Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Perkembangan informasi dewasa ini membawa dampak terhadap kebutuhan

komunikasi yang sangat baik dan berkembang. Komunikasi yang baik dan lancar tersebut

akan menghasilkan arus informasi yang berguna untuk kebutuhan para manajer, dan

karyawan agar mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Oleh karena itu, kebutuhan akan komunikasi sangat penting bagi kehidupan perusahaan.

Komunikasi dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan dengan memberikan

penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik

mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika

sedang berada di bawah standar. Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai

dengan tujuan yang ingin dicapai. sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya

komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi

pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara karyawan

yang satu dengan karyawan yang lain. Sisi ketiga adalah antara karyawan kepada

manajer. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.

Setiap organisasi perusahaan bertujuan untuk mencapai sasaran yaitu

memaksimalkan laba yang berguna untuk kesejahteraan karyawan dan kelangsungan

hidup perusahaan. Fungsi manajer untuk merencanakan, mengorganisasikan,

menggerakkan, dan mengendalikan semuanya melibatkan manajer dan karyawan dalam


melakukan komunikasi. Dari sini nampak bahwa komunikasi merupakan salah satu

proses vital yang menjiwai struktur organisasi.

Tetapi yang menjadi persoalannya sebenarnya bukan apakah manajer

berkomunikasi atau tidak, karena komunikasi merupakan bagian dari organisasi.

Persoalan sebenarnya adalah apakah manajer dapat berkomunikasi dengan baik atau

tidak. Dengan kata lain, komunikasi sendiri tidak dapat di elakkan dalam setiap fungsi

organisasi, bahkan komunikasi itu mungkin tidak efektif. Setiap manajer harus menjadi

seorang komunikator.

Sebelum menjadi komunikator, terlebih dahulu manajer harus mengetahui

keinginan dan kemampuan seorang bawahan. Kenyataan di lapangan menyatakan bahwa

banyak karyawan lebih menyukai komunikasi satu arah saja.

Ketika mengambil keputusan, seorang manajer harus memperoleh dan

membagikan informasi. Jadi, komunikasi penting karena manajer jarang bekerja dengan

sesuai melainkan dengan informasi tentang sesuatu.

Dalam kehidupan organisasi sering kali karyawan sengaja menahan informasi

yang menurut mereka kurang menyenangkan atasan. Disamping itu dapat terjadi

pemutarbalikkan fakta dan sikap menutup-nutupi kebenaran karena karyawan tidak mau

dianggap kurang kompeten oleh manajernya. Jadi kepercayaan antara karyawan dan

manajer sangat perlu dijalin, karena berdampak pada prestasi kerja karyawan.

Dapat di bayangkan hal yang akan menimpa suatu perusahaan apabila

kepercayaan antara manajer dengan karyawan tidak terjalin baik, prestasi karyawan akan

menurun dan tujuan organisasi tidak dapat tercapai. Oleh karena itu kepercayaan yang
terjalin antara bawahan dan atasan akan menyebabkan terjadinya komunikasi yang

efektif.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa terdorong untuk mempelajari

bagaimana pentingnya peranan maupun pengaruh komunikasi di dalam suatu perusahaan

sehingga dapat mengakibatkan peningkatan prestasi kerja para karyawan dan tujuan di

dalam perusahaan tersebut dapat tercapai, kesejahteraan para karyawan maupun manajer

terpenuhi. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

ini dengan judul skripsi PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. NAUGTY CABANG

MEDAN.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah konteks dari penelitian,alasan mengapa penelitian

diperlukan, dan petunjuk yang mengarahkan tujuan penelitia. 1

Adapun masalah yang dihadapi PT. Naugty Cabang Medan adalah Apakah

terdapat pengaruh komunikasi yang signifikan terhadap peningkatan prestasi kerja

karyawan pada PT. Naugty Cabang Medan?

1
Mudrajat koncoro,Ph.D, Metode Riset Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi ketiga,Cetakan
duabelas :Penerbit Erlangga, Jogjakarta, 2009, hal. 39.
C. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena

atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi2. Berdasarkan rumusan

masalah di atas penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai berikut

:Komunikasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi

kerja karyawan.

D. Luas, Manfaat dan Tujuan Penelitian

1. Luas Penelitian

Luas ruang lingkup penelitian pada bidang komunikasi yang sangat luas dan kompleks,

maka dalam pembahasan perlu diadakan pembatasan. Hal ini dilakukan untuk

menghindari kesimpangsiuran terhadap masalah yang diteliti Ruang lingkup penelitian

dibatasi hanya menyangkut pada karyawan, pramuniaga atau SPG yang berada disetiap

unit unit yakni:unit Medan Mall,Carrefour,Medan Plaza,Thamrin Plaza,Sun Plazadan

Paladium.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk memgetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi

terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Naugty Cabang Medan.

3. Manfaat Penelitian
2
Ibid, hal. 59
a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan dalam

mengatasi masalah komunikasi dan upaya meningkatkan prestasi kerja.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir dalam

membuat skripsi dan juga untuk memperoleh gelar sarjana muda S1 di Fakultas

Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang menjadi perbandingan

dalam melakukan penelitian sejenisnya di masa yang akan datang.

E. Metode Penelitian Dan Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, digunakan dua macam penelitian yaitu:

1. Penelitian Kepusatakaan (Library Research)

Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data melalui sumber-sumber terbitan tertentu yang

berhubungan dengan objek penelitian yang dapat dipergunakan sebagai bahan

pembanding dalam penelitian skripsi seperti buku- buku, majalah, dan tulisan ilmah.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian lapangan ini dilakukan secara langsung pada objek yang dipilih, data

yang didapat ini adalah merupakan data primer, dan data sekunder, seperti struktur
organisasi, jumlah karyawan, bentuk komunikasi, pola komunikasi, media komunikasi,

rencana dan realisasi produksi.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas

dan tidak terbatas.3

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.4 Dalam menentukan jumlah sampel, 5 penulis menggunakan rumus yaitu :

N
n
N (d ) 2 1

Dimana : n = sampel

N = populasi

d = derajat kebebasan (0.1)

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk memproleh data dan

bahan dilakukan dengan cara :

1. Observasi ( Pengamatan Langsung)

3
H. Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Cetakan Pertama, Jakarta : Bumi Aksara, 2006,
hal. 33.
4
Riduwan., dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, Cetakan Ketiga, : Alfabeta,
Bandung, 2009, hal. 240.
5
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, hal. 111.
Yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang

diteliti.

2. Wawancara (Interview)

Yaitu Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

3. Angket (kuesioner)

Yaitu daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirim kepada responden, baik

secara langsung atau tidak langsung ( melalui pos atau prantara).6

F. Metode Analisa

Dalam mengadakan analisa, penulis menggunakan metode analisa deduktif dan

metode analisa deskriptif :

1. Metode Deskriptif

Yaitu menyusun data, mengelompokkan, kemudian menganalisis dan menginterprestasi

sehingga di peroleh gambaran yang sebenarnya tentang masalah yang diteliti.

2. Metode Deduktif

Yaitu mengadakan analisa dengan menarik kesimpulan khusus dan teori yang berlaku

umum mengenai fakta yang dihadapi.

Dengan kedua metode tersebut, dibandingkanlah praktek yang diterapkan

perusahaan dengan kedua metode tersebut dan pada akhirnya ditarik beberapa

6
Prof. Dr. Husaini Usman, M. Pd., M.T. dan Purnomo Setiady Akbar, M. Pd. Metodologi Penelitian
Sosial, edisi Kedua, Jakarta: Bumi aksara, 2008. hal 52
kesimpulan akhir, serta diberikan saran yang diharapkan berguna bagi perusahaan sebagai

jalan keluar atas pemecahan masalah yang dihadapi.

3. Metode Analisa Regresi

Regresi atau peramalan adalah proses memperkirakan secara sistematis tentang

apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa

lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.

Persamaan regresi dirumuskan:

Y = a + bX

Dimana:

Y = (baca Y topi) Subjek variabel yang terikat yang diproyeksi

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau

nilai penurunan (-) variabel Y.

4. Metode Analisa Korelasi


Korelasi adalah hubungan antara dua simbol yaitu sebab dan akibat dari hubungan

antara variabel independent (bebas) yang dinyatakan dengan X, dengan variabel

dependen (tidak bebas) yang dinyatakan dengan Y. Dalam hal ini variabel X adalah

komunikasi dan variabel Y adalah prestasi kerja pegawai.

Ada tidaknya hubungan tersebut dinyatakan oleh koefisien korelasi dengan

keterangan sebagai berikut :

r = 0, tidak mempunyai hubungan.

r = 1, ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependen dan hubungan

tersebut positif artinya, kenaikan variabel independent yang diberangi dengan kenaikan

variabel dependen.

r = - 1, ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependen juga diberangi

dengan kenaikan variabel dependen dan sebaliknya.

r = selalu berada antara ( -1 < r <1 )

Berikut ini rumus dari koefisien korelasi :

nxy xy
r xy = 7
{nx (x) 2 }.{ny 2 (y ) 2 }
2

Keterangan rumus :

r = koefisien korelasi

n = periode (3 tahun / 36 bulan)

7
Riduwan., dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, Cetakan Ketiga, : Alfabeta,
Bandung, 2009, hal.124
x = besarnya komunikasi (independen variabel)

y = prestasi kerja (dependen variabel)

Koefisien Determinasi = R2 = r2, interval nilai 0 R 1 .

R2 digunakan untuk mengetahui berapa kadar kekuatan variabel komunikasi

dalam mempengaruhi prestasi kerja.

5. Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti variabel-variabel penelitian.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variable, kemudian sub variabel

dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang terukur yang dapat diukur. Akhirnya

indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item

instrumen yang berupa pertanyaan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.

Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang

diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju (SS) =5 Sangat setuju (SS) =5


Setuju (S) =4 Setuju (S) =4

Netral (N) =3 Netral (N) =3

Tidak setuju (TS) =2 Tidak setuju (TS) =2

Sangat tidak setuju (STS) = 1 Sangat tidak setuju (STS) = 1

Sangat puas (5) Sangat baik (5)

Puas (4) Baik (4)

Cukup Puas (3) Cukup (3)

Kurang Puas (2) Kurang (2)

Tidak puas (1) Sangat Kurang (1)

BAB II

URAIAN TEORITIS
A. Pengertian dan Proses Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan kepada pihak lain . Dalam

organisasi atau perusahaan, komunikasi memiliki peran penting, terutama dalam

membentuk organisasi atau perusahaan.

Menurut T. Hani Handoko Komunikasi adalah proses pemindahan

pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. 8

Stoner, Freeman, dan Gilbert mendefinisikan bahwa Komunikasi adalah proses

di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada

orang lain melalui pesan simbolis.9

Miftah Thoha mengemukakan bahwa Komunikasi adalah suatu proses

penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. 10

Menurut Himstreet dan Baty menyatakan bahwa Komunikasi adalah suatu

proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim),

baik dengan sistem simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. 11

Menurut Richard L. Daft bahwa Komunikasi adalah proses dimana informasi

dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud

untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku.12 Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu jembatan arti di antara orang-orang

8
T. Hani Handoko, Pengantar Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Kesebelas : BPFE,
Yogyakarta, 2002, hal. 272.
9
Ernie Tisnawati Sule, dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Cetakan Kedua :
Kencana, Jakarta, 2005, hal. 295.
10
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Edisi Pertama : Raja Grafindo Persada, Jakarta 2007, hal.
167.
11
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga : Erlangga, Jakarta, 2006, hal. 3.
12
Richard L. Daft, Manajemen, Jilid Kedua, Edisi Kelima: Erlangga, Jakarta 2003, hal. 132.
sehingga mereka dapat berbagi hal-hal yang mereka rasakan dan ketahui. Dengan

jembatan ini, sesorang dapat menyeberangi suatu kesalahpahaman yang sedang terjadi.

Hal yang paling penting tentang komunikasi adalah bahwa ia paling sedikit harus

melibatkan dua orang, yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver).

2. Proses Komunikasi

Sebelum komunikasi berlangsung, kita memerlukan tujuan, yang dinyatakan

sebagai pesan yang harus disampaikan. Pesan itu disampaikan dari sumber (pengirim) ke

penerima. Pesan itu dikodekan (diubah ke dalam bentuk simbolik) dan diteruskan melalui

sejumlah medium (saluran) ke penerima, yang menerjemahkan ulang (decoding) pesan

yang dimulai oleh pengirim. Hasilnya adalah pentransferan makna dari satu orang ke

orang lain.

Model Proses terdiri dari tujuh bagian:

a. Sumber Komunikasi
b. Pengkodean
c. Pesan,
d. Saluran
e. Decoding
f. Penerima
g. Umpan balik.13
Sumber mengawali pesan dengan mengkodekan pikiran. Pesan adalah produk

fisik aktual dari sumber yang melakukan pengkodean. Bila kita berbicara, pembicaraan

itu adalah pesan. Bila kita menulis, tulisan itulah pesan. Ketika kita melakukan gerakan

isyarat, gerakan tangan dan ekspresi wajah kita itu merupakan pesan. Saluran adalah

medium tempat pesan dihantarkan. Saluran itu diseleksi oleh sumber, yang harus

menentukan apakah menggunakan saluran formal atau informal. Saluran formal dibangun

13
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Cetakan Ketiga : Indeks, Jakarta,
2008, hal. 393.
oleh organisasi dan berfungsi mengirimkan pesan yang berhubungan dengan kegiatan

profesional para anggota. Saluran-saluran formal secara tradisional mengikuti rantai

komando dalam organisasi. Bentuk-bentuk pesan lain, seperti yang bersifat pribadi atau

sosial, mengikuti saluran informal dalam organisasi. Penerimaan adalah objek yang

menjadi tujuan penyampaian pesan. Tetapi sebelum pesan dapat diterima, simbol-simbol

di dalamnya harus diterjemahkan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh penerima.

Langkah ini adalah pengkodean (decoding) pesan. Kaitan terakhir dalam proses

komunikasi adalah lingkaran umpan balik. Umpan balik merupakan pengecekan

mengenai seberapa sukses kita menyampaikan pesan seperti dimaksudkan semula.

Umpan balik menentukan apakah pesan itu telah dipahami atau tidak.

Gambar 2.1

Model Proses

Pesan Pesan Pesan Pesan

sumber pengkodean saluran decordin penerimaan


gg
Umpan Balik

Sumber : Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Cetakan


Ketiga : Indeks, Jakarta, 2008, hal. 393.

Menurut Djoko purwanto, komunikasi memiliki enam tahapan yaitu :

1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.


2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
3. Pengirim menyampaikan pesan.
4. Penerima menerima pesan.
5. Penerima menafsirkan pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada
pengirim.14

Keenam tahapan dalam proses komunikasi tersebut dapat digambarkan dalam

sebuah diagram menurut Djoko Purwanto yaitu :

Gambar 2.2

Tahap 1 Tahap 6

Pengirim mempunyai gagasan Penerima mengirim ide


pesan
Saluran
Tahap 2 Tahap 5
dan
Pengirim mengubah ide menjadi Penerima menafsirkan
14
Djokopesan Media
Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2006, hal 11
pesan

Tahap 3 Tahap 4

Pengirim mengirim pesan Penerima menerima pesan


Sumber : Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, hal 12.

Tahap Pertama : Pengirim Mempunyai Suatu Ide/Gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus

menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain atau audiens.

Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas di hadapan kita. Dunia ini

penuh berbagai macam informasi baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap,

maupun diraba. Ide-ide yang ada dalam benak disaring dan disusun ke dalam suatu

memori yang ada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita terhadap

kenyataan.

Tahap Kedua : Pengirim Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan

Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti

dengan sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang

lalu diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah,

dan sejenisnya, untuk kemudian disampaikan kepada orang lain. Agar ide dapat diterima

dan, dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal,

yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens , gaya personal, dan

latar belakang pesan.

Tahap Ketiga : Pengirim Menyampaikan Pesan


Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah

memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si

penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan

terkadang relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Disamping itu, dalam

menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi, media tulisan maupun lisan

dapat digunakan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan

disampaikan.

Tahap Keempat : Penerima Menerima Pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim

(komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikan) menerima pesan

tersebut. Jika seseorang menyampaikan sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila

penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

Jika seseorang menyampaikan pidato di hadapan umum, para pendengar sebagai

audiens harus dapat mendengar apa yang dikatakan dan memahami pesan-pesan yang

disampaikan.

Tahap Kelima : Penerima Menafsirkan Pesan.

Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat

menafsirkan pesan.

Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam

benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan harus dapat ditafsirkan secara
benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh

pengirim pesan.

Tahap Keenam : Penerima Memberi Tanggapan dan Umpan Balik ke Pengirim.

Umpan balik adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi.

Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan

pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.

Setelah menerima pesan, komunikan akan memberi tanggapan dengan cara

tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh

penerima pesan beraneka macam,

dapat berupa suatu senyuman, tertawa, sikap murung, cemburut, memberi komentar

sekilas (singkat) , anggukan sebagai pembenaran, atau pesan sacara tertulis.

B. Fungsi dan Bentuk Komunikasi

1. Fungsi Komunikasi

Menurut Stephen P. Robbins komunikasi menjalankan empat fungsi utama di

dalam kelompok atau organisasi: pengendalian, memotivasi, pengungkapan emosi,

dan informasi.15 Komunikasi berfungsi mengendalikan perilaku anggota dengan

beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis paduan formal

yang harus dipatuhi oleh karyawan.

15
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Cetakan Ketiga : Indeks, Jakarta,
2008, hal. 392.
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para karyawan apa

yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dikerjakan untuk

memperbaiki kinerja yang dibawah standar.Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok

merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan

kepuasan.

Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok

untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan

mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

2. Bentuk Komunikasi

Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam

dunia bisnis, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal.16

a. Komunikasi Verbal

Merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia

bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis

maupun lisan. Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan

terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat

tercapai dengan baik. Jenis-jenis komunikasi verbal ada empat, yaitu menulis, membaca,

berbicara, dan mendengarkan.

16
Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2006, hal.5
Pada umumnya, untuk mengirim pesan-pesan yang lebih senang berbicara

daripada menulis. Alasannya, karena lebih praktis. Meskipun demikian, bukan berarti

penyampaian melalui tulisan tidak penting, karena tidak semua hal bisa disampaikan

secara lisan. Pesan yang sangat penting dan kompleks lebih tepat disampaikan dengan

menggunakan tulisan, misalnya memo, laporan, surat, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan informasi orang-orang memerlukan keterampilan mendengar

dan membaca. Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya

memerlukan pendekatan serupa. Langkah pertama adalah mencatat informasi, yang

berarti seseorang harus memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang

berlangsung atau bahan yang sedang dibacanya. Selanjutnya adalah menafsirkan dan

menilai informasi.

b. Komunikasi Nonverbal

Merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis.

Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata mereka telah

menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi

dengan orang lain.

Dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang

berbagai macam perasaan orang lain, benci, cinta, rindu, dan berbagai macam perasaan
lainnya. Komunikasi nonverbal mememiliki sifat yang kurang terstruktur sehingga sulit

dipelajari. Adapun beberapa jenis komunikasi nonverbal seperti arti suatu warna dan

gerakan-isyarat tertentu, yang akan bervariasi dari suatu waktu ke waktu. Pada

komunikasi nonverbal disampaikan secara spontan, komunikasi ini sering tidak

terencana, namun memiliki pengaruh yang besar.

Salah satu kebaikan komunikasi nonverbal adalah keabsahannya hal ini berkaitan

dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang

disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Dengan komunikasi ini seseorang

dapat mendeteksi atau menegaskan kejujuran pembicaraan.

Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena

sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir

panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat.

Menurut John V. Thill dan Courtland Bovee dalam Excellence In Business

Communication, komunikasi verbal mempunyai 6 tujuan yaitu:

1. Memberikan informasi
2. Mengatur alur suatu percakapan
3. Mengekspresikan emosi
4.Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangakan
pesan-pesan verbal.
5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
6. Mempermudah tugas-tugas khusus 17

17
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga : Erlangga, Jakarta, 2006, hal. 10.
C. Komunikasi Yang Efektif Dan Komunikasi Yang Efesien

Unsur-unsur pokok dalam komunikasi mencakup pengirim, yang bertanggung

jawab untuk mengkodekan pesan yang dimaksud kedalam simbol-simbol yang bermakna,

baik verbal maupun non verbal. Pesan dikirim melalui saluran tertulis atau lisan pada

penerimaan, yang selanjutnya mengkodekan kembali atau menginterprestasikan

maknanya, yang sesuai atau tidak dengan maksud pengirim.

Komunikasi yang efektif terjadi apabila pesan yang dimaksudkan dari sipengirim

dan makna yang diinterprestasikan oleh penerima adalah satu dan sama. Komunikasi

efektif merupkan proses dua arah yang memerlukan usaha dan keterampilan baik

sipengirim maupun sipenerima. Ini harus menjadi tujuan manajer dalam setiap usaha

komunikasi, namun hal ini tidak harus tercapai.

Komunikasi yang efisien terjadi pada biaya minimum dalam hubungannya dengan

sumberdaya yang digunakan. Waktu, secara khusus merupakan sumberdaya yang penting

dalam proses komunikasi.

Salah satu permasalahan yang dihadapi para manajer yaitu bahwa komunikasi

yang efisien tidak selalu efektif. Suatu komunikasi dengan biaya yang rendah dapat

menghemat waktu, tetapi tidak selalu membuat setiap orang memperoleh makna yang

sama dari pesan itu. Demikian pula dengan sebaliknya, komunikasi yang efektif bisa

tidak efisien.

Seorang manajer yang mengunjungi setiap karyawan dan menjelaskan prosedur

pekerjaan dapat menjadi bahwa karyawannya akan memahami pesan dari komunikasi
tersebut. Akan tetapi tindakan itu dapat tidak efisien jika manajer dan karyawan saling

berjauhan.

Manajer-manajer yang baik harus dapat mengetahui bagaimana cara untuk

memaksimalkan keefektifan dari komunikasi mereka sementara tetap mempertahankan

efisiensi dalam prosesnya.

Beberapa hambatan utama dari komunikasi yang efektif adalah menilai sumber,

penyaringan, tekanan waktu, mendengar secara selektif, masalah bahasa, bahasa

kelompok, perbedaan kerangka acuan, dan beban komunikasi yang berlebihan. 18

1. Menilai Sumber

Menilai sumber adalah penafsiran atau pemberian arti terhadap suatu pesan yang

dipengaruhi oleh orang yang mengirim (komunikator) pesan tersebut. Pengalaman masa

lampau komunikator berpengaruh terhadap pandangan dan reaksi penerima terhadap

gagasan, pendapat, saran maupun tindakan

2. Penyaringan

Penyaringan berkaitan dengan manipulasi informasi, khususnya informasi yang negatif.

Penyaringan ini pada umumnya terjadi pada komunikasi dari bawah ke atas dimana

informasi yang tidak menyenangkan atasan kemudian dihilangkan.

3. Tekanan Waktu

18
Sopiah, Perilaku Organisasi, Edisi Pertama : Andi, Yogyakarta, 2008, hal. 150.
Keterbatasan waktu merupakan fenomena yang terjadi dalam setiap aspek kehidupan, dan

tekanan waktu menciptakan masalah penting dalam proses komunikasi. Manajer

seringkali tidak memiliki banyak waktu untuk berkomunikasi dengan setiap bawahannya.

4. Mendengarkan Secara Selektif

Mendengarkan permasalahan secara selektif merupakan bagian dari permasalahan besar

persepsi selektif, di mana orang cenderung hanya mendengarkan bagian tertentu dari

informasi dan mengakibatkan bagian yang lain karena berbagai alasan. Orang hanya

mendengar apa yang ingin didengarkannya dan mengabaikan informasi yang tidak

diinginkannya.

5. Masalah Bahasa

Komunikasi merupakan suatu proses simbolis yang sebagian besar tergantung pada kata-

kata yang dimaksudkan mengandung arti tertentu. Seringkali orang berpikir bahwa

mereka berbicara dalam bahasa dan pengertian sama, padahal kata-kata yang

diucapkannya memiliki arti yang berbeda bagi orang lain.

6. Bahasa Kelompok

Pada umumnya kelompok-kelompok profesional mengembangkan istilah-istilah teknis

yang hanya dimengerti oleh kelompoknya sendiri. Hal ini dimaksudkan selain untuk

mempercepat dan membuat komunikasi lebih efektif juga dimaksudkan untuk

menimbulkan perasaan memiliki, kepaduan maupun kebanggaan.

7. Perbedaan Kerangka Acuan


Komunikasi yang efektif memerlukan adanya proses penyandian dan penguraian

berdasarkan pada pengalaman yang sama. Jika di antara mereka yang berkomunikasi

tidak memiliki pengalaman yang sama maka komunikasi dapat terganggu. Orang-orang

dalam organisasi dari fungsi atau departemen yang berbeda menafsirkan informasi yang

sama dengan cara yang berbeda.

8. Beban Komunikasi Berlebihan

Jika penerima mendapatkan informasi lebih dari yang mungkin dapat mereka tangani

maka mereka akan mengalami beban komunikasi yang berlebihan. Informasi memang

sangat dibutuhkan oleh manajer dalam proses pengambilan keputusan, tetapi pesatnya

kemajuan teknologi informasi itu menyebabkan manajer kebanjiran informasi yang

kemudian mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menanggapi semua

informasi yang disampaikan kepadanya.

D. Pola dan Hambatan-Hambatan Komunikasi

1. Pola Komunikasi

Meskipun semua organisasi harus melakukan dengan berbagai pihak dalam

mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan dipakai antara satu organisasi

dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda.

Secara umum pola komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasai

formal dan saluran komunikasi nonformal.

a. Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak

berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung

jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari

manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola transpormasi

informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke

atas, komunikasi horizontal, komunikasi diagonal.

1. Komunikasi Dari Atas Ke Bawah

Secara sederhana, transpormasi informasi dari manajer ke semua level ke

bawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah. Aliran komunikasi dari manajer ke

bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu

organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki

tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengoordinasikan, memotivasi,

memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.

Gambar 2.3

Komunikasi Dari Atas Ke Bawah

Manajer Umum

Manajer Manajer Produksi


Manajer
Pemasaran Keuanagan

Bagian
Penjualan
Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian
Promosi Pabrik Penelitian Akuntansi keuangan

Karyawan

Sumber : Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga,


Jakarta, 2006, Hal. 40.

Komunikasi dari atas ke bawah dapat berbentuk lisan dan tulisan. Komunikasi

lisan berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan.

Sedangkan komunikasi tertulis berupa memo, manual pelatihan, kotak informasi, surat

tugas, surat perintah, surat keputusan, surat pemberhentian/pemecatan, papan

pengumuman dan buku petunjuk pelaksana tugas bagi karyawan.

Menurut Katz dan Kahn, Komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok,

yaitu :

a. Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu


b. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
c. Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional
d. Memberikan umpan balik pelaksanaan pekerja kepada para karyawan
e. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.19

2. Komunikasi Dari Bawah Ke Atas


19
Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2006, Hal. 41.
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang

disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang

disampaikan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke

jalur yang lebih tinggi, yaitu ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke

manajer umum. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas manajer

harus percaya penuh kepada para bawahannya, kalau tidak informasi apapun dari

bawahan tidak akan bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa curiga dan

ketidakpercayaan terhadap informasi tersebut.

Gambar 2.4
Komunikasi Dari Bawah Ke Atas

Manajer Umum

Manajer Manajer
Manajer Produksi
Pemasaran Keuanagan

Bagian Bagian Bagian Bagian


Bagian Bagian
Penjualan Promosi Akuntansi keuangan
Pabrik Penelitian

Karyawan
Sumber : Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga,
Jakarta, 2006, Hal. 42.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal atau sering disebut istilah komunikasi lateral adalah

komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat

dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan

persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen

yang memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi horizontal penting artinya manakala setiap

bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat saling ketergantungan

yang cukup besar. Akan tetapi, jika masing-masing bagian secara sendiri-sendiri tanpa

harus bergantung pada bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau minim

dipakai.

Gambar 2.5
Komunikasi Horizontal

Manajer Umum

Manajer Manajer Produksi Manajer


Pemasaran Keuanagan

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


Bagian
Penjualan Promosi Penelitian Akuntansi keuangan
Pabrik
Karyawan

Sumber : Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga Erlangga,


Jakarta, 2006, Hal. 43

Komunikasi Diagonal

Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak berbeda dari beberapa bentuk

komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal, melibatkan komunikasi antara dua

tingkat (level) organisasi yang berbeda.

Gambar 2.6
Komunikasi Diagonal

Manajer Umum

Manajer Manajer Produksi Manajer


Pemasaran Keuanagan
Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian
Penjualan Promosi Pabrik Penelitian Akuntansi keuangan

Karyawan

Sumber : Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga,


Jakarta, 2006, Hal. 43
Bentuk komunikasi diagonal memang menyimpang dari bentuk-bentuk

komunikasi tradisional yang ada seperti komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi

dari atas ke bawah. Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan,

diantaranya adalah :

a. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi

tradisional.

b. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu

menyelesaikan masalah dalam organisasi.

b. Saluran Komunikasi Informal

Bagan organisasi formal akan dapat menggambarkan bagaimana informasi yang

ada ditranspormasikan dari satu bagian ke bagian yang lainnya sesuai dengan jalur

hierarki yang ada. Namun, dalam praktik tampaknya garis-garis dan kotak-kotak yang

tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu

organisasi untuk saling bertukar informasi antara orang yang satu dengan orang yang lain.

Hal ini menyebabkan keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu

organisasi tidak dapat dielakkan. Biasanya jaringan ini dapat digunakan oleh para
manajer untuk memantau karyawannya melakukan tugas pekerjaan. Dalam jaringan

komunikasi informal orang-orang yang ada di dalam organisasi tanpa memperdulikan

jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan (jabatan), dapat berkomunikasi secara leluasa.

Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum, seperti

mengobrol tentang humor yang baru di dengar keluarga, anak-anak, dunia, olahraga, dan

lain-lain. Kadangkala mereka juga berbicara hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja

dalam organisasinya.

Gambar 2.7
Jaringan Komunikasi Informasi

Manajer Umum

Manajer
Keuanagan

Manajer Manajer Produksi


Pemasaran

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


Penjualan Promosi Pabrik Penelitian Akuntansi keuangan

Karyawan
Sumber : Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga,
Jakarta, 2006, Hal. 45.

E. Prestasi Kerja dan Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Siswanto Sastrohardiwiryo bahwa pengertian prestasi kerja adalah

kinerja yang di capai oleh seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan

pekerjaan yang diberikan kepadanya.20 Menurut Dr. Edy Sutrisno Prestasi kerja

adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya

dalam melaksanakan aktivitas kerja.21

Penilaian Prestasi Kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan

standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan . 22 Kegiatan ini

dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada

para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Menetapkan kebijaksanaan berarti

apakah karyawan akan dipromosikan, didemosikan, dan atau balas jasanya dinaikkan.

Menurut Drs. H. Melayu S.P. Hasibuan mengatakan bahwa ada beberapa

tujuan dan kegunaan penilaian prestasi karyawan dapat dirincikan sebagai

berikut23 :

20
B. Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Cetakan Pertama, Bumi
Aksara, Jakarta, 2002, Hal. 235.
21
DR. Edy Sutrisno, M. Si, Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Jakarta, 2009, Hal. 165.
22
Drs. H. Melayu S.P. Hasibuan , Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan
Ketujuh , Jakarta , 2005, hal. 87.
23
Drs. H. Melayu S.P. Hasibuan , Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan
Ketujuh , Jakarta , 2005, hal. 89
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,

demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.

2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam

pekerjaanya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan.

4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja,

metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan

kerja.

5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang

berada dalam organisasi.

6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi bagi karyawan sehingga dicapai tujuan

untuk mendapatkan performance kerja yang baik.

7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan (supervisor managers,

administrator) untuk mengobservasi perilaku bawahan (subordinate) supaya

diketahui minat dan kebutuhan-kebutuhan bawahannya.

8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan masa lampau

dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.

9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penetapan karyawan.

10. Sebagai alat untuk mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan personel dan

demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program

latihan kerja tambahan.

11. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.


12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan ( job

description )

Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif

terlihat pada paling sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang

bersangkutan sendiri dan kepentingan organisasi.24

Bagi para pegawai, penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang

berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada

gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan

kariernya.

Bagi organisasi, hasil penilaian prestasi kerja para pegawai sangat penting arti dan

peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi

kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan,

penempatan, promosi, dan berbagai aspek lain.

F. Hubungan Komunikasi dengan Prestasi Kerja

Suatu organisasi maupun perusahaan tidak mungkin ada tanpa komunikasi.

Apabila tidak ada komunikasi, para karyawan tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan

teman sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyelia

tidak dapat memberikan instruksi. Koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan, dan

organisasi maupun perusahaan akan runtuh karena ketiadaan komunikasi. Kerjasama

menjadi sesuatu yang mustahil, karena orang-orang tidak dapat mengkomunikasikan

kebutuhan dan perasaan mereka kepada orang lain.

24
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Keenam
Belas : Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal 223.
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan

yaitu :

1.Persepsi
2.Ketepatan
3.Kredibilitas
4.Pengendalian
5.Keharmonisan25

1. Persepsi

Seorang komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan

disampaikannya dapat diterima oleh komunikan atau tidak.

2. Ketepatan

Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir yang jelas. Agar

komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu mengekspresikan sesuatu

sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir mereka.

3. Kredibilitas

Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan dan

optimisme yang tinggi bahwa audiens adalah orang-orang yang dapat dipercaya.

Demikian juga, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan bahwa substansi atau inti

pesan yang ingin disampaikan kepada pihak lain benar-benar akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

4. Pengendalian

25
Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2006, hal.16
Dalam berkomunikasi, audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan

terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa,

menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut.

5. Keharmonisan

Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan

yang baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai

tujuannya.

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. NAUGHTY CABANG MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Naughty gift and accecoris adalah salah satu perusahaan assesoris yang ada di

Indonesia, Naughty sendiri berdiri di tahun 2004, berawal dari konsep ingin menjadikan

wanita-wanita muda untuk bisa lebih percaya diri dalam segi fashion. Oleh sebab itu

naughty memberikan kontribusi yang mempesona untuk para wanita muda didunia

khususnya di Indonesia.

Sebagian besar masyarakat mungkin mengartikan kata NAUGHTY adalah

nakal, namun pada kenyataan sesungguhnya NAUGHTY diartikan adalah seorang

gadis yang menarik & centil sehingga dengan menggenakan assesoris tersebut bisa

membuat wanita tampil menarik lebih percaya diri. Naughty adalah segalanya, naughty

terdiri dari gaya, ketertarikan dan hati. Seperti wanita muda yang energik dan berhasrat
kuat untuk mencapai mimpi mereka. Arah bisnis perusahaan ini yaitu ingin melebarkan

sayapnya keseluruh penjuru nusantara dan bahkan kalau boleh sampai kenegara lain

selain cabangnya yang telah ada di Malaysia yaitu dengan memperkenalkan assesoris

yang menarik serta mempunyai karakter unik dengan harga yang sesuai untuk wanita

muda.

Pada pembukaan Naughty ditahun 2004, khususnya di Sumatera Utara sudah

terdapat 16 perwakilan (outlet) yang tersebar di setiap pusat perbelanjaan yang ada di

Medan. Dengan keuletan dan komitmen yang dimiliki oleh naughty yang dituangkan

terhadap setiap karyawan naughty diharapkan naughty bisa menjadi salah satu brand

terkenal. Naughty adalah solusi untuk wanita dan juga bisa menciptakan karakter unik

setiap orang yang memakainya. Dengan keunikan yang dimiliki oleh setiap produknya

mengundang daya tarik masyarakat baik berasal dari kalangan bawah, menengah maupun

kalangan atas. Produk-produk yang berikan cukup terjangkau dengan kualitas yang baik

dan fashionable tentunya. Sehingga masyarakat dapat dibuat menjadi semakin tertarik

untuk memiliki setiap produk yang di jual oleh naughty.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Nilai merek dari PT. Naughty adalah kerjasama, komunikasi, perawatan,

kesetiaan, sistematik, inovatif dan berpikiran positif. Sehingga dengan nilai merek

tersebut Naughty membuat visi dan misinya sebagi berikut.

a. Visi Naughty adalah menjadi merek gaya assesoris yang dapat merubah dunia dengan

hati.
b. Misi Naughty, mempelajari fashion yang ada di dunia untuk bisa menjadi duta

fashion di setiap sudut dunia dengan fashion yang paling trend dan memilih

pemimpin untuk mengatur bisnis fashion dengan hati dan perasaan.

Dengan melihat visi dan misi di atas, maka dapat diketehui bahwa perusahaan ini

selalu berusaha untuk menciptakan kepuasan bagi konsumennya, sehingga dengan

demikian harapan untuk kemajuan perusahaan dimasa mendatang dapat tercapai dengan

target waktu yang ditentukan.

B. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

1. Struktur Organisasi

Setiap badan usaha dalam rangka mencapai tujuan yang telah direncanakannya

haruslah memiliki suatu struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi tersebut

mencerminkan wewenang dan tanggung jawab di dalam perusahaan secara vertikal dan

hubungan antar bagian secara horizontal. Dengan adanya struktur organisasi yang baik

dan teratur maka akan mempermudah melakukan pengawasan secara langsung oleh

pimpinan perusahaan kepada setiap bagian. Dalam hal ini perusahaan memerlukan

pemakaian suatu sistem struktur organisasi untuk kegiatan yang ada dalam perusahaan,

karena pimpinan perusahaan tidak dapat bekerja sendiri dalam mengatasi masalah-

masalah yang terjadi dalam perusahaan tersebut, sehingga dibutuhkan suatu koordisasi

dari semua bagian.

Bentuk struktur organisasi tersebut sangat menentukan kelancaran dalam suatu

perusahaan. Dalam proses mengorganisir suatu pekerjaan, diatur, disusun, dan

dialokasikan diantara anggota-anggota organisasi sehingga setiap kegiatan dapat


dilaksanakan dengan baik. Penyusunan struktur organisasi harus disesuaikan dengan

keadaan dan kebutuhan perusahaan maupun jumlah personil yang ada, yang kemudian

akan memberikan gambaran menyeluruh tentang pembagian tugas, wewenang dan

tanggung jawab serta hubungan kerja antar bagian yang ada dalam perusahaan. Adapun

struktur organisasi PT. NAUGHTY Cabang Medan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar. 3.1

GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI PT. NAUGHTY

PRES.DIREKTUR

INTERNAL
AUDIT

KACAB
MEDAN MALAYSIA
JAMBI

DIVISI HRD DIVISI CO. AUDIT


GIDANG

STAFF GA STAFF
ACCOUNTI ADMINISTR
SPV GUDANG
FINANCE NG ASI

CO
WCO

SPG
Sumber : PT. Naughty (diolah), 2009

2. Uraian Tugas

Adapun penjelasan dari setiap bagian struktur organisasi adalah sebagai berikut:

1. PresDir (President Direktur) Perusahaan.

Presiden Direktur adalah pemilik dari perusahaan NAUGHTY yang mana hanya

menerima laporan hasil pekerjaan dari semua divisi yang ada diperusahaan.

2. Internal Audit

Adapun tugas wewenang dari Internal Audit adalah:

a. Meminta laporan pekerjaan dari setiap divisi yang ada di Medan.

b. Mengaudit kembali hasil pekerjaan dari Kepala Gudang Medan.

3. HRD (Personalia)

Adapun tugas dan tanggung jawab dari HRD (Personalia) adalah:

a. Setor uang ke Bank (menyetor uang hasil penjualan harian ke Bank).

b. Interview pegawai baru.


c. Mengatur pegawai yang replace, lembur, jadwal off dan cuti.

4. Divisi Gudang (Kepala Gudang)

Adapun tugas dan tanggung jawab Divisi Gudang (Kepala Gudang) adalah:

a. Mencek barang yang masuk dari supplier dan sekaligus mencocokkan barang

yang datang dengan nota yang diterima.

b. Meminta laporan barang-barang rijek, lebih, kurang dari staf-staf gudang yang

nantinya akan dilaporkan ke bagian pembukuan (merekap barang rijek, lebih dan

kurang).

5. CO Audit (Kepala Audit Medan)

Adapun tugas dan tanggung jawab dari CO Audit Medan adalah:

a. Mencek pembukuan Medan yang dibuat oleh Accounting.

b. Mencek laporan pekerjaan dari bagian gudang.

6. Finance (Bagian Keuangan) / Kasir)

Adapun tugas dan tanggung jawab dari bagian Finance (Keuangan) adalah:

a. Menghitung uang hasil penjualan setiap harinya.

b. Mengeluarkan uang (melakukan pembayaran baik itu untuk sewa toko dan yang

lain-lain) untuk keperluan perusahaan.

7. Accounting (Pembukuan)
Adapun tugas dan tanggung jawab bagian Accounting (Pembukuan) adalah:

a. Membuat pembukuan harian baik itu uang masuk dan uang keluar didalam

perusahaan yang mana datanya akan diterima dari bagian kasir.

b. Mencocokkan laporan kas dengan uang yang ada di brankas.

8. Bagian Administrasi

Adapun tugas dan tanggung jawab bagian Administrasi adalah:

a) Input data pembelian per outlet dan nota setiap nota supplier diinput untuk

laporan kantor.

b) Melakukan penyesuaian stock toko dengan computer di kantor.

9. SPV (Supervisor)

Adapun tugas dan tanggung jawab Supervisor adalah:

a) Mengajari / memberikan informasi kepada pegawai toko, barang yang mana yang

akan di discount sesuai dengan informasi yang diterima dari kepala gudang.

b) Melaporkan semua hasil pekerjaan kepada personalia.

10. Bagian GA (Bagian Umum)

Adapun tugas dan tanggung jawab Bagian Umum adalah:

a) Mengantar barang yang sudah siap dipacking untuk diantar ke toko (outlet).
b) Bertanggung jawab atas pemeliharaan mobil perusahaan.

11. CO (Kepala Toko / Stand)

Adapun tugas dan tanggung jawab Kepala Toko adalah:

a) Bertanggung jawab atas toko yang dipengangnya.

b) Memberikan informasi tentang perkembangan toko dan omset penjualan.

12. Wakil WCO (Wakil Kepala Toko)

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Wakil WCO adalah:

a) Menggantikan posisi CO apabila CO sedang off atau cuti.

b) Melayani para costumer.

13. SPG (Sales Promotion Girls)

Adapun tugas dan tanggung jawab SPG adalah:


a) Melayani para costumer.
b) Melakukan promosi kepada para costumer.

C. Komunikasi Yang Di lakukan Dalam Perusahaan

Secara umum kelancaran komunikasi belum mendapatkan perhatian penting bagi

para spg , hal ini terlihat dari tidak seriusnya para atasan mengembangkan komunikasi

dengan para bawahannya khususnya informal dua arah.

Komunikasi yang efektif seharus membangun arus komunikasinya secara

seimbang, yakni komunikasi harus terjadi diantara orang-orang pada tingkat-tingkat yang
sama dan berbeda dalam organisasi. Penyampaian informasi dari atasan lebih cenderung

dilakukan secara formal, misalnya dalam bentuk, papan pengumuman, publikasi,

instruksi maupun perintah.

Pada PT.Naughty cabang medan juga menggunakan jenis komunikasi verbal (baik

dalam bentuk tertulis maupun lisan) dan non verbal. Bentuk komunikasi verbal yang

digunakan perusahaan meliputi:

1. Kegiatan menulis, seperti menulis data-data mengenai peralatan toko

2. Kegiatan berbicara, seperti kepada atasan maupun sesama karyawan, perintah

dari atasan kepada bawahan, dan komunikasi melalui telepon.

3. Kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan perintah dari atasan didalam

melaksanakan tugas dan mendengarkan tugas, dan mendengarkan instruksi-

instruksi yang diberiakan oleh atasan maupun sesama karyawan.

4. Kegiatan membaca, seperti membaca pengumuman, surat edaran dan memo.

Bentuk komunikasi non verbal yang digunakan dalam perusahaan meliputi:

1. Menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau ya

2. Tersenyum dan berjabat tangan dengan atasan maupun dengan sesama

karyawan untuk menunjukkan rasa senang, simpati dan penghormatan

3. Menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau ya

4. Menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak.

5. Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang


6. Mengangkat bahu menyatakan tidak tahu atau tidak ada computer

7. Mengacungkan ibu jari menyatakan kepada seseorang

Pola komunikasi yang digunakan dalam perusahaan

Menurut pengamatan yang dilakukan oleh penulis, proses penyampaian informasi

dari pimpinan kepada bawahan, ataupun dari presdir ke karyawan pada PT. naughty

cabang medan dalam pola tranformasi informasinya menggunakan bentuk komunikasi:

1. Dari atas ke bawah, misalnya perintah, instruksi, pengarahan, pemberian

informasi, dari presdir kepada bawahannya .

2. Komunikasi dari bawah keatas, misalnya laporan pemberian informasi dari

karyawan kepada atasan.

3. Komunikasi horizontal, misalnya saling tukar menukar informasi diantara

sesama manajer, diantara sesama karyawan, menyangkut pelaksanaan

kegiatan di dalam perusahaan maupun mengenai hal-hal yang dianggap

penting untuk dibicarakan.

4. Komunikasi diagonal, misalnya kegiatan memberi dan menerima informasi

antara manajer dengan karyawan.

Berikut ini dapat dilihat berbagai alat-alat atau media komunikasi yang digunakan

dalam perusahaan ini :

1. Media Komunikasi Tertulis.

a. Papan pengumuman

b. Surat dan memo

c. Laporan tahunan, dan bulanan,mingguan


2. Media Komunikasi Ke Bawah Lisan

a. Perintah dan pembicaraan tatap muka

b. Ceramah dan pertemuan

c. Wawancara

d. Telepn dan airphone

3. Media Komunikasi Ke Atas Tertulis

a. Laporan, surat, dan formulir

4. Media Komunikasi Horizontal atau Bersilang (Tertulis Dan Lisan)

a. Surat, memo dan laporan

b. Konsultasi

c. Pertemuan-pertemuan

d. Telephone dan airphone

Hambatan Komunikasi Dalam Perusahaan

Komunikasi yang baik jarang sekali terjadi begitu saja. Hambatan-hambatan

sering kali terjadi pada pengirim (sender) dalam penyampaian, atau pada diri si penerima

(receiver) serta hambatan umpan balik. Ada beberapa hambatan yang ditemukan pada

proses interaksi komunikasi dalam lingkungan perusahaan ini, diantaranya :

1. Kurangnya Perencanaan Komunikasi

Si pengirim mulai berbicara dan menulis tanpa memikirkan, merencanakan, dan

menyatakan tujuan pesan terlebih dahulu, sehingga sering penyampaian pesan melalui

saluran yang kurang tepat, dan pemilihan waktu atau saat yang tepat, akibatnya

terjadilah kesalahpengertian bahkan mungkin penolakan.


2. Pesan Diungkapkan Secara Tidak Baik

Mula-mula pihak atasan telah memikirkan sesuatu ide dan hendak meneruskannya

kepada para bawahannya, tetapi penyampaian ide itu tidak sepenuhnya diterjemahkan

secara baik karena dapat :

- Pemilihan kata yang kurang tepat

- Struktur kalimat yang kaku

- Ketidakmampuan menjelaskan implikasi pesan yang disampaikan

- Ungkapan-ungkapan kosong

3. Media Yang Kurang Memadai Untuk Menyampaikan Pesan

Terlebih-lebih para bawahan merasakan bahwa penyaluran aspirasi, pesan, ide, dan

keluhan mereka tersumbat karena tidak ada saluran untuk pemenuhannya.

4. Penerimaan Informasi Dan Penafsiran Yang Salah

Penafsiran yang salah ini bukan saja hanya terjadi pada atasan tetapi bawahan-

bawahan. Manajer dalam menerima tanggapan, saran, pesan atau kritikan dari

bawahan selalu terlebih dahulu dibayangi prasangka dan evaluasi dini sehingga

dampak positif yang seharusnya didapat hilang bgitu saja. Demikian para bawahan

memilih sikap dalam menyikapi suatu perubahan karena dibayangi rasa enggan atau

takut salah.

5. Para Atasan Tidak Dapat Umpan Balik.

Sebagaimana sifat komunikasi dalam suatu prusahaan, komunikasi satu arah

membuat manajer tidak terlalu ambil pusing terhadap umpan balik dari pesan yang

akan disampaikan. Hal ini telah berdampak pula terhadap kurangnya motivasi
pimpinan untuk meningktkan rasa puas, dukungan kerja kepada karyawan guna

meningkatkan prestasi kerja mereka.

Tabel 3.1
Komunikasi Pada PT. Naughty cabang Medan

Bentuk Pola Komunikasi Media Komunikasi Fungsi


Komunikasi

1. Tulisan Dari atas ke Papan pengumuman Memberi informasi secara


bawah meluas dan menyeluruh
kepada karyawan tentang
kegiatan atau informasi

Memberi informasi atau


penugasan khusus kepada
orang per orang

Surat dan Memo


Buku pedoman perusahaan
dan penuntun dalam
menyangkut tugas-tugas dan
tanggung jawab.

Buku pedoman dan


buku penuntun Menginformasikan hasil
umum pekerjaan
perusahaan

Memberi informasi hasil


Laporan tahunan kerja secara tertulis

Dari bawah ke ---------


atas
Laporan surat dan Memberitakan,
formulir menginformasikan, dan
memerintah sesuatu hal
kepada bawahan secara
Horizontal/lateral
langsung
dan bersilang --------

Mengadakan kontak
Dari atas ke Pembicaraan tatap
2. Lisan komunikasi secara langsung
bawah muka, dan perintah

Bentuk komunikasi secara


pribadi dan melatih secara
khusus

Ceramah Untuk menyampaikan


sebuah informasi penting

Wawancara
Mengikat hubungan saling
membutuhkan yang
terbentuk secara informal

Berita-berita yang
Telephone berkembang dalam
lingkungan perusahaan
untuk nantinya bahan bagi
manajer

Pertemuan Sosial Mengikat hubungan saling


erat dan lebih pribadi yang
terbentuk secara informal

Saling tukar informasi


mengenai pekerjaan dan
Dari bawah ke Desas desus
segala yang berhubungan
atas dengan pekerjaaan

Untuk membicarakan hal-


hal yang dianggap penting
yang berkaitan dengan
perusahaan.

Pertemuan sosial
Menyatakan ya atau setuju

Menyatakan tidak atau


menolak
Horizontal/lateral Diskusi dan
dan bersilang pembicaraan tatap
muka Menyatakan tidak tahu atau
tidak ada komentar

Menyatakan pujian kepada


Konsultasi
seseorang atau hal-hal yang
dianggap baik

Menunjukkan rasa senang

Menganggukkan
Dari atas ke kepala
bawah Menunjukkan rasa tidak
senang.
3. Nonverbal
Menggelangkan kepala
Dari bawah ke
atas

Horizontal/lateral Mengangkat bahu


dan bersilang
Mengajungkan ibu jari

Tersenyum dan
berjabat tangan

Membuang muka

Sumber : PT. Naughty cabang Medan.

D. Prestasi Kerja karyawan

PT. Naughty Cabang Medan tentunya memiliki keamanan dengan perusahaan lain

dalam hal penilaian prestasi kerja karyawannya, dimana mereka menentukan

karyawannya yang mempunyai respon yang cepat, kreatif, dan mampu menguasai serta

melaksanakan pekerjaannya dengan baik untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.

PT. Naughty Cabang Medan menyelenggarakan sistem penilaian prestasi kerja

karyawan dengan tujuan mendorong perilaku karyawan agar dapat memberikan

kepuasaan kepada konsumen dan para karyawan sendiri sehingga dapat meningkatkan

nilai perusahaan. Penilaian prestasi kerja ini juga dapat menjadi dasar bagi pengambilan

keputusan selanjutnya sehubungan dengan karier karyawan.

Sistem penilaian prestasi kerja dengan dasar yang rasional dan objektif dapat

membantu para pemimpin dalam mengambil keputusan yang menyangkut masalah

karyawan, seperti promosi, demosi, serta pendidikan dan pelatihan


Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Kriteria Penilaian pegawai Nilai

Sangat Baik(SB) Nilai: 90


Baik(B) Nilai: 80-89
Cukup (C) Nilai: 70-79
Kurang(K) Nilai: 60-69
Sangat Kurang(SK) Nilai: 59

Sumber: PT. Naughty cabang Medan


Berdasarkan dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa sistem penilaian prestasi

kerja karyawan yang digunakan PT. Naughty cabang Medan adalah dengan Sistem

Kecakapan. Dalam hal ini adanya penghargaan, hadiah ataupun imbalan kepada

karyawan apabila dapat melaksanakan tugas-tugasnya di perusahaan dengan mencapai

target yang di harapkan. Dan adanya sanksi maupun hukuman yang akan diembankan

kepada karyawan apabila target yang telah ditetapkan perusahaan tidak tercapai. Dimana

unsur-unsur penilaian karyawan PT. Naughty cabang Medan dapat dikelompokkan 2

unsur yaitu :

1. Pekerjaan penilaiannya terdiri dari :


a. Pemahaman dan penguasaan tugas, kriterianya dengan tingkat kesalahan dalam

tugas. Kriterianya apakah sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah.

b. Ketelitian dalam pekerjaan, kriterianya apakah kurang teliti, cukup teliti, dan

kadang membuat kesalahan, teliti dan jarang sekali salah, sangat teliti dan tidak

pernah membuat kesalahan.

c. Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaaan, kriterianyaa apakah lambat, dan

mengganggu kelancaran pekerjaan lain, tepat pada waktunya, diselesaikan lebih

cepat dari waktu seharusnya.

d. Efisiensi, kriteria dari segi efesiensi waktu, tenaga, dan materi.

2. Potensi pribadi, penilaianya terdiri dari :

a. Inisiatif, kriterianya tidak punya inisiatif atau hanya sekedar ikut perintah, atau

menurut cara yang lazim, atau punya inisiatif yang berguna bagi perusahaan.

b. Sikap terhadap pekerjaan, kriterianya apakah acuh tak acuh terhadap pekerjaan,

atau punya minat yang cukup besar, atau punya semangat tinggi dalam

menjalankan pekerjaan tanpa memperhitungkan waktu.

Setiap pernyataan atau pertanyaan diberi 5 kategori jawaban (satu jawaban harus dipilih

responden) dengan ketentuan bobot sebagai berikut :

1. Sangat baik (SB) : nilai 5

2. Baik (B) : nilai 4

3. Cukup (C) : nilai 3

4. Kurang (K) : nilai 2

5. Sangat Kurang (SK) : nilai 1


Disamping itu juga berikut ini disajikan data-data prestasi kerja karyawan pada

PT. Naughty cabang Medan sebagai berikut:

Tabel 3.3
Prestasi Kerja Rata- rata Pegawai Tahun 2007-2009
pada PT. Naughty cabang Medan

Dimensi Angka Penilaian

No. Pekerjaan 2007 2008 2009

Semester I II I II I II

1 Pemahaman 80 86 85 85 83 87
2 Ketelitian 85 86 80 84 73 80
3 Kecepatan 80 90 89 90 89 82
4 Efesiensi 90 80 80 80 82 90
5 Ketekunan 90 80 86 82 89 84
6 Inisiatif 90 90 90 89 89 79
7 Sikap 89 80 90 90 90 80
8 Kerjasama 80 80 80 80 90 80
9 Kemampuan 89 85 80 80 80 80
10 Tanggung jawab 85 88 90 75 87 85
dan disiplin

Total 858 845 850 835 852 827


Rata-Rata/Semester 85,8 84,5 85 83,5 85,2 82,7

Rata-rata/Tahun 85,15 84,25 83.95

Sumber : PT. Naughty cabang Medan


Hasil dari perhitungan diatas menunjukkan adanya penurunan prestasi kerja

karyawan dari tahun 2007-2009. Pada tahun 2007 prestasi kerja karyawan adalah

85,15rata-rata/tahun. Pada tahun 2008 prestasi kerja karyawan menurun sebesar 84,25

rata-rata/tahun. Pada tahun 2009 prestasi kerja karyawan juga mengalami penurunan

sebesar 83,95 rata-rata/tahun. Ini disebabkan oleh kurangnya pembenahan di dalam

pelaksanaan proses komunikasi antara bawahan dengan atasan dan atasan dengan

bawahan.

Berdasarkan data tabel 3.3 dapat diketahui bahwa prestasi kerja rata-rata

karyawan menurun, yakni dari 85,15 menjadi 83,95. artinya semakin jarang pimpinan

melakukan kontak komunikasi dengan karyawan, maka otomatis prestasi kerja dari

karyawan menurun.
BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Deskripsi Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas dan tidak

terbatas. Populasi dari penelitian ini di ambil berdasarkan jumlah karyawan SPG PT. Naughty

cabang Medan yang berjumlah 155 orang karyawan SPG.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Diketahui bahwa jumlah populasi pada PT. Naughty cabang Medan adalah 155 orang dan

tingkat persisi yang telah ditetapkan 10%, jadi jumlah sampel yang akan di ambil dari jumlah

populasi dilakukan dengan teknik Slovin.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel berdasarkan Non Probability Sampling yakni

insidental sampel yang merupakan teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan

(peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel.


4. Teknik Penentuan Sampel

Penarikan sampel menggunakan teknik Slovin yaitu:

N
n
N (d ) 2 1

Dari rumus diatas maka sampel untuk penelitian ini adalah :

155
n
155 0,1 1
2

155
n
2,55

n = 60 orang.

B. Skala Pengukuran Nilai Variabel

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert,

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi

sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang

terukur yang dapat diukur.


Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang

diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Sangat setuju (SS) =5 Sangat setuju (SS) =5
Setuju (S) =4 Setuju (S) =4
Netral (N) =3 Netral (N) =3
Tidak setuju (TS) =2 Tidak setuju (TS) =2
Sangat tidak setuju (STS) = 1 Sangat tidak setuju (STS) = 1

Sangat puas (5) Sangat baik (5)


Puas (4) Baik (4)
Cukup Puas (3) Sedang (3)
Kurang Puas (2) Buruk (2)
Tidak puas (1) Buruk sekali (1)

Dalam hubungan teknik pengumpulan data, instrument yang diajukan dalam

daftar pertanyaan disebarkan kepada 60 responden. Berikut ini disajikan beberapa

pertanyaan tentang indikator-indikator komunikasi.


Tabel 4.1

Daftar Pertanyaan Tentang Komunikasi PT. Naughty cabang Medan

No Pertanyaan Sangat Baik Cukup Kurang Sangat


Baik Kurang

1 Bagaimana respon anda terhadap


informasi yang diberikan
perusahaan?

2 Bagaimana respon anda tentang


kemampuan alat komunikasi
dalam memperlancar proses kerja
perusahaan?

3 Bagaimana tanggapan anda


terhadap peran atasan dalam
mengkomunikasikan tugas serta
tanggung jawabnya?

4 Bagaimana kemampuan
berkomunikasi anda pada saat
melaksanakan tugas?

5 Bagaimana respon anda terhadap


peranan rancangan saluran
komunikasi dalam mendukung
kegiatan perusahaan?

Dari hasil pengumpulan data komunikasi yang disebarkan kepada 60 responden

dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Dari hasil data angket komunikasi yang disebarkan kepada 60 responden akan

direkapitulasi sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Angket Komunikasi dari 60 Responden Pada PT. Naughty Cabang Medan

Diklat Pertanyaan Jumlah

1 2 3 4 5

Sangat baik(SB) 16 11 11 14 15 67

Baik (B) 21 9 19 14 19 82

Cukup (C) 21 38 30 29 18 136

Kurang (K) 2 2 1 3 7 15

Sangat Kurang (SK) - - - - - -

Jumlah 60 60 60 60 60 300

Sumber : Hasil penelitian (diolah)

67 82 136
SB = x 60 B= x60 C= x60
300 300 300

= 13 = 17 = 27

15 0
K= x 60 SK = x60
300 300

= 3 = 0

Dari hasil kuesioner di atas maka didapat 13 orang yang menjawab Sangat Baik, 17 orang

menjawab Baik, 27 orang menjawab Cukup, 3 orang menjawab Kurang, dan 0 orang menjawab
Sangat Kurang. Kemudian kepada 13 orang, 17 orang, 27 orang, 3 orang, dan 0 orang yang

berjumlah 60 responden akan diberikan kuesioner tentang prestasi kerja. Berikut ini disajikan

beberapa pertanyaan tentang prestasi kerja yang diajukan kepada karyawan pada PT. Naughty

cabang Medan

Tabel 4.4

Daftar Pertanyaan Tentang Prestasi Kerja PT. Naughty cabang Medan

No Pertanyaan Sangat Baik Cukup Kurang Sangat


Baik Kurang

1 Bagaimana kemampuan anda dalam


menemukan cara-cara baru yang lebih
baik dalam menyelesaikan pekerjaan?

2 Bagaimana menurut anda daya


tanggap dan kecepatan manajemen
perusahaan dalam menanggapi setiap
masalah?

3 Bagaimana tingkat kemampuan anda


dalam menyelesaikan tugas-tugas
secara efektif dan efisien dalam
bekerja?

4 Bagaimana tingkat ketelitian dan


keakuratan anda dalam menyelesaikan
pekerjaan?

5 Bagaimana kemampuan berpikir dan


bertindak Anda dalam menyelesaikan
berbagai macam pekerjaan?

Dari hasil pengumpulan data prestasi kerja yang disebarkan kepada 60 responden dapat dilihat

pada tabel berikut ini.


Dari hasil data angket prestasi kerja pegawai yang disebarkan kepada 60 responden akan

direkapitulasi sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Angket Prestasi Kerja dari 60 Responden Pada PT. Naughty cabang Medan

Diklat Pertanyaan Jumlah

1 2 3 4 5

Sangat baik(SB) 18 17 20 23 24 102

Baik (B) 23 15 20 13 16 87

Cukup (C) 19 25 19 23 13 99

Kurang (K) 0 3 1 1 7 12

Sangat Kurang (SK) 0 0 0 0 0 0

Jumlah 60 60 60 60 60 300

Sumber : Hasil penelitian (diolah)

102 87 99
SB = x 60 B= x60 C= x60
300 300 300

= 20 = 17 = 20

12 0
K= x 60 SK = x60
300 300

= 3 = 0
Dari hasil kuesioner di atas maka didapat 20 orang yang menjawab Sangat Baik, 17 orang

menjawab Baik, 20 orang menjawab Cukup, 3 orang menjawab Kurang, dan 0 orang menjawab

Sangat Kurang, jadi totalnya 60 responden.

Untuk mendapatkan hasil penelitian diperlukan hasil kuesioner yang menjadi data

dalam penelitian ini. Berikut ini adalah hasil kuesioner tentang Komunikasi, dan Prestasi

kerja pegawai pada PT. Naughty cabang Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8
Hasil Kuesioner Tentang Komunikasi, dan Prestasi Kerja Karyawan PT.
Naughty cabang Medan

DAFTAR JAWABAN RESPONDEN

NO KOMUNIKASI PRESTASI KERJA

1 16 18

2 15 14

3 16 16

4 18 18

5 20 19

6 15 16

7 17 20

8 15 16

9 19 16

10 17 21

11 14 17

12 14 16

13 16 16

14 15 19

15 15 14

16 15 14
17 15 15

18 16 16

19 15 14

20 16 15

21 18 17

22 14 15

23 16 15

24 16 14

25 15 16

26 23 25

27 17 22

28 21 24

29 20 22

30 24 25

31 20 24

32 23 24

33 16 21

34 19 19

35 18 21

36 23 25

37 20 24

38 19 23

39 18 19

40 15 22

41 17 20

42 23 18

43 18 18

44 15 19
45 19 25

46 22 25

47 21 24

48 19 22

49 20 24

50 25 23

51 16 21

52 18 19

53 23 18

54 21 19

55 21 25

56 19 18

57 18 23

58 24 25

59 23 21

60 24 25

Sumber: Hasil Pengolahan


C. Variabel Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian ini, maka akan

dideskripsikan beberapa urutan variabel. Deskripsi hasil penelitian dimulai dari variabel

Komunikasi ( X ), dan variabel prestasi kerja pegawai (Y).

1. Komunikasi ( X )

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden

60 orang terdapat skor tertinggi 25 dan skor terendah 1, dengan rata-rata mean (M) =

18,33, median(M)=18,0, mode(M)=15.0 dan standard deviasi (SD) = 3,095,

variance(V)=9,582, range(R)=11.0, sehingga sum(S)=1100.0. Berikut dapat dilihat hasil

deskripsi dari variabel komunikasi ( X ) pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.9
Komunikasi
Komunikasi
N Valid 60
Missing 0
Mean 18.3333
Median 18.0000
Mode 15.00
Std. Deviation 3.09547
Variance 9.582
Range 11.00
Sum 1100.00
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0
Tabel 4.10

Komunikasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14.00 3 5.0 5.0 5.0
15.00 11 18.3 18.3 23.3
16.00 9 15.0 15.0 38.3
17.00 4 6.7 6.7 45.0
18.00 7 11.7 11.7 56.7
19.00 6 10.0 10.0 66.7
20.00 5 8.3 8.3 75.0
21.00 4 6.7 6.7 81.7
22.00 1 1.7 1.7 83.3
23.00 6 10.0 10.0 93.3
24.00 3 5.0 5.0 98.3
25.00 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Untuk lebih menjelaskan lagi secara visual dari hasil distribusi frekuansi variabel

komunikasi ( X ) dapat di gambarkan histogram distribusi skor berdasarkan frekuensi

absolut pada Gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1

Komunikasi
K o mu
n ik a
i
s
0 1 4
.0 0 6 .0
1 8 .0 2 0
1 . 0 2 .0 2 4
.0 0
td 6
S
=
N .D e
0 v .=
3 .0 9
4 7
5
e a
M n =
1 8.3 3 3
2

F re qu en c y
4

0
1

2
1

Dari gambar diatas dapat dilihat frekuensi dari jawaban responden dari hasil

pengisian kuesioner. Frekuensi yang tertinggi adalah 11 orang dengan nilai 15, dan

frekuensi terendah adalah 1 dengan nilai 22dan 25.

2. Prestasi kerja (Y)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden

60 orang terdapat skor tertinggi 25 dan skor terendah 14, dengan rata-rata (M) = 19,65.

median(M)=19,0, mode(M)=16,0, vriance(V)=13,452, dan standard deviasi (SD) = 3,667.

range(R)=11.0, sehingga sum (S)=1179,0. Berikut dapat dilihat hasil deskripsi dari

variabel prestasi kerja (Y) pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 sebagai berikut

Tabel 4.11
Prestasi Kerja

Prestasikerja
N Valid 60
Missing 0
Mean 19.6500
Median 19.0000
Mode 16.00(a)
Std. Deviation 3.66766
Variance 13.452
Range 11.00
Sum 1179.00
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Tabel 4.12
Prestasi Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14.00 5 8.3 8.3 8.3
15.00 4 6.7 6.7 15.0
16.00 8 13.3 13.3 28.3
17.00 2 3.3 3.3 31.7
18.00 6 10.0 10.0 41.7
19.00 7 11.7 11.7 53.3
20.00 2 3.3 3.3 56.7
21.00 5 8.3 8.3 65.0
22.00 4 6.7 6.7 71.7
23.00 3 5.0 5.0 76.7
24.00 6 10.0 10.0 86.7
25.00 8 13.3 13.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Untuk lebih jelasnya secara visual dari hasil distribusi frekuensi variabel Prestasi (Y)
dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan frekuensi absolut pada Gambar
4.2 berikut

Gambar 4.2
4 .0
1 6 .0
1 .0 re
8
1
P 0 s
ta ik
e
. rja
0
2 0 2 .0 4 .0
2
0 = 6
N 0
a .D
e
M
td
S = .=
n
v
e 9 3
1 5 7
.6 6

qu
F re e n
y
c
4

Dari gambar diatas dapat dilihat frekuensi dari jawaban responden dari hasil

pengisian kuesioner. Frekuensi yang tertinggi adalah 8 orang yang terdapat pada nilai 16,

nilai 25. Dan frekuensi terendah adalah 2 orang dengan nilai 17 dan 20.

D. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsinya. Uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat apakah alat

ukur yang berupa kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Tinggi rendahnya

validitas instrument menujukkan sampai sejauh mana data yang dikumpulkan tidak

menyimpang dari gambaran tantang variabel yang diteliti.

Dalam Uji Validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item dengan

skor total. Teknik korelasi yang digunaka adalah Pearson product Moment, dimana

instruman dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasinya (r) > r tabel. Untuk

mengetahui lebih lanjut uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13
Uji Validitas Untuk Item Pertanyaan Komunikasi

Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5 Total


Pertanyaan1 Pearson
1 .545(**) .358(**) .115 .411(**) .678(**)
Correlation
Sig. (2-tailed) . .000 .005 .382 .001 .000
N 60 60 60 60 60 60
Pertanyaan2 Pearson
.545(**) 1 .251 .343(**) .626(**) .784(**)
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 . .053 .007 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Pertanyaan3 Pearson
.358(**) .251 1 .273(*) .379(**) .620(**)
Correlation
Sig. (2-tailed) .005 .053 . .035 .003 .000
N 60 60 60 60 60 60
Pertanyaan4 Pearson
.115 .343(**) .273(*) 1 .430(**) .621(**)
Correlation
Sig. (2-tailed) .382 .007 .035 . .001 .000
N 60 60 60 60 60 60
Pertanyaan5 Pearson
.411(**) .626(**) .379(**) .430(**) 1 .824(**)
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .003 .001 . .000
N 60 60 60 60 60 60
Total Pearson
.678(**) .784(**) .620(**) .621(**) .824(**) 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .
N 60 60 60 60 60 60
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Dari hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Uji Validitas untuk item

Komunikasi adalah sebagai berikut:


Tabel 4.14
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas
Keterangan r hitung R kritis Keputusan

Pertanyaan 1 0,678 0,254 Valid

Pertanyaan 2 0,784 0,254 Valid

Pertanyaan 3 0,620 0,254 Valid

Pertanyaan 4 0,621 0,254 Valid

Pertanyaan 5 0,824 0,254 Valid

Dari Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara skor butir

Pertanyaan 1 dengan skor total 0,678, skor butir Pertanyaan 2 dengan skor total 0,784,

skor butir Pertanyaan 3 dengan skor total 0,620, skor butir Pertanyaan 4 dengan skor total

0,21, dan skor butir Pertanyaan 5 dengan skor total 0,824. korelasi yang digunakan

adalah korelasi Pearson Moment. Dari Uji coda tersebut ternyata koefisien korelasi

semua butir pertanyaan dengan skor total di atas 0,254, sehingga semua butir instrumen

komunikasi dinyatakan valid. Butir Pertanyaan yang mempunyai validitas tertinggi

adalah Pertanyaan 5, dengan koefisien korelasi 0,824 dan paling rendah adalah

Pertanyaan 3 dengan koefisien korelasi 0,620. Sedangkan Uji Validitas untuk Prestasi

Kerja adalah sebagai berikut:


Tabel 4.15
Uji Validitas Untuk Item Pertanyaan Prestasi Kerja

pertanyaan1 pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 pertanyaan5 total

pertanyaan1 Pearson Correlation 1 .456(**) .627(**) .325(*) .530(**) .710(**)

Sig. (2-tailed) .000 .000 .011 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

pertanyaan2 Pearson Correlation .456(**) 1 .616(**) .468(**) .615(**) .788(**)

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

pertanyaan3 Pearson Correlation .627(**) .616(**) 1 .539(**) .757(**) .875(**)

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

pertanyaan4 Pearson Correlation .325(*) .468(**) .539(**) 1 .648(**) .750(**)

Sig. (2-tailed) .011 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

pertanyaan5 Pearson Correlation .530(**) .615(**) .757(**) .648(**) 1 .895(**)

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

Total Pearson Correlation .710(**) .788(**) .875(**) .750(**) .895(**) 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000


N 60 60 60 60 60 60

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Dari hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Uji Validitas untuk item

Prestasi Kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas

Keterangan r hitung r kritis keputusan

Pertanyaan 1 0,710 0,254 Valid

Pertanyaan 2 0,788 0,254 Valid

Pertanyaan 3 0,875 0,254 Valid

Pertanyaan 4 0,750 0,254 Valid

Pertanyaan 5 0,895 0,254 Valid

Dari Tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara skor butir

Pertanyaan 1 dengan skor total 0,710, skor butir Pertanyaan 2 dengan skor total 0,788,

skor butir Pertanyaan 3 dengan skor total 0,875, skor butir Pertanyaan 4 dengan skor total

0,750, dan skor butir Pertanyaan 5 dengan skor total 0,895. korelasi yang digunakan

adalah korelasi Pearson Moment. Dari Uji coda tersebut ternyata koefisien korelasi

semua butir pertanyaan dengan skor total di atas 0,254, sehingga semua butir instrumen

komunikasi dinyatakan valid. Butir Pertanyaan yang mempunyai validitas tertinggi


adalah Pertanyaan 5, dengan koefisien korelasi 0,895 dan paling rendah adalah

Pertanyaan 1 dengan koefisien korelasi 0,710.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas statistik diperlukan untuk memastikan validitas dan statistik. Ia

mengacu pada kemampuan untuk memproduksi hasil lagi dan lagi sesuai kebutuhan. Hal

ini sangat penting karena akan membangun tingkat kepercayaan dalam analisis statistik

dan hasil yang diperoleh. Hasil pengujian Reliabilitas untuk Komunikasi dapat di lihat

pada nilai Alpha dan Nilai Corrented item total Correlation pada Tabel 4.25 dan Tabel

4.26 dibawah ini:

Tabel 4.17

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.750 5

Tabel 4.18

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Pertanyaan1 14.4667 6.728 .481 .718
Pertanyaan2 14.8500 6.231 .638 .662
Pertanyaan3 14.7000 7.197 .424 .736
Pertanyaan4 14.6833 6.932 .389 .752
Pertanyaan5 14.6333 5.490 .663 .644
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Berdasarkan Uji Reliabilitas untuk Komunikasi yang dilakukan, nilai Uji statistik

Cronbach Alpah adalah sebesar 0,750, artinya bahwa hasil tersebut lebih besar dari pada

selang kepercayaan 5%. Dengan demikian data yang digunakan adalah Valid dan
memiliki reliabilitas yang baik. Nilai Corrented item total Correlation

mengidentifikasikan bahwa semua item dari pertanyaan Komunikasi memiliki tingkat

reliabilitas yang baik dengan nilai sebagai berikut:

Tabel 4.19
Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas Untuk Item Komunikasi
Keterangan r hitung r kritis Keputusan

Pertanyaan 1 481
0,254 Valid

Pertanyaan 2 638
0,254 Valid

Pertanyaan 3 424
0,254 Valid

Pertanyaan 4 389
0,254 Valid

Pertanyaan 5 663
0,254 Valid

Pengambilan kesimpulannya jika nilai r- hitung >dari nilai r- tabel maka butir tersebut

dinyatakan valid.

Kemudian untuk menentukan Reliabilitas pada Komunikas bisa dilihat dari nilai

Alpha jika nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel maka bisa dikatakan reliable.

Alpha 0,750

r-tabel 0,254

Alpha 0,750 > r- tabel 0,254 Reliabel


Sedangkan pengujian Reliabilitas untuk item dari semua pertanyaan Prestasi

Kerja dapat dilihat dengan nilai Alpha dan Nilai Corrented item total Correlation pada

Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 dibawah ini.

Tabel 4.20
Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items

.807 6

Tabel 4.21

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

Pertanyaan1 35.3167 46.186 .650 .790

Pertanyaan2 35.5333 43.948 .732 .774

Pertanyaan3 35.3167 43.576 .843 .766

Pertanyaan4 35.3333 44.531 .687 .779

Pertanyaan5 35.3500 41.147 .860 .748

Total 19.6500 13.452 1.000 .863

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Berdasarkan Uji Reliabilitas untuk Prestasi Kerja yang dilakukan, nilai Uji

statistik Cronbach Alpah adalah sebesar 0,807 , artinya bahwa hasil tersebut lebih besar

dari pada 0,807 pada selang kepercayaan 5%. Dengan demikian data yang digunakan

adalah Valid dan memiliki reliabilitas yang baik. Nilai Corrented item total Correlation

mengidentifikasikan bahwa semua item dari pertanyaan Prestasi Kerja memiliki tingkat

reliabilitas yang baik dengan nilai sebagai berikut:


Tabel 4.22
Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas Untuk Item Komunikasi

Keterangan r hitung R kritis Keputusan

Pertanyaan 1 0,650 0,254 Valid

Pertanyaan 2 0,732 0,254 Valid

Pertanyaan 3 0,843 0,254 Valid

Pertanyaan 4 0,687 0,254 Valid

Pertanyaan 5 0,860 0,254 Valid

Pengambilan kesimpulannya jika nilai r- hitung >dari nilai r- tabel maka butir tersebut

dinyatakan valid.

Kemudian untuk menentukan Reliabilitas pada Prestasi Kerja bisa dilihat dari

nilai Alpha jika nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel maka bisa dikatakan reliable.

Alpha 0,807

r-tabel 0,254

Alpha 0,807 > r- tabel 0,254 Reliabel

Jadi dapat disimpulkan bahwa bila Pengujian Reliabilitas Komunikasi dan

Prestasi Kerja dengan menggunakan skor total pada tiap pertanyaan akan menghasilkan

nilai alpha dan nilai Corrented item total Correlation sebagai berikut:

Tabel 4.23
Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items

.830 2
Tabel 4.24
Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

Komunikasi 19.6500 13.452 .720 .(a)

prestasikerja 18.2333 9.572 .720 .(a)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Berdasarkan Uji Reliabilitas untuk Prestasi Kerja yang dilakukan, nilai Uji

statistik Cronbach Alpah adalah sebesar 0,830 , artinya bahwa hasil tersebut lebih besar

dari pada 0,830 pada selang kepercayaan 5%. Dengan demikian data yang digunakan

adalah Valid dan memiliki reliabilitas yang baik. Nilai Corrented item total Correlation

mengidentifikasikan bahwa semua item dari Kommunikasi dan Prestasi Kerja memiliki

tingkat reliabilitas yang baik dengan nilai sebagai berikut:

Tabel 4.25
Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas Untuk Item Komunikasi dan
Prestasi Kerja

Keterangan r hitung r kritis Keputusan

Komunikasi 0,720 0,254 Valid

Prestasi Kerja 0,720 0,254 Valid

Pengambilan kesimpulannya jika nilai r- hitung >dari nilai r- tabel maka butir tersebut

dinyatakan valid.

Kemudian untuk menentukan Reliabilitas pada Komunikasi dan Prestasi Kerja

bisa dilihat dari nilai Alpha jika nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel maka bisa

dikatakan reliable.
Alpha 0,830

r-tabel 0,254

Alpha 0,830 > r- tabel 0,254 Reliabel

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov, dimana jika angka

signifikan yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil dari alpha 5%, maka dikatakan tidak

memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya jika angka signifikan didalam tabel

lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas.

Ada cara lain yang lazim dilakukan yaitu dengan melihat tampilan grafik

Histrogram yang memberikan pola distribusi normal karena menyebar secara merata

kekiri dan kekanan yang ditunjukan pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.3
Regr e
s s
io n S
t a
nda rd iz e
d Res id u a
l
0 - 4 - 2 0 2 4 = 6
N 0
e .D
M
td
S n e
a 1 .=
v= 7 .9
0 -1 9
E 6
1

Fr eq ue nc y
2
4

6
8

0
1

De p
e n
de n
t Va
r ia
bl e
: P re
s ta s ik e
rj a

H is to g ra m

Normal Plot prestasi kerja dibawah ini terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari grafik ini dapat

disimpulkan bahwa garis regresi memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.4
E xp ec te d Cu m Pr ob
Ob
s rv
e e
d Cu
mP r o
b
.
0 .2
0 0 .4 .6
0 .8
0 .0
1
0 .0

0 .2

0 .4

0 .6

0 .8

.0
1

N o rm a
l P -P P lo
t o fR e g
re s s
i o
n S ta n
dar d
i z
e dR
e s id
ual

Normal Plot Komunikasi dibawah ini terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari grafik ini dapat

disimpulkan bahwa garis regresi memenuhi asumsi normalitas.


Gambar 4.6
-3 R
e g
re
-2 s io
nSt-1 a
ndr0 d
a iz e
d
1 R
e s
id
2 u
l 3
a
0 S td
N .D
6 0
= . =
v
e .9 9
0 1
Me n =
a . 7
9 E -1
1 7
3

uenc
y
6

re q
F
9

2
1
5
1

e p
D e n
den tV a
ri a
b le
: K
omun
i k
s i
a

i s
H to g
r a
m

E xp ec te dC u m Pro b

Ob s
e rv
e dC
u mPr ob
.
0 0 2
. .4
0 0 .6 .8
0 1 .0
0 .0

0 .2

0 .4

0 .6

Gambar 4.7
0 .8

.0
1
De p
e n
den tV a ria b
l e
: K
o mu
n ik a
s i

N o rm a
l P
- PP
l o
t o
f Re
g re
s s io
n S ta n
d a rd
i z
e dR
e s
i d
ual

G. Uji Hipotesa

H0 = Komunikasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja

karyawan
H1 = Komunikasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja

karyawan

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji secara Parsial (Uji t) dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas

secara parsial atau terpisah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara secara parsial

antara Komunikasi dengan Prestasi kerja, yaitu dengan membandingkan nilai t- hitung

dengan t-tabel pada tingkat signifikan ( ) = 5%. Nilai t-hitung dapat dilihat pada berikut ini.

Tabel 4.26

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 4.019 2.008 2.001 .050
Komunika
.853 .108 .720 7.892 .000
si
a Dependent Variable: Prestasikerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Dalam Uji-t suatu variabel bebas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

variabel bebas jika :

-ttabel > -thitung atau thitung > ttabel

(t tabel dapat diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikan 5% dengan derajat kebebasan

df= n-k, dimana n=60, dan k=2).


Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai

probabilitas signifikasi pada tabel hasil penelitian dengan ( ) = 5%. Suatu variabel

bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel lebih kecil 0.05 ( ( ) = 5%,

tingkat signifikan). Sehingga, berdasarkan Tabel 4.26 dapat disimpulkan bahwa :

Hipotesa pada bab pendahuluan dapat diterima karena, komunikasi berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja karyawan PT. Naughty cabang Medan

. Hal ini dilihat dari :

thitung = 7,892 > ttabel = 2,660

2. Koefisien Determinan (R2)

Determinan R2 pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa kemampuan

model dalam menerangkan variabel terikat. Jika Determinan R 2 semakin besar

(mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel Komunikasi besar

terhadap prestasi kerja pegawai pada PT. Naughty cabang Medan. Dapat dilihat pada

Tabel 4.26.

Tabel 4.27
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .720(a) .518 .509 2.56871
a Predictors: (Constant), Komunikasi
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0

Tabel diatas menunjukkan angka R Square atau determinan (R2) sebesar 0,518

berarti variabel bebas yaitu Komunikasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikat
yaitu Prestasi kerja karyawan PT. Naughty cabang Medan pada sebesar 51,80% dan

sisanya 48,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Untuk memastikan ada/tidaknya hubungan antara komunikasi dengan prestasi

kerja pegawai, berikut ini disajikan analisa korelasi. Analisa korelasi adalah perhitungan

statistik untuk menyatakan kadar hubungan antara variabel. Dalam hal ini hubungan dua

variabel yaitu komunikasi dengan prestasi kerja karyawan.

Hasil perhitungan koefisien korelasi (R) antara variabel komunikasi dengan

prestasi kerja, diperoleh R = 0,720, sedangkan r-tabel pada taraf signifikan 95% dengan

jumlah sampel sebanyak 60 = 0,254, maka r- hitung > r- tabel (0,720 > 0,254), sehingga dapat

disimpulkan terdapatnya hubungan yang signifikan antara komunikasi dengan prestasi

kerja dan koefisien determinasi = R x R = R Square = 0,518, menunjukkan 51,8%

peningkatan prestasi kerja dipengaruhi oleh variabel komunikasi, dan sisanya oleh

variabel lain yaitu sebesar 1-0,518 = 0,482 atau sebesar 48,2%.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan pada PT.

Naughty cabang Medan dapat diambil kesimpulan berikut :

1. Komunikasi berpengaruh secara singnifikan terhadap Prestasi Kerja karyawan pada

PT. Naughty cabang Medan dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t- hitung

= 7,892 > t- tabel = 2,660.

2. Terdapatnya hubungan/korelasi yang positif dan signifikan antara Komunikasi

dengan Prestasi Kerja karyawan.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis mengenai komunikasi dalam

rangka merangsang semangat dan kegairahan kerja karyawan agar terjadi kenaikan

prestasi kerja mereka adalah sebagai berikut :

1. Disarankan agar perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan Komunikasi

juga dapat bekerja sama dalam tim. Dan perusahaan harus dapat berkomunikasi

dengan baik dan jelas lagi yaitu antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya,

dengan menambah penekanan atau perhatian khusus dalam memberikan komunikasi

yang dapat membuat karyawan termotivasi untuk berhasil dalam melaksanakan tugas.

2. Karena nilai R2 masih relatif rendah, disarankan agar penelitian ini dapat diperluas

lagi dengan menambah variabel Independen.

Anda mungkin juga menyukai