Anda di halaman 1dari 175

DOKUMEN INFORMASI KINERJA

LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA PALU


TAHUN 2018
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

PERNYATAAN
PENETAPAN ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALU
TAHUN 2018

Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku Wali Kota Palu,
dengan ini menyatakan bahwa perumusan isu prioritas lingkungan hidup
Kota Palu tahun 2018 dilaksanakan dengan melibatkan para pemangku
kepentingan di Kota Palu yaitu Organisasi Perangkat Daerah terkait,
Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemerhati Lingkungan
serta berbagai pemangku kepentingan di bidang lingkungan hidup yang
ada di Kota Palu.
Perumusan isu prioritas lingkungan hidup dilaksanakan tahun 2018
melalui proses Focus Group Discussion (FGD). Berdasarkan hasil proses
FGD tersebut ditetapkan isu prioritas lingkungan hidup di Kota Palu pada
tahun 2018 adalah : 1) Sampah domestik; 2) Bencana gempa bumi,
tsunami dan likuifaksi; dan 3) Pencemaran air.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan
dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana mestinya.

Palu, 22 Juli 2019

WALI KOTA PALU,

Drs. HIDAYAT, M.Si.

Halaman | i
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum, Wr, Wb.


Setiap upaya pembangunan akan menimbulkan dampak lingkungan,
baik dampak positif maupun negatif. Guna mengoptimalkan dampak
positif dan meminimalkan dampak negatif tersebut, lahirlah sebuah
konsep pembangunan berkelanjutan dengan memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan.
Strategi pembangunan berkelanjutan dimulai dari proses
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan
dan penegakan hukum. Dimana keseluruhannya menjadi satu kesatuan
yang saling terkait. Dalam pelaksanaan strategi tersebut menuntut
kemampuan pemerintah dalam mengumpulkan dan memanfaatkan data
dan informasi multisektoral sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan yang mengarah pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Salah satu data dan informasi lingkungan hidup tersebut tertuang
dalam Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(IKPLHD).
Dokumen IKPLHD Kota Palu Tahun 2018 memuat tentang isu
prioritas lingkungan hidup, tata guna lahan, kualitas air, kualitas udara,
resiko bencana, perkotaan, dan tata kelola yang disajikan dengan
menganalisis hubungan kausalitas antara unsur-unsur pemicu, penyebab
terjadinya persoalan lingkungan hidup, status, akibat dan upaya untuk
memperbaiki kualitas lingkungan (Driving Force, Pressure State, Impact
and Response Analysis/DPSIR).
Penyusunan Dokumen Laporan IKPLHD Kota Palu Tahun 2018 pada
dasarnya terdiri dari dua buku yaitu Buku I merupakan buku yang
menyajikan Ringkasan Eksekutif, dan Buku II merupakan buku yang
berisikan laporan utama informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup di
Kota Palu. Dengan selesainya penyusunan laporan ini, diharapkan dapat

Halaman | ii
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan hidup di Kota Palu


secara transparan.
Diharapkan kepada seluruh instansi terkait di Kota Palu dapat
menjadikan laporan yang telah tersusun ini sebagai salah satu dasar
dalam menyusun rencana, program, kegiatan dan implementasi
pembangunan yang semuanya bermuara pada upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di Kota Palu. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmatNya kepada kita dan anak cucu kita untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kota Palu.

Masintuvu kita maroso


Morambanga kita marisi
Songgo mpoasi
Wassalamu alaikum, Wr, Wb.

Palu, 22 Juli 2019

WALI KOTA PALU,

Drs. HIDAYAT, M.Si.

Halaman | iii
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. I-1


1.1. Latar Belakang............................................................ I-1
1.2. Profil Umum Kota Palu ................................................ I-2
1.2.1. Sejarah Singkat Terbentuknya Kota Palu .......... I-2
1.2.2. Letak Wilayah Administrasi Kota Palu ............... I-3
1.2.3. Kondisi Fisik Kota Palu..................................... I-5
A. Topografi.................................................. I-5
B. Kemiringan Lereng .................................... I-6
C. Jenis Tanah .............................................. I-8
D. Geologi..................................................... I-9
E. Klimatologi.............................................. I-11
F. Hidrologi................................................. I-11
G. Penggunaan Lahan.................................. I-12
H. Kawasan Pariwisata................................. I-16
1.2.4. Visi Misi Pembangunan Kota Palu ................... I-18
1.3. Gambaran Singkat Proses Perumusan Isu Prioritas
dan Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Tahun
2018 ........................................................................ I-21
1.3.1. Proses dan Metode Penetapan Isu Prioritas
Lingkungan Hidup ........................................... I-9

Halaman | iv
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

A. Proses Penetapan Isu Prioritas


Lingkungan Hidup ................................... I-21
B. Metode Penetapan Isu Prioritas
Lingkungan Hidup ................................... I-22
C. Metode Analisi Isu Prioritas Lingkungan
Hidup ..................................................... I-23
1.3.2. Proses Penyusunan Dokumen ........................ I-32
1.4. Maksud dan Tujuan................................................... I-27
1.4.1. Maksud ........................................................ I-27
1.4.2. Tujuan ......................................................... I-28
1.5. Ruang Lingkup Penulisan ......................................... I-29

BAB II ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE, STATE,


IMPACT, DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP
KOTA PALU .......................................................................II-1
2.1. Tata Guna Lahan ..................................................... II-1
2.1.1. Drifing Force (Faktor Pemicu) .........................II-1
2.1.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan) .......II-1
2.1.3. State (Kondisi Eksisting) .................................II-3
2.1.4. Impact (Dampak)..........................................II-4
2.1.5. Responses (Tanggapan) .................................II-5
2.2. Kualitas Air ................................................................II-5
2.2.1. Drifing Force (Faktor Pemicu) .........................II-6
2.2.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan) .......II-6
2.2.3. State (Kondisi Eksisting) .................................II-6
2.2.4. Impact (Dampak)........................................ II-16
2.2.5. Responses (Tanggapan) ............................... II-17
2.3. Kualitas Udara ........................................................ II-17
2.3.1. Drifing Force (Faktor Pemicu) ....................... II-17
2.3.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan) ..... II-17
2.3.3. State (Kondisi Eksisting) ............................... II-19

Halaman | v
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2.3.4. Impact (Dampak)........................................ II-21


2.3.5. Responses (Tanggapan) ............................... II-21
2.4. Resiko Bencana ................................................... II-22
2.4.1. Drifing Force (Faktor Pemicu) ....................... II-23
2.4.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan) ..... II-23
2.4.3. State (Kondisi Eksisting) ............................... II-24
2.4.4. Impact (Dampak)........................................ II-24
2.4.5. Responses (Tanggapan) ............................... II-25
2.5. Perkotaan ............................................................ II-25
2.5.1. Drifing Force (Faktor Pemicu) ....................... II-25
2.5.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan) ..... II-26
2.5.3. State (Kondisi Eksisting) ............................... II-27
2.5.4. Impact (Dampak)........................................ II-32
2.5.5. Responses (Tanggapan) ............................... II-32
2.6. Tata Kelola .......................................................... II-33
2.6.1. Drifing Force (Faktor Pemicu) ....................... II-33
2.6.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan) ..... II-34
2.6.3. State (Kondisi Eksisting) ............................... II-34
2.6.4. Impact (Dampak)........................................ II-37
2.6.5. Responses (Tanggapan) ............................... II-37

BAB III ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALU .... III-1
3.1. Pelibatan Pemangku Kepentingan Dalam
Perumusan Isu Prioritas Lingkungan Hidup ................ III-1
3.2. Poses Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup ....... III-3
3.2.1. Pengumpulan Isu-Isu Lingkungan Hidup........ III-3
3.2.2. PengelompokN Isu-Isu Lingkungan Hidup...... III-5
3.2.3. Penapisan Isu-Isu Lingkungan Hidup
Menjadi Isu Prioritas Lingkungan Hidup ......... III-7
3.3. Analisis DPSIR isu Prioritas Lingkungan Hidup...........III-10
3.3.1. Sampah......................................................III-10

Halaman | vi
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

A. Drifing Force (Faktor Pemicu) ................III-10


B. Pressure Tekanan (Terhadap
Lingkungan) .........................................III-11
C. State (Kondisi Eksisting) ........................III-13
D. Impact (Dampak).................................III-16
E. Responses (Tanggapan) ........................III-16
3.3.2. Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan
Likuifaksi ....................................................III-24
A. Drifing Force (Faktor Pemicu) ................III-24
B. Pressure Tekanan (Terhadap
Lingkungan) .........................................III-25
C. State (Kondisi Eksisting) ........................III-27
D. Impact (Dampak).................................III-33
E. Responses (Tanggapan) ........................III-36
3.3.3. Pencemaran Air ..........................................III-39
A. Drifing Force (Faktor Pemicu) ................III-39
B. Pressure Tekanan (Terhadap
Lingkungan) .........................................III-39
C. State (Kondisi Eksisting) ........................III-41
D. Impact (Dampak).................................III-43
E. Responses (Tanggapan) ........................III-44

BAB IV INOVASI KOTA PALU DALAM PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP...................................................... VI-1

BAB V PENUTUP .......................................................................... V-1


5.1. Kesimpulan ........................................................... V-1
5.2. Rencana Tindak Lanjut............................................... V-7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... xvi


LAMPIRAN

Halaman | vii
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Nama Ibu Kota, Luas, Persentase dan Letak


Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Palu......................... I-4
Tabel 1.2. Kemiringan Lereng Perkecamatan Kota Palu 2018............. I-7
Tabel 1.3. Jenis Tanah Perkecamatan di Kota Palu 2018 ................... I-8
Tabel 1.4. Jenis Geologi Perkecamatan di Kota Palu 2018 ............... I-10
Tabel 1.5. Luas Penggunaan Lahan Tahun 2018 ............................. I-13
Tabel 1.6. Kawasan Pariwisata di Kota Palu .................................... I-16
Tabel 3.1. Pengelompokan Isu-isu Lingkungan Hidup Kota Palu
Tahun 2018...................................................................III-5
Tabel 3.2. Penapisan Isu-Isu Lingkungan Hidup Menjadi Isu
Prioritas Lingkungan Hidup Kota Palu Tahun 2018 .............III-8
Tabel 3.3. Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kota Palu............... III-14
Tabel 3.4. Komposisi Sampah Non Rumah Tangga di Kota Palu ........ III-14
Tabel 3.5. Karakteristik Sampah di Kota Palu.................................. III-15
Tabel 3.6. Kualitas Influen Lindi TPA Kawatua Kota Palu .................. III-15
Tabel 3.7. Kualitas Effluen Lindi TPA Kawatuna Kota Palu ................ III-15
Tabel 3.8. Lokasi Penampatan Kontainer Sampah di Kota Palu ......... III-19
Tabel 3.9. Korban Jiwa Bencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi
di Kota Palu tahun 2018................................................ III-32
Tabel 3.10. Nilai IKH Sektoral Pra Bencana dan Pasca Bencana di
Kota Palu ...................................................................III-35

Halaman | viii
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Wilayah Administrasi Kota Palu .................................... I-5


Gambar 1.2. Kondisi Kemiringan Wilayah Kota Palu .......................... I-6
Gambar 1.3. Topografi Kota Palu .................................................... I-6
Gambar 1.4. Kemiringan Lereng Kota Palu....................................... I-7
Gambar 1.5. Jenis Tanah Kota Palu ................................................. I-9
Gambar 1.6. Geologi Kota Palu...................................................... I-10
Gambar 1.7. Klimatologi Kota Palu ................................................ I-11
Gambar 1.8. Hidrologi Kota Palu ................................................... I-12
Gambar 1.9. Penggunaan Lahan Kota Palu .................................... I-16
Gambar 1.10. Foto Walikota dan Wakil Walikota Palu ....................... I-18
Gambar 1.11. Metode Penetapan dan Analisis Isu Prioritas
Lingkungan Hidup Kota Palu Tahun 2018 ................... I-21
Gambar 1.12. Foto Proses FGD Penetapan Isu Prioritas
Lingkungan Hidup Tahun 2018 .................................. I-23
Gambar 1.13. Diagram Model Driving Force, Pressure, State,
Impact and Response Analysis / DPSIR ...................... I-24
Gambar 1.14. Waktu dan Tahapan Penyusunan Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Kota Palu Tahun 2018 ................................... I-27
Gambar 2.1. Penutupan Lahan Berdasarkan rencana Pola
Ruang Kota Palu Tahun 2018 .....................................II-2
Gambar 2.2. Luas Lahan Kritis di Dalam maupun Lyuar
Kawasan Hutan di Kota Palu Tahun 2018 ....................II-3
Gambar 2.3. Persentase Luas Kawasan Lindung Dan Budidaya
Berdasarkan RTRW Kota Palu .....................................II-4
Gambar 2.4. Jumlah dan Jenis Kendaraan Bermotor di Kota
Palu ........................................................................ II-18
Gambar 2.5. Sebaran Usaha Penambangan Bahan Galian
Batuan di Kota Palu.................................................. II-19

Halaman | ix
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Gambar 2.6. Curah Hujan rata-rata di Kota Palu Tahun 2018 ......... II-20
Gambar 2.7. Suhu Udara rata-rata di Kota Palu Tahun 2018 .......... II-20
Gambar 2.8. Kelembababn Udara rata-rata di Kota Palu Tahun
2018 ....................................................................... II-21
Gambar 2.9. Persentase dan Luas Tutupan Lahan Pada
Kawasan rawan Bencana Kota Palu Tahun 2018 ........ II-24
Gambar 2.10. Pola Pertumbuhan Permukiman Kota Palu 1970
s/d 2013 ................................................................. II-26
Gambar 2.11. Tingakat Kepadatan Penduduk Kota Palu Tahun
2018 ....................................................................... II-27
Gambar 2.12. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikannya di
Kota Palu Tahun 2018 .............................................. II-28
Gambar 2.13. Persentase Penduduk Menurut Pendidikannya di
Kota Palu Tahun 2018 .............................................. II-28
Gambar 2.14. Jumlah Rumah tangga Miskin di Kota Palu Tahun
2017 ....................................................................... Ii-29
Gambar 2.15. Jenis Penyakit Utama Yang Diderita Penduduk
Kota Palu Tahun 2018 .............................................. II-30
Gambar 2.16. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota
Palu Tahun 2018...................................................... II-33
Gambar 2.17. Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Tahun 2018.......... II-34
Gambar 2.18. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku di Kota Palu tahun 2015-2017............. II-36
Gambar 2.19. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan di Kota Palu tahun 2015-2017............ II-36
Gambar 3.1. Jumlah Penduduk Kota Palu Tahun 2014 s/d
2018 ......................................................................III-11
Gambar 3.2. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah Kota Palu
Tahun 2014 s/d 2018 ..............................................III-13
Gambar 3.3. Foto Titik-Titik Sampah Liar di Kota Palu ..................III-16
Gambar 3.4. Foto Pembuangan Sampah di Luar Bak Sampah .......III-16

Halaman | x
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Gambar 3.5. Pagu Anggaran Program Pengembangan Kinerja


Pengelolaan Persampahan di Kota Palu ....................III-17
Gambar 3.6. Foto Kerja Bakti Melibatkan Masyarakat dan
Instansi ..................................................................III-17
Gambar 3.7. Foto TPS 3R Palupi Kota Palu...................................III-18
Gambar 3.8. Lokasi TPA Kawatuna Kota Palu ...............................III-19
Gambar 3.9. Lokasi Gempabumi tanggal 28 September 2018
Pukul 18.02.45 WITA .............................................III-25
Gambar 3.10. Persentase Luas lahan Yang Layak dan Tidak
Layak Untuk Bermukim Pada Kawasan Lindung
dan Kawasan Budidaya, serta Kawasan Rawan
Bencana Alam di Kota Palu .....................................III-26
Gambar 3.11. Tutupan Lahan pada Kawasan Rawan
Gelombang Pasang di Kota Palu Tahun 2018 ............III-26
Gambar 3.12. Cakupan Wilayah Terdampak Gempa Bumi dan
Tsunami di Kota Palu ..............................................III-28
Gambar 3.13. oto Kerusakan Jembatan Ponulele/Jembatan
Kuning ...................................................................III-29
Gambar 3.14. Foto Dampak Tsunami di Daerah Pesisir Teluk
Palu .......................................................................III-29
Gambar 3.15. Cakupan Wilayah Terdampak Gempa Bumi
Likuifaksi di kelurahan Balaroa .................................III-30
Gambar 3.16. Cakupan Wilayah Terdampak Gempa Bumi dan
Likuifaksi di kelurahan Petobo..................................III-31
Gambar 3.17. Perkiraan Nilai Kerusakan Pasca Bencana di Kota
Palu .......................................................................III-33
Gambar 3.18. Dampak Gempa Bumi dan Tsunami terhadap
Perekonomian di Kota Palu ......................................III-36
Gambar 3.19. Banyaknya Perusahaan Industri menurut
Klasifikasi Industri di Kota Palu Tahun 2018..............III-39
Gambar 3.20. Kondisi Sungai Palu.................................................III-40

Halaman | xi
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Gambar 3.21. Tingkat Fecal Coliform Air Tanah .............................III-41


Gambar 3.22. Tingkat Total Coliform Air Tanah..............................III-41
Gambar 3.23. Tingkat Fecal Coliform di Sungai Palu.......................III-42
Gambar 3.24. Tingkat Total Coliform di Sungai Palu .......................III-43
Gambar 3.25. Tingkat Residu Tersuspensi di Sungai Palu ...............III-43

Halaman | xii
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

DAFTAR LAMPIRAN

1. SK Tim Penyusun Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan


Hidup Daerah Kota Palu tahun 2018;
2. Undangan dan Daftar Hadir Pelaksanaan FGD Penentuan Isu Prioritas
3. Kumpulan Tabel DIKPLHD Kota Palu Tahun 2018
Tabel-1. Luas Kawasan Lindung Berdasarkan RTRW dan Tutupan
Lahannya
Tabel-2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama
Tabel-3. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status
Tabel-4. Keadaan Flora dan Fauna
Tabel-5. Penangkaran Satwa dan Tumbuhan Liar
Tabel-6. Luas Lahan Kritis di Dalam dan Luar Kawasan Hutan
Tabel-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air
Tabel-8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Tabel-9. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah
Tabel-10. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove
Tabel-11. Luas dan Kerusakan Padang Lamun
Tabel-12. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang
Tabel-13. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian
Tabel-14. Jenis Pemanfaatan Lahan
Tabel-15. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis
Bahan Galian
Tabel-16. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi
Tabel-17 Luas dan Kerusakan Lahan Gambut
Tabel-18 Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Tabel-19 Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Bukan Kayu
Tabel-20. Perdagangan Satwa dan Tumbuhan
Tabel-21. Jumlah dan Ijin usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan
Wisata Alam

Halaman | xiii
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel-22. Kualitas Air Sumur


Tabel-23. Kualitas Air Laut
Tabel-23. Kualitas Air Laut
Tabel-25. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum
Tabel-26. Kualitas Air Hujan
Tabel-27. Kondisi Sungai
Tabel-28. Kondisi Danau/Waduk/Situ/Embung
Tabel-29. Kualitas Air Sungai
Tabel-30. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung
Tabel-31. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air
Besar
Tabel-32. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut
Tingkatan Pendidikan
Tabel-33. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk
Tabel-34. Jumlah Rumah Tangga Miskin
Tabel-35. Jumlah Limbah Padat dan Cair berdasarkan Sumber
Pencemaran
Tabel-36. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan
Tabel-37. Kualitas Udara Ambien
Tabel-38. Penggunaan Bahan Bakar Industri dan Rumah Tangga
Tabel 39. Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jenis Bahan Bakar yang di
gunakan
Tabel 40. Tabel Perubahan Penambahan Ruas Jalan
Tabel-41. Dokumen Izin Lingkungan
Tabel-42. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3
Tabel-43. Pengawasan Izin Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat
Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL))
Tabel-44. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian
Tabel-45. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan
Tabel-46. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian

Halaman | xiv
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel-47. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban,


Kerugian
Tabel-48 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk
dan Kepadatan
Tabel 49. Jenis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
Tabel-50. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah per Hari
Tabel-51. Jumlah Bank Sampah
Tabel-52. Kegiatan Fisik Lainnya oleh Instansi
Tabel-53. Status Pengaduan Masyarakat
Tabel-54. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan
Hidup
Tabel-55. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup
menurut Tingkat Pendidikan
Tabel-56. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang
telah mengikuti Diklat
Tabel-57. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup
Tabel-58. Kegiatan/Program Yang Diinisiasi Masyarakat
Tabel-59. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Tabel-60. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Tabel-61. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Tabel-62. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tabel-63. Pendapatan Asli Daerah
Tabel-64. Inovasi Pengelolaan LH daerah
Tabel-65. Pelestarian Kearifan Lokal LH

Halaman | xv
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Upaya pembangunan akan menimbulkan dampak lingkungan, baik
dampak positif maupun negatif. Guna mengoptimalkan dampak positif dan
meminimalkan dampak negatif tersebut, lahirlah sebuah konsep
pembangunan berkelanjutan dengan memadukan aspek lingkungan hidup,
sosial dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan. Strategi
pembangunan berkelanjutan dimulai dari proses perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan
hukum. Dimana keseluruhannya menjadi satu kesatuan yang saling terkait
Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan
dan Pembangunan (the United Nations Conference on Environment and
Development–UNCED) di Rio de Janeiro, tahun 1992, telah menghasilkan
strategi pengelolaan lingkungan hidup yang dituangkan ke dalam Agenda
21. Dalam Agenda 21 Bab 40, disebutkan perlunya kemampuan
pemerintahan dalam mengumpulkan dan memanfaatkan data dan
informasi multisektoral pada proses pengambilan keputusan untuk
melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut menuntut
ketersediaan data, keakuratan analisis, serta penyajian informasi
lingkungan hidup yang informatif.
Guna mewujudkan ketersediaan data dan keterbukaan informasi
publik di bidang lingkungan hidup sebagaimana amanah Undang Undang
No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Undang
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 62 yang berbunyi :
1. ayat (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengembangkan sistem
informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan dan
pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;

Halaman | I-1
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2. ayat (2) Sistem informasi lingkungan hidup dilakukan secara terpadu


dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat, dan;
3. ayat (3) Sistem informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat
informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan
hidup, dan informasi lingkungan hidup lain.
Maka Pemerintah Kota Palu, melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota
Palu menyelenggarakan penuyusunan Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kota Palu Tahun
2018. Dokumen ini memuat tentang isu prioritas lingkungan hidup Kota
Palu Tahun 2018 yang ditetapkan melalui proses partisipatif dengan
melibatkan pemangku kepentingan di Kota Palu. Selain isu prioritas,
dokumen ini juga memuat informasi tentang tata guna lahan, kualitas
udara, kualitas air, resiko bencana, perkotaan dan tata kelola yang terjadi
di Kota Palu pada tahun 2018. Kondisi tersebut disajikan dengan
melakukan hubungan kausalitas antara unsur-unsur pemicu, penyebab
terjadinya persoalan lingkungan hidup, status, akibat dan upaya untuk
memperbaiki kualitas lingkungan (Driving Force, Pressure State, Impact
and Response Analysis/ DPSIR).

1.2. PROFIL UMUM KOTA PALU


1.2.1. Sejarah Singkat Terbentuknya Kota Palu
Kota Palu awalnya adalah kota kecil yang menjadi pusat kerajaan
Palu. Setelah penjajahan Belanda maka kerjaan ini merupakan bagian dari
Wilayah kekuasaan Onder Afdeling yang membawahi 3 landscape yakni :
1) Landscape Palu terdiri dari : Distrik Palu Timur, Distrik palu Tengah dan
Distrik Palu Barat; 2) Landscape Kulawi; dan Landscape Sigi Dolo.
Pada saat Perang Dunia II sekitar tahun 1942 Kota Donggala sebagai
ibukota Afdeling Donggala dihancurkan baik oleh pasukan Sekutu maupun
Jepang sehingga pusat pemerintahan dialihkan ke Palu sekitar tahun
1950, yang berdasarkan UU No. 44 tahun 1950 menjadi wilayah daerah
Sulawesi Tengah dan berkedudukan di Poso, sedangkan Kota Palu hanya

Halaman | I-2
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

merupakan tempat kedudukan Kepala Pemerintahan Negeri (KPN)


setingkat Wedana. Lebih jauh Kota Palu berkembang setelah dibentuknya
Residen Koordinator Sulawesi Tengah tahun 1957 membuat status Kota
Palu menjadi Ibukota Karesidenan.
Berdasarkan UU No. 13 tahun 1964 dengan terbentuknya Provinsi
Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, telah memberi arti dan peran yang
lebih baik bagi Kota Palu karena menjadi Ibukota Provinsi Daerah Tingkat
I Sulawesi Tengah. Dengan semakin besarnya peran kota ini dalam bidang
pemerintahan dan pembangunan, berdasarkan PP No. 18 tahun 1987 Kota
Palu ditetapkan menjadi Kota Administratif.
1.2.2. Letak Wilayah Administrasi Kota Palu
Kota Palu merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan
wilayah seluas 395,06 kilometer persegi, berada pada kawasan dataran
lembah Palu dan teluk Palu yang secara astronomis terletak antara 0º,36”
- 0º,56” Lintang Selatan dan 119º,45” - 121º,1” Bujur Timur. Luas Kota
Palu tepat berada di bawah garis Khatulistiwa dengan ketinggian 0 - 700
meter dari permukaan laut dengan garis pantai yang terbentang
sepanjang 42 km. Secara administratif batas-batas wilayah Kota Palu
adalah sebagai berikut:
(a) Sebelah Utara : Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala;
(b) Sebelah Selatan : Kecamatan Marawola dan Kecamatan Sigi
Biromaru, Kabupaten Sigi;
(c) Sebelah Barat : Kecamatan Kinovaro dan Kecamatan Marawola
Barat, Kabupaten Sigi; dan Kecamatan Banawa
Kabupaten Donggala;
(d) Sebelah Timur : Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong,
Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala.
Posisi geografis wilayah Kota Palu yang terbuka dan dapat dicapai
melalui darat, laut dan udara tersebut sangat dimungkinkan sebagai salah
satu pusat perekonomian Sulawesi melalui interkoneksitas pembangunan
regional pulau Sulawesi. Kota Palu memiliki landscape khas yang unik.

Halaman | I-3
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Dibelah oleh aliran sungai yang mengalir dari arah selatan, sedangkan sisi
barat dan timur Kota Palu adalah pegunungan indah yang ceruk
lonjongnya ke arah utara membentuk garis pesisir teluk yang menawan.
Dimensi gunung, sungai, laut dan pesisir teluk itu member ciri khas
tersendiri bagi Kota Palu. Wilayah Kota Palu yang dicirikan dalam bentuk
utama berupa lembah tersebut, dimana pusat Kota terletak di bagian
tengah dari lembah tersebut, sehingga letak ini pula yang berpengaruh
terhadap sebaran populasi penduduk yang relatif memusat di bagian
tengah lembah.
Wilayah Kota Palu di bagi dalam 8 (delapan) Kecamatan. Kecamatan
terluas adalah Kecamatan Mantikulore yaitu 206,80 km² (52,35%) dan
kecamatan terkecil adalah Kecamatan Palu Timur yaitu seluas 7,71 km²
(1,95%). Total jumlah Kelurahan di Kota palu sebanyak 46 Kelurahan.
Sebagian besar kelurahan berada pada daratan lembah Palu yaitu
sebanyak 29 (dua puluh sembilan) kelurahan, 17 (tujuh belas) kelurahan
lainnya berada di sepanjang Pantai Teluk Palu, sebagaimana termuat
dalam tabel-tabel dberikut ini.
Tabel 1.1. Nama Ibu Kota, Luas, Persentase dan Letak Wilayah Menurut
Kecamatan di Kota Palu
Jumlah Letak
Luas Persentase Kelurahan
No Kecamatan
(Km2) (%)
Pantai Bukan Pantai
1 Palu Barat 8,28 2,10 1 5
2 Tatanga 14,95 3,78 - 6
3 Ulujadi 40,25 10,19 4 2
4 Palu Selatan 27,38 6,93 - 5
5 Palu Timur 7,71 1,95 1 4
6 Mantikulore 206,8 52,35 3 5
7 Palu Utara 29,94 7,58 4 1
8 Tawaeli 59,75 15,12 4 1
Total Kota Palu 395,06 100,00 17 29
Sumber: BPS Kota Palu (2018).

Halaman | I-4
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Sumber : DTRP Kota Palu, 2018.


Gambar 1.1. Wilayah Administrasi Kota Palu

1.2.3. Kondisi Fisik Kota Palu


A. Topografi

Kondisi topografi Kota Palu adalah datar sampai bergelombang


dengan beberapa daerah yang berlembah. Karakteristik kondisi topografi
wilayah Kota Palu ditunjukkan dalam Gambar 2.2 dan Tabel 2.4. Gambar
2.2 menunjukan bahwa sebagian besar wilayah Kota Palu memiliki
permukaan yang datar dengan persentase 5 amper 75 % dari total luas
wilayah. Wilayah yang memiliki permukaan bergelombang dengan
kemiringan diantara 2-15 derajat sebesar 5%. Wilayah Kota Palu memiliki
kemiringan antara 15-40 derajat seluas 20 %. Terdapat 0,05% wilayah
dengan kemiringan ˃ 40 derajat. Wilayah dengan kemiringan di atas 15
derajat termasuk dalam kategori curam sehingga perumahan maupun
aktivitas rumah tangga lainnya sulit untuk dilakukan pada areal tersebut.

Halaman | I-5
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Curam (15-40 Sangat curam


Derajat) (>40 Derajat) Datar (0-2 Derajat)
20% 0,05 %
Bergelombang (2-15
Derajat)
Bergelombang
(2-15 Derajat) Curam (15-40 Derajat)
5%
Datar (0-2 Sangat curam (>40
Derajat) Derajat)
74,95 %
Sumber: DTRP Kota Palu, 2018
Gambar 1.2. Kondisi Kemiringan Wilayah Kota Palu

Sumber: DTRP Kota Palu, 2018


Gambar 1.3. Topografi Kota Palu

B. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng permukaan tanah di Kota Palu bervariasi dari 0-


8% hingga >40%. Kemiringan lereng 0-8% (datar) merupakan yang
terluas di Kota Palu seluas 13.768,91 ha yang tersebar disetiap
Kecamatan, sedangkan kemiringan lereng >40% seluas 11.306,42 ha
yang hanya tersebar di Kecamatan Ulujadi, Kecamatan Mantikulore,

Halaman | I-6
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Kecamatan Palu Utara dan Kecamatan Tawaeli. Keadaan ini sesuai dengan
kondisi topografi Lembah dan Teluk Kota Palu dimana semakin tinggi
keadaan permukaan tanah semakin curam tingkat kemiringan lerengnya
Tabel 1.2. Kemiringan Lereng Perkecamatan Kota Palu 2018
Kemiringan lereng (%)
Luas
No Kecamatan 15- 25-
0-8% 8-15% >40% (Ha)
25% 40%
1 Palu Barat 579,43 107,45 26,06 10,55 6,51 729,99
2 Tatanga 910,97 262,49 216,87 57,24 49,60 1497,16
3 Ulujadi 544,27 671,78 578,27 1243,11 3310,02 6347,44
4 Palu Selatan 1674,41 130,35 60,83 44,50 47,43 1957,51
5 Palu Timur 609,32 5,53 0,57 0,49 0,43 616,33
6 Mantikulore 4995,78 2037,89 1750,29 4194,54 6279,59 19258,08
7 Palu Utara 1672,99 535,87 281,36 286,76 236,18 3013,15
8 Tawaeli 2781,76 624,18 559,21 744,56 1376,68 6086,38
Kota Palu 13.768,91 4.375,52 3.473,44 6.581,73 11.306,42 39506,00
Sumber : DTRP Kota Palu, 2018 (diaolah dari Data SRTM s001-s002e119 Res 30m
(USGS Topographic Mission) Tahun 2000)

Sumber: DTRP Kota Palu, 2018


Gambar 1.4. Kemiringan Lereng Kota Palu

Halaman | I-7
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

C. Jenis Tanah

Jenis tanah di Kota Palu terdiri dari tanah aluvial, karst, tektonik,
volkan dan sebagian belum diketahui. Dari total luas keseluruhan kota
didominasi jenis tanah aluvial selas 2.443,90 ha dengan sebaran terluas di
Kecamatan Mantikulore. Selanjutnya jenis tanah dengan luas paling
terkecil adalah jenis tanah volkan yang hanya tersebar di Kecamatan
Ulujadi.
Tabel 1.3. Jenis Tanah Perkecamatan di Kota Palu 2018
Jenis Tanah (Ha)
Luas
No Kecamatan Belum
Aluvial Karst Tektonik Volkan (Ha)
Diketahui
1 Palu Barat 43,46 680,95 3,79 728,20
2 Tatanga 50,60 54,97 896,44 505,72 1507,73
3 Ulujadi 1112,54 5014,21 207,62 11,83 6346,20
4 Palu Selatan 74,05 498,74 1382,92 0,01 1955,72
5 Palu Timur 608,14 6,39 614,53
6 Mantikulore 1460,63 2957,70 14820,12 17,83 19256,28
7 Palu Utara 532,14 1880,81 578,66 19,76 3011,37
8 Tawaeli 326,48 1508,13 4225,91 25,45 6085,97
Kota Palu 2.443,90 8.056,35 28.207,35 207,62 590,78 39506,00
Sumber : Balitan, 2018 dalam DTRP Kota Palu, 2018

Halaman | I-8
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Sumber : DTRP Kota Palu, 2018.


Gambar 1.5. Jenis Tanah Kota Palu

D. Geologi

Keadaan geologi Kota Palu secara umum sama untuk semua


kecamatan yaitu jenis tanah alluvial yang terdapat di lembah Palu. Secara
umum formasi geologi tanah di Kota Palu ini yang dilaporkan SPRS
menunjukkan bahwa formasi geologinya terdiri dari batuan gunungberapi
dan batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous Intrusiverocks).
Disamping pula batuan-batuan metamorfosis dan sedimen. Dataran
lembah Palu diperkirakan cocok untuk pertanian intensif. Geologi tanah
dataran lembah Palu ini terdiri dari bahan-bahan alluvial dan colluvial yang
berasal dari metamorfosis yang telah membeku. Disamping itu tanahnya
kemungkinan bertekstur sedang. Topografi daerah ini adalah datar sampai
berombak-ombak dengan beberapa daerah yang berlembah.

Halaman | I-9
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 1.4. Jenis Geologi Perkecamatan di Kota Palu 2018


Jenis Geologi (Ha) Luas
No Kecamatan
A B C D E (Ha)
1 Palu Barat 24,79 703,41 728,2
2 Tatanga 36,43 36,43
3 Ulujadi 312,17 1954,49 900,48 3167,24 6334,38
4 Palu Selatan 2368,72 2368,72
5 Palu Timur 614,33 614,33
6 Mantikulore 8456,38 3048,41 8881,27 20386,06
7 Palu Utara 1142,88 1834,82 2977,7
8 Tawaeli 3594,39 1421,07 346,99 697,73 6060,18
Jumlah 13567,04 1954,49 10891,24 9228,26 3864,97 39506,00
Keterangan
A= Batugamping, Konglomerat, Batupasir
B= Granit Dan Granodiorit
C= Kerikil, Pasir, Lempur, Setempat Terumbu
D= Sekis Mika, Sekis Amfibolit, Genes Dan Puala (Terutama Genes)
E= Serpih, Batupasir, Konglomerat, Batuan Volkanik, Batuan Gamping Dan Rijang,
Termasuk Filit, Sabak Dan Kuarsit
Sumber : Balitan, 2018, dalam DTRP Kota Palu, 2018

Sumber : DTRP Kota Palu, 2018.


Gambar 1.6. Geologi Kota Palu

Halaman | I-10
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

E. Klimatologi

Berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang mempunyai


dua musim, Kota Palu memiliki karakteristik yang spesifik, dikarenakan
Kota Palu tidak dapat digolongkan sebagai daerah musim atau disebut
sebagai Non Zona Musim. Suhu udara di Kota Palu di Kota Palu pada
tahun 2018 berkisar antara 27,4– 28,70C., dengan curah hujan berkisar
antara 26,5-94,9 mm. Terdapat 3 stasiun pengukuran curah hujan di Kota
Palu yaitu 1) stasiun meteorology Mutriara Palu; 2) layanan Indah; dan 3)
Tawaeli.

Sumber : DTRP Kota Palu, 2018.


Gambar 1.7. Klimatologi Kota Palu

F. Hidrologi

Kota Palu mempunyai potensi karena terdapat Cekungan Air Tanah


(CAT) yang berfungsi sebagai penyuplai kebutuhan air bagi masyarakat
Kota Palu. Cekungan Air Tanah di Kota Palu dilalui oleh 14 sungai.
Keterdapatan air tanah di Kota Palu terdiri dari 4 jenis, yaitu : a) akuifer
produktif kecil, setempat; b) akuifer produktif sedang; c) akuifer produktif

Halaman | I-11
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

tinggi; d) daerah air tanah langka; dan e) setempat, akuifer produktif


rendah).

Sumber : DTRP Kota Palu, 2018.


Gambar 1.8. Hidrologi Kota Palu

G. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam


kaitannya dengan lahan, misalnya permukiman, perkotaan dan
persawahan. Penggunaan lahan juga merupakan pemanfaatan lahan dan
lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
penyelenggaraan kehidupannya. Secara garis besar, lahan kota terbagi
menjadi lahan terbangun dan lahan tak terbangun. Lahan Terbangun
terdiri dari permukiman, industri, perdagangan, jasa dan perkantoran.
Sedangkan lahan tak terbangun terbagi menjadi lahan tak terbangun yang
digunakan untuk aktivitas kota (makam, rekreasi, transportasi, ruang
terbuka) dan lahan tak terbangun non aktivitas kota (pertanian,
perkebunan, area perairan, produksi dan penambangan sumber daya
alam).

Halaman | I-12
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 1.5. Luas Penggunaan Lahan Tahun 2018


Kecamatan (Ha) Persen
Penggunaan Jumlah
No. Palu Palu Palu Palu -tase
Lahan Mantikulore Tatanga Ulujadi Tawaeli (Ha)
Barat Selatan Timur Utara (%)
Akomodasi
1 2,31 2,56 2,26 7,53 1,72 0,99 4,67 22,04 0,06
Wisata
2 Permukiman 969,80 397,38 883,85 354,94 274,13 491,67 368,55 234,69 3.975,01 10,06
Kawasan
3 1,82 0,81 2,63 0,01
Bersejarah
4 Kawasan Industri 18,93 1,04 4,39 1,31 67,05 1,64 12,69 66,77 173,82 0,44
Kawasan
5 6,93 4,80 1,58 3,11 6,19 0,59 1,63 0,76 25,59 0,06
Kesehatan
Kawasan Pantai
6 0,94 0,94 0,00
Berhutan Bakau
Kawasan
7 9,60 9,60 0,02
Pariwisata
Kawasan
8 226,25 28,47 15,38 29,01 11,41 10,46 5,91 4,12 331,01 0,84
Pendidikan
Kawasan
9 78,49 93,27 90,81 102,60 12,15 34,58 5,00 22,00 438,90 1,11
Perdagangan
Kawasan
10 7,40 8,75 7,06 4,57 0,76 3,44 1,76 1,34 35,08 0,09
Peribadatan
Kawasan
11 50,56 11,65 24,37 55,59 3,78 0,34 1,38 6,08 153,75 0,39
Perkantoran
Kawasan
12 Pertahanan dan 4,89 0,21 15,23 21,13 4,82 1,11 0,28 47,67 0,12
Keamanan
13 Kawasan 25,82 0,85 24,91 13,51 183,39 248,48 0,63

Halaman | I-13
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Kecamatan (Ha) Persen


Penggunaan Jumlah
No. Palu Palu Palu Palu -tase
Lahan Mantikulore Tatanga Ulujadi Tawaeli (Ha)
Barat Selatan Timur Utara (%)
Pertambangan
14 Kebun 43,22 59,16 458,57 784,46 1.345,41 3,40
Lahan
15 Kosong/Semak 17264 146,18 522,50 6,18 1788,75 766,75 5728,21 4617,28 30.839,85 78,06
Belukar/Hutan
16 Lapangan Golf 32,82 32,82 0,08
17 Makam 11,81 3,33 2,38 1,35 1,43 0,62 0,88 0,89 22,69 0,06
18 Pasir Pantai 2,34 2,19 3,52 1,80 9,85 0,02
19 Pelabuhan Kecil 0,11 0,11 0,00
Penggaraman
20 18,63 1,29 0,68 20,60 0,05
Talise
21 Pergudangan 16,51 4,64 21,15 0,05
22 Hutan Mangrove 0,32 2,40 2,72 0,01
23 Peternakan 8,22 1,87 0,31 10,40 0,03
24 Reklamasi 6,21 1,82 3,62 11,65 0,03
Ruang Kegiatan
25 10,76 5,84 0,31 0,33 1,21 18,45 0,05
Sektor Informal
Ruang Terbuka
26 82,16 1,25 0,01 8,41 0,15 0,89 92,87 0,24
Hijau
27 Sarana Olahraga 11,44 2,03 1,92 1,84 5,13 4,26 1,18 5,45 33,25 0,08
28 Sarana Sosial 0,64 3,97 5,81 0,59 0,19 0,17 11,37 0,03
Sarana
29 39,77 0,60 101,21 4,48 0,27 35,96 182,29 0,46
Transportasi
30 Sawah 232,58 2,86 183,91 274,45 172,24 9,66 102,53 978,23 2,48

Halaman | I-14
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Kecamatan (Ha) Persen


Penggunaan Jumlah
No. Palu Palu Palu Palu -tase
Lahan Mantikulore Tatanga Ulujadi Tawaeli (Ha)
Barat Selatan Timur Utara (%)
31 Sungai Temporer 67,17 9,71 24,34 11,94 52,14
13,02 15,73 90,87 284,92 0,72
32 Tegalan 1,13 106,37 107,50 0,27
33 TPA/IPLT 14,63 14,63 0,04
34 Jasa Lainnya 0,55 0,13 0,04 0,72 0,00
Jumlah 19.247,20 728,09 1.955,55 614,50 3.011,43 1.517,28 6.346,05 6.085,90 39.506,00 100,00
Sumber : Hasil Survei dan Digitasi Citra Wordview dalam dalam DTRP Kota Palu, 2018

Halaman | I-15
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Sumber : DTRP Kota Palu, 2018.


Gambar 1.9. Penggunaan Lahan Kota Palu

H. Kawasan Pariwisata

Kawasan wisata adalah suatu kawasan yang mempunyai luas


tertentu yang sengaja dibangun dan disediakan untuk memenuhi
kebutuhan pengembangan pariwisata. Di Kota Palu terdapat situs
bersejarah yang dikelola pemerintah yang menjadi suatu tempat wisata.
Adapun tempat wisata lainnya di bangun untuk kepentingan umum seperti
taman rekreasi, wisata air dan sebagainya.
Tabel 1.6. Kawasan Pariwisata di Kota Palu
Jenis No Kelurahan Nama Situs Pengelolaan
Gedung 1 Lere Sou Raja Pemerintah
Bersejarah/Historic Gedung
2 Lolu Utara Pemerintah
Buildings Juang
Makam Datu
1 Lere Pemerintah
Karama
Tempat Makam Guru
Spiritual/Spiritual 2 Siranindi Besar SIS Pemerintah
Places Aljufri
Makam
3 Kabonena Pemerintah
Puenjidi

Halaman | I-16
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Jenis No Kelurahan Nama Situs Pengelolaan


Makam Dayo
4 Lasoani Pemerintah
Mpoluku
Makam Mpu
5 Watusampu Pemerintah
Pasu
Donggala
6 Sumur Kulu Pemerintah
Kodi
7 Baru Masjid Jami Pemerintah
Masjid
8 Baru Pemerintah
Agung
Masjid
9 Lere Pemerintah
Terapung
Masjid Al-
10 Siranindi Pemerintah
Khairat
Pantai
1 Silae Pemerintah
Taman Ria
2 Talise Pantai Talise Pemerintah
Taman 3 Pantoloan Danau Sibili Pemerintah
Rekreasi/Recreation Besusu Anjungan
4 Pemerintah
Park Barat Teluk Palu
Donggala
5 Sate Mobil Non Pemerintah
Kodi
6 Tondo Citraland Non Pemerintah
1 Taipa Taipa Beach Non Pemerintah
Pantai Non Pemerintah
2 Tipo
Tumbelaka
Amazing Non Pemerintah
3 Tipo
Beach
Wisata Tirta/Water
4 Birobuli Graha Tirta Non Pemerintah
Tourism
Millenium Non Pemerintah
5 Birobuli
Water Park
6 Silae Winners Non Pemerintah
Kolam Non Pemerintah
7 Kabonena
Pemancingan
Museum Non Pemerintah
1 Siranindi
Negeri Palu
2 Tipo Cagar Alam Non Pemerintah
Lainnya (Bisa
Palu Grand Non Pemerintah
ditambahkan) 3 Lere
Mall
Lolu Non Pemerintah
4 Mall Tatura
Selatan
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu dalam DTRP
Kota Palu, 2018.

Halaman | I-17
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

1.2.4. Visi Misi Pembagunan Kota Palu


Pada tanggal 17 Februari 2016,
Gubernur Sulawesi Tengah Drs H
Longky Djanggola, MSi. bertindak
selaku pejabat pemerintah atas
nama Menteri Dalam Negeri
melantik Drs Hidayat, MSi sebagai

Gambar 1.10. Foto Walikota dan Walikota Palu dan Sigit Purnomo
Wakil Walikota Palu Said sebagai Wakil Walikota Palu
periode 2016-2021. Pemerintah Kota Palu telah menetapkan Visi, Misi,
Strategi serta Arah dan Kebijakan Pemerintahannya yang telah termuat
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau disingkat
RPJMD, dimana VISI tersebut yaitu :

Palu Kota Jasa Berbudaya dan Beradat


Dilandasi Iman Dan Taqwa.”

Penjabaran Visi tersebut adalah sebagai berikut:


a. Palu: Kota Tiga Dimensi (teluk, sungai, dan bukit /gunung) yang
memiliki keunggulan komparatif dihuni oleh beberapa etnis, dimana
suku kaili sebagai etnis lokal yang memiliki karakteristik budaya
beragam dan unik, serta dapat berdampingan dengan budaya
lainnya yang memungkinkan Palu menjadi Kota Destinasi;
b. Kota Jasa: Kota yang unggul dalam memberikan layanan
kesehatan, pendidikan, infrastuktur, kenyamanan dan keamanan
kepada masyarakat untuk meningkatkan daya saing ekonomi
melalui penciptaan kelurahan inovasi unggul dan mandiri berbasis
Iptek bagi kemandirian ekonomi kerakyatan;
c. Berbudaya dan Beradat: Budaya dalam Konteks Seni tradisional,
Adat Istiadat, dan Nilai (Toleransi, Kekeluargaan, Gotong Royong)n;
d. Iman dan Taqwa: Mendorong kehidupan sosial kemasyarakatan
yang berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Halaman | I-18
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta


memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang
yang dimiliki, maka visi di atas dijabarkan ke dalam 6 (enam) Misi sebagai
berikut :
a. Terwujudnya Pemetaan Potensi Sumberdaya Kota Palu berbasis IT
Sub Misi pertama sebagai berikut:
1) Penciptaan Sistem Informasi Potensi Sumberdaya Kota Palu
Berbasis GIS.
2) Survey Potensi Sumberdaya Kota Palu
3) Pembangunan Jaringan Sistem Informasi Potensi Sumberdaya
Kota Palu pada SKPD dan Kelurahan.
b. Peningkatan dan Pengembangan daya saing potensi sumberdaya
Manusia berlandaskan Iman dan Taqwa
Sub Misi kedua sebagai berikut:
1) Pendidikan terjangkau dan berkualitas;
2) Pelayanan kesehatan terjangkau dan berkualitas;
3) Penguatan karakter kebangsaan melalui pendidikan Agama dan
Budaya;
4) Meningkatkan dan mengembangkan lembaga pendidikan
kejuruan berbasis potensi sumberdaya local.
c. Kelurahan Inovasi Unggul dan Mandiri berbasis Iptek bagi
Kemandirian Ekonomi
Sub Misi kedua sebagai berikut:
1) Peningkatan ketrampilan usaha melalui pemagangan, pendidikan
dan pelatihan
2) Peningkatan dan pengembangan keanekaragaman usaha
masyarakat berbasis home industri berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan
3) Mendorong dan meningkatkan ekonomi kreatif dan inovatif yang
berkelanjutan

Halaman | I-19
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

4) Mendorong investasi berbasis potensi sumberdaya lokal yang


berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
d. Rasionalisasi birokrasi Pemerintah Kota Palu yang efisien dan efektif
berbasis budaya
Sub Misi keempat sebagai berikut:
1) Penataan dan Rasionalisasi Kelembagaan
2) Penataan dan Rasionalisasi Tata Laksana
3) Penataan dan Rasionalisasi Sumberdaya Birokrasi
4) Penataan dan Rasionalisasi Program, kegiatan dan anggaran.
e. Penataan dan pengembangan Infrastruktur Kota berbasis wisata
budaya
Sub Misi sebagai berikut:
1) Peningkatan dan pengembangan pelayanan transportasi Kota
2) Peningkatan dan pengembangan dekorasi Kota berbasis budaya
3) Penataan dan Peningkatan fungsi ruang-ruang publik Kota
berbasis budaya
4) Penataan manajemen kebersihan dan keindahan Kota berbasis
budaya
5) Pembangunan dan pengembangan pusat-pusat wisata berbasis
budaya
6) Pembangunan dan pengembangan infrastruktur dasar kota yang
berkelanjutan.
f. Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Bangsa
Sub Misi sebagai berikut:
1) Pembinaan, Penguatan dan Pengembangan Peran Lembaga
Agama dan Lembaga Adat dalam tata kehidupan sosial
2) Pengembangan dan peningkatan nilai-nilai kearifan lokal
3) Penguatan dan Pengembangan lembaga Seni budaya

Halaman | I-20
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

1.3. GAMBARAN SINGKAT PROSES PENYUSUNAN DAN


PERUMUSAN ISU PRIORITAS SERTA PENYUSUNAN
DOKUMEN
1.3.1. Proses dan Metode Penetapan Isu Prioritas Lingkungan
Hidup
Proses penetapan dan analisis isu prioritas lingkungan hidup Kota
Palu dilaksanakan melalui proses sebagaimana tersaji pada gambar di
bawah ini.

Sumber : Tim Penyusun IKPLHD Kota Palu, 2019.


Gambar 1.11. Metode Penetapan dan Analisis Isu Prioritas Lingkungan
Hidup Kota Palu Tahun 2018

A. Proses Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup


Proses penetapan isu prioritas lingkungan hidup tahun 2018
dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan
yaitu 1) Intansi Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota Palu, 2) Akademisi, 3)
Organisasi/Lembaga Lingkungan Hidup, 4) Pemerhati Lingkungan, 5)
Tokoh Masyarakat, 6) Tim penyusun DIKPLHD Tahun 2018 (Undangan
dan daftar hadir terlampir).

Halaman | I-21
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

B. Metode Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup


Penetapan isu prioritas lingkungan hidup diulaksanakan melalui
proses focus grup discussion (FGD) yaitu yaitu suatu proses pengumpulan
informasi melalui diskusi kelompok secara terarah yang dilakukan melalui :
1. Pengumpulan isu-isu lingkungan hidup. Langkah awal yang
dilaksanakan adalah pengumpulan isu-isu lingkungan hidup dari para
peserta FGD dengan metode curah pendapat. Dari hasil tersebut
menghasilkan daftar panjang isu-isu lingkungan hidup di Kota Palu
sejumlah 35 (tiga puluh lima) isu.
2. Pengelompokan isu-isu lingkungan hidup. Pengelompokan isu
ini dilakukakuan dengan teknik focussing melalui pemetaan masalah
cepat berdasarkan kesamaan subtansi isu dan/atau telaahan sebab
akibat. Dari hasil focussing pengelompokan isu tersebut
menghasilkan daftar pendek kelompok isu-isu lingkungan hidup di
Kota Palu sejumlah 12 (dua belas) isu.
3. Penapisan isu-isu lingkungan hidup menjadi isu prioritas
lingkungan hidup. Penapisan ini dilakukan menggunakan teknik
skoring berdasarkan kriteria prioritas antara lain:
a. Pencemaran dan/atau kerusakan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap
kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan kualitas lingkungan hidup
ataupun pressure sebagai penyebab-penyebabnya, dan/atau
persoalan respon yang dilakukan; dan
b. Mendapat perhatian publik yang luas dan perlu ditangani segera
(urgen).
Menggunakan skala 1 s/d 3, yaitu :
a. Angka 3, sangat Prioritas.
b. Angka 2, prioritas;
c. Angka 1, kurang prioritas.

Halaman | I-22
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Dari hasil skoring, diektahui peringkat masing-masing isu. Isu yang


termasuk peringkat 1 s/d 3 ditetapkan sebagai isu prioritas
lingkungan hidup di Kota Palu Tahun 2018.

Sumber : Tim Penyusun DIKPLHD Kota Palu, 2018.


Gambar 1.12. Foto Proses FGD Penetapan Isu Prioritas
Lingkungan Hidup Tahun 2018

C. Metode Analisi Isu Prioritas Lingkungan Hidup


Analisis isu prioritas lingkungan hidup dilaksanakan dengan metode
pendekatan adalah Driving Force, Pressure State, Impact and Response
Analysis / DPSIR yang merupakan pengembangan dari model analisis PSR
(Pressure-State-Response) (OECD 1993). Analisis DPSIR disajikan dengan
melakukan hubungan kausalitas antara unsur-unsur pemicu, penyebab
terjadinya persoalan lingkungan hidup, status, akibat dan upaya untuk
memperbaiki kualitas lingkungan. Bagan di bawah ini menampilkan
kerangka DPSIR (Stanners et al, 2007).

Halaman | I-23
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Driving Force / Responses /


Faktor Pemicu Tanggapan

Pressure / Impact /
Tekanan Dampak

State / Kondisi
Eksisting

Sumber : Stanners et al, 2007


Gambar 1.13. Diagram Model Driving Force, Pressure, State, Impact and
Response Analysis / DPSIR

Dengan demikian ada tiga indikator utama dalam kerangka PSR


yang akan dianalisis, yaitu:
1. Driving Force merupakan aktivitas manusia yang mengarah pada
berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan tekanan
terhadap lingkungan. Faktor pemicu utama bagi seorang individu
adalah kebutuhan, seperti kebutuhan akan tempat tinggal dan
makanan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk,
kebutuhan akan tempat tinggalmenyebabkan terjadinya eksploitasi
terhadap sumber daya alam. Faktorpemicu sekunder adalah
kebutuhan untuk mobilitas, hiburan, budaya dan lain-lain;
2. Pressure adalah akibat dari proses produksi atau konsumsi yang
disebabkan oleh adanya faktor pemicu yakni aktivitas manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Tingkat tekanan terhadap
lingkunganbergantung pada faktor pemicu dan faktor faktor lain
yang berkaitandengan interaksi manusia dan lingkungannya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat menimbulkan pressure yaitu
pemanfaatan sumber daya alamdan lingkungan yang berlebihan,
perubahan dalam penggunaansumberdaya dan emisi (bahan kimia,
limbah, radiasi, kebisingan) ke udara, air dan tanah;

Halaman | I-24
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

3. State adalah hasil dari pressure terhadap lingkungan di suatu


kawasan. State merupakan kondisi fisik, kimia dan biologis suatu
kawasan misalnya tingkat pencemaran, degradasi sumberdaya dan
lain-lain. Perubahan secara fisik, kimia atau biologis yang terjadi
pada sumberdaya alam dan lingkungan dalam suatu kawasan
mempengaruhi kualitas ekosistem dan kesejahteraan masyarakatnya.
4. Impact merupakan perubahan state berdampak pada lingkungan
dalam fungsinya sebagai ekosistem, kemampuan pendukung hidup
ekosistem dan akhirnya berdampak pada tingkat kesehatan dan
kondisi sosial ekonomi masyarakat;
5. Response merupakan tanggapan masyarakat atau para pembuat
kebijakan merupakan hasil dari dampak yang tidak diinginkan dan
dapat mempengaruhi setiap bagian dari mata rantai hubungan sebab
akibat dari faktor pemicu sampai dampak-dampak yang terjadi pada
lingkungan. Response meliputi penetapan peraturan, perubahan
strategi manajemen dan lain-lain.
1.3.2. Proses Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Sumber data dan informasi pada penysunan Dokumen Informasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLD) Kota Palu Tahun
2018 adalah sebagai berikut :
a. Dinas Lingkungan Hidup Prov. Sulteng;
b. Dinas Kehutanan Prov. Sulteng;
c. Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulteng
d. Dinas Energi Sumber Daya Mineral Prov. Sulteng;
e. Dinas Pendapatan Prov. Sulteng;
f. Badan Pusat Statistik Kota Palu;
g. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Palu;
h. Balai Wilayah Sungai III;
i. Balai Konservasi Sumber daya Alam Sulawesi Tengah.
j. Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;

Halaman | I-25
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

1. Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu;


b. Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu;
c. Dinas Kependudukan Kota Palu;
d. Dinas Kesehatan Kota Palu;
e. Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Palu;
k. Badan Pendapatan Daerah Kota Palu;
l. Bappeda Kota Palu;
m. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu;
n. Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Palu;
o. Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Palu;
p. Kecamatan se Kota Palu.
Penyusunan DIKPLD Kota Palu Tahun 2018 dilakukan oleh Tim yang
dibentuk dan ditetapkan oleh Walikota Palu melalui Surat Keputusan
Nomor 660/164/DLH/2019 tanggal 4 Februari 2019 tentang Tim Penyusun
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota
Palu Tahun 2018. Tim terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah terkait,
Lembaga Sosial Masyarakat (Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi
Tengah), Akademisi (Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Tadulako),
Anggota Tim Pendamping Pembangunan Kota Palu, dan Unsur
Masyarakat yang diwakili oleh Kota Tanpa Kumuh, serta Akademisi yang
merupakan tenaga ahli (SK Tim terlampir).
Pelaksanaan penyusunan DIKPLHD Kota Palu Tahun 2018
dilaksanakan oleh Tim melalui kerja studio dengan metode analisis Driving
Force, Pressure State, Impact and Response pada tata guna lahan,
kualitas air, kualitas udara, resiko bencana, perkotaan, dan tata kelola,
serta isu prioritas lingkungan hidup Kota Palu Tahun 2018

Halaman | I-26
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Sumber : Tim Penyusun IKPLHD Kota Palu, 2019.


Gambar 1.14. Waktu dan Tahapan Penyusunan Dokumen Informasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Palu
Tahun 2018

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN


1.4.1. Maksud
Maksud penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018 adalah
menyediakan data dan informasi kondisi, factor pemicu, tekanan
lingkungan hidup berikut dampaknya serta upaya-upaya yang telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Palu seluruh pihak terkait dalam
pengelolaan lingkungan hidup di Kota Palu tahun 2018. dengan lingkup
sebagai berikut :
1. Menetapkan isu prioritas lingkungan hidup Kota Palu tahun 2018
yang dilakukan melalui proses partisipatif yang melibatkan
pernangku kepentingan di daerah;
2. Melaksanakan analisis Driving Force, Pressure State, Impact and
Response / DPSIR untuk isu prioritas yang telah ditetapkan dan
masing-masing isu lingkungan hidup daerah yang terdiri dari

Halaman | I-27
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

tataguna lahan, kualitas air, kualitas udara, resiko bencana, dan


perkotaan tahun 2018;
1.4.2. Tujuan
Tujuan penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018 adalah
tersedianya data dan informasi yang dapat digunakan dipergunakan untuk
berbagai keperluan berikut :
1. Secara rutin menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan kini
dan prospeknya di masa mendatang yang akurat, berkala, dan
terjangkau bagi publik, pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta
pengambil keputusan;
2. Memfasilitasi pengembangan, penilaian dan pelaporan himpunan
indikator dan indeks lingkungan yang disepakati pada tingkat
nasional;
3. Menyediakan peringatan dini akan masalah potensial, serta
memungkinkan adanya evaluasi akan rencana mendatang;
4. Melaporkan keefektifan kebijakan dan program yang dirancang
untuk menjawab perubahan lingkungan, termasuk kemajuan dalam
mencapai standard dan target lingkungan;
5. Memberikan sumbangan dalam menelaah kemajuan bangsa dalam
menjamin keberlanjutan ekologis;
6. Merancang mekanisme integrasi informasi lingkungan, sosial, dan
ekonomi, dengan tujuan untuk menyediakan gambaran yang jelas
tentang keadaan bangsa;
7. Mengidentifikasi adanya jeda (gap) pengetahuan tentang kondisi dan
kecenderungan lingkungan, serta merekomendasikan strategi peneliti
an dan pemantauan untuk mengisi jeda tersebut; serta
8. Membantu pengambil keputusan untuk membuat penilaian yang
terinformasi mengenai konsekuensi luas dari kebijakan dan rencana
sosial, ekonomis dan terkait lingkungan, serta untuk memenuhi
kewajiban bangsa untuk pelaporan lingkungan.

Halaman | I-28
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

1.5. RUANG LINGKUP PENULISAN


Ruang lingkup penulisan dokumen Laporan Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) Kota Palu Tahun 2017
ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN. Pendahuluan memuat mengenai : (a)
latar belakang; (b) profil umum Kota Palu termasuk
kekhususan kondisi ekologisnya; (c) Gambaran Singkat
Proses Penetapan Isu Prioritas dan Penyusunan Laporan
IKPLHD Tahun 2018. Dalam sub bab ini dijelaskan pula proses
penetapan dan metode yang digunakan untuk memperoleh isu
prioritas daerah; (d) maksud dan tujuan; dan (e) ruang
lingkup penulisan.
BAB III : ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE STATE, IMPACT
AND RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALU.
Bab ini memuat hasil analisis Driving Force, Pressure State,
Impact and Response untuk masing-masing isu Lingkungan
Hidup Daerah, yang meliputi tataguna lahan, kualitas air,
kualitas udara, resiko bencana, dan perkotaan tahun 2018.
BAB II : ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALU.
Muatan yang dituangkan dalam Bab Isu Prioritas adalah yang
berkaitan dengan proses penetapan isu prioritas, mulai dari
pengumpulan isu hingga penetapan isu prioritas dan analisis
Driving Force, Pressure State, Impact and Response terhadap
isu prioritas lingkungan hidup Kota Palu Tahun 2018.
BAB IV : INOVASI KOTA PALU DALAM PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP. Bab ini memuat inisiatif-inisiatif yang
dilakukan oleh Wali Kota dalam upaya meningkatkan kualitas
lingkungan hidup. Inisiatif yang dilakukan dalam bentuk
peningkatan kapasitas lembaga daerah dan inisiatif yang
dikembangkan oleh masyarakat.

Halaman | I-29
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

BAB V : PENUTUP. Bab ini memuat intisari (simpulan) dari Bab II


s/d Bab IV, dan rencana tindak lanjutnya termasuk yang
berimplikasi kepada kebijakan Wali Kota Palu.

Halaman | I-30
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

BAB 2
ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE, STATE, IMPACT, DAN
RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

2.1.TATA GUNA LAHAN


2.1.1. Drifing Force (Faktor Pemicu)
Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Landscape) yang
meliputi lingkungan fisik, termasuk di dalamnya iklim, topografi/relief,
hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Secara garis
besar penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi ladang, tegalan,
sawah, perkebunan, sarana perhubungan, hutan, industri, permukiman
dan penggunaan lainnya.
Setiap wilayah tidak bisa lepas dari lahan dan penggunaannya yang
merupakan suatu hal yang dinamis. Salah satu karakteristik proses
perkembangan suatu wilayah dan kota adalah adanya perubahan
penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan dipicu oleh berbagai
faktor yang saling berinteraksi satu sama lain yang disebut dengan istilah
driving force. Setiap bentuk perubahan penggunaan lahan pada suatu
bidang tertentu akan berpotensi mempengaruhi penggunaan lahan lain
didekatnya.
2.1.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan)
Berdasarkan arahan rencana pola ruang Kota Palu diketahui bahwa
luas Kawasan budidaya di Kota Palu adalah 21.457,34 ha (54,30%) dan
kawasan lindung selujas 18.055,36 ha (45,70%). Pemanfaatan lahan di
kawasan lindung memberikan tekanan terhadap lingkungan. Berdasrkan
hasil overlay peta penggunaan lahan dan peta pola ruang, diketahui
bahwa pada kawasan perlindungan setempat dan kawasan rawan
bencana masih terdapat tutupan lahan area terbangun, yaitu pada
kawasan perlindungan setempat sempadan pantai seluas 53,15 Ha
(47,12%), kawasan perlindungan setempat sempadan sungai seluas
122,20 ha (16,45%), Kawasan rawan bencana tanah longsor seluas 5,97

Halaman | II-1
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

(0,26%), dan kawasan rawan bencana gelombang pasang tsunami seluas


17,18 ha (48,12%) sebagaimana data yang tersaji pada gambar di bawah
ini.

Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan perumahan

Kawasan Perkantoran

Kawasan Perdagangan dan Jasa

Kawasan Pariwisata

Kawasan Industri

Kawasan Budidaya Kehutanan (Hutan


Produksi Terbatas)

Kawasan Lindung Lainnya (Mangrove)

Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Kawasan Rawan Tanah Longsor

Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

Ruang Terbuka Hijau

Sempadan Sungai

Sempadan Pantai

Kawasan Hutan Lindung

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tutupan Lahan Vegetasi Tutupan Lahan Area


Terbangun
Tutupan Lahan Tanah Tutupan Lahan Badan
Terbuka Air
Sumber : Hasil olahan data tabel, 2019
Gambar 2.1. Penutupan Lahan Berdasarkan rencana Pola Ruang Kota
Palu Tahun 2018

Berdasarkan data dari Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota


Palu di tahun 2018, diketahui bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan
untuk permukiman dari tahun 2017 seluas 9.032,2 ha menjadi 9.435,85
ha di tahun 2018.

Halaman | II-2
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Luas lahan yang dimanfaatkan untuk pertambangan di tahun 2018


seluas 588,532 ha. Dari sektor pertambangan juga memberikan tekanan
terhadap tata guna lahan sebagaimana termuat pada tabel 15, diketahui
terdapat 38 perusahaan yang telah memiliki izin usaha pertambangan di
Kota Palu dengan jenis bahan galian adalah andesit. PT. Hasal Logam
Pratama memiliki luas usaha yang terbesar yaitu 31,85 ha dan luasan
terkecil adalah CV. Trimitra Sejati 4,95 ha. Beberapa pemanfaatan lahan
tersebut memberikan tekanan terhadap lingkungan. Umumnya sebaran
wilayah pertambangan tersebut berada di kawasan rawan bencana alam.
Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan hidup Kota Palu, diketahui
bahwa masih terdapat lahan kritis di Kota palu, baik dalam Kawasan hutan
maupun di luar Kawasan hutan sebagaimana ditunjukan pada gambar di
bawah ini. Tentunya hal tersebut memberikan tekanan terhadap
lingkungan.

Luar Kawasan Hutan 2,535.55


Sangat Kritis (Ha)

Hutan Konservasi 1,750.80

Hutan Lindung 645.22

Hutan Produksi 240.28

Luar Kawasan Hutan 2,598.72


Kritis (Ha)

Hutan Konserva si 1,905.66

Hutan Lindun g 554.79

Hutan Produksi 882.70

- 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00

Sumber : Hasil olahan data tabel, 2019


Gambar 2.2. Luas Lahan Kritis di Dalam maupun Lyuar Kawasan
Hutan di Kota Palu Tahun 2018.

2.1.3. State (Kondisi Eksisting)


Pada umumnya, penetapan penggunaan lahan didasarkan pada
karakteristik lahan dan daya dukung lingkungannya. Rencana pola ruang

Halaman | II-3
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Kota Palu mencakup rencana pengembangan kawasan lindung dan


kawasan budidaya pada kawasan daratan dan laut.

Sempadan Pantai,
Kawasan 112.80
Peruntukan
Lainnya,
Kawasan Hutan Sempadan
5,874.55
Lindung, 7,765.39 Sungai, 742.90

Ruang Terbuka
Kawasan Hijau, 1,553.82
perumahan,
8,869.70 Kawasan
Suaka Alam
Kawasan dan Cagar
Perkantoran, Budaya,
199.11 5,551.33 Kawasan Rawan
Kawasan Tanah Longsor,
Perdagangan dan 2,290.40
Jasa, 448.92 Kawasan Rawan
Kawasan Gelombang
Kawasan Budidaya Pasang , 35.70
Pariwisata, 291.52 Kehutanan (Hutan Kawasan Lindung
Produksi Lainnya
Kawasan Industri, Terbatas),
1,534.12 (Mangrove), 3.02
4,239.42

Sumber : Hasil olahan data tabel, 2019


Gambar 2.3. Persentase Luas Kawasan Lindung Dan Budidaya
Berdasarkan RTRW Kota Palu
Berdasarkan pola tersebut, menunjukkan bahwa Kota Palu
mempunyai luasan hutan yang cukup atau tidak kekurangan hutan.
Berdasarkan fungsinya, hutan di Kota Palu dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu : Hutan lindung seluas 6.670,75 ha, hutan produksi seluas
4.442,64 ha. Selain itu juga terdapat hutan konservasi yang berupa
Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) seluas 5.043
ha dan Taman Hutan Raya (TAHURA) seluas 5.015,59 ha.
2.1.4. Impact (Dampak)
Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung dan daya
tampungnya serta tidak mempertimbangkan resiko bencana memberikan
dampak pada kelangsungan kehidupan penduduk tersebut. salah satunya,
pemanfaatan lahan di daerah peisir teluk Palu yang rawan terhadap

Halaman | II-4
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

tsunami, dan pengembangan wilayah permukiman pada daerah rawan


berdampak gempa bumi.
Pada tanggal 28 September 2018 mengalami musibah Gempa Bumi,
Tsunami dan Likuifaksi. Dampak dari kejadian tersebut menimbulkan
banyak kerugian lingkungan, social maupun ekonomi sebagaimana di
uraikan pada bagian resiko bencana dan bab 3 dokumen ini.
2.1.5. Responses (Tanggapan)
Guna mengendalikan kerusakan lahan, maka Pemerintah Kota Palu
melalui Dinas penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu melaksanakan
pengendalian pemanfaatan ruang melalui perizinan pemanfaatan ruang
dan penegakan perda Tata Ruang.
Selain itu, Pemerintah Kota Palu juga melakukan pembangunan
hunian sementara dan penetapan lokasi hunian tetap pasca bencana yang
ditujukan untuk para korban bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi.
Lahan yang ditetapkan untuk pembangunan hunian sementara dan hunian
tetap merupakan lahan dengan resiko dampak bencana terendah.

2.2. KUALITAS AIR


Air sebagai komponen lingkungan hidup akan memengaruhi dan
dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan
mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk, sehingga akan
memengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta makhluk
hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil
guna, produktivitas, daya dukung, dan daya tamping dari sumber daya air,
yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam. Untuk
itu, air perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik
kuantitas maupun kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan
perikehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi
secara ekologis, guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

Halaman | II-5
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2.2.1. Drifing Force (Faktor Pemicu)


Berdasarkan data dari BPS Kota Palu pada buku Kota Palu Dalam
Angka 2018 diketahui total jumlah industry di Kota Palu sebanyak 3.419
Kegiatan industry menghasilkan buangan limbah cair yang berpotensi
mencenari lingkungan salah satunya media air. Selain usaha industry,
pencemaran air juga bersumber dari limbah rumah tangga yang dihasilkan
oleh penduduk Kota Palu, baik itu limbah cair maupun padat berupa
sampah.
2.2.2. Pressure Tekanan (Terhadap Lingkungan)
Berdasarkan laporan Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu tahun 2018
tentang pemantauan kualitas air di Kota Palu, diketahui masih terdapat
masyarakat masih memanfaatkan sungai sebagai tempat buang air besar
sebagaimana ditunjukkan pada foto di bawah ini, walaupun data Dinas
kesehatan Kota Palu menunjukkan tidak adanya sungai sebagai fasilitas
tempat buang air besar. Selain itu, di sepanjang bantaran Sungai Palu
banyak dijumpai gorong-gorong air pembuangan yang sumbernya berasal
dari rumah tangga dan beberapa pasar setempat. Hal ini turut pula
mengakibatkan air Sungai Palu semakin keruh dan kehitaman. Belum lagi
dijumpai limbah domestik yang pada umumnya dihasilkan oleh limbah
industri, rumah tangga, dan sampah dari masyarakat baik yang dibuang
sembarang tempat atau ditimbun juga dibakar.
2.2.3. State (Kondisi Eksisting)
Kondisi Air Sungai
1. Parameter Temperatur Air
Temperatur air merupakan regulator utama proses-proses alamiah di
dalam lingkungan akuatik. Ia dapat mengendalikan fungsi fisiologis
organisme dan berperan secara langsung atau tidak langsung bersama
dengan komponen kualitas air lainnya mempengaruhi kualitas akuatik.
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa temperatur air
Sungai Palu pada pengambilan tanggal 23 April 2018 paling rendah pada
pengambilan sampel di lokasi sampling Jembatan IV Ponulele sebesar

Halaman | II-6
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

26˚C dan paling tinggi pada pengambilan sampel pada lokasi sampling
sungai pondoh poboya sebesar 27,4˚C.
Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur
udara (20˚C – 26˚C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur
diatas atau dibawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat
tertentu, atau sedang terjadi proses tertentu yang mengeluarkan atau
menyerap energi dalam air.
2. Parameter pH
pH dalam hal ini digunakan untuk mengetahui alkalinitas dan
aciditas dari air Sungai Palu , karena pada air yang mengandung alkali
atau bersifat basa selalu memiliki pH yang tinggi, artinya mengandung
padatan terlarut yang tinggi pula. pH air Sungai Palu dengan range 6,01-
7,40. Berdasarkan klasifikasi nilai pH ,yaitu : pH =7, air bersifat netral, pH
= 7-14, air dalam suasana basa dan pH = 0-7, air dalam suasana asam.
Namun di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001, telah ditentukan bahwa dalam range pH = 6-9, walaupun
terdapat beberapa pendapat yang mengatakan pH antara 6-6,5 memiliki
pengaruh umum sebagai berikut :
a. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun.
b. Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tidak mengalami
perubahan.
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa pada pengambilan
tanggal 23 April 2018 paling rendah pada pengambilan sampel di lokasi
sampling Jembatan Gantung Kelurahan Nunu yaitu 5,98 dan paling tinggi
pada pengambilan sampel pada lokasi sampling Sungai Pondoh Poboya
6,93. Kisaran pH yang didapatkan masih berada pada batas normal yaitu
pH 6-9 (sesuai PP RI No. 82 Tahun 2001).
3. Parameter Konduktivitas/Daya Hantar Listrik (DHL)
Daya Hantar Listrik (DHL) dapat dipakai sebagai indikator tingkat
pencemaran parameter inorganic (terutama mineral terlarut).

Halaman | II-7
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa konduktivitas/daya


hantar listrik air Sungai Palu pada pengambilan tanggal 23 April 2018
paling rendah pada pengambilan sampel di lokasi sampling Jembatan I
Gajah Mada dengan nilai 90 mS/cm dan paling tinggi pada pengambilan
sampel pada lokasi sampling Jembatan IV Ponulele dengan nilai 109
mS/cm. Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi konduktivitas dalam air,
maka air akan terasa payau sampai asin.
Daya hantar listrik air ditetapkan dengan mengukur tahanan listrik
antara dua elektroda dan membandingkan tahanan ini dengan tahanan
suatu larutan potasium klorida pada suhu 25oC. Bagi kebanyakan air,
konsentrasi bahan padat terlarut dalam miligram per liter sama dengan
0,55 sampai 0,7 kali hantaran dalam mikroumhos per sentimeter pada
suhu 25oC. Nilai yang pasti dari koefisien ini tergantung pada jenis garam
yang ada didalam air (Linsley, 1995).
4. Parameter Turbiditas/Kekeruhan
Turbiditas atau kekeruhan digunakan untuk menyatakan derajat
kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang
melayang. Kekeruhan biasanya terdiri dari partikel organik maupun
anorganik yang berasal dari DAS (Daerah Aliran Sungai) dan resuspensi
sedimen di dasar danau.
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa kekeruhan air
Sungai Palu pada pengambilan tanggal 23 April 2018 paling rendah
pada pengambilan sampel di lokasi sampling Sungai Pondoh Poboya
sebesar 14,3 NTU dan paling tinggi pada pengambilan sampel pada lokasi
sampling Jembatan Gantung Nunu sebesar 61 NTU. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan kekeruhan yang pada akhirnya akan
menghambat proses masuknya sinar matahari ke dalam
perairan. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan proses fotosintesis
tanaman (fitoplankton) menjadi terhambat. Padahal seperti diketahui
bersama, fotosintesis oleh tanaman akan menghasilkan gas O2 yang
banyak dibutuhkan oleh organisme di lingkungan perairan.

Halaman | II-8
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Jika oksigen hanya sedikit dan maka bakteri aerobik akan cepat mati
karena suplai oksigennya sedikit dan bakteri anaerobik mulai tumbuh.
Bakteri anaerobik akan mendekomposisi dan menggunakan oksigen yang
disimpan dalam molekul-molekul yang sedang dihancurkan. Hasil dari
kegiatan bakteri anaerobik dapat membentuk Hidrogen Sulfida (H2S), gas
yang berbau busuk dan berbahaya, serta beberapa produk lainnya
5. Parameter Bau, Warna dan Rasa Air
Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik yaitu
jernih, tidak berwarna, rasanya tawar, tidak berbau, temperaturnya
normal dan tidak mengandung zat padatan. Air yang tidak jernih (keruh)
disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat.
Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
Dari hasil pemantauan terlihat bahwa parameter bau, warna dan
rasa air Sungai Palu pada pengambilan tanggal 23 April 2018 di setiap titik
pengambilan sampel adalah sama yakni air berbau, berwarna coklat
keruh, berpartikel dan memiliki lapisan minyak. Hal ini menunjukkan
bahwa air Sungai Palu sudah tidak memenuhi persyaratan fisik untuk
kualitas air yang baik.
6. Parameter DO
Oksigen terlarut (DO) merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan
akuatik , seperti ikan. Oksigen terlarut dipengaruhi suhu dan tekanan
atmosfer dalam air. Oksigen terlarut dalam air sangat diinginkan
untuk kelangsungan hidup makluk hidup. Dari hasil pengukuran di
Laboratorium, DO Sungai Palu dari lokasi sampling jembatan II hingga
jembatan III semakin menurun yang berarti semakin banyak pencemar.
Namun pada bagian hilir Sungai Palu yaitu pada lokasi sampling Jembatan
IV nilai DO yang diperoleh semakin besar.
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa DO Sungai Palu
dibawah baku mutu (BM = 4 mg/ltr). DO di lokasi Sungai Pondoh Poboya
lebih tinggi dengan nilai 3,45 mg/L dan paling rendah pada lokasi
Jembatan I gajah Mada dengan Nilai 3,03 mg/L . Berarti sungai masih

Halaman | II-9
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

lebih baik kualitas air sungai di banding di hulu sungai yang berarti bahwa
air sungai tersebut telah tercemar sehingga kandungan oksigennya sangat
rendah. Hal ini dikarenakan oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh
mikroorganisme untuk mendegradasi bahan buangan organik sehingga
menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai dengan bau busuk).
7. Parameter BOD
BOD (Biochemical Oxygen Demand) artinya kebutuhan oksigen
biokimia yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi
oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air,
makin besar BOD nya sedangkan DO (oksigen terlarut) akan makin
rendah. Jika BOD suatu perairan di atas 3 mg/ltr, air dikatakan melebihi
ambang batas (PPRI No. 82 Tahun 2001, Kelas II).
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa Sungai Palu pada
pengambilan tanggal 23 April 2018 paling rendah terdapat di lokasi
sampling Jembatan I Gajah Mada sebesar 7,25 mg/ltr dan paling tinggi
pada lokasi sampling Jembatan IV Ponulele sebesar 8,45 mg/ltr. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan BOD yang berarti dari hulu ke
hilir Sungai Palu, artinya dari hulu ke hilirnya memiliki banyak bahan
organik dalam air dan mengakibatkan DO (oksigen terlarut) makin rendah.
Main besar kadar BOD suatu perairan maka terindikasi perairan tersebut
telah tercemar. Kemungkinan bahan organik tersebut berasal dari
kegiatan domestik (rumah tangga) dan home industri (industri rumahan)
yang bergerak di bidang pangan. Namun parameter BOD ini belum
melampaui baku mutu yaitu sebesar 3 mg/ltr. Dengan kata lain bahwa air
Sungai Palu tidak lagi dalam kategori air bersih karena BOD dari hasil
pengukuran bernilai > 1 mg/ltr artinya tidak layak untuk digunakan
sebagai pasokan air untuk keperluan rumah tangga.
8. Parameter COD
COD adalah Oksidasi secara kimiawi dengan menggunakan
Kalium bikarbonat yang dipanaskan dengan asam Sulfat pekat.Oleh sebab
itu dilakukan pengukuran COD karena untuk perairan yang diprediksi

Halaman | II-10
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

mengandung toksik yang dapat mematikan mikroba yang menjadi pelaku


dekomposisi bahan organik. Nilai COD pada air permukaan biasanya
berkisar (10-100) mg/ltr.
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa parameter COD
pada semua lokasi pemantauan kualitas air sungai bernilai < 25,
semuanya dibawah baku mutu (baku mutu sebesar 25 mg/ltr).
9. Parameter Amonia (NH₃)
Amonia yang terukur di perairan berupa amonia total (NH3 dan
NH4). Amonia bebas tidak dapat terionisasi. Amonia bebas (NH3) yang
tidak terionisasi bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Toksisitas
amonia terhadap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi
penurunan kadar oksigen terlarut, pH dan suhu. Amonia jarang ditemukan
pada perairan yang mendapat cukup pasokan oksigen. Sebaliknya, pada
wilayah anoksik (tanpa oksigen) yang biasanya terdapat di dasar perairan,
kadar amonia relatif tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran, kadar amonia
dari daerah hulu hingga hilir Sungai Palu tidak terjadi peningkatan yakni
sebesar 0 mg/ltr. Menurut Mcneely et al (1979) dalam Effendi (2003)
menyatakan bahwa kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang
dari 0,1 mg/ltr.
10. Parameter Nitrat (NO₃-N)
Nitrat merupakan nutrien yang berguna bagi pertumbuhan
tumbuhan perairan dan algae. Nitrat bersifat larut dalam air dan bersifat
stabil. Kadar nitrat di perairan Sungai Palu berdasarkan hasil
analisa Laboratorium adalah pada range (2,35-2,37) mg/ltr, yaitu berada
dibawah baku mutu PP RI No 82 Tahun 2001 yaitu 10 mg/ltr.
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa nitrat di setiap
lokasi sampling masih dibawah baku mutu. Pada titik sampling pada
sungai pondoh poboya, Jembatan I Gajah Mada terlihat nilai nitrat yang
sama dan lalu mengalami kenaikan di Jembatan Gantung Nunu dan
Jembatan IV Ponulele.

Halaman | II-11
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

11. Parameter Nitrit (NO₂-N)


Sungai Palu mengandung Nitrit (0,01-0,02 ) mg/ltr, sedangkan
menurut Moore (1991) Kadar Nitrit lebih dari 0,05 mg/ltr dapat
berakibat terhadap biota perairan yang sangat sensitif. Bila dilihat
baku mutu dengan batasan 0,06 mg/ltr maka pada daerah hulu
maupun hilir Sungai Palu terdeteksi dibawah baku mutu yang
ditetapkan.
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa nitrit lebih rendah
terdapat pada lokasi sampling Sungai Pondoh Poboya dan mengalami
peningkatan di Jembatan I Gajah Mada, Jembatan Gantung Nunu, dan
Jembatan IV Ponulele. Layaknya parameter phosphate, nitrit juga
kemungkinan berasal dari kegiatan industri ataupun pertanian yang
menggunakan air Sungai Palu sebagai air irigasi yang dimana pada
kegiatan tersebut memakai pupuk organik buatan secara berlebihan
sehingga dapat membahayakan kehidupan biota air.
12. Parameter TDS
Residu terlarut atau Padatan Total terlarut (TDS) adalah
bahan–bahan terlarut dan koloid yang berupa senyawa-senyawa kimia
dan bahan lainnya yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter
0,45 µm. Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa parameter TDS
di perairan Sungai Palu tertinggi berada di lokasi sampling Sungai Pondoh
sebesar 258 mg/ltr dan paling rendah berada di lokasi sampling jembatan
Gantung Nunu sebesar 135 mg/ltr. Namun dari semua lokasi sampling,
nilai TDS yang diperoleh berada di bawah baku mutu PP RI No. 82 Tahun
2001 yaitu 1000 mg/ltr.
13. Parameter TSS
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan
air, tidak terlarut dan tidak mengendap langsung. Hasil pengukuran
parameter TSS Sungai Palu dari Sungai Pondoh Poboya hingga Jembatan
IV berkisar antara 287 s/d 372 mg/ltr. Konsentrasi padatan tersuspensi
(TSS).mengalami peningkatan dari hulu ke arah hilir namun tidak

Halaman | II-12
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

melampaui baku mutu air sungai golongan II berdasarkan PP No. 82


Tahun 2001.Fenomena ini mengindikasikan adanya pengaruh kegiatan
industri dan pemukiman yang banyak terdapat di daerah sungai terhadap
peningkatan padatan tersuspensi. Menurut Effendi (2003), meskipun
tidak bersifat toksik, bahan tersuspensi yang berlebihan dapat
meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat
penetrasi cahaya matahari kekolam air dan akhirnya berpengaruh pada
fotosintesis di perairan.
14. Detergen (MBAS)
Detergen merupakan gabungan dari berbagai senyawa dimana
komponen utama dari gabungan tersebut adalah surface active agents
atau surfaktan. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan kadar detergen
pada lokasi sampling sungai pondoh poboya, jembatan I Gajah Mada,
Jembatan Gantung Nunu, Jembatan IV Ponulele masih berada di bawah
baku mutu yaitu < 0,01.
15. Zat Organik
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan kadar zat organik yang
terendah berada pada lokasi sampling Jembatan I Gajah Mada 2,25 mg/L
dan yang paling tertinggi pada lokasi jembatan gantung 8,25 mg/L yang
berada di kelurahan Nunu.
16. Minyak dan Lemak
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan kadar dari parameter
minyak / lemak 0 mg/L pada lokasi sampling Sungai Pondo Poboya,
Jembatan I Gajah Mada, Jembatan Gantung Nunu dan Jembatan IV
Ponulele.
17. Besi (Fe)
Berdasarkan hasil pengukuran bahwa didapatkan hasil parameter
sungai palu pada lokasi sampling sungai pondoh poboya adalah 0,10 mg/L
sedangkan pada lokasi Jembatan I Gajah Mada, Jembatan Gantung
Nosarara Nosabatutu Kelurahan Nunu, dan Jembatan IV Ponulele
didapatkan kadar besi (Fe) 0,3 mg/L.

Halaman | II-13
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

18. Klorida (Cl).


Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa kadar klorida pada
lokasi sampling sungai palu, yang paling tinggi yaitu berada pada lokasi di
Jembatan Gantung Nunu dengan nilai 10,3 mg/L dan ditiga lokasi pada
sungai pondoh poboya, Jembatan I Gajah Madah dan Jembatan IV
Ponulele didapatkan nilai yang sama yaitu 6,5 mg/L tetapi hasil
pengukuran masih dibawah baku mutu sesuai dengan PP 82 Peruntukkan
Kelas II ( 600 mg/L).
19. Mangan (Mn)
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan kadar Mangan (Mn) sungai
palu pada lokasi sungai pondoh poboya, Jembatan I Gajah Mada dibawah
<0,01 mg/L dan yang paling tertinggi pada lokasi jembatan gantung
dengan nilai 0,24 mg/L.
20. Seng (Zn)
Adanya aktivitas pembuangan limbah rumah tangga, limah pertanian
yang banyak menggunakan pupuk pestisida, peningkatan aktivitas di
industri serta adanya aktivitas pembuangan limbah domestic lain yang
mengandung logam berat Seng (Zn). Air limbah industry air yang
dihasilkan oleh industry, baik akibat proses pembuatan atau produksi yang
dihasilkan industri tersebut maupun proses lainnya. Dari hasil pengujian
pada pengambilan sampel dilokasi sungai palu, pada titik lokasi pantau
sungai pondoh poboya, Sungai Jembatan I Gajah Mada,Sungai Jembatan
Gantung Nunu, Sungai Jembatan IV Ponulele didapatkan nilai yang sama
yaitu < 0,01 mg/L. masih jauh dibawah baku mutu.
21. Sulfat (SO4)
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai kandungan sulfat
pada titik lokasi pemantauan sungai palu, yang terendah pada lokasi
sampling di sungai pondoh poboya 26,0 mg/L dan yang tertinggi pada
lokasi sampling air sungai pada Jembatan I Gajah Mada dengan nilai 69
mg/L.

Halaman | II-14
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

22. Sianida (CN)


Sianida sangat reaktif, membentuk garam sederhana dengan kation
alkaki dan komplek ionik berbagi kekuatan dengan kation logam; stabilitas
garam-garam tergantung pada kation dan pH. Garam-garam natrium,
kalium dan kalsium sianida cukup beracun, karena mereka sangat larut
dalam air, dan dengan demikian mudah melarutkan sianida untuk
membentuk. Meskipun kompleks logam sianida sendiri jauh lebih beracun
dari sianida bebas. Sianida bebas, serta kation logam yang juga dapat
menjadi racun. Bahkan dalam kisaran pH netral yang berada di air
permukaan.
Dari hasil pengujian didapatkan nilai kandungan sianida pada sampel
air sungai palu pada titik lokasi sungai pondoh poboya, Jembatan I Gajah
Mada, Jembatan Gantung Merah, Jembatan IV Ponulele < 0,002 mg/L
sedangkan dilokasi jembatan gantung kelurahan Nunu didapatkan nilai
kandungan sianida 0,09 mg/L dimana peruntukkan kriteria mutu air kelas
II berdasarkan PPRI No.82 Tahun 2001 untuk parameter sianida dengan
nilai 0,02 mg/L. dalam artian parameter sianida pada lokasi jembatan
gantung kelurahan Nunu telah melewati batas mutu air yang ditetapkan.
23. Parameter E. Coli dan Fecal Coli
Parameter pencemaran air lain yang perlu mendapat perhatian
adalah tingginya kadar Total Coliform dan Fecal Coli. Kondisi ini didapati
pada lokasi sampling berturut-turut di lokasi sampling pada sungai
poboya, sungai jembatan I gajah mada, sungai jembatan gantung Nunu,
sungai jembatan IV Ponulele. Hal ini menandakan bahwa Sungai Palu
dijadikan sebagai tempat pembuangan tinja manusia maupun tinja
hewan mamalia lainnya.
Kepemilikan sarana dan prasarana fasilitas sanitasi kesehatan
khususnya jamban dan tangki septik serta bangunan resapan
terutama didaerah permukiman padat, bantaran sungai Palu merupakan
kebutuhan yang harus dilakukan karena bila tidak dilakukan menimbulkan

Halaman | II-15
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

dampak terhadap kehidupan biota air, kualitas air tanah, kesehatan


masyarakat dan estetika lingkungan.
Kualitas Air Tanah
Berdasrkan hasil pemantauan Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu
pada tahun 2018, diketahui bahwa kualitas air tanah pada sebagian besar
parameter masih dibawah ambang batas, hanya untuk parameter
Mikrobiologi E-Colli dan Total Coliform telah melebihi ambang batas baku
mutu air bersih ( baku mutu lampiran II), didapatkan nilai E-Colli yang
sama yaitu 76 MPN dan nilai total coliform yaitu 95 MPN pada 2 (dua)
lokasi pada kantor Dinas Lingkungan Hidup Kelurahan Kawatuna KDLH-01
dan disalah satu pemukiman warga di Kelurahan Lagarutu, nilai parameter
mikrobiologi yang meningkat pada kedua lokasi tersebut, penurunan
kualitas air yang disebabkan tercemarnya air sumur oleh bakteri gologan
Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk, buruknya sistem
pembuangan limbah masyarakat yang menimbulkan pembusukkan bahan
organik, pembuatan WC, Septink tank dan sumur resapan yang kurang
memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari kualitas maupun tata
letaknya terhadap sumber pencemar. Seperti halnya pada lokasi Kantor
Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu terdapat Tempat Pembuangan Akhir
Sampah, maka tak heran jika air tanah sekitar kantor telah tercemar
dengan adanya pembusukkan bahan organik dari sampah. Air Minum yang
mengandung bakteri E-Colli apabila dikonsumsi oleh penduduk dapat
menyebabkan serangan penyakit tipus, disentri, dan kolera. Berdasarkan
hasil pemantaun bahwa sumber air tanah hanya dapat diperuntukan untuk
keperluan mencuci tidak digunakan peruntukkan untuk air minum.
2.2.4. Impact (Dampak)
Pencemaran air menimbulkan dampa pada lingkungan, salah satu
dampaknya pada aspek kesehatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Tahun 2018, diketahui bahwa penyakit diare merupakan penyakit urutan
kedelapan sebagai penyakit utama yang diderita oleh Penduduk Kota Palu,
dengan jumlah penderita sebanyak 5.961 orang. Selain berdampak pada

Halaman | II-16
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

aspek kesehatan air yang tercemar juga menurunkan nilai estetika


lingkungan. Seperti diketahui bahwa beberap[a titik di wilayah sungai Palu
tercemar oleh adanya buangan sampah domestic.
2.2.5. Responses (Tanggapan)
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Palu untuk menjaga
kualitas air sungi, laut, danau maupun sumur di Kota Palu. beberapa
upaya yang telah dilakukan adalah pemantauan kualitas air secara priodik,
penanganan sampah, pengendalian pembukaan lahan pada daerah aliran
sungai, pengendalian pembuangan limbah ke badan air, pelayanan
kesehatan, dan peningkatan edukasi ke masayarakat.

2.3. KUALITAS UDARA


Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan
perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan
daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
2.2.1. Drifing Force (Faktor Pemicu)
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai jenis
kegiatan, antara lain industry, transportasi, perkantoran, dan perumahan.
Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar
udara yang dibuang ke udara bebas. Penggunaan bahan bakar dari
aktivitas industry maupun transportasi menjadi factor pemicu terhadap
penurunan kualitas udara.
2.2.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan)
Berdasarkan data dari Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulteng
Tahun 2018, diketahui bahwa pada tahun 2018 jumlah kendaraan
bermotor di Kota Palu adalah 112.738 buah. Jumlah terbanyak adalah
kendaraan roda dua sebanyak 84.4879 buah sebagaimana ditunjukan
pada grafik di bawah ini.

Halaman | II-17
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Roda Tiga, 230 Sedan, 534 Jeep, 1,558


Bus, 22
Microbus, 117
Minibus,
Trusck, 101
20,051

L. Truck, 1,111

Roda Dua, Pick Up, 4,527


84,487

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulteng, 2019


Gambar 2.4. Jumlah dan Jenis Kendaraan Bermotor di Kota Palu

Pencemaran udara di Kota Palu juga bersumber dari aktivitas


penambangan bahan galian batuan yaitu debu. Lokasi penambagan
tersebut tersebar di wilayah barat Kota palu, tepatnya Kecamatan Ulujadi.
Diketahui terdapat 39 perusahaan yang telah memiliki izin usaha
pertambangan di Kota Palu dengan total luasan adalah 588,53 ha, serta
jenis bahan galian adalah andesit. PT. Sirtu Karya Utama memiliki luas
usaha yang terbesar yaitu 31,85 Ha dan terkecil adalah PT. Nurindo
Watusampu 4,95 Ha. Sebagian besar sebaran kegiatan pertambangan ini
berada pada wilayah rawan longsor.

Halaman | II-18
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Sumber : Dinas Lingkungan hidup Kota Palu, 2019


Gambar 2.5. Sebaran Usaha Penambangan Bahan Galian Batuan di
Kota Palu

2.2.3. State (Kondisi Eksisting)


Kota Palu merupakan wilayah yang memiliki karekteristik yang
spesifik, sehingga berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang
mempunyai dua musim. Kota Palu tidak dapat digolongkan sebagai daerah
musim atau disebut sebagai non zona musim. Suhu udara di Kota Palu di
Kota Palu pada tahun 2018 berkisar antara 27,4– 28,70C., dengan curah
hujan berkisar antara 26,5-94,9 mm. Terdapat 3 stasiun pengukuran
curah hujan di Kota Palu yaitu 1) stasiun meteorology Mutriara Palu; 2)
layanan Indah; dan 3) Tawaeli. Secara lemngkap data tentang curah
hujan, suhu udara dan kelembaban udara tersaji pada tabel di bawah ini.

Halaman | II-19
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

200.0
180.0
160.0
140.0
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Bulan

Stas. Meteorologi Mutiara Palu Layana Indah Tawaeli

Sumber : BMKG Kota Palu, 2019


Gambar 2.6. Curah Hujan rata-rata di Kota Palu Tahun 2018

28.8
28.7
28.6 28.6
28.5
28.4 28.4
28.2
28.1
28.0
27.9
27.8 27.8
27.7
27.6 27.6 27.6
27.5
27.4 27.4
27.2
27.0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Rata2 Suhu Udara 2018 (0C)

Sumber : BMKG Kota Palu, 2019


Gambar 2.7. Suhu Udara rata-rata di Kota Palu Tahun 2018

Halaman | II-20
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

82
81 81
80
79 79
78 78 78
77
76 76 76 76 76
75 75 75
74 74
73 73
72
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Rata2 kelembaban Udara 2018 (%)

Sumber : BMKG Kota Palu, 2019


Gambar 2.8. Kelembababn Udara rata-rata di Kota Palu Tahun
2018
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara yang dilakukan dalam
menggunakan pengamatan sesaat (metode passive sampler) dilakukan
pada 4 (empat) lokasi di Kota Palu yaitu pada area transportasi, industri,
pemukiman, dan perkantoran. Hasil pemantauan kualitas udara
menunjukkan kualitas udara Kota Palu masih cukup baik, hal tersebut di
buktikan belum dilewatinya nilai ambag batas masing-masing parameter
yang ditetapkan berdasrkan paraturan peundang-undangan. Dimana
konsentrasi SO2 pada 4 lokasi tersebut berkisar antara 5,37 – 10,10
µg/Nm3, dan NO2 berkisar antara 4,10-9,70 mg/Nm3.
2.2.4. Impact (Dampak)
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan
penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia. Beberapa dampak pencemaran udara. Diketahui bahwa penyakit
Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas (ISPA) merupakan
jenis penyakit terbanyak yang diderita penduduk Kota palu, dengan
jumlah penderita 31955 orang.
2.2.5. Responses (Tanggapan)
Beberapa upaya pengedalian pencemaran udara dilakukan oleh Kota
Palu melibatkan berbagai pihak, baik masyarakat maupun pihak swasta.

Halaman | II-21
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Salah satu komunitas yang turut berpatisipasi dalam pengendalian


pencemaran udara di Kota Palu adalah “Forum Komunitas Hijau Kota
Palu”.
1. Penanaman pohon (jalur hijau);
2. Pengembangan hutan kota;
3. Pengembangan taman kota.
4. Pengawasan terhadap usaha/kegiatan yang berpotensi menimbulkan
pencemaran udara;
5. Pengujian emisi kendaraan bermotor secara periodik;
6. Pemantauan kualitas udara secara periodik.

2.4. RESIKO BENCANA


Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat
berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah
longsor, dan lain sebagainya. Bencana alam tidak adapat dianggap
sebagai masalah yang sepele. Dari setiap bencana alam yang terjadi pasti
menimbulkan kerugian besar dari setiap aspek kehidupan. Bencana alam
dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, social
dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat menggagu aktivitas social,
dampak dalam bidang social mencakup kematian, luka-luka, sakit,
hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan
lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.
Berdasarkan dokumen Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan
bencana (KRB) di Kota Palu 2018 (KATR RI dan BPN, 2018) diketahui
terdapat 10 jenis potensi bencana di Kota Palu, yaitu : 1) Banjir; 2)Banjir
Bandang; 3)Gelombang Ekstrim dan Abrasi; 4) Gempa Bumi; 5) Tanah
Longsor;6) Kebakaran Hutan dan Lahan; 7) Kekeringan; 8) Cuaca Ekstrim;
9) Tsunami; dan 10) Likuifaksi.

Halaman | II-22
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2.4.1. Drifing Force (Faktor Pemicu)


Pada tahun 2018, bencana yang menimpa Kota Palu adalah gempa
bumi yang berdampak tsunami karena adanya lonsoran bawah laut dan
likuifaksi. Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu
termasuk dalam daerah rawan bencana gempa bumi, sebagai akibat
keberadaan sesar aktif Palu - Koro. Kejadian gempa bumi ini terjadi akibat
pergerakan sesar Palu - Koro, yang tergolong sebagai sesar aktif dimana
sesar (patahan) ini merupakan salah satu sesar yang aktif di daratan
Sulawesi yang memanjang dengan arah barat laut– tenggara. Di daratan
Sulawesi, sesar ini terukur sepanjang 170 km mulai dari daerah pantai
Bahodopi di Teluk Tolo, ke arah barat laut melewati sepanjang lembah
Sungai Larongsangi ke area di sebelah utara Desa Lampesue, Petea,
sepanjang pantai Danau Matano, Desa Matano dan menyambung di barat
laut dengan lembah Sungai Kalaena (KATR RI dan BPN, 2018).
2.4.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan)
Peningkatan jumlah penduduk Kota palu diikuti dengan peningkatan
kebutuhan lahan. Pemerintah Kota Palu melalui Peraturan Daerah nomor
16 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu Tahun
2010-2030 telah menetapkan rencana pola ruang Kota Palu yang
membagi wilayah Kota Palu pada pola ruang ruang lindung dan budidaya
serta menetapkan daerah rawan bencana (banjir, longsor dan gelombang
pasang). Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung dan
daya tampuing lingkungan memberikan tekanan terhadap lingkungan,
salah satunya afdalah pemanfaatan lahan pada daerah rawan bencana
tsunami, banjir dan longsor.
Berdasarkan data hasil overlay penutupan lahan dengan RTRW Kota
Palu, diketahui bahwa pada daerah rawan tanah longsor seluas 5,97 ha
merupakan area terbangun, dan pada Kawasan rawan gelombang pasang
tsunami seluas 17,18 ha merupakan area terbangun. Hal ini memberikan
tekanan terhadap lingkungan. Yang akan memebri dampak pada aspek
lingkungan, ekonomi dan social.

Halaman | II-23
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Kawasan Rawan Gelombang…


Kawasan Rawan Tanah Longsor

0% 20% 40% 60% 80% 100%


Kawasan Rawan Gelombang
Kawasan Rawan Tanah Longsor
Pasang
Vegetasi 956.97 18.50
Area
5.97 17.18
Terbangun
Tanah
1,327.46 0.00
Terbuka
Badan
0.00 0.02
Air

Sumber : Hasil olahan data tabel, 2019


Gambar 2.9. Persentase dan Luas Tutupan Lahan Pada Kawasan rawan
Bencana Kota Palu Tahun 2018

2.4.3. State (Kondisi Eksisting)


Berdasarkan dokumen Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan
bencana (KRB) di Kota Palu 2018 (KATR RI dan BPN, 2018) diketahui
keajadian gempa bumi dengan magnitude ≥ terjadi di sekitar Kota Palu
yaitu 20 Mei 1983 (7,6 SR), 14 Agustus 1968 (6,0 SR), 25 Oktober 1983
(5,8 SR), 2 Januari 1994 (5,9 SR), 14 desember 1996 (7,0 SR), 11
Oktober 1998 (6,1 SR), 20 Juni 2000 (6,2 SR), Agustus 2002 (5,8 SR), 24
januari 2005 (6,2 SR) dan 28 September 2018 (7,4 SR).
Berdasarkan data dari Badan penanggulanan bencana Daerah Kota
Palu, diketahui bahwa pada tahun 2018 bencana yang menimpa Kota Palu
adalah gempa bumi yang berdampak tsunami karena adanya lonsoran
bawah laut dan likuifaksi. Selengkapnya uraian tentang kondisi bencana
tersebut termuat pada bab 3 bagian 3.3.2.
2.4.4. Impact (Dampak)
Dampak bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang menimpa
13 Kelurahan di wilayah pesisir Kota Palu serta likuifaksi yang terjadi di
Kel. Balaroa dan Kel. Petobo. berdasarkan data Beppeda Kota Palu tahun
2019, diketahui bahwa sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 :
1. Jumlah pengungsi sebanyak 11.165 KK dengan jumlah 40.738 jiwa;

Halaman | II-24
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2. Sebanyak 2.331 buah rumah rusak berat, 1639 buah rumah rusak
sedang, 2.622 buah rumah rusak ringan dan 4.573 buah rumah
hilang;
3. Perkiraan total nilai kerusakan dan keruguian sebesar
Rp. 6.982.073.629.477,- (enam triliyun Sembilan ratus delapan puluh
dua milyar tujuh puluh tiga juta enam ratus dua puluh Sembilan ribu
empat ratus tujuh puluh tujuh rupiah).
Uraian dampak selengkapnya termuat pada bab 3 bagian 3.3.2.
2.4.5. Responses (Tanggapan)
Bencana gempa bumi yang diikuti dengan tsunami dan likuifaksi di
Kota Palu direspon oleh Wali Kota Palu dengan mengeluarkan Surat
Pernyataan Tanggap Darurat Bencana Nomor 360/04/01/WK/2018 tanggal
29 September 2018, Keputusan Wali Kota Palu Nomor
800/04/02/WK/2018 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat
Penanganan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kota Palu Tahun 2018,
tanggal 29 September 2018, Keputusan Wali Kota Palu Nomor
800/030/WK/2018 tentang Perubahan atas Keputusan Wali Kota Palu
Nomor 360/043.32/BPBD/2018 tentang Komposisi Pos Komando Tanggap
Darurat Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kota Palu Tahun 2018.
Uraian response selengkapnya termuat pada bab 3 bagian 3.3.2.

2.5.PERKOTAAN
2.5.1. Drifing Force (Faktor Pemicu)
Suatu wilayah dengan grafik perkembangan yang naik tentu akan
menjadi daya tarik tersendiri, salah satunya akan menarik bagi seseorang
untuk datang dan menetap di wilayah tersebut, sehingga akan
berdampak pada peningkatan jumlah penduduk. Perkembangan jumlah
penduduk di suatu wilayah secara otomatis akan meningkatkan grafik
kebutuhan akan pemukiman, hal tersebutlah yang terjadi di Kota Palu.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Palu tahun 2016-2017 adalah 1,54%
dengan tingkat lepadatan penduduk tahun 2018 sebesar 936 jiwa/km2.

Halaman | II-25
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Berdasarkan hasil penelitian Rifai (2011) tentang Analisis


Perkembangan Fisik Kota Palu Dengan Citra Landsat, diketahui bahwa
perkembangan Kota Palu secara umum menunjukkan bentuk yang
terkonsentrasi dan padat pada core kotanya, namun terjadi
perkembangan fisik yang berbeda pada daerah tepi-tepi kotanya.

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Palu, 2018.


Gambar 2.10. Pola Pertumbuhan Permukiman Kota Palu 1970 s/d 2013

2.5.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan)


Kota Palu merupakan kota barang dan jasa. Dari sektor ini
memberikan tekanan terhadap lingkungan, berupa pemanfaatan lahan
dan limbah yang dihasilkan, seperti dari rumah sakit, hotel, industri, dan
lain-lainnya. Masih cukup banyak usaha/kegiatan di Kota Palu belum
dilengkapi dengan dokumen dan izin lingkungan. Berdasarkan data dari
Dinas Lingkungan hidup Kota Palu pada tahun 2018 sebanyak 160 usaha

Halaman | II-26
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

dan/atyau kegiatan yang melaksanakan kewajiban menyusun dokumen


lingkungan hidup.
2.5.3. State (Kondisi Eksisting)
1. Jumlah Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk bervariasi antara 335 s/d 6.351
jiwa/km2. Kecamatan Palu Barat merupakan Kecmatan dengan jumlah
Penduduk terpadat yaitu 6.351 jiwa/km2 dengan total jumlah penduduk
sebesar 52.585 jiwa. dan Kecamatan Mantikulore dengan tingkat
kepadatan terendah yaitu 335 jiwa/km2.

Mantikulore -
335
Tawaeli -
386
Tatanga -
3,172
Ulujadi -
818
Palu Utara -
777
Palu Selatan -
2,635
Palu Barat -
6,351
Palu Timur -
5,832

- 2,000 4,000 6,000 8,000

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu, 2019.


Gambar 2.11. Tingakat Kepadatan Penduduk Kota Palu Tahun 2018

2. Tingkat Pendidikan Penduduk


Berdasrkan tingkat pendidikannya, diketahui pada tahun 2018
persentase penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA tertinggi yaitu
total 114.830 (31,07%) orang dan persentase terkecil adalah pendidikan
Strata 3 yaitu sebesar 478 atau 0,13% dari total jumlah penduduk Kota
Palu sebagimana ditunjukkan pada grafik di bawah ini.

Halaman | II-27
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

S3

S2

S1

Dip III

Dip I/II

SLTA

SLTP

Tamat SD

Tidak Tamat SD

Belum Sekolah

80000 60000 40000 20000 0 20000 40000 60000


Perempuan Laki-Laki

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu, 2019.


Gambar 2.12. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikannya di Kota Palu
Tahun 2018

S2, 1.33 S3, 0.13

Dip III, 2.12


S1, 9.52
Dip I/II, 0.77 Belum Sekolah,
17.31

Tidak Tamat SD,


13.28
SLTA, 31.07

Tamat SD, 11.41

SLTP, 13.06

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu, 2019.


Gambar 2.13. Persentase Penduduk Menurut Pendidikannya di Kota
Palu Tahun 2018

3. Rumah Tangga Miskin


Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang
menjadi pusat perhatian Pemerintah, termasuk di Pemerintah Kota Palu.
Berdasrkan laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota
Palu Tahun 2016 diketahui bahwa tingkat kemiskinan di Kota Palu, jika

Halaman | II-28
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun


2015 menunjukkan tingkatan angka yang paling rendah. Pada tahun yang
sama, jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi
Tengah, maka tingkat kemiskinan Kota Palu jauh dibawah tingkat
kemiskinan Provinsi. Pada tahun 2017 dari 88.418 jumlah rumah tangga
di Kota Palu sebesar 14,1% adalah rumah tangga miskin. Jumlah rumah
tangga miskin terbanyak tersebar di Kecamatan Ulujadi sebanyak 1.941
rumah tangga, dan paling terendah adalah tersebar di Kecamata n Palu
Barat sebanyak 1.133 rumah tangga sebagimana tersaji pada grafik di
bawah ini.
24,000
18,094

15,409

14,376
14,160

18,000
10,383

12,000
6,801

4,710

4,485
6,000
1,954
1,941

1,881

1,637
1,390
1,272
1,270
1,133

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Miskin

Sumber : Dinas Sosial Kota Palu, 2018.


Gambar 2.14. Jumlah Rumah tangga Miskin di Kota Palu Tahun 2017

4. Jenis Penyakit
Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Kota Palu diketahui bahwa
jenis penyait dengan jumlah keluhan terbanyak adalah infeksi saluran
pernapasan sebanyak 31.955 penderita, serta terendah pada posisi
sepuluh adalah tonsilitas sebanyak 4.243 penderita. Rangkuman data
tersebut sebagimana ditunjukkan pada grafik di bawah ini.

Halaman | II-29
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tonsilitas 4,243
Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 5,961
Diare 6,679
Penyakit lain susunan syaraf lainnya 7,183
Penyakit kulit alergi 8,227
penyakit tekanan darah tinggi 8,953
penyakit pada sistem otot dan jaringan… 11,303
penyakit lain pada saluran pernafasan… 11,705
Gastritis (maag) 12,316
Infeksi akut lain pada saluran pernafasan… 31,955

0 5,000 10,00015,00020,00025,00030,00035,000

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palu, 2018.


Gambar 2.15. Jenis Penyakit Utama Yang Diderita Penduduk Kota
Palu Tahun 2018

5. Sumber Air Minum


Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia maupun
makhluk lain. Saat ini untuk pelayanan air minum melalui PDAM untuk
masyarakat Kota Palu menggunakan PDAM Kabupaten Donggala dan
PDAM Kota Palu. Berdasarkan data dari PDAM Kabupaten Donggala, saat
ini terdapat 17 (tujuh belas) lokasi sumber air yang digunakan PDAM
Kabupaten Donggala untuk melayani konsumen di Kota Palu, baik berupa
air tanah (sumur dalam) maupun air permukaan (sungai dan mata air).
Secara keseluruhan, total jumlah produksi sumber air baku yang dipakai
untuk melayani Kota Palu adalah 17.551 m3/hari. Sedangkan untuk
pelayanan air dari PDAM Kota Palu, diketahui bahwa Sumber air yang
digunakan oleh PDAM Kota Palu terdiri dari air permukaan, air tanah
dalam. Air permukaan berupa sungai, yaitu Sungai Kawatuna, Sungai
Poboya, dan Sungai Watutela, dengan total jumlah produksi sebesar 32
liter/detik (Sumber : Kondisi Eksisting SPAM Kota Palu, 2011). Berdasrkan
data dari Dinas Kesehatan Kota Palu, diketahui bahwa dominan rumah
tangga di Kota Palu sumber air minumnya adalah ledeng sumur yaitu
sebanyak 190.264 rumah tangga.

Halaman | II-30
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

6. Fasilitas Buang Air Besar


Berdasrkan data dari Dinas kesehatan Prov. Sulteng tahun 2018
diketahui bahwa fasilitas tempat buang air besar yang digunakan oleh
penduduk Kota Palu adalah fasilitas tempat buang air besar sendiri dan
Bersama total berjumlah 60.748 KK. Sebanyak 24.868 KK yang tidak
diketahui fasilitas yang digunakan.
7. Timbulan Sampah
Sumber sampah di Kota Palu berasal dari berbagai aktivitas kegiatan
penduduk yang terkonsentrasi pada lokasi seperti pemukiman, komersil,
fasilitas sosial dan fasilitas umum. Setiap sumber sampah memiliki
karakteristik untuk timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah yang
dihasilkan. Berdasarkan dokumen Penyusunan Perencanaan Teknis
Manajemen Persampahan Kota Palu Tahun 2018-2037 (Dinas Lingkungan
Hidup Kota Palu, 2017) diperkirakan sebesar 2,83 liter produksi sampah
setiap orang dalam satu hari di Kota Palu. Jika menggunakan asumsi
tersebut, maka dapat diperkirakan timbulan sampah di Kota Palu pada
tahun 2017 sekitar 1.046,01 m3/hari. Sampah menjadi isu prioritas di Kota
Palu, penjelasannya detailnya termuat pada bab 3 laporan ini.
8. Limbah
Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Palu menyebabkan
meningkatnya aktivitas yang ada sehingga membuat tingginya sisa usaha
dan atau kegiatan masyarakat maupun usaha. Usaha dan/atau kegiatan
yang ada di Kota Palu yang dapat menimbulkan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) antara lain a) fasilitas kesehatan (rumah sakit,
puskesmas dan apotek), b) Perusahaan Listrik Negara (PLTD dan PLTU),
c) bengkel mobil dan motor, d) hotel dan restoran. Menurut Undang –
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Halaman | II-31
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi


Tengah diketahui bahwa volume limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
dari sektor tidak bergerak antara 0,00011 s/d 0,18465 ton/hari. Belum
seluruhnya usaha/kegiatan yang menghasilkan limbah B3 memiliki izin
mengelolah limbah B3. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu
menunjukan hanya terdapat 12 perusahaan yang mengantongi izin
mengelolah limbah B3.
2.5.4. Impact (Dampak)
Berbagai dampak lingkungan aktivitas perkotaan di Kota Palu. Salah
satunya adalah timbunan sampah yang dibuang pada selokan air
menghambat aliran air di selokan sehingga menyebabkan menurunkan
kemampuan drainase untuk mengaliri air buangan. Masih adanya
masyarakat miskin dengan kualitas permukiman yang kumuh
menyebabkan rentannya resiko penurunan kesehatan pada masyarakat
golongan tersebut, dan berbagai dampak lainnya akibat aktivitas
perkotaan di Kota Palu.
2.5.5. Responses (Tanggapan)
Dalam upaya menangani persoalan perkotaan di Kota Palu,
Pemerintah Kota Palu pada tahun 2018 melaksnakan pengendalian
pemenfaatan ruang melalui perizinan, pengawasan terhadap
usaha/kegiatan berdampak lingkungan serta bersama-sama masyarakat
telah melakukan beberapa upaya antara lain :
a. Pengalokasian anggaran penggelolaan persampahan melalui APBD
Kota Palu;
b. Pembentukan Gerakan Gali Gasa (3G). Gali Gasa (bahasa kaili) yang
berarti bersih dan indah. 3G merupakan gerakan yang memprovokasi
serta mempropaganda masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan.
c. Pembentukan Satuan Petugas Kebersihan, Keindahan,
keamanan,ketrtiban dan Kenyamanan (K5) di 46 Kelurahan;
d. Pembentukkan kelompok Bank Sampah, sebanyak 4 kelompok;

Halaman | II-32
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

e. Optimalisasi fungsi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (3R) yang


dikelolah masyarakt setampat, sebanyak 8 buah dan Kemitraan
pengangkutan sampah. TPST (3R);
f. Pengelolaan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah Kawatuna.
g. Pengangkutan sampah dengan pola jalur kue lapis, yaitu berdasarkan
arah timur ke barat dan utara ke selatan.
h. Peningkatan sarana persampahan;
Penerapan Peraturan Daerah terkait pengelolaan persampahan

2.6.TATA KELOLA
2.6.1. Drifing Force (Faktor Pemicu)
Anggaran pengelolaan lingkungan hidup adalah pendukung utama
dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. Anggaran pengelolaan
lingkungan hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu pada tahun
2018 total Rp. 24.100.863.565 (dua puluh empat milyar seratus juta
delapan ratus enam puluh tiga juta ribu lima ratus enam puluh lima
rupiah), dengan alokasi terbesar pada program pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan sebesar 54%.
Program Program Program Program Pelayanan
Peningkatan Kualitas Peningkatan Pengelolaan Ruang Administrasi
dan Akses Informasi Pengendalian Polusi, Terbuka Hijau Perkantoran,
Sumber Daya Alam Rp- , 0% (RTH), Rp2,463,874,207 ,
dan Lingkungan Rp3,512,880,258 , 10% Program
Hidup, 15%
Peningkatan Sarana
Rp426,900,600 , 2%
dan Prasarana
Program Aparatur,
Perlindungan dan Rp3,110,357,800 ,
Konservasi Sumber 13%
Daya Alam, Program
Rp84,520,000 , 0% Peningkatan Sarana
Program dan Prasarana
Perlindungan dan Program
Aparatur (DAK),
Konservasi Sumber Pengembangan
Rp865,000,000 , 4%
Daya Alam, Kinerja Pengelolaan
Rp128,792,000 , 0% Persampahan,
Program Program
Rp12,961,787,950 ,
Program Peningkatan Peningkatan
54%
Pengendalian Pengembangan Kapasitas Sumber
Pencemaran dan Sistem Pelaporan Daya Aparatur, Rp-
Perusakan Capaian Kinerja dan , 0%
Lingkungan Hidup, Keuangan,
Rp512,430,750 , 2% Rp34,320,000 , 0%

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2018


Gambar 2.16. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Palu
Tahun 2018

Halaman | II-33
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Pendapatan asli daerah Kota Palu pada tahun 2018 bersumber dari 3
jenis yaitu pajak, retribusi dan pendapatan lain yang sah. Jumlah masing-
masing sebagaimana tersaji pada gambar di bawah ini.

Pendapatan lainya yang Sah 116,562,572,611.00

Laba BUMD

Retribusi 15,548,508,793.00

Pajak 115,302,475,343.13

0.00 50,000,000,000.00100,000,000,000.00150,000,000,000.00
Sumber

Sumber : Badan Pendapatan Kota palu, 2019


Gambar 2.17. Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Tahun 2018

2.6.2. Pressure (Tekanan Terhadap Lingkungan)


Pada tahun 2018, berdasarkan data pada Dinas Lingkungan hidup
Kota Palu terdapat dua buah aduan masyarakat terkait dengan usaha dan
dampak lingkungannya. Masalah yang diadukan tersebut yaitu :
1. Penumpukan kopra yang menyebabkan perkembangbiakan kutu kopra
yang terbang dan menyebar ke area perumahan penduduk;
2. Peternakan burung puyuh dan sarang wallet yang menimbulkan bau
dan perkembangbiakan nyamuk.
Kedua aduan tersaebut telah diselaikan secara kekeluargaan melalui pihak
Kelurahan (tanpa masuk ke rana peradilan) dengan upaya penangulangan
yang disepakati oleh pihak yang berselisih.
2.6.3. State (Kondisi Eksisting)
Institusi penanggung jawab lingkungan di Pemerintah Kota Palu
adalah Dinas Lingkungan Hidup, walau demikian diperlukan partisipasi
semua pihak baik pemerintah, masyarakat umum maupun pihak swasta
dalam proses pengelolaan lingkungan. Pada pelaksanaan program kerja,

Halaman | II-34
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat


penting. Diperlukan SDM-SDM yang siap pakai di setiap Instansi yang
terkait dengan upaya pengelolaan lingkungan.
40 37
35

30

25

20 17
14
15

10 7 8
5 5
5 2 3
0 0 0 1 0
0
Doktor (S3)Master (S2) Sarjana Diploma SLTA SLTp SD
(S1) (D3/D4)

Laki -laki Perempuan

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2019


Gambar 2.18. Jumlah Aparatur Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kota Palu
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah aparatur
pengelolaan lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu total
berjumlah 99 orang. Mayoritas dengan tingak pendidikan SLTP sebanyak
42 orang (37 orang laki-laki, 5 orang perempuan) dan paling sedikit
dengan tingakt pendidikan SD sebanyak 8 orang keseluruhannya berjenis
kelamin laki-laki. Tidak terdapat aparatur dengan jabatan fungsional
bidang lingkungan hidup.
Berdasarkan data BPS Kota Palu, diketahui bahwa produk domestik
regional bruto atas dasar harga berlaku maupun konstan pada tahun 2017
dengan nilai terendah adalah pengadaan listrik dan gas, sedangkan nilai
tertinggi adalah konstruksi.

Halaman | II-35
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

3,500,000.00

3,000,000.00

2,500,000.00

2,000,000.00

1,500,000.00

1,000,000.00

500,000.00

0.00

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Sumber : BPS Kota Palu, 2018


Gambar 2.19. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku di Kota Palu tahun 2015-2017

2,500,000.00

2,000,000.00

1,500,000.00

1,000,000.00

500,000.00

0.00

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Sumber : BPS Kota Palu, 2018


Gambar 2.20. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan di Kota Palu tahun 2015-2017

Halaman | II-36
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2.6.4. Impact (Dampak)


Tata kelola lingkungan hidup yang baik akan memberikan dam,pak
positif bagi lingkungan hidup. Berdasarkan data dari dinas Lingkungan
Hidup Kota Palu, diketahui bahwa pada tahun 2018 terdapat 31 izin
lingkungan yang diterbitkan bagi usaha dan/atau kegiatan dalam skala
wajib UKL UPL/DPLH. Selanjutnya sebanyak 12 usaha dan/atau kegiatan
yang memperoleh izin mengelolah limbah B3, dengan jenis kegiatan
pelayanan kesehatan, jasa perhotelan, dan industry.
2.6.5. Responses (Tanggapan)
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Palu untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, salah
satu bentuknya melalui pembuinaan kegiatan adiwiyata (sekolah
berwawasan lingkungan). Pada tahun 2018 terdapat 3 buah sekolah yang
menerima penghargaan adiwiyata, dua diantaranya penerima adiwiyata
mandiri (MTSN 2 Palu dan SMPN 14 Palu) serta satu penerima adiwiyata
nasional (MTSN 1 Palu). Partisipasi lain yang dilakukan masyarakat melalui
Gerakan Gali Gasa dan Mombine Gali Gasa dalam upaya menjaga
kebersihan di Kota Palu. Bentuk lain partisipasi masyarakat terhadap
lingkungan dibuktikan dengan terbentuknya 18 buah bank sampah baik di
lingkungan masyarakat maupun sekolah.

Halaman | II-37
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

BAB 3
ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALU
TAHUN 2018

3.1. PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PROSES


PENETAPAN ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP
Proses penetapan isu prioritas lingkungan hidup Kota Palu tahun
2018 dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan pemangku
kepentingan di Kota Palu terdiri dari : Organisasi Perangkat Daerah
terkait, Lembaga Sosial Masyarakat (Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi
Tengah), Akademisi (Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Tadulako),
Anggota Tim Pendamping Pembangunan Kota Palu, dan Unsur
Masyarakat yang diwakili oleh Kota Tanpa Kumuh, serta Akademisi yang
merupakan tenaga ahli (SK Tim terlampir). Proses penetapan isu prioritas
dilaksanakan melalui mekanisme Focus Grup Discussion (FGD) selama dua
hari yaitu pada tanggal 6 s/d 7 Februari 2019 (Undangan dan daftar hadir
terlampir).
Instansi Pusat :
1. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Palu;
2. Kepala Badan Pusat Statistik Kota Palu;
3. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah;
4. Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi III.
Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah :
1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov. Sulteng;
2. Kepala Dinas Kehutanan Prov. Sulteng;
3. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Sulteng;
4. Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Prov. Sulteng;
5. Kepala Dinas Pendapatan Prov. Sulteng Kota Palu.
Organisasi Perangkat Daerah Dalam Jajaran Pemerintah Kota
Palu
1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu;

Halaman | III-1
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu;


3. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu;
4. Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Palu;
5. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Palu;
6. Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Kerusakan dan
Pengembangan Kapasitas DLH Kota Palu;
7. Kepala Bagian Hukum Sekretartiat Daerah Kota Palu;
8. Camat Palu Barat;
9. Camat Tatanga;
10. Camat Ulujadi;
11. Camat Palu Selatan;
12. Camat Palu Timur;
13. Camat Mantikulore;
14. Camat Palu Utara;
15. Camat Tawaeli;
16. Kepala Seksi Pembinaan dan Pengawasan DLH Kota Palu;
17. Kepala Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian DLH Kota Palu;
Tim Penyusun DIKPLHD Kota Palu Tahun 2018 (Instansi terkait,
Akademisi, LSM, Unsur Masyarakat dan Tenaga Ahli)
1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;
2. Kepala Bidang Tata dan Penaatan Lingkungan pada Dinas Lingkungan
Hidup Kota Palu;
3. Kepala Bidang Data dan Informasi pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Palu;
4. Kepala Bidang Penelitian Pengembangan Pemerintahan pada Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Palu;
5. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Palu;
6. Kepala Seksi Inventarisasi Perencanaan dan Kajian Lingkungan pada
Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;

Halaman | III-2
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

7. Kepala Seksi Perencanaan dan Pengelolaan Sampah pada Dinas


Lingkungan Hidup Kota Palu;
8. Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Lingkungan pada Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palu;
9. Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Tata Ruang pada Dinas
Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu;
10. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
pada Dinas Kesehatan Kota Palu;
11. Analis Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;
12. Pengelola Informasi Lingkungan Hidup;
13. Analisis Pengaduan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;
14. Pengelola Pengaduan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;
15. Pengelola Pemantauan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;
16. Ketua Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Tadulako
(Akademisi);
17. Direktur Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah (Lembaga Sosial
Masyarakat);
18. Tim Pendamping Pembangunan Kota Palu (Temu Sutrisno, SH., MH);
19. Koordinator Kota Palu Program Kota Tanpa Kumuh (Unsur
Masyarakat);
20. Staf Pengumpul Data Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota
Palu;
21. Staf Verifikasi Lapangan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;
22. Staf Pengelola Administrasi Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan
Hidup Kota Palu;
23. Dr. Moh. Agus Rahmat Lamakarate, SP., MES (Tenaga Ahli).

3.2. POSES PENETAPAN ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP


3.2.1. Pengumpulan Isu-Isu Lingkungan Hidup
Pengumpulan isu-isu lingkungan hidup di Kota Palu tahun 2018
dilaksanakan metode curah pendapat dari seluruh peserta Focus Grup

Halaman | III-3
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Discussion (FGD). Dari hasil curah pendapat tersebut menghasilkan 35


(tiga puluh lima) isu-isu lingkungan hidup di Kota Palu tahun 2018.
1. Pemanfaatan ruang pada kawasan rawan bencana;
2. Alih fungsi lahan pada kawasan rawan bencana longsor menjadi
pemukiman;
3. Curah hujan tinggi di hulu;
4. Banjir;
5. Abrasi;
6. Tsunami;
7. Kurang optimalnya fungsi Alat pendeteksi bencana;
8. Pemanfaatan air tanah yang tidak terkontrol;
9. Penurunan pendapatan asli daerah pasca bencana;
10. Hilangnya lapangan kerja pasca bencana;
11. Sampah domestic;
12. Kriminalitas meningkat pasca bencana;
13. Menumpuknya material sisa bangunan akibat bencana;
14. Tsunami, likuifaksi dan gempa;
15. Maraknya izin TUKS;
16. Lemahnya pemda dalam penegakan aturan;
17. Debu dan perubahan bentang alam akibat kegiatan pertambangan;
18. Sedimentasi perairan kegiatan pertambangan;
19. Limbah B3 kegiatan pertambangan;
20. Perdagangan satwa;
21. Perkembangbiakan buaya di muara sungai;
22. Perambahan hutan dan kebakaran hutan;
23. Mata air terkontaminasi limbah domestic;
24. Erosi Daerah Aliran Sungai;
25. Kerusakan mangrove dan terumbu karang akibat aktivitas manusia dan
bencana alam;
26. Pencemaran air;

Halaman | III-4
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

27. Belum optimalnya keterlibatan BWS dalam pemberian rekomendasi


teknis sebagai pendukung perizinan yang diterbitkan;
28. Pengelolaan lindi di TPA pasca bencana;
29. Penumpukan material reruntuhan bangunan di TPA;
30. belum adanya tanaman penyerap lindi yang mengandung logam berat;
31. Penyebaran titik pembuangan sampah liar;
32. Dokumen lingkungan TPA belum ada;
33. Pencemaran air disungai Palu;
34. Kepemilikan tanah;
35. Meningkatnya minat investor di Kawasan Ekonomi Khusus.
3.2.2. Pengelompokan Isu-Isu Lingkungan Hidup
Terhadap isu-isu lingkungan hidup yang telah dikumpulkan dilakukan
pengelompokan. Pengelompokan isu ini dilakukakuan dengan teknik
focussing melalui pemetaan masalah cepat berdasarkan kesamaan
subtansi isu dan/atau telaahan sebab akibat. Dari hasil focussing
pengelompokan isu tersebut menghasilkan daftar pendek kelompok isu-isu
lingkungan hidup di Kota Palu sejumlah 12 (dua belas) isu sebagaimana
tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1. Pengelompokan Isu-isu Lingkungan Hidup Kota Palu Tahun
2018
No Isu -Isu Lingkungan Hidup Kelompok Isu LH
1 • Tsunami, likuifaksi dan gempa;
• Pemanfaatan ruang pada kawasan rawan
bencana;
• Alih fungsi lahan pada kawasan rawan
bencana longsor menjadi pemukiman;
• Pengelolaan lindi di TPA pasca bencana;
• Kurang optimalnya fungsi Alat pendeteksi Bencana gempa,
bencana; tsunami dan
• Penumpukan liar material reruntuhan likuifaksi
bangunan pasca gempa di TPA;
• Menumpuknya material sisa bangunan
akibat bencana;
• Penurunan pendapatan asli daerah pasca
bencana;
• Hilangnya lapangan kerja pasca bencana;

Halaman | III-5
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

No Isu -Isu Lingkungan Hidup Kelompok Isu LH


• Kriminalitas meningkat pasca bencana;
• Kerusakan mangrove dan terumbu
karang akibat pasca bencana;
• Kepemilikan tanah pasca bencana.
2 • Curah hujan tinggi di hulu;
• Banjir;
• Pemanfaatan ruang pada kawasan rawan
Banjir
bencana;
• Alih fungsi lahan pada kawasan rawan
bencana longsor menjadi pemukiman;
3 Pemanfaatan air tanah yang tidak terkontrol Eksploitasi air tanah
4 • Pencemaran air di sungai Palu;
• Pencemaran air;
• belum adanya tanaman penyerap lindi
Pencemaran air
yang mengandung logam berat;
• Pengelolaan lindi di TPA pasca bencana
• Mata air terkontaminasi limbah domestic.
5 • Dokumen lingkungan TPA belum ada;
• belum adanya tanaman penyerap lindi
yang mengandung logam berat;
• Pengelolaan lindi di TPA pasca bencana;
Sampah
• Penumpukan liar material reruntuhan
bangunan pasca gempa di TPA;
• Penyebaran titik pembuangan sampah liar;
• Sampah domestic.
6 Kerusakan mangrove dan terumbu karang Kerusakan
akibat aktivitas manusia. mangrove dan
terumbu karang
aktivitas manusia
7 Perambahan hutan dan kebakaran hutan. Perambahan hutan
dan kebakaran
hutan.
8 Perkembangbiakan buaya di muara sungai. Perkembangbiakan
buaya di muara
sungai.
9 Perdagangan satwa. Perdagangan
satwa.
10 • Limbah B3 kegiatan pertambangan;
• Sedimentasi perairan kegiatan
Pengelolaan
pertambangan;
tambang
• Debu dan perubahan bentang alam akibat
kegiatan pertambangan.
11 • Belum optimalnya keterlibatan BWS dalam Belum optimalnya
pemberian rekomendasi teknis sebagai peran

Halaman | III-6
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

No Isu -Isu Lingkungan Hidup Kelompok Isu LH


pendukung perizinan yang diterbitkan; kelembagaan
• Maraknya izin TUKS; dalam proses
• Lemahnya pemda dalam penegakan perizinan
aturan.
12 Meningkatnya minat investor di Kawasan Meningkatnya
Ekonomi Khusus minat investor di
Kawasan Ekonomi
Khusus
Sumber : Hasil FGD Pengumpulan dan Penetapan Isu Prioritas
Lingkungan Hidup Kota Palu, 2019.

3.2.3. Penapisan Isu-Isu Lingkungan Hidup Menjadi Isu Prioritas


Lingkungan Hidup
Berdasarkan hasil pengelompokan isu-isu lingkungan hidup
sebagaima tersebut di atas, selanjutnya adalah dilakukan penapisan isu-
isu lingkungan hidup menjadi isu prioritas lingkungan hidup melalui teknik
skoring (skala 1 s/d 3) yaitu Angka 3 berarti sangat prioritas; Angka 2
berarti prioritas; dan Angka 1 berarti kurang prioritas. Kriteria prioritas
yang digunakan adalah :
1. Pencemaran dan/atau kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan
hidup yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap kehidupan
sosial, ekonomi, budaya dan kualitas lingkungan hidup ataupun
pressure sebagai penyebab-penyebabnya, dan/atau persoalan respon
yang dilakukan; dan
2. Mendapat perhatian publik yang luas dan perlu ditangani segera
(urgen).
Hasil penapisan sebagaimana tersaji pada tabel berikut ini.

Halaman | III-7
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 3.2. Penapisan Isu-Isu Lingkungan Hidup Menjadi Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kota Palu Tahun 2018
Kriteria dan Skor Prioritas
Pencemaran Dan/Atau Kerusakan
Sumberdaya Alam Dan LH Yang
Terjadi Dan Berdampak Signifikan
Mendapat Perhatian Publik Yang
Jumlah Terhadap Kehidupan Sosial,
No Isu LH Luas Dan Perlu Ditangani Segera Total Peringkat
Peserta Ekonomi, Budaya & Kualitas LH
(Urgent)
Ataupun Pressure Sebagai
Penyebab-Penyebabnya, Dan/Atau
Persoalan Respon Yang Dilakukan
1 2 3 1 2 3
a b c d=(cx1) e=(cx2) f=(cx3) g=(cx1) h=(cx2) i=(cx3) j=d+e+f+g+h+i k
1 Bencana gempa,
tsunami dan 40 0 16 96 0 6 114 232 II
likuifaksi
2 Banjir 40 0 24 84 5 14 84 211 VI
3 Eksploitasi air
40 2 16 90 0 32 72 212 V
tanah
4 Pencemaran air 40 0 24 84 0 6 114 228 III
5 Sampah 40 0 6 114 0 6 114 240 I
6 Kerusakan
mangrove dan
40 13 34 30 3 12 96 188 VIII
terumbu karang
aktivitas manusia
7 Perambahan hutan
dan kebakaran 40 25 10 0 38 4 0 77 XII
hutan.
8 Perkembangbiakan
buaya di muara 40 39 2 0 35 10 0 86 IX
sungai.

Halaman | III-8
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

a b c d=(cx1) e=(cx2) f=(cx3) g=(cx1) h=(cx2) i=(cx3) j=d+e+f+g+h+i k


9 Perdagangan
40 38 4 0 38 4 0 84 X
satwa.
10 Pengelolaan
40 0 0 120 7 12 81 220 IV
tambang
11 Belum optimalnya
peran
kelembagaan 40 8 6 87 5 22 72 200 VII
dalam proses
perizinan
12 Meningkatnya
minat investor di
40 38 4 0 39 2 0 83 XI
Kawasan Ekonomi
Khusus
Sumber : Hasil FGD Pengumpulan dan Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2019.
Ket : Angka 3 sangat prioritas; Angka 2 prioritas ; dan Angka 1 kurang prioritas.

Halaman | III-9
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Berdasarkan hasil dari skoring dan peringkat isu-isu tersebut di atas,


di sepekati isu pada peringkat 1 s/d 3 merupakan isu prioritas lingkungan
hidup Kota Palu Tahun 2018. Isu tersebut adalah :
1. Sampah domestik;
2. Bencana gempa, tsunami dan likuifaksi;
3. Pencemaran air.

3.3. ANALISIS DPSIR ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP


Terhadap 3 (tiga) isu prioritas lingkungan hidup yang telah
ditetapkan sebagaimana tersebut di atas dilakukan analisis dengan
metode pendekatan Driving Force, Pressure State, Impact and Response
Analysis / DPSIR. DPSIR merupakan pengembangan dari model analisis
PSR (Pressure-State-Response) (OECD 1993). Analisis DPSIR disajikan
dengan melakukan hubungan kausalitas antara unsur-unsur pemicu,
penyebab terjadinya persoalan lingkungan hidup, status, akibat dan upaya
untuk memperbaiki kualitas lingkungan
Hasil analisis Driving Force, Pressure State, Impact and Response
(DPSIR) untuk masing-masing isu prioritas tersebut sebagai berikut :
3.3.1. Sampah
A. Drifing Force (Faktor Pemicu)
Pemasalahan atau isu berkaitan dengan sampah ini merupakan isu
klasik dari tahun ke tahun di Kota Palu. Masalah sampah sangat terkait
dengan populasi penduduk, keadaan sosial ekonomi, kemajuan teknologi
serta kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Keberadaan
Kota Palu sebagai ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah menjadi salah satu
daya tarik bagi penduduk lainnya untuk hijarah dan bermukim di Kota
Palu. Peningkatan jumlah penduduk tersebut disertai dengan
meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat yang pada akhirnya akan
mengakibatkan peningkatan jumlah sampah.

Halaman | III-10
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu Tahun
2018 menunjukkan jumlah penduduk Kota Palu pada tahun 2018
sebanyak 369.614 jiwa, jumlah ini bertambah sebanyak 2.964 jiwa jika
dibandingkan dengan tahun 2017 yang berjumlah 366.650 jiwa.

373,000

370,000
369,614
367,000
366,650
364,000

361,000
361,343
358,000 359,595 360,171

355,000
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Penduduk (Jiwa)

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu, 2019.


Gambar 3.1. Jumlah Penduduk Kota Palu Tahun 2014 s/d 2018

B. Pressure Tekanan (Terhadap Lingkungan)


Tekanan persoalan persampahan bersumber dari berbagai aspek,
meliputi:
a. Kurangnya edukasi dan advokasi;
b. Kurangnya informasi kepada mastarakat tentang titik TPS;
c. Belum berjalannya sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran
pengelolaan sampah;
d. Baru terbentuk UPTD untuk pengelolaan persampahan tetapi belum
berfungsi, OPD tidak bertindak sebagai regulator akan tetapi sebagai
operator dan belum didukung oleh SDM yang memadai;
e. Kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah masih rendah;
f. Masyarakat masih berfikir bahwa sampah itu merupakan tanggung
jawab pemerintah kota;
g. Masyarakat belum mau melakukan kegiatan pemilahan;

Halaman | III-11
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

h. Belum terwujudnya kegiatan pemilahan sampah dari sumbernya oleh


masyarakat;
i. Pewadahan sampah di sumber terdiri dari kantong plastik dan tong
sampah;
j. Sarana pewadahan belum merata di seluruh kecamatan di Kota Palu;
k. Layanan pengumpulan sampah masih untuk daerah yang terjangkau
oleh gerobak dan motor sampah, diperlukan alternatif lain sarana
pengumpul untuk rumah tangga di pelosok (gang-gang kecil);
l. Layanan pengangkutan sampah hanya tersedia di sekitar kota Palu
m. Jarak yang jauh menjadi kendala utama bagi pemerintah Kota
n. Cakupan pelayanan TPS/ TPS 3R masih sedikit
o. Ritasi pengangkutan sampah dari tempat pengolahan kurang
terjadwal sehingga masih sering terjadinya penumpukan sampah
p. Di TPS hanya ada pemilahan untuk sampah yang mempunyai nilai
ekonomis saja, sedangkan untuk sampah organik persentase
pengurangan timbulan sampahnya masih kecil
q. Berbagai persolahan di TPA Kawatuna :
- Kantor TPA tidak ada
- Jalan masuk TPA becek bila hujan
- Belum ada jembatan timbang dan tempat registrasi
- Masih menggunakan sistem control landfill
- Drainase tanggul dipenuhi sampah
- Pengolahan lindi tidak terawat
- Pengolahan gas tidak berjalan
- Proses pengomposan untuk sampah organik tidak berjalan
- Banyak binatang yang bisa mengganggu proses pengelolaan
sampah
- Tempat pengambilan tanah dekat zona 2 rawan longsor
(Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2019).

Halaman | III-12
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

C. State (Kondisi Eksisting)


Sumber sampah di Kota Palu berasal dari berbagai aktivitas kegiatan
penduduk yang terkonsentrasi pada lokasi seperti pemukiman, komersil,
fasilitas sosial dan fasilitas umum. Setiap sumber sampah memiliki
karakteristik untuk timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah yang
dihasilkan
Peningkatan jumlah penduduk Kota Palu berbanding lurus dengan
peningkatan timbulan sampah. Berdasarkan dokumen Penyusunan
Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan Kota Palu Tahun 2018-
2037 (Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2017) diperkirakan sebesar 2,83
liter produksi sampah setiap orang dalam satu hari di Kota Palu. Jika
menggunakan asumsi tersebut, maka dapat diperkirakan timbulan
sampah di Kota Palu pada tahun 2018 sekitar 1.046,01 m3/hari, jumlah
tersebut bertambah sebanyak 2.964 m3/hari jika dibandingkan dengan
kondisi tahun 2017 sebanyak 1.037,62 m3/hari.
1,050.00 1,046.01
1,045.00
1,040.00 1,037.62
1,035.00
1,030.00
1,025.00 1,022.60
1,019.28
1,020.00 1,017.65
1,015.00
1,010.00
1,005.00
1,000.00
2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Timbulan Sampah (m3/hari)

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2019.


Gambar 3.2. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah Kota Palu Tahun 2014
s/d 2018

Berdasarkan dokumen Penyusunan Perencanaan Teknis Manajemen


Persampahan Kota Palu Tahun 2018-2037 (Dinas Lingkungan Hidup Kota
Palu, 2017), komposisi sampah di Kota Palu dibedakan dalam dua jenis

Halaman | III-13
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

berdasarkan sumbernya, yaitu sampah rumah tangga dan sampah non


rumah tangga. Persentase terbesar adalah sisa makanan dan daun
sebagaimana tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3. Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kota Palu
No Komposisi Persentase (%)
1 Sisa Makanan + daun 70.96
2 Kertas 9.44
3 Kayu 0.77
4 Kain 1.06
5 Karet/kulit 0.68
6 Plastik 10.43
7 Logam/kaleng 1.90
8 Gelas/Kaca 0.59
9 B3 (batere, lampu) 0.80
10 Lain-Lain(Styrofoam,tetrapack) 3.35
Jumlah 100.00
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2017
Tabel 3.4. Komposisi Sampah Non Rumah Tangga di Kota Palu

No Komposisi Persentase (%)


1 Sisa Makanan + daun 43.00
2 Kertas 30.68
3 Kayu 0.11
4 Kain 0.23
5 Karet/kulit 0.00
6 Plastik 25.60
7 Logam/kaleng 0.31
8 Gelas/Kaca 0.00
9 B3 (batere, lampu) 0.01
10 Lain-Lain(Styrofoam,tetrapack) 0.06
Jumlah 100.00
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2017
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada Blai Teknik Air
Minum sebagaimana termuat dalam dokumen Penyusunan Perencanaan
Teknis Manajemen Persampahan Kota Palu Tahun 2018-2037 (Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palu, 2017), diketahui bahwa karakteristik sampah
kota Palu sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Halaman | III-14
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 3.5. Karakteristik Sampah di Kota Palu


Kadar Volatil (%) Kadar Abu Nilai Kalor
Kadar Air
Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah
( %)
Kering Basah Kering Basah Kering Basah
48.10 58.10 30.16 16.62 8.62 4025 4197
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2017
Dari hasil lab tersebut diatas terlihat bahwa Nilai kalor cukup tinggi
hal ini memperlihatkan bahwa komposisi sampah plastic dan kertas cukup
tinggi, diperlukan proses kegiatan daur ulang. Dengan nilai kalor yang
tinggi bisa dilakukan waste to energy dengan melakukan pembakaran
langsung dengan insinerasi atau pembuatan RDF ( refuse derived fuel)
yaitu dengan pembuatan pellet dari materi yang terbakar ( plastic yang
terbakar). Selanjutnya dilakukan uji kualitas lindi dengan hasil
sebagaimana tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.6. Kualitas Influen Lindi TPA Kawatua Kota Palu
Baku Mutu (Kepmen LHK RI No
No Parameter Satuan Hasil Uji
P.59/Menlh/2016
1 pH - 8.81 6 -9
2 COD mg/lt 138.652 300
3 BOD mg/lt 107.5 150
4 TSS mg/lt 0.09 400
5 TDS mg/lt 7444 4000
6 Amonia mg/lt 1.25 5
7 Nitrat mg/lt 2.92 30
8 Nitrit mg/lt 2.75 3
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2017.
Tabel 3.7. Kualitas Effluen Lindi TPA Kawatuna Kota Palu
Baku Mutu (Kepmen LHK RI
No Parameter Satuan Hasil Uji
No P.59/Menlh/2016
1 pH - 8.86 6 -9
2 COD mg/lt 158.596 300
3 BOD mg/lt 26.75 150
4 TSS mg/lt 0.077 400
5 TDS mg/lt 10476 4000
6 Amonia mg/lt 2.25 5
7 Nitrat mg/lt 5.12 30
8 Nitrit mg/lt 4.25 3
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2017.

Halaman | III-15
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa Instalasi Pengolahn Lindi


TPA tidak berjalan , dilihat dari kualitas inluen dan efluen lindi tidak
memperlihtakan adanya penurunan nilai limbah diman nilai TDS justru
mengalami kenaikan setelah melewati instalasi pengolahan.
D. Impact (Dampak)
Persoalan sampah yang tidak terkelolah dengan baik berdampak
negatif bagi manusia dan lingkungannya, diantaranya : perkembangbiakan
vector penyakit, resiko penurunan tingkat kesehatan, pencemaran udara,
pencemaran air, gangguan estetika.

Jl. Dg. Lando Jl. Igusti Ngurahrai


Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2018.
Gambar 3.3. Foto Titik-Titik Sampah Liar di Kota Palu

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2018.


Gambar 3.4. Foto Pembuangan Sampah di Luar Bak Sampah

E. Responses (Tanggapan)
Dalam upaya menangani permasalahan sampah di Kota Palu,
Pemerintah Kota Palu bersama-sama masyarakat pada tahun 2018 telah
melakukan beberapa upaya antara lain :

Halaman | III-16
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

1) Pengalokasian anggaran penggelolaan persampahan melalui APBD


Kota Palu;

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2019.


Gambar 3.5. Pagu Anggaran Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan di Kota Palu

2) Pembentukan Gerakan Gali Gasa (3G). Gali Gasa (bahasa kaili) yang
berarti bersih dan indah. 3G merupakan gerakan yang memprovokasi
serta mempropaganda masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan.
3) Pembentukan Satuan Petugas Kebersihan, Keindahan,
keamanan,ketertiban dan Kenyamanan (K5) di 46 Kelurahan dengan
salah satu kegiatannya mengkoordinir kebersihan di wilayahnya.
4) Kerja bakti yang melibatkan berbagai unsur masyarakat dan instansi.

Pasar Inpres Lorong Bakso


Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2018.
Gambar 3.6. Foto Kerja Bakti Melibatkan Masyarakat dan Instansi

Halaman | III-17
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

5) Pembentukkan kelompok Bank Sampah, sebanyak 18 kelompok;


6) Optimalisasi fungsi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (3R) yang
dikelolah masyarakt setampat, sebanyak 8 buah dan Kemitraan
pengangkutan sampah. TPST (3R) tersebut antara lain :
- TPS3R Palupi
- TPS3R Pengawu
- TPS3R kawatuna
- TPS3R Panau
- TPS3R Duyu
- TPS3R Petobo
- TPS3R Lagarutu
- TPS3R Silae

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2018.


Gambar 3.7. Foto TPS 3R Palupi Kota Palu

7) Pengelolaan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah Kawatuna.


Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu diketahui
bahwa pada tahun 2018 diperkirakan rata-rata volume sampah yang
yang diangkut ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah Kawatuna
± 600 m3/hari. Perhitungan tersebut berdasarkan jumlah armada dan
retasi pengangkutan.

Halaman | III-18
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2018


Gambar 3.8. Lokasi TPA Kawatuna Kota Palu

8) Pengangkutan sampah dengan pola jalur kue lapis, yaitu berdasarkan


arah timur ke barat dan utara ke selatan.
9) Peningkatan sarana persampahan;
Tabel 3.8. Lokasi Penampatan Kontainer Sampah di Kota Palu
Jumlah Lokasi Bak Jumlah
Lokasi Bak Konteiner
Kontainer Konteiner Kontainer
Jl Selar 2 RS. Madani 1
Jl Kacang Panjang 2 Pasar Petobo 1
Jl Labu 1 BTN Petobo 1
Kawatuna 1 TPS Gunung Bosa 4
Kawatuna 1 KTR. BPK 1
RSU Anutapura 1 Perumahan Kejati 1
Kel. Palupi 3 Jl Sawerigading 1
BTN Silae 1 Pasar Masomba 1
Jl Pipit 1 Mobil 1
Palu Grand Mall 1 Jl A Yani 1
Pasar Lasoani 1 Jl. Sulawesi 1
BTN Pengawu 1 RS. Rumkit 1
Kompleks Perdos 1 RS. Undata 1
Jl. Sungai Malei 2 BTN Bumi Roviga 1
Rusunawa Ujuna 1 BTN Kawatuna 1
Jl. I Gusti Ngurah Rai 1 Jl Towua 1

Halaman | III-19
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Jumlah
Lokasi Bak Jumlah
Lokasi Bak Konteiner
Kontainer
Konteiner Kontainer
TPS. Garuda 3
Jl Ahmad Dahlan 1
Lor Kesadaran 1
THU Ujuna 1
Jl. Cendrawasih 1
Korem 132/Tdl 1
TPS
Jl. Towua 1 2
Mangunsarkoro
RS Undata 1 Jl. Rajamoili 1
Pasar Masomba 1 Mall Tatura 2
Jl Maleo 1 Jl. Nggoriovala 1
Asrama 711 2 TPS Palupi 1
Penampungan Kijang 2 Tawanjuka 1
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, 2017
10) Penerapan Peraturan Daerah terkait pengelolaan persampahan,
diantaranya :
- Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Retribusi Jasa Umum ditetapkan jenis retribusi terkait pelayanan
persampahan dan kebersihan;
- Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 3 Tahun 2016 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah
Tangga Di Kota Palu.
Dengan mengacu terhadap kebijakan yang menjadi landasan dasar
dalam operasional sistem pengelolaan sampah Kota Palu maka tujuan
yang akan dicapai yaitu:
a. Jangka Pendek (Tahun 2018 – 2019), merupakan bagian dari tahap 1
tahun 2018 –2019 adalah upaya peningkatan kinerja operasional
sistem pengelolaan sampah dan peningkatan tingkat pelayanan
sampah 66 % dan pengurangan sampah 1.0 % seluruh wilayah
administrasi Kota Palu dengan pemrosesan akhir sampah Kota Palu
masih memanfaatkan TPA Kawatuna.
b. Jangka Menengah (Tahun 2020 – 2024), yaitu upaya penguatan
kinerja operasional pelayanan sampah dan peningkatan kinerja
pengelolaan sampah di Kota Palu berbasis institusi dan
masyarakat ,peningkatan cakupan daerah pelayanan hingga 70% dan
pengurangan sampah 1% pada akhir jagka menengah tahun 2024.

