Anda di halaman 1dari 7

ANTENA DAN PROPAGASI

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP CIRCULAR 2 ARRAY


FREKUENSI 2,3 GHz UNTUK LAYANAN WIMAX

Disusun oleh :
TEGUH WAHYU DIANTO
14101032

S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2017
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP CIRCULAR 2 ARRAY FREKUENSI 2,3 GHz UNTUK
LAYANAN WIMAX
Design Microstrip Antenna Circular Frequency 2,3 GHz for WIMAX Services

Teguh Wahyu Dianto[1], Sigit Pramono[2]


Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
14101032@st3telkom.ac.id[1], Sigit@st3telkom.ac.id[2]
Abstrak antena merupakan perangkat yang sangat penting dalam sistem komunikasi nirkabel. Seiring dengan
kemajuan teknologi dan berkembangnya teknologi telekomunikasi menyebabkan penggunaan antena semakin
dibutuhkan. Antena mikrostrip menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan antena tersebut, pada jurnal ini akan
dirancang antena mikrostrip yang bekerja pada frekuensi 2,3 GHz untuk layanan Wimax. Rancangan antena
dirancang dengan bentuk patch antena mikrostrip circular, menggunakan bahan substrat FR-4 yang memiliki
konstanta dielektrik sebesar 4.4. Berdasarkan hasil pengujian antena diperoleh nilai VSWR sebesar 1.4802,
Return loss sebesar -14.262 dB, gain antena sebesar 5.831 dB, bandwidth 49.1 MHz, dan beamwidth dengan
sudut phi = 110 dan sudut theta = 85.9 pada frekeuensi 2.3 MHz. Simulasi perancangan antena dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak CST Design Environment.
Kata Kunci : Antena Mikrostrip, Wimax, Circular, 2 Array.
Abstract - Antenna is a important device in wireless communication system. Along with technological advances
and development of telecommunication technology causes the use of antennas increasingly needed. Microstrip
antenna is the solution to meet the antenna requirement. In this journal we will design microstrip antenna
working on 2300 MHz frequency for Wimax service, using FR-4 substrate material that having dielectric
constant is 4.4. Based on antenna results obtained VSWR 1.4802, Return loss -14.262 dB, gain 5.831dB,
bandwidth 49.1MHz, and beamwidth with 110 for phi and 85.9 for theta at frequency 2.3 GHz. Simulation of
antenna design using CST Design Environment software.
Key Word : Microstrip antenna, Wimax, Circular, 2 Array.

I. PENDAHULUAN [4]. Mengingat pentingnya peranan antena pada


Teknologi telekomunikasi dengan media kabel komunikasi wireless, maka pada penelitian ini akan
(wireline) yang kini telah mulai ditinggalkan dan dirancang dan disimulasikan sebuah antena yang
berganti dengan teknologi tanpa kabel (wireless) mampu bekerja pada frekuensi Wimax yaitu pada
yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media frekuensi 2,3 GHz. Penelitian ini membahas
transmisinya. Antena mikrostrip dengan patch mengenai pembuatan design dan simulasi antena
circular akan lebih mudah dimodifikasi untuk yang bekerja pada frekuensi 2,3 GHz dengan tipe
menghasilkan jarak nilai impedansi, pola radiasi, antenna mikrostrip 2 array patch circular.
dan frekuensi kerja [1]. Untuk menganalisis antena Perancangan antena dilengkapi dengan teknik e-
mikrostrip patch circular dapat menggunakan shaped (penambahan slot), tekik tersebut
banyak metode, termasuk diantaranya dengan dihgunakan untuk mengoptimalkan performasi dari
menggunakan model rongga (cavity model) [2]. antena yang dirancang agar sesuai dengan
Beberapa keuntungan pemakaian utama antena spesifikasi yang telah ditentukan. Software yang
mikrostrip adalah memiliki beban ringan dan bentuk digunakan pada proses perancangan dan simulasinya
yang kecil, biaya fabrikasi rendah maka dapat menggunakan software CST Studio 2012.
diproduksi dalam jumlah yang banyak, mendukung Masalah penelitian yang dikaji adalah bagaimana
adanya linear serta polarisasi sirkular, mampu cara merancang dan merealisasikan antena
beroperasi pada dua atau tiga frekuensi kerja, mikrostrip patch circular 2 array pada frekuensi 2,3
mekanik kuat ketika dipasang pada permukaan kaku GHz untuk aplikasi Wimax dan menguji hasil
[3]. rancangan pada software CST Studio 2012 untuk
Di masa mendatang dapat diperkirakan teknologi melihat hubungan antar parameter antena terhadap
tersebut akan mendapatkan perhatian khusus, karena unjuk kerja antena dan membandingkan serta
layanan data akan lebih dibutuhkan dari pada menganalisa perbandingan hasil pengukuran tiap
layanan suara. Tentu saja teknologi telekomunikasi parameter dari hasil pengukuran simulasi dan
yang dibutuhkan harus mampu menjamin kecepatan pengukuran perangkat. Makalah ini disusun sebagai
transfer data yang tinggi dan QOS yang reliable. berikut : BAB I menjelaskan pendahuluan, BAB II
Satu teknologi telekomunikasi yang saat ini paling menjelaskan metode penelitian, BAB III
banyak dikembangkan adalah Wimax. menjelaskan hasil penelitian. BAB IV menjelaskan
Wimax merupakan singkatan dari Worldwide pembahasan penelitian, BAB V menjelaskan
Interoperability for Microwave Access, merupakan kesimpulan dan saran.
teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband
wireless access atau disingkat BWA) yang memiliki II. METODE PENELITIAN
kecepatan akses tinggi dengan jangkauan yang luas 2.1 Perancangan Antena
Pada penelitin ini akan dilakukan perancangan Tabel 2. Hasil Perhitungan Dimensi Antena
antena mikrostrip patch circular 2 array untuk Komponen Simbol Dimensi
layanan Wimax yang berkerja pada frekuensi 2,3 Komponen (mm)
GHz. Ada beberapa tahapan dalam perancangan Jari-Jari Patch a 18,228
antena ini, diantaranya adalah penentuan frekuensi Tebal Patch TP 0,035
kerja antena, penentuan frekuensi substrat yang akan Lebar Stripline LStrip 3,0577
digunakan serta penentuan dimensi antena. Pada Panjang Stripline PStrip 15,5214
perancangan antena ini dibuat dengan menggunakan Panjang Ground LG 18,2376
perangkat lunak CST Design Environment. Plane
Lebar Ground WG 28,6421
2.2 Perancangan Dimensi Antena Plane
Jenis substrat yang digunakan dalam Tebal Substract TS 1,6
perancangan antena ini adalah FR-4 dengan
Jarak Patch
karakteristik bahan sebagai berikut :
dengan tepi Wg 4.5
substract
Tabel 1. Karakteristik Material FR-4
Keterangan Nilai Jarak Antar D 6,52
Antena
r 4.4
0.008
r Mendekati 1 (udara) 2.3 Parameter Antena
Tebal Patch 0.035 mm 2.3.1 Frekuensi Resonansi
Tebal Substrat 1.6 mm Frekuensi resonansi merupakan frekuensi kerja
Impedansi 50 dari suatu antena. Rentang frekuensi kerja suatu
antena dapat dilihat dari grafik VSWR dan grafik
Dengan frekuensi tengah sebesar 2,3 GHz return loss. Rentang frekuensi dari suatu antena
dengan tebal substart 1.6 mm dan konstanta dapat diketahui dari grafik VSWR-nya, yaitu ketika
dielektiknya adalah 4.4 maka didapatkan VSWR lebih kecil atau sama dengan 2. Sedangkan
8,794 109 bila menggunakan grafik return loss rentang
F= frekuensi kerja dari suatu antena dapat dilihat ketika
F nilai return loss nya bernilai lebih kecil atau sama
Perhitungan dimensi jari-jari Patch. dengan -9.54 dB.
F
a= 2.3.2 Bandwidth
2h F
{1 + [ln ( ) + 1,7726]}1/2 Bandwidth atau lebar pita frekuensi suatu antena
r. F 2h
didefinisikan sebagai besar rentang frekuensi kerja
Menentukan B dari nilai impedansi 50 dari suatu antena, dimana kinerja antena yang
berhubungan dengan beberapa karkteristik (seperti
60 2 60 2
B= = = 5,6405 impedansi masukan, pola, beamwidth, polarisasi,
0r 50 4,4 gain, efisiensi, VSWR, return loss) memenuhi
spesifikasi standar. Nilai bandwidth dapat diketahui
Menentukan Lebar Saluran Pencatu. apabila nilai frekuensi bawah dan frekuensi atas dari
21,6 suatu antena sudah diketahui.
= { 1 ln(2 1)}

1 0,61
+ [ln( 1) + 0,39 ]
2
Menghitung Panjang Saluran Pencatu
C
0 =
F
0 Gambar 1. Rentag Frekuensi Yang Menjadi
d =
4,4
Bandwidth [5]
1 Bandwidth antena biasanya ditulis dalam bentuk
Lt = d
4 presentase karena bersifat relatif lebih konstan
Menentukan dimensi minimum Ground plane terhadap frekuensi. salah satu jenis bandwidth
LG = 6 h + R adalah impedance bandwidth, yaitu rentang
frekuensi dimana patch antena berada pada keadaan
WG = 6 h + R
2 matching dengan saluran pencatu, hal ini terjadi
Jarak Antar Elemen
C
karena impedansi dari elemen antena bervariasi
D = nilainya tergantung dari nilai frekuensi. Nilai
2 x Fc
matching ini dapat dilihat dari return loss dan
VSWR. Nilai return loss yang masih dianggap baik Dengan penggunaan software simulator tersebut
adalah kurangdari -9.54 dB dan nilai VSWR yang dapat dilakukan simulasi antena yang menampilkan
baik yaitu kurang dari 2.[5] parameter-parameter antena dari hasil rancangan
antena tersebut, parameter yang dihasilkan
2.3.3 VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) diantaranya parameter VSWR, Return Loss, Gain,
VSWR adalah perbandingan antara amplitudo Bandwidth, Beamwidth, pola radisasi, polarisasi dan
gelombang berdiri (standing wave) maximum lain sebagainya. Apabila parameter yang diperoleh
(|V|MAX) dengan minimum (|V|MIN) . Pada saluran tidak sesuai dengan batas parameter yang
transmisi terdapat dua komponen gelombang diperbolehkan seperti nilai VSWR yang 2, return
tegangan yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+) dan loss yang > -9.54 dB, maka dapat dilakukan
tegangan yang di refleksikan (V0*). Perbandingan optimasi antena dengan cara mengubah dimensi dari
antara tegangan yang di refleksikan dengan tegangan patch design antena. Optimasi dilakukan dengan
yang dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi persamaan :
tegangan ()
2 = 1 1 [8]
Koefisien refleksi tegangan () memiliki nilai 0

kompleks, yang merepresentasikan besarnya Dimana :


magnitudo dan fasa dari refleksi. Kondisi yang 1 = Jari jari antena sebelum di optimasi
paling baik adalah ketika nilai VSWR bernilai 1 2 = Jari jari antena setelah di optimasi
(S=1) yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran 1 = Frekuensi terbaik hasil pengukuran parameter
dalam keadaan matching sempurna. Namun kondisi 0 = Frekuensi kerja antena
ini pada praktiknya sulit didapatkan oleh karena itu
nilai standar VSWR yang diijikna untuk pabrikasi 2.5 Desain Antena Patch Circular
antena adalah 2.[6] Antena dibuat dengan menggunakan metode
linear array yang terdiri dari dua elemen patch
2.3.4 Return loss berbentuk circular dengan impedansi sebesar 50 ,
Return loss merupakan koefisien refleksi dalam pada gambar 2. Menampilkan rancangan antena
bentuk logaritmik yang menunjukan daya yang yang akan dibuat dengan frekuensi 2300 MHz.
hilang karena antena dan saluran transmisi tidak
matching. Return loss dapat terjadi akibat adanya
diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan
impedansi masukan beban (antena). Sehingga tidak
semua daya diradiasikan melainkan ada yang
dipantulkan balik. Nilai VSWR yang baik pada
suatu antena adalah kurang dari samadengan 2,
sehingga nilai return loss yang baik adalah sebesar
lebih kecil atau kurang dari sama dengan -9.54 dB.
Maka dari itulah frekuensi kerja dari antena yang Gambar 2. Desain Antena Patch circular
baik apabila return loss-nya bernilai -9.54 dB.[6] Tabel 3.Nilai Standar Uji Yang Diharapkan
Parameter Nilai
2.3.5 Gain Frekuensi Center 2,3 GHz
Gain antena atau penguatan adalah perbandingan Return Loss -10 dB
antara intensitas radiasi dari suatu antena pada suatu VSWR 2 dB
arah utama dengan intensitas radiasi dari antena Gain 2 dB
isotropik yang menggunakan sumber daya masukan Beamwidth Phi = 90
yang sama satuan yang digunakan untuk gain,
adalah besar suatu gain antena yang merupakan III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
besaran relatif terhadap acuan gain antena yang Pada tahap ini menampilkan hasil parameter
mudah dihitung. [7] antena dari simulasi antena yang telah dilakukan
menggunakan software CST. Parameter yang
2.3.6 Beamwidth diamati dari hasil pengujian antena adalah Return
Beamwidth didefinisikan sebagai lebar berkas Loss, VSWR, Gain, Bandwidth, dan Beamwidth
pancaran sinyal antena. Lebar berkas pancaran antena.
sinyal merupakan besar sudut yang dibatasi daya Pada pengujian ini dilakukan dua simulasi
atau 3 dB atau 0,701 medan maksimum pada rancangan antena, simulasi pertama merupakan hasil
Mainlobe. Beamwidth memiliki nilai sudut yang dari pengujian antena line array patch circular yang
dismbolkan dalam derajat atau degre.[8] sesuai dengan rancangan awal, sedangkan pada
pengujian kedua merupakan hasil optimasi dari
2.4 Perancangan Secara Simulasi rancangan antena sebelumnya.
Pada tahap ini dilakukan perancangan antena
menggunakan software CST Design Environment.
d. Bandwidth

