Anda di halaman 1dari 16

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam makalah ini memaparkan tentang dinamika cuaca yang


ada di Indonesia. Paparan lebih lanjut sebagai berikut.

A. Faktor Penyebab El Nino dan La Nina


El Nino dan La Nina merupakan dinamika atmosfer dan laut yang
memengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino menurut sejarahnya
adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru
dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur
menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah
meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini
mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat
adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien
dari dasar) menjadi sebaliknya.
Pemberian nama El Nino pada fenomena ini disebabkan karena kejadian
ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El Nino (bahasa Spanyol) sendiri
dapat diartikan sebagai anak lelaki. Di kemudian hari para ahli juga
menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut,
terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut
akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi
nama La Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti anak perempuan.
Fenomena ini memiliki periode 3 sampai 7 tahun.
1. El Nino
El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di
Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut
di daerah khatulistiwa bagian tengah dan timur. Gilbart Walker
mengemukakan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi
Walker, yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik
Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas
perairan yang luas pada daerah tersebut yakni.
a. Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau California
Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan
sepanjang pantai Portugal dan California, sedangkan perairan
di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat daripada perairan di
sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
b. Perbedaan temperatur lautan di arah Timur-Barat ini
menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara
tempat tersebut.
c. Udara bergerak naik di wilayah yang lebih hangat dan bergerak
turun di wilayah lautan yang lebih dingin, dan menyebabkan
aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke
Barat.
Setiap tiga sampai tujuh tahun arus laut yang panas atau El Nino ini
menggantikan arus laut yang biasanya sejuk di luar pantai Peru, Amerika
Selatan. Pemasaan lautan ini terjadi di kawasan yang luas meliputi Pasifik
Tengah dan Timur serta mempunyai kaitan dengan keadaan kejadian luar
biasa cuaca di tempat-tempat tertentu di dunia seperti banjir dan kemarau
yang berkepanjangan. Di Asia Tenggara, Indonesia dan Australia, keadaan
lebih kering dan normal, sementara di Pasifik Tengah dan Timur berdekatan
dengan khatulistiwa biasanya lembab.
Pada lazimnya, El Nino berlaku untuk tempo 9 sampai 18 bulan.
Biasanya mulai terbentuk pada awal tahun, berada di puncak pada akhir tahun
dan menjadi lemah pada awal tahun berikutnya. Semasa El Nino, perairan
yang lebih panas di Pasifik Tengah dan Timur melembabkan suhu dan
lembaban tambahan kepada udara pada atasnya. Ini mendorong pergerakan
naik yang kuat dan dengan demikian merendahkan tekanan permukaan di
dalam kawasan pergerakan udara yang menaik itu. Udara lembab yang naik
itu terkondensasi lalu membentuk kawasan ribut petir yang luas dan hujan
lebat di kawasan tersebut. Bagian barat pasifik termasuk Indonesia tekanan
udara meningkat, menyebabkan cuaca menjadi lebih kering. Semasa
ketiadaan El Nino, tekanan permukaan di Pasifik Barat biasanya rendah dan
lembab, di tengah dan timur Pasifik adalah tinggi (kering).
2. La Nina
La Nina terjadi pada saat permukaan laut di Pasifik Tengah dan
Timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu.
Tekanan udara kawasan Pasifik Barat menurun yang memungkinkan
terbentuknya awan, sehingga tekanan udara di Pasifik Tengah dan
Timur tinggi yang menghambat terbentuknya awan, sedangkan di
bagian Pasifik Barat tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang
memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini
menimbulkan turun hujan lebat yang disertai petir, karena sifat dari
udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah.
Hal ini yang menyebabkan udara dari Pasifik Tengah dan Timur
bergerak ke Pasifik Barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan
konvektif di atas Pasifik Tengah dan Timur bergeser ke Pasifik Barat.
Pada masa La Nina Sirkulasi Walker memperkuat angin pasat, dan
awan konveksi dari Samudera Pasifik Tengah akan bergerak menuju
wilayah Indonesia. Kejadian La Nina cenderung diikuti dengan
peningkatan curah hujan.

Faktor penyebab dari El Nino dan La Nina sebagai berikut.


1. Adanya Perbedaan Arus di Samudera Pasifik
Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal
dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus
menerus. Arus laut merupakan salah satu penyebab
terjadinya La Nina dan El Nino.
Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik
balik selatan bumi, sehingga daerang lintang selatan
mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas
dan arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut
panas, karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari
perairan di Pasifik tengah dan timur, menyebabkan
meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer,
sehingga tekanan udara di Pasifik tengah dan timur rendah,
yang kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan
yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat),
sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya tinggi
yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh
angin musoon, angin pasat dan angin lokal. Akan tetapi
pengaruh angin munson yang lebih kuat dari daratan Asia),
menyebabkan sulit terbentuknya awan, karena sifat dari
udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan
udara rendah. Hal ini yang menyebabkan udara dari Pasifik
barat bergerak ke Pasifik tengah dan timur. Hal ini juga
yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia
bergeser ke Pasifik tengah dan timur.
2. Melemahnya Angin Passat (trade winds) di Selatan Pasifik
yang Menyebabkan Pergerakan Angin Jauh dari Normal
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang
tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah Equator
(khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup
di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup
di belahan bumi Selatan.
Ketika terjadi El Nino angin pasat akan melemah
dan arahnya berbalik, yakni berembus dari arah barat ke
arah timur. Oleh karena itu, udara tropis yang lembab tidak
berpusat di dekat Benua Australia. Alih udara lembab
tersebut berpusat di Samudera Pasifik tengah dan meluas ke
timur arah Amerika Selatan, sedangkan ketika terjadi La
Nina angin pasat berembus dengan keras dan terus-menerus
melintasi Samudera Pasifik ke arah Australia. Angin
tersebut mendorong lebih banyak air hangat ke arah
Australia sebelah utara dibandingkan biasanya. Akibatnya,
semakin banyaklah awan yang terkonsentrasi dalam
keadaan seperti ini dan menyebabkan turunnya hujan lebih
banyak di Australia, di Pasifik sebelah barat, dan di
Indonesia.
3. Anomali Suhu yang Mencolok di Perairan Samudera
Pasifik
Adanya perbedaan kondisi saat La Nina dan saat
kondisi Normal.
a. Kondisi La Nina
Pada saat terjadi La Nina jumlah air laut
bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang
Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur meningkat.
Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih
dingin dari Pasifik Barat.
Ketika terjadi La Nina.
1. Angin passat Timuran menguat, sehingga massa
udara dingin meluas hingga Samudera Pasifik
bagian tengah dan Timur.
2. Ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah
potensi hujan meliputi wilayah Perairan Barat.
Kondisi Normal.
Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di
sebelah Utara dan Timur Laut Australia lebih dari
28C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar
Amerika Selatan kurang lebih 20C (SST di Pasifik
Barat 8 sampai 10C lebih hangat dibandingkan
dengan Pasifik Timur).
1) Angin di wilayah Samudra Pasifik Ekuatorial
(Angin passat Timuran) dan air laut di bawahnya
mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran timuran
air ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi
Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan
Selatan.
2) Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan
adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah
Indonesia dan Australia Utara.
3) Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang
disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas di
bawahnya. Hal ini terjadi di perairan Peru pada
saat musim panas.
4 . Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan
oleh pemanasan dari perairan panas di bawahnya. Hal ini
terjadi di perairan Peru pada saat musim panas.

