AIRLANGGA
Bangsa Indonesia sudah lama bertahan dengan corak multikutural atau bahkan
multinasionalnya. Sebagai negara yang baru yang sangat heterogen komposisi
penduduknya, pasti melakukan upaya keras untuk membentuk suatu identitas bangsa-
negara baru untuk melakukan konsolidasi dan integrasi nasional. Berangkat dari
kepahaman di atas, Pancasila adalah jawaban dari refleksi ideologi kolektif dari berbagai
kemajemukan bangsa ini. Semenjak Pancasila telah disepakati sebagai dasar negara, maka
sejak saat inii dia bersifat final. Ini adalah hasil dari sejarah tanah air kita yang sangat
dinamis, mulai dari zaman purba, kerajaan, hingga berakhirnya penjajahan.
Rekan-rekan mahasiswa UNAIR yang peduli terhadap nasib bangsa kita! Mungkin, jika
terdapat kesangsian terhadap Pancasila, menurut hemat kami terdapat banyak
kemungkinan. Diantara, pertama, tidak adanya kepahaman secara holistikdan
komprehensif mengenai Pancasila. Kedua, aktualisasi Pancasila belum benar-benar sesuai
dengan yang diharapkan. Seandainya implementasi Pancasila oleh negara dan bangsa
Indonesia benar-benar nyata, tidak akan ada pertentangan-pertentangan yang perlu
didiskusikan. Seturut itu pula, jika mempersoalkan berbagai persoalan bangsa ini, jangan
berpikir sumbu pendek untuk mengganti dasar negara.
Cita-cita mengganti dasar Pancasila dengan dasar lain, selain hanya nyanyian sumbang
sejarah, berarti membangkitkan kembali perdebatan yang menunjukkan kita telat lahir
akibat kurang membaca sejarah. Selain itu juga hanya menambah beban persoalan bangsa
dengan permasalahan perpecahan saja. Bukan menjadi solusi.
PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Tertanda
(Ellia Shafira)