Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi sistem panas bumi yang masih aktif dapat ditunjukkan dari manifestasi
permukaan yang berupa mata air panas, fumarol, tanah beruap, kubah lumpur, dan
manifestasi permukaan lainnya.
Daerah dimana terdapat manifestasi panas bumi di permukaan biasanya merupakan
daerah yang pertama kali dicari dan dikunjungi pada tahap ekplorasi. Dari manifestasi
permukaan misalnya kemunculan mata air panas, mengindikasikan bahwa adanya suatu
sistem panas bumi yang terbentuk di bawah permukaan bumi yang diakibatkan oleh
adanya aktifitas geologi, seperti vulkanisme dan tektonisme yang kemudian
mengakibatkan air di bawah permukaan mengalami pemanasan, kemudian muncul
dipermukaan sebagai mata air panas.
Daerah penelitian ini berada di daerah Conggeang, Kabupaten Sumedang, Provinsi
Jawa Barat dan merupakan sebagian dari lokasi Gunung Tampomas yang merupakan
gunung api strato yang memiliki manifestasi permukaan diantaranya berupa mata air
panas. Untuk itu dari adanya titik panas bumi tersebut mendorong penulis ingin
mengetahui lebih lanjut, sehingga diperlukan suatu penelitian yang dilakukan secara
berkesinambungan di antaranya melakukan studi geologi dan karakteristik panas bumi
di daerah penelitian.
Mengingat lokasi penelitian yang terletak di Jawa Barat, maka asumsi yang
digunakan pada penelitian ini adalah bahwa sistem panas bumi di daerah penelitian
sama seperti sistem panas bumi lain di Jawa Barat yang dipengaruhi oleh aktivitas
vulkanisme dan pola hidrologinya akan mengikuti topografi gunung api.
Dalam mempelajari geologi dan karakteristik panas bumi di daerah penelitian,
terdapat beberapa permasalahan pokok yang akan dipecahkan diantaranya bagaimana
kondisi geologinya, bagaimana tipe air panasnya, berapa temperatur bawah permukaan,
bagaimana sistem panas bumi yang mengontrol mata air panas daerah penelitian,
sehingga dari hasil analisis geokimia ini kita dapat mengetahui karakteristik dari matair

1
tersebut dan juga mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari mata air panas tersebut
seperti sebagai sumber energi, pertanian dan sebagai lokasi objek wisata. Mengetahui
hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mempelajari permasalahan mata air
panas tersebut dengan menjadikan objek studi mengenai geologi dan karakteristik panas
bumi berdasarkan mata air panas ini sebagai bahan penelitian tugas akhir.
Dengan mempelajari hasil studi geologi permukaan dan berdasarkan data geokimia
mata air panas diharapkan mampu menjelaskan karakteristik dan sistem panas bumi di
daerah penelitian. Untuk itu penelitian tugas akhir ini berjudul Studi Geologi
Permukaan dan Karakteristik Panas Bumi Berdasarkan Data Geokimia Mata Air Panas
Daerah Conggeang dan Sekitarnya , Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Terlepas dari latar belakang penelitian yang berhubungan dengan panas bumi, latar
belakang dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gelas ahli madya diploma tiga
(D-III) di Program Studi Teknik Geologi Terapan, dimana tugas akhir ini merupakan
persyaran utama menyesaikan pendidikan di kampus Politeknik Politeknik Geologi dan
Pertambangan AGP Bandung.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan geologi permukaan
secara umum sebagai salah satu upaya untuk menyajikan informasi geologi berupa
pembuatan laporan ilmiah yang berhubungan dengan sistem panas bumi dengan
menggunakan peta skala 1: 12.500, serta melakukan suatu analisa berdasar atas data
pada daerah telitian, kemudian dibuat suatu laporan penelitian untuk melengkapi
persyaratan akademik yang sudah ditentukan oleh Program Studi Teknik Geologi
Terapan, Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP Bandung untuk memperoleh
gelar DIII (A,Md ), dengan mengaplikasikan teori yang telah didapat di perkuliahan ke
lapangan.

Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan pemetaan geologi permukaan diantaranya
dengan mempelajari tatanan geologi pada daerah penelitian berdasarkan analisis data
pengamatan geologi di lapangan dengan bantuan peta topografi, peta geologi regional,

2
dan citra satelit. Selain itu tujuan yang lebih khusus dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menjelaskan karakteristik sistem panas bumi berdasarkan studi
geokimia mata air panas dan batuan di daerah penelitian.

1.3 Batasan Masalah


Penulis membatasi pembahasan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan menyelidiki kondisi geologi dan sistem panas bumi di daerah
Conggeang dan sekitarnya, dan hanya dilakukan pada kondisi permukaan,
2. Membahas manifestasi yang terdapat pada daerah penelitian,
3. Membahas karakteristik mata air panas meliputi ciri fisik, sifat kima, tipe mata
air panas dan memperhatikan ciri-ciri batuan di sekitar mata air panas, dan
4. Mengiterpretasikan model sistem panas bumi daerah penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah menambah informasi terkait sistem
panas bumi di daerah penelitian untuk keperluan pengembangan dan pembangunan
lanjutan potensi panas bumi. Kajian panas bumi daerah penelitian bermanfaat untuk
menambah basis data sumber energi terbarukan berupa energi panas bumi di Indonesia.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu acuan atau data dasar dalam
menentukan lanjut atau tidaknya eksplorasi potensi energi panas bumi yang terdapat di
daerah penelitian.

1.5 Peneliti Terdahulu

1.6 Lokasi Daerah Penelitian


Secara andmistratif daerah penelitian berada di Kecamaan Conggeang, Kabupaten
Sumedang, Provinsi Jawa Barat, tepatnya di kaki Gunung Tampomas. Sedangkan
secara geografis berada diantara 107 59' 16" - 108 1' 59" BT dan 6 43' 11 " - 6 45'
53" LS luas daerah teliti 25 km2 (Gambar 1.1). Lokasi daerah penelitian dapat di
tempuh dengan menggunakan roda dua atau lebih dengan dua jalur lintasan dari Ibu

3
Kota Provinsi Jawa Barat. Jalur pertama dapat dilintasi dari Bandung Sumedang
Cimalaka Buahdua Conggeang dengan jarak tempuh 100 km (Gambar 1.2) dan
jalur kedua dapat dilintasi dari Bandung Sumedang Legok Conggeang dengan
jarak tempuh 83,8 km (Gambar 1.3). Daerah penelitian termuat dalam peta geologi
lembar Arjawinangun (Djuri, 1995, Edisi 2) dan lembar Bandung (Silitonga, 1973)
dengan skala 1:100.000 (Gambar 1.4) yang diterbitkan oleh Seksi Publikasi dan
Dokumentasi Pusat Penelitian dan Pengembangan (P3G). Daerah penelitian juga masuk
ke dalam peta topografi lembar Buahdua dan lembar Conggeang dengan skala 1:25.000
(Gambar 1.5) yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi dan Survei Pertanahan Nasional
(Bakosurtanal, 1994 dan Bakosurtanal, 2001).

4
Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian

5
Gambar 1.2 Rute I kesampaian daerah lokasi daerah
penelitian jalur Bandung Sumedang Cimalaka
Buahdua Conggeang.

Sumber: https://www.google.co.id/maps

Gambar 1.3 Rute II kesampaian daerah lokasi daerah


penelitian jalur Bandung Sumedang Legok
Conggeang.

Sumber: https://www.google.co.id/maps

6
a b

Gambar 1.4 (a) Peta geologi lembar


Bandung (Silitonga, 1973), (b) Peta
geologi lembar Arjawinngun(Djuri,
1995, edisi 2 dari edisi 1, 1973), skala
1 : 100.000.

