WALIKOTA PROBOLINGGO
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Dokumen Infomasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Probolinggo Tahun 2016 dapat
terselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan Pedoman Umum Penyusunan Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten/ Kota yang
diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Penyusunan laporan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah Kota Probolinggo Tahun 2016 terbagi dalam 2 (dua) buku yaitu Buku I
dan Buku II.
Buku I Adalah buku yang menyajikan ringkasan eksekutif dari informasi
kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah yang berisikan isu prioritas serta inisiatif-
inisiatif yang telah dilakukan oleh Walikota Probolinggo dalam upaya meningkatkan
kualitas lingkungan hidup.
Buku II memuat kerangka laporan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah didasarkan kepada konsep hubungan sebab akibat dimana
kegiatan manusia memberikan tekanan kepada lingkungan (pressure) dan menyebabkan
perubahan pada sumber daya alam dan lingkungan baik secara kualitas maupun
kuantitas (state). Selanjutnya pemerintah dan masyarakat melakukan reaksi terhadap
perubahan ini baik melakukan adaptasi maupun mitigasi melalui berbagai kebijakan,
program maupun kegiatan (respon). Sehingga laporan Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Probolinggo ini diharapkan dapat menjadi
alat yang berguna dalam menilai dan menentukan prioritas masalah, serta membuat
rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk membantu pemerintah
daerah dalam mengelola lingkungan hidup dan menerapkan mandat pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di Kota Probolinggo.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada segenap badan/ dinas /instansi
/bagian dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan laporan ini,
tidak hanya dalam hal penyediaan data dan informasi tapi juga dalam penyempurnaan
isi laporan sehingga pada akhirnya Buku Laporan Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Probolinggo Tahun 2016 ini dapat
memenuhi fungsinya seperti sebagaimana mestinya.
WALIKOTA PROBOLINGGO
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... I-1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ I-1
1.2 Gambaran Umum Kota Probolinggo ........................................................................... I-3
1.2.1 Kondisi Geografis ........................................................................................... I-4
1.2.2 Geologi dan Jenis Tanah .................................................................................. I-5
1.2.3 Topografi ........................................................................................................ I-6
1.2.4 Kemampuan Tanah.......................................................................................... I-6
1.2.5 Demografi, Sosial, Ekonomi ............................................................................ I-7
1.2.6 Visi dan Misi Pembangunan Kota Probolinggo ................................................ I-10
1.3 Perumusan Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah .................................................... I-14
1.4 Maksud dan Tujuan .................................................................................................... I-15
1.4.1 Tujuan ............................................................................................................. I-16
1.4.2 Manfaat ........................................................................................................... I-17
1.5 Ruang Lingkup ........................................................................................................... I-17
i
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
ii
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
iii
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
iv
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Tabel 3.16 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien di Sekitar Industri di Kota
Probolinggo ............................................................................. III-57
Tabel 3.17 Perkiraan Volume Limbah Padat Berdasarkan Sarana
Transportasi di Kota Probolinggo Tahun 2016 .......................... III-78
Tabel 3.18 Penghargaan Lingkungan Yang Diperoleh Kota Probolinggo
Tahun 2016 ............................................................................... III-100
Tabel 3.19 Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Kota Probolinggo Tahun
2016 .......................................................................................... III-102
Tabel 3.20 Anggaran Pengelolaan Lingkungan .......................................... III-103
Tabel 3.21 Peranan Ekonomi Sektoral PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
di Kota Probolinggo ................................................................. III-106
BAB V PENUTUP
v
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
vi
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
vii
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Gambar 3.31 Grafik Penjualan Kendaraan Bermotor Tahun 2016 .................. III-55
Gambar 3.32 Grafik Hasil Uji Kualitas Udara di Kota Probolinggo ................ III-56
Gambar 3.33 Pengambilan Sampel Udara Ambien ......................................... III-56
Gambar 3.34 Grafik Total Area Terendam di Kota Probolinggo ..................... III-58
Gambar 3.35 Kegiatan Pembersihan Sungai Kedunggaleng ............................ III-58
Gambar 3.36 Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk 2013-2015 ................... III-61
Gambar 3.37 Grafik Kelahiran, Kematian dan Perpindahan Penduduk
Menurut Kecamatan .................................................................. III-62
Gambar 3.38 Grafik Persebaran Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2016 ..... III-63
Gambar 3.39 Grafik Kepadatan Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2016 ...... III-64
Gambar 3.40 Grafik Rumah Tangga dan FAsilitas Tempat Buangan Air
Besar Tahun 2016 ..................................................................... III-65
Gambar 3.41 Grafik Jenis Penyakit Utama Yang Didertita Penduduk Tahun
2016 .......................................................................................... III-68
Gambar 3.42 Grafik Perkiraan Timbulan Sampah Perhari .............................. III-70
Gambar 3.43 Sel TPA Bestari Kota Probolinggo ............................................ III-70
Gambar 3.44 Grafik Jumlah Rumah Tangga Miskin Kota Probolinggo
Tahun 2016 ............................................................................... III-72
Gambar 3.45 Grafik Jumlah Kendaraan Menurut Bahan Bakar yang
digunakan ................................................................................. III-75
Gambar 3.46 Digester Biogas Limbah Tahu .................................................. III-76
Gambar 3.47 Grafik Konsumsi Pemakaian Bahan Bakar ................................ III-77
Gambar 3.48 Grafik Volume Limbah Padat dari Sektor Pariwisata ................. III-81
Gambar 3.49 Grafik Perbandingan Jumlah Perusahaan yang Mendapat Izin
Pengelolaan Limbah B3 ............................................................ III-84
Gambar 3.50 Kegiatan Pemerintah Kota Probolinggo Dalam Rangka
Perbaikan Kualitas Lingkungan Tahun 2016 ............................. III-86
Gambar 3.51 Instalasi Biogas Limbah Tahu Sumber Baru .............................. III-87
Gambar 3.52 Biogas Limbah Tahu Sumber Baru............................................ III-88
Gambar 3.53 Jumlah Kavling Taman Tahun 2006 samp Tahun 2014 ............. III-89
viii
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Gambar 3.54 Grafik Jumlah Dokumen Lingkungan Tahun 2016 .................... III-92
Gambar 3.55 Grafik Perbandingan Rekomendasi Dokumen Izin
Lingkungan (SPPL,UKL-UPL,Amdal) dari TAhun 2011
sampai dengan Tahun 2016 ....................................................... III-93
Gambar 3.56 Kegiatan Pengawasan di Industri Tekstil dan Pengolahan Ikan .. III-94
Gambar 3.57 Pengaduan Pencemaran Sungai Oleh Kegiatan Industri Tahu ... III-95
Gambar 3.58 Grafik Perbandingan Jumlah Pengaduan Masalah Lingkungan
................................................................................................. III-97
Gambar 3.59 Grafik Perbandingan Jumlah Produk Hukum Bidang
Pengelolaan Lingkungan .......................................................... III-98
Gambar 3.60 Grafik Jumlah Personil BLH Menurut Tingkat Pendidikan ....... III-105
Gambar 3.61 Grafik Peranan PDRB atas Harga Konstan Dari Berbagai
Sektor ....................................................................................... III-105
ix
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
DAFTAR LAMPIRAN
Peta Kota Probolinggo
SK Tim Pelaksana Kegiatan Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Probolinggo
Biodata Penyusun
Tabel 1. Luas Kawasan Lindung Berdasarkan RTRW dan Tutupan
Lahannya di Kota Probolinggo
Tabel 1A. Luas Tutupan RTH Public
Tabel 1B. Luas Tutupan RTH Public dan Makam sesuai dengan Luas
Tutupan Vegetasi Tahun 2016
Tabel 1C. Luas Tutupan RTH Public Jenis Taman Kota
Tabel 1D. Luas Tutupan RTH Jenis Jalur Hijau
Tabel 1E. Luas Tutupan RTH Jenis Makam
Tabel 1F. Indeks Luas Tutupan Vegetasi
Tabel 1G. Perbandingan Indeks Luas Tutupan Vegetasi Tahun 2014-
2016
Tabel 1 H. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan
Lahannya Tahun 2015
Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama
Tabel 2A. Jumlah Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama di
Kota Probolinggo Tahun 2016
Tabel 2B. Perubahan Lahan dari Sawah ke Non Pertanian Per
Kecamatan ...............................................................................
Tabel 2C. Peruntukan Luas Lahan Non Pertanian
Tabel 2D. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tahun
2015
Tabel 2E. Perbandingan Luas Lahan Non Pertanian Tahun 2014-2016 .....
Tabel 3. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status
Tabel 3A. Jumlah Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status di Kota
Probolinggo
x
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xi
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xii
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xiii
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xiv
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xv
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xvi
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Tabel 31E. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri
menurut Jenis Bahan Bakar
Tabel 31F. Jumlah Kebutuhan Bahan Bakar yang digunakan untuk
Angkutan Air
Tabel 31G. Perkiraan Emisi Gas CO2 dari Konsumsi Energi Menurut
Sektor Transportasi Air (Pelayaran)
Tabel 31H. Perkiraan Emisi Gas CO2 dari Konsumsi Energi Menurut
Sektor Transportasi Darat
Tabel 31I. Perbandingan Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan
dan Bahan Bakar yang digunakan Tahun 2015-2016
Tabel 31J. Perkiraan Emisi Gas CO2 dari Penjualan BBM oleh SPBU
Tabel 32. Penjualan Kendaraan Bermotor
Tabel 32A. Total Penjualan Kendaraan Bermotor di Kota Probolinggo
Tabel 33. Perubahan Penambahan Ruas Jalan
Tabel 33 A. Panjang Jalan Menurut Keadaan Jenis Permukaan dan Status
Jalan di Kota Probolinggo
Tabel 33 B. Panjang Jalan Menurut Keadaan Kondisi Jalan dan Status
Jalan di Kota Probolinggo
Tabel 34. Dokumen Izin Lingkungan
Tabel 34A. Dokumen Izin Lingkungan di Kota Probolinggo Tahun 2015
Tabel 34 B. Dokumen Izin Lingkungan di Kota Probolinggo Tahun 2014
Tabel 34C. Perbandingan Jumlah Dokumen Izin Lingkungan di Kota
Probolinggo
Tabel 35. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3
Tabel35-A. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3
Tahun 2015
Tabel 35-B. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3 di
Kota Probolinggo TAhun 2014
Tabel 36. Pengawasan Izin Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat
Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)
xvii
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xviii
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xix
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
xx
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Tabel 51. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang
Telah Mengikuti Diklat
Tabel 51 A. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang
telah mengikuti Diklat di Kota Probolinggo Tahun 2015
Tabel 51 B. Jumlah Staf Fungsional Lain Pada BLH Kota Probolinggo
Tabel 52. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Tabel 52 A. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota
Probolinggo Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha
Tabel 52 B. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota
Probolinggo Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha (persen)
Tabel 53. PDRB Atas Dasar Harga Konstan
xxi
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bagi kita dan kebanyakan orang lain masih
beranggapan bahwa data hanyalah sesuatu yang
mungkin merepotkan untuk mengelola dan
mendapatkannya. Akan tetapi pada kenyataannya
data adalah modal utama keberhasilan perencanaan
sebuah pekerjaan, baik yang berada di swasta maupun
instansi pemerintah/birokrasi. Data boleh disebut
sebagai “tongkat pemandu” untuk menentukan arah
dalam melaksanakan roda suatu pekerjaan. Namun
bagi instansi (pegawai) data kadang dianggap sebagai
sesuatu yang asing dan tidak menjadi prioritas,
bahkan tak terpikirkan sama sekali. Padahal dengan
data, kita bisa memprediksi, mengkalkulasi dan
sampai bisa menguasai apapun yang kita rencanakan.
Tentu dengan asumsi bahwa strategi kita tepat dengan
sasaran penggunaannya.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian
diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh
orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi.
Perpaduan antara orang, fasilitas, teknologi media, prosedur dan pengendalian
yang bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna sebagai dasar bagi
pengambilan keputusan yang tepat, disebut dengan sistem informasi.
Data memiliki fungsi yang sangat penting bagi kinerja dan kelancaran kerja suatu
instansi pemerintah. Instansi Pemerintah membutuhkan penyusunan data yang baik agar
dapat membantu para pimpinan/pengambil kebijakan dalam menyusun rencana kegiatan
I-1
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
dan mengambil sebuah keputusan. Data yang baik dapat disusun dalam
sebuah database(basis data). Database memiliki arti penting dalam instansi agar dapat
mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa tugas dan fungsi setiap instansi
pemerintah dalam rangka pencapaian rencana strategisnya.
Dalam pengelolaan lingkungan hidup pun dibutuhkan data-data yang akurat,
valid, reliable dan up to date sebagai dasar penyusunan kebijakan dan dan perencanaan
untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
menerapkan mandat pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Sebagai perwujudan transparansi dan akuntabilitas publik, Dinas Lingkungan
Hidup Kota Probolinggo setiap tahun telah menyusun laporan Dokumen Informasi
Kinerja Pengeloaan Lingkungan Hidup Daerah atau yang selama ini lebih dikenal
dengan dokumen SLHD (Status Lingkungan Hidup Daerah) yang berisikan tentang
diskripsi, analisis dan presentasi informasi ilmiah mengenai kondisi, kecenderungan dan
pengaruh signifikan lingkungan yang optimum, status keberlanjutan ekosistem,
pengaruh pada kegiatan manusia, serta pada kesehatan dan kesejahteraan sosial
ekonomi yang terjadi di Kota Probolinggo.
Pelaporan status lingkungan hidup merupakan sarana penyediaan data dan
informasi lingkungan dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai dan menentukan
prioritas masalah, dan membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan.
Diharapkan laporan Dokumen Informasi Kinerja Pengeloaan Lingkungan Hidup
Daerah Kota Probolinggo ini nantinya mampu mendokumentasikan perubahan/
kecenderungan kondisi laingkungan dan juga akan menyediakan referensi dasar tentang
keadaan lingkungan bagi pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan
diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis bagi
pembangunan ekonomi di Kota Probolinggo.
I-2
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Probolinggo berasal dari sejarah cerita kuno, yang berawal pada zaman dahulu
kala terdapat sebuah meteor atau benda bercahaya yang jatuh dari langit. Karena hal itu
tempat ini di jadikan untuk mendapatkan perdamaian dan mengakhiri perselisihan. Arti
kata Probolinggo adalah Probo dalam bahasa sansekerta berarti sinar, sedangkan Lingga
(Linggo) berarti tanda, dalam hal ini tanda perdamaian. Dapat juga diartikan asli atau
sederhana seperti perwujudan seluruh lambang yang sederhana.
Motto Kota Probolinggo yaitu BESTARI (Bersih, Sehat, Tertib, Rapi, dan Indah),
yang juga dikenal dengan julukan Kota Seribu Taman dengan taman-taman yang berada
di sepanjang kanan-kiri jalan raya sehingga Kota Probolinggo terasa sejuk dan asri.
Selain itu kota Probolinngo juga dikenal sebagai Kota Bayuangga yaitu kota dengan
khas angin (Bayu) , Anggur dan Mangga.
Secara Astronomis letak Kota Probolinggo berada pada 7º 43’ 41” sampai dengan
7º 49’ 04” Lintang Selatan dan 113º 10’ sampai dengan 113º 15’ Bujur Timur. Kota
Probolinggo merupakan salah satu kota dari 38 Kota/Kabupaten yang ada di Propinsi
Jawa Timur, yang terletak di daerah pantai utara Pulau Jawa. Budaya Pendalungan
mewakili akulturasi sosial dan budaya etnis Jawa, Madura, Tionghoa dan Arab serta
merupakan suatu kearifan lokal, religiusitas, toleransi serta karakter kerja keras dan
dinamis. Budaya Pendalungan ini menjadi kekuatan social-ekonomi bagi percepatan
pembangunan di Kota Probolinggo.
Masyarakat Probolinggo dilihat dari sosial budaya sebagian berasal dari budaya
agraris (petani dan nelayan) dan berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan
I-3
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
ditinjau dari suku, sebagian besar merupakan Suku Jawa dan Madura yang terkenal ulet,
lugas, terbuka dan kuat dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi).
Selain itu perpaduan masyarakat dan budaya yang masih asli dicerminkan dengan
gotong royong, dan adat budaya khas, serta diwarnai dengan unsur religius. Hal ini
dapat dipandang sebagai potensi masyarakat sehingga menjadi modal dalam
peningkatan sumber daya manusia, sehingga terbentuk suatu masyarakat yang handal
dan berkembang mudah tanggap terhadap kemajuan. Lebih dari itu potensi-potensi yang
ada menjadikan ketahanan sosial masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring
kemungkinan adanya pengaruh budaya luar yang negatif. Salah satu wujud kekhasan
budaya masyarakat ialah lahirnya seni budaya khas daerah seperti seni tari, seni suara,
seni musik dan seni rupa. Hal ni selain memperkuat budaya masyarakat juga bisa
menjadi aset yang bisa dikembangkan untuk wisata maupun industri.
Kota Probolinggo
merupakan daerah transit
yang menghubungkan
kota-kota (sebelah timur
Kota): Banyuwangi,
Jember, Bondowoso,
Situbondo, Lumajang,
dengan kota-kota (sebelah
barat Kota) : Pasuruan,
Malang, Surabaya.
Sumber daya alam yang terdapat di Kota Probolinggo sangat terbatas sekali. Kota
Probolinggo tidak memiliki defisit sumber daya alam yang dapat dieksploitasi. Di
samping miskin kandungan bahan tambang, Kota Probolinggo juga mempunyai lahan
yang terbatas untuk dikembangkan.
I-4
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Kelurahan dan luas wilayah 13,624 km2 (24,04%), Kecamatan Wonoasih terdapat 6
Kelurahan dan luas wilayah 10,981 km2 (19,38%), Kecamatan Mayangan terdapat 5
Kelurahan dan luas 8,653 km2 (15,27%) dan Kecamatan Kanigaran dengan 6 Kelurahan
dan luas wilayah mencapai 10,653 km2 (18,80%). Keberadaan Kota Probolinggo
sangat strategis karena berada di daerah tapal kuda yang menghubungkan kabupaten
berkembang yang ada di Jawa Timur seperti Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Jember
dan Kabupaten Banyuwangi.
Adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi :
1. Sebelah Utara : Selat Madura
2. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo
3. Sebelah Selatan: Kecamatan Leces, Wonomerto, Sumberasih Kabupaten
Probolinggo
4. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo
I-5
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
1.2.3. Topografi
Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai 50 meter diatas
permukaan air laut. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari permukaan laut
semakin besar. Namun demikian seluruh wilayah Kota Probolinggo relatif berlereng (0
– 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi tanah dan genangan cenderung terjadi di
daerah ini.
KLHS RDTRK
3.
2.
I-6
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
2. Tekstur Tanah
Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang
terdapat pada suatu gumpalan tanah. Data mengenai tekstur tanah yang
diperoleh adalah tekstur tanah pada kedalaman 20 cm. Tekstur tanah secara
umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu halus, sedang dan kasar. Tekstur
tanah di Kota Probolinggo terdiri dari tekstur halus dan sedang. Tanah
bertekstur halus terdapat di wilayah bagian Utara, sedangkan tanah
bertekstur sedang terdapat di bagian wilayah lainnya. Luas tanah bertekstur
halus ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilayah), sedang tanah bertekstur
sedang ialah 1.849,93 Ha (32,65% luas wilayah). Tanah pertanian, tanah
bertekstur sedang merupakan tanah yang paling mudah pengolahannya.
3. Drainase
Drainase yang dimaksud adalah kemampuan permukaan tanah untuk
merembeskan air secara alami. Keadaan drainase tanah dikelompokkan atas
3 kelas, yaitu drainase baik/tidak pernah tergenang, tergenang periodik, dan
drainase tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah Kota
Probolinggo berdrainse cukup baik/tidak pernah tergenang. Drainase
tergenang periodik terdapat di dekat pantai dan beberapa kawasan di daerah
tengah. Areal persawahan dan tambak dimasukkan pada tanah berdrainase
baik.
I-7
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
6.4
6.3
6.2
6.1 Pertumbuha
6 n Ekonomi
5.9 5.94 5.93 5.94
5.8
5.7
5.6
2011 2012 2013 2014 2015 2016
TAHUN
I-8
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Bila diurutkan pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi dari yang tertinggi
ke yang terendah, maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor perdagangan,
hotel dan restauran sebesar 26-28 persen setiap tahunnya, diikuti sektor angkutan &
komunikasi sebesar 17-18 persen, kemudian sektor industry pengolahan 15-16 persen,
dan sektor jasa sebesar 8-9 persen, selebihnya ada lima sektor yang nilainya dibawah 10
persen. Beberapa tahun terakhir sektor pertanian terus mengalami penurunan jika tahun
2011 sebesar 7,26 persen dan tahun 2015 sebesar 6,82 persen.
Angka kemiskinan Kota Probolinggo pada tahun 2016 mengalami penurunan
2% atau 345 Kepala Keluarga dibandingkan dengan tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi
kota telah mampu mengurangi masyarakat miskin dan diharapkan dapat memberikan
efek positif terhadap peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di
Kota Probolinggo. Dampak peningkatan pertumbuhan ekonomi belum berkorelasi
positif terhadapa pengurangan pencemaran air, udara dan tanah serta pelestarian
keaneka ragaman hayati oleh karena itu prinsip pembangunan berkelanjutan yang
menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan harus dipahami dan
diwujudkan secara nyata oleh seluruh pemangku kepentingan di Kota Probolinggo.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia
berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM
I-9
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur
panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut
memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator yang dapat
menggambarkan kualitas pembangunan suatu wilayah dengan lebih komprehensif tidak
hanya dilihat dari sisi PDRB. IPM merupakan suatu pengukuran yang membandingkan
indikator umur harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup . Indikator
hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan usia harapan hidup saat
kelahiran. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa
dan komposisi pendidikan dasar, menengah Standard kehidupan yang layak diukur
dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dengan paritas daya beli
ekonomi . Selama 5 tahun terakhir IPM Kota Probolinggo berada di angka tertinggi
untuk wilayah Provinsi Jawa Timur bagian timur seperti tampak pada grafik dibawah ini
78
76 75.44 75.94
74 74.65
73.51
IPM
72
70 69.52 69.56 Indeks Pembangunan
68 Manusia
66
2011 2012 2013 2014 2015 2016
TAHUN
I-10
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
merupakan situasi dan kondisi yang sangat diperlukan bagi terlaksananya pembangunan
di Kota Probolinggo. Kondisi yang aman dan tenteram akan terwujud apabila terdapat
kesadaran kolektif dan komitmen yang tinggi dari seluruh elemen masyarakat terhadap
berbagai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dan telah disepakati bersama.
Pembangunan oleh Kota Probolinggo bertujuan untuk menjadikan Kota yang
mampu memanfatkan seoptimal mungkin sumberdaya yang dimiliki dalam rangka
mewujudkan masyarakat Kota Probolinggo yang sejahtera seutuhnya, mandiri dalam
segala bidang kehidupan serta memiliki keunggulan daya saing (Comparative
Advantage).
Berdasarkan kondisi Kota
Probolinggo saat ini, tantangan yang
dihadapi dalam 20 tahun mendatang
serta dengan memperhitungkan
modal dasar yang dimiliki serta
aspirasi masyarakat Kota
Probolinggo, maka Visi
pembangunan Kota Probolinggo
Tahun 2006-2025 adalah:
I-11
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
transportasi dan mewujudkan kota yang bersih, sehat, tertib, aman dan indah.
Kota Probolinggo akan terus dikembangkan sebagai kota industri, perdagangan
dan transportasi karena posisinya yang sangat strategis dilihat dari koneksitasnya
dengan kota-kota di wilayah Timur, Selatan dan Barat di Jawa Timur. Didukung
juga oleh adanya fasilitas perhubungan darat dan laut yang cukup representatif.
Sedangkan fokus sebagai kota yang bersih, sehat, tertib, aman dan indah adalah
bentuk kota idaman yang harus tetap diwujudkan mengiringi perkembangan kota
sebagai kota metropolitan.
I-12
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
I-13
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
I-14
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
I-15
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
berguna dalam menilai dan menentukan prioritas masalah, dan membuat rekomendasi
bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk membantu pemerintah daerah dalam
pengelolaan lingkungan hidup dan menerapkan mandat pembangunan berkelanjutan.
1.4.1 Tujuan
Oleh karena itu tujuan dasar dari pembuatan Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Probolinggo Tahun 2016 adalah :
1. Sebagai laporan pertanggung jawaban atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah oleh Walikota kepada pemerintah pusat (berdasarkan PP 56/2001 tentang
Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Gubernur Jatim
34/2006 tentang sistem dan prosedur pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah di Lingkungan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di
Jawa Timur, dimana pada Pasal 3 menekankan perlunya pelaporan yang bersifat
umum yaitu pelaporan yang dilakukan Perangkat Daerah dan/atau
Bupati/Walikota secara periodik, yang salah satunya adalah Laporan
Pengendalian Lingkungan Hidup).
2. Sebagai media informasi yang terbuka dan bertanggung jawab bagi masyarakat
umum untuk menggugah kesadaran dan kepedulian mereka dalam upaya
mendorong partisipasi aktifnya dalam pengelolaan lingkungan hidup.
3. Mendukung pemerintah di berbagai tingkat (pusat dan propinsi) dengan
penyediaan basis data, informasi dan hasil analisanya dalam rangka
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan
yang berupa penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Program Pembangunan
Daerah (Propeda), dan informasi daearah untuk kepentingan penanaman
investasi dari dalam dan luar negeri
4. Sebagai salah Public Management (manajemen publik baru) yang
mengakomodasi Public Rights (hak-hak umum/kepentingan masyarakat) yang
meliputi akuntabilitas, transparansi, penegakan hukum dan partisipasi (dalam
pelaksanaan pembangunan) untuk mencapai sasaran akhir yaitu Good
(Environment) Governance atau Tata Kepemerintahan (lingkungan) yang baik.
I-16
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
1.4.2 Manfaat
Keberadaan Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
merupakan suatu dokumen yang memuat kondisi perubahan dan kecenderungan
lingkungan hidup dan pelaporan rutin akan menjamin akses informasi lingkungan hidup
yang terkini dan akurat secara ilmiah bagi public, industry, organisasi non-pemerintah,
sertasemua tingkat lembaga pemerintah.
Maka pemanfaatan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Kota Probolinggo Tahun 2016 dapat digunakan :
1. SKPD dalam lingkup Pemerintah Kota Probolinggo sehingga dapat diketahui
ukuran efektifitas kebijakan dan program yang berhubungan dengan lingkungan
hidup serta sebagai data sekunder bagi penyusunan Renstra bagi SKPD terkait
2. Sebagai data sekunder bagi BPS Kota Probolinggo dalam menyususn data dasar
yang berkaitan dengan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup di Kota
Probolinggo
3. Sebagai data sekunder bagi stakeholder yang terlibat dalam penyusunan Regulasi
Lingkungan Hidup di Kota Probolinggo maupun regulasi sektor lain yang
membutuhkan aspek lingkungan hidup sebagai pertimbangan
4. Para Akademisi sebagai data dasar dalam penelitian dan penyusunan laporan
lainnya.
5. Kelompok Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai referensi dasar
dalam mengidentifikasi, kecenderungan lingkungan, rekomendasi strategis serta
membantu membuat penilaian dan informasi mengenai konsekwensi kebijakan,
rencana social, kebijakan ekonomi yang terkait dengan lingkungan hidup.
I-17
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
I-18
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
I-19
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
c. analisis pressure, state dan response isu lingkungan daerah yang dihubungkan
dengan aspek tata guna lahan, kualitas air, kualitas udara, resiko bencana dan
perkotaan
d. penjabaran inovasi daerah dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan
hidup
I-20
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
BAB II
ISU PRIORITAS LINGKUNGAN
HIDUP DAERAH
II-1
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
yang didasarkan pada asas partisipasi, transparansi dan akuntabilitas yang mendorong
upaya perbaikan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pembangunan yang
dilakukan dengan tidak memperhitungkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
justru mengakibatkan kerusakan lingkungan dan menurunkan kualitas hidup
masyarakat.
Kesadaran akan arti pentingnya penerapan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam membangun sebuah kota ditentukan oleh peran penduduk sebagai
sumberdaya manusia pembangunan, baik sumberdaya manusia sebagai pelaku usaha
serta sumberdaya manusia sebagai pengambil keputusan kebijakan pembangunan kota.
Berdasarkan hasil analisa data informasi, sosialisasi dan FGD untuk menjaring
aspirasi yang dilakukan untuk penentuan isu prioritas, maka ada beberapa isu
lingkungan di Kota Probolinggo yang perlu dicermati yaitu isu Pencemaran Air Sungai,
Pengembangan Kawasan Penunjang Pelabuhan, dan Pengelolaan Persampahan yang
Ramah Lingkungan. Berikut merupakan ulasan dari isu-isu lingkungan tersebut.
II-2
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
II-3
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
II-4
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Pencemaran air sungai ini disebabkan dari aktifitas kegiatan usaha/industri yang
tidak dilengkapi sarana pengolahan limbah yang optimal serta limbah domestik rumah
tangga dan aktivitas pertanian. Kegiatan didaerah hulu turut menyumbang pencemaran
air sungai didaerah hilir dimana sebagia sungai berhulu di wilayah luar Kota
Probolinggo.
II-5
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
II-6
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
II-7
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
II-8
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Dari data yang diperoleh dari BPS Tahun 2016 dapat dilihat bahwa Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Probolinggo bahwasannya selama 5 tahun
terakhir 3 sektor usaha berturut-turut menduduki posisi tertinggi dibandingkan 6 sektor
lainnya, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 28,29 %, sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 18,34% dan sektor industri pengolahan sebesar
15, 72 pada tahun 2015. Sektor ini menjadi sektor potensial yang harus mendapat
perhatian. Dua sektor berikutnya yaitu sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan serta
sektor pertanian dapat berpotensi lebih berkemban lagi melalui peran pemerintah
maupun masyarakat untuk lebih mengembangkan potensi lokal yang ada.
II-9
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
II-10
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
daerah atau kota, membutuhkan penanganan yang benar karena keberadaan volume
sampah semakin hari semakin bertambah besar. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota
Probolinggo untuk mengurangi permasalahan yang ditimbulkan oleh hal tersebut diatas
antara lain dengan menerapkan suatu sistem pengelolaan operasional yang meliputi
pewadahan.pengumpulan sementara, pemindahan, pengangkutan akhir dan pengolahan
yang efektif dengan memperhatikan aspek kesehatan lingkungan.
Permasalahan sampah dialami oleh hampir semua kabupaten/kota di seluruh
Indonesia termasuk Kota Probolinggo. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
dan aktifitas ekonomi maka meningkat pula timbulan sampah yang dihasilkan.
Diperkirakan timbulan sampah Kota Probolinggo mencapai 168,172 ton/hari.
Sedangkan sampah yang masuk ke TPA rata-rata sebesar 50 ton/hari dan pelayanan
pengangkutan sampah belum menjangkau ke seluruh wilayah Kota Probolinggo
terutama wilayah bagian selatan. Meskipun telah dibangun sel TPA yang baru namun
kapasitasnya diperkirakan hanya sampai 1-2 tahun kedepan. Hal tersebut tentunya akan
menjadi masalah apabila tidak dari sekarang dilakukan upaya-upaya mengurangi
sampah mulai dari sumbernya gencar dilakukan dan hanya sampah residu saja yang
masuk ke TPA sehingga dapat memperpanjang umur dari TPA tersebut.
Upaya penanganan
masalah-masalah diatas pada
hakikatnya bukan hanya
menjadi tanggung jawab satu
institusi saja melainkan
merupakan kerja koordinatif
yang menuntut keterlibatan
seluruh stakeholders yang
termasuk didalamnya unit-unit
Gambar 2.5 Sanitary Landfiil Baru
kerja terkait, masyarakat dan
pihak swasta. Untuk itu diperlukan sebuah pendekatan pelaksanaan kegiatan yang dapat
mengakomodir dan mensinergikan seluruh potensi yang dimiliki masing-masing pihak
dan dapat mengcover secara menyeluruh semua aspek mendasar dalam pengelolaan
II-11
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Indikator lingkungan
hidup diukur secara parsial, INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN
yaitu berdasarkan media HIDUP KOTA PROBOLINGGO
lingkungan yaitu air, udara
TAHUN 2016
103.92
150.00
100.00 49.09 47.65
dan lahan sehingga
50.00
kesulitan untuk 0.00
mendapatkan gambaran Indeks Indeks Indeks
Pencemaran Pencemaran Tutupan
yang mewakili kondisi Udara (IPU) Air (IPA) Vegetasi (ITV)
II-12
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
II-13
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Indeks Tutupan Vegetasi Kota Probolinggo yang dihitung tidak hanya dengan
memperhitungkan luas dari hutan kota, hutan bakau/manggrove dan hutan rakyat saja
melainkan dari RTH Publik yang relevan dengan tutupan vegetasi. RTH public yang
dimaksud yaitu dari taman kota, jalur hijau dan makam yang pada umumnya di Kota
probolinggo penuh dengan pohon yang sudah cukup besar dan tua.
Dari hasil perhitungan Indek Tutupan Vegetasi Kota Probolinggo diperoleh hasil
47.65. Nilai indeks tersebut dikategorikan dalam IKLH termasuk dalam klasifikasi
“Waspada”. Dengan demikian Kota Probolinggo masih memerlukan penambahan area
sebagai hutan kota ataupun membuat taman-taman dengan konsep “Vertical Garden”
karena keterbasan lahan yang ada.
Tabel dibawah ini merupakan perhitungan indeks tutupan vegetasi Kota
Probolinggo tahun 2016 per kecamatan.
II-14
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Luas Indeks
Luas Tutupan Tutupan RTH
No Kecamatan Wilayah Tutupan
Vegetasi (Km2) Public (%)
(Km2) Vegetasi
1 Mayangan 1,3304 12,7536 0,1043 25,3056
2 Kanigaran 0,3214 10,6531 0,0302 18,4783
3 Kademangan 1,3657 8,6554 0,1578 30,2295
4 Kedopok 0,7054 13,6240 0,0518 20,4675
5 Wonoasih 0,0357 10,9809 0,0033 15,9994
Kota Probolinggo 3,7587 56,6670 34,7306 47,6521
Sumber : Tim Analisa DIKPLHD
Tabel 2.4 Perhitungan Indeks Kualitas Udara Kota Probolinggo Tahun 2015
Indeks
Udara Indeks
N02 SO2 Indeks Indeks (Indeks Udara
NO. Kecamatan/Lokasi
(µg/Nm3) (µg/Nm3) NO2 SO2 Anual 2016
Model IKLH
EU-Ieu)
1 TPA Bestari 0,1240 0,0553 0,0031 0,0028 0,0029 105,393
Perumahan
2
Sumbertaman Indah 0,1235 0,0548 0,0031 0,0027 0,0029 105,394
3 Terminal Bayuangga 5,5035 1,0127 0,1376 0,0506 0,0941 100,327
Kawasan Industri
4
Jalan Brantas 1,5175 1,0203 0,0379 0,0510 0,0445 103,085
Perumahan DOK
5
Mayangan 0,1245 0,0553 0,0031 0,0028 0,0029 105,392
Kota Probolinggo 1,4786 0,43964 0,0369 0,0219 0,02947 103,918
II-15
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Perhitungan Indeks Kualitas Udara Kota Probolinggo tahun 2016 (terlampir pada
lampiran dokumen informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup) diperoleh nilai indeks
sebesar 103,918 yang dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas udara pada posisi sangat
baik. Kondisi tersebut memiliki makna bahwa kualitas udara di Kota Probolinggo telah
memenuhi baku mutu udara yang telah ditetapkan.
II-16
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
BAB III
ANALISIS PRESSURE, STATE DAN
RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH
III-1
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
HASIL
2 MUTU
kedunggaleng…
kedunggaleng…
legundi hulu
kasbah hulu
pancor hulu
pancor hilir
banger hilir
umbul hilir
kasbah hilir
umbul hulu
legundi hilir
banger hulu
LOKASI
- Tiga sungai yang ada di Kota Probolinggo yaitu sungai Umbul, sungai
Kasbah, dan sungai Legundi kandungan Nitrit melebihi baku mutu,
sedangkan sungai Kedunggaleng, Sungai Banger dan sungai Pancor
tidak melebihi baku mutu Nitrit.
- Semua sungai kandungan BOD dan COD melebihi baku mutu air kelas
III.
III-2
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
kedunggalen…
kedunggalen…
kasbah hilir
pancor hilir
banger hulu
umbul hulu
legundi hilir
umbul hilir
kasbah hulu
pancor hulu
legundi hulu
banger hilir
Gambar 3.3 Hasil Uji Kualitas Air Sungai Parameter COD
- Semua sungai kandungan TSS nya melebihi bakumutu air kelas III
terutama saat musim penghujan tiba.
- Lima sungai kandungan phospat nya memenuhi bakumutu air kelas III
dan hanya Sungai Banger yang parameter Phospat melampaui baku mutu
air klas III.
III-3
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
kedunggale…
kedunggale…
banger hilir
pancor hulu
umbul hilir
kasbah hulu
legundi hulu
kasbah hilir
pancor hilir
legundi hilir
banger hulu
umbul hulu
LOKASI
B. Pressure:
Tabel 3.1 Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar
III-4
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
C. Respon:
III-5
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-6
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-7
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-8
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
B. Pressure:
- Meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal dipesisir terutama di
Kecamatan Mayangan. Prosentase pertumbuhan penduduk di Kecamatan
Mayangan sekitar 97% dari total pertumbuhan penduduk kota Probolinggo
pada tahun 2016. Jumlah penduduk di Kecamatan Mayangan pada tahun 2015
adalah sebesar 56,657 jiwa dan meningkat menjadi 59,012 jiwa pada tahun
2016. Populasi penduduk di Kecamatan Mayangan adalah yang terbanyak di
Kota Probolinggo. Sedangkan pertumbuhan penduduk di Kecamatan
Kademangan mencapai 15,8% dari total pertumbuhan penduduk Kota
Probolinggo pada tahun 2016.
- Meningkatnya timbulan sampah di pesisir seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk dibanding tahun sebelumnya. Jumlah timbulan sampah di
Kecamatan Mayangan juga paling besar dibandingkan dengan yang lain.
- Meningkatnya limbah cair domestik di pesisir dari pemukiman dan kegiatan
usaha kecil yang belum dilengkapi dengan pengolahan air limbah.
- Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan
sehingga tekanan terhadap kawasan pesisir semakin berat.
- Akses jalan banyak yang rusak karena beban jalan semakin meningkat dan
Sistem drainase yang kurang memadai. Dari total panjang jalan lingkar utara
7820.7 m yang mengalami kerusakan hampir mencapai 40 persen.
C. Respon:
- Pemberdayaan masyarakat pesisir melalui program ekonomi, pendidikan dan
social, melalui pemberian bantuan stimulan, pendampingan dan pelatihan
pada 68 UKM yang mengolah hasil laut.
- Pemberdayaan masyarakat untuk melindungi ekosistem dan sumber daya
pesisir, untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Sampai dengan tahun 2015
terdapat 38 Kelompok Nelayan dan 5 Kelompok Kerja Mangrove di
Kecamatan Mayangan dan Kecamatan Kademangan.
- Tersusunnya Masterplan Minapolitan pada tahun 2015
- Tersusunnya Masterplan Perikanan Tangkap tahun 2015
III-9
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
A. State:
III-10
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
B. Pressure:
C. Respon:
III-11
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-12
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-13
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
lahan untuk suatu kegiatan tertentu, atau memetak-petak lahan untuk dibagi-bagikan
kepada sejumlah kegiatan.
Makna tataguna lahan menyiratkan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengupayakan kelangsungan interaksi pada aras (level) optimum antara intensitas
kegiatan dan kemampuang lahan yang ditempati kegiatan tersebut.
2. Upaya tersebut pada butir (1) dimaksudkan untuk dapat menempatkan jumlah
maksimum bentuk penggunaan lahan takdeterioratif yang kompatibel, sehingga
diperoleh jumlah manfaat terbaik yang dapat diperoleh dengan sumbangan dari
semua bentuk penggunaan lahan yang dapat ditempatkan tersebut.
3. Jumlah manfaat terbaik tersebut pada butir (2) diperuntukkan, baik bagi individu
pengguna lahan maupun bagi masyarakat secara berimbang.
4. Keterlanjutan fungsi sumberdaya lahan, berarti mencegah dampak negatif
pembangunan atas tata ruang.
Tataguna lahan merupakan suatu bentuk kebijakan peruntukan lahan. Maka
dari itu tataguna lahan dapat bergeser dalam batas-batas suatu program pemanfaatan
sumberdaya lahan berjangka panjang. Ini berarti bahwa tataguna lahan bermatra waktu
pula, disamping bermatra ruang. Makna dan sifat tataguna lahan mengunjukkan bahwa
tataguna lahan menggunakan konsep holistik, dinamik dan geografi pula, sebagaimana
yang digunakan dalam menetapkan (define) lahan.
Kelayakan atau kesepadanan penggunaan lahan merupakan. pengharkatan
lahan secara tuntas (exhaustive) karena melibatkan pertimbangan jangka pendek,
menengah dan panjang sebagai satuan waktu, dan pertimbangan setempat, regional dan
nasional sebagai satuan ruang. Dengan demikian tataguna lahan merupakan bentuk
kebijakan tertinggi dan program paling serbacakup (comprehensive) dalam hal
pemanfaatan sumberdaya lahan.
Tataguna lahan membimbing pembangunan wilayah yang bertujuan
menumbuhkan dan mengembangkan manfaat lahan. Dapat tedadi bahwa pembangunan
wilayah harus melibatkan perubahan keadaan lahan kini. Perubahan keadaan lahan
dapat berkenaan dengan penggantian bentuk atau sistem penggunaan lahan, misalnya
pertanian diubah menjadi permukiman, atau pertanian pangan diganti dengan
perkebunan. Perubahan keadan lahan dapat pula berkenaan dengan reklamasi untuk
III-14
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
membuat keadaan lahan sesuai dengan syarat penggunaan lahan yang direncanakan,
misalnya mengeringkan rawa untuk dijadikan kawasan industri.
Menurut FAO (1995) dalam Luthfi Rayes (2007:2), lahan memiliki
banyak fungsi yaitu :
a. Fungsi produksi
Sebagai basis bagi berbagai system penunjang kehidupan ,melalui produksi
biomassa yang menyediakan makanan, pakan ternak, serat, bahan bakar kayu dan
bahan-bahan biotic lainnya bagi manusia, baik secara langsung maupun melalui
binatang ternak termasuk budidaya kolam dan tambak ikan.
b. Fungsi lingkungan biotic
Lahan merupakan basis bagi keragaman daratan (terrertrial) yang menyediakan
habitat biologi dan plasma nutfah bagi tumbuhan, hewan dan jasad-mikro diatas
dan dibawah permukaan tanah.
c. Fungsi pengatur iklim
Lahan dan penggunaannya merupakan sumber (source) dan rosot (sink) gas rumah
kaca dan menentukan neraca energi global berupa pantulan, serapan dan
transformasi dari energy radiasi matahari dan daur hidrologi global.
d. Fungsi hidrologi
Lahan mengatur simpanan dan aliran sumberdaya air tanah dan air permukaan
serta mempengaruhi kualitasnya.
e. Fungsi penyimpanan
Lahan merupakan gudang (sumber) berbagai bahan mentah dan mineral untuk
dimanfaatkan oleh manusia.
f. Fungsi pengendali sampah dan polusi
Lahan berfungsi sebagai penerima, penyaring, penyangga dan pengubah senyawa-
senyawa berbahaya.
g. Fungsi ruang kehidupan
Lahan menyediakan sarana fisik untuk tempat tinggal manusia, industri, dan
aktivitas social seperti olahraga dan rekreasi.
III-15
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Sifat lahan terdiri dari beberapa bagian yaitu karakteristik lahan, kualitas
lahan, pembatas lahan, persyaratan penggunaan lahan, perbaikan lahan (Jamulya,
1991:2).
a. Karakteristik Lahan
Karakteristik Lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau diestimasi,
misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan struktur tanah.Satuan
parameter lahan dalam survey sumberdaya lahan pada umumnya disertai deskripsi
karakteristik lahan.
b. Kualitas Lahan
Kualitas lahan mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan
tertentu.Kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yang berpengaruh.Suatu
karakteristik lahan yang dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu, tetapi
tidak dapat berpengaruh pada kualitas lahan lainnya.
c. Pembatas Lahan
Pembatas lahan merupakan faktor pembatas jika tidak atau hampir tidak dapat
memenuhi persyaratan untuk memperoleh produksi yang optimal dan pengelolaan
dari suatu penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu: (1) Pembatas lahan permanen, pembatas lahan yang tidak dapat diperbaiki
dengan usaha perbaikan lahan (land improvement). (2) pembatas lahan sementara,
pembatas lahan yang dapat diperbaiki dengan cara pengelolaan lahan.
d. Persyaratan Penggunaan Lahan
Persyaratan penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu:
III-16
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-17
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-18
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Lahan yang berpotensi menjadi kritis di Kota Probolinggo hanya 45,63 Ha.
Dari tahun 2013, luasan lahan kritis yang ada di Kota Probolinggo tidak mengalami
perubahan, karena Lahan tersebut menjadi lahan kritis yang peruntukannya digunakan
sebagai kitlur PLN dan akan digunakan sebagai pengembangan area pelabuhan.
Jika lahan kritis dibiarkan dan tidak ada perlakuan perbaikan, maka keadaan
itu akan membahayakan kehidupan manusia, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Maka dari itu, lahan kritis harus segera diperbaiki. Untuk menghindari bahaya
yang ditimbulkan oleh adanya lahan kritis tersebut, pemerintah Indonesia telah
mengambil kebijakan, yaitu melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan-lahan kritis di
Indonesia. Upaya penagggulangan lahan kritis dilaksanakan sebagai berikut.
a. Lahan tanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertanian, perkebunan,
peternakan, dan usaha lainnya.
b. Erosi tanah perlu dicegah melalui pembuatan teras-teras pada lereng bukit.
c. Usaha perluasan penghijauan tanah milik dan reboisasi lahan hutan.
d. Perlu reklamasi lahan bekas pertambangan.
e. Perlu adanya usaha ke arah Program kali bersih (Prokasih).
f. Pengolahan wilayah terpadu di wilayah lautan dan daerah aliran sungai (DAS).
g. Pengembangan keanekaragaman hayati.
h. Perlu tindakan tegas bagi siapa saja yang merusak lahan yang mengarah pada
terjadinya lahan kritis.
i. Menghilangkan unsure-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian,
misalnya plastik. Berkaitan dengan hal ini, proses daur ulang sangat diharapkan.
j. Pemupukan dengan pupuk organik atau alami, yaitu pupuk kandang atau pupuk
hijau secara tepat dan terus-menerus.
k. Guna menggemburkan tanah sawah, perlu dikembangkan tumbuhan yang disebut
Azola.
l. Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemaran yang
ada pada lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap pat pencemar dan dapat
dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun, dalam hal ini kita harus hati-hati
karena eceng gondok sangat mudah berkembang sehingga dapat menggangu lahan
pertanian.
III-19
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Lahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan atau belum diolah
dan jika diolah akan mempunyai nilai ekonimis yang besar karena mampunyai tingkat
kesuburan yang tinggi dan mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia.
Lahan potensian merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.Untuk itu harus ditangani dan dikelola secara bijak.Daerah diluar jawa
banyak memiliki daerah produktif yang sangat potensial, tetapi belum atau tidak
dimanfaatkan sehingga daerah ini dikenal dengan daerah yan sedang tidur.
Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi, tekanan terhadap tanah
semakin meningkat. Hutan di luar pualu Jawa di ubah menjadi lahan pertanian, kawasan
pertambangan, dan perkebunan.Sementara itu, lahan pertanian di pulau Jawa diubah
menjadi kawasan pemukiman dan industri serta waduk.Kehutanan, pertambangan, dan
pertanian juga dapat membuat tanah menjadi tidak produktif untuk kegiatan ekonomi
lebih lanjut.
Program untuk meningkatkan produksi pangan dan perluasan pemukiman
dalam skala besar-besaran telah memberikan kontribusi dalam pembukaan hutan dan
belukar. Hal ini menyebabkan meningkatnya erosi, berkurangnya kesuburan dan
produktivitas lahan, serta hilangnya habitat. Walaupun sejumlah kawanan alami, baik
daratan maupun hutan, telah dilindungi dari dampak kegiatan manusia melalui
penetapannyasebagai cagar alam dan taman nasional, sejumlah besar lahan masih belum
diusahakan oleh manusia secara optimal.
Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Maka dari itu, harus ditangani secara bijaksana dalam
pemanfaatan lahan potensial dan jangan sampai malah merusak lingkungan.
Lahan potensial tersebar di tiga wilayah utama daratan, yaitu di daerah pantai,
dataran rendah, dan dataran tinggi. Lahan-lahan di wilayah pantai didominasi oleh tanah
alluvial (tanah hasil pengendapan).Tanahini cukup subur karena banyak mengandung
mineral-mineral yang diangkut bersama lumpur oleh sungai kemidian diendapkan di
daerah muara sungai.
Mulai dataran pantai sampai ketinggian 300 m dari permukaan laut
merupakan areal lahan dataran rendah.Bila curah hujannya cukup memadai, zona
dataran rendah ini merupakan wilayah lahan hutan hujan tropis yang sangat subur.
III-20
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Mulai ketinggian 500 meter di atas permukaan laut merupakan wilayah tanah
tinggi, kondisi wilayahnya merupakan lahan bergelombang, berbukit-bukit sampai
daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tanah tnggi yang dipengaruhi oleh gunung
berapi,kondisi lahannya di dominasi oleh tanah vulkanik yang subur yang terkandung
mineral haranya cukup tinggi.
Daerah pegunungan yang memiliki curah hujan tinggi, merupakan daerah
yang rawan erosi tanah. Selain proses erosi, di daerah-daerah yang memiliki crah hujan
tinggi keadaan tanahnya biasanya berwarna merah kecoklatan (pucat), karena unsure-
unsur hara dan humusnya banyak tercuci dan terhanyutkan oleh air hujan. Jenis tanah
ini kurang subur.Conth tanah yang sudah banyak mengalami pencucian di antaranya
tanah latosol dan tanah podzolik serta tanah laterit.
Upaya-upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan-lahan potensial dilaksanakan
antara lain dengan cara berikut.
1. Merencanakan penggunaan lahan yang digunakan manusia.
2. Menciptakan keserasian da keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan lahan
dalam wilayah tertentu.
3. Merencanakan penggunaan lahan kota agar jangan sampai menimbulkan dampak
pencemaran.
4. Menggunakan lahan seoptimal mungkin bagi kepentinganmanusia.
5. Memisahkan penggunaan lahan untuk permukiman, industry, pertanian,
perkantoran, dan usaha-usaha lainnya.
6. Membuat peraturan perundang-undangan yang meliputi pengaliahn hak atas tanah
untuk kepentingan umum dan peraturan perpajakan.
7. Melakukan pengkajian terhadap kebijakan tata ruang, perijinan, dan pajak dalam
kaitannya dengan konversi penggunaan lahan.
8. Menggnakan teknologi pengolahan tanah, penghijauan, reboisasi, dan pembuatan
sengkedan di aderah pegunungan.
9. Perlu usaha pemukiman penduduk dan pengendalian peladang berpindah.
10. Mengelola dengan baik daerah aliran sungai, daerah pesisir, dan daerah di sekitar
lautan.
III-21
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
kemungkinan bahwa ke
Gambar 3.7 Grafik Luas Wilayah Menurut
depannya akan ada kawasan Penggunaan Lahan Utama di Kota Probolinggo
lindung yang harus
dikorbankan untuk kelancaran kegiatan pembangunan yang dimaksudkan untuk
kemajuan Kota Probolinggo itu sendiri. Sampai saat ini, kedua hal tersebut, masih
merupakan dilema panjang yang belum juga terselesaikan.
Berikut akan disajikan beberapa data yang akan menginformasikan tentang
kualitas lahan/tanah, tutupan lahan, luas kawasan lindung, dan luas lahan kritis di Kota
Probolinggo.
Gambar 3.8 Grafik Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan di Kota
Probolinggo Berdasarkan Fungsinya
III-22
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Luas lahan di Kota Probolinggo ini pada tahun 2016 mencapai 5.376,17 Ha
yang terbagi atas lahan non pertanian, sawah, lahan kering, perkebunan, hutan, dan
badan air. Total luas lahan
non pertanian di Kota Luas Lahan Non Pertanian
Probolinggo pada tahun
30.9
2016 pada 5 kecamatan
yakni 2.956,17 Ha,
sedangkan total luas lahan
yang digunakan untuk
sawah yakni 1.792 Ha dan 0
III-23
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Luasan Kota
kawasan
probolinggo tidak begitu luas lindung, 1
589.254
sehingga Luas kawasan lindung
di Kota Probolinggo juga kecil.
Berdasarkan RTRW dan tutupan kawasan
budidaya,
lahannya di Kota Probolinggo 7131
pada tahun 2016 Luas Kawasan
III-24
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Sumber: DLH, Dinas kelautan dan Perikanan, Dinas pertanian Kota Probolinggo
III-25
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
6,91 Ha untuk hutan kota dan 26,30 untuk jalur hijau jalan. Adapun luas tutupan RTH
public dapat dilihat pada diagram lingkaran dibawah ini.
Gambar 3.13 Grafik Luas Tutupan RTH Public yang sesuai dengan Luas
Tutupan Vegetasi
6.91 21.15
7.91 Taman Kota
26.30 32.45
56.63 Hutan Kota
13.87
Lap Terbuka
Jalur Hijau Jalan
275.30 183.00 Jalur Hijau SUTT
Jalur Rel Kereta Api
Hutan Mangrove
Sempadan Sungai
Makam
Selain tidak memiliki hutan, Sumber daya alam yang terdapat di Kota
Probolinggo sangat terbatas sekali. Kota Probolinggo tidak memiliki deposit sumber
daya alam yang dapat dieksploitasi. Di samping miskin kandungan bahan tambang,
Kota Probolinggo juga mempunyai lahan sangat terbatas untuk dikembangkan.
Pemanfaatan lahan di Kota Probolinggo sebagain besar dipergunakan untuk
pemukiman, pertanian, perindustrian dan perdagangan dan jasa. Perkembangan
investasi yang cukup pesat di Kota Probolinggo menjadikan alih fungsi lahan pertanian
menjadi sektor pemukiman dan perindustrian. Pada tahun 2016, 16, 8039 Ha sawah
beralih fungsi menjadi lahan pertanian dan 1, 5518 Ha sawah beralih fungsi menjadi
lahan untuk kegiatan perindutrian. Perubahan lahan harus tetap diiringi dengan
pengelolaan lingkungan yang baik agar tidak terjadi kerusakan di amsa mendatang.
Menyikapi semakin pesatnya perubahan fungsi lahan yang terjadi, oleh sebab itu
Pemerintah Kota Probolinggo menyusun review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Probolinggo pada tahun 2016. Diharapkan penyusunan RTRW tersebut mampu
mengakomodir untuk menghadapi perubahan yang terjadi selama 20 tahun mendatang.
III-26
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Pemanfaatan hutan di Kota Probolinggo hanya terdiri atas hutan rakyat yang ada
1,55 Ha. Hutan ini dikelola oleh rakyat dengan pengawasan dan pembinaan dari pemerintah
Kota Probolinggo.
Dalam Peraturan
Pemerintah No 150 tahun 2000, yang
dimaksud dengan tanah adalah salah
satu komponen utama lahan yang
merupakan lapisan terataskerak bumi
yang terdiri dari bahan mineral dan
bahan organik serta mempunyai sifat
fisik, kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah
berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah. Biomassa
adalah tumbuhan atau bagian-bagiannya yaitu bunga, biji, buah, daun, ranting, batang,
III-27
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
dan akar, termasuk tanaman yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan
hutan tanaman.Sifat dasar tanah adalah sifat dasar fisika, kimia, dan biologi tanah.
Berubahnya sifat dasar tanah dalam hubungannya dengan produksi biomassa
dapat disebabkan oleh tindakan-tindakan pengolahan tanah yang semena-mena,
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan serta dapat juga disebabkan penggunaan
pestisida maupun herbisida yang terus menerus dengan takaran yang melampau batas.
Dalam hubungan inilah, maka analisis sifat-sifat tanah tertentu yang sekaligus
merupakan kriteria kerusakan tanah diutamakan pada pusat-pusat budidaya pertanian
intensif.
Kota Probolinggo setiap tahun melakukan studi kerusakan tanah yang bekerja
sama dengan Universitas Brawijaya. Dari studi yang duilakukan pada tahun 2016 yang
di dasarkan hasil verifikasi lapangan dan evaluasi terhadap semua parameter kerusakan
tanah untuk biomassa di Kecamatan Kademangan dan Wonoasih maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Status kerusakan tanah di Kecamatan Kademangan dan Wonoasih tergolong rusak
ringan, karena tidak semua indikator masuk kategori kritis.
Indikator yang masuk kategori kritis ialah redoks, Berat isi, porositas dan daya
pelulusan air.
Dari hasil evaluasi kerusakan tanah di lahan kering di Kota Probolinggo tahun
2016 (Tabel 6 Lampiran Data) didapatkan hasil pengamatan lapangan menunjukan
bahwa semua solum tanah tergolong dalam, artinya akar mampu menembus tanah
sampai kedalaman rerata >50 cm. Hal ini berarti dari aspek ketebalan solum tergolong
aman karena semua hasil pengukuran menunjukan diluar ambang kritis yaitu < 20 cm.
Bila dilihat dari ambnag kritis yaitu > 40% maka disemua titik pengamatan
menujukan bahwa dari aspek kebatuan permukaan tergolong aman karena hasil diluar
ambang kritis semua.
Hasil analisa laboratorium menunjukan bahwa kondisi porositas total berkisar
antara 46,6 – 64,1%, umumnya berada pada kisaran porositas tanah yang berada dalam
kondisi yang baik. Batas ambang kritis kerusakan tanah berdasarkan kondisi porositas
adalah <30% atau >70%.
III-28
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-29
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-30
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2015 dan 2014 dengan penanaman
pohon sebanyak 63.235 pohon. Karena lahan yang untuk ditanami sudah terisi oleh
kegiatan penanaman yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Pengembangan RTH di Kota Probolinggo memberikan banyak dampak
positif bagi peningkatan kualitas lingkungan, antara lain :
a. Menciptakan mekanisme pengendalian lingkungan hidup melalui penataan ruang,
agar dapat berfungsi serupa dengan kondisi alami sebelum dibangun yang mampu
menyimpan, meresapkan, menguapkan dan menangkap sumber daya air dan
perbaikan kualitas udara;
b. Mendorong kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi aktif terhadap upaya
kelestarian lingkungan;
c. Memperbaiki dan menjaga iklim mikro, nilai estetika dan fungsi resapan air serta
menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan;
d. Sebagai salah satu alternatif tempat tujuan wisata di Kota Probolinggo.
III-32
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
lingkungan hidup. Pelaksanaan Gerakan Sejuta Pohon lebih banyak diarahkan pada
gerakan swadaya dan mandiri oleh semua pihak diikuti dengan kegiatan pemeliharaan
tanaman yang baik.
Selain kegiatan tersebut di atas kegiatan penghijauan juga terus dilakukan
oleh Pemerintah Kota Probolinggo dengan masyarakat, salah satunya adalah dengan
melakukan penanaman bambu di sumber mata air, untuk tetap menjaga kelestarian
sumber mata air. Selain itu dilakukan kegiatan penanaman pohon dengan masyarakat.
Rangkaian kegiatan tersebut dijabarkan seperti di bawah ini:
1. Untuk mengatasi permasalahan rehabilitasi lingkungan Pemerintah Kota
Probolinggo selain melakukan penghijauan lingkungan juga melakukan kegiatan
fisik yang dapat memperbaiki kualitas lingkungan. Adapun kegiatan fisik untuk
melakukan perbaikan lingkungan dilakukan antara pihak Pemerintah Kota
Probolinggo, Masyarakat, Kodim, dan sekolah.
2. Penanaman yang dilakukan oleh masyarakat, baik oleh pihak swasta, maupun
darisekolah-sekolah. Sepanjang Tahun 2016, jumlah pohon yang sudah ditanam
oleh masyarakat mencapai 660 pohon. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Probolinggo juga senantiasa aktif dalam kegiatan lingkungan demi mencapai Kota
Probolinggo yang aman, bersih dan sejahtera.
III-33
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Wilayah pesisir
adalah daerah peralihan antara
ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di
darat dan laut (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil). Batasan secara teknis terdiri dari daerah pertemuan antara darat
dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air
asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-
proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar.
Wilayah pesisir Kota Probolinggo, ke arah laut meliputi wilayah perairan
berjarak 4 mil dari garis pantai sedangkan kearah daratan meliputi wilayah Kelurahan
Mayangan, Mangunharjo, Sukabumi, Pilang dan Ketapang yang langsung berhadapan
dengan laut.
Wilayah pesisir Kota Probolinggo disusun oleh beberapa tipe ekosistem yang
khas seperti ekosistem tambak, Terumbu Karang, Padang, Mangrove, Estuaria dan
sebagainya. Masing-masing memiliki produktifitas tinggi, dan interaksi diantaranya
sangat berpengaruh pada produktifitas wilayah pesisir secara keseluruhuan. Perairan
pesisir Kota Probolinggo, berdasarkan hasil pengamatan berkala Badan Lingkungan
Hidup Kota Probolinggo masih tergolong baik, dimana semua parameter yang diukur
masih lebih kecil dari baku mutu yang ditetapkan.
3.2.1.7 Mangrove
Hutan Mangrove adalah ekosistem di bibir pesisir yang memiliki berbagai
peran penting bagi kehidupan mahluk disekitarnya. Keberadaan mangrove bagi
sumberdaya perikanan, merupakan tempat berpijah dan mencari makan berbagai macam
biota laut; bagi ekosistem daratan, pelindung kerusakan/abrasi dari terpaan ombak dan
III-34
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
gelombang; dan bagi manusia merupakan tempat mencari sumber mata pencaharian
karena disekitar mangrove kaya ikan, kepiting dan kayu.
Kawasan mangrove Kota Probolinggo di rumbuhi oleh 8 spesies tumbuhan
mangrove yakni Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera gimnorhiza, Heritiera
litoralis, Lumnitzera racemosa, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, dan
Sonneratia Alba.Ekosistem mangrove di Kota Probolinggo didominasi oleh Rhizophora
Mucronata dan Avicennia alba dengan kerapatan tumbuhnya sekitar 504 pohon/Ha.
Pada tahun 2016 ini luasan tutupan mangrove meningkat dari 183 Ha pada tahun 2015
menjadi 188,065 Ha (Tabel 8 lampiran data)
III-35
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-36
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
hidup berbagai jenis kerang, udang karang, ikan karang, teripang dan kerang mutiara
yang bernilai ekonomis cukup tinggi.
Terumbu karang juga berfungsi untuk melindungi pantai dari hempasan
gelombang dan arus laut. Luas tutupan ini hanya terdapat di Kecamatan Kademangan
Kota Probolinggo. Luasan terumbu karang meningkat 34 m², dari tahun 2014 yang
memiliki luasan sebesar 0,015 Ha dan pada tahun meningkat menjadi 0,0184 Ha di
tahun 2016 ini. Hal ini dikarenakan baru beberapa tahun ini diadakan pembudidayaan
terumbu karang dari Dinas Kelautan dan Perikanan kota Probolinggo, untuk itu dimasa
mendatang perlu dilakukan pendataan agar keberadaannya bisa dikelola dengan baik.
III-37
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-38
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
proses biologis dengan menguraikan bahan pencemar dan secara fisik dengan
menyaring bahan pencemar.
Di wilayah Kota Probolinggo terdapat 6 sungai yaitu Kali Kedunggaleng,
Umbul, Banger, Legundi, Kasbah (Sukabumi), dan Pancor.
Tabel 3.7 Kondisi Sungai di Kota Probolinggo
Lebar
Panjang Lebar
No. Nama Sungai Permukaan
(km) Dasar (m)
(m)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kedunggaleng 5,75 30-35 25-30
2 Umbul 5,14 11,00 8,8
Mangunharjo
3 2,87 4,00 3,5
(Banger)
10.00 -
4 Legundi 5,44 9.00 - 12.00
13.00
5 Sukabumi (Kasbah) 1,25 2.50 – 800 2.00 - 7.00
6 Pancor 4,24 1.00 - 5.50 1.00 - 4.500
III-39
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-40
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Air sungai di Kota Probolinggo termasuk sungai Kelas III yaitu sungai yang
pemanfaatannya digunakan sebagai pertanian, pengairan dan perikanan karena memang
air sungai di Kota Probolinggo tidak digunakan sebagai sumber air bersih. Dari uji
laboratorium tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas air sungai pada 7 (tujuh) sungai
yang melintas di Kota Probolinggo masih dibawah nilai baku mutu yang mana mengacu
dengan Perda Propinsi Jatim No. 2 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Kulaitas Air dan
Pengendalian,. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya kesadaran masyarakat
terhadap keberadaan sungai serta belum optimalnya pengolahan limbah pada kegiatan
usaha atau industry sehingga ketika di buang ke badan air masih belum sesuai dengan
baku mutu sehingga menyebabkan sungai tersebut mengalami pencemaran ringan.
160.0
140.0 60.00 52.00
135.2
120.0 116.0 50.00
100.0 106.4
40.00
80.0 35.00
34.00
30.00 32.00
66.3 68.7 69.0
60.0 55.1 59.6 61.7
20.00 19.20 21.0022.00 20.00
40.0 43.60
38.00 17.30
13.90
11.80 11.30
25.1 29.20 10.00
20.0 15.6 5.40 6.30 TSS (mg/L)
12.0
0.0 0.00 0.23
baku mutu
350.00
300.00 292.00
276.00
250.00
200.00
150.00
100.00 98.00 84.00
50.00 34.00 16.00
25.00
24.00 12.00 12.00
0.00 0.2310.00
0.230.23 TSS (mg/L)
Sungai Legundi…
Sungai Umbul…
Sungai Kasbah…
Sungai…
Sungai…
Sungai…
Sungai Pancor…
-50.00
Sungai Legundi (HUlu)
baku mutu
Gambar 3.20 Grafik Hasil TSS Kualitas Air Sungai di Kota Probolinggo
Berdasarkan diagram TSS diatas yang diambil dari beberapa titik yang
mewakili setiap sungai dan dalam periode tertentu, menunjukkan kondisi sungai
mempunyai nilai konsentrasi TSS yang tinggi. Apabila nilai TSS tinggi dapat
III-41
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
8.00 7.47
beban pencemaran pada
7.20 7.48
7.00 6.70
6.00 5.50 6.00 6.10
5.50 5.30
6.30
5.60 perairan secara alami
5.00 4.70 4.80 4.50 4.30
4.00
3.00 (Salmin,2005).
2.00 DO (mg/L)
1.00
0.00 baku mutu
Hasil pengukuran oksigen
terlarut (DO) air sungai di
Kota Probolinggo
menunjukkan DO Sungai
Banger (hulu) yakni 1,0 mg/l
Gambar 3.21 Grafik Hasil DO Kualitas Air
Sungai di Kota Probolinggo sedangkan Sungai Banger
(hilir) mencapai 1,1 mg/l. Hal
ini menandakan bahwa kualitas air Sungai Banger berdasarkan parameter DO, memiliki
III-42
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
tingkat pencemaran yang sangat tinggi. Selain Sungai Banger, juga terdapat beberapa
sungai yang nilai konsentrasinya rendah diantaranya adalah Sungai Pancor, Sungai
Umbul, Sungai Kasbah, Sungai Legundi dan Sungai Kedunggaleng.
Pada umumnya air yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah,
makin banyak bahan buangan organik di dalam air makin sedikit sisa kandungan
oksigen yang terlarut di dalam air (Wardhana, 2004). Aktivitas manusia seperti
pertanian dan pembuangan limbah, menyebabkan penurunan kosentrasi oksigen terlarut
(Blumeet al., 2010).
60.00
BOD adalah jumlah
50.00 48.80
40.00
30.00
37.80 oksigen terlarut yang dibutuhkan
20.00
13.2515.1016.05 9.85 13.70
10.00
0.00
5.90 6.75 9.95
13.05
5.40
11.40
4.60
9.50 oleh bakteri pengurai
untuk menguraikan bahan
pencemar organik dalam
air.Makin besar kosentrasi BOD
BOD (mg/L) baku mutu
suatu perairan,menunjukan
25.00
konsentrasi bahan organik di
20.00 20.00
dalam air juga tinggi (Yudo,
15.00
12.00 12.00 12.00
10.00 9.00
6.00
8.00
10.00 9.00 2010).
5.00 5.00 5.00
3.00
1.00 1.00
0.00 BOD (mg/L)
Berdasarkan grafik BOD Kualitas
Kedunggaleng …
Umbul (pertengahan)
Umbul (Hulu)
Legundi (pertengahan)
Pancor (pertengahan)
Umbul (hilir)
Legundi (HUlu)
Kedunggaleng (HUlu)
Pancor (Hilir)
Kasbah (pertengahan)
Pancor (Hulu)
Kasbah (Hulu)
Legundi (hilir)
Kedunggaleng (Hilir)
baku mutu
Air Sungai di Kota Probolinggo
sebagian besar nilai konsentrasi
BOD tinggi, hal ini menunjukkan
bahwa sungai tersebut telah
50.00
45.00
40.00
35.00
44.00 tercemar. Sungai Banger (hulu)
30.00
25.00 23.00
20.00
15.00 15.75
13.05 13.30
21.00 20.00
13.30 13.00
merupakan sungai yang
10.00 11.30 8.90 11.60
11.15
5.00 5.60 5.00
0.00 BOD (mg/L)
mempunyai nilai konsentrasi
Kedunggaleng (hilir)
Pancor (hulu)
Banger (hulu)
Umbul (hilir)
Kedunggaleng (hulu)
Pancor (hilir)
Banger (hilir)
Kasbah (hilir)
Legundi (hilir)
Kasbah (hilir)
Banger
Banger
Banger
Banger
Banger
baku mutu
BOD yang sangat tinggi
dibandingkan dengan sungai yang
lainnya, yakni mencapai 44mg/l.
III-43
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Sedangkan nilai konsentrasi BOD yang terendah adalah Sungai Pancor (hulu) mencapai
nilai 1 mg/l.
200.00
180.00
160.00
178.2
Berdasarkan grafik 140.00
120.00
140.7
100.00
80.00
disamping, nilai konsentrasi COD 60.00
40.00
20.00 COD (mg/L)
kualitas air sungai di Kota 0.00
baku mutu
Umbul (Hulu)
Pancor (Hilir)
Kedunggaleng (Hulu)
Legundi (hulu)
Pancor (Hulu)
Banger (Hilir)
Umbul (hulu)
Kasbah (hulu)
Legundi (Hilir)
Banger (Hulu)
Umbul (Hilir)
Kasbah (Hulu)
Kasbah (Hilir)
Legundi (Hulu)
Kedunggaleng (Hilir)
Probolingo sebagian besar melebihi
nilai baku mutu yang telah
ditetapkan. Nilai konsentrasi
tertinggi mencapai 178,2 mg/l pada
80.00 71.00
kualitas air Sungai Banger. Nilai 60.00
40.00 41.90
32.20
38.70
29.00 25.80 29.00
konsentrasi terendah mencapai 0,77 20.00 16.10
12.90 12.90 10.00
0.00 0.77 0.77 3.20 COD (mg/L)
Pancor …
Legundi…
Umbul…
Kasbah…
Kedunggaleng…
Kedunggaleng…
mg/l pada kualitas air Sungai
Pancor (Hulu)
Umbul (Hulu)
Kasbah (Hulu)
Legundi (hilir)
Legundi (HUlu)
Umbul (hilir)
Kedunggaleng (Hilir)
Pancor (Hilir)
baku mutu
Banger (hilir)
Umbul (hilir)
Legundi (hilir)
Pancor (hilir)
Kedunggaleng (hilir)
Kasbah (hilir)
Kasbah (hilir)
Banger
Banger
Banger
Banger
Banger
baku mutu
III-44
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
80 1.2
70
67 1
60
0.8
50
40 0.6
Total coliform
30 (jmlh/1000 ml) NO2 (mg/L)
27 0.4
20 22 22
16 17 baku mutu baku mutu
12 0.2
10 9 9 9
2 2 2 4
0 0
Gentong
Jati
Umbul
Kasbah
Pacar
kekok
Arum
Jalil
Ardhi
Pilang
Jati
Grinting
Kasbah
Pacar
Pinang
Sentong
kekok
Gentong
Arum
Umbul
Masjid Tiban
Jalil
Ardhi
Pilang
Grinting
Sentong
Pinang
Masjid Tiban
6000.0 12.000
4000.0 8.000
3000.0 6.000
0.0 0.000
Jati
Umbul
Jalil
Ardhi
Kasbah
Pacar
Pinang
Sentong
kekok
Gentong
Arum
Masjid Tiban
Pilang
Grinting
Gentong
Jati
Umbul
Kasbah
Pacar
kekok
Arum
Jalil
Ardhi
Pilang
Pinang
Grinting
Sentong
Masjid Tiban
III-45
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
0.6
Berdasarkan grafik
0.5
diatas menunjukkan bahwa hasil
0.4
0.3
uji detergen, uji NO3, dan NO2
0.2 Detergen (µg/L)
0.1
baku mutu tidak melebihi nilai baku mutu
0
yang ditetapkan. Namun
Jati
Kasbah
Pacar
kekok
Arum
Gentong
Umbul
Jalil
Ardhi
Pilang
Pinang
Grinting
Sentong
Masjid Tiban
III-46
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Selain kualitas sumber mata air, Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
melalui UPT. Laboratorium Lingkungan secara rutin juga melakukan pengambilan
sampel air sumur unturk diujikan dilaboratorium. Adapun hasil yang didapatkan dari
lima kecamatan yang ada di Kota Probolinggo, masih ada yang melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan. Di Kecamatan Kedopok dan Kadeamangan nilai konsentrasi NO3
tergolong melebihi baku mutu, hal ini diindikasikan adanya zat pencemar berupa pupuk
kimia dilahan pertanian yang meresap ke sumur. Nilai konsenrasi Arsen, Khrom, besi
timbal, mangan, air raksa, nitrit, sulfat, belerang, pada sumur di Kota Probolinggo
memenuhi baku mutu, namun pada konsentrasi total coliform kualitas air sumur di
semua titik pengambilan sampel tidak memenuhi baku mutu, dengan artian tercemar.
Selain sumber mata air yang ada di Kota Probolinggo, kualitas air dari sumber mata air
Ronggojalu yang terletak di Kabupaten Probolinggo juga dilakukan pengujian
mengingat sumber ini menjadi bahan baku air PDAM. Secara kimia hasil pengujian
kualitas sumber air Ronggojalu memenuhi baku mutu persyaratan air bersih.
Pemeriksaan secara biologi juga dilakukan dengan mengambil sampel air kepada orang
yang menggunakan air PDAM, dan hasil uji dari semua sampel memenuhi baku mutu
persyaratan air bersih.
Tabel 3.8 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum di Kota
Probolinggo
Berdasarkan tabel diatas dan grafik dibawah, dapat diketahui bahwa masyarakat kota
probolinggo menggunakan air sumur sebagai sumber air bersih yaitu sebanyak 69%.
Dan di peringkat kedua sebagian besar menggunakan air PDAM 31%. jumlah rumah
tangga yang menggunakan ledeng/ PDAM sebanyak 18.116 rumah tangga, sedangkan
III-47
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
ronggojalu (Kabupaten
Gambar 3.28 Grafik Rumah Tangga dan Sumber
Probolinggo) sehingga debit Air Minum
yang disalurkan tidak begitu
besar dan sering dikeluhkan oleh sebagian masyarakat.
Pemerintah Kota Probolinggo secara rutin melakukan uji kualitas air sumur
penduduk di setiap kecamatan. Dari hasil yang didapatkan, semua parameter masih
memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang
Syarat-syarat Berish dan Pengawasan Kulaitas Air. Daerah Kota Probolinggo termasuk
dalam daerah Cekungan Air Tanah sehingga kebutuhan air cukup berlimpah
NO 3 Nitrit Total
Air
Nama sebagai Fluorida sebagai Sulfat coliform
Raksa
Lokasi N (mg/L) N (mg/L) (jml/100
(mg/L)
No (mg/L) (mg/L) ml)
(1) (17) (30) (34) (35) (36) (40)
Kecamatan
1 22,7 0 2,01 <0.03 39,6 46
Kedopok
Kecamatan
2 20,3 0,001 2,22 <0.03 61,3 23
Kademangan
Kecamatan
3 4,6 0,001 2,08 0,07 26,2 >1600
Kanigaran
Kecamatan
4 7,2 0 1,88 <0.03 34 <1.8
Wonoasih
Kecamatan
5 <1 0 1,73 <0.03 14 7,8
Mayangan
III-48
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-49
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3.2.2.4 Iklim
Kota Probolinggo mempunyai perubahan iklim 2 jenis setiap tahunnya yaitu
musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal, musim penghujan terjadi
pada Bulan Desember sampai dengan Mei, sedangkan musim kemarau terjadi pada
bulan Juni sampai bulan Nopember. Musim kering yang terjadi pada bulan Juni sampai
dengan Nopember di Kota Probolinggo berpengaruh terjadinya angin kering yang
bertiup cukup kencang (kecepatan mencapai 81 km/jam) dari arah Tenggara ke Barat
Laut, angin ini biasanya disebut dengan Angin Gending.
Secara klimatologis,
Tabel 3.11 Curah Hujan rata-rata bulanan di
Indonesia yang terletak di Kota Probolinggo
daerah ekuator, sebenarnya
curah hujan cukup melimpah Curah Hujan
Nama dan Lokasi
sepanjang tahun, hanya No. Rata-rata
Stasiun
distribusinya tidak merata. (mm)
III-50
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
pH DH SO NO Cr NH Na Ca2 Mg2+
+
Waktu L 4 3 4
No μmhos/em mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Jan 6,9 - 2,98 3,63 tt - - - <0.0121
2 Feb 6,8 - 3,27 2,74 tt - - - <0.0108
3 Mar 6,6 - 3,12 2,97 tt - - - <0.0121
4 Apr 6,8 - 2,86 3,15 tt - - - <0.0121
5 Mei 7,2 - 3,2 3,34 tt - - - <0.0121
6 Jun - - - - - - - - -
7 Jul - - - - - - - - -
8 Ags - - - - - - - - -
9 Sep - - - - - - - - -
10 Okt - - - - - - - - -
11 Nop 6,9 - 3,29 3,43 tt - - - <0.0108
12 Des 7,1 - 3,21 3,25 tt - - - <0.0108
III-51
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
34.0
Gambar 3.30 Grafik suhu
33.0 33.1
rata-rata bulanan 32.0
Dari hasil pengamatan statsiun 31.0 31.0 31.2 30.9
30.5 30.4 30.6 30.4 30.5
30.0
klimatologi Karangploso 29.7
29.0 29.3 29.3
Pasuruan, Suhu udara di Kota
28.0
Probolinggo berada pada 29- 27.0
0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
33 C.
1. Polutan primer, yaitu zat kimia yang mengandung toksik dan masuk secara
langsung ke udara dalam konsetrasi yang merugikan manusia. Polutan tersebut
tersebut dapat berupa komponen alami udara yang konsentrasinya meningkat
misalnya CO2.
III-52
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
2. Polutan sekunder, yaitu zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam
atmosfer melalui reaksi kimia di antara komponen udara yang ada.
Sumber-sumber pencemaran udara dapat bersifat alami ataupun dapat pula
antropogenik (aktifitas manusia). Peraturan pemerintah mengenai pengelolaan udara di
Indonesia pada PP No. 41/1999 mendefinisikan sumber pencemaran udara sebagai
setiap usaha dan atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara dengan
menyebabkan udara tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Dalam Peraturan Pemerintah ini menggolongkan sumber pencemaran udara
atas lima, yakni :
1) Sumber bergerak : sumber emisi yang bergerak atau tetap pada suatu tempat yang
berasal dari kendaraan bermotor
2) Sumber bergerak spesifik : serupa dengan sumber bergerak namun berasal dari
kereta api, pesawat terbang, kapal, laut dan kendaraan berat lainnya.
3) Sumber tidak bergerak : sumber emisi yang tetap pada suatu tempat.
4) Sumber tidak bergerak spesifik : serupa dengan sumber tidak bergerak namun
berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah.
5) Sumber gangguan: sumber pencemar yang menggunakan media udara atau padat
untuk penyebarannya, sumber ini berupa dari kebisingan, getaran, kebauan dan
gangguan lain.
III-53
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-54
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencemar udara dapat berasal dari
sektor transportasi, industri dan rumah tangga. Penjualan kendaraan di Kota
Probolinggo juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. pada tahun 2016 tercatat
128.110 kendaraan terjual dan didominasi oleh penjualan kendaraan roda dua yang
mencapai 109.246 kendaraan bermotor.
Sebagai upaya dalam pengelolaan dan peningkatan kualitas udara, Pemerintah
Kota Probolinggo Sejak tahun 2012 mulai menggalakkan program “Car Free Day” atau
Hari Bebas Kendaraan Bermotor yang bertujuan untuk melatih masyarakat untuk
mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan bermotor. Diharapkan dengan kegiatan
tersebut bisa mengurangi polusi akibat emisi gas buang kendaraan bermotor dan
memberi alternatif ruang terbuka khusus bagi masyarakat yang bisa digunakan untuk
rekreasi, olahraga, dll.
Selain itu
Pemerintah Kota
Penjualan Kendaraan Bermotor
Probolinggo juga
Tahun 2016 109,246
120,000
mempunyai UPT untuk 100,000
80,000
Pengujian Emisi 60,000
40,000 10,719
Kendaraan Bermotor 20,000 9 200 1121,492 - - 6,332 - -
-
untuk mengetahui tingkat Penjualan
Bus Besar Umum
Truk Besar
Bus Kecil Pribadi
Bus Besar Pribadi
Roda Tiga
Penumpang umum
Roda Dua
Penumpang pribadi
Truk Kecil
Mobil Beban
Kendaraan
emisi yang dihasilkan oleh Bermotor
Tahun 2016
kendaraan bermotor
tersebut yang bisa
mencemari lingkungan.
Gambar 3.31 Grafik Penjualan Kendaraan Bermotor
Hal ini menunjukkan Tahun 2016
bahwa Pemerintah Kota
Probolinggo senantiasa peduli terhadap lingkungan.
III-55
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
HASIL
30 UJI KUALITAS UDARA AMBIEN
25
20
15 SO2 (µg/Nm3)
10
5 CO (µg/Nm3)
0
O3 (µg/Nm3)
HC (µg/Nm3)
Gambar
3.32 Grafik Hasil Uji Kualitas Udara di Kota Probolinggo
III-56
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
mutu kualias udara emisi cerobong. Nilai konsentrasi NO2 yang paling tinggi di PT PAI
(113,2 mgr/Nm2), sedangkan yang paling rendah di PT SKI (41,1 mgr/Nm 2). Nilai
konsentrasi SO2 yang paling tinggi di PT KTI sebesar 0,09 mgr/Nm3, yang paling
rendah di PT. BFI sebesar 0,01mgr/Nm3. Hasil uji kualitas udara ambien Industri di
Kota Probolinggo dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.16 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien Di Sekitar Industri Di Kota
Probolinggo
Lokasi Sampling :
Nitrogen
1. Dioksida mgr/Nm3 300 41,1 86,1 41,5 113,2 4,2
(NO2)
Sulfur
2. Dioksida mgr/Nm3 250 0,07 0,09 0,06 0,07 0,01
(SO2)
Total
3. mgr/Nm3 50 15,17 15,76 10,13 13,37 85,95
Partikel
Karbon
4 Monoksida mgr/Nm3 100 - - - - -
(CO)
5 Opasitas % 30 0 0 0 0 0
III-57
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
area terendam 1,362 ha, Kecamatan Kanigaran 0,983 ha, Kecamatan Kademangan
0,538 ha. Wilayah yang tidak terkena banjir adalah Kecamatan Wonoasih.
Dalam kejadian
Total Area Terendam (Ha)
banjir dan angin kencang ini
0
tidak menelan korban
0.538 KADEMANGAN
meninggal atau tidak
MAYANGAN
2.034 mengungsi, namun
1.362 KANIGARAN
diperkirakan mengalami
KEDOPOK
WONOASIH kerugian sebanyak Rp.
0.983
3.000.000,- (tiga juta rupiah).
III-58
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3.2.5 PERKOTAAN
3.2.5.1 Kependudukan
Aktifitas yang dilakukan manusia secara langsung maupun tidak langsung
memberikan tekanan yang besar terhadap lingkungan. Pertumbuhan penduduk yang
meningkat memberikan implikasi terhadap berbagai aspek kehidupan seperti lingkungan
hidup, ekonomi, kesehatan, sosial budaya dan lain sebagainya. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk maka akan meningkatkan jumlah kebutuhan seperti pangan, sandang,
lahan perumahan, penyediaan air bersih, sarana transportasi, energi, lapangan pekerjaan
III-59
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan eksploitasi terhadap sumber
daya yang ada di lingkungan.
Dalam mengatasi masalah ligkungan, akibat dari peningkatan jumlah
penduduk dengan berbagai program diantaranya :
1. Program Konservasi Sumber Daya
Alam dengan kegiatan-kegiatan,
antara lain : pemeliharaan sungai,
pembuatan sumur resapan dan biopori
yang bertujuan untuk mengatasi
bahaya banjir dan pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH) bertujuan
untuk menanggulangi polusi udara di
kota.
2. Program Pengawasan dan Penegakkan
Hukum dengan kegiatan-kegiatan,
antara lain: pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan bidang
lingkungan hidup, pengawasan
terhadap kegiatan industry dan
penanganan kasus yang mencemari
lingkungan hidup. Tujuan pentaatan
oleh masyarakat dan industry terhadap ketentuan dan kebijakan bidang lingkungan
dan penanganan kasus bagi masyarakat/industri yang merusak dan mencemari
lingkungan hidup.
3. Program Pemantauan dan Pemulihan
Lingkungan Hidup dengan kegiatan-
kegiatan : pemantauan kualitas
lingkungan (air, tanah, udara) yang
bertujuan untuk mengetahui status
kondisi lingkungan di Kota
Probolinggo secara terus menerus,
III-60
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan.
Sebenarnya jumlah penduduk yang besar bukanlah suatu masalah, apabila
semua penduduknya memiliki kualitas SDM yang baik maka justru akan memberikan
kontribusi yang baik sehingga dapat terhindar dari kemiskinan dan lapangan pekerjan
dapat terpenuhi dengan memanfaatkan alam atau lingkungan dengan baik dan
berkelanjutan.
III-61
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
2,000
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000 Jumlah Penduduk datang
800
Jumlah Penduduk pergi
600
400 angka kelahiran
200
angka kematian
0
III-62
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Jumlah penduduk
terbanyak di Kota PERSEBARAN JUMLAH
Probolinggo berada di PENDUDUK KOTA
Kecamatan Mayangan dengan PROBOLINGGO
jumlah penduduk yaitu 59.012 15%
Kademangan
18%
jiwa, kemudian Kecamatan Wonoasih
26% 15%
Kanigaran dengan 58.298 jiwa Mayangan
26%
selanjutnya Kecamatan Kanigaran
III-63
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3030 Wonoasih
Kecamatan Mayangan mencapai 5472
Mayangan
6.818 jiwa/km2. Kepadatan 6818
Kanigaran
Penduduk yang paling rendah
Kedopok
berada di Kecamatan Kedopok
mencapai 2.427 jiwa/km2 dengan
Gambar 3.39 Grafik Kepadatan
luas wilayah mencapai 13.624 km2. Penduduk Kota Probolinggo tahun 2016
Masalah kependudukan
di Kota Probolinggo adalah jumlah penduduk yang semakin bertambah serta distribusi
yang belum merata antara wilayah utara dan selatan. Kondisi ini dianggap tidak
menguntungkan dari sisi pembangunan ekonomi. oleh karena itu pada prioritas
pembangunan Kota Probolinggo difokuskan pada program harmonisasi untuk wilayah
utara dan selatan dalam semua aspek.
3.2.5.2 Sanitasi
Dalam penyediaan sarana tempat buang air besar pada umumnya masyarakat
sudah memiliki jamban sendiri, jamban bersama atau jamban umum. Persentase
terbesar dalam penyediaan sarana tempat buang air besar adalah memiliki jamban
sendiri yaitu sekitar 38.341 rumah tangga, jamban bersama sekitar 1.099 rumah tangga
dan jamban umum sebesar 3.645 rumah tangga sedangkan yang belum ada jamban
mencapai 11.273 rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang belum memiliki jamban
pada tahun 2016 cenderung mengalami penurunan mencapai 201 rumah tangga , hal ini
dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Kota Probolinggo mempunyai kesadaran akan
pentingnya jamban. 11.509 rumah tangga. Sebagian masyarakat yang tidak mempunyai
tempat pembuangan air besar dimungkinkan mereka membuang ke sungai atau
pekarangan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik Rumah Tangga dan Fasilitas
Tempat Buang Air Besar dibawah ini:
III-64
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3645
Sendiri
38341 Bersama
1099
Umum
Sungai
Gambar 3.40Grafik Rumah Tangga & Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Tahun 2016
III-65
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3.2.5.3 Kesehatan
Kesehatan masyarakat memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Dapat diartikan bahwa
perilaku sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara oleh petugas kesehatan.
Kondisi masalah kesehatan di Indonesia sebagian besar terkait perilaku masyarakat dan
petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung menuju perilaku hidup sehat.
Upaya merubah perilaku masyarakat menjadi perilaku sehat dapat dilakukan dengan
pendidikan kesehatan atau secara khusus promosi kesehatan. Atas dasar keadaan
tersebut maka wajib bagi petugas kesehatan memiliki kompetensi melakukan promosi
kesehatan.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran
individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit
yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk
memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan
keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan dan
kurang memuaskannya kinerja pembangunan kesehatan. Akar masalah terletak pada
kenyataan bahwa pembangunan kesehatan belum berada dalam arus utama
pembangunan nasional. Anggaran untuk pembangunan kesehatan di Indonesia masih
sangat kecil, yaitu hanya sekitar 2 persen dari anggaran tahunan pembangunan nasional.
Akibatnya banyak program pembangunan kesehatan yang penting untuk
diselenggarakan terpaksa ditunda atau dilaksanakan secara kurang memadai. Selain dari
itu, selama ini dirasakan bahwa sektor-sektor pembangunan yang lain belum cukup
III-66
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pada akhirnya hal ini tercermin
antara lain dalam kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia.
Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat kesehatan
optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar membutuhkan syarat
ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan. Keberhasilan pembangunan
kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan,
melainkan juga sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta konstribusi positif
berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk mengoptimalkan hasil serta konstribusi
positif berbagai sektor pembangunan tersebut, harus dapat diupayakan diterimanya
wawasan kesehatan azas pokok program pembangunan. Dengan perkataan lain, untuk
dapat mewujudkan Indonesia sehat, para penanggung jawab program pembangunan
harus memasukka pertimbangan akan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dalam
semua kebijakan pembangunannya. Program pembangunan yang berdampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk itu, seluruh
elemen jajaran kesehatan harus berperan aktif sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan.
Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warga negara, yaitu setiap individu, keluarga dan masyarakat
Indonesia, tanpa meninggalkan upaya menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan
kesehatan penderita. Untuk dapat terselenggaranya tugas ini, upaya kesehatan yang
harus diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif, yang didukung oleh
upaya kuratif dan atau rehabilitatif. Selain itu, agar dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat secara paripurna, perlu pula diciptakan
lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, upaya penyehatan lingkungan juga harus
diprioritaskan.
III-67
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Headache / Pusing
5998
Penyakit Kulit alergi
4740
19096 Gastritis dan Duodenitis (
Maag )
6940 Demam yang tidak diketahui
sebabnya
Diare & Gastroenteritis
7539
7338
6042 Diabetes mellitus
Penyakit influensa pada tahun 2016 menjadi penyakit yang banyak diderita
oleh penduduk di Kota Probolinggo mencapai angka 19.096 orang penderita. Jumlah
penderita ini mengalami peningkatan dari tahun 2015 yang hanya mencapai angka
16.420 orang penderita. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi penyakit
peringkat kedua setelah Influensa yang paling banyak diderita oleh masyarakat Kota
Probolinggo di tahun 2016 ini. Jumlah penduduk yang terkena penyakit ISPA pada
tahun 2016 cenderung naik apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk penderita
ISPA pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penduduk yang terkena ISPA sebanyak 13.395
orang penderit sedangkan pada tahun 2016 penduduk yang terkena ISPA berjumlah
13.866 orang penderita. Selain penyakit tersebut diatas, Kota Probolinggo mempunyai
12 jenis penyakit tertinggi yakni Influensa, ISPA, Nyeri Kepala, Penyakit Otot dan
Jaringan Pengikat, Hypertensi, Demam yang tidak diketahui sebabnya, Penyakit Infeksi
Kulit/ Dermatosis, Penyakit Kulit Alergi, Myalgia, Gastritis dan Duodenitis (Maag),
Diare, Diabetes Melitus, serta Persistensi. Dari semua jenis penyakit yang terjadi pada
tahun 2016 cenderung mengalami peningkatan jumlah penderita dari tahun sebelumnya.
III-68
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3.2.5.4 Persampahan
Sampah merupakan salah satu permasalahan cukup serius yang selalu
dihadapi oleh perkotaan. Semakin tinggi jumlah penduduk dan beragam aktifitasnya
maka semakin meningkat pula volume dan variasi timbulan sampah yang dihasilkan.
Sehingga memerlukan biaya yang semakin besar dan lahan yang luas untuk menangani
permasalahan sampah tersebut. Berbagai permasalahan persampahan dapat terjadi serta
menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan dan masyarakat, mulai
masalah pencemaran lingkungan, kesehatan, sosial-ekonomi dan timbulnya emisi gas
rumah kaca. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Kota Probolinggo dalam
menangani sampah bahkan TPA Kota Probolinggo juga sudah menggunakan sisten
sanitary landfill sejak 2007. Namun tetap terdapat pemasalahan persampahan antara lain
belum meratanya pelayanan pengangkutan sampah terutama di daerah selatan, kurang
tersedianya sarana prasarana, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sampah serta
respon dari pengawasan dan penegakkan hukum.
Pengelolaan sampah tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta.
Untuk itu perlu partisipasi dari masyarakat dalam ikut serta menangani masalah
persampahan. Pemilahan sampah dari sumber-sumber sampah seperti rumah tangga,
perdagangan, perkantoran, dan lain sebagainya merupakan cara yang efektif dalam
mengurangi sampah yang masuk atau diangkut ke TPA, selain didapat hasil lain dari
pemilahan. Dengan diterbitkannya Perda nomor 5 tahun 2010 tentang Pengeloalan
Sampah, Pemerintah Kota Probolinggo gencar melakukan sosialisasi dan pelatihan
dalam pemilahan sampah serta membangun jaringan Bank Sampah. Agar sampah yang
awalnya dianggap sesuatu yang sudah tidak dipakai atau tidak berguna dan harus
dimusnahkan masih dapat diambil manfaatnya. Sampah organik dapat dijadikan kompos
sedangkan sampah anorganik yang mempunyai nilai ekonomis dapat digunakan untuk
III-69
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
produk daur ulang atau dapat ditabung di Bank Sampah, sehingga hanya sampah residu
saja yang masuk ke TPA.
Timbulan sampah
Prakiraan Timbulan Sampah Per terbanyak berasal dari
Hari di Kota Probolinggo
24,797
kecamatan Mayangan yaitu
Mayanga sebesar 44,259 ton/hari,
44,259 n
Kademan selanjutnya kecamatan
24,951 gan
Kanigaran Kanigaran sebesar 43,724
30,441
ton/hari, Kecamatan
43,724
Kademangan sebanyak 30,441
III-70
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-71
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-72
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3.2.5.6 Industri
Industri merupakan kegiatan manusia untuk mengolah bahan mentah menjadi
bahan baku atau bahan baku menjadi barang jadi. Industri juga dapat diartikan sebagai
kegiatan bidang ekonomi yang bersifat produktif dan bersifat komersial untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Proses kegiatan indusri merupakan penggerak ekonomi di suatu daerah,
bahkan masyarakat disekitar industri dapat memperoleh nilai tambah dan keuntungan
dari industri.
Disisi lain penurunan kualitas lingkungan dapat terjadi akibat dari keberadaan
industri. Industri dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat dari
aktifitas industri yang ada. Pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dihindari
apabila limbah yang dihasilkan industri dapat dikelola dengan baik dan menerapkan
sistem “Industri Ramah Lingkungan” pada proses industri serta pada kegiatan di
lingkungan industri tersebut.
Tekanan teradap lingkungan paling utama yang berasal dari sektor industri
adalah:
- Masih banyaknya industri kecil yang belum mengelola limbah cairnya dan emisi gas
yang dihasilkan
III-73
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
- Pencemaran dari limbah cair serta pencemaran udara pada beberapa industri skala
besar dan menengah
- Masih kurangnya pihak ketiga yang berizin dalam mengelola limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) yang dihasilkan oleh industri.
Berdasarkan data yang tercatat pada Dinas Koperasi, Energi, Mineral,
Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo hasil produksi dari sektor industri pada
tahun 2015 mencapai 242.317.066,64 ton/tahun. Hasil produksi tersebut berasal dari
Industri Kimia Dasar sebesar 301.065,50 ton/tahun, dari Industri Mesin Logam Dasar
dan Elektronika didapat 4.605,50 ton/tahun, dari Aneka Industri mencapai
218.806.842,82 ton/tahun serta dari Industri Kecil sebesar 23.204.552,82 ton/tahun.
Di kota Probolinggo terdapat sekitar 18 industri/ kegiatan usaha skala besar
dan menengah dengan jenis kegiatan antara lain pengolahan kayu, pakaian jadi, Surimi,
coldstorage, kecap/ makanan kecil, asbes gelombang, lem, penyamaan kulit, keramik
dsb. Industri-industri tersebut berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak dikelola
dengan baik. Sebagian besar industri tersebut telah mempunyai dokumen lingkungan
dan mengolah air limbah yang dihasilkan walaupun ada beberapa industri yang kurang
maksimal.
Pada tahun 2016 Industri skala kecil di Kota Probolinggo sebanyak 752 yang
tersebar di 5 (lima) kecamatan. Industri skala kecil terus meningkat setiap tahunnya
sejak tahun 2009. Namun dalam hal ini jumlah industri besar pada tahun 2014 tidak
mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Probolinggo
senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan unit usaha kecil sehingga tingkat
perekonomian di Kota Probolinggo juga semakin meningkat. Dengan meningkatnya
industri kecil di Kota Probolinggo juga menunjukkan semakin banyaknya lapangan
kerja baru yang tersedia sehingga menurunkan angka pengangguran yang ada di Kota
Probolinggo dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Industri skala kecil sangat
berpotensi mencemari lingkungan karena limbah yang dihasilkan belum diolah, industri
tahu di Kelurahan Kedungasem sudah ada IPAL dan dilengkapi dengan biogas
sehingga limbah yang dihasilkan bisa bernilai ekonomis.
III-74
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3.2.5.7 Pertambangan
Di Kota Probolinggo tidak mempunyai daerah pengusahaan pertambangan
sehingga tidak ada pembahasan dan sub bab ini.
3.2.5.8 Energi
Hampir semua kegiatan manusia memerlukan konsumsi bahan bakar,
terutama untuk industri, transportasi dan rumah tangga yang banyak membutuhkan
bahan bakar. Kebutuhan bakar di Kota
Probolinggo dipengaruhi oleh jumlah 82910
90000
industri dan kendaraan bermotor. 80000
Akhir-akhir ini sering kali kita 70000
60000
mendengar berita tentang krisis energi, 50000
seperti terjadinya kelangkaan Bahan 40000
30000
Bakar Minyak (BBM) di beberapa 20000 6272
tempat di Indonesia. Adapun jumlah 10000
0
kendaraan yang ada di Kota Bensin Solar
Probolinggo menurut bahan bakar yang
digunakan dapat dilihat pada tabel
Gambar 3.45. Grafik Jumlah Kendaraan
dibawah ini: Menurut Bahan Bakar Yang Digunakan
III-75
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Sedangkan bahan bakar untuk industri meliputi LPG, Minyak Bakar, Minyak
Diesel, Solar, Minyak Tanah, Gas, Batubara, Biomassa. Konsumsi terbesar untuk bahan
bakar industri tahun 2015 yaitu Batu bara yaitu sebanyak 10.703.500. Dengan adanya
kebijakan pemerintah yang menaikkan harga gas, banyak industri yang beralih memakai
batu bara karena batu bara merupakan energi alternatif yang murah tetapi limbah yang
dihasilkan lebih banyak terhadap lingkungan.
III-76
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
m3/hari. Instalasi Biogas Limbah Tahu ini telah diresmikan pada bulan April 2015 yang
dikerjasamakan dengan BPPT.
3.2.5.8.2 Emisi Gas CO2 dari Konsumsi Bahan Bakar untuk Sektor Rumah
Tangga
Dari konsumsi bahan bakar rumah tangga tersebut didapatkan juga perkiraan
emisi gas CO2. Konsumsi bahan bakar rumah tangga berbanding lurus dengan jumlah
penduduk. Dari hasil yang didapatkan bahwa jumlah gas LPG dan minyak tanah yang
dihasilkan juga berbanding lurus dengan gas CO2 yang dihasilkan, semakin banyak
jumlah LPG dan minyak tanah maka semakin tinggi pula gas CO2 yang dihasilkan.
Jumlah emisi gas CO2 dari bahan bakar sektor rumah tangga di Kota Probolinggo
sebesar 1.357,71 ton/Tj untuk LPG dan 0,11 ton/Tj untuk pemakaian minyak tanah.
Lebih lengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
342.45
350.00 295.02 293.71
300.00
250.00 207.09 219.43
200.00
150.00
100.00 LPG
50.00 0.03 0.03 0.02 0.01 0.01
Minyak Tanah
0.00
3.2.5.9 Transportasi
Dalam bidang transportasi banyak sekali masalah-masalah yang selalu
dihadapi, antara lain adalah:
tingginya mobilitas pemakai jalan,
III-77
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Air
2 NIHIL 0
Sumber: Dinas Perhubungan, PT KAI dan Pelindo III Kota Probolinggo Tahun 2015
III-78
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3.2.5.10 Pariwisata
Terkait dengan mewujudkan Visi Kota Problinggo sebagai kota tujuan
investasi yang prospektif, kondusif dan partisipatif, nampaknya Kota Probolinggo
semakin berbenah untuk melakukan perbaikan struktur dan infrastruktur penunjang
investasi. Salah satunya melalui sektor pariwisata, dimana yang dimaksud pariwisata
adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pariwisata baik
mengenai pengelola perjalanan
wisata, objek wisata ataupun daya
tarik wisata.
Kota Probolinggo adalah
salah satu kota yang cukup potensial
di Jawa Timur. Selain itu,
III-79
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-80
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Gambar 3.48. Grafik Volume Limbah Padat dari Sektor Pariwisata (m3/hari)
Volume limbah padat yang dihasilkan perhari dari sektor objek wisata yang ada
di Kota Probolinggo mencapai 4,25 m3/hari. Sektor pariwisata tidak bisa dipisahkan
dengan bidang perhotelan. Di Kota Probolinggo terdapat 8 hotel, 11 homestay/ rumah
singgah, 1 bungalow, 44 cafe/ restoran. Sedangkan perkiraan beban limbah padat dan
cair berdasarkan sarana hotel/ penginapan pada tahun 2016 mencapai 2,3082 m3/hari.
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa Taman Wisata Studi Lingkungan
menghasilkan volume limbah padat terbanyak yakni 2 m3/hari.
III-81
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3.2.5.11 Limbah B3
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta
makhluk hidup lain. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang
berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan,
tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan
pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau
lebih karakteristik berikut : mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi
dapat diketahui termasuk limbah B3.
Keberadaan Bahan Berbahaya dan Beracun, yang lebih akrab disingkat B3, di
Indonesia, makin hari makin mengkhawatirkan. Karena saat ini, lebih dari 75% B3
merupakan sumbangan dari sektor industri melalui limbah-limbahnya, sedangkan 25%
nya berasal dari sektor-sektor lain terutama dari sektor rumah tangga.
Di Indonesia, pabrik sering
langsung membuang limbah B3 yang
dihasilkannya ke tanah tanpa diolah
terlebih dahulu, baik dengan
menimbunnya di lokasi pabrik,
membuangnya di TPA, memanfaatkannya
sebagai tanah urukan, atau bahkan
membuangnya begitu saja ke sungai. Efek dari perbuatan ini mungkin tidak akan
langsung terlihat begitu saja, tapi memerlukan proses menahun antara 10 hingga 15
tahun.
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendorong industri agar lebih
memenuhi ketentuan mengenai pengelolaan dan pengolahan limbah B3 dengan lebih
baik, maka diluncurkanlah Program Penilaian Kinerja Perusahaan (Proper). Proper
merupakan program alternatif yang diharapkan mampu mendorong industri untuk
III-82
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-83
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Jalan Raya Lumajang Kota Probolinggo. Perusahaan ini telah mendapatkan izin
pengelolaan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan
jenis izin AMDAL Nomor 660/496.207.1/2015.
Sesuai dengan Perataruran Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun, kewenangan pemberian izin pengelolaan
limbah B3 diatur sesuai dengan kewenangannya. Pemerintah daerah hanya dapat
menerbitkan izin penyimpanan sementara limbah B3 dan Ijin Pengumpulan Limbah B3
hanya jika pengumpulan berasal kabupaten/ kota tersebut.
Pada tahun 2016
Perbandingan Jumlah Perusahaan
Pemerintah Kota
yang mendapat izin pengelolaan
limbah B3 Probolinggo menerbitkan 4
4 Ijin penyimpanan sementara
4 Perbandingan
2 limbah B3. Semakin bari,
1 Jumlah Perusahaan
2
yang mendapat semakin tinggi tingkat
0 izin pengelolaan
2016 2015 2014
limbah B3 kesadaran penanggung
III-84
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-85
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-86
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-87
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
pabrik tahu Proma yang dapat dimanfaatkan oleh 40 rumah tangga, pada tahun 2016
Pemerintah Probolinggo kembali membangun instalasi bioga limbah tahu di pabrik
tahu Sumber Baru yang memiliki kapasitas lebih besar dan saat ini bisa dimanfaatkan
oleh 70 rumah tangga.
Pengolahan air limbah
produksi tahu memanfaatakan
mikroorganisme dengan sistem anaerobik
yang ditampung dan dibiarkan selama
beberapa waktu di dalam digester, yang
III-88
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
pada air limbah yang dihasilkan yang mencapai 20 m3/hari yang selama ini langsung
dibuang ke badan air.
Program Tamanisasi merupakan perwujudan kepedulian pemerintah dan
masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang teduh dan sehat, yaitu dengan
melaksanakan pembuatan taman-taman kota yang dilengkapi tanaman hias, bunga dan
pohon peneduh pada ruas kanan dan kiri di beberapa jalan yang ada di Kota
Probolinggo. Lokasi yang akan dijadikan tamanisasi cukup luas sehingga pemerintah
kota membagi luas kavling yang menjadi target tamanisasi kepada seluruh instansi
pemerintah, swasta, industri, sekolah, dunia usaha, perbankan, organisasi sosial politik,
organisasi kemasyarakatan, keagamaan dan partisipasi dari warga masyarakat Kota
Probolinggo. Sedangkan untuk mengurangi beban rekening listrik kegiatan fisik yang
dilakukan adalah dengan pengadaan lampu solar cell di beberapa titik tertentu.
Keberhasilan program pemerintah ini untuk mewujudkan Kota Probolinggo menjadi
“Kota Seribu Taman” tidak luput dari peran serta dan dukungan aktif dari masyarakat.
Di samping itu masih banyak lagi kegiatan fisik yang dilakukan dalam rangka perbaikan
2014
Gambar 3.53 Jumlah Kavling
1
Taman dari Tahun 2006 sampai
0.5
0 0 0 0 2014
0
No (1) 1 Sumber : BMKG
Provinsi Jawa Timur
(Stasiun…
III-89
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-90
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-91
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-92
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
pemilik usaha yang telah membuat SPPL sebanyak 285 jenis usaha. Seperti pada grafik
Dokumen Izin Lingkungan di bawah ini
Dari grafik tersebut
Perbandingan Jumlah Dokumen di bawah dapat kita ambil
Lingkungan 2011-2016
kesimpulan untuk pengajuan
400 rekomendasi SPPL/ UKL UPL/
310
300 253
AMDAL tahun 2016
Perbandingan
200
99 Jumlah Dokumen mengalami kenaikan yang
100 Lingkungan 2011-
10 10 19 drastis dari tahun 2011 sampai
2016
0
tahun 2016. Untuk tahun 2016
2011
2012
2013
2014
2015
2016
III-93
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
harus dipenuhi oleh setiap pelaku usaha/kegiatan terhadap semua aspek lingkungan.
Aspek lingkungan yang wajib ditaati oleh pelaku usaha/kegiatan adalah ketaatan
terhadap pelaporan dokumen lingkungan yang dimiliki, ketaatan terhadap pengendalian
pencemaran air, ketaatan terhadap pengendalian pencemaran udara dan ketaatan
terhadap pengelolaan limbah B3 yang dimiliki. Pengelolaan terhadap 4 (empat) aspek
lingkungan tersebut harus mengacu kepada peraturan yang berlaku.
Dalam rangka melihat tingkat ketaatan yang dilakukan oleh pelaku
usaha/kegiatan, maka pemerintah diwajibkan untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaku usaha/kegiatan tersebut melalui dokumen lingkungannya. Pengawasan terhadap
dokumen lingkungan menjadi penting karena dapat dilihat semua yang menjadi
kewajiban pelaku usaha yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar.
Seperti yang telah
diamanatkan Undang-undang Nomer 32
Tahun 2009 pasal 71 yang menyatakan
bahwa “Menteri, Gubernur atau Bupati/
Walikota dapat mendelegasikan
kewenangannya dalam melakukan
pengawasan kepada pejabat/instansi
III-94
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
masih terdapat pelaku usaha yang UKL-UPLnya perlu diperbarui karena adanya
perubahan pada usaha tersebut, masih terdapat pelaku usaha yang belum rutin
melaporkan kegiatan berupa pemantauan dan pengelolaan lingkungan setiap 6 bulan
sekali dan masih ada usaha yang belum memiliki SPPL. Namun terdapat juga pelaku
usaha yang sudah melakukan beberapa kewajiban terhadap pelaporan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan. Pengawasan Izin Lingkungan tahun 2016 dilaksanakan ke
beberapa kegiatan di Kota Probolinggo seperti ecowisata mangrove BJBR, industri
pengolahan ikan, industri pemanfaatan oli bekas, industri tekstil, industri keramik, serta
IKM pembuatan tahu. Selain pengawasan di lapangan, juga dilaksanakan kegiatan
pengawsan rutin terhadap uji swapantau hasil pengolahan limbah terhadap kegiatan-
kegiatan tersebut.
III-95
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
memberikan sanksi bagi yang melanggar hukum. Termasuk juga untuk Menteri,
Gubernur, Bupati/Walikota yang pengambilan keputusannya tidak didasari rekomendasi
Komisi Penilai AMDAL. Mereka juga dapat dikenai sanksi jika mengeluarkan izin
lingkungan untuk suatu rencana kegiatan yang belum memenuhi kewajiban penyusunan
AMDAL/UKL-UPL.
Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Tata Cara
Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan
Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi
masyarakat dalam melakukan pengaduan dan instansi yang bertanggung jawab dalam
melakukan penanganan pengaduan.
Adapun tata cara pengaduan adalah sebagai berikut :
Pengaduan dapat disampaikan secara lisan dan/atau tertulis.
1. Pengaduan secara lisan dapat disampaikan dengan cara antara lain:
a. langsung kepada petugas penerima pengaduan; dan/atau
b. melalui telepon.
2. Pengaduan secara tertulis dapat disampaikan melalui antara lain:
a. surat;
b. surat elektronik;
c. faksimile;
d. layanan pesan singkat; dan/atau
e. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penaatan hukum di bidang lingkungan hidup oleh para pelaku kegiatan di
bidang lingkungan hidup mutlak diperlukan untuk mencegah dampak negatif dari
kegiatan yang dilakukan. Menurut struktur ketatanegaraan di era otonomi daerah,
koordinasi pengelolaan lingkungan termasuk penaatan hukum perdata di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten dan kota. Karena itu diperlukan kerjasama yang baik
antara institusi di tingkat pusat, dalam hal ini Kementerian Negara Lingkungan Hidup
dengan Bapedalda Provinsi, utamanya dalam hal penguatan kapasitas kelembagaan di
bidang penegakan hukum.
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Lingkungan Hidup Kota
Probolinggo, sebisa mungkin selalu berusaha untuk menjadi jembatan dan pihak yang
III-96
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
netral apabila dirasa mulai ada keluhan ataupun keresahan masalah lingkungan yang
diakibatkan oleh pencemaran. Jumlah pengaduan masalah lingkungan dapat dilihat pada
tabel di bawah.
Pemerintah Kota Probolinggo senantiasa memberikan sarana pengaduan bagi
masyarakat. Sarana untuk menerima pengaduan masyarakat terkait masalah lingkungan
bisa melalui website Kota Probolinggo di www.pemerintahkotaprobolinggo.go.id atau
bisa melalui hotline service di 0800-1404115.
Dari gambar di samping
Jumlah Pengaduan dapat kita simpulkan bahwa jumlah
24 pengaduan untuk tahun 2016
25
mengalami penurunan apabila
20
15 dibandingkan tahun 2015. Dimana
9
10 Jumlah untuk tahun 2015 jumlah
6
Pengaduan
5 pengaduan 9 kasus, untuk tahun
0 2016 jumlah pengaduan sebanyak 6
Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2016 kasus dan untuk tahun 2014 jumlah
pengaduan masyarakat sebanyak 24
III-97
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
10 suatu permasalahan
Perbandingan
Produk Hukum lingkungan, maka
5
2013-2016
pemerintah daerah
0
2013 2014 2015 2016 menyusun produk hukum
bidang pengelolaan
Gambar 3.59 Grafik Perbandingan Jumlah Produk lingkungan hidup berupa
Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan
Peraturan Daerah,
Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota. Pemerintah membuat regulasi ini untuk
mengatur masyarakat dan stakeholder dalam mendukung upayanya untuk mengelola
lingkungan hidup dengan benar sesuai aturan undang-undang yang ada. Pada tahun
2016, BLH kota Probolinggo menyusun Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 11
Tahun 2016 Tentang Pemanfaatan air hujan. Diharapkan dnegan adanya peraturan
walikota ini mampu menjaga ketersediaan air tanah yang senantiasa masih menjadi
mayoritas sumber air baku yang digunakan oleh penduduk Kota Probolinggo dan
diharapkan memingkatkan kualitas air tanah.
3.2.5.17 Peran Serta Masyarakat
Pembangunan berkelanjutan
adalah proses pembangunan (lahan,
kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang
berprinsip "memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa
depan" (menurut Brundtland Report
dari PBB, 1987.
III-98
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-99
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
LSM Lingkungan di Kota Probolinggo terdapat 9 LSM yang berperan aktif dan
memberikan dukungan terhadap program lingkungan pemerintah Kota Probolinggo.
Selain LSM Lingkungan di Kota Probolinggo juga telah banyak organisasi
masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan dan biasa disebut dengan mitra BLH,
antara lain yaitu Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA), Paguyuban Abang Becak,
Paguyuban Penyandang Catat Peduli Lingkungan, Dewan Pembangunan Berkelanjutan,
Eco Pesantren, dll. Organisasi masyarakat tersebut peduli terhadap lingkungan dan
selalu aktif dalam kegiatan peningkatan kualitas lingkungan. Selain organisasi
masyarakat juga ada kelompok masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan dan
menjadi mitra BLH.
Inovasi Pemerintah Kota Probolinggo di bidang lingkungan diakui secara
nasional bahkan lembaga dari luar negeri hal ini dapat dibuktikan dengan telah
diperolehnya berbagai penghargaan lingkungan, baik yang diperoleh personel,
kelompok, maupun institusi. Penghargaan Lingkungan Hidup di Kota Probolinggo yang
telah diraih antara lain: Kelurahan Berseri Pratama, Kelurahan Berseri Mandiri, Adipura
Kirana, Adiwiyata Provinsi, Peringkat 5 terbaik penyusunan Status Lingkungan Hidup
Daerah Kota Probolinggo serta Adiwiyata Nasional.
Prestasi tersebut diperoleh berkat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dalam usaha peningkatan peran serta
masyarakat di bidang pelestarian lingkungan. Sebagai upaya penguatan komunitas dan
sinergitas program kota menuju Probolinggo berkelanjutan, berketahanan iklim dan
berdaya saing.
Tabel 3.18 Penghargaan Lingkungan Yang diperoleh Kota Probolinggo
Tahun 2016
Nama Orang
No. Nama Penghargaan Pemberi Penghargaan
/Kelompok/Organisasi
1 Kelurahan Mangunharjo Kelurahan Berseri Pratama BLH Provinsi Jatim
2 Kelurahan Kebonsri Wetan Kelurahan Berseri Pratama BLH Provinsi Jatim
3 Kelurahan Kanigaran Kelurahan Berseri Mandiri BLH Provinsi Jatim
4 Kelurahan Ketapang Kelurahan Berseri Mandiri BLH Provinsi Jatim
5 Pemerintah Kota Probolinggo Adipura Kirana Kementerian LH RI
6 Pemerintah Kota Probolinggo WTN Kementerian LH RI
7 SDN Sukoharjo I Adiwiyata Provinsi BLH Provinsi Jatim
III-100
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Nama Orang
No. Nama Penghargaan Pemberi Penghargaan
/Kelompok/Organisasi
8 SDN Mangunharjo I Adiwiyata Provinsi BLH Provinsi Jatim
9 SDN Tisnonegaran I Adiwiyata Provinsi BLH Provinsi Jatim
10 SDN Kebonsari I Adiwiyata Provinsi BLH Provinsi Jatim
11 SMPN 3 Adiwiyata Provinsi BLH Provinsi Jatim
12 SDN Tisnonegaran 2 Adiwiyata Nasional Kementerian LH RI
13 SMPN 5 Lomba Musik Akustik Juara 1 BLH Kota Probolinggo
14 SMPN 4 Lomba Musik Akustik Juara 2 BLH Kota Probolinggo
15 SMPN 1 Lomba Musik Akustik Juara 3 BLH Kota Probolinggo
16 MI Hidayatullah Lomba Fashion Show Juara 1 BLH Kota Probolinggo
17 SDK Materdei Lomba Fashion Show Juara 2 BLH Kota Probolinggo
18 MI Muhammadiyah Lomba Fashion Show Juara 3 BLH Kota Probolinggo
19 SDN Tisnonegaran 2 Lomba Fashion Show Juara 4 BLH Kota Probolinggo
20 SDN Sukoharjo 2 Lomba Fashion Show Juara 5 BLH Kota Probolinggo
21 SMAN 1 Lomba Motivator Juara 1 BLH Kota Probolinggo
22 SMKN 1 Lomba Motivator Juara 2 BLH Kota Probolinggo
23 SMAN 2 Lomba Motivator Juara 3 BLH Kota Probolinggo
24 SMAN 4 Lomba Motivator Juara 4 BLH Kota Probolinggo
25 Kel. Jrebeng Kulon Lomba Eco mapping Juara 1 BLH Kota Probolinggo
26 Kel. Pohsangit Kidul Lomba Eco mapping Juara 2 BLH Kota Probolinggo
27 Kel. Ketapang Lomba Eco mapping Juara 3 BLH Kota Probolinggo
III-101
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
penyuluhan masyarakat yang dilakukan selama tahun 2016 dapat kita lihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 3.19 Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Kota Probolinggo Tahun
2016
Nama Kegiatan Instansi Kelompok Sasaran
Penyelenggara
Sosialisasi Kelurahan Berseri Tingkat Kota BLH bidang Kelurahan
dan Provinsi P3KLH
Sosialisasi Pengelolaan Lingkungan Menuju BLH bidang kelurahan dan
Kampung Proklim P3KLH masyarakat
Sosialisasi Kampung Hijau, Bersih dan Indah BLH bidang Kelurahan, Tingkat
(KAHBI) P3KLH RW
Sosialisasi Saka Kalpataru BLH bidang Kelompok Tani/
P3KLH Perorangan, SKPD
Sosialisasi Pemantauan Evaluasi dan BLH bidang SKPD
Pelaporan (PEP) Emisi GRK P3KLH
Sosialisasi Pengelolaan Sampah BLH bidang kelurahan dan
menggunakan Komposter Aerob P3KLH masyarakat
Sosialisasi Lingkungan Bagi Mitra Peduli BLH bidang Masyarakat
Lingkungan P3KLH
Sosialisasi Penegakan Hukum Lingkungan BLH Bidang Perusahaan dan
Tapen SKPD
Sosialisasi Pengaruh Penggunaan Pupuk dan BLH Bidang Kelompok Tani/
Pestisida yang Berlebihan Terhadap Kualitas Tapen Perorangan, SKPD
Air Sungai dan Kesehatan
Sosialisasi Rencana Pembentukan dan BLH Bidang Masyarakat dan
Pengaktifan Kembali Kelompok Swadaya Tapen SKPD
Masyarakat (KSM) Pemanfaat IPAL
Komunal Kota Probolinggo.
Sosialisasi Rencana Pembangunan Biogas BLH Bidang Masyarakat
Limbah Tahu Dan Pemanfaatannya Bagi Tapen
Masyarakat Sekitar Serta Peninjauan Lokasi
Kegiatan Bersama Ibu Walikota Probolinggo.
Pembinaan dan Pengawasan Kualitas Udara BLH Bidang Perussahaan dan
dari Emisi Sumber Tidak Bergerak di Kota Tapen SKPD
Probolinggo
Sosialisasi pemantauan sungai banger dalam BLH Bidang Masyarakat dan
rangka pengukuran daya tampung sungai Tapen SKPD terkait
banger
Kegiatan penguatan Permen LHK Nomor 56 BLH Bidang Rumah Sakit,
Tahun 2015 Tentang Tata Cara dan Tapen Puskesmas, SKPD
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah terkait
Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
III-102
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
III-103
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
300 234
200
Laki-Laki
100 0 0 10 2 2317 3 12 28
Perempuan
0
Doktor Master Sarjana Diploma SLTA
(S3) (S2) (S1) (D3/D4)
III-104
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Pertanian Sempit
Gambar 3.61 Grafik Peranan PDRB atas harga Konstan Dari Berbagai Sektor
Berdasarkan data series pada Tabel dibawah peranan ekonomi sektoral PDRB
Kota Probolinggo tersaji bahwasanya 3 sektor lapangan usaha berturut- turut selama 5
III-105
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
tahun terakhir menduduki posisi tertinggi dibandingkan 6 sektor lainnya, yaitu sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 28,29 %, sektor pengangkutan dan komunikasi
sebesar 18,34% dan sektor industri pengolahan sebesar 15, 72 pada tahun 2015. Sektor
ini menjadi sektor potensial yang harus mendapat perhatian. Dua sektor berikutnya yaitu
sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan serta sektor pertanian dapat berpotensi lebih
berkemban lagi melalui peran pemerintah maupun masyarakat untuk lebih
mengembangkan potensi lokal yang ada.
Tabel 3.21 Peranan Ekonomi Sektoral PDRB atas dasar harga berlaku di Kota
Probolinggo
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 21.127 22.532 24.030 24.503 26.349
III-106
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
BAB IV
INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
4.1 INOVASI
Pencapaian kemandirian dan daya saing sebuah bangsa harus diawali dengan
penciptaan prakondisi yang kondusif agar dapat menjamin kelancaran ilmu pengetahuan
dan pengembangan teknologi sebagai dasar peningkatan iklim inovasi secara holistik.
Inovasi baiknya jangan hanya didengungkan di pusaran pemerintah pusat saja, namun
inovasi juga perlu ditumbuhkembangkan melalui daerah-daerah. Hal ini senada dengan
keinginan Presiden RI Joko Widodo untuk menggenjot pembangunan Indonesia yang
bermuara dari daerah. Dikarenakan pembangunan suatu negara menjadi sangat
tergantung pada perkembangan dan kebaruan daerah di dalamnya, maka inovasi
menjadi sangat penting untuk menggali sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya
alam (SDA) demi meningkatkan daya saing atau nilai tambah pembangunan daerah
tersebut.
Millenium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals
(SDGs) dengan jelas mengindikasikan bahwa inovasi menjadi salah satu tolok ukur
kemakmuran di suatu Negara. Peningkatan daya saing antar derah merupakan agenda
yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini,
inovasi dalam pembangunan yang berjalan secara komprehensif serta terjadinya
kolaborasi antar aktor pembangunan merupakan faktor kunci peningkatan daya saing.
Berbagai program pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis pada masyarakat
berupaya digali dan dikembangkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo
dengan harapan agar masyarakat dapat terlibat langsung dan aktif hingga secara
bertahap dapat mandiri dalam mengelola lingkungannya. Pengembangan program-
program inovatif dalam pengelolaan lingkungan berbasis partisipatif dilakukan secara
sinergis (terpadu) melibatkan berbagai elemen (Pemerintah, Masyarakat RT/RW, LSM,
Pengusaha/Swasta, Sekolah, dan komponen lain yang terkait).
IV-1
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
IV-2
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
IV-3
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
IV-4
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
B. Permukiman
IV-5
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
adalah perhatian terhadap kecukupan sumber air untuk kebutuhan rumah tangga dan
menyangkut kualitas sanitasi lingkungan.
Inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dalam hal
pengendalian sumberdaya alam dan lingkungan di sektor pemukiman antara lain:
IV-6
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
IV-7
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
C. Pertanian
IV-8
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
hulu tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi kehidupan biomassa di lahan
pertanian. Misalnya menjadikan daerah hulu sebagai lahan konservasi, resapan air,
“Green Belt”, lokasi wisata alam, Agrowisata dll.
Inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dalam hal
pengendalian sumberdaya alam dan lingkungan sektor pertanian antara lain:
Sosialisasi dan penyuluhan rutin terkait
penggunaan pupuk agar tidak merusak
lingkungan kepada petani baik di bagian hulu
maupun di bagian hilir.
Sosialisasi pemilahan sampah dan pemakaian
pupuk organic yang teru dilaksanakan oleh
BLH dan Dinas Pertanian agar mendorong
petani beralh menggunakan pupuk Organik
yang ramah lingkungan.
Pemberian bantuan tanaman produktif kepada
masyarakat
Menggalakkan program Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) dan karang kitri
Gambar 4.2 Walikota Probolinggo
dengan Dinas Pertanian
menginisiasi Program Gerakan
masyarakat tanam cabe
IV-9
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Oleh karena itu, perlu adanya penataan hukum, melalui kebijakan yang
bersumber dari regulasi tingkat nasional, tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten/Kota,
sehingga gangguan gangguan terhadap fungsi RTH dan fungsi keanekaragaman hayati
dapat dipertahankan, dipelihara dan dimanfaatkan secara optimal.
Program pembangunan RTH sebagai lahan untuk melestarikan flora fauna khas
Kota Probolinggo atau flora fauna langka dapat dikaitkan dengan alternative upaya
pemeliharaan lingkungan Kota. Dengan pemeliharaan flora fauna tersebut,
kekhawatiran terputusnya mata rantai dalam ekosistem flora dan fauna tidak terjadi.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak
diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
IV-10
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
IV-11
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Probolinggo juga senantiasa aktif dalam kegiatan lingkungan demi mencapai Kota
Probolinggo yang aman, bersih dan sejahtera.
Untuk itu, Instansi yang punya kapasitas melakukan inventarisasi dan
pemeliharaan adalah Balai Konsevasi dari Instansi Kehutanan, Balai Benih dan Bibit
dari Instansi Pertanian, Peternakan dan Perikanan, serta Taman Wisata milik Pemerintah
Kota Probolinggo, perlu ditingkatkan.
Dengan demikian, Pemerintah Kota Probolinggo, sebagai penanggung jawab
terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya
memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup,yang
melibatkan stakeholder dan masyarakat dengan mengaplikasikan system jasa ekosistem.
E. Industri
Selanjutnya secara fisik, dalam suatu kawasan industri secara komunal atau
secara individu, disiapkan unit pengolah limbah domestic, pengolah limbah proses
produksi dan unit pengolah pencemaran emisi udara saat proses produksi.
IV-12
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dalam hal
pengendalian sumberdaya alam dan lingkungan Sektor Industri antara lain:
IV-13
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Setiap mahluk hidup memerlukan air, karena air merupakan sumber kehidupan
bahkan pada manusia komponen terbesar penyusun tubuh adalah 80% air. Manusia
memerlukan air bersih untuk dikonsumsi. Hewan memerlukan air untuk mandi dan
IV-14
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Kota Probolinggo memiliki cadangan air tanah dangkal dan air tanah tertekan.
Namun hal tersebut suatu saat tidak menjamin akan kelangsungan stok cadangan air,
tanpa adanya imbuhan utamanya dari resapan air hujan dari berbagai tempat kawasan
cadangan air tersebut.
Inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dalam hal
pengendalian sumberdaya Air antara lain:
Pembuatan IPAL Komunal untuk limbah cair domestic. Dari data tahun 2012
sampai 2015 jumlah IPAL Komunal yang sudah dibangun mencapai 26 unit
untuk limbah blackwater.
IV-15
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Telah dilaksanakannya
program Sistem Layanan Tinja
Terjadwal dimana secara
berkala akan dilakukan
penyedotan tinja pada septitank
warga, penyusunan Feasibility
Studi pembangunan IPLT Baru
dan peningkatan kapasitas
kelembagaan UPT Pengolahan
dsampah dan Limbah. Volume
tinja yang masuk ke IPLT
sepanjang tahun 2016 telah
mencapai 1,065 m3.
IV-16
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
IV-17
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam larutan pengikat sebelum
dibebaskan ke air. atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas dibuang ke
udara bebas
4. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus
lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas
suatu permukiman atau kota
6. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu
kegunaan tumbuhan adalah sebagai inikator pencemaran dini, selain sebagai
penahan debu dan bahan partikel lain.
Potensi sumber daya alam yang ada di Kota Probolinggo sangat sedikit
sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara optimum dan tetap dilandasi dengan
azas konservasi agar kelestariannya tetap terjaga untuk masa yang akan datang. Dalam
pemeliharaan lingkungan hidup diperlukan peran serta masyarakat, untuk menjamin
keberlanjutan dari upaya lingkungan yang lestari. Upaya – upaya ini tidak terlepas dari
penggalian kearifan lokal dalam mengelola lingungan misalnya menggunakan pertanian
konvensional yang cenderung merusak seperti penggunaan berlebihan pestisida, pupuk
anorganik dan lain-lain.
IV-18
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dalam hal
pengendalian sumberdaya udara antara lain:
IV-19
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
Sejak tahun 2012 mulai menggalakkan program “Car Free Day” atau Hari
Bebas Kendaraan Bermotor yang bertujuan untuk melatih masyarakat untuk
mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan bermotor. Diharapkan
dengan kegiatan tersebut bisa mengurangi polusi akibat emisi gas buang
kendaraan bermotor dan memberi alternatif ruang terbuka khusus bagi
masyarakat yang bisa digunakan untuk rekreasi, olahraga, dll.
IV-20
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
IV-21
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Sebagai perwujudan transparansi dan akuntabilitas publik, Dinas Lingkungan
Hidup Kota Probolinggo setiap tahun telah menyusun laporan Dokumen Informasi
Kinerja Pengeloaan Lingkungan Hidup Daerah atau yang selama ini lebih dikenal
dengan dokumen SLHD (Status Lingkungan Hidup Daerah) yang berisikan tentang
diskripsi, analisis dan presentasi informasi ilmiah mengenai kondisi, kecenderungan dan
pengaruh signifikan lingkungan yang optimum, status keberlanjutan ekosistem,
pengaruh pada kegiatan manusia, serta pada kesehatan dan kesejahteraan sosial
ekonomi yang terjadi di Kota Probolinggo.
Pelaporan status lingkungan hidup merupakan sarana penyediaan data dan
informasi lingkungan dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai dan menentukan
prioritas masalah, dan membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan.
Berdasarkan hasil analisa data informasi, sosialisasi dan FGD untuk menjaring
aspirasi yang dilakukan untuk penentuan isu prioritas, maka ada beberapa isu
lingkungan di Kota Probolinggo yang perlu dicermati yaitu
a. Pencemaran Air Sungai;
Berdasar dari hasil perhitungan, Indeks Kualitas Air Kota Probolinggo tahun
2016 memiliki nilai sebesar 49,09 atau dapat dikatakan bahwa sebagian besar air
sungai “tercemar ringan”.
b. Pengembangan Kawasan Penunjang Pelabuhan;
Dari data yang diperoleh dari BPS Tahun 2016 dapat dilihat bahwa Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Probolinggo, bahwasannya selama 5
tahun terakhir 3 sektor usaha berturut-turut menduduki posisi tertinggi
dibandingkan 6 sektor lainnya, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 28,29 %, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 18,34% dan
sektor industri pengolahan sebesar 15, 72 pada tahun 2015.
V-1
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
V-2
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2016
DAFTAR PUSTAKA
... 2016, Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo, Badan Pusat Statistik
Kota Probolinggo.
BIODATA
BIODATA
BIODATA
BIODATA
BIODATA
BIODATA
BIODATA