Obat di Puskesmas No. Dokumen : 198/SOP/UKP/CPK/8/2016 SOP No Revisi :
Tanggal terbit : 01 Agustus 2016
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Neneng Maryamah.STT,M.Mkes
CAMPAKA NIP.19710404 199302 2 002 1. Pengertian Merupakan suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan atau kekosongan obat di puskesmas
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas farmasi dalam melakukan penilaian,
pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan obat tersebut di puskesmas.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : / /VIII/ SK/ PKMCMPK/ /2016
Tentang Penilaian, Penyediaan dan Penggunaan Obat di Puskesmas
4. Referensi PMK No.30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas 5. Prosedur/ 1. Penilaian dalam penyediaan dan penggunaan obat menggunakan Langkah-Langkah indikator sebagai berikut ; a) Frekuensi penggunaan obat tiap bulannya (fast or slow moving) b) Jumlah ketersediaan obat yang ada dalam gudang dan pelayanan harian c) Jarak tanggal kadaluarsa obat 2. Kemudian petugas membandingkan frekuensi penggunaan obat tersebut dengan jumlah ketersediaan obat yang ada dalam stok gudang dan harian. 3. Pengendalian dalam penyediaan dan penggunaan obat menggunakan kartu stok secara manual, yang sekurang kurangya memuat tentang nama obat, jenis sediaan, tanggal pemasukan dan pengeluaran, sumber dananya, jumlah pemasukan pengeluaran dan sisa persediaan, serta tanggal kadaluarsa. a) Untuk obat-obatan yang fast-moving diberitahukan kepada dokter mengenai sisa persediaan stoknya apabila sudah mendekati limit. b) Untuk jenis obat yang slow-moving juga diberitahukan kepada dokter agar penggunaannya bisa disubstitusikan dengan obat sejenis yang fast-moving. c) Untuk jenis obat yang mendekati tanggal kadaluarsanya diberitahukan kepada dokter agar frekuensi penggunaannya diperbanyak 4. Obat yang telah kadaluarsa dipisahkan penyimpanannya untuk kemudian dicatat dalam laporan obat kadaluarsa. 5. Penanganan mengenai obat hilang, rusak dan kadaluarsa dicatat ke dalam laporan tersendiri.
6. Unit terkait Farmasi, BP Umum, Poli Gigi, KIA, MTBS