7
Gambar 1.5 Daerah Penelitian pada peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1 : 25.000

1.7 Kondisi Umum Daerah Penelitian


Daerah penelitian berada di kaki Gunung Tampomas yang terletak di Kecamatan
Conggeang, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Mata pencaharian penduduk di
Kecamatan Conggeang sebagian besar sebagai petani. Dengan area pesawahan yang
sangat luas dan tingkat kesuburan tanah yang bagus, wilayah ini merupakan areal
pertanian yang produktif. Produk pertanian yang paling utama adalah padi yang
dihasilkan lahan pesawahan. Selain menghadilkan padi ada juga perkebunan yang
menghasilkan melinjo dan nilam. Selain bergerak di bidang pertanian, ada juga yang
bergerak di bidang perikanan dan peternakan seperti ternak sapi, kambing dan domba
serta ayam. Di bidang industri, ada juga yang bergerak di bidang industri khususnya
industri pengolahan makanan dan minuman dengan skala kecil atau rumah tangga.

8
Industri rumahan diantaranya adalah industri opak, tempe, ranginang, rangining,
emping, kerupuk, dan industri kecil rumahan yang lainnya.

1.8 Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian dilakukan beberaapa tahap yaitu sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
b. Tahap kerja lapangan
c. Tahap analisis dan pengolahan data
d. Tahap pelaporan
e. Tahap presentasi hasil

1.8.1 Tahap Persiapan

Pelakasanan kegiatan penelitian ini diawali dengan persiapan yang meyangkut


segala sesuatu yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Adapun pada tahap ini pekerjaan
yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Mengumpukan data sekunder dan studi literatur yang bertujuan untuk


mengetahui gambaran umum mengenai kondisi geologi yang diteliti, sehingga
dapat dilakukan studi perbandingan dengan daerah penelitian,
b. Mengurus administrasi, meliputi pengajuan proposal penelitian, pengurusan
surat izin penelitian pada tingkat provinsi sampai tingkat desa lokasi penelitian,
c. Survey lokasi, melihat kondisi umum bentang alam daerah telitian. Selain itu
penentuan basecamp selama akan dilakukannya penelitian,
d. Mempersiapan perlengkapan dan peralatan yang akan menunjang pengerjaan
lapangan,

e. Mengadaan peta dasar dan interpretasi peta topografi pada daerah penelitian,
f. Merencakan biaya dan jadwal kegiatan, disusun berdasarkan kondisi daerah
dan kebutuhan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan lancar
dan sistematis, selain itu mempelajari kondisi sosial budaya masyarakat
setempat untuk kemudahan dan keamanan dalam melakukan kegiatan
penelitian,

1.8.2 Tahap Kerja Lapangan

9
Pada tahap ini dilakukan dua tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan geologi yang meliputi pengamatan morfologi,
singkapan, pengambilan sampel batuan, dan dokumentasi dengan tujuan
untuk mendapatkan dan mengumpulkan data sebaran litologi, data struktur
geologi, serta hubungan stratigrafi,
b. Mengambil data-data ciri fisik dan kimia mata air panas berupa temperatur,
warna, pH dan sampel batuan yang tersingkap di daerah mata air panas.

Peralatan yang digunakan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:


- Peta topografi
- Peta geologi
- Kompas geologi
- Global positioning system ( GPS )
- Kamera digital
- Palu geologi
- Komparator besar butir
- Larutan HCL , kepekatan 0,1 N
- Kantong contoh batuan
- Botol plastik contoh air
- Buku catatan lapangan
- Peralatan tulis-menulis
- Termometer
- Kertas PH
- Dan peralatan tambahan lainnya.

1.8.3 Analisis dan Pengolahan Data


Pada tahap ini yaitu memindahkan data yang diperoleh di lapangan dan
menentukan posisinya pada peta, kemudian mengolah semua data secara digital dan
laboratorim. Pada tahap ini menerapkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan
kegeologian. Data yang ada terdiri atas data primer dan data sekunder, adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:

10
- Data primer,yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung di
lapangan dalam bentuk data deskripsi, sketsa, fotografi dan contoh batuan.
- Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terdahulu. Adapun data yang digunakan untuk menunjang hasil
penelitian adalah data yang di peroleh dari laporan skripsi oleh Gita Septianti
Srikan (ITB, 2010) yang berupa data nilai dari kandungan unsur-unsur kimia
dalam air panas, sehingga dapat ditentukan potensi yang diperoleh dari mata
air panas.

