Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN

TUJUAN
Mata Kuliah ini memberikan informasi dari beberapa
sumber ilmu dan pedoman yang telah dipakai sebagai
standart prosedur analisis di laboratorium lingkungan.
MANFAAT MATA KULIAH
Mahasiswa dapat mengerjakan berbagai metode analisis
pemeriksaan laboratorium dasar dan menganalisis data hasil
sample terhadap parameter-parameter pencemar Lingkungan.
DESKRIPSI PERKULIAHAN (2 SKS)
merupakan dasar untuk melakukan analisis laboratorium
disamping itu mata Kuliah ini memberikan informasi dari
beberapa sumber ilmu/PUSTAKA dan pedoman yang telah
dipakai sebagai standart prosedur ANALISIS KUALITAS
AIR di dalam laboratorium lingkungan.

PRAKTIKUM (1 SKS)
Membahas tentang metode/prosedur untuk analisis
parameter-parameter pencemar di badan air, yang meliputi :
analisis pH, kekeruhan, warna, koagulasi-flokulasi, zat padat,
daya hantar listrik, klorida (CL-), Sisa klor, DO,BOD,Zat
Organik (angka Permanganant), Fe, COD, DPC dan sampah.

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 1


STRATEGI PERKULIAHAN

Waktu :
2 X 40 menit tiap kali tatap muka selama 14 kali
dalam satu semester.
Materi :
merupakan penjelasan ringkas dari literatur-literatur,
oleh sebab itu mahasisiwa secara mandiri harus
melakukan belajar mandiri sesuai waktu yang
ditetapkan oleh beban SKS.
Peralatan :
Kuliah disajikan dalam bentuk paparan materi diselingi
dengan tanya-jawab, latihan soal, menggunakan alat
bantu, LCD, papan tulis, kapur/spidol berwarna.
Evaluasi dan Penilaian :
Ujian Evaluasi Dilaksanakan 2 (Dua) Kali Yaitu Ujian
Tengah Semester Dan Ujian Akhir Semester. Waktu
Pelaksanaan Dapat Dilihat Pada Kalender Akademik
dengan Bobot Evaluasi Ditetapkan : UTS : 30 %,
Tugas: 40 % Dan UAS : 30 %

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 2


ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN
Merupakan penilaian kualitas LINGKUNGAN sebagai
salah satu komponen lingkungan hidup yang merupakan
gabungan antara proses identifikasi kualitatif dan kuantitatif
secara analisis kimiawi dan mikrobiologi adanya polutan atau
kontaminan didalam badan Air,Tanah & Udara.

PERATURAN DAN PERUNDANG UNDANGAN PENGELOLAAN LIMBAH

Peningkatan laju pertumbuhan industri di Indonesia yang demikian pesatnya akan


mengakibatkan efek negatif yang dapat dirasakan secara langsung oleh
lingkungan hidup. Upaya pemenuhan barang-barang dan energi yang dikonsumsi
oleh masyarakat modern pada dasarnya akan selalu menghasilkan suatu sisa
kegiatan atau yang disebut juga sebagai limbah yang dapat berupa limbah padat,
cair, maupun gas.
Pada periode PJPT II ini, pembangunan industri di Indonesia akan memasuki
industri modern yang akan meningkatkan peranan teknologi dalam pemberdayaan
sumber daya alam dalam upaya pemenuhan kebutuhan manusia modern. Pada
tahap ini akan terjadi pergeseran pandangan masyarakat terhadap lingkungan
hidup. Terjadi pergeseran dari masyarakat yang kurang peduli akan kualitas dan
masalah lingkungan ke suatu masyarakat yang perduli dan menghendaki
lingkungan yang bersih. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya pengelolaan
lingkungan hidup. Salah satu upaya yang harus dan perlu dilakukan untuk
melakukan pengelolaan lingkungan hidup ini adalah dikeluarkannya peraturan dan
perundang-undangan. Peraturan dan perundang-undangan ini akan merupakan
suatu mekanisme kontrol terhadap upaya-upaya pemanfaatan sumber daya alam
yang efisien dan peningkatan mutu lingkungan hidup secara bersamaan.
Peraturan dan perundangan yang berlaku dapat dijumpai pada tingkat nasional,
sektoral, maupun regional/daerah.

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 3


SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
Undang-undang yang mengatur sistem pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia
adalah UULH no. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang lebih lanjut disempurnakan dengan UULH no. 23 tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sistem pengelolaan limbah cair
merupakan bagian dari sistem pengelolaan lingkungan hidup yaitu suatu upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan,
dan pengembangan lingkungan hidup (pasal 1 butir 2 UULH no. 23/1997).
Dalam mengendalikan pencemaran air, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
beberapa peraturan yang bertujuan untuk melindungi air dari pencemaran. Hal ini
diperlukan dengan pertimbangan utama :

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak
sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi hidup dan
kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Agar air dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang
diinginkan.

KRITERIA DAN STANDAR KUALITAS


Kriteria adalah persyaratan kualitas air untuk suatu jenis pemanfaatan sumber air
yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah dengan melihat efek dan pengaruh
konstituen yang terkandung dalam air terhadap manusia dan makhluk hiudp
lainnya serta materi.
Standar atau baku mutu air adalah kadar unsur-unsur dari suatu badan air yang
dianalisis berdasarkan sifat fisis, kimiawi, maupun bakteriologis sehingga
menujukkan mutu air tersebut. Baku mutu air merupakan suatu persyaratan
kualitas air yang bertujuan untuk perlindungan serta pemanfaatan air tersebut.
Baku mutu yang berlaku di Indonesia ada yang sifatnya naisonal maupun regional.

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 4


Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam suatu sistem pengelolaan kualitas air
terdapat dua metoda baku mutu, yaitu baku mutu perairan (stream standard) dan
baku mutu efluen (effluent standard).

BAKU MUTU PERAIRAN (STREAM STANDARD)


Baku mutu perairan berdasarkan PP no. 20 tahun 1990 didefinisikan sebagai
batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lainnya yang ada
atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada
sumber air tertentu sesuai peruntukannya. Penggolongan badan air menurut
peruntukannya ditetapkan sebagai berikut :

Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu;

Golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;

Golongan C : air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan


peternakan;

Golongan D : air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan pembangkit
listrik tenaga air.
Berdasarkan klasifikasi ini maka jumlah dan kualitas dari air buangan yang akan
dibuang ke perairan dapat diatur sehingga kualitas dan peruntukkan perairan
tersebut tetap terjaga. Tujuan baku mutu ini adalah menjaga dan melestarikan
perairan untuk pemanfaatannya secara maksimal.

Baku mutu efluen (effluent standard)


Menurut PP no. 20 tahun 1990, baku mutu imbah cair adalah batas kadar dan
jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam limbah cair untuk dibuang
dari suatu jenis kegiatan tertentu. Sistem baku mutu efluen lebih mudah
diaplikasikan dibandingkan dengan sistem baku mutu perairan, karena tidak
diperlukan suatu analisis mendetail dan pengklasifikasian badan air penerima
buangan.

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 5


Tabel berikut memperlihatkan secara sistematik perbandingan antara kedua
macam standar ditinjau dari sisi manfaat dan kerugiannya, yang berdasarkan PP
no. 20/1990 keduanya diberlakukan di Indonesia.

STANDAR KUALITAS DI INDONESIA


Seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa dasar dari peraturan
perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah cair di Indonesia adalah
UU no. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang kemudian disempurnakan kembali dalam bentuk UU no.
23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang ini
kemudian dijabarkan lebih jelas dalam bentuk Peraturan Pemerintah ditingkat
nasional.
Standar lingkungan dapat diatur pula di tingkat sektoral melalui peraturan Menteri
sesuai bidangnnya masing-masing yang tetap mengacu kepada UU dan PP yang
berlaku. Pada tingkat regional berbagai standar kualitas dapat diatur melalui
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Surat Keputusan Bupati Kepala
Daerah Tk II, dan lain sebagainya. Secara skematis hirarki dari peraturan &
perundangan lingkungan yg berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:

UU no. 4/82
UU no. 23/97
Nasional

PP 20/90 PP 18/99 PP lainnya

Surat Keputusan Menteri


Sektoral
Surat Keputusan Bersama Menteri

SK Gubernur
Regional
SK Bupati

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 6


Tabel 2.1. Perbandingan Baku Mutu Perairan dan Baku Mutu Effluen

Tinjauan Baku Mutu Perairan Baku Mutu Efluen


Dasar Klasifikasi & persyaratan Persyaratan kadar zat pencemar
Pengertian berdasarkan tata manfaat sumber atau beban zat pencemar maksimum
air. dalam air limbah yang dibuang ke
Persyaratan beban pencemar dalam sumber air.
berdasarkan pada daya Persyaratan beban pencemar
pengenceran dan asimilasi sumber didasarkan pada tingkat pengolahan
air. atau teknologi yang diperlukan untuk
mengolah air limbah.
Manfaat Perhatian tidak ditujukan pada Dalam pelaksanaan pengawasan
suatu jenis pencemar tertentu lebih mudah karena tidak
karena standar yang berlaku tidak diperlukannya analisis sumber air
dipengaruhi oleh tipe dan jenis secara mendalam untuk menentukan
industri tingkat pengolahan air limbah
Beban pencemar yang tergantung Diterapkan untuk suatu daerah padat
pada daya asimilasi sumber air industri atau kawasan industri
dapat membatasi secara ketat
penempatan industri di sepanjang
sumber air yang kritis.
Perizinan dari lokasi suatu
kegiatan industri akan didasarkan
pada pengendalian pencemaran
Kerugian Dimungkinkannya suatu badan air Perlindungan terhadap sumber air yg
memiliki kalsifikasi yg berbeda dari tercemar berat tidak dapat
hulu ke hilir shingga akan dilaksanakan secara efektif krn
menyulitkan dalam pengaturan standar lebih melihat pada aspek
pembuangan air limbah ekonomi
Dapat menimbulkan keresahan Konservasi dan perbaikan kualitas
sosial baik di masyarakat maupun dari sumber air kurang diutamakan
industriawan sehingga perlindungan mutlak
Dibutuhkan suatu survey yg terhadap sumber air dikesampingkan.
kompleks dalam penentuan
klasifikasi suatu sumber air

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 7


ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN
Merupakan penilaian kualitas LINGKUNGAN sebagai
salah satu komponen lingkungan hidup yang merupakan
gabungan antara proses identifikasi kualitatif dan kuantitatif
secara analisis kimiawi dan mikrobiologi adanya polutan atau
kontaminan didalam badan Air,Tanah & Udara.

Metode Analisis
- Volumetri (titrasi)
- Grafimetri (penimbangan)
- spektofotometri (perbedaan intensitas cahaya)

- Kromatografi (GCMS,HPLC,AAS)

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 8


- Elektrokimia (Potensiometri & voltametri)
(DHL,pH,DOmeter)
Manfaat Analisis Kualitas Air
Hasil analisis dimanfaatkan untuk menentukan dua
parameter yang memberikan penilaian terhadap keadaan
badan air yang akan diteliti (Konsentrasi dan beban
pencemar)

Konsentrasi
Konsentrasi suatu unsur di dalam air dinyatakan dengan
besaran : mg/l, mmol/l atau g/m3 .
Beban pencemar
Merupakan suatu informasi utama di dalam perencanaan
satuan operasi. Beban pencemar adalah konsentrasi dikalikan
debit limbah dalam badan air dan dinyatakan dalam kg/detik,
mol/jam

Hasil kajian Mengenai analisis kualitas air akan menunjukkan


informasi mengenai besarnya dampak yang terjadi terhadap :
a. pengaruh terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan
tanaman
b. pengaruh terhadap kualitas tanah dan air tanah
c. pengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
d. Penentuan jenis/alat pengolahan limbah

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 9


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 20 TAHUN 1990
TENTANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Pasal 7.

Penggolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai


berikut :
Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum
secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku
air minum
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan
pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha
perkotaan,industri, pembangkit listrik tenaga air.

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


10
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2001
TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Pasal 8
(1) Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk air minum, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang memper-
syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan
tersebut
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi, pertanaman dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM 11


LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 82 TAHUN 2001
TANGGAL 14 DESEMBER 2001
TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Kriteria mutu air berdasarkan kelas

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


12
Ada lanjutannya ..

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


13
Manfaat Analisis Laboratorium
Hasil analisis dilaboratorium dimanfaatkan untuk menentukan
dua parameter yang memberikan penilaian terhadap keadaan
badan air yang akan diteliti(konsentrasi & beban) :
- Konsentrasi
Konsentrasi suatu unsur di dalam air dinyatakan dengan
besaran : mg/l, mmol/l atau g/m3 .
Informasi Konsentrasi ini menunjukkan besarnya dampak
yang akan terjadi terhadap :
a. Pengaruh terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan
tanaman (fauna dan flora di dalam air)
b. Pengaruh terhadap kualitas tanah dan air tanah (bakteri,
lumpur aktip)
c. Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Kasus Informasi Konsentrasi


Manfaat dan Kerugian dari suatu parameter.

Salah satu contoh bahwa suatu unsur parameter


kimia/pencemar dapat bermanfaat dapat bermanfaat dan
dapat juga bersifat racun atau bersifat racun (merugikan)
terhadap badan air
MisaInya :
kadar PO43- --> merupakan hasil dari limbah domestik
(cucian detergen)

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


14
unsur PO43- dimanfaatkan bakteri/mikroorganisme/
ganggang sebagai nutrien pertumbuhan tumbuh di Sungai,

Apabila kadar PO43- harus Cukup tinggi, maka pertumbuhan


bakteri/mikroorganisme/ ganggang cukup cepat karena
merupakan unsur gizi bagi bakteri tersebut;

Kondisi diatas dapat mengganggu keseimbangan biologis


karena bakteri/mikroorganisme/ganggang yang tumbuh
terlalu cepat, akan menghabiskan kadar oksigen dalam
sungai terutama pada di malam hari

( DO rendah mencapai nilai 0 )


fauna dan flora
di dalam air yang hidup tergantung
dengan O2 mati.

- Beban pencemar
merupakan suatu informasi utama di dalam perencanaan
satuan operasi. Beban pencemar adalah konsentrasi x
debit dan dinyatakan dalam kg/detik, mol/jam

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


15
SAMPLE
Sample merupakan sejumlah kecil volume suatu badan
cair yang akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin tetapi
diharapkan masih mewakili sifat-sifat yang sama dari badan
air tersebut.
Langkah-langkah penelitian badan air meliputi :
-. Pengambilan sample
- Pengiriman dan serta pengawetan sampel,
- Analisis kimia sampel.
Jelas bahwa hasil analisis kimia di laboratorium hanya
berlaku kalau Langkah-langkah lain telah dilaksanakan
secara mantap!

a. Pengambilan Sampel

Persiapan
(tempat & sifat bahan penyimpanan, kebersihan)

- Botol yang akan digunakan untuk mengambil sampel harus


bersih, telah dibilas dengan air suling dahulu, kemudian
dengan cairan yang akan mengisi botol tersebut, dan
dikering (kalau mungkin).

- Perlakuan ini berlaku juga untuk alat pengambilan sampel


yang lain misal : pipa, pompa dan lain-lain, harus bersih
dan tidak boleh mengandung sisa-sisa dari bekas sampel
HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM
16
terdahulu. Terutama tumbuhnya lumut dan jamur harus
dicegah.

- Perhatikan bahan alat pengambilan sampel, yang dapat


larut dalam sampel, harus dicegah.

Tempat penyimpanan
yang harus diperhatikan

- Besi, kuningan, perunggu dapat larut


dalam sample air yang bersifat
asam atau basa,

- Plastik dan karet dapat larut dalam air


buangan yang mengandung
pelarut organik (minyak &bensin).

- Sample pengambilan harus diisi hingga


penuh dan ditutup dengan baik untuk
menghindari kontak dengan udara.

- Tempatkan sample tersebut dalam kotak


suasana dingin; yang dilengkapi
es biasa atau es kering (cool box suhu
4oC)

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


17
GANGGUAN2 YANG DPT TIMBUL SELAMA
PENYIMPANAN & PENGANGKUTAN

Gangguan ini dapat menyebabkan sampel dapat berubah dari


sifat asli sampel (sampel menjadi tidak representatip)

- gas seperti 02 dan C02 dapat diserap air sampel atau


dapat lenyap dari air sampel ke udara
- zat tersuspensi dan koloidal dapat membentuk flok-flok
sendiri dan mengendap,
- zat dan cairan yang ringan lumpur seperti halnya : lemak,
minyak dan seterusnya) dapat mengapung pada
permukaan sampel
- Beberapa zat tertentu dapat dioksidasi oleh oksigen
terlarut, seperti halnya Mn2+ terlarut dioksidasi menjadi
MnO2 dan mengendap
- Bereaksinya zat terlarut, misal : Ca2+ akan bereaksi
dengan CO2 dengan membentuk endapan CaCO3, hal
tersebut terjadi karena adanya berubahan pH yang
disebabkan karena CO2 dihasilkan dari respirasi
tanaman/ganggang

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


18
- Populasi mikroorganisme, sehingga mengakibatkan
gangguan pada analisis mikrobiologi.

CARA PENGAWETAN SAMPLE


Pengawetan sample tergantung dari analisis parameter
yang akan dilakukan.
No Analisa Parameter Volume Cara Pengawetan Batas waktu
minimum max
1 Alkaliniti 200 didinginkan 14 hari
2 BOD 1000 Didinginkan 6 jam
3 CO2 10 Dianalisa segera 0
4 COD 100 di+H2SO4 sampai pH < 2 7 hari
5 DHL 500 Didinginkan 28 hari
6 Fosfat PO4- 100 Penyaringan: segera dibekukan 2 hari
7 Kekeruhan 100 Disimpan di tempat gelap 1
8 Kesadahan Ca2+,Mg2+, 100 di+HNO3 sampai pH < 2 6 bulan
9 Klor CL2 500 Dianalisa segera 0.5 jam
10 Nitrogen-Amonia-NH3 500 Dianalisa segera, atau di+ 7/28
H2SO4 sampai pH<2 dan hari
didinginkan
11 Nitrat NO3- 100 di+ H2SO4 sampai pH<2 dan 2 hari
didinginkan
12 Nitrat+Nitrit 200 Dianalisa segera atau 0/28
dibekukan hari
13 Nitrit2- NO2- 100 Dianalisa segera atau 0/2 hari
dibekukan
14 Nitrogen Kjeldahl 500 Didinginkan, atau di+ H2SO4 7/28
sampai pH<2 hari
15 Oksigen O2 300 Cara eletroda 1 jam
Dianalisa segera
Cara Winkler
- dianalisa segera, atau ditbh 8 jam
H2SO4 sampai pH<2

16 PH 100 Dianalisa segera 2 jam


17 Suhu - Dianalisa segera -

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


19
18 Warna 500 didinginkan 2 hari
19 Zat tersuspensi 200 didinginkan 7 hari

PEMILIHAN TITIK PENGAMBILAN SAMPLE

Permasalahan
- Kecepatan aliran sungai, saluran dsb senantiasa tidak
merata,
- di dalam danau atau kolam sifat-sifat airpun tidak
homogen.
- Musim, temperatur, letak badan air dengan laut.

Apabila diperlukan data-data keseluruhan mengenai badan


air, maka titik pengambilan sampel harus dapat dianggap
mewakili seluruh badan air. Karena setiap keadaan dan
situasi berbeda, agak sulit untuk memberi Petunjuk yang
umum.

Beberapa usulan dan anjuran yang diharapkan berdasarkan


pengalaman/permikiran mengenai pengambilan sampel,

1. Pengambilan sampel dari saluran, sungai dan sebagainya


yang kedalamannya tidak lebih dari 5 meter, dan alirannya
cukup turbulen bagi air tersebut untuk menjadi hornogen,
sampel sebaiknya diambil pada kira-kira 1/2 sampai 2/3
tinggi penampang basah dari bawah permukaan air.
Keterangan :
a. Pada dasar sungai air inengandung terlalu hanyak zat
tersuspensi yang mengendap atau yang dapat tergerus
oleh aliran air.
HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM
20
b. Di lapisan permukaan air, ada resiko bahwa lapisin
mengandung banyak zat yang ringan seperti lurnut,
minyak dan lernak, dan sebagainya.

Minyak,lemak,lumut
Pompa penghisap

Letak kedalaman pengambilan sample :


1/2 s/d 2/3 dari ketinggian permukaan
basah

End zat tersuspensi,lumut

Sampel tidak boleh diambil terlalu dekat dengan tepi


penampang sungai atau tepi saluran yang tidlak diplester
dengan baik karena air didaerah tersebuit kurang mewakili
seluruh badan air; namun untul< saluran yang diplester
dengan baik sampel dapat diambil 100 cm dari tepi
saluran.

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


21
2. Pengambilan sampel dari saluran atau sungai
pada musim kering, maka sampel harus diambil dari bagian
aliran yang paling besar dan dapat dianggap bersifat sama
dengan keadaan asli air sungai tersebut. Bila penampang
sungai tidak teratur, maka sampel harus diambil ditengah
aliran utama, yaitu di mana tinggi penampang basah ter-
besar dan alirannya tidlak terganggu. Pengambilan sampel
bisa dilakukan dari jem6atan, perahu, ponton dan
sebagainya.

3. Pengambilan sampel dari saluran atau anak sungai yang


bermuara di dalam sungai maupun laut, harus diingat bahwa
tinggi permukaan sungai atau. laut tersebut dapat berubah
pada waktu hujan atau air pasang. Pada saat itu, air sungai
atau air laut masuk ke dalam anak-anak sungai sehingga
sifat-sifat air dalam anak sungai dipengaruhi oleh induk
sungai atau air laut. Sifat air di anaksungai pada saat itu
sebenarnya merupakan campuran dari air anak sungai clan
air sungai atau laut. Untuk menghindari hat tersebut, titik
pcngambilan sampel harus dipilih cukup jauh dari muara, di
mana aliran anak sungai atau saluran tidak terganggu. Hal

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


22
yang sama berlaku untuk penentuan debit aliran pada anak
sungai.

Bila antara tempat pengambilan sampel yang "aman" dan


muara, yaitu tempat yang terganggu aliranhya, juga
mcrupakan tempat pembuangan air tercemar yang harus
diselidiki pula, cara pengambilan sampel yang khusus harus
dipikirkan atau sampel dapat diambil dari daerah yang
terganggu tersebut, namun jurnlah sampel harus
diperbanyak dan pengukuran debit harus cukup teliti agar
supaya interpretasi keadaan dapat didukung oleh data-data
yang cukup lengkap dan tepat.

4 Pengambilan sumber pencemaran setempat (point source)


dan sumber pencemaran yang tersebar (disperse source)
Data-data yang harus dipersiapkan apabila sumber
pencemaran yang tersebar (disperse source), agar
pengambilan sampel benar-benar dapat mewakili badan air
tersebut
- debit diukur secara cukup teliti,
- Peta daerah drainase yang menyebabkan pencemaran
dapat diketahui secara lengkap. Daerah tersebut, terdiri
HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM
23
dari sumber pencemaran setempat (point source) dan
sumber pencemaran yang tersebar (disperse source).
- Identifikasi letak surnber pencemaran setemnpat misal :
pabrik, rumah sakit dan sebuah kampung yang seluruh air
buangannya ditarnpung oleh satu saluran drainase atau
anak sungaibeda.

Contoh 1. Pengambilan sample di daerah perkotaan.

Letak pengambilan
sample

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


24
Pemilihan titik pengambilan sampel di daerah perkotaan.
Tilik A adalah tepat karena karena semua air buangan dari
sumber-sumber pencemaran pada gambar akan mengalir
dan melewali titih tersebut. seperti rumah sakit, benghel
dan seholah merupahan sumber pencemaran setempat
dengan saat pemnbuangan tertentu; kampung-hampung
yang tidah dilenghapi dengan sistem pembuangan air kakus
yang baik

Contoh 2. Pengambilan sample di suatu sungai.

Pemilihan titik pengambilan sampet sualu sungai yang


menerima air limbah dari industri, pertanian dan sebagainya.
Titik A. Sumber pencemaran setempat seperti pabrik gula
dan pabrik konstruksi besi mempunyai saluran air
limbah tersendiri yang dapat diselidiki secara
terpisah

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


25
Titik B. Tilik pengambilan sampel air anak sungai yang
mengandung semua atau hampir semua air buangan
dari sumber-sum ber pencemaran yang tersebar
seperti air tanah yang dipengaruhi air rem besan
dari tempat sampah, air behas irigasi dan air
buangan penduduk.
Titik C merupakan titik yang tepat untuk mengambil
sampel yang melwakili sifat air dengan. keseluruhan
pencemaran pada sungai tersebut
Titik D kurang tepat harena air limbah dari pabrik gula
belum dirata-ratakan oleh turbulensi air pada
semua penampang sungai. Pada keadaan yang
tertentu, misalnya bila kecepatan aliran sungai agak
rendah selama musim kering, zat
tersuspensi,organis dapat mengendap dan dicerna
pada dasar sungai, hal tersebut dapat merupakan
pencemaran baru

HANDOUT APL 2010 8/28/2017 - 12:56 PM


26

Anda mungkin juga menyukai