Anda di halaman 1dari 7

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR &


PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS GREEN TECHNOLOGY

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS


PADA SIFAT MEKANIK BETON

Antonius17, Djoko Susilo Adhy18 dan Rochim Sutopo19

ABSTRAK

Paper ini menyajikan hasil pengujian secara eksperimental mengenai perilaku mekanik beton
yang meliputi sifat kelecakan, kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur, modulus elastisitas dan nilai
Poisson beton dengan memanfaatkan pasir kuarsa sebagai agregat halus. Program eksperimen
dilakukan dengan membuat total lebih dari seratus benda uji untuk mengetahui efektifitas pasir
kuarsa dalam menghasilkan campuran beton dibandingkan dengan campuran beton yang
menggunakan pasir Muntilan yang selama sudah biasa digunakan di daerah Jawa Tengah. Hasil
eksperimen diantaranya menunjukkan bahwa sifat kelecakan beton menggunakan pasir Kuarsa
cukup baik dan tidak berbeda jauh sifatnya dengan beton menggunan pasir Muntilan. Kuat tekan
beton menggunakan pasir Kuarsa juga dapat dihasilkan, dimana dapat dicapai kuat tekan
karakteristik beton sekitar K-200 hingga K-300.

Kata kunci: Pasir Kuarsa, pasir Muntilan, sifat mekanik

17
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung
18
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung
19
Alumni Magister Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung

Tema 4 | 49
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR &
PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS GREEN TECHNOLOGY

I. PENDAHULUAN lentur dan modulus elastisitas beton yang


dapat dicapai dengan digunakannya pasir
Hingga saat ini, material beton masih Kuarsa sebagai campuran beton, karena
menjadi pilihan utama dalam pembangunan selama ini masyarakat lebih sering
struktur sipil. Diantara bahan-bahan menggunakan pasir Muntilan untuk
pembentuknya, agregat merupakan bagian pembuatan beton. Hasil penelitian ini sangat
beton yang menentukan besarnya kuat berguna sebagai salah satu referensi
tekan, dimana agregat tersebut menempati pembuatan material beton dengan
kurang lebih 60% hingga 80% dari volume menggunakan bahan lokal dan dapat
beton. Dengan kuantitasnya yang sangat dimanfaatkan dalam pembangunan
dominan, maka agregat memegang peranan infrastruktur seperti bangunan gedung.
penting dalam menentukan kuat tekan
beton. Secara umum agregat yang
digunakan dalam material beton terdiri dari
agregat kasar (krikil) dan agregat halus II. PROGRAM EKSPERIMEN
(pasir). Prosentase perbandingan kedua Dalam penelitian ini bentuk benda uji yang
agregat tersebut sangat menentukan sifat
dipilih berbentuk silinder dengan ukuran
kelecakan beton dan kuat tekan yang
diameter (d) = 110 mm, dan tinggi 2d = 220
dihasilkan. Peranan pasir dalam mm. Pembuatan benda uji dilakukan dengan
mempengaruhi besarnya nilai slump sangat urutan : setting penempatan cetakan,
dominan dalam proses pengadukan beton
penakaran material,
segar, dimana semakin banyak pasir yang
pencampuran/pengadukan, penuangan,
digunakan akan menyebabkan nilai slump pemadatan, dan pemeliharaan benda uji
meningkat namun dalam kondisi tertentu beton. Jumlah benda uji yang dibuat adalah
dapat mengakibatkan menurunnya kuat sebanyak 120 silinder beton dan 36 prisma
tekan beton [Neville, 1997].
beton. Pasir yang digunakan adalah Pasir
Pasir Kuarsa mempunyai prospek yang Kuarsa dan pasir Muntilan sebagai
sangat baik untuk pembuatan beton. Di pembanding. Beton yang dirancang dibuat 2
daerah Pati dan Rembang ke arah Timur (dua) jenis yang berbeda berdasarkan
banyak ditemukan deposit pasir Kuarsa material jenis agregat halus. Untuk
dalam jumlah yang sangat besar dan belum agregat halus yaitu menggunakan pasir
banyak dimanfaatkan sebagai salah satu Kuarsa ex. Rembang dan pasir Muntilan,
bahan pencampur beton. Penggunaannya sedangkan mutu beton yang dirancang
dalam campuran beton pun oleh penduduk adalah K-250 dan K-450, dimana desain
di sekitarnya pada umumnya memakai campuran berdasarkan perbandingan
perbandingan campuran 1 : 2 : 3, dimana volume yaitu masing-masing adalah 1 : 1
berdasarkan asumsi campuran tersebut dapat : 2 dan 1 : 2 : 3. Agregat kasar berasal
menghasilkan mutu beton sekitar K250. dari Semarang dan semen yang digunakan
adalah Semen Gresik. Desain campuran
Meskipun demikian, sifat-sifat mekanik beton ditunjukkan pada Tabel 1.
beton menggunakan Pasir Kuarsa yang
meliputi kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur Perawatan benda uji beton dengan cara
dan modulus elastisitas belum pernah diteliti merendam seluruh permukaan beton dalam
secara mendalam [Sutopo, 2012]. Penelitian bak air dari sumber sumur artesis. Standar
ini dilakukan dengan tujuan utama untuk pengujian besaran mekanik beton
mengetahui kuat tekan, kuat tarik, kuat berdasarkan ASTM.

Tema 4 | 50
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR &
PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS GREEN TECHNOLOGY

Tabel 1. Desain campuran beton Kuat tekan


Mutu
Berat per Hasil pengujian kuat tekan
Material satuan volume betonmenggunakan pasir Kuarsa
beton
(Kg/m)
Air 195
diperlihatkan pada Tabel 2. Secara
Semen 361,20
umum proses pembebanan pada
pengujian tekan pada silinder beton
K-250 Agregat kasar 751,27
Agregat halus 633,82
hingga runtuh dihasilkan perilaku yang
Total 1941,29
sama dengan perilaku beton normal
Air 195
(menggunakan pasir Muntilan), lihat
Semen 453,50
Gambar 1.
K-450 Agregat kasar 751,27
Agregat halus 596,62
Total 1996,39

III. HASIL EKSPERIMEN DAN


PEMBAHASAN

Sifat Kelecakan (Workability)

Tingkat kemudahan beton untuk


dikerjakan (workability) ditunjukan
dengan nilai slump. Hasil penelitian
nilai slump beton disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 2 Nilai Rata-Rata Slump Beton
Faktor Air Nilai Slump
Mutu Beton Jenis
Semen rata-rata
(kg/cm)
FAS
Pasir
(cm)
Gambar 1. Keruntuhan beton pasir
Kuarsa
K-250 0,54 Kuarsa 18,83
K-250 0,54 Muntilan 20,06
K-450 0,43 Kuarsa 8,5 Berdasarkan Tabel 2 diketahui
K-450 0,43 Muntilan 10,42 perbandingan antara kuat tekan beton
menggunakan pasir Kuarsa dengan
beton yang menggunakan campuran
Berdasarkan Tabel 2, penggunaan pasir Muntilan. Pada umur 28 hari
agregat halus antara pasir Kuarsa dan diperoleh perbandingan untuk mutu
pasir Muntilan mempunyai nilai slump beton K-250 yaitu untuk beton dengan
pada mutu beton K-250 yaitu 18,83 cm pasir kurasa memiliki kuat tekan rata-
dan 20,06 cm. Pada pasir Kuarsa rata 280,10 kg/cm, sedangkan beton
dengan mutu beton K-450 nilai slump dengan pasir Muntilan mempunyai kuat
yaitu 8,5 cm sedangkan pasir Muntilan tekan rata-rata 270,92 kg/cm. Nilai
nilai slump 10,42 cm. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa beton
kuat beton rata rata disajikan pada dengan pasir Kuarsa lebih besar kuat
Tabel 3. tekannya dibandingkan dengan beton
pasir Muntilan.

Tema 4 | 51
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR &
PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS GREEN TECHNOLOGY

Tabel 3. Perbandingan Kuat Tekan 340


Beton Pasir Kuarsa dengan Pasir

Kuat tekan rata-rata


320
Muntilan

(Kg/cm2)
300
Jenis Kuat Tekan
Umur 280
Kode Agregat rata-rata
(hari) 260
halus (kg/cm)
240
180.555 7
K25 M25 KH45 MH45
K25 Kuarsa 266.524 14 Kode benda uji

280.100 28
166.342 7 Gambar 2. Perbandingan kuat tekan
M25 Muntilan 262.849 14 beton menggunakan pasir Kuarsa dan
270.920 28 pasir Muntilan
183.187 7
Perbandingan kuat tekan beton
KH45 Kuarsa 304.259 14
menggunakan pasir Kuarsa dan pasir
319.164 28 Muntilan disajikan pada Gambar 2. Pada
170.328 7 perbandingan mutu beton K-450
MH45 Muntilan 264.128 14 diperoleh kuat tekan rata-rata beton
309.633 28 dengan pasir Kuarsa umur 28 hari
adalah 319,16 kg/cm. sedang beton
dengan pasir Muntilan 309,63 kg/cm.
Hal ini berarti pada mutu K-450 beton
dengan pasir Kuarsa lebih besar kuat
tekannya dibandingkan beton dengan
pasir Muntilan, meskipun secara umum
baik beton dengan campuran Kuarsa
maupun dengan pasir Muntilan belum
mencapai K-450. Kuat tekan pasir
Kuarsa lebih baik ini karena gradasi
butirannya keras sehingga mutu beton
lebih baik.

350
300
Kuat tekan rata-rata (Kg/cm2)

K25 250
M25 200
KH45
150
MH45
100
50
0
0 7 14 21 28
Umur (hari)

Gambar 3. Kuat tekan rata-rata terhadap waktu

Perbandingan kuat tekan rata-rata beton perbedaan yang signifikan antara kedua
pasir kuarsa dan pasir Muntilan pada jenis beton tersebut, baik untuk beton
umur 7 hari menunjukkan tidak ada mutu normal maupun mutu yang lebih

Tema 4 | 52
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR &
PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS GREEN TECHNOLOGY

tinggi (Gambar 3). Namun pada umur 14 Poisson ratio yang dihasilkan oleh beton
hari beton pasir Kuarsa mutu KH45 dengan campuran pasir Kuarsa pada K-
memperlihatkan nilai yang paling tinggi 250 dengan FAS 0,54 nilai Poisson rata-
hingga umur beton mencapai umur 28 rata 0,226 sedangkan pasir Muntilan
hari. nilai Poissonnya 0,226, pada mutu beton
K-450 pada FAS 0,43 Nilai Poisson
Nilai Poisson (Poisons ratios) pasir Kuarsa 0,216 dan pasir Muntilan
0,216, berkaitan erat dengan kuat tekan
Poissons ratio beton merupakan beton. Semakin tinggi kuat tekan beton
perbandingan regangan arah lateral maka nilai poisson ratio semakin kecil,
dengan regangan aksial akibat disini nilai Poisson sama karena
pembebanan aksial dalam kondisi batas pembulatan angka desimal,
elastis. Nilai poisson ratio beton normal perbandingannya kuat tekan beton
berkisar antara 0,22 0,23. nilai tersebut selisih sedikit. Pada tegangan tekan yang
masih dalam rentang nilai Poisson yang tinggi, transfersal meningkat dengan
selama ini diasumsikan untuk beton. cepat yang disebabkan oleh retak
internal yang paralel dengan arah beban
Tabel 4. Poisson Ration rata-rata sehingga pembesaran benda uji menjadi
Beton kecil,regangan transversal juga kecil.
Nilai Poissons
Mutu beton Fas
rata-rata beton
Kuat Lentur Beton (Modulus of
K-250 Kuarsa 0,54 0,226 Rupture)
K-250 Kuat lentur beton merupakan
0,54 0,226 kemampuan beton didalam menahan
Muntilan
momen. Nilai kuat lentur beton hasil
K-450 Kuarsa 0,43 0,216
penelitian dibandingkan dengan kuat
K-450
0,43 0,216
lentur yang dipersyaratkan SNI 03-2847
Muntilan (2002) pasal 11.5 yaitu sebesar Fr =0,7
MPa Hasil kuat lentur beton
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Kuat Lentur Beton pasir beban secara bertahap sampai mencapai
Kuarsa dan beton pasir Muntilan beban 40% beban puncak. Benda uji
Kuat Kuat lentur beton /  XQWXN PHQJKLWXQJ UHJDQJDQ
lentur rata- (Kg/cm)menurut
Mutu beton
rata beton SNI 03-2847-
longitudinal diperoleh dari hasil
(Kg/cm) pembacaan pada gauge yang dipasang
Fcr 2002 Ps 11.5
(Kg/cm2) (Fr) pada benda uji. Nilai modulus elastisitas
K-250
69,64 37,404 0,537 beton hasil pengujian
Kuarsa
K-250
dibandingkandengan modulus elastisitas
64,18 36,786 0,408 yang dipersyaratkan SNI 03-2846(2002)
Muntilan
K-450 pasal 10.5 yaitu sebesar Ec = 4700 .
90,12 39,92 0,622
Kuarsa Hasil penelitian modulus elastisitas
K-450
85,34 39,326 0,461 beton disajikan pada Tabel 6.
Muntilan

Modulus Elastisitas

Pengujian modulus elastisitas beton


dilakukan dengan cara memberikan

Tema 4 | 53
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR &
PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS GREEN TECHNOLOGY

