapi (tidak memakai jeans, celana pendek, kaos oblong dan sandal, kecuali anak dibawah 12
tahun dan berseragam sekolah), berperilaku sopan dan menghargai lingkungan Istana Kepresidenan
sebagai tempat tinggal Presiden dan keluarganya, serta tempat kerja Presiden sehari-hari.

Pengunjung harus mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh Istana Kepresidenan seperti tidak
membawa senjata api, senjata tajam, bahan peledak dan benda-benda lain yang membahayakan.

Tidak membawa tas, makanan, minuman di dalam lingkungan Istana Kepresidenan, tidak merokok di
dalam lingkungan Istana, tidak mengaktifkan & menggunakan handphone selama berada dalam
lingkungan Istana, tidak menggunakan kamera di dalam lingkungan Istana, kecuali oleh fotografer resmi
Istana, fotografer Istana telah disediakan termasuk pemrosesannya, tidak melakukan aktivitas politik
dalam bentuk apapun selama mengikuti tur, tidak melakukan orasi atau demonstrasi, menggelar poster
atau spanduk, atau penyebaran pamplet selama melakukan tur, tidak menggunakan busana atau atribut
dengan tulisan, atau gambar, atau simbol, atau bentuk yang patut diduga, dan tidak membuat keributan,
kegaduhan, keonaran di dalam lingkungan Istana.

Demikianlah Artikel Travel Indonesia tentang Wisata Sejarah di Istana Negara Tempat Tinggal Presiden RI
Jakarta pada kesempatan kali ii. Baca juga ArtikelWisata Indonesia sebelumnya tentang Jam Gadang
Bukittinggi. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi wisata bagi Anda dan keluarga!

Mulai Dibuka Untuk Umum 24 Mei

Tags:

wisata istana kepresidenan

Berita HOT:

Korea

Yoochun 'JYJ' Sumbang Suara Untuk Album Baru Milik Gummy

Ditinggalkan Ayah

Pipik Dian Irawati Terkenang Masa Lalu

Dilaporkan Hilang

Mantan Suami Peggy Melati Belum Jelas Nasibnya

Korban Melapor ke Petugas Polresta

Bocah Dicabuli Tetangga

Balita Korban Penganiayaan

Korban Masih Trauma dan Kerap Bermimpi

indosiar.com, Jakarta - Istana Kepresidenan di Jakarta mulai Sabtu, 24 Mei mendatang akan dibuka
untuk kunjungan warga. Pembukaan Istana Kepresidenan dalam rangka menumbuhkan kesadaran
terhadap sejarah bangsa.
Pihak Sekretariat Negara sudah siap menggelar program wisata Istana Kepresidenan untuk masyarakat
umum. Juru Kepresidenan Andi Mallarangeng mengatakan, program Wisata Istana Kepresidenan secara
resmi akan dibuka tanggal 24 Mei atau Sabtu mendatang dan langsung disambut oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Any Yudhoyono sebagai tuan rumah.

Program Wisata Istana Kepresidenan merupakan bagian pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat
dan sekaligus juga dilakukan dalam rangka peringatan seabad Kebangkitan Nasional.

Tur Istana Kepresidenan ini akan dibuka setiap hari Selasa, Rabu, Kamis serta hari Sabtu dan Minggu
mulai pukul 09.00 - 16.00 WIB. Masyarakat dari berbagai lapisan bisa datang hanya dengan
memperlihatkan kartu identitas diri.

Namun pengunjung harus mentaati sejumlah peraturan yang dilarang yakni pengunjung tidak
diperkenankan berpakaian kaos dan jeans, dilarang membawa kamera dan telpon genggam. Pengunjung
nantinya akan dipandu oleh tour guide dari Kowat/Kowal dan Polwan yang terdiri dari 18 orang untuk
diajak berkeliling Istana Merdeka dan Wisma Negara setelah pengunjung menyaksikan film dokumenter
tentang sejarah Istana Kepresidenan di Gedung Sekretariat Negara.

Jadi silahkan bersiap untuk melihat dari dekat Istana Kepresidenan yang indah dan asri serta kaya akan
nilai sejarah. (Nancy Erene dan Nurkayat/Sup)

Istana Kepresidenan Jakarta (Istana Negara & Istana Merdeka)

Gedung Pemerintah, Monumen / Tengaran, dan Gedung DPRD

Jalan Medan Merdeka Utara (Jalan Veteran), Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110

Petunjuk

+62 21 3863777

Jam:

Kemungkinan buka (Lihat saat orang-orang check-in)

Istana Kepresidenan Jakarta terdiri dari dua bangunan istana, yaitu Istana Merdeka, yang menghadap ke
Taman Monumen Nasional, dan Istana Negara yang menghadap ke Sungai Ciliwung, Jalan Veteran. Kedua
istana ini dihubungkan dengan halaman tengah yang luasnya kira-kira setengah lapan... (Lihat semua)

Istana Merdeka adalah tempat resmi kediaman dan kantor Presiden Indonesia yang terletak satu
kompleks dengan Istana Negara dan Bina Graha. Letaknya menghadap ke Taman Monumen
Nasional (Monas) Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.
Istana dengan luas sekitar 2.400 m ini dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.W. van
Lansberge tahun 1873 dalam kaveling yang sama dengan Istana Rijswijk yang mulai sesak. Awalnya
bernama Istana Gambir, Istana yang diarsiteki Drossaers ini pada awal masa pemerintahanRepublik
Indonesia (RI) sempat menjadi saksi sejarah penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia Serikat (RIS) oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949. Waktu itu RI diwakili oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan kerajaan Belanda diwakiliA.H.J. Lovink, wakil tinggi mahkota
Belanda di Indonesia.

Dalam upacara yang mengharukan itu bendera Belanda diturunkan dan Bendera Indonesia dinaikkan ke
langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini diam mematung
dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan. Tetapi, ketika Sang Merah Putih
menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar
teriakan:Merdeka! Merdeka! Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka.

Sehari setelah pengakuan kedaulatan oleh kerajaan Belanda, pada 28


Desember 1949 Presiden Soekarno beserta keluarganya tiba dariYogyakarta dan untuk pertama kalinya
mendiami Istana Merdeka. Peringatan HariProklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Istana
Merdeka pertama kali diadakan pada 1950. Tercatat selain Presiden Sukarno, yang mendiami istana ini
adalah Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Istana Merdeka dilihat dari atas


Russian-Indonesian talks in an extended format.

Kini Istana Merdeka digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, antara lain Peringatan
Detik-detik Proklamasi, upacara penyambutan tamu negara, penyerahan surat-surat kepercayaan duta
besar negara sahabat, dan pelantikan perwira muda (TNI dan Polri).

Mulai tahun 1975, perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia akan berpindah dari Istana Merdeka
ke Monumen Nasional.

stana Negara dibangun tahun 1796 untuk kediaman pribadi seorang warga negara Belanda J.A van
Braam. Pada tahun 1816 bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dan digunakan
sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman para Gubernur Jendral Belanda. Karenanya pada
masa itu istana ini disebut juga sebagai Hotel Gubernur Jendral.

Pada mulanya bangunan yang berarsitektur gaya Yunani kuno itu bertingkat dua, namun pada tahun
1848 bagian atasnya dibongkar, dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan
lebih resmi. Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang, tanpa
perubahan yang berarti. Luas bangunan ini lebih kurang 3.375 meter persegi.

Sesuai dengan fungsi istana ini, pajangan serta hiasannya cenderung memberi suasana sangat resmi.
Bahkan kharismatik. Ada dua buah cermin besar peninggalan pemerintah Belanda, disamping hiasan
dinding karya pelukis - pelukis besar, seperti Basoeki Abdoellah.

Banyak peristiwa penting yang terjadi di Istana Negara. Diantaranya ialah ketika Jendral de Kock
menguraikan rencananya kepada Gubernur Jendral Baron van der Capellen untuk menindas
pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam
Bonjol. Juga saat Gubernur Jendral Johannes van de Bosch menetapkan sistem tanam paksa atau cultuur
stelsel. Setelah kemerdekaan, tanggal 25 Maret 1947, di gedung ini terjadi penandatanganan naskah
persetujuan Linggarjati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. Van Mook.

Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, diantaranya menjadi tempat
penyelenggaraan acara - acara yang bersifat kenegaraan, seperti pelantikan pejabat - pejabat tinggi
negara, pembukaan musyawarah, dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan
internasioal, dan tempat jamuan kenegaraan.

Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah
lebih kurang 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Negara sebagai
kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan Negara.

(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)

MENJELANG DUA WINDU

MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI

I. PENDAHULUAN

Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan salah satu dari 62 museum yang berada di wilayah DKI,
kehadiran museum 15 (limabelas) tahun yang lalu merupakan sebuah fenomena tersendiri dibelantika
dunia permuseuman.

Museum yang memiliki kemegahan dari bentuk bangunan dengan volume areal tanah dan bangunan
yang cukup ideal untuk sebuah museum, menempati areal dengan luas 20 ha dan 2,5 ha. luas bangunan
sangat memungkinkan untuk mengeksplorasi dengan maksimal sebuah museum. Serta bangunan yang
tertata dengan konsep modern yang bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan sebuah refleksi
keinginan dari penggagas yaitu Ibu Tien Soeharto. Kehadiran museum ini mampu menarik perhatian
masyarakat, perhatian yang cukup besar tersebut bisa kita lihat dari banyaknya pengunjung yang
terekam melalui data statistik pengunjung, menjadikan Museum Purna Bhakti Pertiwi masuk dalam
kategori pengunjung terbanyak, meskipun kecenderungannya angka kunjungan mengalami penurunan
jumlah dalam dekade ke 2 ini.

Koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi dengan jumlah tidak kurang dari 17.000 item belum termasuk
koleksi pustaka pada perpustakaan museum yaitu 5000 judul buku dan 4500 album foto, adalah sebuah
permasalahan, perlu penanganan secara serius serta dibutuhkan Sumber daya manusia yang berkualitas
dalam skala yang cukup banyak, tentunya hal ini merupakan sebuah permasalahan tersendiri.

Bangunan relatif luas dengan jumlah koleksi yang cukup besar membutuhkan Sumber Daya Manusia
yang cukup banyak adalah sebuah potensi museum, namun juga merupakan sebuah kelemahan dalam
pengelolaan, memerlukan konsentrasi yang cukup menguras energi, terutama dari aspek pendanaannya.

Pada paparan selanjutnya akan disampaikan pola manajemen dan kegiatan dalam pengelolaan museum
yang diukur dengan pengelolaan museum dengan paradigma baru.

II. SEJARAH MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI


Berawal dari tahun 1984 Ibu Tien Soeharto berkeinginan untuk membangun sebuah wadah yang mampu
menampung dan menyimpan serta merawat penghargaan penghargaan berbagai macam cenderamata
yang diberikan dari berbagai fihak kepada Bp. Soeharto, pada masa beliau manjabat sebagai Presiden ke
II Republik Indonesia.

Cenderamata tersebut sebagai ungkapan tali persahabatan dari berbagai negara, maupun cenderamata
yang diberikan dari teman, kerabat ataupun rakyat biasa. Karena itu Ibu Tien Soeharto ingin membuat
suatu wadah yang berupa museum yang berfungsi sebagai penghimpun, merawat, meneliti dan
dokumentasi dari seluruh cenderamata atau penghargaan tersebut. Namun demikian museum yang
akan dibangun tersebut tentunya juga memiliki fungsi sebagai bukti eksistensi historis tentang peranan
dan perjuangan Pak Harto dalam keterlibatan bagi perjalanan bangsa Indonesia sejak dari merebut,
menegakkan, membela dan mengisi kemedekaan.

Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng tersebut disampaiikan kepada Ir. Franky du Ville,
IAI untuk menyiapkan rancang bangunnya selama 3 tahun, yang pada akhirnya pada tanggal 26
Desember 1987 peletakan batu pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi dimulai,
pembangunan berlangsung selama 5 tahun dari tahun 1987 s.d. tahun 1992. Proses selanjutnnya adalah
penataan koleksi yang berlangsung selama kurang lebih 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Desember
1992 dan sampai dengan Agustus 1993.

Bangunan museum dengan bentuk tumpeng adalah sebuah pilihannya, konsep bangunan yang
bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan representasi dari Pak Harto sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia
yang telah memberi dukungan kepada Pak Harto selama pengabdianya pada bangsa Indonesia.
Pemilihan bangunan dengan konsep tumpeng juga merupakan cerminan dari Pak Harto sebagai pribadi
Jawa, dengan beberapa simbol-simbol serta pemilihan koleksi dan tata letak yang sangat terorganisir
melalui penataan ruangan pamer.

Setelah melalui proses yang cukup panjang Museum Purna Bhakti Pertiwi pada 23 Agustus 1993
diresmikan oleh Bp. Soeharto Presiden Republik Indonesia.

Museum Purna Bhakti Pertiwi terleak di jalan Taman Mini I Jakarta Timur, tepatnya di depan komplek
Taman Mini Indonesia Indah

oleh: Gunawan Wahyu Widodo

staf mpbp

Diposkan oleh MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI di 23.12 4 komentar:

Anda mungkin juga menyukai