B. Proses Terjadinya El Nino dan La Nina


Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat Normal

Gambar 1. Samudera Pasifik saat Normal

Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat terjadi El Nino

Gambar 2. Samudera Pasifik saat terjadi El Nino


Proses terjadinya El Nino yaitu Pada bulan Desember, posisi matahari
berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerang lintang selatan mengalami
musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humboldt
tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari
perairan di Pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan
kelembapan udara pada atmosfer, sehingga tekanan udara di Pasifik Tengah dan
Timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang
terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat), sedangkan di bagian Pasifik barat
tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh
angin musoon, angin passat dan angin lokal. Akan tetapi, pengaruh angin
munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia), menyebabkan sulit terbentuknya
awan, karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan
udara rendah. Menyebabkan udara dari Pasifik barat bergerak ke Pasifik tengah
dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia
bergeser ke Pasifik tengah dan timur, sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino,
terjadi saat permukaan laut di Pasifik tengah dan timur suhunya lebih rendah dari
biasanya pada waktu-waktu tertentu, dan tekanan udara kawasan Pasifik barat
menurun yang memungkinkan terbentuknya awan, sehingga tekanan udara di
Pasifik tengah dan timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan, sedangkan
di bagian Pasifik barat tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang
memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini menimbulkan turun
hujan lebat yang juga disertai petir, karena sifat dari udara yang bergerak dari
tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari Pasifik
tengah dan timur bergerak ke Pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan
konvektif di atas pasifik tengah dan timur bergeser ke Pasifik barat.

C. Pengaruh serta Dampak El Nino dan La Nina


1. Pengaruh Pada Alam
a. Seperti pada saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan
meningkatnya suhu dan salinitas air laut yang dapat
membahayakan padang lamun (sea grass) dan terumbu karang
(coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang lamun
dan terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan
(spawning ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat
mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan
terumbu karang bila terkena sinar matahari berlebihan
pertumbuhannya akan terganggu, rusak dan mati. Padang lamun
dapat hidup dengan suhu optimum sekitar 28 sampai 30C,
kedalaman 0 sampai 22 m dan salinitas 25 sampai 35 ppt,
sedangkan terumbu karang dapat tumbuh pada suhu 25 sampai
29C, kedalaman 0 sampai 50 m dan salinitas 34 sampai36 ppt.
Pada saat El Nino, terjadi peningkatan pemutihan (bleaching) pada
karang yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya ikan-ikan
yang biasa hidup bergantung pada terumbu karang, begitu juga
dengan padang lamun, karena suhu yang semakin panas dan
berkurangnya habitat, maka ikan-ikan akan melakukan migrasi ke
tempat yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan penurunan
populasi ikan di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan
sardine (Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis ringens), ikan
mackerel (Tranchurus murphyi dan Scomber japonicuperuanus)
berkurang karena sedikitnya makanan yang tersedia. Hal ini semua
dapat mengakibatkan berkurangnya hasil perikanan tangkap.
b. Di sisi lain upwelling juga dapat menaikkan biomassa plankton,
yaitu seperti yang terjadi di wilayah Barat Sumatera dan Selatan
Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat peningkatan jumlah
klorofil, plankton dan massa air yang mengandung banyak nutrien
yang sangat bermanfaat bagi ikan. Pada saat inilah terdapat banyak
ikan yang dapat menguntungkan dalam sektor perikanan tangkap.
c. Naiknya tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur saat El Nino,
menyebabkan pembentukan awan yang intensif. Hal ini yang
menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan Pasifik Tengah
dan Timur. Sebaliknya, di daerah Pasifik Barat terjadi kekeringan
yang jauh dari normal.
d. Turunnya tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur saat La Nina,
menjadi hambatan terbentuknya awan di daerah ini, sehingga
mengalami kekeringan. Sebaliknya, di daerah Pasifik barat curah
hujan sangat tinggi. Hal ini menimbulkan banjir yang parah di
Indonesia.
\
2. Pengaruh Pada Manusia
a. Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di
perairan, mengakibatkan perairan yang tadinya subur akan ikan
menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan
mendapatkan ikan di perairan.
b. Akan berdampak pula pada para petani, ketika terjadi El Nino
maka tanaman yang ada di sawah akan mengalami kekeringan
sebab tidak adanya air guna irigasi persawahan, begitu pula ketika
terjadi La Nina tanaman yang ada di sawah akan mengalami
kematian sebab terjadinya hujan berlebih yang mengakibatkan
tanaman kelebihan air dan karena hujan yang turun terus-menerus
ini akan memicu kerusakan pada tanaman.
Dampak El Nino dan La Nina.
a) Terhadap Kondisi Cuaca Global.
1. Angin pasat timuran melemah.
2. Sirkulasi Monsoon melemah.
3. Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia,
Amerika Tengah danAmerika Selatan bagian Utara. Cuaca
di daerah ini cenderung lebih dingin dankering.
4. Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial
Tengah dan Barat sertawilayah Argentina. Cuaca
cenderung hangat dan lembab.
b) Terhadap Kondisi Cuaca Indonesia.
1. Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian
besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya
curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino
tersebut, namun karena posisi geografis Indonesia yang
dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah
Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.
2. El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di
Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah
menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan
dan asap yang ditimbulkannya.
3. Di sektor irigasi, hasil kajian menyebutkan bahwa kondisi
beberapa DAS di Indonesia cukup kritis dan jumlahnya
semakin banyak, khususnya di Jawa. Berdasrkan analisis
terhadap data debit minimum dan maksimum dari 52 sungai
yang tersebar di Indonesia mulai dari Sabang sampai
Merauke terlihat bahwa jumlah sungai yang debit
minimumnya berpotensi untuk menimbulkan masalah
kekeringan meningkat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
daerah aliran sungai di wilayah Indonesia setelah tahun
1990 sampai sekarang banyak yang sudah mengalami
degradasi sehingga adanya penyimpangan iklim dalam
bentuk penurunan atau peningkatan hujan jauh dari normal
akan langsung menimbulkan penurunan atau peningkatan
yang tajam dari debit minimum atau debit maksimum
(kekeringan hidrologis).
4. Di sektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan
pada tahun-tahun El Nino juga dilaporkan menurun. Hal ini
dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi
ikan (plankton) juga berkurang. Selain itu, banyak terumbu
karang yang mengalami keputihan (coral bleaching) akibat
terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari
terumbu karang karena tidak mampu beradaptasi dengan
peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan
menggangu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif
terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya migrasi ikan ke perairan lain yang lebih dingin.
5. La Nina yang terjadi di Indonesia dapat menyebabkan
terjadinya hujan yang berlebihan.
6. La Nina dapat menyebabkan terjadinya bencana alam,
seperti banjir dan tanah longsor.

D. Solusi El Nino dan La Nina


Seperti yang kita ketahui bahwa El Nino dan La Nina bukan gejala
yang disebabkan oleh ulah manusia, El Nino dan La Nina adalah peristiwa
alam. Oleh sebab itu, El Nino dan La Nina tidak bisa dicegah maupun
dihentikan, maka kita hanya bisa mencoba mengurangi dampak yang
dihasilkan oleh El Nino dan La Nina. Oleh sebab itu, tindakan yang dapat
dilakukan untuk beradaptasi dengan El Nino dan La Nina adalah dengan
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat dari jauh-jauh
hari. Selain itu, pemerintah juga harus mempersiapkan segala upaya untuk
mencegah besarnya akibat yang dihasilkan oleh El Nino, seperti membuat
gerakan hemat air karena El Nino bisa membuat kemarau yang
berkepanjangan, mengatur tata penggunaan air, irigasi, termasuk
ketersediaan air di waduk-waduk, dan lain-lain.
Untuk meminimalisir dampak dari terjadinya fenomena alam El
Nino dan La Nina dibutuhkan.
1. Peran serta dari pemerintah yang membuat kebijakan dan
masyarakat yang bersentuhan langsung dengan lingkungan tempat
mereka tinggal.
2. Meningkatkan program pemantauan laut untuk dapat memprediksi
waktu kejadian, lama kejadian, dan sebaran wilayah yang akan
terkena dampaknya.
3. Melakuakn riset dan kerjasama internasional.
4. Menyesuaikan sistem penataan ruang terhadap fenomena alam El
Nino dan La Nina.
5. Mengembangkan penjangkauan sistem informasi atau penyuluhan
tentang El Nino dan La Nina secara cepat kepada nelayan atau
pembudidaya ikan.
6. Melakukan monitoring terhadap ekosistem yang ada di pesisir,
untuk terumbu karang dilakukan recovery atau transplantasi
terumbu karang yang telah rusak dan membudidayakan padang
lamun.
7. Mengembangkan dan memfasilitasi pembudidaya untuk
menerapkan teknik budidaya ikan yang tahan terhadap kondisi
kekeringan, kebanjiran, dan lain-lain.
PENUTUP

