BERKELANJUTAN
MODUL
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan (SMA/ SMK)
Kelompok Kompetensi B
Penulis:
Hari Wibowo, SS. M.Pd. dkk.
i
Penulis:
1. Hari Wibowo, S.S., M.Pd. 085714080776, hari.wibowo@kemdikbud.go.id
2. Abdul Wahab, M.Pd.- 08539644499, alwahhabe@yahoo.co.id
3. Uti Martimbang, M.Pd.- 08577713411
4. Asmawati, S.Pd. asmawatiagoes@yahoo.com
Penelaah:
1. Drs. Sam Muchtar Chaniago, M.Si- samkalahari@yahoo.com
2. Drs. Aris Daryono, M.Pd.- arisdaryono43@yahoo.com
Copyright 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
ii
semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan
program guru pembelajar memberikan sumbangan yang besar dalam
peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program Guru Pembelajar ini untuk mewujudkan Guru Mulia
Karena Karya.
NIP 19590801198503100
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA.
Modul ini merupakan dokumen wajib untuk kegiatan diklat Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan bagi guru pembelajar.
Program diklat guru pembelajar merupakan tindak lanjut dari hasil Uji
Kompetensi Guru (UKG) dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) Bahada pada tahun 2017 melaksanakan pengembangan modul
pembelajaran yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti program diklat
tersebut.
Modul diklat guru pembelajar bahasa ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan
wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang
kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para
pejabat, widyaiawara di PPPPTK Bahasa, dosen perguruan tinggi, dan guru yang
telah berpartisipasi pada penyusunan modul ini.
NIP. 196312191986012002
iv
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
D. Ruang Lingkup 11
KEGIATAN PEMBELAJARAN 19
v
PENUTUP Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA 51
GLOSARIUM 53
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang
oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu
memberikan kesejahteraan pedagogik kepada setiap peserta didik yang
akan meningkatkan kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara
pada kesejahteraan umum. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa
depan masyarakat, bangsa, dan negara di dunia ini termasuk Indonesia
sebagian besar ditentukan oleh peran guru.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan
dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan
kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional,
maupun sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang
berlaku, yaitu: Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang
Guru yang menyatakan bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi
Guru dilakukan dalam rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar
kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dan/atau olah raga.
9
guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan
melalui program Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Guru
(Diklat Pasca-UKG).
Modul materi Teori Belajar pembelajaran bahasa Indonesia di SMA, yang telah
disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang diturunkan dari
Permendikbud No 16 Tahun 2007. Modul ini dilengkapi dengan aktivitas
pembelajaran yang terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
karena karakter ini akan menjadi watak, budi pekerti, yang menjadi ruh dalam
dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter dalam modul
Pembinaan Karier Guru ini dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai
utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang terdapat dalam modul.
Penyusunan modul ini juga bertujuan untuk memberikan referensi kepada para
guru Bahasa Indonesia SMA agar dapat menguasai kompetensi pedagogik
dalam hal ini, materi Teori Belajar.
10
B. Tujuan
Tujuan umum modul ini disusun guna mendukung pelaksanaan diklat
Pembinaan Karier Guru Bahasa Indonesia untuk kompetensi pedagogik.
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu
pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.
2.1.4 Membandingkan
prinsip-prinsip pembelajaran
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul ini mencakupi materi sebagai berikut: (1) menjelaskan
berbagai teori belajar; (2) menyebutkan prinsip-prinsip pembelajaran; (3)
membandingkan berbagai teori belajar; (4) membandingkan prinsip-prinsip
pembelajaran.
11
E. Cara Penggunaan Modul
Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur
model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.
12
Gambar 2.Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari:
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Guru Pembelajar SMA Kelompok
Kompetensi Profesional B Kajian Materi Teori Belajar, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian
hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
13
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.
14
Gambar 3.Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat
pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari :
15
b. In Service Learning 1 (In-1)
1) Mengkaji Materi
16
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di
sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah
disusun pada In1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi
yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik,
eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara
langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui
tagihan berupa LK yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada
On.
17
Table 1. Daftar Lembar Kerja Modul
Keterangan.
18
KEGIATAN PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR BAHASA
A. Tujuan
Setelah mempelajari mata diklat ini, Anda diharapkan mampu menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dengan baik
dan terintegrasi dengan penguatan pendidikan karakter karakter religius,
nasionalisme, gotong royong , mandiri dan integritas,
19
C. Urian Materi
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks ditandai dengan adanya
perubahan tingkah laku, bersifat relatif permanen dan prosesnya ditandai
dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar pebelajar baik
lingkungan alam maupun sosial budayanya. UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri
seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan
yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda
dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan
tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau
latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku
yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa
belajar merupakan semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda
antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang.
Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan
tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau
20
latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku
yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa,
semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar
dan sebelum belajar.
21
Implikasi dari teori ini adalah perlu kehati-hatian guru dalam memberikan
hukuman dan ganjaran (hadiah) kepada siswa.
4. Guru tidak perlu mengetahui apa yang telah dipahami dan apa yang
terjadi pada proses berpikir seseorang.
22
apa yang harus dikerjakan peserta didik bukan pada pemahaman peserta
didik terhadap sesuatu.
Teori belajar behaviorisme ini telah lama dianut oleh para guru dan
pendidik, namun dari semua pendukung teori ini, teori Skinnerlah yang
paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar
Behaviorisme. Program-program pembelajaran seperti Teaching
Machine, pembelajaran berprogram, modul dan program-program
pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons
serta mementingkan faktor-faktor penguat merupakan program-program
pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh
Skinner.
23
pemerolehan, dan memandang anak sebagai sesorang yang berperan
aktif dalam proses belajar bahasa.
24
3) Teori Elaborasi (Reigeluth)
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai
bentuk atau konfigurasi. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek
atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang
terorganisasikan. Menurut Gestalt anak dipandang sebagai suatu
keseluruhan, yakni suatu organisme yang dinamis, yang senantiasa dalam
keadaan berintekrasi dengan dunia sekitarnya untuk mencapai tujuan-
tujuannya. Interaksi di sini dimaksudkan bahwa anak selalu menerima
stimulus (respons) dari luar dirinya. Stimulus tersebut tidak diterimanya
begitu saja, melainkan ia melakukan seleksi sesuai dengan tujuannya,
setelah itu mereka bereaksi terhadap stimulus-stimulus itu dengan cara
mengolahnya.
Ahli Biologi dan psikolog Swiss, Jean Piaget (1896-1980) mengamati anak-
anak (dan proses pembuatannya mereka memahami dunia di sekitar
mereka) dan akhirnya mengembangkan empat tahap model bagaimana
proses pikiran informasi baru dijumpai. Dia mengemukakan bahwa
kemajuan anak-anak melalui empat tahap dan bahwa mereka semua
melakukannya dalam urutan yang sama. Keempat tahapan ini adalah:
25
a) Sensorimotor stage (Birth to 2 years old).Tahap sensorimotor(lahir
sampai 2 tahun). Bayi membangun pemahaman tentang dirinya sendiri
dan realitas (dan bagaimana segala sesuatu bekerja) melalui interaksi
dengan lingkungan.
26
(5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk
saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.
27
e. Teori Belajar Sosial
Dalam dasawarsa terakhir, penganut teori konstruktivisme memperluas
fokus tradisionalnya pada pembelajaran individual ke dimensi
pembelajaran kolaboratif dan sosial. Konstruktivisme sosial bisa
dipandang sebagai perpaduan antara aspek-aspek dari karya Piaget
dengan karya Bruner dan karya Vygotsky. Istilah Konstruktivisme
komunal dikenalkan oleh Bryn Holmes di tahun 2001. Dalam model ini,
"siswa tidak hanya mengikuti pembelajaran seperti halnya air mengalir
melalui saringan namun membiarkan mereka membentuk dirinya." Dalam
perkembangannya muncullah istilah teori belajar sosial dari para pakar
pendidikan.
Pijakan awal teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui
pengamatannya terhadap perilaku orang lain. Pakar yang paling banyak
melakukan riset teori belajar sosial adalah Albert Bandura dan Bernard
Weiner.
28
pengendalian diri, keagresivan, dan ketidak sabaran sebagian dari meniru
orang tua, anggota keluarga lain, dan teman-temannya.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap
batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan
pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat
membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Banyak teori dan prinsip
belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki
persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat
beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan individual.
Berikut ini dijelaskan lebih rinci prinsip-prinsip pembelajaran terbut.
29
Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat
terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya
dan timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi
dapat bersifat internal maupun eksternal.
b. Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan
dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain
dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya
mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang
dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar
yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam
belajar melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati
secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
d. Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan
bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons,
dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar
peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya
mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga
berpikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
e. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin dicapai,
tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka
timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari
bahan belajar tersebut.
30
f. Balikan atau Penguatan
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam
ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi.
Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan
positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu
ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas
ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan
negatif.
g. Perbedaan Indiviual
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa
yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar
siswa.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 2: Inti
31
b. Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari
dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan
percaya diri..
Kegiatan 3: Penutup
32
a. Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinan dan cara masing-masing agar aktivitas pembelajaran
berjalan dengan lancar. Berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
33
Kegiatan 3: Penutup
5. Presentasi (In2)
a. Peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On (LK ) yang
akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama dengan
menghargai pendapat orang lain.
Pendahuluan
34
a. Fasilitator membuka kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa
bersama sesuai dengan agama keyakinan dan cara masing-masing.
