RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
(RKS TEKNIS)
1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah Pembangunan Prasana dan
Sarana Lingkungan Gedung Imigrasi Pati, dengan rincian secara garis besar sebagai
berikut:
a. PEKERJAAN PERSIAPAN
b. PEKERJAAN SALURAN MD-40
c. PEKERJAAN SALURAN GOT U-20
d. PEKERJAAN LAPANGAN UPACARA e. PEKERJAAN LAPANGAN PARKIR
f. PEKERJAAN POS SATPAM (2 UNIT)
g. PEKERJAAN LAMPU PENERANGAN
2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup
jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk prasarana
gedung.
b. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan
kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.
3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat
(RKS), gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Pengawas lapangan dan Direksi Teknis.
2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat
pula.
a. Gambar Kerja yang dibuat Perencana yang sudah disahkan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Pati, termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.
3
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang
memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
4
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
6
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
2. Pekerjaan Urugan
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki digunakan tanah urug
pilihan lapis demi lapis. Pekerjaan pengurugan ini dilakukan setelah pondasi baik
batu kali maupun footplat selesai dikerjakan.
b. Urugan pasir pada bawah pondasi 10 cm, pada bawah lantai 5 cm
c. Urugan kembali lubang pondasi dilakukan setelah dilakukan pemeriksanaan pondasi.
d. Sloof dipasang di atas tanah urugan dan di atas pondasi batu kali.
3. Pemadatan
a. Kepadatan tanah harus diukur dengan nilai dry density contoh tanah sebagai
persentase kepadatan kering maksimum pada kadar air optimum sebagaimana
ditetapkan pada pengujian (test).
b. Semua bahan yang akan digunakan untuk urugan harus sesuai dengan ayat ini dan
harus dipadatkan sampai 90 % kepadatan kering. Pemadatan dari seluruh bahan-
bahan harus dilakukan dengan penyiraman optimum untuk mendapatkan hasil
pemadatan yang dikehendaki Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan.
7
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
2. Persyaratan Umum :
a. Beton tak bertulang dengan spesi 1Pc : 3Ps : 6Split
b. Beton bertulang spesi 1Pc : 2Ps : 3Split atau mutu K.225 (Struktur).
c. Pembuatan cetakan beton.
d. Konstruksi harus menggunakan peralatan-peralatan/normalisasi yang berlaku di
Indonesia seperti PBI, SNI, PMI, PKKI dan lain-lain.
3. Bahan-bahan
a. Bahan menggunakan adukan beton adukan ditempat dengan memakai molen,
kontrol mutu sesuai dengan spesifikasi di bawah ini :
1) Agregat beton
a) Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wet Sistem Stone Crusher.
b) Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM-
C 33.
c) Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
d) Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak dinginkan.
e) Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.
2) Agregat kasar
a) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, tidak
berpori dan berbentuk kubus.
b) Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 % dari
jumlah berat seluruhnya.
c) Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 %
kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131-55.
d) Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis , zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.
3) Agregat halus
a) Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal dan
memenuhi persyaratan sebagai agregat halus untuk campuran beton.
b) Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansi-substansi
yang merusak beton.
c) Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5 %.
d) Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
e) Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
f) Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak
dinginkan.
4) PC (Portland Cement)
a) Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan NI-8 bab 3.2 PC type I.
b) Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai
untuk seluruh pekerjaan beton.
c) Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh
pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai urutan pengirimannya.
d) Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan
lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengirimannya. Semen yang
rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari
lapangan.
8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
e) Pembesian
f) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa,
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
g) Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran-ukuran
masingmasing besi penulangan rangka maupun besi-besi penulangan
bergelombang (Deformed bar) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2
bab 3.7.
h) Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain,
apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi atau dengan bahan cairan sejenis Vikaoxy off yang
disetujui Pengawas.
i) Direksi atau Pengawas berhak untuk memerintahkan untuk menambah besi
tulangan di tempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5 % dari tulangan
yang ada di tempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa
biaya tambahan.
j) Penulangan harus terdiri dari baja keras dengan mutu U 39 dan Baja lunak U
24 sesuai SNI 03-2847-2002.
5) Kawat pengikat
a) Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2
bab 3.7.
6) Air
a) Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 bab 3.6.
b) Sebelum air untuk pengecoran digunakan harus terlebih dahulu diperiksakan
pada laboratorium PAM / PDAM setempat yang disetujui pengawas dan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
c) Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.
d) Additive
e) Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan additive POZZOLITH
300 R atau yang setaraf.
f) Bahan tersebut harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan. Additive yang mengandung Chloride atau Nitrat
tidak boleh digunakan
4. Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan Trial test atau mixed design
yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari
hasil test tersebut ditentukan oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, deviasi standar yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton
selama pelaksanaan.
b. Pengecoran beton
1) Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin secara
tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan paling lambat 2 (dua)
hari sebelumnya.
2) Sebelum pengecoran dimulai Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh stek-
stek maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-
kolom, balokbalok beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan bata
maupun pekerjaan instalasi.
3) Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan angker-angker
dipasang dengan jarak setiap 1 meter.
9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
10) Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan
dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
11) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
Initialset atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis
karena getaran.
12) Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik
dan penyerapan air semen dengan tanah.
13) Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras dan tidak
berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitances) dan
partikelpertikel yang terlepas samapi suatau kedalaman yang cukup sampai
tercapai beton yang padat.
14) Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
c. Pemadatan beton
1) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkat dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar beton
padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
2) Selama proses pengecoran berlangsung, maka beton harus dipadatkan dengan
alat mekanis (internal / eksternal vibrator), kecuali jika Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan mengijinkan pemadatan dengan tenaga
manusia, maka dapat dilakukan denan cara memukul mukul acuan dari luar,
mencocol atau menusuk nusuk adukan beton secara kontinyu.
3) Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan
(overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga / pemisahan bahan - bahan dan
terjadi pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
4) Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
5) Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar
frekuensi tinggi 0,2 cm agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
6) Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih dan pelaksanaan pemadatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
d. Slump (kekentalan beton)
Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971
adalah sebagai berikut :
10
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Slump/Max Min
Jenis Konstruksi
(mm) (mm)
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi nilai tersebut di
atas dapat dinaikkan sebesar 50 %, tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 150
mm.
e. Pengujian kekuatan beton
1) Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil
pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat 1 sampel
benda uji, atau untuk seluruh bangunan dibuat minimal sampai 20 benda uji.
2) Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dengan biaya menjadi
tanggungan kontraktor dan hasil kuat tekan harus sesuai dengan ketentuan SNI
03-24872002.
3) Mutu beton yang disyaratkan K 225.
f. Pemeriksaan lanjutan
1) Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka pemeriksaaan
lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan
core drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada
sesuai dengan SNI 03-2487-2002.
11
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Kontraktor harus dengan segera membongkar bentuk yang ditolak dan untuk
menggantinya atas bebannya sendiri.
h) Bekisting dapat dipergunakan maksimal 3 kali. Pembongkaran bekisting dapat
dilakukan minimal 3 (tiga) hari setelah konstruksi dicor atau harus seijin
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga menjamin keamanan sepenuhnya.
i) Perancah menggunakan bambu/kayu beserta perlengkapannya.
Pemasangannya harus benar-benar kokoh dan tidak berubah tempat sebelum
dan selama pengecoran.
j) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
(1) Bagian bawah sisi balok 28 hari
(2) Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (3) Balok
dengan beban konstruksi 21 hari
(4) Pelat lantai / atap 21 hari
k) Dengan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75
% dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan sekali-kali tidak
boleh menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab
Kontraktor dari adanya kerusakankerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan tersebut.
l) Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton,
tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
m) Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam
tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah
kembali.
12
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
a. Pengertian cat disini meliputi cat-cat dinding bata, beton, , besi yang tampak ter-
expose dengan bahan cat emulsion merk sekualitas Decolith (cat tembok) dan
sekualitas Bee brand (cat besi).
b. Cat-cat/plamir yang didatangkan harus dalam keadaan utuh dalam kemasan kaleng,
tertera nama perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang utuh.
c. Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
d. Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk yang sama
dengan merk cat yang dipilih.
e. Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat.
f. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dari bahan yang diencerkan.
2. Macam Pekerjaan
Mengecat dengan cat tembok dan cat kayu untuk semua bidang exterior dan interior
seperti dinyatakan dalam gambar.
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
Bidang bagian dalam yang akan dicat sebelumya digosok memakai kain yang dibasahi
air. Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannnya
rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roler minimal 20
cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
b. Cat Kayu
Semua pekerjaan yang telah dicat meni, baru boleh dicat kilap setelah terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan minimum 2 (dua) kali.
Pengecatan yang dilakukan diatur ketika keadaan mendung dan hujan tidak
diperkenankan. Bahan yang digunakan sekualitas produk Bee Brand.
c. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai peraturan yang berlaku.
Syarat-syarat pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
13
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
c. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug sub
grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan) dan memiliki kemiringan permukaan 2,5 % dan telah
mempunyai daya dukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
d. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya harus dikerjakan
dan diselesaikan sebelum pekerjaan paving blok dilaksanakan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus
yang sama lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku
dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
g. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan key block dan
pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan.
h. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate vibrator ukuran plate
0,3 0,5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 2,0 ton. Pemadatan dilakukan
3 kali sebelum siar-siar di isi pasir, setelah itu dipadatkan dan diratakan beberapa kali
dengan roller 3 ton.
i. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.
j. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan perbedaaan
ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
k. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
l. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh area
paving block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.
1. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari 1
cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus dan merata
untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.
2. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak
boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik.
3. Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
4. Setelah selesainya pekerjaan pembentukan penampang selokan, Kontraktor harus
meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan dipasang.
5. Pelaksanaan pekerjaan selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan
dalam Pasal 2.1.1.(4) di atas, harus diperbaiki oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan perbaikan dapat meliputi :
a) Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, bilamana diperlukan termasuk
penimbunan kembali dan dipadatkan terlebih dulu pada pekerjaan baru kemudian
digali kembali hingga memenuhi garis yang ditentukan;
b) Perbaikan dan penggantian pasangan batu dengan mortar yang cacat.
14
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
2. Housing/Kap Lampu
Menggunakan kap lampu luar ruangan kedap air dan serangga dengan kualitas baik.
Lampu penerangan jalan dan halaman menggunakan lampu type SON T 150 watt
16
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
dan ballast BSN 150 watt, dilengkapi innector dan kapasitor sesuai ukuran tabel
SII/LMK/SPLN.
3. Lampu Taman 1
Menggunakan kap lampu luar ruangan type borobudur dengan lampu hemat energi
45/36 watt dengan kualitas baik dan tertera SII/LMK/SPLN.
4. Lampu Taman 2
Menggunakan kap lampu luar ruangan type TO-66 E-27 OPAL GLASS & CASTING
dengan lampu hemat energi 45/36 watt dengan kualitas baik dan tertera
SII/LMK/SPLN.
5. Hantaran Tanah
Kabel NYY 4 x 16 mm2 tertera SII/LMK/SPLN
Kabel NYY 4 x 4 mm2 tertera SII/LMK/SPLN
Kabel NYY 4 x 3 mm2 tertera SII/LMK/SPLN
Semua hantaran tanah menggunakan pipa pelindung PVC sesuai ukuran kabel dengan
kualitas baik
6. Panel Lampu
Menggunakan box panel ukuran 0,4 x 0,6 x 0,2 meter dengan kualitas baik dan
terkunci, di dalamnya terdiri dari : Contactor Magnetis 25 A, timer otomatis, 3
MCB @ 10 A, terminal kabel 125 A
7. Semua bahan yang akan dipasang harus terlebih dahulu harus ditunjukkan dan
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan.
17