Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN
Kemajuan zaman membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat,
tidak terkecuali dalam menyiapkan hidangan makanan. Salah satu makanan alternatif
yang digemari masyarakat adalah makanan siap saji mie instan. Mie instan
didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari adonan tepung terigu
atau tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa
penambahan bahan lainnya, siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan
air mendidih dengan adanya penambahan bumbu. Mie instan memiliki rasa yang lezat
serta proses penyajian yang mudah dan cepat, mengandung jumlah kalori yang cukup
tinggi, harganya relatif murah dan dapat diproduksi dalam berbagai bentuk yang
menarik serta memiliki daya simpan yang baik. Oleh karena itu, mie instan dinilai
berpotensi sebagai salah satu bahan makanan alternatif pengganti dari beras. Namun,
mie instan belum dianggap sebagai makanan penuh karena belum mencukupi
kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh.
Mie instan sebenarnya dikonsumsi sebagai bahan makanan alternatif di tengah
aktivitas yang padat dan dituntut serba cepat. Sebagai salah satu makanan populer
yang memiliki daya simpan yang baik dan digemari oleh berbagai kalangan, mie
instan sering dipertanyakan apakah mengunakan bahan pengawet atau tidak di dalam
proses pembuatannya. Akan tetapi pada perkembangannya ternyata banyak mie instan
yang menggunakan bahan pengawet untuk memperpanjang umur simpan. Hal ini
terbukti dari beberapa penelitian yang telah dilakukan. Selain dapat berpengaruh pada
kesehatan, adanya bahan pengawet dapat mengakibatkan nilai gizi suatu produk
menurun.
Dalam setiap bungkus mie instan terdapat satu sachet bumbu dan beberapa
bahan-bahan tambahan lainnya, seperti flavouring, kecap, saos, dan solid ingredient.
Definisi bahan tambahan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.329/Menkes/PER/XII/76 adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan pada
pengolahan makanan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu produk. Salah satu

1
bahan tambahan dalam produk mie instan adalah bahan pengawet. Secara umum
penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan menghambat pertumbuhan
mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun tidak patogen,
memperpanjang umur simpan pangan, tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita
rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan, tidak untuk menyembunyikan keadaan
pangan yang berkualitas rendah, tidak digunakan untuk menyembunyikan
penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan, dan tidak
digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
Bahan pengawet dikelompokkan sebagai bahan pengawet organik dan
anorganik. Bahan pengawet organik yang diizinkan penggunaannya pada bahan
pangan adalah asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, kalium benzoat, kalium
propionat, kalium sorbat, kalsium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium benzoat,
natrium propionat, nisin, dan propil-p-hidroksi benzoat. Bahan pengawet anorganik
yang diizinkan penggunaannya pada bahan pangan adalah belerang dioksida, kalium
bisulfit, kalium metabisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium sulfit, natrium
bisulfit, natrium metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit dan natrium sulfit.
Sedangkan bahan pengawet yang dilarang penggunaanya dalam makanan adalah
formalin, natrium tetraboraks, asam salisilat dan garamnya, dietilpilokarbonat, dulsin,
kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan
kalium bromat.
Bahan pengawet yang umum digunakan dalam produk mie instan adalah
natrium benzoat. Natrium benzoat merupakan bahan pengawet golongan benzoat
dalam bentuk garamnya (C6H5COONa), yang digunakan dalam produk makanan
untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Penggunaan natrium benzoat pada
bahan pangan tidak dilarang Pemerintah. Namun, produsen hendaknya tidak
menambahkan jenis bahan pengawet ini sesuka hati, karena bahan pengawet ini akan
merugikan kesehatan jika dipakai secara berlebihan, terutama bagi penderita asma
dan alergi yang sangat sensitif terhadap asam benzoat dan jika dikonsumsi dalam
jumlah besar akan mengiritasi lambung. Pada umumnya golongan benzoat

2
mempunyai toksisitas (kemampuan merusak organ tubuh) yang rendah terhadap
manusia. Akan tetapi bila pemakaiannya tidak diatur dosisnya, maka dapat
menimbulkan keracunan bahkan kematian. Natrium benzoat dalam produk makanan
telah ditentukan batasannya oleh pemerintah, yaitu berkisar 600 mg/kg-1000 mg/kg
bahan (Anonim, 2011).
Kandungan bahan pengawet dalam produk mie instan, umumnya tidak terlalu
besar. Akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu akan terakumulasi
dalam tubuh dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari bahan
pengawet adalah kanker, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul
efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau
tertahannya cairan di dalam tubuh. Selain itu, dapat mengakibatkan naiknya tekanan
darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh
natrium, serta dapat memicu terjadinya serangan asma.

Anda mungkin juga menyukai