Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gunung Galunggung merupakan gunungberapi dengan ketinggian 2.167
meter di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota
tasikmalaya. Gunung Galunggung juga merupakan gunungapi aktif di
Indonesia yang banyak menarik perhatian, baik karena aktifitasnya maupun
bahaya bencana alam yang beberapa kali di timbulkan. Erupsi Gunung Berapi
yang berbahaya terutama adalah erupsi yang menyemburkan awan panas.
Khusus di wilayah Gunung Galunggung, awan panas-awan panas merupakan
bahan rempah Gunungapi dalam bentuk padat dan gas, serta sebagian meleleh
karena suhu tinggi (3000 7000 C). Awan panas terus bergerak lateral
menuruni lereng Gunung berapi sesuai pengaruh grafitasi, bergumpal-gumpal
seperti awan dengan kecepatan tinggi (600-1000 km/jam). Awan panas yang
mengndung gas lebih banyak daripada bahan padat yang di sebut sebagai
pyroclastic surge atau blast (Zulfa Chusna, 2007 : 49). Awan panas dapat
terjadi karena letusan Gunungberapi yang kemudian disebut sebagai awan
panas letusan. Terdapat juga awan panas yang muncul kibat longsoran atau
guguran dan merupakan tipe khas dari Gunungberapi (Zulfa Chusna, 2007).

Puncak Gunung Galunggung secara geografis terletak pada 10804BT, dan


7015LS. Gunungapi ini mempunyai bentuk tapal kuda, terbuka kea rah
tenggara. Dataran Tasikmalaya terletak di kaki sebelah tenggaranya. Di depan
kawah tapal kuda tersebut terdapat lebih dari 3.600 bukit kecil, terbentuk
ribuan tahun yanglalu oleh sebuah longsoran dasyat yang bersamaan dengan
terjadinya letusan. Bentuk bukit-bukit tersebut merupakan suatu penghalang
alamiah, melindungi kota Tasikmalaya dan sekitarnya dari ancaman bahaya
lahar. Dari kawah Gunung Galunggung bersumber Sungai Cikunir dan Sungai
Cibanjaran.
1.2. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan tugas akhir, namun selain itu juga untuk memperoleh informasi
mengenal kondisi dan keadaan sebaran dam atau tanggul di sepanjang Sungai
Cikunir, Sungai Cibanjaran dan mengumpulkan data sistem pola
penanggulangan bencana dan rehabilitasinya pasca letusan tahun 1982-1983.
Dan diadakannya kegiatan ini untuk mempelajari dan mengolah data yang
dikumpulkan dari penanggulangan bencana letusan Gunung Galunggung
menghadapi bencana letusan yang akan datang di Kabupaten Tasikmalaya,
Provinsi Jawa Barat.

Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang sistem


penanggulangan bencana letusan Gunung Galunggung menghadapi bencana yang
akan datang di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat . Serta keefektifan sistem
penanggulangannya.

1.3. Lokasi Dan Kesampaian Daerah

Lokasi daerah penyelidikan berdasarkan letak administratif termasuk


dalam wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa barat. Secara geografis,
daerah penyelidikan terletak pada koordinat 70 15 0 LS dan 1080 3 30 BT.
Gambar 1.1 : Peta kesampaian derah, diambil dari google map

Pada kajian ini akan dilakukan analisa pengolahan data lapangan


menuju kawah Gunung Galunggung, saluran irigasi air yang berada di kawah
Gunung Galunggung, Sungai Cikunir, Sungai Cibanjaran dan Sungai
Cimangpang. Akan dilakukan penelitian guna mengetahui dampak letusan
yang akan datang setelah letusan terakhir tahun 1983.

Daerah penyelidikan dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan


bermotor dari Bandung menuju Kabupaten Tasikmalaya dengan waktu
tempuh 4 jam perjalanan menuju pos pengamatan Gunung galunggung yang
terletak di Desa Padakembang, Kecamatan Padakembang Singaparna,
Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.

1.4. Waktu Pelaksanaan

Dalam penelitian tugas akhir waktu pelaksanaan kegiatan dimulai dari


awal Maret-pertengahan Maret, untuk melakukan pengenalan studi
kegunungapian dan perumusan masalah kegiatan tugas akhir. Dilanjutkan pada
pertengahan Maret sampai akhir April dengan pengumpulan data lapangan
yang berlokasi di Gnung galunggung di sepanjang Sungai Cibanjaran, Sungai
Cikunir dan Sungai Cimangpang. Setelah pengambilan data dari lapangan
dirasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan data yang diperlukan
dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu tahap pengolahan data yang di
diskusikan dengan pembimbing awal Mei sampai awal Januari

Tabel 1.1. Waktu Pelaksanaan

No Kegiatan Bulan (2016)


Maret April Mei Desember Januari Februari
1 Pengenalan
Studi
Kegunung
Apian
2 Pengumpulan
Data
4 Pengolahan
Data
5 Seminar Tugas
Akhir

1.5. Metodelogi Kerja


Dalam usaha melaksanakan penelitian potensi rawan bencana di daera
Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat digunakan metode kualitatif yaitu
dengan GPS Traverse, menyusuri sungai dengan target dapat menentukan titik-titik
potensi meluap lahar dari sungai ke pemukiman dari sepanjang Sungai Cikunir,
Sungai Cibanjaran dan Sungai Cimangpang.

Metode penelitian:

a. Pengenalan pembahasan penelitian


b. Perumusan masalah
c. Pengambilan dan pengamatan data
d. Pengolahan data
e. Membuat laporan.

Sebelum kegiatan lapangan dilaksanakan penulis melakukan pengurusan


perizinan kepada Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Balai
Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) serta
bimbingan dari pembimbing lapangan, dan bekal surat dari Politeknik Geologi dan
Pertambangan (AGP) untuk kelancaran pekerjaan dilapangan, kemudian dilajukan
dengan tahapan kerja sebagai berikut:

1.5.1. Pengumpulan Data Skunder


Tahap ini dilakukan sebelum penulis terjun langsung ke lapangan, meliputi
persiapan penyediaan peta dasar topografi dan pengumpulan data skunder.

1.5.2. Pengumpulan data Primer


a. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penelitian lapangan, kegiatan ini
dilakukan di lapangan dalam rangka mengidentifikasi data geomorfologi dan
data yang akan di kumpulkan yakni:
1. Kondisi kawah
2. Bangunan terowongan air di kawah Gunung Galunggung
3. Kondisi sungai
4. Kondisi bangunan penahan lahar yang sudah ada.

1.5.3 Tahap Analisis Dan Pengolahan Data

Pada tahap analisa data dilakukan diskusi antara penulis dan pembimbing
lapangan dari balai penyelidikan dan pengembangan Teknologi Kebencanaan
Geologi (BPPTKG) serta pengolahan data menggunakan data yang diperoleh di
lapangan dipadukan dengan analisis peta topografi.

1.5.4 Pembahasan Atau Evaluasi

Pembahasan atau evaluasi bertujuan untuk membandingkan data yang di peroleh


dilapangan dengan teori yang ada dalam referensi, juga menilai seberapa jauh upaya
penanggulangan bencana yang terdapat di daerah penelitian.

1.6 Peralatan Kerja


Peralatan yang di gunakan untuk kegiatan penelitian di lapangan adalah sebagai
berikut:
1. Peta Geologi Regional
2. Peta Topografi
3. GPS
4. Kamera
5. Buku lapangan
6. Kompas Geologi
7. ATK (Alat Tulis Kantor)
8. Tas lapangan
9. Laptop
10. Meteran
11. Palu Geologi

Anda mungkin juga menyukai