Kemudian menjelaskan kompetensi, tujuan dan indikator pembelajaran
dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Setiap kelompok terdiri atas empat orang ( tiga orang anggota dan satu
orang ketua) dan setiap orang diberi nomor 1,2,3, dan 4.
Kegiatan Inti
Teori belajar mana menurut Anda yang paling sesuai dengan ilustrasi
tersebut? Beri alasan
35
Jelaskanlah beberapa teori belajar yang Anda ketahui!
36
kelompok ahli secara bergantian (masing-masing mendapat waktu 3-5
menit). Simaklah informasi yang disampaikan dengan baik.
Penutup
E. Latihan/Kasus/Tugas
Apakah materi yang disajikan telah Anda pahami ? Jika ingin memantapkan
pemahaman Anda tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran,
maka jawabah pertanyaan atau kerjakanlah latihan/tugas pada lembar kerja
berikut ini!
37
LK 1.1 Teori belajar
Aliran teori belajar apa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut! Jelaskanlah
pengertian aliran belajar tersebut.
38
LK 1.3 Aliran teori belajar
LK 1.6
39
LK 1.7 Perbedaan teori belajar
F. Rangkuman
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan
tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat
adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas
atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa
disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara
sesudah belajar dan sebelum belajar.
40
Teori belajar antara lain 1) teori belajar behaviorisme, 2) teori belajar nativisme,
3) teori belajar kognitivisme, 4) teori belajar konstruktivisme, 5) teori belajar
humanistik, 6) teori belajar sosial, dan 7) teori belajar sibernetik.
Ada empat aliran teori belajar (1) aliran behavioristik; (2) aliran kognitif-
konstruktivisme; (3) aliran humanistik; dan (4) aliran sibernetik.
2. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada
peserta didik setelah mempelajari materi ini?
41
3. Nilai karakter apa yang sudah Bapak dan Ibu implementasikan dalam
kegiatan pembelajaran?
Teori belajar yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah teori belajar
behaviorisme
42
1. Perhatian dan Motivasi 5. Tantangan
4. Berpengalaman
5. Pengulangan
1. Aliran behavioristik.
2. Aliran Kognitif-konstruktivisme
3. Aliran humanistik
4. Aliran Sibernetik
a. Alairan humanistik
b. Aliran sibernetik
44
LK 1.6 Pengertian keaktifan dan pengulangan dalam prinsip pembelajaran
yaitu:
45
LK 1.8 Perbedaaan keaktifan dengan keterlibatan langsung dalam prinsip
pembelajaran yaitu:
Keterlibatan
Keaktifan
Langsung/Berpengalaman
46
I. Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu pilihan A, B, C, atau
D!
1. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20, belajar
adalah
A. Behaviorisme
B. Humanistik
C. Sibernetik
D. Kontruktivis
B. Keaktifan
C. Keterlibatan Langsung
D. Pengulangan
47
4. Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai
protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah .
B. Ausubel, Bruner,Bandura
C. Wielkeiwicks, Ausubel,Burner
5. Teori ini menggabungkan antara potensi-potensi otak kanan dan otak kiri
sehingga potensi-potensi tersebut dapat berjalan optimal. Kecerdasan
merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui
proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya
yang berkembang.Teori belajar ini disebut.
A. Behaviorisme
B. Humanistik
C. Sibernetik
D. Konstruktivism
7. Berbagai prinsip belajar yang relatif berlaku umum dapat digunakan sebagai
dasar dalam pembelajaran. Prinsip tersebut adalah .
48
C. Keterlibatan langsung dan pandangan hidup
A. Strukturalisme
B. Deskriptif
C. Fungsional
D. nativisme
E. Motivasi
F. keaktifan
G. tantangan
H. pengulangan
10. Pernyataan berikut ini yang sesuai dengan pandangan kaum strukturalis
adalah
49
Kunci Jawaban
1 A 5 C 9 B
2 B 6 B 10 A
3 D 7 D
4 B 8 A
50
Penutup
Dengan mempelajari materi Teori Belajar dalam Modul Pembinaan Karier Guru
Bahasa Indonesia SMA melalui Kelompok Kompetensi B ini, Bapak/Ibu dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang teori belajar. Mudah-mudahan
materi yang disajikan ini dapat memotivasi dan meningkatkan kompetensi
Bapak/Ibu sebagai guru yang profesional.
51
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiyono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gagnon Jr and Collay. 2000. Designing for Learning. California: Corwin Press
Inc.
Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik jilid 2. Jakarta:
PT Indeks.
52
Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Bandung:
Bumi Aksara.
53
GLOSARIUM
Interaksi : suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih
objek memperngaruhi atau memiliki efek satu sama
lain.
Konfigurasi : bentuk.
Stimulus : rangsangan
54
Teori behavioristik : teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
Teori kognitivisme : teori belajar yang berfokus pada aktivitas mental batin
- membuka "kotak hitam" dari pikiran manusia yang
berharga dan diperlukan untuk memahamibagaimana
orang belajar.
55