Gambar 3. Desain Antena Array Patch Circular


Pada gambar 3, merupakan rancangan awal Gambar 7. Parameter Bandwidth
antena linear array patch circular, dan berikut Pada hasil pengukuran parameter Bandwidth
parameter yang dihasilkan : yang ditampilkan pada gambar 7 diperoleh nilai
a. Return Loss bandwidth sebesar 55.1 MHz atau 22.65 %.
e. Beamwidth

Gambar 4. Parameter Return Loss


Berdasarkan hasil pengujian parameter return
loss yang ditampilkan pada gambar 4 diperoleh Gambar 8. Parameter Beamwidth
frekuensi kerja antena dari frekuensi 2.2271 GHz Pada hasil pengukuran parameter beamwidth
dengan nilai return loss sebesar -10.011dB hingga yang ditampilkan pada gambar 8 diperoleh nilai nilai
frekuensi 2.2751 dengan nilai return loss -10.039 beamwidth pada sudut = 107.8 dan sudut =
dB. Nilai return loss terbaik berada pada frekuensi 85.8.
2.251 GHz dengan nilai return loss dan -6,0249 dB. Pada tabel 3, menampilkan parameter yang
b. VSWR diperoleh dari proses simulasi antena perancangan
awal.
Tabel 4.Parameter Hasil Simulasi
Parameter Nilai
Return Loss -6.0249
VSWR 1.4614
Gain 5.806 dB
Bandwidth 55.1 MHz
Beamwidth 107.8, 85.8
Berdasarkan parameter yang dihasilkan seperti
Gambar 5. Parameter VSWR yang ditampilkan pada tabel 4, dapat diketahui
Pada hasil pengujian parameter VSWR yang bahwa nilai parameter Return loss, VSWR, gain,
ditampilkan pada gambar 5 diperoleh nilai VSWR bandwidth, dan beamwidth pada frekuensi 2.3 GHz
terbaik sebesar 1.4614 pada frekuensi 2.252 GHz. belum sesuai dengan standard yang diperbolehkan
c. Gain yaitu -9.54 dB untuk return loss, 2 untuk
VSWR, 2 dB untuk gain, dan 90 untuk nilai phi
pada beamwidth . Hasil pengukuran terbaik berada
pada frekuensi 2.252 GHz.
Untuk medapatkan hasil yang lebih baik perlu
dilakukan optimasi dengan mengubah ukuran jari-
jari patch antena. Berdasarka hasil optimasi ukuran
jari-jari antena diharapkan parameter yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan untuk frekuensi 2.3 GHz. Optimasi jari-
jari patch antena dari yang sebelumya bernilai
Gambar 6. Parameter Gain 18.228 diubah menjadi 17.83. Dalam menentukan
Pada hasil pengujian parameter gain yang di nilai jari-jari ini telah menggunakan rumus tertentu.
tampilkan pada gambar 6 diperoleh nilai sebesar Diperlukan beberapa percobaan dengan nilai
5.806 dB pada frekuensi 2.3 GHz. dimensi yang berdekatan dengan agar mendapatkan
hasil optimasi yang terbaik. Gambar 9 menunjukan Berdasarkan hasil pengujian parameter gain yang
design antena yang telah di optimasi. ditampilkan pada gambar 12 diperoleh nilai sebesar
sebesar 5.831 dB pada frekuensi 2.3 GHz.
d. Bandwidth

Gambar 9. Desain Antena Array Patch Circular Gambar 13. Parameter Bandwidth Setelah Optimasi
Yang Telah Dioptimasi Berdasarkan hasil pengujian parameter
Berikut merupakan parameter yang dihasilkan bandwidth yang ditampilkan pada gambar 13
setelah dilakukan optimasi pada patch antena : diperoleh nilai bandwidth 49.3 MHz atau 21.43 %.
a. Return Loss e. Beamwidth

Gambar 10. Parameter Return Loss Setelah Optimasi


Berdasarkan hasil pengujian parameter return Gambar 14. Parameter Beamwidth Setelah
loss yang ditampilkan pada gambar 4 diperoleh Optimasi
frekuensi kerja antena dari frekuensi 2.2756 GHz Berdasarkan hasil pengujian parameter
dengan nilai return loss sebesar -10.006 dB hingga beamwidth yang ditampilkan pada gambar 14
frekuensi 2.3249 GHz dengan nilai return loss - diperoleh nilai beamwidth dengan sudut phi = 110
10.016 dB. Nilai return loss terbaik berada pada dan sudut theta = 85.9 .
frekuensi 2.3 GHz dengan nilai return loss dan - Tabel 5. Perbandingan Nilai Parameter Sebelum Dan
14.262 dB. Sesudah Dioptimasi
b. VSWR Parameter Nilai
Return Loss -14.262 dB
VSWR 1.4802
Gain 5.831 dBi
Bandwidth 49.3 MHz
Beamwidth 110, 85.9
Berdasarkan perbandingan hasil pengujian yang
ditampilkan pada tabel 5 dapat diketahui bahwa
dilakukannya optimasi antena dengan memperkecil
Gambar 11. Parameter VSWR Setelah Optimasi dimensi (jari-jari) patch antena dapat memperbaiki
Berdasarkan hasil pengujian parameter VSWR nilai parameter yang dihasilkan. Pada pengujian ini
yang ditampilkan pada gambar 11 diperoleh nilai hasil optimasi membuat nilai return loss dan VSWR
VSWR terbaik sebesar 1.4802 pada frekuensi kerja semakin mengecil. Nilai gain, bandwidth, dan
2.3 GHz. beamwidth yang dihasilkan setelah di lakukan
c. Gain optimasi semakin membesar. Setelah dilakukan
optimasi semua parameter yang dihasilkan sudah
sesuai dengan standar yang ada.

IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan perancangan dan simulasi
antena mikrostrip patch circular 2 array frekuensi
2.3 GHz untuk layanan Wimax, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
Gambar 12. Parameter Gain Setelah Optimasi
1. Frekuensi kerja antena pada VSWR 2 pada
frekuensi 2.2756 GHz sampai dengan 2.3249
GHz memiliki bandwidth sebesar 49.3 MHz atau
21.43%.
2. Pada nilai VSWR 2 diperoleh VSWR terbaik
1.4802 dan return loss terbaik -14.262 pada
frekuensi 2.3 GHz.
3. Beamwidth antena memiliki nilai = 110 dan
= 85.9.
4. Gain terbaik dari antena diperoleh nilai 5.831
dB.

B. SARAN
1. Untuk memperbesar gain dan bandwidth dari
antena yang dibuat sebaiknya rancangan antena
mikrostrip dibuat array.
2. Jika ingin memperoleh antena mikrostrip yang
baik maka dapat bahan dielektrik dapat diganti
dengan bahan lain yang memiliki konstanta
dielektrik lebih rendah seperti duroid (r = 2.2)
atau teflon (r = 2.08).
3. Optimasi akan membuat semua parameter antena
menjadi lebih baik.
4. Ketika melakukan optimasi gunakan beberapa
angka yang berdekatan agar mendapatkan hasil
optimasi yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alaydrus, Mudrik. Antena Prinsip dan


Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Cetakan
pertama 2011.
[2] Neronzie Julardi, Ali Hanafiah Rambe Rancang
Bangun Antena Mikrostrip Patch Circular (2,45
Ghz) Dengan Teknik Planar Array Sebagai
Penguat Sinyal Wi-Fi, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara (USU).2013.
[3] Hanief Tegar Pambudhi 1, Darjat2, Ajub Ajulian
Z , Perancangan dan Analisis Antena Mikrostrip
dengan
[4] Anonymous, "Pengertian dan Prinsip Kerja
WiMAX," 7 Juli 2013. [Online]. Available:
http://www.catatanteknisi.com/2013/07/pengertia
n-wimax-prinsip-kerja-wimax.html. [Accessed 2
Juni 2017].
[5] H. Hilman, Designing Triple-Band Microstrip
Antenna That Operate at WiMAX Frequencies,
2007.
[6] I. Ang, Triple-Band Slot Antenna With Spiral
EBG Feed, IEEE International Workshop on
Antenna Technology, 2005.
[7] Anonymous, "Chapter II_4.pdf," [Online].
Available:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5
3026/3/Chapter%20II.pdf. [Accessed 14 March
2017].
[8] S. Sigit Pramono, Konsep Dasar Antena,
Purwokerto, 2017.

Anda mungkin juga menyukai