Bagian ini menguraikan tentang simpulan dan saran. Paparan lebih lanjut
sebagai berikut.

a. Simpulan
El Nino merupakan kenaikan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik
pada daerah khatulistiwa bagian tengah dan timur. La Nina terjadi pada saat
permukaan laut di Pasifik Tengah dan Timur suhunya lebih rendah dari biasanya
pada waktu-waktu tertentu. Peristiwa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adanya perbedaan arus di Samudera Pasifik, melemahnya angin
passat di selatan Pasifik yang menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal,
anomali suhu yang mencolok di perairan Samudera Pasifik, dan kenaikan daya
tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas di
bawahnya.
Proses terjadinya El Nino yaitu pada bulan Desember, posisi matahari
berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerah lintang selatan mengalami
musim panas. La Nina, terjadi saat permukaan laut di Pasifik Tengah dan Timur
suhunya lebih rendah dan tekanan udara di kawasan Pasifik Barat menurun. Oleh
karena itu, tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur tinggi yang menghambat
terbentuknya awan. Dari peristiwa El Nino dan La Nina ini mempunyai pengaruh
serta dampak yang beragam yaitu pengaruhnya pada alam dan manusia, serta
berdampak terhadap kondisi cuaca global dan kondisi cuaca Indonesia. Seperti
yang kita ketahui bahwa El Nino dan La Nina bukan gejala yang disebabkan oleh
ulah manusia, El Nino dan La Nina adalah peristiwa alam. El Nino dan La Nina
tidak bisa dicegah maupun dihentikan, maka dari itu kita hanya bisa mencoba
mengurangi dampak yang dihasilkan oleh El Nino dan La Nina.
b. Saran
1. Untuk Masyarakat
Peristiwa El Nino dan La Nina tidak dapat dihindari akan tetapi
dapat terdeteksi, sehingga warga negara yang berada di sekitar Samudera
Pasifik sebaiknya melakukan persiapan untuk mitigasi bencana. Lebih
waspada terhadap gejala perubahan iklim global yang menjadi pemicu
terjadinya fenomena El Nino dan La Nina terutama di Indonesia, serta
lebih meningkatkan keaktifan mengikuti program-program yang diadakan
oleh pemerintah guna mengurangi dampak dari fenomena El Nino dan La
Nina.
2. Untuk Pemerintah
Mengadakan sosialisasi tentang fenomena El Nino dan La Nina
kepada masyarakat, mengadakan simulasi bencana kepada masyarakat
khususnya di area perkotaan yang rawan banjir, menjalin kerjasama
internasional untuk memprediksi waktu kejadian, lama kejadian, dan
sebaran wilayah yang akan terkena dampaknya.
DAFTAR RUJUKAN

Akhi, Puji. 2012. Peristiwa El Nino dan La Nina. (Online), (.http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-


DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/LaNina/ proses.html), diakses tanggal l7 oktober
2014.

Purwangi, Asih. 2006. Penyebab El Nino dan La Nina. (Online),


(http://id.wikipedia.org/wiki/ El_Ni%C3%B1o%E2%80%93 Southern_Oscillation),
diakses tanggal 17 oktober 2014.

Saputro, Cahyo. 2005. Dampak El Nino dan La Nina. (Online).


(http://.wordpress.com/2007/04/08/el-nino-dan-la-nina/), diakses tanggal 17 oktober
2014.

Tjasyono, Bagong. 2005. KLIMATOLOGI. (Online), (www.wikipedia.com),


diakses tanggal 17 Oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai