Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan baik di rumah sakit, puskesmas, keluarga maupun masyarakat.Era globalisasi
dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi,
memberi pelayanan kesehatan yang optimal di berbagai bidang.Pelayanan keperawatan yang
dilaksanakan di masyarakat atau komunitas merupakan bidang khusus dalam ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu sosial.Keperawatan komunitas adalah
suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat. Peran serta masyarakat
diartikan sebagai suatu proses dimana individu, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab
atas kesehatan sendiri berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Sebagai calon tenaga kesehatan professional, mahasiswa keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas berkewajiban untuk turut serta mewujudkan tercapainya
pembangunan nasional khususnya pembangunan di bidang kesehatan. Dimana dalam
melaksanakan perannya di titikberatkan pada promotif, preventif dengan tidak mengabaikan
kuratif dan rehabilitatif dalam setiap tindakan keperawatan. Sejalan dengan hal tersebut maka
tindakan pencegahan dan peningkatan kesehatan menjadi area perhatian perawat yang
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sehingga diperlukan peranan
masyarakat itu sendiri. Perawat sebagai tenaga kesehatan professional berkewajiban untuk
memfasilitasi dalam pencapaian tujuan tersebut. Peran serta mahasiswa keperawatan dapat
dilakukan melalui kegiatan Preklinik Keperawatan komunitas dan keluarga di masyarakat.
Preklinik keperawatan komunitas merupakan pengalaman belajar lapangan yang
memberikan kesempatan kepada mahasiswa meningkatkan kemampuan menganalisa serta
mensintesa berbagai ilmu pengetahuan di dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk
memantapkan profesionalisme keperawatan. Preklinik ini dilakukan di RT 02 RW 02
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo Padang mulai tanggal 14 November-10
Desember 2016.

1|Page
Pelaksanaan Preklinik dilaksanakan melalui tahapan antara lain; observasi fisik
lingkungan (windshield survey) dan penyebaran kuesioner untuk memperoleh data kesehatan
masyarakat.

B. TUJUAN
Tujuan Umum
Melaporkan hasil kegiatan Preklinik Keperawatan oleh Mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan
Nanggalo Padang.

Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi tentang data data kesehatan yang terdapat di RT 02 RW 02
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo Padang.
b. Menjelaskan masalah - masalah kesehatan yang terdapat di RT 02 RW 02 Kelurahan
Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo Padang berdasarkan data kesehatan masyarakat
yang sudah dikumpulkan.

C. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk masyarakat diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan - kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan di RT 02 RW 02
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo Padang.
2. Untuk pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral diharapkan laporan
hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan maupun data untuk menyusun kebijakan dan
program kerja dibidang kesehatan di masa yang akan datang.
3. Untuk institusi pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi bahan
perbandingan untuk preklinik berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap program
atau kurikulum keperawatan komunitas yang telah ditetapkan.

2|Page
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Pengertian
Konsep komunitas mempunyai arti yang sangat luas. Komunitas menurut WHO tahun
1974 adalah suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berintegrasi, antara
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Spradley (1985) menyatakan bahwa
komunitas merupakan sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam
hidupnya.
Konsep komunitas mencakup tiga dimensi yaitu orang, tempat, dan fungsi. Orang
adalah masyarakat, tempat adalah daerah dan fungsinya mencakup tujuan dan aktifitas dari
komunitas tersebut (Stanhope M dan Lancaster J, 1996).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa
binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak,
2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

3|Page
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
padamasyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajatkesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaanrehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan danmelibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanankeperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan
kesehatanmasyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas
diperkenalkansebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan
pelayanankesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.
Keperawatan kesehatan merupakan pelayanan keperawatan professional yang
bertanggung jawab dan bertanggung gugat dengan mempunyai konsep-konsep, teori-teori,
legalitas dan etika yang ditunjukkan kepada masyarakat yaitu terutama balita, ibu hamil, ibu
menyusui, lansia untuk mencapai derajat kesehatan optimal melalui pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan dengan menjamin ketergantungan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan sesuai dengan ekonomi masyarakat tersebut dengan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Keperawatan komunitas dalam kenyataan didasari oleh konsep partnership, kolaborasi
dan empowerment (Anderson dan Mc Farlane, 2000), di samping juga adanya kegiatan
dalam kelompok (Swanson. 1997). Perawat dengan keberadaannya di masyarakat sebagai
tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam asuhan keperawatan meliputi peran klinik,
edukator, advokator, konselor, manager, kolaborator, leadership dan peneliti (Spradley dan
Alexander, 2001). Dimana semua perannya itu dilaksanakan saling mendukung satu sama
lain untuk mencapai kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

4|Page
2. Tujuan
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat


mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yangakhirnya dapat
meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

3. Fungsi Keperawatan Komunitas


1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya
dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi
yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

5|Page
4. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, masyarakat, dan kelompok
khusus dalam keadaan sehat maupun sakit.
a. Individu
Individu yang dirawat inap di puskesmas/klinik maupun individu yang dirumah.
b. Keluarga
Keluarga yang teridentifikasi mempunyai atau potensial terjadinya masalah, mampu
mengenal masalah atau belum memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga kesehatan tapi belum mampu mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah.
Keluarga yang sudah mampu mengambil keputusan untuk memecahkan masalah
tetapi belum mampu merawat anggota yang sakit.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan dan termasuk diantaranya:
Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhan seperti :
- Ibu Hamil
- Bayi baru lahir
- Anak Balita
- Anak Usia sekolah
- Remaja
- Dewasa
- Usia Lanjut
Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan diantaranya :
- Penderita penyakit tidak menular seperti: DM, Jantung Koroner, Cacat Fisik, dan
Gangguan Mental.
- Penderita penyakit menular seperti: TBC, HIV AIDS, Penyakit Kelamin, dll.

6|Page
Kelompok yang beresiko terserang penyakit, diantaranya :
- Wanita tuna susila
- Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
- Kelompok pekerja khusus
Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi diantaranya:
- Panti Wherda
- Panti Asuhan
- Pusat Rehabilitasi Mental dan Fisik
- Penitipan Anak Balita
d. Masyarakat
1. Kelompok masyarakat yang terikat dalam institusi, misalnya rumah tahanan, panti
dan lokalisasi WTS
2. Kelompok masyarakat yang tidak terikat dalam institusi misalnya panti werdha,
kelompok remaja, karang taruna dan lain-lain.

B. MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS


Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang
mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. Model
praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktek (Riehl & Roy,
1980 dalam Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care System
(Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan
yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty
Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni
dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual

7|Page
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi
stresor.
Model ini menganalisa interaksi antara empat variabel yang menunjang keperawatan
komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek sosial dan kultural, serta
aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural danspiritual
pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Sehat
dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan sosial
2) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan baik
(misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara sosial,
baik ekonomi maupun interaksi sosial dengan masyarakat
4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan
5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah karena
mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang yang tidak
memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang
lain
7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan sosial sakit, tetapi mempunyai harapan
baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit medisnya
8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial

8|Page
C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Azaz Manfaat
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Azaz Autonomi
Komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif yang terbaik
yang sesuai untuk komunitas
3. Azaz Keadilan
Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas

D. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS


Falsafah keperawatan komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah tersedia, dapat diterima dan di jangkau
masyarakat
2. Melibatkan penerima pelayanan, dalam melakukan tindakan penyelesaian masalah
3. Kerjasama antara perawat dan masyarakat
4. Lingkungan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat
5. Meningkatkan dan pencegahan lebih efektif jika dilakukan secara dini
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu

E. PERAN PERAWAT KOMUNITAS


1. Pemberi pelayanan
Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan secara langsung kepada
masyarakat
2. Pendidik
Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi kesehatan kepada
masyarakat melalui promosi kesehatan
3. Pengelola
Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui pemberdayaan masyarakat itu sendiri
melalui suatu wadah kelompok kerja kesehatan

9|Page
4. Konselor
Perawat komunitas juga berperan memberikan bimbingan, arahan kepada masyarakat,
sehingga upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat diwujudkan
5. Pembela klien/advokat
Perawat komunitas dapat berperan dalam membela masyarakat dalam kegiatan pelayanan
kesehatan yang menyimpang dari norma-norma maupun kaedah kesehatan yang berlaku.
6. Peneliti
Perawat komunitas juga berperan dalam penelitian kesehatan khususnya penelitian
kesehatan masyarakat, sehingga didapatkan suatu penemuan-penemuan maupun ilmu
yang baru yang dapat menunjang terhadap status kesehatan masyarakat.
7. Pemberi pelayanan
Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan secara langsung kepada
masyarakat.
8. Pendidik
Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi kesehatan kepada
masyarakat melalui promosi kesehatan.
9. Pengelola
Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui pemberdayaan masyarakat itu sendiri
melalui suatu wadah kelompok kerja kesehatan.

F. PERBEDAAN KESEHATAN KLIEN DI RS DAN KOMUNITAS


Rumah Sakit Komunitas
a. Fokus pada pasien di RS a. Fokus pada individu, keluarga dan
komunitas (termasuk kelompok
resiko tinggi)
b. Memberikan pelayanan kesehatan b. Memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat kejadian kasus yang terdistribusi.
(episodik)
c. Bekerja pada pasien pada unit c. Bekerja pada semua kondisi sehat
tertentu. dan sakit diberbagai tatanan.

10 | P a g e
d. Bekerja pada suatu RS atau d. Bekerja dengan instansi terkait
instansi e. Berkoordinasi pelayanan dengan
e. Koordinasi keperawatan dengan berbagai tenaga dikomunitas
institusi lain f. Merencanakan dan melakukan
f. Merencanakan dan memberikan pelayanan melalui keluarga
pelayanan yang bersifat individu. g. Mendorong autonomi dan kontrol
g. Membatasi autonomi klien dengan keluarga kecuali kasus menular
lingkungan RS h. Mengobservasi berbagai faktor
h. Observasi yang terbatas pada kesehatan
interaksi keluarga dan indikator
kesehatan lain. i. Memfasilitasi dengan hubungan
i. Hubungan terbatas hanya dengan profesi lain.
profesi lain di RS.

G. PROSES PELAKSANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara
terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat
diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).

11 | P a g e
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitasdilakukan
melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai
dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

H. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Pengkajian
Pengkajian atau tahap pengonsepan adalah mengidentifikasi masalah-masalah yang
terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa wawancara, observasi dan penyebaran
kuisioner ( Stanhope M dan Jeanette, 1996).
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan
ditentukan.
Pengkajian tersebut mencakup :
a. Individu
Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai hubungan satu sama lainnya dan
mempunyai peran masing-masing. Individumempunyai pola pertahanan dan koping
dalam menghadapi suatu masalah.
b. Keluarga
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik keluarga, sosial
budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
c. Komunitas
Core = inti = komunitas

No Komponen Sumber Informasi


1. Riwayat / sejarah terjadinya Sejarah, perpustakaan
perkembangan

12 | P a g e
2. Demografi dan penduduk Sensus penduduk/rumah tangga
3. Karakteristik Lokal, kota, propinsi, negara
4. Umur dan jenis kelamin Kelurahan, kecamatan
5. Distribusi suku bangsa Kontak langsung/pribadi
6. Tipe keluarga Kontak langsung/pribadi
7. Status perkawinan Kontak langsung/pribadi
8. Vital statistik : angka kelahiran, Puskesmas
. angka kematian dan penyebabnya
9. Nilai, kepercayaan dan agama Kontak langsung/pribadi

d. Lingkungan fisik
Perbedaaan pengkajian individu dan komunitas :
SUMBER DATA
KOMPONEN
Individu Komunitas
Inspeksi Semua indra Semua indra windshield survey
berjalan melalui komunitas
Auskultasi, tanda vital Stetoskop Mendengar komunitas
Termometer Observasi iklim, batas,
Tensimeter sumber tanda kehidupan dan
kepadatan penduduk
Review Sistem Dari kepala -kaki Observasi sistem sosial,
perumahan dan bisnis
Laboratorium Darah, Rontgen, Pusat penelitian
Tes Urin dll

e. Pelayanan kesehatan dan sosial/fasilitas pelayanan kesehatan


Fasilitas didalam komunitas
Fasilitas diluar komunitas
Data yang diperlukan :
Pelayanan kesehatan
- Pelayanan, bayaran, jam pelayanan

13 | P a g e
- Sumber daya
- Karakteristik pemakai
- Statistik (jumlah kunjungan, hari, bulan, tahun)
Pelayanan sosial
- Sama dengan pelayanan kesehatan misalnya konseling, pusat belanja dan lain-
lain.

