Anda di halaman 1dari 29

DRAFT LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN


REHABILITASI RUANG CHILLER MENJADI RUANG
KONTROL ROOM 2010 OLEH: PT RIPTA
REKANINDO
BAB I. PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

PT. Ripta Rekanindo merupakan perusahaan konsultan enjiniring yang

mempunyai pengalaman di bidang perencanaan gedung maupun perencanaan

arsitektur. Ditjen Immigrasi mencanangkan untuk merehabilitasi ruangan chiller

yang selama ini untuk menempatkan alat pendukung pendingin ruangan menjadi

ruang kontrol room. Ruangan kontrol room ini akan ditempati oleh staff Ditjen

Immigrasi dalam rangka memonitor kegiatan operasional Ditjen Immigrasi.

Dalam kapasitasnya untuk memberikan layanan dan kewajibannya ditjen

immigrasi menggunakan teknologi IT untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan

terhadap masyarakat.

PT Ripta Rekanindo membantu Ditjen Immigrasi dalam perencanaan rehabilitasi

Ruang chiller menjadi ruang control center. Dokumen Perencanaan ini akan

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengandaan pekerjaan rehabilitasi

ruang chiller menjadi ruang control room pusdakim direktorat jenderal imigrasi

kementerian hukum dan ham ri tahun anggaran 2010.

Control center sebagai pusat monitoring yang terintegrasi merupakan hal yang

logis untuk membantu kegiatan ke immigrasian. Ditjen Immigrasi mengharapkan

para calon pelaksana dapat membantu ditjen immigrasi mewujudkan hal tersebut

sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat di tingkatkan.

2
II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

1.1. Umum

Ruangan Chiller yang ada sekarang di lantai 9 merupakan

ruangan yang akan di rehabilitasi. Foto-foto keadaan ruang

sebelum di rehabilitasi terlampir

Control center ditjen Immigrasi saat ini menjadi satu dengan

data center yang terletak pada gedung Immigrasi dilantai 9.

Informasi yang di kelola pada control center ini adalah seluruh

data yang terkumpul di Control center melalui aplikasi ke-

immigrasian dari seluruh lokasi yang mempergunakan system

informasi keimmigrasian yang terpadu di seluruh Indonesia.

Pengelolaan informasi yang ada dalam setiap Aplikasi Ke-

immigrasian harus dikelola secara professional, lebih terpadu

dan aman. Control center dapat mendukung operasional

Aplikasi ke-immigrasian yang saat ini sudah dapat diakses

kapanpun dan dari manapun dengan menggunakan teknologi

jaringan

Fungsi Control center

Beberapa fungsi Control room dapat diperjelas dalam uraian

berikut. Control center merupakan sebuah tempat yang

informative, aman dan nyaman untuk para operator system ke-

3
immigrasian, media presentasi seluruh sistem terpusat dan

peralatan komunikasi serta jaringan yang digunakan untuk

mengelola, mendistribusikan dan memelihara data dalam

sebuah organisasi.

Dalam mengoperasikan Aplikasi Ke-immigrasian belum

diimplementasikan dalam sebuah Control center yang standar

dan memadai, karena Control center yang ada belum

memadai, dimana seharusnya Control center dalam ruangan

informative, terpadu, dengan control akses yang ketat. Saat ini

Control center ditempatkan di ruang yang kurang besar dan

tidak dilengkapi dengan prasarana yang memadai dalam

menunjang operasional Control center.

Konsep CONTROL ROOM yang diusulkan diharapkan akan berfungsi

sebagai pusat koordinasi dan komunikasi yang terintegrasi baik untuk

koordinasi horisontal dan koordinasi lintas sektoral.

Ruang CONTROL ROOM merupakan ruang khusus yang didalamnya

terdapat sebuah ruang Pusat Komando, ruang kerja awak/petugas

CONTROL ROOM, ruang data center, ruang monitoring, dan lain-lain.

Adapun fungsi CONTROL ROOM adalah sebagai berikut :

1. Menyajikan data dan informasi dari seluruh unit kerja DitJen Imigrasi

2. Menyajikan data dan informasi yang berada di data center DitJen

Imigrasi secara real time.

3. Menyajikan informasi dari berbagai sumber terutama dari sumber-

sumber terbuka.

4
4. Melakukan pengawasan secara efektif & efisien melalui video

conference system,

5. Dapat digunakan sebagai fasilitas rapat / diskusi yang modern dan

futuristik.

Berikut beberapa konsep kontrol room yang diharapkan oleh Ditjen Immigrasi

Ruangan Kontrol room

Ruangan Meeting

5
Ruangan-ruangan Pendukung

Mushola

Pantry

6
1.3. Pembangunan Prasarana Control Room

Kebutuhan Control Room yang terpusat dan terpadu menjadi

bagian yang tidak dapat terlepaskan dalam mendukung

pengoperasionalan system ke-immigrasian.

Beberapa Kondisi saat ini yang diharapkan dilakukan

peningkatan:

Saat ini kondisi Control center yang ada tidak dilengkapi dengan

jumlah pengguna/operator system ke-immigrasian yang memadai

Control center belum dilengkapi oleh system presentasi infomasi

yang memadai dan dapat dibagi oleh pengguna system secara

terpadu dan nyaman

Tidak ada fasilitas pendukung control center yang akan dijalan

kan 24 jam sehari

7
Tidak ada CCTV yang cukup untuk memonitor kegiatan control

center

Tidak adanya pendukung daya listrik yang cukup untuk

mendukung kegiatan control center yang akan berjalan 24

jam per hari

Tidak adanya system komunikasi multimedia jarak jauh yang

memadai

Ditjen Imigrasi diharapkan mempunyai fasilitas Control Room dengan

memiliki komponen-komponen utama sebagai berikut:

1. Ruang CONTROL ROOM (Ruang Khusus):

Ruang CONTROL ROOM merupakan ruangan yang disiapkan untuk

melaksanakan fungsi K3I yang terdiri dari beberapa perangkat

elektronik yang berfungsi sebagai media komunikasi dan informasi.

2. Jaringan dan Sistem Pengolah Data (Ruang Utilitas):

Komponen ini merupakan fasilitas yang menghubungkan CONTROL

ROOM dengan sistem komunikasi, Local Area Network (LAN) dan

Wide Area Network / Internet yang tentunya sudah tersedia (exiisting)

dilingkungan DitJen.

3. Tampilan wall display yang cukup besar untuk menampilan berbagai

kegiatan IT pada ditjen immigrasi.

Adapun beberapa standard internasional dan nasional yang diharapkan dapat

dipakai dalam pembangunan kontrol room ini diharapkan dapat di capai, antara

lain;

8
ISO 9241: standard internasional mengenai ergonomis ruang

kerja

SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton

Ringan Struktur

SNI 03-6821-2002: Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak

Beton Pasangan Dinding

2. Tujuan

Untuk mencapai tujuan pelaksanaan rehabiltasi ini diperlukan manajemen

konstruksi yang baik. Mengingat bahwa pekerjaan pembangunan ini merupakan

salah satu dari pekerjaan rehabilitasi lainnya. Sebelum pekerjaan pembangunan

ini diadakan terdapat

pekerjaan pemindahan chiller, kemudian akan dilanjutkan dengan

]pembangunan sarana fisik dari ruang kontrol room dan di lanjutkan

dengan

pemasangan perangkat IT pada kontrol room.

Mengingat waktu yang terbatas dalam pelaksanaan ketiga kegiatan diatas maka

kegiatan manajemen konstruksi yang baik harus diterapkan pada kegiatan

tersebut.

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau

mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil

optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian

tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang

digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu

9
diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan

biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap

perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan

dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap -

tahap proyek sebagai berikut

1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.

Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis

operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang

berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh

tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan

dan penyerahan proyek.

2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan

proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible) mulai dari

tahap disain.

3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam

penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi

dilaksanakan setelah tahap disain

4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan

melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen

konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan

pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.

Adapun tujuan dari pembangunan kontrol room ini sendiri dapat dijelaskan

sebagai berikut ;

10
a) Tersedianya Control center yang representatif yaitu Control center

yang memenuhi standar baik dari segi konsep, dan aspek fisik

b) Tersedianya Control center yang mendukung operasional Aplikasi Ke-

immigrasian.

c) Terciptanya aspek keamanan fisik Control center

d) Terciptanya aspek keamanan terhadap bencana kebakaran Control

center

e) Tersediannya fasilitas pendukung bagi pengguna control center

maupun fasilitas pendukung peralatan control center

3. Ruang Lingkup Dan Deliverable

3.1. Lingkup Pekerjaan

1) Survey lokasi dan penyampaian desain pembangunan Control

center.

2) Jasa pelaksanaan pembangunan yang diberikan pada tahapan

pembangunan Control center diharapkan menghasilkan Control

center yang memenuhi standar operasional dan keamanan.

3) Pengadaan barang sesuai dengan kebutuhan pembangunan

Control center.

4) Pemindahan furniture ke lantai 8

5) Instalasi seluruh barang sampai dengan terbentuknya Control

center yang ideal.

6) Report (Standar dan Ad Hoc) sebagai media pelaporan kemajuan

proyek.

7) Tansfer Knowledge dalam rangka pemeliharaan Control center.

11
8) Pemeliharaan dan garansi peralatan selama waktu yang ditetapkan

oleh kontrak

3.2. Deliverables

3.2.1.Pembangunan Control center merupakan kegiatan

pekerjaan fisik bangunan, dalam pelaksanaan dilapangan dapat

di uraikan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut;

1) Survey Lokasi ;Meninjau lokasi Control center serta melakukan

pengukuran secara detil sehingga dapat menghasilkan solusi

pembangunan Control center yang optimal.

2) Disain arsitektur bangunan merupakan kesepakatan atara

pengguna dan arsitek. Desain Pembangunan Control center

Membuat desain pembangunan Control center sesuai dengan hasil

survey dan kebutuhan user.

3) Pengadaan material ; Melakukan pengadaan barang untuk semua

sarana dan prasarana yang mendukung terbangunnya Control

center sesuai dengan desain pembangunan Control center.

4) Kegiatan persiapan seperti Pembongkaran fisik eksisting,

pembersihan sisa-sisa bongkaran dan penyiapan lokasi yang akan

di jadikan control center

5) Pekerjaan Pembangunan Control Room: melakukan instalasi

seluruh perangkat pendukung pembangunan Control center (sub

sistem, hardware maupun software) sampai dengan Control center

siap dioperasikan.

12
3.2.2.Transfer Knowledge

Transfer knowledge (pengetahuan) harus dilakukan secara efektif

oleh

mitra/pembangun implementor sampai diyakini bahwa personil

pusdatin Immigrasi dapat menerima dengan jelas, sehingga

mempunyai kemampuan yang cukupmemadai dalam hal

penguasaan terhadap fungsi-fungsi perangkat yang ada dalam

Control center, cara pengoperasiannya dan pemeliharaannya.

3.2.3.Dokumentasi

1. Dokumentasi yang dihasilkan antara lain:

a) Dokumen Teknis

b) Gambar blueprint mekanikal, elektrikal dan arsitektur

control center dan sarana dan prasarana pendukungnya

c) SOP per komponen Control center

d) Dokumentasi Hasil Pembangunan

e) Foto-foto

1. Media untuk dokumentasi hasil pembangunan dan implementasi

pada proyek inl dibuat dalam format softcopy dan hardcopy

(Standard format ms windows office/PDF). Dibuat rangkap 3

(tiga) untuk masing-masing Hardcopy maupun

Softcopy/Compact Disc(CD).

2. Dokumentasl dan labeling Control center untuk mempermudah

pengembangan kedepan.

3.2.4.Laporan Jenis laporan yang harus diserahkan kepada

pengguna jasa adalah:


13
Pelaksana pekerjaan wajib meyerahkan Laporan atas hasil tahapan

pekerjaanya secara periodik maupun laporan akhir pekerjaan dalam bentuk

softcopy dan hardcopy secara lengkap dan menyeluruh termasuk

dokumentasi pengembangan sistem dan foto kegiatan . Laporan harus

diperbanyak sesuai dengan kebutuhan .

3.2.4.1.Laporan Pendahuluan, Rencana kerja penyedia jasa

secara menyeluruh (manajemen projek), jadwal instalasi

setiap sub sistem termasuk didalamnya misalnya:

Pembongkaran dan pemindahan peralatan yang

sekarang terdapat dilokasi calon control center; Desain

Control center sesuai dengan lokasi Control center

Mobilisasi barang dan orang; Jadwal kegiatan penyedia

jasa. Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 7

(tujuh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3

(tiga) buah rekamannya.

3.2.4.2.Laporan Dua Mingguan, Aktifitas yang dilakukan

selama periode laporan; Hasil yang telah dicapai

maupun (apabila ada) kendala kendala yang dialami

serta rencana penanganan kendala tersebut; Prosentase

hasil pekerjaan terhadap milestone ataupun hasil akhir

yang telah ditetapkan; Laporan harus diserahkan

selambat-lambatnya hari selasa setiap minggu sebanyak

1 (satu) buah laporan.

14
3.2.4.3.Laporan Akhir Laporan pendahuluan; Laporan dua

Mingguan; Dokumentasi lain yang berkaitan dengan

kegiatan proyek pengembangan Control center. Laporan

harus diserahkan selambat-Iambatnya 1 Minggu sejak

berita acara serah terima pekerjaan.Buku laporan dan

CD berisi seluruh laporan sebanyak 3 (tiga) buah

rekamannya.

4. Kriteria Penyelesaian Proyek

4.1. Kriteria Umum

4.1.1.Diterimanya Control center hasil pembangunan sesuai

dengan lingkup kerja dan dokumen pendukung lainnya

dengan format CD dan hardcopy yang lengkap.

4.1.2.Control center hasil pembangunan diuji terima oleh TIM uji

terima dengan hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan

oleh pengguna jasa.

Konsep dasar pembangunan CONTROL ROOM di Ditjen Imigrasi dilandasi

pada sebuah konsep dasar pengembangan yang mengacu kepada 2 unsur

utama, yaitu FUNGSI dan Estetika ruangan.

Beberapa point utama pada konsep Control Room DitJen Imigrasi adalah

sbagai berikut:

1. Control Room ini di rancang sedemikian rupa untuk Operasional

terintegrasi antar Direktorat dengan menggunakan Big Screen yang

berada di ujung ruangan.

2. Memungkinkan perwakilan masing-masing direktorat untuk bekerja

secara 24 jam 7 hari seminggu pada masing-masing workstaiton


15
(bangku kerja) yang disediakan secara terpisah-pisah bagi masing-

masing kelompoknya.

Control Room ini di desain untuk beroperasi 24jam dan 7 hari

seminggu tanpa ketergantungan dari gedung utama secara sistem

baik dari sisi listrik, penerangan, penyejuk udara dll.

3. Pada control room ini juga dilengkapi VIP room (berfungsi ganda

sebagai conference room) yang kedap suara namun mempunyai sudut

pandang yang uas ke seluruh ruangan termasuk ke Big Screen (layar

utama) sehingga dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut:

Tersedia 2x 46 LCD (seamless) yang dapat disimpan pada kabinet

secara hidrolik .

Memantau jalannya operasi melalui jendela yang berfungsi multi

sebagai whiteboard dan layar presentasi

Berkoordinasi dengan beberapa Work Group pada Big Screen

dengan cara zoom tampilan yang ada di layar.

Mengundang tamu VIP untuk untuk ikut meninjau kolaborasi kerja

dengan Ditjen Imigrasi tanpa terganggu dengan jalannya operasi

pada control room.

Dapat melakukan diskusi yang sifatnya confidential.

VIP room mempunyai lantai 200mm lbh tinggi dari personel Control

Room sehingga dapat memandang Big Screen secara baik.

Dll

4. Penerangan Control Room ini dirancang untuk lebih focus kepada Big

Screen dan LCD masing2 personel, Control room akan di jaga 24 jam

sehari, maka penerangan yang cukup harus di sediakan agar

16
penglihatan operator tidak mudah lelah, sehingga penerangan umum

adalah pada 400 lux, sedangkan pada masing2 meja kerja 500-800 lux.

Penerangan yang dapat diatur sesuai kondisi lebih diutamakan.

5. Kelengkapan-kelengkapan Control Room secara garis besar adalah

sebagai berikut:

Control Room ini memiliki Big Screen dgn ukuran 5.075 meter x

1.522 meter.

Workstation:

Terdiri dari 8 work group stations (8 bangku kelompok kerja)

untuk 30 pax + 1 VIP workstation untuk 4 pax

Masing-masing workstation dilengkapi CPU dan 2 LCD monitor

Pada setiap workstation dilengkapi Multi Function Outlet

Tracks (kotak-kontak multi fungsi) atau MOT yang mempunyai

kelengkapan

Stop Kontak (dengan suplai dari UPS)

Outlet Data (cat6)

Outlet telepon (cat6) yang dapat digunakan baik untuk digital

extension maupun Ipphone.

Task Light (lampu meja)

Keseluruhan workstation (bangku kerja) personil Control Room

dibuat sedemikian rupa sehingga menghadap Layar Utama / Big

Screen tanpa memberikan rasa padat bagi personilnya.

Utilitas IT Infrastruktur Dashboard (ITID) yang di rancang layaknya

sebuah data centre dengan berbagai kelengkapan yang

independent seperti:

17
UPS

AC (down blow) dengan sistim redundant (memiliki back-up

unit)

Rack Mount multimedia servers dan matrix switch

Rack untuk switch data dan voice

Pemadam kebakaran dengan menggunakan FM200 atau

sistem canister yang aman bagi manusia

Menggunakan Raised Floor untuk memudahkan akses

maintenance

Partisi tahan api 2 jam.

Utilitas Control Room

Elektrikal di suplai secara terpisah dari gedung utama dengan

suplai genset, sehingga tidak tergantung dengan kondisi listirk

gedung.

Penyejuk Ruangan (Air Conditioning) di rancang secara

independent atau terpisah dari sistem AC gedung, AC di

rancang dengan kapasitas back-up agar ruangan dapat tetap

beroperasi walaupun salah satu unit rusak.

Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Fighting System) di rancang

dengan menggunakan agen yang aman bagi manusia dan

peralatan electronic

Sistem Deteksi kebakaran (Fire Alarm System) di rancang

terpisah dari gedung namun dapat memberikan sinyal kepada

sistem gedung.

18
Ruangan Pendukung lain;

1. Staff Room

2. Meeting room

3. Conference Room (Audio/Video)

4. Server Room

5. Staging room

6. Bedroom

7. Mushola

8. Dining Room

4.2. Uji Terima Pekerjaan Pelaksanaan uji terima pekerjaan

pembangunan Control center akan diadakan dalam jangka waktu

tidak lebih dari dua minggu setelah penyedia jasa

memberitahukan kepada pengguna jasa bahwa pembangunan

Control center telah selesai.

5. Kebutuhan Control center Dalam pengembangan Control center

harus memperhatikan faktor keamanan sebuah Control center yang

terdiri dari keamanan fisik, keamanan data daninformasi serta

kebijakan atau manajemen keamanan Control center.

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengembangan

Control center antara lain:

5.1. Air Conditioning System Air conditioning digunakan untuk

menjaga ruangan dalam kondisi dingin dengan Temperatur ruangan

dijaga pada suhu sekitar 20-22 derajat Celsius. Fungsi utama dari
19
sistem conditioning Control center ini adalah untuk menjaga

komponen control center bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrikan

terhadap perameter temperature.Hal ini penting karena setiap

komponen elektronik yang bekerja menimbulkan panas yang dapat

mengakibatkan perangkat tersebut tidak berfungsi jika tidak

didinginkan.

Mohon dalam proposal teknis diberikan perhitungan/justifikasi

bahwa ukuran/kapasitas yang dipilih memenuhi kebutuhan saat ini

dan memenuhl kebutuhan dimasa mendatang.

5.2. UPS Backup power dipergunakan untuk mendukung kebutuhan

listrik control center. Dalam desain instalasi listrik, perlu dipisahkan

antara critical load dan non critical load. Critical load untuk

komponen IT (server, router, PC, Wall View Monitor, lampu

emergencydll) dan Non-critical load untuk komponen lainnya

termasuk general power outlet dimasukkan dalam kategori ini.UPS

diharapkan menggunakan yang berkekuatan 80KVA dengan daya

tahan batere minimum 30 menit ketika arus listrik utama tidak

tersedia.

Dalam perhitungan biaya juga harus dipertimbangkan untuk biaya

penambahan daya listrlk beserta perangkat pendukungnya seperti

kabel.

20
Mohon dalam proposal teknis diberikan perhitungan/justifikasi

bahwa ukuran/kapasitas UPS yang dipilih memenuhi kebutuhan saat

ini dan memenuhi kebutuhan dimasa mendatang.

Genset yang akan di pergunakan adalah genset exsiting, calon

pelaksana ditugaskan untuk menyediakan access kabel dan sirkuit

yang dibutuhkan untuk menyambungkan ke listrik ke genset.

5.3. Flooring System (Raise Floor) Sebuah Control center biasanya

menggunakan sistem raised flooring dengan ketinggian minimal 30

cm. Raise Floor ini merupakan tempat untuk system pengkabelan

untuk system kelistrikan dan system konektivitas data. Beberapa

ruangan lainnya juga akan di pasang raised floor sesuai gambar

denah terlampir

Desain setiap floor removable, modular panel dengan finishing high-

pressure lamination (HPL) lengkap dengan stringers and pedestals.

Pemasangan Stringer menjadikan panel raise floor lebih kokoh dan

stabil.

5.4. Security System Security sistem termasuk CCTV dan Biometric

Access Control System untuk menjaga keamanan Data Centre.Close

Circuit Television System (CCTV) dipasang untuk memonitor atau

memantau kondisi ruang control center dan sarana pendukungnya

termasuk merekam aktivitas didalamnya.

21
5.4.1.CCTV Close Circuit Television System (CCTV) dipasang

untuk memonitor atau memantau kondisi control center room

termasuk merekam aktivitas didalamnya.

5.4.2.Access Biometric Control Access Control dipasang pada

akses masuk/pintu untuk membatasi personel yang dapat akses

ke Control Center dan fasilitas pendukungnya.

5.5. Layout Control center Layout Control center dibagi dalam 2

bagian yaitu Ruang Control center, dan Fasilitas pendukung.

Gambar desain dasar;

Hal yang perlu diperhatikan dalam desain

1. Terdapat tiang beton yang tidak dapat dipindahkan

2. Tersedia fasilitas pendukung minimal seperti di gambar dasar

3. Tersedia pencahayaan yang cukup agar pengelihatan

pengguna tidak cepat lelah.

4. Keamanan pengguna control center diperhatikan dengan

seksama, oleh karena itu, harus dibuat tembok/partisl

dari gypsum yang tahan api dan rencana mitigasi

bencana yang baik.

5. Pada bagian langit-langit, masih terdapat pemadam dari

air (springkle) dan harus dihilangkan

6. Desain tempat kerja, komputer mengikuti standard yang

di terapkan secara internasional, seperti ISO 9241

5.6. Mekanikal dan Elektrikal

22
1. Wall View System: Tersedianya wall view pada control center

yang dapat di bagi oleh seluruh pengguna kontrol center.

Karena sifat dari kontrol center ini akan dipergunakan selama

24jam sehari maka di sarankan mengunakan pendinginan

yang mendukung. Wall view di laksanakan pada paket yang

berbeda, namun pelaksana kegiatan ini harus menyediakan

lahan yang cukup dan berkoordinasi dengan pelaksana

kegiatan pengadaan wall view system

2. System Audio ceiling pada control center secara sirkuit

terpisah namun tidak menghilangkan koneksi terhadap system

audio gedung. Sehingga pengumuman yang sifatnya

broadcast masih dapat terdengar oleh pengguna di dalam

kontrol center. Selain ceiling audio system, di dalam ruang

kontrol center juga di sediakan system audio yang baik untuk

keperluan presentasi dan tayangan media video

3. Pada ruangan conference room terdapat jendela yang dapat

melihat langsung kegiatan didalam control center. Jendela ini

dapat berfungsi juga sebagai layar proyeksi untuk presentasi.

4. LCD yang terdapat pada conference room dapat tersimpan

dengan rapih kedalam kabinet, menggunakan system hidrolik.

5. System outlet power dan data pada tiap meja operator

mengunakan outlet listrik modular yang terintegrasi dengan

outlet data

23
6. System AC untuk ruang kontrol center mengunakan system

tersendiri dan terpisah dengan System dari gedung.

5.7. Pemadam Kebakaran

Pemadam api yang ada diganti dengan system pemadaman api

yang aman untuk perangkat elektronik dan manusia, dan disertakan

sertifikasi yang memadai. Pemakaian agent fire suppressant yang

tidak beracun bagi manusia adalah wajib.

5.8. Furnitur

Desain furniture dan interior harus mengutamakan pada tingkat kenyamanan

dan keamanan operator di kontrol room dan mengikuti guideline dari OSHA

Checklist dan ISO 9241

5.9. Jaringan Perkembangan teknologi kabel data baik kabel

tembaga maupun kabel fiber optic menJadi salah satu pertimbangan

dalam memilih teknologi yang akan diimplementasikan pada Control

center.

UTP direkomendasikan oleh Electronic Industries Assosiation and the

Telecommunication Industries Association (EIA/TIA) 568 Commercial

Building wiring Standard.UTP ini dijadikan standar yang sesuai untuk

berbagai jenis gedung dan system wiring. Teknologi kabel UTP ini

terus berkembang dari category 1 yang merupakan kabel telepon

tardisional yang hanya dapat mengakomodasi sinyal komunikasi

24
suara sampai dengan category 6 untuk aplikasi transmisi data

dengan kecepatan maksimum 10Gbps.

Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kabel twisted pair

antara lain:

a. Jarak koneksi transmisi sesuai dengan standar ISO 11801 dan

EIA/TIA 568.

b. Sistem koneksi dan instalasi relative lebih mudah dimana

sistem koneksinya cukup sederhana.

c. Aplikasi transmisi bandwidth, teknologi saat ini

merekomandasikan minimum category 6 untuk bit rate

1000Mbps.

d. Merupakan kabel solid dengan diameter 24 AWG, dengan jaket

luar dari material PVC.

e. Sesuai dengan standar EIA/TIA 568-B.2 Category 6.

mendukung koneksi untuk beberapa aplikasi sampai 1000

Mbps.

f. Memenuhi aplikasi standar IEEE 802.3, 10/100/1000 BASE T ;

IEEE 802.5, 4/16/100Mbps ; 155/622Mbps ATM, Gigabit

Networking (WGNA); Broadband & Baseband Video

application's.

g. Panjang maksimum tidak lebih dari 90 meter antara Floor

Distribution dan outlet Telekomunikasi

Kabel menggunakan konektor RJ45 untuk menghubungkan dengan

computer

25
5.9.1.Rak Distribusi dan Rak Shelve Rak distribusi dan rak shelve

dapat membentuk lebih banyak ruangan kabel dan dapat

meminimlsasi space ruangan. Hal ini merupakan cara sangat baik

untuk mengsentralisaslkan perangkat jaringan serta memudahkan

untuk mengorganisasikan jaringan yang mempunyai koneksi yang

cukup besar.

Rak yang digunakan untuk ruang server adalah jenis free Standing

19 atau 24 inch dengan tinggi mulai 20 sampai 45 RU disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.

Untuk Floor distribution mengunakan jenis rack Wallmounted atau

freestanding 19 inch dengan kapasitas bervariasi 8 RU sampai 45

RU, disesuaikan dengan kebutuhan.

5.9.2.Expandable Patch Panel Ada berbagai jenis patch panel

dengan jumlah port yang bervariasi yang dapat mengakomodir

expansi koneksi jaringan, serta mendukung aplikasi sampal 1 Gbps.

5.9.3.Modular jack Coupler Tipe modular jack ini adalah RJ45 dengan

sistem terminasi konektor Insulation Displacement Contact (I DC),

dengan insulasi untuk diameter kabel 22 to 26 AWG (0.40 -0.65

mm), baik untuk aplikasi data maupun telepon. Spesifikasi modular

jack ini harus mendukung aplikasi antara lain:

10/1 OOMbps Ethernet,

4 Mbps /16 Mbps Token Ring applications,

ATM 155.5 Mbps,

ATM 622 Mbps

26
Gigabit Ethernet,

Broadband Video.

6. Tenaga Ahli yang dibutuhkan

a) Project Manajer

Project manajer merupakan tenaga ahli yang mempunyai

pengalaman lebih dari 5 tahun dalam bidang manajemen

proyek. Latar belakang pendidikan S1 teknik sipil atau IT dan

lebih di utamakan S2

b) Tenaga ahli IT dan networking

merupakan tenaga ahli yang mempunyai pengalaman lebih

dari 5 tahun dalam bidang IT dan memiliki sertifikasi

c) Tenaga ahli mekanikal dan listrik

merupakan tenaga ahli yang mempunyai pengalaman lebih

dari 5 tahun dalam bidang mekanikal dan listrik, diutamakan

mempunyai sertifikasi dari lembaga sertifikasi yang diakui oleh

pemerintah.Latar belakang pendidikan S1 teknik kelistrikan

atau teknik sipil dan lebih di utamakan bependidikan S2

d) Tenaga ahli komunikasi

merupakan tenaga ahli yang mempunyai pengalaman lebih

dari 5 tahun dalam bidang IT dan atau komunikasi . Latar

27
belakang pendidikan S1 komunikasi atau IT lebih di utamakan

S2

e) Tenaga ahli sipil atau arsitek

merupakan tenaga ahli yang mempunyai pengalaman lebih

dari 5 tahun dalam bidang teknik sipil atau arsitek, diutamakan

mempunyai sertifikasi dari lembaga sertifikasi yang diakui oleh

pemerintah.Latar belakang pendidikan S1 teknik sipil atau

arsitektur lebih di utamakan S2

5.10. Gambar Lelang

Gambar lelang dalam dokumen lelang pekerjaan ini, merupakan gambar

tahapan rancangan skematik dengan informasi yang dinilai cukup sebagai

suatu dokumen pelelangan bagi para peserta lelang Kontraktor

Utama/Kontraktor untuk mengajukan penawaran sesuai prosedur

pelelangan yang berlaku. Pelaksana Pekerjaan harus melihat paket

pekerjaan ini secara keseluruhan sebagai suatu kelengkapan dari sistem

yang berfungsi, terpasang dan operasional secara sempurna.Kekurangan-

kekurangan merupakan kewajiban pemborong untuk

melengkapinya.Kekurangan yang ditemukan harus dipertanyakan

sebelum/atau pada saat penjelasan lelang, dan ini merupakan kesempatan

satu-salunya.

1. Gambar Pengembangan rancangan dan Rancangan Detail

28
Setelah ditunjuk sebagai pemenang lelang, maka pelaksana pekerjaan

berkewajiban untuk menyiapkan gambar pengembangan rancanoan

(design development) serta rancangan detail (detail design, terhadap

pekerjaan yang ditangani.

2. Pemeriksaan gambar, Design dan Spesifikasi teknis.

Pelaksana Pekerjaan wajib memeriksa design (gambar-gambar

rancangan), spesifikasi teknis dan isian dokumen dalam proses lelang

ini terhadap kemungkinan kesalahan/ketidak cocokan, kekurang-

lengkapan rancangan/dokumen, baik dari segi besaran- besaran fisik

maupun cara pemasangan, klausal-klausal yang berakibat kepada

biaya dan lain-lain.

Termasuk di sini secara khusus kesesuaian material-material produksi

pabrik dan aplikasinya pada gambar design dan spesifikasi teknis serta

"Standard Product" juga performance daripada supplier/pabrik yang

bersangkutan.

29

Anda mungkin juga menyukai