Anda di halaman 1dari 1

GEREJA, PERSEKUTUAN PARA MURID

Oleh : Agus Gunadi Pr

Dari Kristus kepada Gereja, Dari Pewarta Injil ke Yang Mewartakan Injil (EN 6-15)

Setelah membacakan Kitab Yesaya (Luk 4: 18) dan menerapkan Sabda tersebut bagi diriNya sendiri, Yesus
menegaskan perutusanNya: Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah. Sebab untuk itulah Aku dutus.
Kemudian Dia pergi dari satu kota ke kota lain mewartakan Kerajaan Allah. Dan diriNyalah Injil itu dari seluruh
misteri hidupNya: pendjilmaan, mukjijat, ajaran, perkumpulan 12, perutusan 12, salib dan kebangkitan,
kehadiran setelah kebangkitan di tengah murid-murid.

Kristus pertama-tama mewartakan Kerajaan Allah. Inilah pokok seluruh pewartaanNya. Kerajaan Allah yang
datang ini nyata dalam penebusan yang diberikan Tuhan yang membawa keselamatan. Dan yang menjadi
sempurna dalam wafat dan kebangkitanNya. Pewartaan penebusan itu dilanjutkan sepanjang sejarah dan akan
terlaksana penuh dalam kedatangan Yesus jaman akhir. Kerajaan dan keselamatan yang ditawarkan itu diterima
oleh setiap individu dengan bayaran: jerih payah memikul salib. Dan juga melalui pertobatan menyeluruh dan
radikal, perubahan pikiran dan hati, yang disebut metanoia. Kristus melaksanakan pewartaan Kerajaan Allah ini
melalui kotbah yang tak kenal lelah, dan tiada bandingnya (Mrk 1: 27; Luk 4: 22; Yoh 7: 46). Demikianlah pula
dengan tanda-tanda/ mukjijat. Dengan itu Ia membiarkan mereka diubah olehNya.

Mereka yang dengan tulus menerima Kabar Baik, berkat daya Roh Kudus dan iman mereka, berkumpul atas
nama Yesus dan bersama mencari Kerajaan, membangunnya, serta menghayatinya. Inilah jemaat Kristen, yang
pada gilirannya mewartakan Injil.

Gereja Perdana paham akan panggilannya: meneruskan perutusan Yesus (Aku harus memberitakan Injil Kerajaan
Allah). Paulus menegaskan diri bahwa mewartakan Injil adalah keharusan baginya (1 Kor 9: 16). Dan Sinode
Uskup Sedunia 1974 menyerukan kesadaran diri Gereja: Kami ingin menegaskan sekali lagi bahwa tugas untuk
mewartakan Injil kepada seluruh bangsa merupakan perutusan hakiki dari Gereja. Jadi, Gereja ada untuk
mewartakan Injil: berkotbah dan mengajar, menjadi salurah karunia rahmat, mendamaikan pendosa dengan
Allah, mengabadikan korban Kristus dalam Ekaristi, yang merupakan kenangan akan kematian dan
kebangkitanNya yang mulia.

Dari kitab-kitab Perjanjian Baru menjadi jelas bahwa Gereja lahir dari kegiatan pewartaan Injil oleh Yesus dan
keduabelas rasul (Mat 28: 19, Kis 2: 41. 47). Setelah dilahirkan sebagai hasil perutusan, Gereja pada gilirannya
juga diutus oleh Yesus. Gereja menjadi perpanjangan Yesus dan meneruskan kehadiran dan karyaNya di dunia.
Dua tiga hal dihidupi oleh Gereja. Pertama, meneguhkan diri dengan aneka kegiatan seperti doa dan ibadah,
pengajaran para rasul, pelayanan, kesaksian hidup, persaudaraan (Kis 2: 42-47). Kedua, menjaga Kabar Baik yang
harus diwartakan: janji-janji Perjanjian Baru, sumber rahmat, Allah penuh kasih, ajaran Tuhan dan rasul, jalan
menuju keselamatan Warisan-warisan itu dihidupi, dikomunikasikan, dirayakan , dan diwartakan. Ketiga,
Gereja sendiri mengutus para pewarta Injil. Gereja meletakkan dalam bibir-bibir mereka Sabda yang
menyelamatkan. Maka, pewarta sungguh hanya menyampaikan Injil, sementara mereka hanyalah pelayan-
pelayan yang setia.

Menjadi jelas bahwa ada hubungan mendalam antara Kristus, Gereja, dan Pewarta Injil. Setiap beriman hidup
dalam Gereja, dan pewartaan itu lahir dari dalam Gereja. Perintah mewartakan Injil ini tidak dapat dilakukan
tanpa Gereja, apalagi bertentangan dengan Gereja. Kristus telah mengasihi Gereja dan mengorbankan diriNya
untuk Gereja (Ef 5: 25).

Anda mungkin juga menyukai