Anda di halaman 1dari 14

Definisi Komposisi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar,
elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari
aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan
perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto).

KOMPOSISI DASAR DAN SUDUT PENGAMBILAN


GAMBAR ( CAMERA ANGLE )
KOMPOSISI DASAR DAN

SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR ( CAMERA ANGLE )

Oleh : Yuda Kurniawan

Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada
hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan
pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung
nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah
satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan
pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan
mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.

Definisi Komposisi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar,
elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari
aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan
perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan
tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-
objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar
tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu
mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.

Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi

1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun mood suatu foto dan
keseimbangan keseluruhan objek foto.

2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud
sebuah kesatuan (unity) dalam karya.

3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam
pribadi pemotret.
Jenis-Jenis Komposisi :

1. Garis

Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar /
melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada
sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto
menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung,
membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.

1. Bentuk

Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas
abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai
komposisi adalah kotak dan lingkaran.

1. Warna

Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila
dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan
anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan mood color (keserasian warna) sebuah
foto terutama pada foto foto pictorial (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)

1. Gelap dan Terang

Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang
pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah tengah era digital
komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan
sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik
apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan
sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang
sebuah foto akan hilang.

1. Tekstur

Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar,
beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau
bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan

Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah
pemahaman tentang kaidah kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama.
Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang
foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan
objek di tengah-tengah bidang foto

Sudut Pemotretan (Angle of View)


Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek.
Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita
mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar
(sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah,
samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Format : Horizontal dan vertikal

Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret
dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format
pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Dimensi

Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun,
sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur
utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita
menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap
elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan
gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )


Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus
diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam
fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:

Bird Eye

Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya
sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek
(HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara
overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
High Angle

Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.

Eye Level

Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata
memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap
background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut
pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang
lebih rendah dari pada kita missal, anak anak.

Low Angle

Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi
kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan
agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula
digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.

Frog Eye

Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir
sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan
dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Field Of View

Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan
diambil adalah sebagai berikut :

a. Extreme Close Up

Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-
pori kulit akan jelas terlihat.

b. Head Shot

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.

c. Close Up

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.

d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.

e. Mid Shot (setengah badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.

f. Medium Shot (Tiga perempat badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.

g. Full Shot (Seluruh Badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h. Long Shot

Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak
sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya

v Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas
kepala objek.

v Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk
memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.

v Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.

v Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.

1. Bagaimana Komposisi Gambar Video (shoot)

Komposisi Gambar dalam video adalah bagaimana gambar diletakkan pada frame. Konsep ini
sering dikenal dengan istilah framing.

Teknik Framing adalah teknik sangat subyektif. Apa yang kita cari adalah beberapa
panduan yang diterima kalangan industri. Anda harus menggunakan berbagai aturan
praktis.
Aturan susunan gambar video pada dasarnya sama dengan untuk fotografi.
Apakah Cahaya Pencahayaan itu?
Salah satu hal yang sangat penting dalam dunia fotografi, film dan video khususnya dalam
konteks produksi film video adalah cahaya. Fotografi, film dan video berbahan baku cahaya,
tanpanya gambar tidak akan terekam dengan baik.

Sumber cahaya, Semua video menggunakan beberapa jenis lampu, bisa jadi dengan cahaya
alam (dari matahari) atau lampu artifisial. Tujuan pencahayaan video adalah
untuk memilih dan mendapatkan visualisasi obyek yang terbaik

Contrast ratio adalah perbedaan kecerahan antara terang dan gelap bagian gambar.

Lampu Kamera-mount, adalah cahaya yang mudah, serbaguna untuk solusi yang digunakan oleh
amatiran dan profesional pada dasarnya sama.

JENIS-JENIS SHOT

1. Establishing shot

Kalau kita hendak bercerita mengenai sekolah kita dan dinamikanya, maka setidak-tidaknya kita
harus membuat beberapa buah shot yang menggambar-kan sekolah secara keseluruhan. Shot
tersebut disebut ESTABLISHING SHOT.
Shot ini wajib kita buat, sebab shot ini mewakili lokasi umum di mana kejadian berada. Setelah
itu barulah kita lengkapi dengan shot-shot lain yang lebih bersifat menjelaskan pada setiap detail.

Establishing shot tidak hanya dapat berupa bangunan, tetapi yang penting shot
tersebut mewakili dan menunjukkan lokasi di mana peristiwa itu terjadi. Bisa sebuah pantai, bisa
pegunungan. Bisa pasar, bisa apa saja, tergantung di mana peristiwa yang terjadi dalam cerita.
Jangan lupa untuk mengambil establishing shot jika ingin membuat suatu rekaman video cerita.

2. Detail shot
Establishing shot biasanya menggunakan Long Shot (LS), yaitu suatu ukuran shot
yang menampilkan obyek dari kejauhan.
Sedangkan untuk mengenali detail dari suatu obyek, maka dikenal beberapa shot yang
lebih spesifik, yaitu :
a. Full Shot (FS). Yang menjadi ukuran biasanya manusia. Sebuah shot yang mengambil obyek
manusia, diambil dari ujung kaki sampai ujung kepala, disebut Full Shot.
b. Medium Shot (MS) Adalah shot yang mengambil ukuran dari pinggang sampai ujung kepala
c. Medium Close Up (MCU) Dalam shot ini, manusia tergambar dari dada atas sampai ujung
kepala
d. Close Up (CU) Menampilkan wajah manusia saja
e. Big Close Up (BCU) Menampilkan sebagian wajah manusia
f. Extreme Close Up (ECU) Menampilkan satu obyek di wajah, bisa hanya mata,hidung, telinga,
bibir atau tahi lalat.
Obyek selain manusia, jika diambil sepenuhnya juga dikatakan Full Shot, misalnya sebuah mobil,
sebuah gelas , seekor burung , sebatang pohon dll.

Selain jenis atau type shot, maka titik dari mana shot tersebut dibidikkan oleh kamera
juga menentukan kekuatan ataupun keindahan sebuah obyek.
Titik atau sududt dari mana obyek direkam disebut angle.

JENIS-JENIS ANGLE

1.Straight Shot
Kamera tidak membentuk sudut (angle) dengan obyek

2. High angle
Pengambilan gambar dilakukan dari suatu level ketinggian yang lebih tinggi dari obyek

3. Low angle
Pengambilan gambar dilakukan dari suatu level yang lebih rendah dari badan obyek.

4. Top shot /Overhead


Pengambilan gambar dilakukan dari atas obyek.

Hasil-hasil pengambilan gambar masih dipengaruhi lagi secara emosional oleh pergerakan kamera
ketika mengambil gambar.

Sebuah kamera bisa hanya langsung ditenteng atau dipanggul oleh kameramen nya (disebut hand
held ), tapi juga bisa dipasang pada sebuah tripod.
Tripod itu sendiri bisa berdiri langsung di atas tanah atau lantai, namun juga bisa mempunyai roda,
sehingga bisa digeser ke sana-kemari.
Selain itu kamera juga bisa digantung pada sebuah tiang yang disebut JIMMY JIB , atau pada
sebuah crane yang bisa ditunggangi oleh kameramen sambil untuk melakukan gerak naik-turun.
Dan tentu saja kamera juga bisa dipasang pada sebuah mobil , motor, pesawat terbang, kereta api
atau alat transportasi lainnya, lalu dihidupkan (record) dan mengambil gambar bersama dengan
mobil atau alat transportasi tersebut.
Namun pada prinsipnya dikenal ada pergerakan kamera yang telah baku, seperti diuraikan di
bawah ini.

PERGERAKAN KAMERA

1. PAN .
Jika kamera dipasang pada sebuah tripod, maka kamera bisa digerakkan menoleh ke kanan
maupun ke kiri mengikuti obyek. Gerakan tersebut disebut PAN
(Right Pan & Left Pan) / Pan kanan, Pan kiri

2. TILT.
Kamera terpasang di atas tripod juga dapat melakukan gerakkan mengangguk ke atas dan ke
bawah, yang disebut TILT (Tilt Up & Tilt Down)

3. Kamera bersama tripodnya juga bisa diangkat ke atas ataupun diturunkan ketinggiannya, yang
disebut LEVEL (Level Up & Level Down)
Biasanya kamera pada studio TV yang menggunakan tripod yang bisa naik-turun levelnya
,yaitu disebut pedestal(Ped Up/Elevation & Ped Down/Depress)
Crane juga berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan level kamera.
Sedangkan Jimmy Jib selain dapat menaik-turunkan level jaga bisa melakukan gerakan swing,
yaitu berputar melayang ke seluruh penjuru, sepanjang jangkauan tiang Jimmy Jib itu.

4. TRACK, CRAB
Di atas tripod yang mempunyai roda atau di atas pedestal, kamera bisa didorong maju atau
mundur. Gerakan mendorong maju-mundur atau serong ini komandonya adalah Track-In
(didorong menuju obyek) Track-Out (Track Back) , yaitu didorong menjauhi obyek, lalu : Crab-
Right & Crab-Left, yaitu didorong ke kanan atau ke kiri

Sebuah rel juga biasa dipasang pada tripod khusus, agar kameramen dapat didorong mengikuti
pergerakan obyek. Rel tersebut disebut DOLLY

5. ZOOM
Di samping pergerakan kamera di atas, masih ada lagi pergerakan mendekati & menjauhi
obyek tanpa harus merubah posisi kamera, yaitu ZOOM.
Dengan menekan tombol Zoom, lensa kamera akan melakukan gerakan mendekati obyek
(ZOOM IN) atau menjauhi obyek (ZOOM OUT).

Pengambilan gambar dengan video kamera diwakili oleh FRAME.


Obyek yang masuk dalam frame tersebutlah yang akan disaksikan pemirsa.
Oleh karena itu seorang juru kamera harus jeli dan bercitarasa baik untuk dapat menampilkan
obyek dalam frame kamera nya.

Type-type long shot ini dipilih sesuai emosi yang ingin diperoleh sesuai tuntutan naskah maupun
keinginan dan pertimbangan logika/estetika sutradara, antara lain : apakah ia masih ingin
menampilkan detail dari back ground di sekitar obyek utama atau tidak. Pada ELS & VLS, detail
disekitar obyek tokoh semakin tidak jelas.

POV = Point Of View, maksudnya : kamera bertindak sebagai mata pelaku,


Jadi sudut pandang (angle) kamera adalah diletakkan pada ketinggian
mata seseorang yang sedang memandang sesuatu

BIRDS EYE VIEW = kamera pada suatu ketinggian, seperti seekor burung
yang sedang terbang, menyaksikan obyek di bawahnya

SUBJECTIVE CAMERA = kamera bertindak sebagai si pelaku itu sendiri.


Misalnyanya :kamera berjalan kesana-kemari atau berlari sesuai
langkah kaki si pelaku

OVER SHOULDER = Pengambilan gambar dari sebelah atas bahu salah


seorang pelaku

TRAVELING SHOT = Pengambilan gambar dengan kamera bergerak bersama


subyek. Misalnya : kameramen dari dalam mobil yang berjalan,
mengambil gambar seseorang yang sedang mengendarai mobil
Pengambilan gambar dengan cara seperti ini disebut juga MOVING
De
Framing
:
Kegiatan membatasi adegan / mengatur kamera
sehingga mencakup ruang penglihatan yang
diinginkan.
Angle
:
Sudut pengambilan Gambar.
Shot size
:
Cara pengambilan gambar.
Komposisi
:
Penyusunan elemen
-
elemen dalam sebuah
pengambilan gambar, termasuk di dalamnya
adalah warna dan objek

TIPE SHOOT :

Selain penempatan objek atau POI dalam pengambilan gambar video kamera juga harus selalu
memperhatikan tipe shoot, tipe shoot ini nantinya akan akan menghasilkan sebuah rangkaian cerita ,
semakin lengkap dan variatif tipe shoot yang di shooting semakin lengkap dan variatif juga rangkaian
cerita yang akan di hasilkan

ELS (Extreme long Shot)

Shott tipe ini adalah shoot yang mengambil gambar sangat jauh dari subyek yang mungkin tidak akan
kelihatan dengan jelas. Teknik ini bertujuan untuk menunjukan lingkungan disekitar subjek dan dirancang
untuk menunjukan pendengar di mana tempat tindakan diambil. ElS juga disebut dengan istilah extra long
shot or extreme long show

VLS very long shoot (VLS)

Tipe ini sudah mengambil lebih dekat dengan lingkungan disekitar subjek. Subjek akan terlihat berada di
lingkungan seperti apa. Teknik ini juga bisa memfokuskan pada satu objek seperti jendela atau berada
dibagian apa dalam lingkunganya

LONG SHOOT / LS (ESTABLISHED SHOOT)

Shoot ini mengambil subyek dalam bingkai yang penuh. Kita mengambil dari gambar kaki subjek dan juga
mengambil pada bagian kepala hampir pada bagian atas frame. Teknik ini sungguh sulit untuk dikerjakan,
karena dari awal sampai akhir harus selalu mengikuti pergerakan subjek. Kalo tidak kita akan
mendapatkan gambar yang terpotong dari subjek

Medium shoot (MS)

Pengambilan gambar dengan tipe shoot ini ini bertujuan untuk menunjukan subyek lebih detail, dan juga
bisa menunjukan emosi yang ditampulkan oleh subjek. Teknik ini banyak digunakan pada penyampaian
berita televisi oleh presenter, wartawan yang akan mewawancara sehingga subjek dengan leluasa
mengeluarkan expresinya, seperti gerak tangan, dll

medium close up (MCU)

shoot yang mengambil gambar dari dada sampai atas kepala untuk menunjukan
ekspresi wajah lebih jelas

Close up (CU)

Shoot ini hanya mengambil gambar hanya pada bagian wajah (close up). Teknik ini lebih menonjolkan
ekspresi wajah dari subjek. Close-up juga dapat digunakan sebagai teknik cut-in. Dengan teknik ini
penonton dapat menggambar atau merasakan bahwa pribadinyalah yang menjadi sebagai subjek

Extreme close up (ECU)

Pengambilan gambar dengan teknik ini akan menunjukkan secara detil ekspresi dari subjek, seperti
linangan air mata dan luapan kegembiraan terpancarkan dari wajah atau mata subjek

Cut away
Shoot yang mengambil pergerakan dan reaksi dari sekitar subjek atau menekankan sesuatu milik dari
subjek, contoh gambar kucing adalah objek dari pemiliknya shot ini di gunakan unutk mengalihkan
perhatian penonton saat terjadi perpindahan sequence atau menghindari jump cut

Cut- in

Hampir mirip dengan Cutaway, bedanya hanya menjelaskan bagian dari subejk secara lebih jelas, contoh
pengambilan tangan yang menunjukan berupa luapan emosi, grogi, takut, dll

Two shoot
Ini merupakan variasi pengambilan gambar. Pada saat interview atau wawancara bisa dilakukan
pengambilan presenter dan subjek atau hanya presenter saja dan juga hanya subjek saja yang akan di
ambil.
Dengan teknik ini bisa membuat suasana wawancara menjadi lebih hidup dan tidak terjadi kekosongan
objek disekitarnya

Oos(over the shoulder)

Shoot ini merupakan teknik pengambilan subjek dari sisi belakang orang lain. Pengambilan gambar
dilakukan dengan memotong frame dari belakang telinga sekitar 1/3 dari lebar frame dan orang yang
diambil harus menduduki kira-kira 2/3 dari lebar frame. Subjek yang diambil harus terlihat dengan jelas
dan usahakan juga bahunya terambil

Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:
1. Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan
khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional
dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).
2. Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
3. Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan
berbagai elemen audio visual lainnya.
4. Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
5. Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcasting, webcasting, dsb.).

Teknik Kamera : Pengambilan Gambar

Establishing Shot (ES)


Pengambilan gambar/shooting yang di ambil dari jarak yang sangat jauh atau dari pandangan mata
burung, biasanya untuk membangun pengetahuan dimana lokasi kejadian.

Long Shot (LS)


Shooting dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish shot.digunakan untuk penekanan
terhadap lingkungan sekitar atau setting dalam scene.

Medium Shot (MS)


Shooting untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan dari pinggang ke atas. Medium shot (MS) bias
digunakan untuk membuat focus terhadap 2 orang actor yang saling berhadapan dan
beinteraksi,missalnya: debat, berpelukan dan sebagainya.

Over The Shoulder Shot (OS)


Shooting Untuk mengambil gambar actor melalui pundak actor yang lain,digunakan ketika para actor
saling bertatapan muka satu sama lain.contoh salah satu actor berbicara kepada actor yang lain
sedangkan yang lain mendengarkan.

Close-Up (CU)
Shoting diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada wajah,digunakan untuk memperlihatkan
ekspresi wajah/mimic dari actor. Memperhatikan detail objek,atau untuk mengarahkan audience pada
suatu elemen yang dipentingkan.

WHITE BALANCE & BLACK BALANCE


White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan mengubah
sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini menggunakan cahaya putih
sebagai dasar.

Salah satu kewajiban cameraman sebelum merekam gambar adalah harus mengeset white
balance kamera terlebih dulu. Pada intinya televisi atau video menerima cahaya dari 3 warna
primer RGB, red, green, dan blue. Bila ketiga warna ini dipadukan dalam perbandingan yang
sama, maka akan menghasilkan warna cahaya putih.Itulah mengapa white balance di lakukan
pada kamera dengan menggunakan obyek yang berwarna putih Warna putih inilah yang harus
kita sesuaikan agar obyek putih benar-benar terlihat putih di lensa kamera. Padahal warna putih
jika terkena cahaya warna lain sedikit saja akan berubah, seperti kekuning-kuningan atau kebiru-
biruan. Jika di luar ruang/outdoor, maka warna yang ditangkap kamera video cenderung kebiru-
biruan. Sedangkan di dalam ruangan/indoor cenderung kemerah-merahan.

ARTI RGB

RGB juga mempunya arti,mengapa kita menyebutnya RGB? Bukan RBG atau BGR?

Ini ada hubungannya dengan Human Skin Tones (warna kulit manusia) di mana didominasi oleh
elemen warna merah (RED),lalu hijau (GREEN) dan terakhir biru (BLUE) atau dikenal dengan
rumus R>G>B, itulah mengapa dalam tehnik Chroma Key di gunakan latarbelakang warna biru
atau hijau bukan merah.
Untuk itulah di beberapa kamera video dilengkapi filter koreksi warna dan white balance yang
dipasang di antara lensa dan tabung kamera. Pada umumnya kamera video dilengkapi 2 filter
koreksi untuk outdoor dan indoor. Tetapi ada juga yang dilengkapi 4 jenis filter koreksi warna.

WHITE BALANCE

White balance harus di lakukan jika:

1.Kamera baru di hidupkan

2.Kaadaan cahaya berubah misalnya dari cahaya matahari ke cahaya buatan

3.Ketika menggunakan lampu lampu tambahan

4.Ketika berubah kedudukan dari indoor ke outdoor dan sebaliknya

Cara mengatur white balance secara umum di lakukan dengan:

1.Atur filter sesuai kondisi cahaya

2.Arahkan kamera ke obyek berwarna putih,usahakan jangan yang memantul

3 Atur iris dan focus

4.Kemudian tekan tombolwhite balance

BLACK BALANCE

Black balance adalah sama seperti pengaturan pada white balance.

Jika white balance memberi rujukan kamera ke arah warna putih maka black balance memberi
rujukan ke warna hitam, Namun fungsi ini biasanya hanya ada pada kamera jenis professional
dan tidak pada kamera consumer.

Black balance juga mesti dilakukan pada awal sebelum kita melakukan pengambilan gambar,
bilamana filter dan gain level serta juga keadaan cahaya di ubah atau berubah.

Black balance yang tidak sempurna akan menunjukan warna warna yang tidak sempurna
terutama pada area gelap pada gambar yang di rekam

Cara mengatur black balance;


- Pertama atur white balance
- Kemudian atur black balance
- Terakhir atur kembali white balance

PENGARUH CAHAYA DALAM VIDEO


Subyek yang di rekam akan kelihatan jelas dan cerah bila berada dalam suasana cahaya yang
terang. Misalnya suasana siang hari yang cerah memberikan cahaya yang ideal untuk rekaman
luar (out door). Kamera memerlukan cahaya yang minimum untuk membuat suatu rekaman.

Intensitas suatu sumber cahaya di ukur dengan ukuran LUX,umpamanya lilin menghasilkan
sejumlah 10Lux,semakin tinggi jumlah lux cahaya,maka semakin baik rekaman video yang
dihasilkan.Video yang baik hanya dapat di hasilkan oleh suasana cahaya yang berukuran lebih
900Lux.

Cahaya siang yang cerah menghasilkan ukuran cahaya sebesar 35.000 Lux kadangkala
meningkat sampai 100.000 Lux,namun cahaya yang sebesar ini tidak mampu di tangani oleh
camera video,misalnya siang hari atau tepi pantai/salju biasanya di kurangi dengan menggunakan
filter Neutral Density (ND).

Anda mungkin juga menyukai