Elemen-elemen Winshield Survey


No Elemen Deskripsi
1 Perumahan dan lingkungan Bangunan ; tua, bahan, arsitek, bersatu / berpisah
daerah
2 Lingkungan terbuka Halaman depan, samping dan belakang
Luas / sempit
Kualitas : ada / tidak rumput, keadaan : bersih/
kotor
Pribadi / umum
3 Batas Ada batas daerah / jalan, sungai, atau got.
Kondisinya : bersih / kotor
4 Kebiasaan Tempat berkumpul, dengan siapa , jam berapa
5 Transportasi Cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis dan alat
transportasi
6 Pusat pelayanan Klinik, praktek pelayanan kesehatan : dikunjungi /
tidak , jaraknya : jauh / dekat
7 Toko. Warung, pusat Siapa pemiliknya, jenis apa, bagaimana
perbelanjaan mencapainya
8 Orang dijalan Siapa yang dijumpai dijalanan, Ibu/bayi , orang
pengangguran, anak sekolah, binatang liar dll
9 Tempat Ibadah Mesjid, gereja , wihara , kuil
10 Kesehatan Ada yang sakit : akut / kronis, dekat dengan tempat
pelayanan kesehatan / tidak

14 | P a g e
11 Politik Kampanye, poster dan dampaknya terhadap
kesehatan ada / tidak
12 Media TV, Majalah, koran, bagaimana mencapainya
mudah / tidak
(Anderson E.T, McFarley J : 2000)
f. Ekonomi
Indikator ekonomi dan sumber informasi (Anderson. E.T,McFarley J: 2000)
No Indikator Sumber
1 A. Karakteristik Finansial
a. Rumah Tangga
Rata-rata pendapatan
- Persentase RT dibawah miskin Sensus
- Persentase RT yang menerima Camat
pelayanan
- Persentase RT dikepalaiwanita Lurah
Biaya perbulan masing-masing
RT
2. Individu : pendapatan per-orang, Sensus, camat atau lurah
persentase yang miskin.
B. Karakteristik Pekerja
Kelompok Umum
- Persentase bekerja Sensus
- Persentase pengangguran Depnaker
- Persentase pensiunan Camat / lurah
Kelompok Khusus
- Persentase wanita dengan anak
bekerja
- Persentase pimpinan
- Persentase teknik
- Persentase petani
- Persentase pekerja lain

15 | P a g e
g. Komponen keamanan dan transportasi
Komponen :
1. Kualitas : pelayanan perlindungan
Kebakaran
Polusi
Sanitasi Limbah
Sumber :
Tata kota
Dinas kebakaran
Kantor polisi
Dinas PU
2. Kualitas air , sumber : PAM
3.Transportasi, sumber : departemen perhubungan
4. Swasta / pemerintahan
Bus
Jalan tol
Udara
Laut / kereta Api
h.Politik dan Pemerintahan
1. Pemerintahan : RT, RW, Lurah dan Camat dst
2. Kelompok Pelayanan Masyarakat : PKK, LPMK, Karang Taruna dll
3. Politik : Peran serta parpol dalam pelayanan kesehatan
4. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
i. Komunikasi
1. Komunikasi formal : koran, TVI, dan radio
2. Komunikasi informal : papan pengumuman di mesjid.
j. Pendidikan
Komponen :
1. Status pendidikan :
Tingkat Pendidikan
Tipe sekolah

16 | P a g e
Bahasa
Sumber :
Sensus
Lurah / Camat
2. Pendidikan yang tersedia dalam dan diluar komunitas
Pelayanan
Sumber
Karakteristik Pemakai
Keadequatan dapat dicapai
Sumber :
Dikbud
Kanwil
Kakandep
Ka. Sekolah
k. Rekreasi
Macam
Tempat
Bayaran
Yang menggunakan

2. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H
Maslow:
Keadaan yang mengancam kehidupan
Keadaan yang mengancam kesehatan
Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

17 | P a g e
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan komunitas akan memberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang
mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data
penunjang (S) (Mubarak, 2005).
Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya terjadi.
Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan
arah terhadap intervensi keperawatan.
Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.

Data dari hasil pengkajian dikumpulkan untuk dianalisa, dimana nantinya akan
ditemukanlah masalah keperawatan serta etiologi dari masalah tersebut. Menurut Mucke
( 2004 ), diagnosa keperawatan dibagi atas :
a. Masalah : sehat sampai sakit
b. Karakteristik Populasi
c. Karakteristik Lingkungan Nyata, Resiko dan Potensial
d. Rumusan :
Sesuai dengan diagnosa NANDA

4. Intervensi
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat menggunakan NIC (Nursing
Intervention Classification) Nursing Intervention Classification yang disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan NANDA yang telah ditetapkan, mencakup :
a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
Kriteria rumusan tujuan berfokus kepada masyarakat, jelas dan singkat, dapat diukur
dan observasi, realistik, waktu relatif dibatasi,melibatkan peran serta masyarakat.
Formulasi rumusan tujuan keperawatan itu terdiri dari :

18 | P a g e
Satuan objek / masyarakat
Perilaku masyarakat yang dapat diamati
Satuan kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat
Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Langkah- langkah dalam
merencanakan keperawatan kesehatan masyarakat:
Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan
Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
Tindakan harus bersifat realistik
Disusun secara beberurutan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan disusun berdasarkan NOC (Nursing
Outcome Classsification)
Memakai kata kerja yang tepat
Dapat dimodifikasi
Bersifat : siapa yang akan melakukan, apa yang akan dilakukan, bagaimana,
dimana, kapan, dan dapat dilakukan serta frekuensi melakukannya.

Ada 4 strategi intervensi :


a. KIM ( Komunikasi Informasi Motivasi ) keluarga binaan
b. Penyebaran informasi
- Penyuluhan
- Penyebaran leaflet
- Penyebaran pamflet
c. Pendidikan dan pelatihan
- Pelatihan / penyegaran Kader
- Supervisi Kader
19 | P a g e
d. Penggerakan massa
- Kesling : kerja bakti
- Kunjungan balita ke posyandu
- Kunjungan lansia ke posyandu
- Kampanye kesehatan

5. Implementasi keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Prinsip
dalam pelaksanaan keperawatan yaitu:
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit.
f. Memperhatikan perubahan masyarakat
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan keperawatan.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan yaitu :


a. Keterlibatan petugas non keperawatan, kader, tokoh masyarakat dalam rangka alih
peran.
b. Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan keperawatan
c. Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan yang telah
disajikan

6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah
program kerja sesuai rencana atau apakah pelayanan kesehatan memenuhi kebutuhan
masyarakat (PosaVIac and Carey, 1990)
Kegiatan yang dilakukan pada penilaian ini adalah :

20 | P a g e
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
tahap pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.

Kegunaan Penilaian :
a. Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.
b. Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang
diberikan
c. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
d. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan

Langkah langkah dalam mengevaluasi ;


a. Membuat garis besar dari masalah keperawatan komunitas.
b. Merumuskan tujuan keperawatan khusus dalam bentuk hasil yang diharapkan oleh
masyarakat.
c. Menentukan kriteria dan standar evaluasi serta sumber data.
d. Membandingkan keadaan yang nyata dengan kriteria dan standar.
e. Mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dan rencana untuk memperbaikinya.

Tujuan umum Evaluasi :


Untuk meningkatkan program dan memberikan arahan eleviator atau manejer program.

Tujuan Khusus Evaluasi :


a. Meningkatkan perencanaan program pelayanan dan hasilnya.
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas program.
c. Menentukan apakah program dapat dimulai, dilanjutkan atau dipilih alternatif lain.

21 | P a g e
d. Mengkaji upaya organisasi efektifitas , efisiensi, edukasi kesesuaian dari pelayanan
kesehatan.
e. Mencari informasi untuk keputusan pelaksanaan program.

Tipe Evaluasi :
a. Evaluasi proses
Kesesuaian dalam membantu melaksanakan kerja kelompok, berkomunikasi yang
telah disepakati dengan semua anggota atau berkomunikasi secara efektif dengan
target komunitas.
b. Evaluasi hasil
Peran serta secara keseluruhan dalam kerja kelompok, melakukan tugas yang telah
disepakati, menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan mendemonstrasikan proses
belajar dari kelompok.

22 | P a g e
BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 02 RW 02
KELURAHAN GURUN LAWEH KECAMATAN NANGGALO

Asuhan Keperawatan Komunitas di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan


Nanggalo Padang yang dilaksanakan dari tanggal 14 November 10 Desember 2016, dilakukan
melalui beberapa tahap kegiatan yaitu sebagai berikut :
1. Tahap pertama yaitu tahap persiapan melalui WinshieldSurvey yang dilaksanakan pada
tanggal 14 November 2016.
2. Tahap kedua yaitu tahap pengumpulan data kesehatan masyarakat melalui penyebaran
angket ke masing-masing keluarga di RT 01 RW 03Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan
Nanggalo Padang yang dilaksanakan dari tanggal 17 November 2016.
3. Tahap ketiga yaitu penentuan masalah kesehatan/keperawatan dan penyusunan rencana
kegiatan (tindakan keperawatan) yang disepakati di kampus pada tanggal 23 November
2016

Asuhan keperawatan yang dilakukan di wilayah RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun Laweh


Kecamatan Nanggalo Padang dilaksanakan oleh Mahasiswa Pre-Klinik Keperawatan Komunitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang bekerjasama dengan Kader, masyarakat serta
pihak-pihak terkait.

A. TAHAP PERSIAPAN
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum dilakukan asuhan
keperawatan komunitas diantaranya melakukan pengamatan secara umum
(WinshieldSurvey) tentang situasi dan keadaan wilayah di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun
Laweh Kecamatan Nanggalo Padang.
Gambaran umum dan situasi keadaan wilayah di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun
Laweh Kecamatan Nanggalo Padang didapatkan melalui data dari kelurahan dan
puskesmas, wawancara dengan tokoh masyarakat dan penduduk RT 02 RW 02, serta
observasi terhadap lingkungan untuk mengetahui faktor resiko yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang ada di wilayah RT 02 RW 02 sehingga dapat diperkirakan faktor

23 | P a g e
resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor penunjang untuk
peningkatan kesehatan masyarakat.
Hasil WinshieldSurvey diperoleh bahwa RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun Laweh
Kecamatan Nanggalo Padang terdiri dari 70 KK.Tahap pengumpulan data dimulai dengan
memperbanyak kuisioner dan selanjutnya mendistribusikan kuisioner ke rumah-rumah
penduduk. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 14 November 10 Desember 2016, dengan
jumlah responden yang didapat sebanyak 64 KK.

B. TAHAP PENGKAJIAN
Pada tahap ini mahasiswa melakukan pengamatan atau WinshieldSurvey di
lingkungan RT 02 RW 02. Kemudian dilanjutkan dengan penyebaran kuisioner yang
dilakukan pada tanggal 14 November 10 Desember 2016, dengan jumlah sampel yang
diambil sebanyak 64 KK Dilanjutkan dengan penentuan masalah dan presentasi hasil
kuesioner.

C. IDENTITAS DAN DATA SOSIAL KELUARGA


Berdasarkan data dari Kelurahan Pisang didapatkan :
a. Jumlah Penduduk RT 02 RW 02 : 70 KK
b. Jumlah KK Yang Terdata : 64 KK
c. Jumlah Penduduk : orang
d. Jumlah Ibu hamil : orang
e. Jumlah Ibu Menyusui : orang
f. Jumlah Bayi : orang
g. Jumlah Balita : orang
h. Jumlah Anak Usia Sekolah : orang
i. Jumlah Remaja : orang
j. Jumlah Dewasa : orang
k. Jumlah Lansia : orang
l. Keluarga Berencana : orang

24 | P a g e
ANALISA DATA

A. DATA IBU MENYUSUI


31.

Frekuensi Ibu Menyusui


Menyusui Tidak Menyusui

0%

100%

Diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak 100% ibu menyusui bayinya di RT 02 RW 02


kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo Padang pada tahun 2016.
32

Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif


Memberi ASI sampai 6bln tidak memberi ASI sampai 6bln

36%

64%

Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 64% ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi dan
sebanyak 36 % ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi di RT 02 RW 02 kelurahan Gurun
Laweh Kecamatan Nanggalo padang pada tahun 2016.

34

25 | P a g e
Usia Ibu Menyusui
<20 tahun 20-35 tahun >35 tahun

0%
9%

91%

Diagram diatas menunjukkan sebanyak 91% usia ibu menyusui 20-35 tahun dan sebanyak 9 %
usia ibu menyusui diatas 35 tahun di RT 02 RW 02 kelurahan Gurun Laweh Kecamatan
Nanggalo padang pada tahun 2016.

35

Usia Bayi
0-6 bulan 7 bulan-2 tahun >2 tahun

0%

36%

64%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 64% usiabayisaatini 7 bulan-2 tahundansebanyak


36% usiabayisaatini 0-6 bulan di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalopadangpadatahun 2016.

36

26 | P a g e
Frekuensi Ibu Yang Bekerja
Bekerja Tidak Bekerja

27%

73%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 73% ibubekerjadansebanyak 27% ibutidakbekerja di


RT 02 RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalopadangpadatahun 2016.

38

Keadaan Puting Susu Ibu


Menonjol Kurang Menonjol Tidak Menonjol

0%

20%

80%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 80% keadaan putting susuibu menonjol, sebanyak


20% keadaan putting susuibukurangmenonjoldansebanyak 0% keadaan putting
susuibutidakmenonjol di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalopadangpadatahun 2016.

39

27 | P a g e
Frekuensi Puting Susu Ibu Lecet
pernah tiidak pernah

45%

55%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 55% putting susuibupernahlecetdansebanyak 45%


putting susuibutidakpernahlecet di RT 02 RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo
Padangpadatahun 2016.

40

Puting Lecet Tersebut Mengganggu Ibu


Menyusukan Bayi
mengganggu tidak mengganggu

45%
55%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 55% putting lecettidakmenggangguibu yang


menyusuibayidansebanyak 45% putting lecetmenggangguibu yang menyusui bayi di RT 02 RW
02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalopadangpadatahun 2016.
41

28 | P a g e
Frekuensi Suami Mendukung Ibu
Menyusui Bayi
Mendukung Tidak Mendukung

0%

100%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 100% suamimendukungibumenyusuibayi di RT 02


RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalopadangpadatahun 2016.

42

Frekuensi Ibu Menyusukan Bayi


Setiap kali bayi membutuhkan Setiap 2 jam Kapan ibu sempat

0%
9%

91%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 91% ibumenyusukanbayisetiap kali


bayimembutuhkan, sebanyak 9% ibumenyusukanbayisetiap 2 jam dansebanyak 0%
ibumenyusukanbayikapanibusempat di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalopadangpadatahun 2016.

43

29 | P a g e
Frekuensi Bayi Disendawakan Setelah
Disusui
Ya Tidak

36%

64%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 64% bayidisendawakansetelahdisusuidansebanyak


36% bayitidakdisendawakansetelahdisusui di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalopadangpadatahun 2016.

44

Frekuensi Reaksi Bayi Setelah Disusui


Langsung tidur Masih menangis Tenang dan bermain lagi

18%

9%

73%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 73% reaksibayisetelah disusuitenangdanbermainlagi,


sebanyak 18% reaksibayisetelahdisusuilangsungtidurdansebanyak 9%
reaksibayisetelahdisusuimasihmenangis di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padangpadatahun 2016.
45.

30 | P a g e
Frekuensi Bayi Diberi Susu Tambahan
Ya Tidak

27%

73%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 73% bayitidakdiberisusutambahandansebanyak 27%


bayidiberisusutambahan di RT 02 RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo
Padangpadatahun 2016.

46

Frekuensi Pemberian Susu Tambahan


Dalam Sehari
1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali >5 kali

33%

67%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 67%bayidiberikansusutambahan 2 kali


dalamseharidansebanyak 33% bayidiberikansusutambahan 3 kali dalamsehari di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padangpadatahun 2016.

47

31 | P a g e
Frekuensi Ibu Mengetahui Apa Itu
Kolostrum
ya tidak

9%

91%

Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 91% ibu tidak mengetahui apa itu kolostrum dan
sebanyak 9% ibu mengetahui apa itu kolustrum di RT 02 RW 02 kelurahan Gurun Laweh
Kecamatan Nanggalo Padang pada tahun 2016.

48

Frekuensi Ibu Pernah Memberikan


Kolostrum Pada Bayi
ya tidak

9%

91%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 91%


ibutidakpernahmemberikankolostrumpadabayidansebanyak 9%
ibupernahmemberikankolostrumpadabayi di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padangpadatahun 2016.

50

32 | P a g e
Frekuensi Bayi Memakai Dot atau
Kompeng
Ya Tidak

27%

73%

Dari diagram diatasmenunjukkansebanyak 73% bayitidakmemakai dot


ataukompengdansebanyak 27% bayi memakai dot atau kompeng di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalopadangpadatahun 2016.

B. Data ibu hamil

Usia Saat Ibu Hamil


<20 tahun 20-35 tahun >35 tahun

0% 0%

100%

10. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 100 % usia saat ibu hamil 20 35 Tahun.
Sebanyak 0% pada usia <20 tahun. Sebanyak 0% pada usia >35 Tahun di RT 02 RW 02
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo, Padang.

33 | P a g e
Frekuensi Kehamilan Ibu
1 2 3

50% 50%

0%

11. . Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 50% ibu hamil sebanyak satu kali. Sebanyak
50% ibu hamil sebanyak tiga kali. Sebanyak 0% ibu hamil sebanyak dua kali di RT 02 RW 02
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo, Padang..

Frekuensi Ibu Melahirkan


0 1 2 3

0%

50% 50%

0%

12. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 50 % Frekuensi ibu tidak melahirkan anak.
Sebanyak 50% ibu melahirkan anak 2 kali. Sebanyak 0% ibu melahirkan anak 1 kali. Sebanyak
0% ibu melahirkan anak 3 kali di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo,
Padang.

34 | P a g e
Ibu Mengalami Keguguran
Tidak Pernah Pernah

0%

100%

13. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 100 % ibu tidak pernah mengalami keguguran.
Sebanyak 0% ibu pernah mengalami keguguran di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun Laweh
Kecamatan Nanggalo, Padang.

Frekuensi ibu Mengalami Keguguran


0 1

0%

100%

14. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 100 % ibu tidak pernah mengalami keguguran.
Sebanyak 0% ibu pernah mengalami satu kali keguguran di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun
Laweh Kecamatan Nanggalo, Padang.

35 | P a g e
Frekuensi Anak yang Hidup
0 1 2

50% 50%

0%

15. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 50% frekuensi anak yang tidak hidup. Sebanyak
50% frekuensi dua anak yang hidup di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan
Nanggalo, Padang.

Imunisasi Catin Ibu Sebelum Menikah


Pernah Tidak Pernah

0%

100%

16. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 100% ibu pernah imunisasi catin sebelum
menikah. Sebanyak 0% ibu tidak pernah imunisasi catin sebelum menikah di RT 02 RW 02
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo, Padang.

36 | P a g e
Usia Kehamilan saat ini
1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan

50% 50%

0%

17. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 50% usia kehamilan ibu 1-3 bulan. Sebanyak
50% usia kehamilan ibu 7-9 bulan. Sebanyak 0% usia kehamilan ibu 4-6 bulan di RT 02 RW 02
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo, Padang.

Jarak Kehamilan antar anak


< 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun 5 tahun

0%

100%

18. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 100% Jarak kehamilan antar anak 2-5 tahun .
Sebanyak 0% jarak kehamilan antar anak <1 tahun. Sebanyak 0% jarak kehamilan antar anak 1-2
tahun. Sebanyak 0% jarak kehamilan antar anak 5 tahun. di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun
Laweh Kecamatan Nanggalo, Padang.

37 | P a g e
Pemeriksaan Kehamilan
Ada Tidak ada

0%

100%

19. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 100% ibu melakukan pemeriksaan kehamilan.
Sebanyak 0% ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilan di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun
Laweh Kecamatan Nanggalo, Padang.

Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan


3 bulan pertama 3 bulan kedua 3 bulan ketiga
0%

50% 50%

20. Dari diagram diatas menunjukkan sebanyak 50% ibu melakukan pemeriksaan kehamilan di 3
bulan pertama. Sebanyak 50% ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilan di 3 bulan kedua.
Sebanyak 0% ibu melakukan pemeriksaan di 3 bulan ketiga di RT 02 RW 02 Kelurahan Gurun
Laweh Kecamatan Nanggalo, Padang.

38 | P a g e
tempat ibu memeriksakehamilan
posyandu rumah sakit puskesmas bidan praktek dokter dukun

0%
0%
0%

100%

22. berdasarkan diagram diatassebanyak 100% ibumemeriksakankehamilan di


puskesmas,sebanyak 0% ibumemeriksakehamilan di posyandu,sebanyak 0%
ibumemeriksakehamilan dirumahsakit,sebanyak 0% ibumemeriksakehamilan dibidan,sebanyak
0% ibumemeriksakehamilan dipraktekdokter,sebanyak 0% ibumemeriksakehamilan didukun di
RT 02 RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padang 2016.

peningkatan berat badan ibu selama


kehamilan
0-5 kg 6-10 kg

0%
0%

100%

23. berdasarkan diagram diatassebanyak 100 %


peningkatanberatbadanibuselamakehamilanadalah 6-10 kg,sebanyak 0%
peningkatanberatbadanibuselamakehamilan 0-5 kg di RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padang 2016.

39 | P a g e
pemeriksaan kadar HB ibu selama
kehamilan
ya tidak

0%

100%

24. berdasarkan diagram diatassebanyak 100%


ibutidakmelakukanpemeriksaankadarHb,sebanyak 0% ibumelakukanpemeriksaankadarHbdi RT
02 RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padang 2016.

pil penambah darah pada saat ibu hamil


(tablet Fe)
ya,diminum sesuai anjuran ya,diminum kadang-kadang
ya,tidak diminum tidak dapat
0%
0%

50% 50%

25. berdasarkan diagram diatassebanyak 38% ibutidakdapatpilpenambahdarah,sebanyak 31%


ibumendapatpilpenambahdarahdiminumsesuaianjuran,sebanyak 31%
ibumendapatpilpenambahdarahdiminumkadang-kadang,sebanyak 0%
ibumendapatpilpenambahdarahtidakdiminumdi RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padang 2016.

40 | P a g e
riwayat penyakit ibu hamil
hipertensi jantung DM lain-lain jtidak ada

0%

50% 50%

0% 0%

26. berdasarkan diagram diatassebanyak 50% ibuhamiltidakadamenderitapenyakit,sebanyak 50%


ibuhamilmenderitapenyakitjantung,sebanyak 0% ibuhamilmenderitapenyakithipertensi,sebanyak
0% ibuhamilmenderita DM di RT 02 RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padang
2016.

keluhan saat kehamilan


mual dan muntah terus menerus pusing terus menerus
kurang nafsu makan lain-lain
tidak ada
0%
0%
0%

100%

27. berdasarkan diagram diatassebanyak 100%


ibuhamiltidakadamempunyaikeluhanpadasaathamil,sebanyak 0%
ibumualdanmuntahsaathamil,sebnyak 0% ibupusingpadasaathamil,sebanyak 0%
kurangnafsumakanpadasaathamildi RT 02 RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo
Padang 2016.

41 | P a g e
penolong persalinan ibu saat kelahiran
anak sebelumnya
dukun beranak bidan dokter sendiri

0%
0%

100%

28. berdasarkan diagram diatassebanyak 100%


penolongpersalinanibudikelahirananaksebelumnyaadalahbidan, sebanyak 0%
penolongpersalinanibudikelahirananaksebelumnyaadalahdukunberanak,sebanyak 0%
penolongpersalinanibudikelahirananaksebelumnyaadalahdokter,sebanyak 0%
penolongpersalinanibudikelahirananaksebelumnyaadalahsendiridi RT 02 RW 02
kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padang 2016.

riwayat kehamilan dan persalinan yang


buruk
ya tidak

0%

100%

29. berdasarkan diagram diatassebanyak 100% ibutidakmemilikiriwayatkehamilandanpersalinan


yang buruk,sebanyak 0% ibumemilikiriwayatkehamilandanpersalinan yang burukdi RT 02 RW
02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padang 2016.

42 | P a g e
komposisi makanan ibu sehari-hari
nasi dan sayur nasi dan lauk
nasi,sayur dan lauk nasi,sayur,lauk,buah dan susu
lain-lain
0% 0%
0%

50% 50%

30. Berdasarkan diagram diatassebanyak 50% komposisimakananibusehari-


hariadalahnasi,sayurdanlauk,sebanyak 50% komposisimakananibusehari-
hariadalahnasi,sayur,lauk,buahdansusu,sebanyak 0% komposisimakananibusehari-
hariadalahnasidansayur,sebanyak 0% komposisimakananibusehari-hariadalahnasidanlaukdi RT
02 RW 02 kelurahanGurunLawehKecamatanNanggalo Padang 2016.

43 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN

BAB ini akan membahas pelaksanaan preklinik keperawatan komunitas di RW 02


Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo dari tanggal 14 November 10 Desember 2016
yang dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan.

A. TAHAP PERSIAPAN
Pelaksanaan kegiatan Preklinik Keperawatan Komunitas bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah dan membuat perencanaan penyelesaian masalah kesehatan yang
ada dikomunitas.Dalam melakukan persiapan preklinik keperawatan komunitas maka
dilakukanlah pengurusan izin pemakaian lokasi praktek dan izin lainnya di Kantor Lurah
Gurun Laweh dan Puskesmas Nanggalo.
Sebagai tahap awal untuk memulai pelaksanaan preklinik keperawatan di komunitas,
maka terdapat beberapa hal yang dilakukan yaitu:
1. Mengadakan pertemuan dengan Lurah dan Perangkat Lurah,Pimpinan Puskesmas dan
Kader puskesmas Nanggalo.
Tahap persiapan yang telah dilakukan tersebut sesuai dengan teori oleh Stanhope
(1989) yang mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan kita harus terlebih dahulu
mengetahui bagaimana keadaan lingkungan kemudian melibatkan orang-orang yang cocok
serta membuat komitmen untuk bekerjasama.Setelah lahan praktek ditinjau, mahasiswa
mulai melakukan Windshield Survey yaitu melihat secara garis besar situasi dan keadaan
wilayah RW 03 Kelurahan Gurun LawehKecamatan Nanggalodengan format kuesioner
yang telah dibuat. Hal ini dikoordinasikan dengan pihak puskesmas , lurah, dan ibu-ibu
kader.

B. TAHAP PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA


Kelompok melakukan pengkajian atau pengumpulan data ke masyarakat seperti
penyebaran angket, dan melakukan kegiatan windshield survey untuk melihat gambaran umum
keadaan komunitas di RW 02. Kelompok mengambil data dengan teknik wawancara dengan
pedoman kuesioner.

44 | P a g e
ANALISA SWOT TAHAP PENGKAJIAN
Kekuatan
Adanya partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan informasi untuk pengumpulan
data
Dukungan dari Puskesmas Nanggalo, Bapak Lurah, dan kader RW 02 Kelurahan Gurun
Laweh.
Anggota kelompok bersemangat untuk menyebarkan kuesioner pada tanggal 17
November 2016 di RW 02 Kelurahan Gurun Laweh.
Kelemahan
Kesibukan warga/jenis pekerjaan yang sebagian besar adalah pedagang dan swasta yang
bekerja pada pagi hari sehingga sebagian besarwarga ditemui pada sore hari.
Peluang
Dukungan dan kerjasama yang baik dari pihak Puskesmas, kader dan Kelurahan.
Ancaman
Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan tidak
memberikan manfaat sehingga sulit bekerja sama dan berpendapat bahwa kegiatan
sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa.
Ditemukan beberapa masalah kesehatan tapi kurang dirasakan oleh masyarakat.

C. TAHAP PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERENCANAAN


Data dan informasi tentang keadaan kesehatan di wilayah RW 02 Kelurahan Gurun Laweh
Kecamatan Nanggalo, akan dirumuskan melalui perencanaan untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut. Bersama masyarakat mahasiswa merencanakan beberapa kegiatan yang
berorientasi untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi mahasiswa dan
masyarakat, perlu adanya penyusunan rencana yang matang seperti merancang kegiatan yang
akan dilakukan kemudian sasaran untuk dilakukan intervensi serta jenis alat-alat yang
dibutuhkan. Untuk mengembangkan rencana yang strategis, perlu adanya penjelasan tentang
bagaimana bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan, adanya alat-alat serta masyarakat.
Menurut Mc. Farley dan Anderson (2002), strategi intervensi terdiri dari promosi kesehatan,

45 | P a g e
pelayanan kesehatan, kegiatan kelompok dan pemberdayaan masyarakat. Penggunaan rencana
kegiatan difokuskan pada kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitatif. Penyusunan rencana ini sesuai dengan model keperawatan komunitas
yang digunakan yaitu dengan pendekatan intervensi primer, sekunder dan rehabilitatif ( Betty
Neuman).
. Adapun rencana intervensi dari kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1. Promosi kesehatan
Penyuluhan pada ibu hamil dan menyusui
2. Kegiatan kelompok
a. Penyuluhan tentang Manfaat Kolostrum dan ASI
b. Penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan saat hamil
Untuk pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati tersebut di atas, maka diperlukan
kerjasama dengan kader kesehatan RW 02.Kader kesehatan diikut sertakan dalam setiap kegiatan
yang diadakan mahasiswa sehingga anggota kaderkesehatan mengetahui gambaran kegiatan
yang akan diangkat dikemudian hari setelah berakhirnya preklinik komunitas mahasiswa
Fakultas Keperawatan UNAND.

ANALISA SWOT TAHAP PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN


PERENCANAAN
Kekuatan
Pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana keperawatan dan Planning Of Action
(POA)
Telah terbinanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat RW 02
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo.
Dukungan dari lintas program yaitu pihak Puskesmas Nanggalo.
Kelemahan
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam penyusunan rencana tindakan.
Kesibukan warga/jenis pekerjaan yang sebagian besar adalah pedagang dan pegawai.
Peluang
Adanya kegiatan mahasiswa preklinik keperawatan komunitas

46 | P a g e
Dukungan lintas sektoral dalam pelaksanaan kegiatan dari pihak kelurahan dan
puskesmas.
Partisipasi masyarakat dan kader kesehatan.
Ancaman
Tidak ada

D. TAHAP IMPLEMENTASI
Dari perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, direncanakan kegiatan akan
dilaksanakan selama 1 minggu, dan diharapkan masyarakat dapat turut aktif dan dapat
menghasilkan implementasi yang memuaskan.
Menurut teori dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu adanya
merumuskan strategi untuk kegiatan serta bagaimana agar tindakan yang kita lakukan
mencapai suatu tujuan.Strategi yang digunakan yaitu promosi kesehatan, dan kerja
kelompok (Mc Farley, Anderson, 2002).

ANALISA SWOT TAHAP IMPLEMENTASI


Kekuatan
Kerjasama yang baik antar masyarakat untuk melaksanakan kegiatan yang sudah
direncanakan
Keterampilan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan
Adanya partisipasi dari lintas sektoral dan tenaga ahli dalam pelaksanaan kegiatan
Kelemahan
Tidak ada
Peluang
Dukungan dari lintas sektoral dan lintas program ( Kelurahan dan Puskesmas)
Adanya kesempatan-kesempatan yang mendukung pelaksanaan kegiatan seperti kegiatan
program posyandu dari puskesmas
Ancaman
Aktifitas masyarakat yang memakan waktu sampai sore hari sehingga kurang berpartisipasi
dalam kegiatan.

47 | P a g e
E. TAHAP EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan kegiatan menilai pelaksanaan intervensi dan implementasi
yang telah dilaksanakan.Untuk evaluasi singkat berupa respon verbal dan non verbal yang
dilakukan seperti pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyebaran leaflet dan diskusi.

ANALISA SWOT TAHAP EVALUASI


Kekuatan
Kemampuan mahasiswa dalam melakukan evaluasi dan memotivasi masyarakat dalam
menyusun rencana tindak lanjut

Kelemahan
Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi yang diperoleh pada setiap kegiatan sehingga
membutuhkan evaluasi lebih lanjut
Adanya sebagian masyarakat yang belum menyadari dan termotivasi sesuai dengan yang
diharapkan
Peluang
Adanya kader kesehatan RW 02 Kelurahan Gurun Laweh yang dapat melakukan evaluasi
lebih lanjut terhadap masalah yang ditemukan dan dapat melakukan rencana tindak lanjut
kegiatan yang akan didampingi oleh pihak Puskesmas Nanggalo/Pembina wilayah RW
03 Kelurahan Gurun Laweh.
Ancaman
Adanya keterbatasan waktu yang dimiliki masyarakat

F. TAHAP ANALISA MASALAH


Adapun analisa terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman pada masing-
masing masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. UNIT KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu hamil di RW 02 kelurahan Gurun
Laweh Kecamatan Nanggalo.

48 | P a g e
2. Ketidakefektifan pemberian ASI di RW 02 Kelurahan Gurun Laweh RT 02 Kelurahan
Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo.
IMPLEMENTASI
a. Penyuluhan tentang Manfaat Kolostrum dan ASI pada ibu menyusui.
b. Penyuluhan tentang Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan saat hamil
Kekuatan:
Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti kader kesehatan, serta pihak
Puskesmas
Partisipasi ibu-ibu dimana ibu-ibu cukup aktif dan antusias mengikuti penyuluhan
Kelemahan :
Masih minimnya ibu-ibu yang menghadiri kegiatan penyuluhan
Kesempatan :
Adanya ketersediaan tempat untuk melakukan kegiatan, yaitu di mushola.
Ancaman:
Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini
Kesimpulan :
Dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan dari setiap unit terdapat masalah umum yang
merupakan kelemahan dari kegiatan tersebut yaitu masalah motivasi masyarakat yang kurang
terhadap pelaksanaan kegiatan.Namun, bila dimotivasi dengan sesuatu yang menguntungkan
masyarakat dan penghargaan seperti hadiah-hadiah, masyarakat banyak yang ingin
berpartisipasi.Menurut teori Herzberg suatu pekerjaan yang menawarkan penghargaan yang
sesuai dengan hasil yang dicapai akan lebih menggairahkan di bandingkan pekerjaan yang tidak
menjanjikan penghargaan (Winardi, 2001)

49 | P a g e
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengkajian telah dilakukan pada tanggal 14 November 10 Desember 2016 terhadap 4
program yang dilaksanakan di RW 02 Kelurahan Gurun Laweh mencakup RT 02 oleh
mahasiswa Fakultas Keperawatan. Ruang lingkup pengkajian tersebut terdiri dari unit
KIA, unit anak sekolah dan remaja, unit lansia, dan unit kesehatan lingkungan.
2. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan tersebut dapat ditarik beberapa
permasalahan kesehatan komunitas di RW 02 Kelurahan Gurun Laweh RT 02, mengenai
unit KIA yaitu :
a. Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan pada ibu hamil di RW 02 Kelurahan
Gurun Laweh RT 02 mengenai kurangnya kemauan ibu memeriksakan kesehatan
saat hamil.
b. Ketidakefektifan pemberian ASI di RW 02 Kelurahan Gurun Laweh RT 02
mengenai kurangnya pengetahuan tentang kolostrum dan bagaimana kandungan
ASI yang bagus untuk bayi.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka kami dapat mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan praktek klinik keperawatan komunitas
diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait baik lintas
program dan lintas sektoral.
2. Bagi institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan) sebagai lembaga formal tempat
mahasiswa menuntut ilmu diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi
keterlibatan bimbingan.

50 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. & McFarlane,J. 2000. Community as Partner: Theory and Practice in Nursing,

3rd.ed. Philadelpia: Lippincott

Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam

Keperawatan. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. 2006. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung Seto

Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Salemba Medika

Spradly, B.M. 1985. Community Health Nursing: Conceptand Practice. Edisi 2.Boston: Little

Brown and Company

Stanhope & Lancaster. 1996. Community Health Nursing Promoting Health of Aggregate,

Families, and Individuals. St. Louis: Mosby

Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.Jakarta: EGC

51 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai