Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Aqidah

Aqidah secara etimologi; Aqidah berasal dari kata aqd yang berarti pengikatan.
Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan Dia mempunyai aqidah
yang benar berarti aqidahnya bebas dari keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati
yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya.
Aqidah scara syara yaitu iman kepada Allah, para MalaikatNya, Kitab-kitabNya,
Para RasulNya dan kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik mupun yang buruk. Hal
ini disebut juga sebagai rukun iman.[1]
Allah SWT Berfirman dalam surat Yunus Ayat 3, yang berbunyi :
Artinya : Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy untuk mengatur segala urusan.
Tiada seorangpun yang akan memberi syafa`at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang
demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak
mengambil pelajaran?
Aqidah Islamiyyah:
Aqidah Islamiyyh adalah aqidah tiga generasi pertama yang dimuliakan yaitu generasi
sahabat, Tabiin dan orang yang mengikuti mereka dengan baik. Menurut Ahlus Sunnah
wal Jamaah, sinonimnya aqidah Islamiyyah mempunyai nama lain, di antaranya, at-
Tauhid, as-Sunnah, Ushuluddiin, al-Fiqbul Akbar, Asy-Syariiah dan al-Iman. Nama-nama
itulah yang terkenal menurut Ahli Sunnah dalam ilmu aqidah.[2]
Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan hidup
inidiperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan tujuan hidupnya
sebagai mahluk alam. Pedoman hidup ini dijadikan pula sebagai pondasi dari seluruh
bangunan aktifitas manusia.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat : 186
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.
Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
1. 1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan
para Rasul-Nya.
2. 2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi.
3. 3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang
bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap. [3]
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:
Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah
Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. [Adz-Dzaariyaat : 56-
58].
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja
(mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang) dan rahbah
(takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji,
dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi
macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan badan.
Allah memberitahukan, hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka
melaksanakan ibadah kepada Allah . Dan Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan ibadah
mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan mereka
kepada Allah , maka mereka menyembah-Nya sesuai dengan aturan syariat-Nya. Maka
siapa yang menolak beribadah kepada Allah , ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-
Nya tetapi dengan selain apa yang disyariatkan-Nya maka ia adalah mubtadi (pelaku
bidah). Dan siapa yang hanya menyembah-Nya dan dengan syariat-Nya, maka dia adalah
mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah ).
Pengertian Muamalah
Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat yang berarti
perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan. Kata-kata semacam
ini adalah kata kerja aktif yang harus mempunyai dua buah pelaku, yang satu terhadap
yang lain saling melakukan pekerjaan secara aktif, sehingga kedua pelaku tersebut saling
menderita dari satu terhadap yang lainnya.
Pengertian Muamalah dari segi istilah dapat diartikan dengan arti yang luas dan dapat pula
dengan arti yang sempit. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian muamlah;
Menurut Louis Maluf, pengertian muamalah adalah hukum-hukum syara yang berkaitan
dengan urusan dunia, dan kehidupan manusia, seperti jual beli, perdagangan, dan lain
sebagainya. Sedangkan menurut Ahmad Ibrahim Bek, menyatakan muamalah adalah
peraturan-peraturan mengenai tiap yang berhubungan dengan urusan dunia, seperti
perdagangan dan semua mengenai kebendaan, perkawinan, thalak, sanksi-sanksi, peradilan
dan yang berhubungan dengan manajemen perkantoran, baik umum ataupun khusus, yang
telah ditetapkan dasar-dasarnya secara umum atau global dan terperinci untuk dijadikan
petunjuk bagi manusia dalam bertukar manfaat di antara mereka.
Sedangkan dalam arti yang sempit adalah pengertian muamalah yaitu muamalah adalah
semua transaksi atau perjanjian yang dilakukan oleh manusia dalam hal tukar menukar
maupun dalam hal utang piutang.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah Ayat 280 yang berbunyi
Artinya : Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai
dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.
Dari berbagai pengertian muamalah tersebut, dipahami bahwa muamalah adalah segala
peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia, baik yang seagama maupun
tidak seagama, antara manusia dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan alam
sekitarnya. Dan Allah SWT juga memerintahkan manusia untuk berinterksi dan
bermuamalah dengan cara bertebaran di muka bumi untuk mencari rezki Allah.
Sebagaiman Allah SWT berfirman dalam surat Al Jumah ayat : 10 yang berbunyi :
Artinya : Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Pengertian Akhlak
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan akhlak
berasal dari bahasa Arab jama dari bentuk mufradnya Khuluqun yang menurut logat
diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung
segi-segi persesuain dengan perkataan khalkun yang berarti kejadian, serta erat
hubungan Khaliq yang berarti Pencipta dan Makhluk yang berarti yang diciptakan.
Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka
kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti
benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata mata taat kepada
Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak
maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan
akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Allah SWT berfirman Surah Al-Maidah, ayat 8
ArtinyaHai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlakutidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan.
Akhlak sifatnya universal dan abadi. Akhlak dalam islam merupakan refleksi internal dari
dalam jiwa manusia yang dieksternalisasikan secara kongrit dalam bentuk perilaku dan
tindakan nyata. Akhlak seseorang terkait erat dengan perspektif keimanannya, tentang
eksistensi dirinya sebagai khalifah Allah. Akhlak yang lahir dari kualitas internalisasi
nilai-nilai iman sudah barang tentu akan memancarkan kualitas yang lebih baik. Demikian
pula sebaliknya, akhlak yang buruk merefleksikan kadar keimanan seseorangyang masih
labil.[4]

Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun
sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang
dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami
akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang
ulang dengan kecenderungan hati (sadar)2 .

Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan
akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan itu
akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai
fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang
bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai