Anda di halaman 1dari 36

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL JARAK AMAN

PEMARKIRAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN


MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana Teknik
Fakultas Teknik Universitas Teknologi Nusantara

Disusun oleh :
NAMA :
NIM :

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEKNOLOGI NUSANTARA
2016
ABSTRAK

Pengemudi mobil seringkali mengalami kesulitan untuk memparkir mobilnya


di lokasi sempit, disebabkan lahan parkir yang semakin berkurang. Tidak sedikit
pengemudi yang menabrak tiang listrik atau menggores tembok ketika memundurkan
mobilnya. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merancang sistem kontrol jarak
aman pemarkiran mobil.
Sistem alat ini menggunakan mikrokontroler ATMEGA 8535 sebagai
pengendali utamanya. Sebagai input digunakan modul sensor ultrasonik SRF-04 yang
terdiri TX (transmitter) dan RX (receiver). Sebagai output digunakan sebuah LCD
(Liquid Crystal Display) untuk menampilkan jarak dan buzzer.
Hasil yang didapat dari pembuatan prototipe ini berbasis mikrokontroler
ATMEGA 8535 adalah alat tersebut dapat digunakan untuk mengukur jarak parkir.
Mikrokontroler ATMEGA 8535 berfungsi sebagai pengendali utama pada pemrosesan
data jarak parkir yang dihasilkan dari sensor ultrasonik. Penggunaan modul sensor
ultrasonik SRF-04 dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk
berusaha mengatasi masalah yang timbul di sekitarnya dan meringankan pekerjaan
yang sudah ada. Penggunaan mikrokontroler sangat luas, tidak hanya untuk akuisi
data melainkan juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik, kebutuhan peralatan kantor,
peralatan rumah tangga, automobile, dan sebagainya. Hal ini disebabkan
mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor (yang didalamnya terdapat CPU,
ROM, RAM dan I/O) yang terpadu pada satu keping, selain itu komponennya
(ATMega8535) murah dan mudah didapat di pasaran. Penulis merasa bahwa
perkembangan mikrokontroler perlu diketahui oleh semua orang yang berkeinginan
masuk dalam dunia elektronika. Dalam kesempatan ini penulis mencoba membuat
suatu alat menggunakan mikrokontroler ATMega8535.
Memarkir adalah menghentikan atau menaruh kendaraan bermotor untuk
beberapa saat ditempat yang telah disediakan. Parkir biasanya dibedakan berdasarkan
jenis kendaraan, misalnya parkir mobil untuk kendaraan roda empat atau lebih,
membutuhkan lahan parkir yang besar dari pada lahan parkir roda dua. Memarkirkan
kendaraan roda empat cenderung lebih sulit dibandingkan kendaraan roda dua. Selain
membutuhkan tempat parkir yang besar, pemarkir kendaraan harus lebih hati-hati
melihat sisi-sisi badan mobil ketika diparkir.
Pada tugas akhir ini, penulis akan membuat rancang bangun sistem kontrol
jarak aman untuk pemarkiran mobil otomatis menggunakan mikrokontroler Atmega
8535.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dan pembuatan Tugas Akhir atau Proyek Akhir ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat pada program studi sarjana strata 1 (S1) pada
jurusan teknik elektro.
2. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan di
Universitas Teknologi Nusantara ke dalam bentuk nyata.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah membuat rancang bangun sistem
kontrol jarak aman untuk pemarkiran mobil otomatis menggunakan mikrokontroler
atmega8535.

1.4 Alasan Memilih Judul


Dalam pembuatan tugas akhir penulisan mengambil judul rancang bangun
sistem kontrol jarak aman untuk pemarkiran mobil otomatis menggunakan
mikrokontroler Atmega 8535 , Dimana alat ini diharapkan mampu untuk mengukur
jarak aman untuk pemarkiran mobil.

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk membuat rancang bangun
sistem kontrol jarak aman untuk pemarkiran mobil otomatis menggunakan
mikrokontroler Atmega 8535
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan laporan tugas akhir ini,
maka penulis menyusun beberapa bab dan subab dalam sistemmatika berikut:

LEMBAR AWAL
Terdiri dari kata pengantar, lembar pengesahan, abstrak, daftar isi, daftar
gambar dan daftar tabel.

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Perumusan
Masalah, Pembatasan Masalah, Metodelogi Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini mengemukakan teori-teori pendukung dalam perancangan pembuatan
alat.

BAB III PERANCANGAN ALAT


Bab ini membahas tentang perancangan alat, seperti perancangan rangkaian
lengkap pada rancang bangun pengaman rumah
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
Bab ini membahas tentang data hasil perhitungan, pengukuran analisa, cara
kerja dan cara menggunakan alat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan alat yang
di buat pada proyek tugas akhir ini

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Prinsip kerja sensor ultrasonik


Sensor Ultrasonik dapat berfungsi sebagai pemancar maupun penerima
gelombang ultrasonik. Sensor yang ada di pasaran berbentuk silinder dengan warna
silver. Satu paket sensor ultrasonik terdiri dari 2 sensor. Dikemas dalam satu board.
Satu sensor sebagai pemancar dan satu sensor lagi sebagai penerima.

Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik


Struktur unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal
piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan
diafragma penggetar. Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 40KHz
400KHz diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan
berkontraksi (mengikat), mengembang atau menyusut terhadap polaritas tegangan
yang diberikan dan ini disebut dengan efek piezoelectric. Kontraksi yang terjadi
diteruskan ke diafragma penggetar sehingga terjadi gelombang ultrasonik yang
dipancarkan ke udara (tempat sekitarnya). Pantulan gelombang ultrasonik akan terjadi
bila ada objek tertentu dan pantulan gelombang ultrasonik akan diterima kembali oleh
unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan menyebabkan diafragma
penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan sebuah tegangan bolak-
balik dengan frekuensi yang sama. Untuk lebih jelas tentang prinsip kerja dari sensor
ultrasonik dapat dilihat prinsip dari sensor ultrasonic pada gambar 2.2 berikut :

Besar amplitudo sinyal elekrik yang dihasilkan unit sensor penerima


tergantung dari jauh dekatnya objek yang dideteksi serta kualitas dari sensor
pemancar dan sensor penerima. Proses sensoring yang dilakukan pada sensor ini
menggunakan metode pantulan untuk menghitung jarak antara sensor dengan obyek
sasaran. Jarak antara sensor tersebut dihitung dengan cara mengalikan setengah waktu
yang digunakan oleh sinyal ultrasonik dalam perjalanannya dari rangkaian pengirim
sampai diterima oleh rangkaian penerima, dengan kecepatan rambat dari sinyal
ultrasonik tersebut pada media rambat yang digunakannya, yaitu udara. Prinsip
pantulan dari sensor ulrasonik ini dapat dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut :
2.2 Sensor Ultrasonik SRF04
Ada beberapa macam sensor ultrasonik. Tipe SRF04 salah satunya, yang
digunakan pada penelitian ini. Kemampuan (range) ukur jarak antara 3 cm sd 300 cm.

Gambar 2.4 Sensor Ultrasonik SRF 04

Berikut keterangannya :
- Pin Trig : sebagai pin atau kaki untuk memicu (mentrigger) pemancaran
gelombang ultrasonik.
- Pin Echo : sebagai pin/kaki untuk mendeteksi ultrasonik, apakah sudah
diterima atau belum.
- Pin Vcc : sebagai pin koneksi ke power supply + 5 Vdc.
- Pin Gnd : adalah pin koneksi ke power supply Ground.
Prinsip dasar dari sensor ultrasonik SRF04 dapat dijelaskan dengan mulai
memperhatikan gambar berikut

Gambar 2.5 Timing Diagram

Timing diagram (diagram waktu) merupakan gambaran sinyal (HIGH &


LOW) yang terjadi pada masing masing pin (Trig & Echo) berdasarkan waktu.
Penjelasan dari timing diagram dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.6 Sinyal ke pin Trig

Pin Trig berfungsi sebagai pemicu (trigger). Pin ini harus diberi sinyal
HIGH kemudian LOW dari mikrokontroler selama minimal 10 s (micro
seconds).
Begitu mendapat trigger, sensor ultrasonik (bagian pemancar) akan
memancarkan gelombang ultrasonik sebanyak 8 siklus dengan frekuensi 40 Khz.
Gelombang ultrasonik akan terus merambat, bergerak dengan kecepatan 344 m/s.
selama gelombang ultrasonik masih merambat (belum mengenai penghalang/dinding),
logika pin Echo adalah HIGH.

Gambar 2.7 Sinyal dari Sensor Transmitter

Begitu ultrasonik mengenai penghalang/dinding, sebagian gelombang akan


diteruskan ke media yang ditabrak, sebagian lagi memantul dan kembali menuju arah
sensor. Pada saat ultrasonik diterima kembali oleh sensor, maka otomatis pin ECHO
akan berubah logikanya menjadi LOW.
Gambar 2.8 Sinyal pin Echo

2.3 Mikrokontroler ATMEGA8535

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih


(chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat
atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa
bandar masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti
pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog
converter) dan serial komunikasi.
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu
mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set
Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler AVR
dapat dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega
dan ATtiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori,
peripheral, dan fiturnya
Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler
ATMega16 terdiri atas unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU),
himpunan register kerja, register dan dekoder instruksi, dan pewaktu beserta
komponen kendali lainnya. Berbeda dengan mikroprosesor, mikrokontroler
menyediakan memori dalam serpih yang sama dengen prosesornya (in chip).

2.3.1 Arsitektur ATMEGA8535


Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur Harvard yang memisahkan
memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga
pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent).
Secara garis besar mikrokontroler ATMega8535 terdiri dari :

1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi


16Mhz.
2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan
SRAM 1Kbyte.
3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Bandar A, Bandar B, Bandar C, dan Bandar D.
4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.
5. User interupsi internal dan eksternal.
6. Bandar antarmuka SPI dan Bandar USART sebagai komunikasi serial.
7. Fitur Peripheral

Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode


compare.
Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode
compare, dan mode capture.
Real time counter dengan osilator tersendiri.
Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog.
8 kanal, 10 bit ADC.
Byte-oriented Two-wire Serial Interface.
Watchdog timer dengan osilator internal.

Gambar 2.9 Blok diagram ATMega 8535

2.3.2 Konfigurasi Pena (PIN) ATMEGA8535


Konfigurasi pena (pin) mikrokontroler Atmega16 dengan kemasan 40- pena
dapat dilihat pada Gambar 2.10. Dari gambar tersebut dapat terlihat ATMega8535
memiliki 8 pena untuk masing-masing bandar A (Port A), bandar B (Port B), bandar C
(Port C), dan bandar D (Port D).

Gambar 2.10 Pena-Pena ( pin )


Atmega 8535

2.3.3 Deskripsi Mikrokontroler ATMega8535

VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya


(Tegangan Sumber).
GND merupakan pin Ground.
Port A (PA7..PA0) Port A merupakan pin input/output dua arah dan pin
masukan ADC.
Port B (PB7..PBO) Port B merupakan pin input/output dua arah dan pin
fungsi khusus.
Port C (PC7..PCO) Port C merupakan pin input/output dua arah dan pin
fungsi khusus.
Port D (PD7..PDO) Port D merupakan pin input/output dua arah dan pin
fungsi khusus. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2.1 Pin-pin port B,C dan D
Port Pin B Alternate Function
PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB6 MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)

PB4 SS (SPI Slave Select Input)


AINl (Analog Comparator Negative Input)
PB3 OCO (Timer/Counter 0 Output Compare Match
Output)
AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
PB2
INT2 (External Interrupt 2 Input)
FBI T1 (Timer /Counter 1 External Counter Input)
T0 (Timer/Counter External Counter Input)
PB0
XCK (USART External Clock Input /Output)
Port Pin C Alternate Function
PCI TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
PC6 TOSC1 (Timer Oscilator Pin 1)
PC5 TD1 (JTAG Test Data In)
PC4 TO0 (JTAG Test Data Out)
PC3 TMS (JTAG Test Clock)
PC2 TCK (JTAG Test Clock)
PCI SDA (Two-wire SerialBus Data Input/Output Line)
PC0 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)
Port Pin D Alternate Function
OC2 (Timer /Counter 2 Output Compare Match
PD7
Output)
PD6 JCP1 (Timer/Count 1 Input Capture Pin)
OC1A (Timer/Counter 1 Output Compare A Match
PD5
Output)
OC1B (Timer/Counter 1 Output Compare B Match
PD4
Output)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)
PDl TXD (USART Output Pinuu
PD0 RXD (USART Input Pin)

2.4 M1632 MODUL LCD 16 X 2 BARIS (M1632)

Liquid Crystal Display atau biasa juga disebut LCD adalah salah satu jenis
tampilan yang dapat digunakan untuk menampilkan karakter-karakter angka, huruf
dan karakter-karakter simbol lainnya selain tampilan LCD lain dan tampilan seven
segments. Keistimewaan dari LCD matriks ini dibanding LCD lain dan seven segment
adalah dapat digunakan untuk menampilkan karakter-karakter simbol seperti , , ,
, { , } dan lain sebagainya. Hal ini karena pada LCD matriks digunakan dot-matriks
(titik-titik yang membentuk matriks) untuk menampilkan suatu karakter sehingga
LCD matriks dapat ditampilkan lebih banyak bentuk karakter dibanding modul
tampilan lainnya.
Untuk menghubungkan dengan mikrokontroler telah dipersiapkan kaki-kaki
pada modul LCD matriks yang secara kompatibel dapat langsung dihubungkan
dengan port-port mikrokontroler. Konfigurasi kaki-kaki pada LCD matriks ini
diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Konfigurasi Kaki LCD Matriks


Input/Output Fungsi
VSS - Ground dari modul kerangkaian
VDD Input Catu daya luar +5 Volt ke modul tampilan
Tegangan kemudi LCD Tegangan pengatur
VO Input
kontras dan sudut penglihatan modul LCD
Sinyal pemilih mode :
RS Input 0 = Operasi kirim instruksi ke LCD
1 = Operasi kirim data ke LCD
Kontrol arah data :
R/W Input 0 = Tulis kemodul LCD
1 = Baca dari modul LCD
Operasi enable = Mengaktifkan fungsi baca atau
E Input
tulis
DB0 4 Bit MSB dari bus data dua arah. Jalur-jalur ini
Input / Output
DB3 hanya digunakan pada mode transfer data 8 bit.

4 Bit MSB dari bus data dua arah. Jalur-jalur ini


DB4
Input / Output digunakan baik pada mode 4 bit maupun pada
DB7
mode transfer data 8 bit.

Gambar 2.11 LCD M1632 16x2

LCD ini mempunyai CGROM (Character Generator Read Only Memory),


CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM (Display
Data Random Access Memory). [LCD].

2.4.1 DDRAM

DDRAM adalah merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada.


Contoh, untuk karakter A atau 41H yang ditulis pada alamat 00, maka karakter
tersebut akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila
karakter tersebut ditulis di alamat 40, maka karakter tersebut akan tampil pada baris
kedua kolom pertama dari LCD.
Gambar 2.12 DDRAM M1632

2.4.2 CGRAM
CGRAM adalah merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah
karakter di mana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Namun
memori ini akan hilang saat suplai tegangan tidak aktif, sehingga pola karakter akan
hilang.

2.4.3 CGROM
CGROM adalah merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah
karakter di mana pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780
sehingga penggguna tidak dapat mengubah lagi. Namun karena ROM bersifat
permanen, maka pola karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power supply
tidak aktif.
Pada saat HD44780 akan menampilkan data 41H yang tersimpan pada
DDRAM, maka HD44780 akan mengambil data di alamat 41H (0100 0001) yang ada
pada CGROM yaitu pola karakter A.

2.5 LM 7812 dan LM 7805


Sirkuit terpadu seri 78xx (kadang-kadang dikenal sebagai LM78xx) adalah
sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator tegangan linier monolitik bernilai tetap.
Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak sirkuit elektronika yang memerlukan
catu daya teregulasi karena mudah digunakan dan harganya relatif murah. Untuk
spesifikasi IC individual, xx digantikan dengan angka dua digit yang mengindikasikan
tegangan keluaran yang didesain, contohnya 7805 mempunyai keluaran 5 volt dan
7812 memberikan 12 volt. Keluarga 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu
regulator yang didesain untuk memberikan tegangan keluaran yang relatif positif
terhadap ground bersama. Keluarga 79xx adalah peranti komplementer yang didesain
untuk catu negatif. IC 78xx dan 79xx dapat digunakan bersamaan untuk memberikan
regulasi tegangan terhadap pencatu daya split.

Gambar 2.13 IC Regulator LM78xx

2.6 Elektronika Dasar


2.6.1 Dioda
Dioda adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN Junction
yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif (P type) dan bahan negatif
(N type). Apabila kedua bahan tersebut dipertemukan maka akan menjadi komponen
aktif yang disebut Dioda. P type akan membentuk kaki yang disebut kaki Anoda dan
N type akan membentuk Katoda. Pada dioda, arus listrik hanya akan dapat mengalir
dari anoda ke kutub katoda
Gambar 2.14 Simbol Dioda

Dioda memiliki dua elektroda (kaki), yaitu anoda dan katoda. Kakikaki ini
tidak boleh terbalik dalam pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda
cincin sedangkan kaki yang jauh dari tanda cincin berarti kaki anoda. Jika P (anoda)
diberi tegangan positif dan N (katoda) diberi tegangan negatif maka pemberian
tegangan ini disebut bias maju (biased forward), seperti yang diperlihatkan pada
gambar 2.15.a. Sebaliknya, bila diberi tegangan yang terbalik yaitu P (anoda) diberi
tegangan negatif dan N (katoda) diberi tegangan positif maka pemberian tegangan ini
disebut bias mundur (biased reverse). Pada keadaan ini, arus yang mengalir dalam
dioda sangat kecil sehingga dapat diabaikan (gambar 2.15.b).

Gambar 2.15 Sifat Dioda Bias Maju dan Bias Mundur

Pada saat diberi biased forward, dioda dapat dialiri arus dengan resistansi
yang cukup kecil, yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward). Sebaliknya,
jika dioda diberi biased reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang
amat besar dan disebut resistance reverse.
Dioda dapat dianggap suatu Voltage Sensitive Electronic Switch, dimana
dioda akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih positif dari katoda dan
dioda akan terbuka jika kondisi sebaliknya. Macammacam dioda yang harus
diketahui adalah :
a. Dioda Penyearah (Rectifier)
b. Dioda Zener
c. Dioda Cahaya (LED Light Emiting Dioda)

1. Dioda Penyearah (Rectifier)


Dioda ini biasanya digunakan pada power supply, namun digunakan juga pada
rangkaian radio sebagai detektor, dan lain lain. Prinsip kerja dari dioda penyearah
adalah sebagai berikut :

Gambar 2.16 Dioda Penyearah yang Diberi Arus Bolak Baik

Arus AC yang mendorong elektron keatas melalui resistor, saat


melewati dioda hanya periode positif dari tegangan input yang akan
memberikan biased forward pada dioda, sehingga dioda akan menghantarkan
selama periode positif. Tetapi untuk periode negatif, dioda dibias reverse
dan terjadilah penyumbatan karena kecil sekali arus yang dapat mengalir.
Dengan demikian, arus AC telah disearahkan oleh dioda ini menjadi arus yang
searah (DC).
2. Dioda Zener
Dioda zener merupakan dioda yang banyak sekali digunakan setelah
dioda penyearah. Lambang dari dioda zener dapat dilihat pada gambar 2.17.
Gambar 2.17 Simbol Dioda Zener

3. Dioda Cahaya (LED : Light Emitting Dioda)


LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah energi
perpindahan electron-electron yang jatuh dari pita konduksi ke pita valensi
menjadi cahaya. Berwana-warninya cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan
jenis bahan yang digunakan berbeda beda. Bahan- bahannya antara lain
gallium, arsen dan fosfor. Penggunaan LED biasanya berhubungan dengan
segala hal yang dilihat oleh manusia, seperti untuk mesin hitung, jam digital,
dan lain-lain.

Gambar 2.18 Simbol Dioda Cahaya (LED)

2.6.2 Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal
lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal.
Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari
penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan
dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara
penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan
transistor NPN.
Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P
adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :
1. Transistor germanium PNP
2. Transistor silikon NPN
3. Transistor silikon PNP
4. Transistor germanium NPN

Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah


yang terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.

Gambar 2.19 Simbol Tipe Transistor

Keterangan :
C = kolektor
E = emiter
B = basis

2.6.2.1 Transistor Sebagai Penguat


Transistor adalah suatu monokristal semikonduktor dimana terjadi dua pertemuan
P-N, dari sini dapat dibuat dua rangkaian yaitu P-N-P dan N-P-N. Dalam keadaan kerja
normal, transistor harus diberi polaritas sebagai berikut :
1. Pertemuan Emitter-Basis diberi polaritas dari arah maju seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.20 (a).
2. Pertemuan Basis-kolektor diberi polaritas dalam arah mundur seperti ditunjukkan pada
gambar 2.20 (b).

Gambar 2.20 Dasar Polaritas Transistor


BAB III
PERANCANGAN ALAT

Memarkir adalah menghentikan atau menaruh kendaraan bermotor untuk


beberapa saat ditempat yang telah disediakan. Parkir biasanya dibedakan berdasarkan
jenis kendaraan, misalnya parkir mobil untuk kendaraan roda empat atau lebih,
membutuhkan lahan parkir yang besar daripada lahan parkir roda dua. Memarkirkan
kendaraan roda empat cenderung lebih sulit dibandingkan kendaraan roda dua. Selain
membutuhkan tempat parkir yang besar, pemarkir kendaraan harus lebih hati-hati
melihat sisi-sisi badan mobil ketika diparkir.
Pada tugas akhir ini, penulis akan membuat rancang bangun sistem kontrol
jarak aman untuk pemarkiran mobil otomatis menggunakan mikrokontroler
atmega8535.

Gambar 3.1 Ilustrasi Disain Sistem Kontrol

Dalam pembuatan prototipe sensor parkir mobil ini membutuhkan beberapa


perangkat hardware dan software antara lain :

3.1 Interfacing sensor


Pada perancangan alat ini, sensor ultrasonik SRF 04 dipasang dengan dua pin
ke mikrokontroler sebagai pengolah datanya. Satu pin Trig di interfacekan ke port B.0
dan pin Echo di interfacekan ke Port B.1. Untuk power supply VCC dan Ground
disambungkan ke tegangan 5 Volt DC dan Ground.
Gambar 3.2 Interface Sensor Ultrasonik SRF04

3.2 Minimum System ATMEGA 8535


Komputer hadir dalam kehidupan manusia baru 50 tahun terakhir, namun
efeknya sangat besar dalam merubah kehidupan manusia, bahkan melebihi
penemuan manusia lainnya seperti radio, telepon, automobil, dan televisi. Begitu
banyak aplikasi memanfaatkan komputer, terutama dalam pemanfaatan kemampuan
chip mikroprosesor di dalamnya yang dapat melakukan komputasi sangat cepat,
dapat bekerja sendiri dengan diprogram, dan dilengkapi memori untuk menyimpan
begitu banyak data. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin luaslah
kebutuhan akan kemampuan seperti yang dimiliki oleh komputer, sehingga
menyebabkan munculnya terobosan-terobosan baru yang salah satunya adalah
dibuatnya chip mikrokontroler.
Mikrokontroler adalah single chip computer yang memiliki kemampuan untuk
diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi kontrol. Mikrokontroler
datang dengan dua alasan utama, yang pertama adalah kebutuhan pasar (market need)
dan yang kedua adalah perkembangan teknologi baru. Yang dimaksud dengan
kebutuhan pasar adalah kebutuhan yang luas dari produk-produk elektronik akan
perangkat pintar sebagai pengontrol dan pemroses data. Sedangkan yang dimaksud
dengan perkembangan teknologi baru adalah perkembangan teknologi semikonduktor
yang memungkinkan pembuatan chip dengan kemampuan komputasi yang sangat
cepat, bentuk yang semakin mungil, dan harga yang semakin murah.
Pada rangkaian minimum system atmega 8535 yang penulis buat adalah
sebagai berikut :

Gambar 3.3 Rangkaian Minimum System AVR

3.3 Software Basic Compiler (Bascom AVR)

Pemrograman yang digunakan oleh penulis adalah Bascom AVR merupakan editor
list program yang berbasis bahasa basic, software BASCOM AVR dapat dengan
mudah diperoleh.
Halaman Editor Bascom AVR

Gambar 3.4 Tampilan Awal pada bascom AVR

Pengenalan fungsi tools pada BASCOM AVR:

Gambar 3.7 Tampilan Bar Bascom AVR

Bar pada File dari bascom AVR adalah sebagai berikut :

a. New, digunakan untuk membuat project baru atau membuat file program
baru.

b. Open, digunakan untuk membuka project atau file program yang pernah
dibuat.

c. Save, digunakan untuk menyimapan project atau menyimpan file program.

d. Save As, digunakan digunakan untuk menyimpan project tau menyimpan


file dengan nama yang berbeda dari sebelumnya.

e. Print Preview, digunakan untuk melihat hasil cetakan print out dari sintsks
penulisan program.
f. Print, digunakan untuk mencetak file program.

g. Exit, digunakan untuk keluar dari BASCOM AVR

Gambar 3.5 Tampilan bar pada Edit

a. Undo, digunakan untuk kembali ke langkah sebelumnya.

b. Redo, kebalikan dari undo.

c. Cut, digunakan untuk mengkopy dan menghapus teks sekaligus

d. Copy, digunakan untk mengkopy teks.

e. Paste, digunakan untuk menyalin bagian yang telah dikopi.

f. Find, digunakan untuk mencari teks yang diiginkan.

g. Find next, sama halnya dengan find hanya saja berikutnya.


Gambar 3.6 Tampilan bar pada Program

a. compile, digunakan untuk mengkompile program. Proses ini akan


menghsilkan file berektension *.hex

b. syntax check, digunakan untuk memerikasa apakah terjadi kesalahan pada


penulisan program atau tidak.

c. Show result, digunakan untuk melihat hasil report dan error dari penulisan
program.

d. Simulate, digunakan untuk mensimulasikan program.

e. Send to chip, digunakan untuk mengirim file *.hex ke dalam chip


mikrokontroler (mendownload program mikrokontroler).

Gambar 3.7 bar pada Tools

a. Terminal emulator, digunakan untuk simulasi komunikasi serial dengan


komputer (RS232) hampir sama dengan Hypert Terminal yang dimiliki oleh
Windows.
b. Lcd designer, digunakan untuk mendesain karakter LCD yang diinginkan.

c. Libray Manager, digunakan untuk library yang terdapat pada BASCOM


AVR

d. Export to RTF, digunakan untuk mengkonversi penulisan program pada


RTF (Rich Text Format).

e. Graphic Converter, digunakan untuk menkonversi gambar ke LCD yang


menujang RGB (high kualitas LCD).

f. Stack Analyser, digunakan untuk menganalisa stack program.

g. PlugIn Manager, digunakan untuk mengatur plugin yang ada.

Gambar 3.8 bar pada Options

a. Compiler, digunakan untuk mensetting chip, output, communication, I2C


dan LCD.

b. Communication, digunakan untuk mensetting komunikasi mikrokontroler.

c. Simulator, digunakan untuk mensetting simulasi pada BASCOM AVR.

d. Programmmer, digunakan untuk mensetting downloader programmer yang


akan digunakan.

e. Monitor, untuk mensetting tampilan.

f. Printer, digunakan untuk mensetting printer yang digunakan.


Gambar 3.9 Tampilan Bar pada Options

Gambar 3.10 Tampilan Bar pada Compiler

3.4 Catu Daya


Catudaya yang saya buat berfungsi untuk penyediaan tegangan untuk input
dan output mikrokontroler yang digunakan di port output mikrokontroler ATMEGA
8535. Pada perancangan ini penulis menggunakan satu buah output tegangan DC
yaitu 5 VDC. Tegangan 5 VDC untuk modul output mikrokontroler untuk driver
juga untuk rangkaian sensor ping ultrasonik.

Gambar 3.11 Rangkaian catudaya

3.5 DT-HiQ Programmer

Program objek berisikan kode-kode bahasa mesin, kemudian kode-kode


bahasa mesin inilah yang diumpankan ke memori program prosesor, program ini
disiskan ke dalam Flash PEROM yang ada di dalam chip ATMEGA8535. Untuk
memasukan program ke dalam Flash PEROM ATMEGA8535diperlukan sebuah alat
yang disebut Downloader atau Flash Perom Programmer. Gambar di bawah ini
merupakan jenis downloader atau Flash Perom Programmer yang digunakan oleh
penulis.

Gambar 3.12 DT-HIQ Programmer


Assembly Listing merupakan naskah yang berasal dari program sumber, dalam
naskah tersebut pada bagian sebelah setiap baris dari program sumber diberi
tambahan hasil terjemahan program Basic Compiler. Tambahan tersebut berupa
nomor alamat memori program berikut dengan kode yang akan diisikan pada memori
program bersangkutan. Naskah ini sangat berguna untuk dokumentasi dan sarana
untuk menelusuri program yang ditulis.

3.6 Rancangan Program


Perancangan perangkat lunak berbasis mikrokontroler ATMEGA8535
Pengembangan aplikasi mikrokontroler selalu menggunakan bahasa assembly,
walaupun terdapat bahasa lain semisal Basic ataupun C, namun untuk kasus-kasus
tertentu seperti pada pemakaian yang menuntut kecepatan, bahasa assembly dipilih
untuk menyelesaikan. Program pada mikrokontroler ini berfungsi untuk mengambil
data dari sensor ultrasonik kemudian akan dikirimkan mikrokontroler. Berikut ini
merupakan diagram alir dari perancangan alat yang dibuat penulis.

Anda mungkin juga menyukai