ANALISA PERMASALAHAN
PEMUKIMAN RUSUNAWA KALIGAWE
DOSEN PENGAMPU : INDAH YULIASARI ST
DISUSUN OLEH :
NAMA : KUNARDI
NPM : 201445500066
KELAS : S5B
FAKULTAS TMIPA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2016
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karenaberkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalammakalah ini saya menulis hasil laporan analisa
Permasalahan Pemukiman di Rumah Susun, suatu permasalahan yang selalu
dialami bagi masyarakat yang telah menempati Rumah Susun tersebut.
Tujuan utama dari Makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas pertama
dalam mata kuliah Arsitektur Pemukiman, di samping sebagai pembelajaran
penulis terhadap analisa permasalahan pemukiman di rumah susun..
Makalah ini menguraikan tentang informasi permasalahan pemukiman di
rumah susun terpilih dengan analisa gambar dan data berdasarkan referensi
pengalaman pihak terkait mengenai kehidupan tinggal di rumah susun beserta
penjelasan melalui gambar yang disajikan di dalam makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat membantu mahasiswa, khususnya
penulis dalam kegiatan penyelesaian masalah yang di analisa di pemukiman
rumah susun.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah
tugas pertama ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia, yang
sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian bangsa. Perumahan dan
permukiman tidak dapat hanya dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi
lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam menciptakan tatanan
hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri. Untuk
memenuhi kebutuhan rakyat akan perumahan dan permukiman yang dapat
terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan atau untuk memenuhi
tuntutan atau pemenuhan pola hidup modern berupa bangunan pasar modern dan
permukiman modern, pemerintah selalu dihadapkan pada permasalahan
keterbatasan luas tanah yang tersedia untuk pembangunan terutama didaerah
perkotaan yang berpenduduk padat. Dalam upaya meningkatkan daya guna dan
hasil guna tanah yang jumlahnya terbatas tersebut, terutama bagi pembangunan
perumahan dan permukiman, serta mengefektifkan penggunaan tanah terutama
didaerah-daerah yang berpenduduk padat, maka perlu adanya pengaturan,
penataan, dan penggunaan atas tanah, sehingga bermanfaat bagi masyarakat
banyak. Apalagi jika dihubungkan dengan hak asasi, maka tempat tinggal
Menyadari kenyataan tersebut, perlu kiranya dikembangkan suatu konsep
Pembangunan Perumahan yang dapat dihuni secara bersama-sama dalam suatu
bangunan bertingkat, yang dibagi-bagi atas bagian-bagian secara terpisah, baik
vertikal atau horizontal untuk masing-masing penghuni. Dikota-kota besar perlu
diarahkan pembangunan perumahan dan permukiman yang terutama sepenuhnya
pada pembangunan Rumah Susun . Pembangunan Rumah Susun merupakan
salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan permukiman
terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat, karena
pembangunan Rumah Susun dapat mengurangi penggunaan tanah, membuat
ruang-ruang terbuka kota yang lebih lega dan dapat digunakan sebagai suatu cara
untuk peremajaan kota bagi daerah-daerah kumuh. Rumah Susun dibangun sesuai
dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat terutama masyarakat yang
berpenghasilan rendah. Pembangunannya dapat dilaksanakan atau
diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara atau Daerah, Koperasi, atau
Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak dibidang itu.
B. Tujuan
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan rumah
susun.Pembangunan Rumah Susun ini bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan
Rumah layak hunidan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah-
bawah di kawasan perkotaan seperti fasum, fasos, kebutuhan hidup dan
keamanan.
C. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah yang
berjudulAnalisa Permasalahan Rumah Susun ini adalah: Terpecahnya
penyelesaian masalah yang ada di pemukiman rumah susun. Dan menjadikan
bahan evaluasi dalam perancangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam memilih lokasi rumah susun, maka lokasi tersebut harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
5. Tinjauan Sarana
Tinjauan sarana bedasarkan berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara
perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan adalah sebagai berikut :
3. Fasilitas Kesehatan.
- Maksimal penghuni yang dilayani adalah 1000 penghuni.
- Berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia Balita.
- Berada di tengah-tengah lingkungan keluarga dan menyatu dengan kantor RT/RW.
- Kebutuhan minimal ruang 30 m2, yaitu ruangan yang menampung segala aktivitas.
4. Fasilitas Peribadatan.
Fasilitas peribadatan harus disediakan di setiap blok untuk kegiatan peribadatan
harian, dapat disatukan dengan ruang serbaguna atau komunal, dengan ketentuan:
- Jumlah penghuni minimal yang mendukung adalah 40 KK untuk setiap satu
musholla. Di salah satu lantai bangunan dapat disediakan satu musholla untuk tiap
satu blok, dengan luas lantai 9 36 m2. Jumlah penghuni minimal untuk setiap
satu masjid kecil adalah 400 KK.
5. Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum.
a. Siskamling.
- Jumlah maksimal penghuni yang dapat dilayani adalah 200 orang.
- Dapat berada pada lantai unit hunian.
- Luas lantai minimal adalah sama dengan unit hunian terkecil.
b. Gedung Sebaguna.
6. Fasilitas Ruang Terbuka.
a. Tempat Bermain.
- Maksimal dapat melayani 12 30 anak.
- Berada antara bangunan atau pada ujung-ujung cluster yang mudah diawasi.
- Luas area minimal 75 180 m2.
b. Tempat Parkir.
- Berfungsi untuk menyimpan kendaraan penghuni (roda 2 dan 4).
- Jarak maksimal dari tempat parkir roda 2 ke blok hunian terjauh 100 m, sedangkan
untuk roda 4 ke blok hunian terjauh 400 m.
- Tempat parkir 1 kendaraan roda 4 disediakan untuk setiap 5 keluarga, sedang roda
2 untuk setiap 3 keluarga.
- 2 M2 tiap kendaraan roda 4; 1,2 M2 untuk kendaraan roda 2 dan satu tamu
menggunakan kendaraan roda 4 untuk tiap 10 KK.
6. Tinjauan Prasarana
Merupakan aspek yang menjadi kriteria rumah susun untuk mendukung kegiatan
warga rumah susun sehari hari.
- Jalan
Klasifikasi jalan pada lingkungan rusunawa perlu disesuaikan dengan lokasi
dimana rusunawa itu dibangun.
- Air Minum
Lingkungan rusunawa ini harus menyediakan sumber air bersih bagi penghuninya.
Sumber air bersih ini sedapat mungkin disediakan per unit atau per lantai dan
tidak secara sentral untuk seluruh area rusunawa. Kebutuhan air bersih dari tiap
rumah tangga yaitu 100 liter/hari untuk setiap anggta keluarga, dengan kualitas
jernih, tidak berasa dan tidak berbau.
- Pengelolaan Air Limbah
Lingkungan rusunawa harus memiliki sarana pengolahan air limbah, baik yang
berasal dari air bekas cucian, mandi ataupun kakus. Karena rusunawa memiliki
fungsi yang hampir sama dengan perumahan, maka air limbah rumah tangga
pengelolaannya cukup dengan menyediakan septic tank dan sumur resapan.
- Pembuangan Sampah
Dari hasil pengamatan, salah satu kebiasaan masyarakat tepian sungai adalah
membuang sampah di sungai. Agar rusunawa tetap terjaga kebersihannya, maka
sarana pembuangan sampah harus diperhitungkan dalam perencanaan dan
perancangan rusunawa terkait dengan kesehatan lingkungan.
- Jaringan Listrik
Pada lingkungan rusunawa pasokan listrik diperhitungkan dengan standar minimal
450 VA per hunian.
2) Aspek dalam
Merupakan aspek dari dalam rumah susun.Dalam arti lain aspek ini
merupakan kriteria aspek interior rumah susun.Berikut adalah layout interior
sederhana dari rumah susun sehat dan sederhana :
- Penambahan jendela atau ventilasi mengurangi kelembaban dan gas beracun
serta menambah cahaya matahari.
- Sering membuka jendela dan pintu.
- Menjemur pakaian di luar ruangan.
- Pembersihan genangan air.
- Pemakaian produk pembunuh bakteri dan pemakaian produk anti serangga.
BAB V
SIMPULAN
Dilihat dari hasil kegiatan survey yang kami lakukan, Rusunawa Kaligawe
dengan kondisi fisik bangunan yang memprihatinkan dan kondisi lingkungan
yang sering terjadi banjir dibangun di atas lahan yang potensial terkena banjir.
Mungkin pertimbangan awalnya adalah lokasi itu relatif dekat dengan konsentrasi
pabrik-pabrik di sekitar Kaligawe. Area berdirinya rumah susun itu sering
diibaratkan sebagai danau tepian tol yang cukup bisa memberikan gambaran
tentang Semarang yang akrab berkawan dengan air. Rawa yang cukup luas untuk
menampung luberan air tiba-tiba berdiri bangunan bersusun tinggi. Hal ini akan
mengakibatkan kerusakan yang memicu kekumuhan Rusunawa Kaligawe
semakin menjadi-jadi. Kurangnya koordinasi dan keseriusan pemerintah dalam
membuat perencanaan sebelum dan sesudah Rusunawa Kaligawe dibuat, memberi
dampak yang besar atas kerusakan yang mengakibatkan kekumuhan di Rusunawa
tersebut. Jadi, sudah seharusnya pemerintah mengkaji ulang mengenai kebijakan
yang dibuat untuk Rusunawa Kaligawe tersebut agar Rusunawa tersebut berfungsi
sesuai dengan fungsi dan tujuan awal pemerintah ketika merencanakan
pembuatannya, yaitu memberikan hunian yang layak huni, nyaman dan terjangkau
oleh masyarakat berkelas menengah kebawah.