LAKIP(/HOME/INDEX.PHP/TENTANG
KEPRI/PERATURANDAERAH)
Cetak
Kategori:Daerah(/home/index.php/tentangkepri/peraturandaerah/37data/daerah)
Diterbitkan:Jumat,03Januari201401:04 DitulisolehHumasKepri Dilihat:3172
Ikhtisar Eksekutif
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau berupaya menyelenggarakan pemerintahan tetap berpegang
pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil
(result oriented goverment) sesuai dengan kewenangannya. Manajemen
pemerintahan memiliki aspek penting yang perlu diimplementasikan yaitu
akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja setidaknya harus memuat visi, misi,
tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolok ukur yang jelas atas rumusan
perencanaan strategis organisasi sehingga gambaran hasil yang ingin dicapai
dalam bentuk sasaran dapat terukur.
Bab 1 Pendahuluan
A.GAMBARAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi ke32 yang dibentuk pada tanggal
24 September 2002 berdasarkan Undangundang Nomor 25 Tahun 2002. Secara
de jure Provinsi Kepulauan Riau berdiri tahun 2002, akan tetapi secara de facto
operasional penyelenggaraan pemerintahan baru dimulai tanggal 1 Juli 2004.
Pengangkatan Gubernur Kepulauan Riau telah memasuki periode yang kedua
yang dilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83/P/2010 tanggal 30 Juli 2010.
Gambar 1.1
Secara geografis wilayah Provinsi Kepulauan Riau berbatasan
langsung dengan :
1)Sebelah Utara : Berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja.
2)Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi
Jambi.
3)Sebelah Barat : Berbatasan dengan Negara Singapura, Malaysia dan Provinsi
Riau.
4)Sebelah Timur : Berbatasan dengan Negara Malaysia, dan Provinsi
Kalimantan Barat.
Kepulauan
07. Tarempa 590,14 5,57 7 34
Anambas
1)Sekretariat.
1.1)Sekretariat Daerah, terdiri dari :
a. Sekretaris Daerah,
c. Staf Ahli :
d. Biro :
5. Biro Perlengkapan,
6. Biro Umum,
8. Biro Hukum,
9. Biro Organisasi.
b.Dinas Kesehatan,
d.Dinas Perhubungan,
j.Dinas Pariwisata,
k.Dinas Kebudayaan,
l.Dinas Sosial,
3)Inspektorat Provinsi.
4)Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Kantor Penghubung.
d.Sekretariat Korpri.
6.Anugerah Ki Hajar
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menerima penghargaan dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas keberhasilan
mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai
sarana edukasi dalam dunia pendidikan.
RPJMD
RENCANASTRATEGIS
RENCANAKINERJATAHUNAN
PENETAPANKINERJA
RENCANAKERJADANANGGARAN
LAPORANPERTANGGUNGJAWABANKEUANGAN
LAKIP
KINERJAAKTUAL
Kerangka/Alur Pikir Penyajian LAKIP Tahun 2012
DOKUMENPELAKSANAANANGGARAN
1.Pengukuran Kinerja
VISI
TERWUJUDNYA KEPULAUAN RIAU SEBAGAI BUNDA TANAH
MELAYU YANG SEJAHTERA, BERAKHLAK MULIA DAN
RAMAH LINGKUNGAN
Visi Provinsi Kepulauan Riau tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu menunjukkan bahwa Kepulauan
Riau sebagai sebuah wilayah geografis, dulunya merupakan wilayah bekas
kejayaan kerajaan Melayu Riau, yang baru berakhir pada awal abad ke 20.
Dengan misi ini diharapkan pada tahun 2015, Kepulauan Riau akan menjadi
Provinsi yang kembali akan mentabalkan tamaddun/kejayaan Melayu dalam
masa kekinian dan berorientasi masa depan.
Kepulauan Riau yang Sejahtera adalah kondisi dimana masyarakat Kepulauan
Riau dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya secara layak, meningkat
pendapatannya dan standar pembangunan manusia.
Kepulauan Riau yang Berakhlak Mulia adalah kondisi dimana Kepulauan Riau
sebagai negeri berbudaya Melayu memiliki sifat dan perangai, yang dapat
menjadi panutan bagi masyarakat lainnya, terutama ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama, menjaga adat istiadat, memiliki semangat untuk
maju dan patuh kepada hukum dan perundangundangan.
Kepulauan Riau yang ramah lingkungan adalah wilayah Kepulauan Riau yang
memiliki sumber daya alam dan geografis yang terdiri dominan lautan perlu
menjaga agar lingkungannya aman, nyaman dan lestari bagi tempat hidup
dan mencari penghidupan masyarakat dan dapat menjamin kelangsungan
pembangunan. Ramah lingkungan juga cerminan masyarakat Kepulauan
Riau yang bermartabat dalam pergaulan, ramah kepada semua golongan
dengan tidak membedakan suku bangsa.
A.2 MISI PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Misi merupakan penjabaran dari visi, untuk mengarahkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah
ditetapkan. Misi juga menggambarkan tugastugas yang diemban Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau sesuai kewenangan yang ditetapkan berdasarkan
undangundang.
1.Misi Pertama
2.Misi Kedua
3.Misi Ketiga
5.Misi Kelima
6.Misi Keenam
Sasaran :
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Teridentifikasi dan berkembangnya 0 1
2 komoditaskomoditas penting (unggulan, 0 2
3 strategis dan prospektif) tanaman pangan 2 7
4 dan hortikultura 2 7
5 321 1523
Berkembangnya sentrasentra produksi
4300 7500
pertanian tanaman pangan, holtikultura,
1.31 2.50
perkebunan dan peternakan yang didukung
4 7
sarana dan prasarana wilayah yang
2.81 3.59
memadai
Agropolitan
RPH
RPU
Populasi luas sawah
Populasi ternak
Berkembangnya kapasitas kelembagaan
masyarakat pertanian (tanaman pangan,
holtikultura, perkebunan dan peternakan)
termasuk kelembagaan usahanya
Optimalnya sistem dan kelembagaan
penyuluhan bagi petani dan pelaku
agribisnis tanaman pangan
Meningkatnya produksi dan produktivitas
petani dan peternak
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 0.14 0.35
Memadainya rasio tenaga penyuluh
pertanian lapang (PPL)
Sasaran:
CAPAIAN KINERJA
NO SASARAN Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Berkembangnya irigasi pertanian tanaman 296 1046
2 pangan 19.76% 54.29%
3 0 3
Luas lahan sawah yang didukung perairan
4
(ha)
0,05 0,13
Rasio jaringan irigasi
Meningkatnya kerjasama penelitian dan
pengembangan pertanian tanaman pangan
dan hortikultura dengan pemerintah pusat
dan universitas
Meningkatnya penerapan teknologi proses
produksi pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan secara benar
Meningkatnya mekanisasi pertanian
tanaman pangan dan perkebunan
Sasaran:
CAPAIAN KINERJA
NO SASARAN Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya aksebilitas dan konektivitas 1.25 2508
2 dari dan menuju sentrasentra pertanian 2 4
3 101.8 104.8
Berkembangnya produk dan proses produksi
ramah lingkungan (ecolabelling) untuk pasar
ekspor Negara maju
Berkembang dan optimalnya kelembagaan
pemasaran produkproduk pertanian
tanaman pangan holtikultura dan ternak
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya kontribusi PDRB sektor 3.192.446,59 5.692.446.59
2 pertanian sekurangkurangnya 20% per 114.03 144.14
tahun
Meningkatnya NTP
(f) Meningkatkan aksesibilitas petani dan pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah terhadap modal.
Sasaran :
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya kucuran kredit produktif 174 425
skala kecil menengah dari lembaga
keuangan bank dan bukan bank
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya serapan tenaga kerja lokal 5646 10.000
2 pada usaha PMA dan PMDN 534 2500
3 7025 1500
Meningkatnya jumlah tenaga kerja local
4 1 21
yang terampil dan bersertifikasi
Meningkatnya kapasitas teknis dan
manajerial pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM)
Berdayanya ibuibu rumah tangga dari
keluarga miskin sebagai pelaku usaha
tingkat rumah tangga
Sasaran :
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya jumlah koperasi yang aktif 1.309 1.500
2 dan sehat 0 7
Berkembang dan optimalnya Badan Usaha
Milik Desa (BUMDES)
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya coverage area telekomunikasi NA 100
2 seluler 5.464.311,00 12.501.019,88
37,74% 68,87%
Meningkatnya ketersediaan air bersih
Kapasitas produk air (liter/detik)
Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak
(perkotaan dan perdesaan)
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya rasio ketersediaan daya listrik NA 3.000
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya panjang jaringan jalan NA 19.370
2 7 11
Tersedianya pelabuhanpelabuhan utama (hub ports)
3 4 6
berstandar internasional untuk mengoptimalkan
4 2 5
peluang jasajasa maritim
2 4
Jumlah pelabuhan internasional 1 3
4 4
Jumlah pelabuhan barang internasional
Memadainya infrastruktur untuk menunjang fungsi
Batam sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Pelabuhan perintis
Bandara perintis
Pelabuhan samudera
Meningkatnya kerjasama dan koordinasi
pengembangan FTZ dengan pemerintah pusat
DK dengan BPK
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Memadainya infrastruktur untuk menunjang 2 5
2 fungsi Pusat Kajian Wilayah (PKW) dan 0.28 0.20
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) utamanya
didaerahdaerah tertinggal (Kabupaten
Natuan dan Anambas)
Menurunnya angka indeks disparitas antar
wilayah (kabupaten/kota)
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya angka persentase sekolah 70,2 94%
2 dengan kondisi bangunan baik 56 200
Meningkatnya rasio ketersediaan sekolah
terhadap penduduk usia sekolah
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya rasio guru terhadap murid 79,90 76
2 0,05 0,15
Meningkatnya rasio guru terhadap murid
perkelas
Sasaran:
CAPAIAN KINERJA
NO SASARAN
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya jumlah guru yang memenuhi 36,8 65
kualifikasi S1/DIV
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya rasio daya serap tanaga kerja 6.957 16.500
lokal
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya aksesbilitas masyarakat 1,13 1,65
2 terhadap internet 441 710
47.235.869 >50 juta
Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas
perpustakaan/taman baca
Jumlah perpustakaan
Jumlah pengunjung perpustakaan
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya rasio dokter per satuan 23/100.000 40/100.000
2 penduduk 64,8 66
3 97,2 99
Meningkatnya rasio bidan per satuan
0.14/10.000 0.16/10.000
penduduk
3,72 4
Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kenidanan (%)
Meningkatnya aksesbilitas masyarakat
terhadap layanan kesehatan
Rasio RS per 10.000 penduduk
Rasio puskesmas per 10.000 penduduk
(h) Melengkapi Puskesmas dan Pustu dengan sarana dan prasarana yang
memadai.
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya kualitas pelayanan 61,25 75,07
Puskesmas dan Pustu
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya capaian outcome dari WDP WTP
pelaksanaan anggaran
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Pengelolaan keuangan daerah mendapatkan WDP WTP
2 opini Wajar Tanpa Pengecualian/Wajar 0,65 0,70
Dengan Pengecualian
Nilai efektifitas dan efisiensi kerja (EJ)
sekurangkurangnya 0,70
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) 2,74 3,00
sekurangkurangnya 3,00
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Meningkatnya tingkat partisipasi perempuan 13,3 20
2 dalam pembangunan 66,85 70,5
3 48,52 60,7
Meningkatnya indeks pembangunan gender
4 20,95% 12%
(IDG)
5
6 Meningkatnya indeks pemberdayaan gender 421 444
(IPG)
Menurunnya rasio KDRT
Berkurangnya tindak kekerasan terhadap
perempuan
Meningkatnya jumlah kasus pengaduan
kekerasan perempuan yang diselesaikan
(9) Tujuan yang ditetapkan untuk mencapai misi kesembilan :
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Berkurangnya praktekpraktek penangkapan 49 0
ikan illegal
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Berkurangnya kasuskasus pencemaran laut 30 0
2 32 36
Ditetapkannya kawasankawasan suaka
alam laut dan DPL (Daerah Perlindungan
Laut)
(c) Memulihkan dan menjaga kawasan hutan darat dan kawasan bekas
pertambangan.
Sasaran:
NO SASARAN CAPAIAN KINERJA
Kondisi Kondisi
Awal Akhir
1 Bertambahnya kegiatan rehabilitasi hutan 3.052 15.000
2 dan lahan kritis ratarata 75.029,02 120.834,99
Ditetapkannya kawasankawasan hutan
lindung, suaka alam dan cagar alam
B.PERJANJIAN KINERJA
Sehubungan dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor
7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan korupsi, dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.