1.8.4 Tahap Pelaporan


Pada tahap ini dilakukan penulisan laporan yang berisikan semua hasil penelitian
yang telah dilakukan yang memuat informasi dan penjelasan mengenai tatanan geologi
dan hubungan alterasi dan kondisi manifestasi aktif terhadap sistem panas bumi di
daerah penelitian yang dilampirkan dengan peta kerangka dan lintasan geologi, peta
geomorfologi, peta geologi, dan peta manifestasi panas bumi.

1.8.5 Tahap Presentasi Hasil


Tahap ini merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian. Hasil
penelitian ini diseminarkan di Program Studi Teknik Geologi, Politeknik Geologi dan
Pertambangan AGP yang diuji oleh beberapa dosen terkait yang akan menghasilkan
laporan ilmiah tertulis mengenai hubungan tatanan geologi secara umum dan kondisi
manifestasi permukaan aktif dengan sistem panas bumi daerah penelitian. Penelitian
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagaimana tersaji dalam diagram alir (Gambar
2.1) berikut ini:

Penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagaimana tersaji dalam diagram


alir (Gambar 1.4) berikut ini:

1. Studi literatur
2. Administrasi
3. Persiapan peralatan lapangan
4. Orientasi medan
5. Penyusunan program kerja 11
Tahap Persiapan

Penyebaran batuan

Pengukuran data struktur

Deskripsi Batuan
Singkapan Mata air panas
aTahap Penelitian Pemetaan
Lapangan geologi Pengambilan Batuan
contoh
Air panas Batuan

Dokumentasi/fot - Singkapan
o - Kondisi bentang alam
- Dan lain-lain

Pemidahan data secara


1. Analisis geokimia air aplikasi digital maupun
Tahap Anaslisis 2. Analisis batuan manual secara komputerisasi
dan Pengolahan
dan menghasilkan interpretasi
Data

Penulisan informasi dan penjelasan geologi serta


kondisi panas bumi daerah penelitian

Lampiran peta:

Tahap Pelaporan Penyajian data - Peta kerangkan dan lintasan


geologi
- Peta geomorfologi
- Peta geologi
- Peta manifestasi panas bumi

STUDI GEOLOGI PERMUKAAN DAN


KARAKTERISTIK PANAS BUMI BERDASARKAN
Laporan Akhir DATA GEOKIMIA MATA AIR DI DAERAH
CONGGEANG, KABUPATEN SUMEDANG,
PROVINSI JAWA BARAT
12
Gambar

Gambar 1.6 Diagram alir metode dan tahapan penelitian

1.9 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam tugas akhir (TA) ini terbagi menjadi empat bab yang
dimulai dari Bab I. Pendahulan dan diakhiri dengan Bab . Penutup. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut :
- Bab I, merupakan pendahuluan. Pada bab ini memuat latar belakang,
permasalahan yang diangkat, pembatasan masalah, tujuan yang ingin dicapai,
metode penelitian, serta sistematika penulisan.
- Bab II, merupangan tinjau pustaka. Pada bab ini membahas tentang gambaran
umum atau geologi regiaonal yang di yang berhubungan dengan geologi daerah
penelitian
- Bab III, merupakan teori penunjang. Pada bab ini mengulas tentang materi
penunjang dan berisi kajian literatur mengenai materi dasar yang terkait dengan
energi panas bumi.
- Bab IV, membahasan tentang geologi daerah penelitian. Pada bab ini berisi
tentang kondisi bentang alam, pola alran sungai, stratigrafi, strusktur geologi dan
hidrologi daerah penelitian.
- Bab V,membahas tentang manifestasi panas bumi dan analisis geokimia mata air
panas daerah penelitian. Pada bab ini berisi tentang ciri fisik manifestasi panas
bumi yang tersingkap di permukaan dan berisikan tentang hasil analisis geokimia
mata air panas.
- Bab
-
- analisis model matematika dari optimasi konversi energi panas bumi ke energi
listrik baik secara teknik maupun secara ekonomi pada teknologi sirkulasi air
terbuka (open water circulation).
- Bab IV merupakan bab penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang
merupakan hasil yang telah didapatkan.

13
14

Anda mungkin juga menyukai