Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN EMISI UDARA

I. Tujuan
Menentukan kandungan partikulat denu dengan HVAS
Mengetahui tingkat kebisingan udara lingkungan
Mengambil sample emisi gas Sox dan NOx dengan menggunakan Impinger
gelembung ganda (IGG)
Menganalisa kadar gas dari sample yang telah diambil

II. Alat dan Bahan Yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan
1. Neraca analitik : 1 buah
2. Kertas saring udara : 1 buah
3. High volume air sampler (HVAS) : 1 buah
4. Sound level meter : 1 buah
Bahan yang digunakan
- Motor Honda vario techno 2010

III. Dasar Teori

Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang
konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida (CO 2).
Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu.
Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2, dan
lain-lain. Penambahan gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia
akan menurunkan kualitas udara.
Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi
makhluk hidup untuk hidup secara optimal. Pertumbuhan pembangunan seperti industri,
transportasi, dan lain-lain. Dapat membahayakan kesehatan manusia, mengganggu
kehidupan hewan dan tumbuhan dan terganggunya iklim (cuaca).
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polusi sama sekali. Beberapa
gas seperti sulfur dioksida (SO2), hydrogen sulfide (H2S) dan karbon monoksida selalu
dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas
vulkanik, pembusukan samaph tanaman, kenakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu
partikel-partikel padatan atau cairan berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angina,
letusan vulkanik atau gangguan alam lainnya. Selain disebabkan polutan, polusi udara
dapat juga disebabkan oleh aktivitas manusia.

Polusi Udara
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu partikel
dan gas. Partikel adalh butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang,
seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya
dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini
antara lain SO2, NOx, CO, CO2, Hidrokarbon dan lain-lain.
Macam-macam pencemar udara dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
antara lain.
1. Klasifikasi Menurut Bentuk Asal
a. Bahan pencemar udara primer yaitu polutan yang apabila menyebar, keadaan
tetap seperti keadaan semula, missal partikel halus, senyawa sulfur, nitrogen,
karbon, senyawa organic.
b. Bahan pencemar udara sekunder yaitu bahan pencemar udara primer yang
mengalami reaksi dengan senyawa lain setelah keluar dari sumbernya, misalnya
SO3 + H2O H2SO4
2. Klasifikasi Menurut Keadaan Fisik
a. Partikel misalnya aerosol, mist, smoke, dan fog
b. Gas misalnya true gas dan vapor
3. Klasifikasi Menurut Susunana Kimia Bahan Pencemar
a. Inorganik misalnya CO, SO2
b. Organik misalnya metan, Benzen dan etilen
Polutan
SOx
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SO x tersiri atas gas SO2 dan gas
SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah
terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap
air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat
reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan,
seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.
SOx mempunyai cirri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun
karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. SOx
menimbulkan gangguan system pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat
berbahya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.
(Yoky Edi Saputra.2009)
Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium
baunya) manakala konsentrasinya berkisara antara 0,3-1 ppm. (Yoky edi Saputra.2009).
Jadi dalam hal ini yang ada di udara dan kemudian membentuk gas SO 3 melalui reaksi
berikut :
2SO2 + O2 (udara) 2SO3

NOx
Nitrogen oksida sering disebutkan dengan NO x karena oksida nitrogen
mempunyai dua bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2
adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan berbau. Warna gas
BO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.
Kadar NOx diudara daerah perkotaan yang berpendududk padat akan lebih inggi
dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai
macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah kadar NOx di
udara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-
lain.
Pencemaran gas NOx diudara terutama bersala dari gas buangan hasil pembakaran
yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang
menggunakan bahan baker gas alami.
Diantara berbagai jenis oksida nitrogen yang ada di udara, nitrogen dioksida
(NO2) merupakan gas yang paling beracun. Karena larutan NO2 dalam air lebih rendah
dibandingkan dengan SO2 maka NO2 akan dapat menembus ke dalam saluran pernafasan
lebih lama. Saluran pertam akali dipengaruhi adalah membrane mukosa dan jaringan
paru. Organ lain yang dapat dicapai oleh NO2 dari paru adalah melalui aliran darah.
Karena data epdemilogi resiko pengaruh NO2 terhadap kesehatan manusia samapai saat
ini belum lengkap, maka evaluasinya banyak didasarkan pada hasil studi eksperimental.
Berdasarkan studi menggunakan binatang percobaan yang membahayakan seperi
misalnya menigkatnya kepekaan terhadap radang saluran pernafasan, dapat tejadi setelah
mendapat pajanan sebesara 100 g/m3. percobaan pada manusia menyatakan bahwa
kadara NO2 sebesara 250 g/m3 dan 500 g/m3 dapat mengganggu fungsi saluran
pernafasan pada penderita asma dan orang sehat. (Yoky Edi Saputra.2009)

IV. Prosedur Percobaan


Percobaan dengan alat HVAS
1. Menimbang kertas saring dalam keadaan kosong
2. Menentukan posisi arah angina dan lokasi pengukuran
3. Menyalakan HVAS dengan waktu 15 menit
4. Menimbang kembali kertas saring dari HVAS
5. Menganalisa kertas saring
6. Menentukan kebisingan dengan sound level meter pada lokasi yang sama
V. Data Pengamatan
Kendaraan yang digunakan
- Motor Honda Vario Techno
- Tahun 2010
Berat kertas saring udara kosong : 0,5 gr
Berat kertas saring udara kosong + debu : 0,2 gr
Berat debu : 1279 dB
Waktu pengukuran : 15 menit

VI. Analisa Percobaan


Setelah melakukan praktikum Pengukuran Emisi Udaradapat dianalisa bahwa
dilakukannya percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan partikulat debu
dengan HVAS dan mengetahui kebisingan udara lingkungan. Dimana sample yang
digunakan yaitu motor Honda vario techno 2010 yang merupakan sumber emisi yang
dapat mengemisikan polutan ke udara sekeliling.
Sebelum melakukan praktikum, hal yang pertama kali harus diperhatikan yaitu
kemana arah angin itu berlangsung karena tiupan angin dapat menjadi factor pendorong
dalam pengukuran emisi udara. Dengan adanya dorongan angin ini, polutan akan
terdispersi (tersebar) mengikuti arah angin dan sebagiannya akan tersuspensi (suspended)
di udara.
Pada saat melakukan praktikum, dilakukan kebisingan terhadap motor. Dimana
pada saat menghidupkan HVAS selama 15 menit terdapat partikel debu yang menempel
pada kertas saring udara dengan tingkat kebisingan 1279 dB. Walaupun terdapat partikel
debu yang menempel yang disebabkan oleh tersebarnya polutan ke udara, tetapi polutan
tersebut tidak selalu menyebabkan pencemaran udara karean pencemaran udara baru
terjadi jika masukkan polutan menyebabkan mutu udara turun sampai ketingkat yang
menyebabkan fungsinya terhambat.
VII. Kesimpulan
Dari praktikum Pengukuran Emisi Udara dapat disimpulkan bahwa :
Sumber emisi yang digunkanan pada percobaan ini yaitu yang dapat
mengemisikan polutan ke udara sekeliling.
Partikel debu yang menempel pada kertasa saring udar sebesar 0,2 gr
Tingkat kebisingan yang dicapai yaitu 1279 dB pada pengukuran selama 15 menit

Anda mungkin juga menyukai