Tabel 6. Modulus Elastisitas (E) Tabel 7. Hasil uji kuat tarik


Rata-rata Tegangan
Kuat tarik rata
Modulus Modulus belah rata
Mutu beton Fas rata beton
Elastisitas Elastisitas rata beton
Eeksp/ (Kg)
Mutu Beton Rata-rata Menurut SNI 03- (Kg/cm)
ESNI
Beton 2847-2002 Ps K-250
280,100 17,46
(Kg/cm) 10.5 (Kg/cm) Kuarsa
0,54
K-250 K-250
23779,1932 25104,27 0,947 270,920 13,21
Kuarsa Muntilan
K-250 K-450
15200,8413 26797,74 0,567 319,164 19,34
Muntilan Kuarsa
0,43
K-450 K-450
22601,7915 24689,47 0,915 309,633 15,57
Kuarsa Muntilan
K-450
26806,0586 26394,60 1,016
Muntilan

KESIMPULAN
Nilai modulus elastisitas beton untuk
semua perlakuan pada penelitian ini Pengujian sifat-sifat mekanik beton
lebih kecil dan hampir sama bila dengan menggunakan pasir Kuarsa telah
dibandingkan dengan modulus elastisitas dilakukan seperti uraian di atas.
menurut formulasi yang ditetapkan SNI- Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
03-2847(2002) pasal 10.5 yaitu sebesar beberapa kesimpulan yang dapat ditarik
Ec = 4700 (MPa) ; Ec = 1500 adalah sebagai berikut:
(Kg/cm). 1. Pemanfaatan pasir Kuarsa dalam
campuran beton sebagai pengganti
pasir Muntilan mempunyai kinerja
Uji Tarik yang baik, yang ditunjukkan dengan
Perbandingan kuat tarik rata-rata antara dapat dihasilkannya kuat tekan
beton yang menggunakan pasir Kuarsa beton hingga kurang lebih 300
dengan beton yang menggunakan pasir kg/cm2.
Muntilan di sajikan pada Tabel 7. Nilai 2. Sifat kelecakan beton menggunakan
kuat tarik dengan fas 0,54 (K-250), kuat pasir Kuarsa tidak berbeda jauh bila
tarik tertinggi dihasilkan oleh beton dibandingkan dengan beton yang
yang menggunakan pasir Kuarsa yaitu menggunakan pasir Muntilan.
17,46 Kg/cm, sedangkan pada beton 3. Nilai Poisson beton pasir Kuarsa
dengan fas 0,43 (K-450) kuat tarik mempunyai harga yang masih
tertinggi dihasilkan oleh beton yang dalam rentang nilai Poisson yang
menggunakan pasir Kuarsa yaitu 15,57 selama ini diasumsikan dalam
Kg/cm. Nilai kuat tarik masih berkisar desain beton.
antara 6 hingga 10% dari kuat tekannya, 4. Modulus Elastisitas beton pasir
dimana hal tersebut menunjukkan Kuarsa berdasarkan eksperimen
sifatnya yang sama dengan beton biasa. kurang lebih sama dengan prediksi
modulus elastisitas berdasarkan
standar beton Indonesia (SNI).

REFERENSI

ASTM C 39 94 (1996), Test Methode for


Compressive Strength of Cylindrical

Tema 4 | 54
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR &
PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS GREEN TECHNOLOGY

Concrete Spesimens; Annual Books Neville, A.M. (1997); Properties of


of ASTM Standards, USA, 1996. Concrete, Longman, 4th and Final
ASTM C 78 94 (1996), Test Methode for Ed., London.
Flexural Strength of Concrete Sutopo, Rochim (2012); Studi
(Using Simple Beam with Third- Perbandingan Material Pasir
Point Loading); Annual Books of Kuarsa dan Pasir Muntulan pada
ASTM Standards, USA, 1996. Besaran Mekanik Beton; Tesis
ASTM C 469 94 (1996), Test Methode Magister Teknik Sipil, Universitas
for Static Modulus of Elasticity and Islam Sultan Agung.
Poissons Ratio of Concrete in
Compressio; Annual Books of
ASTM Standards, USA, 1996. UCAPAN TERIMA KASIH
ASTM C 496 94 (1996), Test Methode Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
for Splittig Tensile Strength of Bahan, Fakultas Teknik-Universitas Islam
Cylindrical Concrete Spesimens;
Annual Books of ASTM Standards, Sultan Agung. Terima kasih disampaikan
USA, 1996. kepada para teknisi laboratorium yang telah
Badan Standarisasi Nasional (2002); Tata membantu dalam fasilitas, pembuatan dan
Cara Perhitungan Struktur Beton pengujian benda uji
untuk Gedung, SNI-03-2847-2002.

Tema 4 | 55

Anda mungkin juga menyukai