DISUSUN OLEH:
AKUNTANSI S-1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
A. PENGERTIAN EKSPOR ............................................................................................................... 1
B. TUJUAN EKSPOR ......................................................................................................................... 1
C. MANFAAT EKSPOR .................................................................................................................... 1
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN EKSPOR ............................................................. 2
E. PERKEMBANGAN EKSPOR IKAN HIAS DI INDONESIA ...................................................... 3
F. FAKTOR PENYEBAB KALAHNYA PENGUASAAN PASAR INDONESIA .......................... 4
G. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI IKAN
HIAS INDONESIA......................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 8
ii
A. PENGERTIAN EKSPOR
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah
tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk
memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan
campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah
bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor. Secara garis
besar. Ekspor di Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu :
1. Minyak bumi dan gas alam (Migas).
Barang-barang yang termasuk migas antara lain : minyak tanah, bensin, solar, dan
elpiji.
2. Non Migas
Barang-barang yang termasuk non migas antara lain : hasil pertanian dan perkebunan
(karet, kopi, dan kopra); hasil laut (ikan dan kerang); hasil industri (kayu lapis,
minyak kelapa sawit, pupuk, kertas, dan bahan kimia); serta hasil tambang non migas
(bijih nikel, bijih tembaga, dan batu bara)
B. TUJUAN EKSPOR
Tujuan kegiatan ekspor antara lain :
1. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta untuk memperoleh
harga jual yang lebih baik
2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar dalam negeri
3. Memanfaatkan kelebihan komoditas yang telah dimiliki
4. Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga mampu bersaing
dengan negara lain.
C. MANFAAT EKSPOR
Kegiatan ekspor membawa banyak masyarakat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa
manfaat dari kegiatan ekspor :
1
buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
2
negeri. Cita rasa masyarakat di luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar
negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor sesuatu negara. Secara
umum boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai
keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan olehh sesuatu negara, semakin banyak
ekspor yang dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara. Ekspor
akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan yang
sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu
menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai
akibat kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah
dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.
Ciri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran
otonomi- yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya
tidak tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah
sama dengan investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak
ditentukan oleh pendapatan nasional. (Sukirno, 2013)
3
Perkembangan Ekspor Ikan Hias Tahun 2012
Pada tahun 2012, nilai perdagangan ikan nonkonsumsi yang semula mencapai Rp 565
milyar meningkat menjadi Rp 1,4 triliun dari target sebesar Rp 1 triliun. Peningkatan nilai
perdagangan ikan nonkonsumsi ini lantaran pasokannya yang cukup tinggi. Data
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP menyebutkan, produksi budidaya ikan hias
pada tahun 2012 mencapai 938 juta ekor. Pemasaran ikan hias di Indonesia didominasi
untuk pasar ekspor. Berdasarkan data dari United Nation Commodity Trade Statistics
Data Base, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada 2012 sebesar US$ 21,01 juta, atau 8,12%
dari total nilai ekspor ikan hias di seluruh dunia yang sebesar US$ 258,8 juta. Indonesia
menempati posisi kelima setelah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia.
Sumber daya alam yang melimpah menyebabkan potensi ikan hias Indonesia sangat
besar, baik itu ikan hias yang berasal dari alam maupun ikan hias yang sudah
dibudidayakan. Besarnya potensi tidak dapat menjadikan Indonesia sebagai penguasa
pangsa pasar ikan hias di dunia, hal tersebut dibuktikan melalui fakta bahwa selama ini
Singapura selalu menjadi penguasa pasar. Beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia
kalah dalam hal peguasaan pasar dibanding Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia
adalah :
4
1. Rendahnya penguasaan teknologi budidaya dan penanganan ikan hias yang baik;
2. Pembudidaya banyak yang skala kecil dan menengah dengan metode tradisional serta
tidak bergerak secara kelompok;
3. Channeling antara Supply dengan Demand belum tertata dengan baik;
4. Branding ikan hias Indonesia masih lemah;
5. Kebijakan pemerintah yang masih sering overlapping satu sama lain dan belum
mendukung pengembangan industri ikan hias;
6. Koordinasi antar stakeholder ikan hias yang masih rendah.
5
dengan ikan Arwana Super Red sebagai pihak pengelola ikan hias punya kebijakan
yang belum sinergis. Padahal berdasarkan PP No. 60 Tahun 2007 seharusnya
kewenangannya harus sudah dilimpahkan kepada Kementrian Kelautan dan Perikanan
dan ditangani oleh Direktorat Jenderal KP3K.
4. Penguatan dan pengembangan jejaring pemasaran domestik
Penyangga utama industri ikan hias Indonesia adalah jejaring pemasaran domestik,
karena berapapun besarnya produksi ikan hias Indonesia, jejaring pemasaran domestik
harus dapat menyerap produksi dan mendistribusikan dengan baik agar kualitas dapat
terjaga. Jejaring pemasaran ini berkaitan dengan pihak-pihak pemangku kepentingan
yang lain, seperti sarana prasarana transportasi yang berkaitan dengan Kementerian
PU, Kementerian Perhubungan, dan lainnya.
6
pembudidaya atau pengusaha, menumbuhkan usaha-usaha lain seperti aksesoris
akuarium, serta membuka lapangan pekerjaan.
Penerapan strategi pengembangan industri dan peningkatan daya saing ikan hias
Indonesia diharapkan dapat meningkatan nilai perdagangan ikan hias baik itu ekspor
maupun domestik. Melalui hal tersebut, diharapkan dapat menempatkan Indonesia
yang merupakan salah satu produsen terbesar ikan hias di dunia sebagai pemimpin
pasar ikan hias di dunia.
7
DAFTAR PUSTAKA
[1]
http://nylabintang.wordpress.com/tutorial-3/ekspor-dan-import/
[2]
http://suheri37.blogspot.com/2012/12/ekspor-impor-indonesia.html
[3]
http://www.kkp.go.id/ppn/index.php/arsip/c/251/?category_id=1
[4]
Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.