PENDAHULUAN
1
tersebut dan juga mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari mata air panas tersebut
seperti sebagai sumber energi, pertanian dan sebagai lokasi objek wisata. Mengetahui
hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mempelajari permasalahan mata air
panas tersebut dengan menjadikan objek studi mengenai geologi dan karakteristik panas
bumi berdasarkan mata air panas ini sebagai bahan penelitian tugas akhir.
Dengan mempelajari hasil studi geologi permukaan dan berdasarkan data geokimia
mata air panas diharapkan mampu menjelaskan karakteristik dan sistem panas bumi di
daerah penelitian. Untuk itu penelitian tugas akhir ini berjudul Studi Geologi
Permukaan dan Karakteristik Panas Bumi Berdasarkan Data Geokimia Mata Air Panas
Daerah Conggeang dan Sekitarnya , Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Terlepas dari latar belakang penelitian yang berhubungan dengan panas bumi, latar
belakang dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gelas ahli madya diploma tiga
(D-III) di Program Studi Teknik Geologi Terapan, dimana tugas akhir ini merupakan
persyaran utama menyesaikan pendidikan di kampus Politeknik Politeknik Geologi dan
Pertambangan AGP Bandung.
Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan pemetaan geologi permukaan diantaranya
dengan mempelajari tatanan geologi pada daerah penelitian berdasarkan analisis data
pengamatan geologi di lapangan dengan bantuan peta topografi, peta geologi regional,
2
dan citra satelit. Selain itu tujuan yang lebih khusus dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menjelaskan karakteristik sistem panas bumi berdasarkan studi
geokimia mata air panas dan batuan di daerah penelitian.
3
Kota Provinsi Jawa Barat. Jalur pertama dapat dilintasi dari Bandung Sumedang
Cimalaka Buahdua Conggeang dengan jarak tempuh 100 km (Gambar 1.2) dan
jalur kedua dapat dilintasi dari Bandung Sumedang Legok Conggeang dengan
jarak tempuh 83,8 km (Gambar 1.3). Daerah penelitian termuat dalam peta geologi
lembar Arjawinangun (Djuri, 1995, Edisi 2) dan lembar Bandung (Silitonga, 1973)
dengan skala 1:100.000 (Gambar 1.4) yang diterbitkan oleh Seksi Publikasi dan
Dokumentasi Pusat Penelitian dan Pengembangan (P3G). Daerah penelitian juga masuk
ke dalam peta topografi lembar Buahdua dan lembar Conggeang dengan skala 1:25.000
(Gambar 1.5) yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi dan Survei Pertanahan Nasional
(Bakosurtanal, 1994 dan Bakosurtanal, 2001).
4
Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian
5
Gambar 1.2 Rute I kesampaian daerah lokasi daerah
penelitian jalur Bandung Sumedang Cimalaka
Buahdua Conggeang.
Sumber: https://www.google.co.id/maps
Sumber: https://www.google.co.id/maps
6
a b
7
Gambar 1.5 Daerah Penelitian pada peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1 : 25.000
8
Industri rumahan diantaranya adalah industri opak, tempe, ranginang, rangining,
emping, kerupuk, dan industri kecil rumahan yang lainnya.
e. Mengadaan peta dasar dan interpretasi peta topografi pada daerah penelitian,
f. Merencakan biaya dan jadwal kegiatan, disusun berdasarkan kondisi daerah
dan kebutuhan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan lancar
dan sistematis, selain itu mempelajari kondisi sosial budaya masyarakat
setempat untuk kemudahan dan keamanan dalam melakukan kegiatan
penelitian,
9
Pada tahap ini dilakukan dua tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan geologi yang meliputi pengamatan morfologi,
singkapan, pengambilan sampel batuan, dan dokumentasi dengan tujuan
untuk mendapatkan dan mengumpulkan data sebaran litologi, data struktur
geologi, serta hubungan stratigrafi,
b. Mengambil data-data ciri fisik dan kimia mata air panas berupa temperatur,
warna, pH dan sampel batuan yang tersingkap di daerah mata air panas.
10
- Data primer,yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung di
lapangan dalam bentuk data deskripsi, sketsa, fotografi dan contoh batuan.
- Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terdahulu. Adapun data yang digunakan untuk menunjang hasil
penelitian adalah data yang di peroleh dari laporan skripsi oleh Gita Septianti
Srikan (ITB, 2010) yang berupa data nilai dari kandungan unsur-unsur kimia
dalam air panas, sehingga dapat ditentukan potensi yang diperoleh dari mata
air panas.
1. Studi literatur
2. Administrasi
3. Persiapan peralatan lapangan
4. Orientasi medan
5. Penyusunan program kerja 11
Tahap Persiapan
Penyebaran batuan
Deskripsi Batuan
Singkapan Mata air panas
aTahap Penelitian Pemetaan
Lapangan geologi Pengambilan Batuan
contoh
Air panas Batuan
Dokumentasi/fot - Singkapan
o - Kondisi bentang alam
- Dan lain-lain
Lampiran peta:
13
14