PENDAHULUAN
komunikasi yang sangat baik dan berkembang. Komunikasi yang baik dan lancar tersebut
akan menghasilkan arus informasi yang berguna untuk kebutuhan para manajer, dan
karyawan agar mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Oleh karena itu, kebutuhan akan komunikasi sangat penting bagi kehidupan perusahaan.
penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik
mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika
dengan tujuan yang ingin dicapai. sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya
komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi
pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara karyawan
yang satu dengan karyawan yang lain. Sisi ketiga adalah antara karyawan kepada
Persoalan sebenarnya adalah apakah manajer dapat berkomunikasi dengan baik atau
tidak. Dengan kata lain, komunikasi sendiri tidak dapat di elakkan dalam setiap fungsi
organisasi, bahkan komunikasi itu mungkin tidak efektif. Setiap manajer harus menjadi
seorang komunikator.
membagikan informasi. Jadi, komunikasi penting karena manajer jarang bekerja dengan
yang menurut mereka kurang menyenangkan atasan. Disamping itu dapat terjadi
pemutarbalikkan fakta dan sikap menutup-nutupi kebenaran karena karyawan tidak mau
dianggap kurang kompeten oleh manajernya. Jadi kepercayaan antara karyawan dan
manajer sangat perlu dijalin, karena berdampak pada prestasi kerja karyawan.
kepercayaan antara manajer dengan karyawan tidak terjalin baik, prestasi karyawan akan
menurun dan tujuan organisasi tidak dapat tercapai. Oleh karena itu kepercayaan yang
terjalin antara bawahan dan atasan akan menyebabkan terjadinya komunikasi yang
efektif.
sehingga dapat mengakibatkan peningkatan prestasi kerja para karyawan dan tujuan di
dalam perusahaan tersebut dapat tercapai, kesejahteraan para karyawan maupun manajer
terpenuhi. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
MEDAN.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dihadapi PT. Naugty Cabang Medan adalah Apakah
1
Mudrajat koncoro,Ph.D, Metode Riset Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi ketiga,Cetakan
duabelas :Penerbit Erlangga, Jogjakarta, 2009, hal. 39.
C. Hipotesis
atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi2. Berdasarkan rumusan
kerja karyawan.
1. Luas Penelitian
Luas ruang lingkup penelitian pada bidang komunikasi yang sangat luas dan kompleks,
maka dalam pembahasan perlu diadakan pembatasan. Hal ini dilakukan untuk
dibatasi hanya menyangkut pada karyawan, pramuniaga atau SPG yang berada disetiap
Paladium.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk memgetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi
3. Manfaat Penelitian
2
Ibid, hal. 59
a. Bagi Perusahaan
b. Bagi Penulis
membuat skripsi dan juga untuk memperoleh gelar sarjana muda S1 di Fakultas
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, digunakan dua macam penelitian yaitu:
Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data melalui sumber-sumber terbitan tertentu yang
pembanding dalam penelitian skripsi seperti buku- buku, majalah, dan tulisan ilmah.
Yaitu penelitian lapangan ini dilakukan secara langsung pada objek yang dipilih, data
yang didapat ini adalah merupakan data primer, dan data sekunder, seperti struktur
organisasi, jumlah karyawan, bentuk komunikasi, pola komunikasi, media komunikasi,
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
N
n
N (d ) 2 1
Dimana : n = sampel
N = populasi
Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk memproleh data dan
3
H. Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Cetakan Pertama, Jakarta : Bumi Aksara, 2006,
hal. 33.
4
Riduwan., dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, Cetakan Ketiga, : Alfabeta,
Bandung, 2009, hal. 240.
5
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, hal. 111.
Yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
diteliti.
2. Wawancara (Interview)
Yaitu Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
3. Angket (kuesioner)
Yaitu daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirim kepada responden, baik
F. Metode Analisa
1. Metode Deskriptif
2. Metode Deduktif
Yaitu mengadakan analisa dengan menarik kesimpulan khusus dan teori yang berlaku
perusahaan dengan kedua metode tersebut dan pada akhirnya ditarik beberapa
6
Prof. Dr. Husaini Usman, M. Pd., M.T. dan Purnomo Setiady Akbar, M. Pd. Metodologi Penelitian
Sosial, edisi Kedua, Jakarta: Bumi aksara, 2008. hal 52
kesimpulan akhir, serta diberikan saran yang diharapkan berguna bagi perusahaan sebagai
apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa
Y = a + bX
Dimana:
b = nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau
dependen (tidak bebas) yang dinyatakan dengan Y. Dalam hal ini variabel X adalah
r = 1, ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependen dan hubungan
tersebut positif artinya, kenaikan variabel independent yang diberangi dengan kenaikan
variabel dependen.
r = - 1, ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependen juga diberangi
nxy xy
r xy = 7
{nx (x) 2 }.{ny 2 (y ) 2 }
2
Keterangan rumus :
r = koefisien korelasi
7
Riduwan., dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, Cetakan Ketiga, : Alfabeta,
Bandung, 2009, hal.124
x = besarnya komunikasi (independen variabel)
5. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variable, kemudian sub variabel
dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang terukur yang dapat diukur. Akhirnya
indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item
instrumen yang berupa pertanyaan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.
Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Pengertian dan Proses Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. 8
penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. 10
proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim),
dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud
8
T. Hani Handoko, Pengantar Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Kesebelas : BPFE,
Yogyakarta, 2002, hal. 272.
9
Ernie Tisnawati Sule, dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Cetakan Kedua :
Kencana, Jakarta, 2005, hal. 295.
10
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Edisi Pertama : Raja Grafindo Persada, Jakarta 2007, hal.
167.
11
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga : Erlangga, Jakarta, 2006, hal. 3.
12
Richard L. Daft, Manajemen, Jilid Kedua, Edisi Kelima: Erlangga, Jakarta 2003, hal. 132.
sehingga mereka dapat berbagi hal-hal yang mereka rasakan dan ketahui. Dengan
jembatan ini, sesorang dapat menyeberangi suatu kesalahpahaman yang sedang terjadi.
Hal yang paling penting tentang komunikasi adalah bahwa ia paling sedikit harus
2. Proses Komunikasi
sebagai pesan yang harus disampaikan. Pesan itu disampaikan dari sumber (pengirim) ke
penerima. Pesan itu dikodekan (diubah ke dalam bentuk simbolik) dan diteruskan melalui
yang dimulai oleh pengirim. Hasilnya adalah pentransferan makna dari satu orang ke
orang lain.
a. Sumber Komunikasi
b. Pengkodean
c. Pesan,
d. Saluran
e. Decoding
f. Penerima
g. Umpan balik.13
Sumber mengawali pesan dengan mengkodekan pikiran. Pesan adalah produk
fisik aktual dari sumber yang melakukan pengkodean. Bila kita berbicara, pembicaraan
itu adalah pesan. Bila kita menulis, tulisan itulah pesan. Ketika kita melakukan gerakan
isyarat, gerakan tangan dan ekspresi wajah kita itu merupakan pesan. Saluran adalah
medium tempat pesan dihantarkan. Saluran itu diseleksi oleh sumber, yang harus
menentukan apakah menggunakan saluran formal atau informal. Saluran formal dibangun
13
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Cetakan Ketiga : Indeks, Jakarta,
2008, hal. 393.
oleh organisasi dan berfungsi mengirimkan pesan yang berhubungan dengan kegiatan
komando dalam organisasi. Bentuk-bentuk pesan lain, seperti yang bersifat pribadi atau
sosial, mengikuti saluran informal dalam organisasi. Penerimaan adalah objek yang
menjadi tujuan penyampaian pesan. Tetapi sebelum pesan dapat diterima, simbol-simbol
di dalamnya harus diterjemahkan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh penerima.
Langkah ini adalah pengkodean (decoding) pesan. Kaitan terakhir dalam proses
Umpan balik menentukan apakah pesan itu telah dipahami atau tidak.
Gambar 2.1
Model Proses
Gambar 2.2
Tahap 1 Tahap 6
Tahap 3 Tahap 4
menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain atau audiens.
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas di hadapan kita. Dunia ini
penuh berbagai macam informasi baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap,
maupun diraba. Ide-ide yang ada dalam benak disaring dan disusun ke dalam suatu
memori yang ada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita terhadap
kenyataan.
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti
dengan sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang
lalu diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah,
dan sejenisnya, untuk kemudian disampaikan kepada orang lain. Agar ide dapat diterima
dan, dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens , gaya personal, dan
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si
terkadang relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Disamping itu, dalam
menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi, media tulisan maupun lisan
dapat digunakan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan
disampaikan.
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
tersebut. Jika seseorang menyampaikan sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila
audiens harus dapat mendengar apa yang dikatakan dan memahami pesan-pesan yang
disampaikan.
menafsirkan pesan.
Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam
benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan harus dapat ditafsirkan secara
benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirim pesan.
Umpan balik adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi.
tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh
dapat berupa suatu senyuman, tertawa, sikap murung, cemburut, memberi komentar
1. Fungsi Komunikasi
beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis paduan formal
15
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Cetakan Ketiga : Indeks, Jakarta,
2008, hal. 392.
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para karyawan apa
yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dikerjakan untuk
kepuasan.
2. Bentuk Komunikasi
Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam
a. Komunikasi Verbal
Merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia
bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis
maupun lisan. Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan
tercapai dengan baik. Jenis-jenis komunikasi verbal ada empat, yaitu menulis, membaca,
16
Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2006, hal.5
Pada umumnya, untuk mengirim pesan-pesan yang lebih senang berbicara
daripada menulis. Alasannya, karena lebih praktis. Meskipun demikian, bukan berarti
penyampaian melalui tulisan tidak penting, karena tidak semua hal bisa disampaikan
secara lisan. Pesan yang sangat penting dan kompleks lebih tepat disampaikan dengan
dan membaca. Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya
berlangsung atau bahan yang sedang dibacanya. Selanjutnya adalah menafsirkan dan
menilai informasi.
b. Komunikasi Nonverbal
berbagai macam perasaan orang lain, benci, cinta, rindu, dan berbagai macam perasaan
lainnya. Komunikasi nonverbal mememiliki sifat yang kurang terstruktur sehingga sulit
dipelajari. Adapun beberapa jenis komunikasi nonverbal seperti arti suatu warna dan
gerakan-isyarat tertentu, yang akan bervariasi dari suatu waktu ke waktu. Pada
Salah satu kebaikan komunikasi nonverbal adalah keabsahannya hal ini berkaitan
Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena
sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir
panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat.
1. Memberikan informasi
2. Mengatur alur suatu percakapan
3. Mengekspresikan emosi
4.Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangakan
pesan-pesan verbal.
5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
6. Mempermudah tugas-tugas khusus 17
17
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga : Erlangga, Jakarta, 2006, hal. 10.
C. Komunikasi Yang Efektif Dan Komunikasi Yang Efesien
jawab untuk mengkodekan pesan yang dimaksud kedalam simbol-simbol yang bermakna,
baik verbal maupun non verbal. Pesan dikirim melalui saluran tertulis atau lisan pada
Komunikasi yang efektif terjadi apabila pesan yang dimaksudkan dari sipengirim
dan makna yang diinterprestasikan oleh penerima adalah satu dan sama. Komunikasi
efektif merupkan proses dua arah yang memerlukan usaha dan keterampilan baik
sipengirim maupun sipenerima. Ini harus menjadi tujuan manajer dalam setiap usaha
Komunikasi yang efisien terjadi pada biaya minimum dalam hubungannya dengan
sumberdaya yang digunakan. Waktu, secara khusus merupakan sumberdaya yang penting
Salah satu permasalahan yang dihadapi para manajer yaitu bahwa komunikasi
yang efisien tidak selalu efektif. Suatu komunikasi dengan biaya yang rendah dapat
menghemat waktu, tetapi tidak selalu membuat setiap orang memperoleh makna yang
sama dari pesan itu. Demikian pula dengan sebaliknya, komunikasi yang efektif bisa
tidak efisien.
pekerjaan dapat menjadi bahwa karyawannya akan memahami pesan dari komunikasi
tersebut. Akan tetapi tindakan itu dapat tidak efisien jika manajer dan karyawan saling
berjauhan.
Beberapa hambatan utama dari komunikasi yang efektif adalah menilai sumber,
1. Menilai Sumber
Menilai sumber adalah penafsiran atau pemberian arti terhadap suatu pesan yang
dipengaruhi oleh orang yang mengirim (komunikator) pesan tersebut. Pengalaman masa
2. Penyaringan
Penyaringan ini pada umumnya terjadi pada komunikasi dari bawah ke atas dimana
3. Tekanan Waktu
18
Sopiah, Perilaku Organisasi, Edisi Pertama : Andi, Yogyakarta, 2008, hal. 150.
Keterbatasan waktu merupakan fenomena yang terjadi dalam setiap aspek kehidupan, dan
seringkali tidak memiliki banyak waktu untuk berkomunikasi dengan setiap bawahannya.
persepsi selektif, di mana orang cenderung hanya mendengarkan bagian tertentu dari
informasi dan mengakibatkan bagian yang lain karena berbagai alasan. Orang hanya
mendengar apa yang ingin didengarkannya dan mengabaikan informasi yang tidak
diinginkannya.
5. Masalah Bahasa
Komunikasi merupakan suatu proses simbolis yang sebagian besar tergantung pada kata-
kata yang dimaksudkan mengandung arti tertentu. Seringkali orang berpikir bahwa
mereka berbicara dalam bahasa dan pengertian sama, padahal kata-kata yang
6. Bahasa Kelompok
yang hanya dimengerti oleh kelompoknya sendiri. Hal ini dimaksudkan selain untuk
berdasarkan pada pengalaman yang sama. Jika di antara mereka yang berkomunikasi
tidak memiliki pengalaman yang sama maka komunikasi dapat terganggu. Orang-orang
dalam organisasi dari fungsi atau departemen yang berbeda menafsirkan informasi yang
Jika penerima mendapatkan informasi lebih dari yang mungkin dapat mereka tangani
maka mereka akan mengalami beban komunikasi yang berlebihan. Informasi memang
sangat dibutuhkan oleh manajer dalam proses pengambilan keputusan, tetapi pesatnya
1. Pola Komunikasi
mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan dipakai antara satu organisasi
a. Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak
berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung
jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke
bawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah. Aliran komunikasi dari manajer ke
bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu
Gambar 2.3
Manajer Umum
Bagian
Penjualan
Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian
Promosi Pabrik Penelitian Akuntansi keuangan
Karyawan
Komunikasi dari atas ke bawah dapat berbentuk lisan dan tulisan. Komunikasi
lisan berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan.
Sedangkan komunikasi tertulis berupa memo, manual pelatihan, kotak informasi, surat
Menurut Katz dan Kahn, Komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok,
yaitu :
disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang
jalur yang lebih tinggi, yaitu ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke
manajer umum. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas manajer
harus percaya penuh kepada para bawahannya, kalau tidak informasi apapun dari
bawahan tidak akan bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa curiga dan
Gambar 2.4
Komunikasi Dari Bawah Ke Atas
Manajer Umum
Manajer Manajer
Manajer Produksi
Pemasaran Keuanagan
Karyawan
Sumber : Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga,
Jakarta, 2006, Hal. 42.
3. Komunikasi Horizontal
dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan
yang memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi horizontal penting artinya manakala setiap
bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat saling ketergantungan
yang cukup besar. Akan tetapi, jika masing-masing bagian secara sendiri-sendiri tanpa
harus bergantung pada bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau minim
dipakai.
Gambar 2.5
Komunikasi Horizontal
Manajer Umum
Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak berbeda dari beberapa bentuk
Gambar 2.6
Komunikasi Diagonal
Manajer Umum
Karyawan
komunikasi tradisional yang ada seperti komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi
diantaranya adalah :
tradisional.
ada ditranspormasikan dari satu bagian ke bagian yang lainnya sesuai dengan jalur
hierarki yang ada. Namun, dalam praktik tampaknya garis-garis dan kotak-kotak yang
tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu
organisasi untuk saling bertukar informasi antara orang yang satu dengan orang yang lain.
organisasi tidak dapat dielakkan. Biasanya jaringan ini dapat digunakan oleh para
manajer untuk memantau karyawannya melakukan tugas pekerjaan. Dalam jaringan
jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan (jabatan), dapat berkomunikasi secara leluasa.
mengobrol tentang humor yang baru di dengar keluarga, anak-anak, dunia, olahraga, dan
lain-lain. Kadangkala mereka juga berbicara hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja
dalam organisasinya.
Gambar 2.7
Jaringan Komunikasi Informasi
Manajer Umum
Manajer
Keuanagan
Karyawan
Sumber : Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga,
Jakarta, 2006, Hal. 45.
kinerja yang di capai oleh seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan yang diberikan kepadanya.20 Menurut Dr. Edy Sutrisno Prestasi kerja
adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya
Penilaian Prestasi Kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan
standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan . 22 Kegiatan ini
apakah karyawan akan dipromosikan, didemosikan, dan atau balas jasanya dinaikkan.
berikut23 :
20
B. Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Cetakan Pertama, Bumi
Aksara, Jakarta, 2002, Hal. 235.
21
DR. Edy Sutrisno, M. Si, Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Jakarta, 2009, Hal. 165.
22
Drs. H. Melayu S.P. Hasibuan , Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan
Ketujuh , Jakarta , 2005, hal. 87.
23
Drs. H. Melayu S.P. Hasibuan , Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan
Ketujuh , Jakarta , 2005, hal. 89
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,
2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam
pekerjaanya.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja,
metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan
kerja.
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang
6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi bagi karyawan sehingga dicapai tujuan
7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan (supervisor managers,
8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan masa lampau
demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program
description )
Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif
terlihat pada paling sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang
Bagi para pegawai, penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang
berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada
kariernya.
Bagi organisasi, hasil penilaian prestasi kerja para pegawai sangat penting arti dan
Apabila tidak ada komunikasi, para karyawan tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan
teman sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyelia
tidak dapat memberikan instruksi. Koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan, dan
24
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Keenam
Belas : Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal 223.
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan
yaitu :
1.Persepsi
2.Ketepatan
3.Kredibilitas
4.Pengendalian
5.Keharmonisan25
1. Persepsi
2. Ketepatan
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir yang jelas. Agar
3. Kredibilitas
optimisme yang tinggi bahwa audiens adalah orang-orang yang dapat dipercaya.
Demikian juga, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan bahwa substansi atau inti
pesan yang ingin disampaikan kepada pihak lain benar-benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Pengendalian
25
Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2006, hal.16
Dalam berkomunikasi, audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan
terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa,
5. Keharmonisan
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan
yang baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai
tujuannya.
BAB III
Naughty gift and accecoris adalah salah satu perusahaan assesoris yang ada di
Indonesia, Naughty sendiri berdiri di tahun 2004, berawal dari konsep ingin menjadikan
wanita-wanita muda untuk bisa lebih percaya diri dalam segi fashion. Oleh sebab itu
naughty memberikan kontribusi yang mempesona untuk para wanita muda didunia
khususnya di Indonesia.
gadis yang menarik & centil sehingga dengan menggenakan assesoris tersebut bisa
membuat wanita tampil menarik lebih percaya diri. Naughty adalah segalanya, naughty
terdiri dari gaya, ketertarikan dan hati. Seperti wanita muda yang energik dan berhasrat
kuat untuk mencapai mimpi mereka. Arah bisnis perusahaan ini yaitu ingin melebarkan
sayapnya keseluruh penjuru nusantara dan bahkan kalau boleh sampai kenegara lain
selain cabangnya yang telah ada di Malaysia yaitu dengan memperkenalkan assesoris
yang menarik serta mempunyai karakter unik dengan harga yang sesuai untuk wanita
muda.
terdapat 16 perwakilan (outlet) yang tersebar di setiap pusat perbelanjaan yang ada di
Medan. Dengan keuletan dan komitmen yang dimiliki oleh naughty yang dituangkan
terhadap setiap karyawan naughty diharapkan naughty bisa menjadi salah satu brand
terkenal. Naughty adalah solusi untuk wanita dan juga bisa menciptakan karakter unik
setiap orang yang memakainya. Dengan keunikan yang dimiliki oleh setiap produknya
mengundang daya tarik masyarakat baik berasal dari kalangan bawah, menengah maupun
kalangan atas. Produk-produk yang berikan cukup terjangkau dengan kualitas yang baik
dan fashionable tentunya. Sehingga masyarakat dapat dibuat menjadi semakin tertarik
kesetiaan, sistematik, inovatif dan berpikiran positif. Sehingga dengan nilai merek
a. Visi Naughty adalah menjadi merek gaya assesoris yang dapat merubah dunia dengan
hati.
b. Misi Naughty, mempelajari fashion yang ada di dunia untuk bisa menjadi duta
fashion di setiap sudut dunia dengan fashion yang paling trend dan memilih
Dengan melihat visi dan misi di atas, maka dapat diketehui bahwa perusahaan ini
demikian harapan untuk kemajuan perusahaan dimasa mendatang dapat tercapai dengan
1. Struktur Organisasi
Setiap badan usaha dalam rangka mencapai tujuan yang telah direncanakannya
haruslah memiliki suatu struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi tersebut
mencerminkan wewenang dan tanggung jawab di dalam perusahaan secara vertikal dan
hubungan antar bagian secara horizontal. Dengan adanya struktur organisasi yang baik
dan teratur maka akan mempermudah melakukan pengawasan secara langsung oleh
pimpinan perusahaan kepada setiap bagian. Dalam hal ini perusahaan memerlukan
pemakaian suatu sistem struktur organisasi untuk kegiatan yang ada dalam perusahaan,
karena pimpinan perusahaan tidak dapat bekerja sendiri dalam mengatasi masalah-
masalah yang terjadi dalam perusahaan tersebut, sehingga dibutuhkan suatu koordisasi
keadaan dan kebutuhan perusahaan maupun jumlah personil yang ada, yang kemudian
tanggung jawab serta hubungan kerja antar bagian yang ada dalam perusahaan. Adapun
struktur organisasi PT. NAUGHTY Cabang Medan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar. 3.1
PRES.DIREKTUR
INTERNAL
AUDIT
KACAB
MEDAN MALAYSIA
JAMBI
STAFF GA STAFF
ACCOUNTI ADMINISTR
SPV GUDANG
FINANCE NG ASI
CO
WCO
SPG
Sumber : PT. Naughty (diolah), 2009
2. Uraian Tugas
Adapun penjelasan dari setiap bagian struktur organisasi adalah sebagai berikut:
Presiden Direktur adalah pemilik dari perusahaan NAUGHTY yang mana hanya
menerima laporan hasil pekerjaan dari semua divisi yang ada diperusahaan.
2. Internal Audit
3. HRD (Personalia)
Adapun tugas dan tanggung jawab Divisi Gudang (Kepala Gudang) adalah:
a. Mencek barang yang masuk dari supplier dan sekaligus mencocokkan barang
b. Meminta laporan barang-barang rijek, lebih, kurang dari staf-staf gudang yang
nantinya akan dilaporkan ke bagian pembukuan (merekap barang rijek, lebih dan
kurang).
Adapun tugas dan tanggung jawab dari bagian Finance (Keuangan) adalah:
b. Mengeluarkan uang (melakukan pembayaran baik itu untuk sewa toko dan yang
7. Accounting (Pembukuan)
Adapun tugas dan tanggung jawab bagian Accounting (Pembukuan) adalah:
a. Membuat pembukuan harian baik itu uang masuk dan uang keluar didalam
8. Bagian Administrasi
a) Input data pembelian per outlet dan nota setiap nota supplier diinput untuk
laporan kantor.
9. SPV (Supervisor)
a) Mengajari / memberikan informasi kepada pegawai toko, barang yang mana yang
akan di discount sesuai dengan informasi yang diterima dari kepala gudang.
a) Mengantar barang yang sudah siap dipacking untuk diantar ke toko (outlet).
b) Bertanggung jawab atas pemeliharaan mobil perusahaan.
para spg , hal ini terlihat dari tidak seriusnya para atasan mengembangkan komunikasi
seimbang, yakni komunikasi harus terjadi diantara orang-orang pada tingkat-tingkat yang
sama dan berbeda dalam organisasi. Penyampaian informasi dari atasan lebih cenderung
Pada PT.Naughty cabang medan juga menggunakan jenis komunikasi verbal (baik
dalam bentuk tertulis maupun lisan) dan non verbal. Bentuk komunikasi verbal yang
dari pimpinan kepada bawahan, ataupun dari presdir ke karyawan pada PT. naughty
Berikut ini dapat dilihat berbagai alat-alat atau media komunikasi yang digunakan
a. Papan pengumuman
c. Wawancara
b. Konsultasi
c. Pertemuan-pertemuan
sering kali terjadi pada pengirim (sender) dalam penyampaian, atau pada diri si penerima
(receiver) serta hambatan umpan balik. Ada beberapa hambatan yang ditemukan pada
menyatakan tujuan pesan terlebih dahulu, sehingga sering penyampaian pesan melalui
saluran yang kurang tepat, dan pemilihan waktu atau saat yang tepat, akibatnya
Mula-mula pihak atasan telah memikirkan sesuatu ide dan hendak meneruskannya
kepada para bawahannya, tetapi penyampaian ide itu tidak sepenuhnya diterjemahkan
- Ungkapan-ungkapan kosong
Terlebih-lebih para bawahan merasakan bahwa penyaluran aspirasi, pesan, ide, dan
Penafsiran yang salah ini bukan saja hanya terjadi pada atasan tetapi bawahan-
bawahan. Manajer dalam menerima tanggapan, saran, pesan atau kritikan dari
bawahan selalu terlebih dahulu dibayangi prasangka dan evaluasi dini sehingga
dampak positif yang seharusnya didapat hilang bgitu saja. Demikian para bawahan
memilih sikap dalam menyikapi suatu perubahan karena dibayangi rasa enggan atau
takut salah.
membuat manajer tidak terlalu ambil pusing terhadap umpan balik dari pesan yang
akan disampaikan. Hal ini telah berdampak pula terhadap kurangnya motivasi
pimpinan untuk meningktkan rasa puas, dukungan kerja kepada karyawan guna
Tabel 3.1
Komunikasi Pada PT. Naughty cabang Medan
Mengadakan kontak
Dari atas ke Pembicaraan tatap
2. Lisan komunikasi secara langsung
bawah muka, dan perintah
Wawancara
Mengikat hubungan saling
membutuhkan yang
terbentuk secara informal
Berita-berita yang
Telephone berkembang dalam
lingkungan perusahaan
untuk nantinya bahan bagi
manajer
Pertemuan sosial
Menyatakan ya atau setuju
Menganggukkan
Dari atas ke kepala
bawah Menunjukkan rasa tidak
senang.
3. Nonverbal
Menggelangkan kepala
Dari bawah ke
atas
Tersenyum dan
berjabat tangan
Membuang muka
PT. Naughty Cabang Medan tentunya memiliki keamanan dengan perusahaan lain
karyawannya yang mempunyai respon yang cepat, kreatif, dan mampu menguasai serta
kepuasaan kepada konsumen dan para karyawan sendiri sehingga dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Penilaian prestasi kerja ini juga dapat menjadi dasar bagi pengambilan
Sistem penilaian prestasi kerja dengan dasar yang rasional dan objektif dapat
kerja karyawan yang digunakan PT. Naughty cabang Medan adalah dengan Sistem
Kecakapan. Dalam hal ini adanya penghargaan, hadiah ataupun imbalan kepada
target yang di harapkan. Dan adanya sanksi maupun hukuman yang akan diembankan
kepada karyawan apabila target yang telah ditetapkan perusahaan tidak tercapai. Dimana
unsur yaitu :
b. Ketelitian dalam pekerjaan, kriterianya apakah kurang teliti, cukup teliti, dan
kadang membuat kesalahan, teliti dan jarang sekali salah, sangat teliti dan tidak
a. Inisiatif, kriterianya tidak punya inisiatif atau hanya sekedar ikut perintah, atau
menurut cara yang lazim, atau punya inisiatif yang berguna bagi perusahaan.
b. Sikap terhadap pekerjaan, kriterianya apakah acuh tak acuh terhadap pekerjaan,
atau punya minat yang cukup besar, atau punya semangat tinggi dalam
Setiap pernyataan atau pertanyaan diberi 5 kategori jawaban (satu jawaban harus dipilih
Tabel 3.3
Prestasi Kerja Rata- rata Pegawai Tahun 2007-2009
pada PT. Naughty cabang Medan
Semester I II I II I II
1 Pemahaman 80 86 85 85 83 87
2 Ketelitian 85 86 80 84 73 80
3 Kecepatan 80 90 89 90 89 82
4 Efesiensi 90 80 80 80 82 90
5 Ketekunan 90 80 86 82 89 84
6 Inisiatif 90 90 90 89 89 79
7 Sikap 89 80 90 90 90 80
8 Kerjasama 80 80 80 80 90 80
9 Kemampuan 89 85 80 80 80 80
10 Tanggung jawab 85 88 90 75 87 85
dan disiplin
karyawan dari tahun 2007-2009. Pada tahun 2007 prestasi kerja karyawan adalah
85,15rata-rata/tahun. Pada tahun 2008 prestasi kerja karyawan menurun sebesar 84,25
rata-rata/tahun. Pada tahun 2009 prestasi kerja karyawan juga mengalami penurunan
pelaksanaan proses komunikasi antara bawahan dengan atasan dan atasan dengan
bawahan.
Berdasarkan data tabel 3.3 dapat diketahui bahwa prestasi kerja rata-rata
karyawan menurun, yakni dari 85,15 menjadi 83,95. artinya semakin jarang pimpinan
melakukan kontak komunikasi dengan karyawan, maka otomatis prestasi kerja dari
karyawan menurun.
BAB IV
A. Deskripsi Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas dan tidak
terbatas. Populasi dari penelitian ini di ambil berdasarkan jumlah karyawan SPG PT. Naughty
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Diketahui bahwa jumlah populasi pada PT. Naughty cabang Medan adalah 155 orang dan
tingkat persisi yang telah ditetapkan 10%, jadi jumlah sampel yang akan di ambil dari jumlah
insidental sampel yang merupakan teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan
N
n
N (d ) 2 1
155
n
155 0,1 1
2
155
n
2,55
n = 60 orang.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi
sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang
4 Bagaimana kemampuan
berkomunikasi anda pada saat
melaksanakan tugas?
Tabel 4.3
Hasil Angket Komunikasi dari 60 Responden Pada PT. Naughty Cabang Medan
1 2 3 4 5
Sangat baik(SB) 16 11 11 14 15 67
Baik (B) 21 9 19 14 19 82
Kurang (K) 2 2 1 3 7 15
Jumlah 60 60 60 60 60 300
67 82 136
SB = x 60 B= x60 C= x60
300 300 300
= 13 = 17 = 27
15 0
K= x 60 SK = x60
300 300
= 3 = 0
Dari hasil kuesioner di atas maka didapat 13 orang yang menjawab Sangat Baik, 17 orang
menjawab Baik, 27 orang menjawab Cukup, 3 orang menjawab Kurang, dan 0 orang menjawab
Sangat Kurang. Kemudian kepada 13 orang, 17 orang, 27 orang, 3 orang, dan 0 orang yang
berjumlah 60 responden akan diberikan kuesioner tentang prestasi kerja. Berikut ini disajikan
beberapa pertanyaan tentang prestasi kerja yang diajukan kepada karyawan pada PT. Naughty
cabang Medan
Tabel 4.4
Dari hasil pengumpulan data prestasi kerja yang disebarkan kepada 60 responden dapat dilihat
Tabel 4.7
Hasil Angket Prestasi Kerja dari 60 Responden Pada PT. Naughty cabang Medan
1 2 3 4 5
Baik (B) 23 15 20 13 16 87
Cukup (C) 19 25 19 23 13 99
Kurang (K) 0 3 1 1 7 12
Jumlah 60 60 60 60 60 300
102 87 99
SB = x 60 B= x60 C= x60
300 300 300
= 20 = 17 = 20
12 0
K= x 60 SK = x60
300 300
= 3 = 0
Dari hasil kuesioner di atas maka didapat 20 orang yang menjawab Sangat Baik, 17 orang
menjawab Baik, 20 orang menjawab Cukup, 3 orang menjawab Kurang, dan 0 orang menjawab
Untuk mendapatkan hasil penelitian diperlukan hasil kuesioner yang menjadi data
dalam penelitian ini. Berikut ini adalah hasil kuesioner tentang Komunikasi, dan Prestasi
kerja pegawai pada PT. Naughty cabang Medan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Kuesioner Tentang Komunikasi, dan Prestasi Kerja Karyawan PT.
Naughty cabang Medan
1 16 18
2 15 14
3 16 16
4 18 18
5 20 19
6 15 16
7 17 20
8 15 16
9 19 16
10 17 21
11 14 17
12 14 16
13 16 16
14 15 19
15 15 14
16 15 14
17 15 15
18 16 16
19 15 14
20 16 15
21 18 17
22 14 15
23 16 15
24 16 14
25 15 16
26 23 25
27 17 22
28 21 24
29 20 22
30 24 25
31 20 24
32 23 24
33 16 21
34 19 19
35 18 21
36 23 25
37 20 24
38 19 23
39 18 19
40 15 22
41 17 20
42 23 18
43 18 18
44 15 19
45 19 25
46 22 25
47 21 24
48 19 22
49 20 24
50 25 23
51 16 21
52 18 19
53 23 18
54 21 19
55 21 25
56 19 18
57 18 23
58 24 25
59 23 21
60 24 25
dideskripsikan beberapa urutan variabel. Deskripsi hasil penelitian dimulai dari variabel
1. Komunikasi ( X )
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden
60 orang terdapat skor tertinggi 25 dan skor terendah 1, dengan rata-rata mean (M) =
deskripsi dari variabel komunikasi ( X ) pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.9
Komunikasi
Komunikasi
N Valid 60
Missing 0
Mean 18.3333
Median 18.0000
Mode 15.00
Std. Deviation 3.09547
Variance 9.582
Range 11.00
Sum 1100.00
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0
Tabel 4.10
Komunikasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14.00 3 5.0 5.0 5.0
15.00 11 18.3 18.3 23.3
16.00 9 15.0 15.0 38.3
17.00 4 6.7 6.7 45.0
18.00 7 11.7 11.7 56.7
19.00 6 10.0 10.0 66.7
20.00 5 8.3 8.3 75.0
21.00 4 6.7 6.7 81.7
22.00 1 1.7 1.7 83.3
23.00 6 10.0 10.0 93.3
24.00 3 5.0 5.0 98.3
25.00 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0
Untuk lebih menjelaskan lagi secara visual dari hasil distribusi frekuansi variabel
Gambar 4.1
Komunikasi
K o mu
n ik a
i
s
0 1 4
.0 0 6 .0
1 8 .0 2 0
1 . 0 2 .0 2 4
.0 0
td 6
S
=
N .D e
0 v .=
3 .0 9
4 7
5
e a
M n =
1 8.3 3 3
2
F re qu en c y
4
0
1
2
1
Dari gambar diatas dapat dilihat frekuensi dari jawaban responden dari hasil
pengisian kuesioner. Frekuensi yang tertinggi adalah 11 orang dengan nilai 15, dan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden
60 orang terdapat skor tertinggi 25 dan skor terendah 14, dengan rata-rata (M) = 19,65.
range(R)=11.0, sehingga sum (S)=1179,0. Berikut dapat dilihat hasil deskripsi dari
variabel prestasi kerja (Y) pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 sebagai berikut
Tabel 4.11
Prestasi Kerja
Prestasikerja
N Valid 60
Missing 0
Mean 19.6500
Median 19.0000
Mode 16.00(a)
Std. Deviation 3.66766
Variance 13.452
Range 11.00
Sum 1179.00
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0
Tabel 4.12
Prestasi Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14.00 5 8.3 8.3 8.3
15.00 4 6.7 6.7 15.0
16.00 8 13.3 13.3 28.3
17.00 2 3.3 3.3 31.7
18.00 6 10.0 10.0 41.7
19.00 7 11.7 11.7 53.3
20.00 2 3.3 3.3 56.7
21.00 5 8.3 8.3 65.0
22.00 4 6.7 6.7 71.7
23.00 3 5.0 5.0 76.7
24.00 6 10.0 10.0 86.7
25.00 8 13.3 13.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0
Untuk lebih jelasnya secara visual dari hasil distribusi frekuensi variabel Prestasi (Y)
dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan frekuensi absolut pada Gambar
4.2 berikut
Gambar 4.2
4 .0
1 6 .0
1 .0 re
8
1
P 0 s
ta ik
e
. rja
0
2 0 2 .0 4 .0
2
0 = 6
N 0
a .D
e
M
td
S = .=
n
v
e 9 3
1 5 7
.6 6
qu
F re e n
y
c
4
Dari gambar diatas dapat dilihat frekuensi dari jawaban responden dari hasil
pengisian kuesioner. Frekuensi yang tertinggi adalah 8 orang yang terdapat pada nilai 16,
nilai 25. Dan frekuensi terendah adalah 2 orang dengan nilai 17 dan 20.
1. Uji Validitas
Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsinya. Uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat apakah alat
ukur yang berupa kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Tinggi rendahnya
validitas instrument menujukkan sampai sejauh mana data yang dikumpulkan tidak
Dalam Uji Validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item dengan
skor total. Teknik korelasi yang digunaka adalah Pearson product Moment, dimana
instruman dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasinya (r) > r tabel. Untuk
mengetahui lebih lanjut uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13
Uji Validitas Untuk Item Pertanyaan Komunikasi
Dari hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Uji Validitas untuk item
Dari Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara skor butir
Pertanyaan 1 dengan skor total 0,678, skor butir Pertanyaan 2 dengan skor total 0,784,
skor butir Pertanyaan 3 dengan skor total 0,620, skor butir Pertanyaan 4 dengan skor total
0,21, dan skor butir Pertanyaan 5 dengan skor total 0,824. korelasi yang digunakan
adalah korelasi Pearson Moment. Dari Uji coda tersebut ternyata koefisien korelasi
semua butir pertanyaan dengan skor total di atas 0,254, sehingga semua butir instrumen
adalah Pertanyaan 5, dengan koefisien korelasi 0,824 dan paling rendah adalah
Pertanyaan 3 dengan koefisien korelasi 0,620. Sedangkan Uji Validitas untuk Prestasi
N 60 60 60 60 60 60
N 60 60 60 60 60 60
N 60 60 60 60 60 60
N 60 60 60 60 60 60
N 60 60 60 60 60 60
Dari hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Uji Validitas untuk item
Tabel 4.16
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas
Dari Tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara skor butir
Pertanyaan 1 dengan skor total 0,710, skor butir Pertanyaan 2 dengan skor total 0,788,
skor butir Pertanyaan 3 dengan skor total 0,875, skor butir Pertanyaan 4 dengan skor total
0,750, dan skor butir Pertanyaan 5 dengan skor total 0,895. korelasi yang digunakan
adalah korelasi Pearson Moment. Dari Uji coda tersebut ternyata koefisien korelasi
semua butir pertanyaan dengan skor total di atas 0,254, sehingga semua butir instrumen
2. Uji Reliabilitas
mengacu pada kemampuan untuk memproduksi hasil lagi dan lagi sesuai kebutuhan. Hal
ini sangat penting karena akan membangun tingkat kepercayaan dalam analisis statistik
dan hasil yang diperoleh. Hasil pengujian Reliabilitas untuk Komunikasi dapat di lihat
pada nilai Alpha dan Nilai Corrented item total Correlation pada Tabel 4.25 dan Tabel
Tabel 4.17
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.750 5
Tabel 4.18
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Pertanyaan1 14.4667 6.728 .481 .718
Pertanyaan2 14.8500 6.231 .638 .662
Pertanyaan3 14.7000 7.197 .424 .736
Pertanyaan4 14.6833 6.932 .389 .752
Pertanyaan5 14.6333 5.490 .663 .644
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0
Berdasarkan Uji Reliabilitas untuk Komunikasi yang dilakukan, nilai Uji statistik
Cronbach Alpah adalah sebesar 0,750, artinya bahwa hasil tersebut lebih besar dari pada
selang kepercayaan 5%. Dengan demikian data yang digunakan adalah Valid dan
memiliki reliabilitas yang baik. Nilai Corrented item total Correlation
Tabel 4.19
Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas Untuk Item Komunikasi
Keterangan r hitung r kritis Keputusan
Pertanyaan 1 481
0,254 Valid
Pertanyaan 2 638
0,254 Valid
Pertanyaan 3 424
0,254 Valid
Pertanyaan 4 389
0,254 Valid
Pertanyaan 5 663
0,254 Valid
Pengambilan kesimpulannya jika nilai r- hitung >dari nilai r- tabel maka butir tersebut
dinyatakan valid.
Kemudian untuk menentukan Reliabilitas pada Komunikas bisa dilihat dari nilai
Alpha jika nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel maka bisa dikatakan reliable.
Alpha 0,750
r-tabel 0,254
Kerja dapat dilihat dengan nilai Alpha dan Nilai Corrented item total Correlation pada
Tabel 4.20
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.807 6
Tabel 4.21
Item-Total Statistics
Berdasarkan Uji Reliabilitas untuk Prestasi Kerja yang dilakukan, nilai Uji
statistik Cronbach Alpah adalah sebesar 0,807 , artinya bahwa hasil tersebut lebih besar
dari pada 0,807 pada selang kepercayaan 5%. Dengan demikian data yang digunakan
adalah Valid dan memiliki reliabilitas yang baik. Nilai Corrented item total Correlation
mengidentifikasikan bahwa semua item dari pertanyaan Prestasi Kerja memiliki tingkat
Pengambilan kesimpulannya jika nilai r- hitung >dari nilai r- tabel maka butir tersebut
dinyatakan valid.
Kemudian untuk menentukan Reliabilitas pada Prestasi Kerja bisa dilihat dari
nilai Alpha jika nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel maka bisa dikatakan reliable.
Alpha 0,807
r-tabel 0,254
Prestasi Kerja dengan menggunakan skor total pada tiap pertanyaan akan menghasilkan
nilai alpha dan nilai Corrented item total Correlation sebagai berikut:
Tabel 4.23
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.830 2
Tabel 4.24
Item-Total Statistics
Berdasarkan Uji Reliabilitas untuk Prestasi Kerja yang dilakukan, nilai Uji
statistik Cronbach Alpah adalah sebesar 0,830 , artinya bahwa hasil tersebut lebih besar
dari pada 0,830 pada selang kepercayaan 5%. Dengan demikian data yang digunakan
adalah Valid dan memiliki reliabilitas yang baik. Nilai Corrented item total Correlation
mengidentifikasikan bahwa semua item dari Kommunikasi dan Prestasi Kerja memiliki
Tabel 4.25
Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas Untuk Item Komunikasi dan
Prestasi Kerja
Pengambilan kesimpulannya jika nilai r- hitung >dari nilai r- tabel maka butir tersebut
dinyatakan valid.
bisa dilihat dari nilai Alpha jika nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel maka bisa
dikatakan reliable.
Alpha 0,830
r-tabel 0,254
Uji Normalitas
signifikan yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil dari alpha 5%, maka dikatakan tidak
memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya jika angka signifikan didalam tabel
lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas.
Ada cara lain yang lazim dilakukan yaitu dengan melihat tampilan grafik
Histrogram yang memberikan pola distribusi normal karena menyebar secara merata
kekiri dan kekanan yang ditunjukan pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 sebagai berikut:
Gambar 4.3
Regr e
s s
io n S
t a
nda rd iz e
d Res id u a
l
0 - 4 - 2 0 2 4 = 6
N 0
e .D
M
td
S n e
a 1 .=
v= 7 .9
0 -1 9
E 6
1
Fr eq ue nc y
2
4
6
8
0
1
De p
e n
de n
t Va
r ia
bl e
: P re
s ta s ik e
rj a
H is to g ra m
Normal Plot prestasi kerja dibawah ini terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari grafik ini dapat
Gambar 4.4
E xp ec te d Cu m Pr ob
Ob
s rv
e e
d Cu
mP r o
b
.
0 .2
0 0 .4 .6
0 .8
0 .0
1
0 .0
0 .2
0 .4
0 .6
0 .8
.0
1
N o rm a
l P -P P lo
t o fR e g
re s s
i o
n S ta n
dar d
i z
e dR
e s id
ual
Normal Plot Komunikasi dibawah ini terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari grafik ini dapat
uenc
y
6
re q
F
9
2
1
5
1
e p
D e n
den tV a
ri a
b le
: K
omun
i k
s i
a
i s
H to g
r a
m
E xp ec te dC u m Pro b
Ob s
e rv
e dC
u mPr ob
.
0 0 2
. .4
0 0 .6 .8
0 1 .0
0 .0
0 .2
0 .4
0 .6
Gambar 4.7
0 .8
.0
1
De p
e n
den tV a ria b
l e
: K
o mu
n ik a
s i
N o rm a
l P
- PP
l o
t o
f Re
g re
s s io
n S ta n
d a rd
i z
e dR
e s
i d
ual
G. Uji Hipotesa
karyawan
H1 = Komunikasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja
karyawan
Uji secara Parsial (Uji t) dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
secara parsial atau terpisah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara secara parsial
antara Komunikasi dengan Prestasi kerja, yaitu dengan membandingkan nilai t- hitung
dengan t-tabel pada tingkat signifikan ( ) = 5%. Nilai t-hitung dapat dilihat pada berikut ini.
Tabel 4.26
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Dalam Uji-t suatu variabel bebas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
(t tabel dapat diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikan 5% dengan derajat kebebasan
probabilitas signifikasi pada tabel hasil penelitian dengan ( ) = 5%. Suatu variabel
bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel lebih kecil 0.05 ( ( ) = 5%,
Hipotesa pada bab pendahuluan dapat diterima karena, komunikasi berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja karyawan PT. Naughty cabang Medan
(mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel Komunikasi besar
terhadap prestasi kerja pegawai pada PT. Naughty cabang Medan. Dapat dilihat pada
Tabel 4.26.
Tabel 4.27
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .720(a) .518 .509 2.56871
a Predictors: (Constant), Komunikasi
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15.0
Tabel diatas menunjukkan angka R Square atau determinan (R2) sebesar 0,518
berarti variabel bebas yaitu Komunikasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikat
yaitu Prestasi kerja karyawan PT. Naughty cabang Medan pada sebesar 51,80% dan
sisanya 48,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
kerja pegawai, berikut ini disajikan analisa korelasi. Analisa korelasi adalah perhitungan
statistik untuk menyatakan kadar hubungan antara variabel. Dalam hal ini hubungan dua
prestasi kerja, diperoleh R = 0,720, sedangkan r-tabel pada taraf signifikan 95% dengan
jumlah sampel sebanyak 60 = 0,254, maka r- hitung > r- tabel (0,720 > 0,254), sehingga dapat
peningkatan prestasi kerja dipengaruhi oleh variabel komunikasi, dan sisanya oleh
BAB V
Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan pada PT.
PT. Naughty cabang Medan dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t- hitung
B. Saran
rangka merangsang semangat dan kegairahan kerja karyawan agar terjadi kenaikan
juga dapat bekerja sama dalam tim. Dan perusahaan harus dapat berkomunikasi
dengan baik dan jelas lagi yaitu antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya,
yang dapat membuat karyawan termotivasi untuk berhasil dalam melaksanakan tugas.
2. Karena nilai R2 masih relatif rendah, disarankan agar penelitian ini dapat diperluas