Halaman | III-20
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

c. Jangka Panjang (Tahun 2025– 2037), yaitu upaya pengurangan beban


pencemaran terhadap dampak dari adanya sampah terhadap
ekosistem lingkungan sekitar melalui pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan dan berbasis masyarakat dengan cakupan
pelayanan 70% , pemrosesan akhir sampah di TPA Kawatuna.
Target penanganan sampah yang direncanakan di Kota Palu dalam
jangka waktu 20 tahun mendatang, secara umum dapat dijelaskan pada
uraian dibawah ini:
a. Lingkup pelayanan pengelolaan sampah adalah 70 % dari seluruh
kecamatandi Kota Palu baik perkotaan maupun pedesaan;
b. Pengelolaan sampah perkotaan dilakukan oleh institusi. Penyediaan
prasarana dan sarana untuk pengelolaan sampah di wilayah perkotaan
seluruhnya difasilitasi oleh Pemerintah melalui Dinas yang ditunjuk
oleh Pemerintah Kota Palu;
c. Pengelolaan sampah di wilayah perdesaan mengacu pada tata cara
pengelolaan sampah di wilayah pedesaan yang dikeluarkan oleh
Kementrian PUPERA;
d. Kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan di Kota Palu terdiri atas
pengurangan sampah dan penanganan sampah yang meliputi
pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pemrosesan akhir ( diusulkan segera dibentuk UPTD Pengolahan dan
Pemrosesan Akhir yang terdiri dari koordinator pengolahan dan
koordinator di TPA , UPTD Data dan Retribusi per wilayah pelayanan,
UPTD Pengumpulan dan pengangkutan per wilayah pelayanan);
e. Pengelolaan sampah B3 menjadi tanggung jawab pemerintah melalui
Dinas yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Palu. Dilakukan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palu pada Bidang Pengelolaan Sampah dan
Limbah B3;
f. Pengelolaan sampah pada skala kawasan harus memiliki area khusus
pengelolaan sampah yang dikelola secara mandiri;

Halaman | III-21
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

g. Pewadahan di sumber diarahkan menuju sistem terpilah. Sampah


dipilah menjadi 4 (empat) jenis yaitu sampah sisa makanan dan
tanaman, sampah potensi daur ulang, sampah B3 rumah tangga dan
sampah lainnya;
h. Operasi pengangkutan ke TPA dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kota Palu;
i. Sampah yang berasal dari permukiman dikumpulkan menggunakan
motor sampah menuju TPS/TPS 3R Kelurahan. Sedangkan sampah
komersil, pasar, institusi, sampah hotel dikumpulkan ke dalam
TPS/kontainer untuk kemudian diangkut menggunakan arm roll/Dump
truck menuju TPA. Sampah sapuan jalan dan taman langsung
diangkut menggunakan Dupm Truk untuk menuju TPA;
j. Pengembangan TPA akan dilakukan dengan mengembangan sistem
pemrosesan akhir di TPA Kawatuna.
Rencana pengembangan sistem operasional pengelolaan sampah di
Kota Palu akan melingkupi pemilahan/pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Adapun
program yang akan dikembangkan berdasarkan strategi sebagai berikut:
a. Peningkatan kinerja operasi penanganan sampah dari hulu ke hilir
dalam kerangka pencapaian target pelayanan 70 %;
b. Desentraliasasi pengolahan sampah di setiap wilayah pelayanan
sebagai strategi penguatan sistem operasional agar tidak bertumpu
pada satu TPA
c. Optimasi pengurangan sampah terangkut ke TPA sebagai strategi
pengurangan beban operasional di hilir
d. Pengurangan sampah residu
e. Pengurangan timbulan sampah beracun berbahaya
Berdasarkan strategi tersebut dapat disusun program teknis operasional
sebegai berikut:
1. Program Peningkatan Opersional dan Pemeliharaan sarana dan
prasarana Sampah

Halaman | III-22
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2. Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah


Rencana program tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa sub
program berdasarkan kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan sampah yang
terdiri dari penanganan sampah (pemilahan/pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir) serta pengurangan
sampah. Program kegiatan yang dapat di kembangkan dalam
pengurangan sampah di Kota Palu diantaranya adalah :
1. Persiapan pembangunan TPS 3R Kelurahan;
2. Optimasi kapasitas TPS 3R Eksisting yang aktif di setiap wilayah
operasional;
3. Pengembangan system penanganan sampah material daur ulang
dengan konsep pengintegrasian sector informal ke dalam sector
formal;
4. Penguatan pelaksanaan pemilahan sampah di seluruh sumber aktifitas
kota;
Pelaksaaan Eco-office untuk seluruh kantor pemerintah dan Eco-school
untuk instansi pendidikan.
Pada tahun 2017, pemerintah Kota Palu melalui Dinas Lingkungan
Hidup Kota Palu melaksanakan kegiatan Penyusunan Perencanaan Teknis
Manajemen Persampahan Kota Palu tahun 2018-2037, dimana
berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di
Kota Palu baik dari aspek teknis operasional, pengaturan, kelembagaan,
pembiayaan dan peran serta masyarakat maka kebijakan pengeloaan
sampah Kota Palu untuk 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan sampah di Kota Palu saat ini yang masih menggunakan
pola kumpul-angkut-buang menjadi pola pengurangan di sumber
b. Menggeser pola sentralisasi ke desentralisasi, dengan membuat
pengelolaan sampah sedekat mungkin dengan sumber
c. Penanganan sampah di Kota Palu dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan
Hidup yang berfungsi sebagai regulator dan operator belum memiliki
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Halaman | III-23
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

d. Pembiayaan kegiatan pengelolaan sampah di Kota Palu, menjadi


tanggung jawab pemerintah Kota dalam hal ini dana berasal dari
APBD. Namun untuk meningkatkan kemampuan alokasi pembiayaan
maka diperlukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat.
e. Melibatkan seluruh pihak seperti stake holder, masyarakat dan swasta
dalam pengelolaan sampahdi Kota Palu
3.3.2. Bencana Gempa Bumi, Tsunami Dan Likuifaksi
A. Drifing Force (Faktor Pemicu)
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu termasuk
dalam daerah rawan bencana gempa bumi, sebagai akibat keberadaan
sesar aktif Palu - Koro. Kejadian gempa bumi ini terjadi akibat pergerakan
sesar Palu - Koro, yang tergolong sebagai sesar aktif dimana sesar
(patahan) ini merupakan salah satu sesar yang aktif di daratan Sulawesi
yang memanjang dengan arah barat laut– tenggara. Di daratan Sulawesi,
sesar ini terukur sepanjang 170 km mulai dari daerah pantai Bahodopi di
Teluk Tolo, ke arah barat laut melewati sepanjang lembah Sungai
Larongsangi ke area di sebelah utara Desa Lampesue, Petea, sepanjang
pantai Danau Matano, Desa Matano dan menyambung di barat laut
dengan lembah Sungai Kalaena (KATR RI dan BPN, 2018).
Kejadian gempa bumi di Kota Palu pada tanggal 28 September 2018
pukul 18.02.45 WITA dengan kekuatan gempa 7,4 SR dengan episenter -
0.2 LS dan 119.89 BT 26 Km Utara Kabupaten Donggala dan 80 Km barat
laut Kota Palu berada pada kedalaman 10 Km diikuti dengan tsunami dan
bencana likuifaksi. Menurut BMKG gempa bumi berlangsung saat Patahan
Palu Koro yang melintasi Kota Palu, bergeser sekitar 10 kilometer di
bawah permukaan tanah (KATR RI dan BPN, 2018).

Halaman | III-24
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

.
Sumber: BMKG, 2018
Gambar 3.9. Lokasi Gempabumi tanggal 28 September 2018 Pukul
18.02.45 WITA

Sedangkan bencana tsunami yang terjadi selain dipicu oleh gempa,


diduga juga dipicu oleh adanya longsoran sedimen didasar laut pasca
gempa di Teluk Palu yang jaraknya dekat dengan pusat gempa. Tsunami
terjadi dengan titik tertinggi 11,3 meter terjadi di Kelurahan Tondo, Palu
timur dan titik terendah 2,2 meter di Mapaga, Kabupaten Donggala.
Gelombang tsunami tersebut menerjang pantai, menghantam pemukiman,
hingga gedung-gedung dan fasilitas umum.
B. Pressure Tekanan (Terhadap Lingkungan)
Pemerintah Kota Palu melalui Peraturan Daerah nomor 16 tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu Tahun 2010-2030
telah menetapkan rencana pola ruang Kota Palu yang membagi wilayah
Kota Palu pada pola ruang ruang lindung dan budidaya serta menetapkan
daerah rawan bencana (banjir, longsor dan gelombang pasang).
Berdasarkan pendekatan tata ruang, lahan untuk bermukim adalah
area yang ada di dalam suatu wilayah, di luar kawasan lindung dan
terbebas dari bahaya lingkungan (Muata’ali, 2012). Di Kota Palu, kawasan
rawan bencana tersebar pada kawasan lindung dan beberapa di kawasan
budidaya. Lahan yang berada pada kawasan lindung dan/atau kawasan

Halaman | III-25
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

rawan bencana merupakan lahan yang tidak layak untuk bermukim,


dengan total luasan 23.841,21 ha atau 60,35% dari total luas wilayah
Kota Palu, sisanya 15.666,39 ha atau 39,65% merupakan lahan yang
layak untuk bermukim sebagaimana tersaji pada gambar di bawah ini.
Luas Lahan Yang Layak Bermukim, Berada Pada
Kawasan Budidaya 5.80%
0.46%
0.22%
Luas Lahan Yang Tidak layak Bermukim, Berada Pada
Kawasan Budidaya da Rawan Banjir

Luas Lahan Yang Tidak layak Bermukim, Berada Pada


Kawasan Budidaya dan Rawan Gelombang Pasang / 39.65%
Tsunami
Luas Lahan Yang Tidak Layak Bermukim, Berada
Pada Kawasan Lindung 50.07%

Luas Lahan Yang Tidak layak Bermukim, Berada Pada


Kawasan Lindung dan Rawan Banjir
2.36%
Luas Lahan Yang Tidak layak Bermukim, Berada Pada
Kawasan Lindung dan Rawan Gelombang Pasang / 1.44%
Tsunami
Sumber : Dokumen Kajian daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup (D3TLH) Kota Palu Tahun 2017
Gambar 3.10. Persentase Luas lahan Yang Layak dan Tidak Layak Untuk
Bermukim Pada Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya,
serta Kawasan Rawan Bencana Alam di Kota Palu

Tutupan Tutupan Pemanfaatan lahan


Lahan Lahan
Tanah Badan menjadi area terbangun
Terbuka Air (Ha),
(Ha), 0.00
Tutupan Tutupan
0.02 pada daerah rawan
Lahan Area Lahan
Terbangun Vegetasi
bencana, salah satunya
(Ha), 17.18 (Ha), 18.50
yaitu pada daerah rawan
gelombang pasang
(tsunami) memberi
Sumber : Hasil Analisa Peta RTRW dan tekanan terhadap
Tutupan Lahan, 2019.
Gambar 3.11. Tutupan Lahan pada Kawasan lingkungan. Seluas
Rawan Gelombang Pasang di 17,18 ha area
Kota Palu Tahun 2018
terbangun pada daerah
rawan gelombang pasang (tsunami) sebagaimana disajikan pada gambar
tutupan lahan pada kawasan rawan gelombang pasang di bawah ini.

Halaman | III-26
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

C. State (Kondisi Eksisting)


Kejadian bencana alam gempa bumi di Kota Palu pada tanggal 28
September 2018 telah merusak permukiman, fasilitas sosial, ekonomi dan
lainnya yang terletak di seluruh kelurahan di Kota Palu. Kejadian bencana
lain yang terjadi di Kota Palu secara bersamaan dengan bencana gempa
bumi yaitu tsunami di wilayah pesisir Teluk Palu dan bencana alam
pencairan tanah (Likuifaksi) di 2 (dua) wilayah Kelurahan di Kota Palu
yakni Kelurahan Petobo dan Kelurahan Balaroa disebabkan oleh karena
adanya kondisi permukaan air tanah yang dangkal sehingga mengurangi
kekuatan lapisan tanah pasir sebagai dampak dari adanya guncangan
akibat bencana gempa bumi di wilayah Kota Palu.
Tsunami di Wilayah Pesisir Teluk Palu
Gempa bumi pada tanggal 28 September 2018 menyebabkan
tsunami. Bencana tsunami yang terjadi selain dipicu oleh gempa, diduga
juga dipicu oleh adanya longsoran sedimen didasar laut pasca gempa di
Teluk Palu yang jaraknya dekat dengan pusat gempa. Tsunami terjadi
dengan titik tertinggi 11,3 meter terjadi di Kelurahan Tondo, Palu timur
dan titik terendah 2,2 meter di Mapaga, Kabupaten Donggala (Bappeda
Kota Palu, 2019).
Berita online yang termuat Pada https://www.voaindonesia.com
yang ditulis pada tanggal 2-10-2018 dengan judul “Tiga Faktor Penyebab
Tsunami Mematikan di Palu” (diakses tanggal 11 April 2019)
memberitakan bahwa Para ilmuwan mengatakan bahwa tsunami yang
menghancurkan Palu lebih besar dibandingkan dengan gempa yang
memicunya. Dilihat dari ukuran gempa, seharusnya tidak menyebabkan
tsunami sebesar itu. Faktor-faktor yang menyebabkan munculkan
gelombang tsunami yang mematikan tersebut adalah :
1) Saluran air laut yang panjang dan dengan ujung yang buntu di
daerah dataran rendah kota Palu. Bentuk teluk sangat berperan
penting dalam memperbesar ukuran gelombang. Teluk berfungsi
seperti corong jalur masuk gelombang tsunami. Ketika teluk

Halaman | III-27
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

menyempit dan makin dangkal, air terdorong ke atas dari bawah dan
tertekan dari berbagai arah secara bersamaan;
2) Gempa dengan ukuran 7,5 SR termasuk gempa yang berkekuatan
besar. Hal yang memperburuk, retakan bumi sangat dekat dengan
pantai. Akibatnya, gelombang tidak memiliki cukup waktu atau jarak
untuk menyurut;
3) Gempa mungkin menyebabkan longsor pada dasar laut dekat
dengan mulut teluk, atau bahkan di dalam teluknya.

Sumber : httpwww.big.go.idinformasi-geospasial-untuk-tanggap-bencana-
palu-dan-donggala (tanggal aksees 11 Februari 2019)
Gambar 3.12. Cakupan Wilayah Terdampak Gempa Bumi dan Tsunami
di Kota Palu

Saat pertama menerjang, tsunami merubuhkan Jembatan


Ponulele/Jembatan Kuning yang menghubungkan Palu Timur dan Palu
Barat. Mengambil nama mantan Gubernur Sulawesi Tengah, Aminuddin
Ponulele, jembatan kuning itu merupakan ikon Kota Palu. Kini, sebagian
jembatan tersebut roboh dan tenggelam. Gelombang tsunami juga
melahap permukiman nelayan serta sebagian besar sarana dan

Halaman | III-28
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

prasdarana kota Palu, salah satunya adalah taman kota yang pada saat itu
sedang berlangsung even “Palu Nomoni”. Palu Nomini berarti artinya Palu
berbunyi. Wilayah yang tersapu tsunami sebagimana ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.

Sumber : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45696430 (diakses


tanggal 23 April 2019)
Gambar 3.13. Foto Kerusakan Jembatan Ponulele/Jembatan Kuning

Sumber : https://www.merdeka.com/foto/peristiwa/1014329/
20181001115238-pandangan-udara-palu-usai-dihantam-
gempa-dan-tsunami-001-nfi.html (diakses tanggal 23 April
2019)
Gambar 3.14. Foto Dampak Tsunami di Daerah Pesisir Teluk Palu

Halaman | III-29
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Likuifaksi di Wilayah Kelurahan Balaroa


Kelurahan Balaroa merupakan salah satu wilayah yang terdampak
cukup parah yang diakibatkan oleh gempa yang terjadi pada tanggal 28
September 2018. Meski tidak terdampak tsunami, namun hampir seluruh
wilayah Balaroa, termasuk Perumnas Balaroa terkubur oleh tanah yang
mengalami likuefaksi atau ambles, yang diakibatkan oleh gempa besar
yang terjadi. Kelurahan Balaroa terletak di tengah sesar Palu-Koro, saat
terjadi likuifaksi, terjadi kenaikan dan penurunan muka tanah. Beberapa
bagian amblas 5 (lima) meter, dan beberapa bagian naik sampai 2 (dua)
meter, sehingga bangunan amblas bagai terhisap ke dalam tanah.
Identifikasi wilayah yang terdampak yang dilakukan oleh
LAPAN dan mitra terkait seperti OSM menggunakan citra satelit sebelum
dan setelah bencana, diperoleh informasi bahwa luas wilayah terdampak
di Balaroa adalah 51,34 Ha. Sedangkan bangunan yang berada di
wilayah terdampak likuefaksi sebelum bencana yang teridentifikasi
melalui citra satelit sejumlah 1,364 bangunan rusak, dan 263 bangunan
diperkirakan rusak, sehingga total bangunan di wilayah terpapar 1,627
buah dengan cakupan wilayahterdampak sebagimana ditunjukkan pada
gambar di baewah ini.

Sumber : LAPAN dan perkiraan jumlah bangunan dari OSM (Pemerintah


Prov. Sulteng, 2018)
Gambar 3.15. Cakupan Wilayah Terdampak Gempa Bumi Likuifaksi di
kelurahan Balaroa

Halaman | III-30
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Likuifaksi di Wilayah Kelurahan Petobo


Gempa Bumi Di Petobo, ratusan rumah tertimbun lumpur hitam
dengan tinggi 3-5 meter, terjadi setelah gempa, tanah di daerah tersebut
dengan cepat berubah menjadi lumpur yang dengan segera menyeret
bangunan di atasnya.
Berdasarkan pengamatan dan hasil interpretasi yang dilakukan oleh
LAPAN dengan menggunakan citra satelit sebelum dan sesudah
bencana, diperkirakan bahwa total wilayah terdampak likuefaksi di
wilayah Petobo ini adalah 175.,64 Ha, sedangkan total bangunan terpapar
adalah 2,283, dimana 2,059 bangunan rusak, sedangkan 224 bangunan
lainnya dikategorikan sebagai bangunan yang “kemungkinan rusak”

Sumber : LAPAN dan perkiraan jumlah bangunan dari OSM (Pemerintah


Prov. Sulteng, 2018)
Gambar 3.16. Cakupan Wilayah Terdampak Gempa Bumi dan Likuifaksi
di kelurahan Petobo

Berdasarkan data Beppeda Kota Palu tahun 2019, diketahui sampai


dengan tanggal 31 Desember 2018 jumlah pengungsi sebanyak 11.165 KK
dengan jumlah 40.738 jiwa sebagaimana tersaji pada tabel berikut ini.

Halaman | III-31
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 3.9. Korban Jiwa Bencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu tahun 2018
Jumlah Korban Korban Tempat Peristiwa Korban yang
No Kecamatan
Jiwa Meninggal Hilang Tsunami Likuifaksi Dikuburkan Masal
1 Mantikulore 319 255 64 30 288 1
2 Palu Selatan 581 427 154 26 69 489
3 Tatanga 110 65 45 25 77 8
4 Tawaeli 155 149 6 5 150 0
5 Palu Timur 306 279 27 12 278 16
6 Palu Utara 69 54 15 9 58 2
7 Palu Barat 943 780 163 28 178 737
8 Ulujadi 180 122 58 72 106 2
Total 2.663 2.131 532 207 1.204 1.255 1.016
Sumber : Bappeda Kota Palu, 2019

Tabel 3.10. Data Pengungsi dan Kondisi Bangunan Pascabencana Kota Palu
Pengungsi Kondisi Bangunan
No Kecamatan
KK Jiwa Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan Hilang
1 Mantikulore 1.102 4.079 333 175 187 407
2 Palu Selkatanb 3.074 10.955 195 47 142 2.690
3 tatanga 943 3.519 189 446 237 71
4 Tawaeli 1.392 4.901 468 232 431 261
5 Palu Timur 104 386 53 20 11 20
6 Palu Utara 1.508 5.350 159 256 962 131
7 Palu Barat 1.382 5.507 372 162 116 732
8 Ulujadi 1.660 6.041 562 301 536 261
Total 11.165 40.738 2.331 1.639 2.622 4.573
Sumber : Bappeda Kota Palu, 2019.

Halaman | III-32
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

D. Impact (Dampak)
Bencana gempa bumi yang
terjadi di Kota Palu sebesar 7,4
SR pada Jumat, 28 September
2018, pukul 18.02, diikuti oleh
peristiwa tsunami yang menimpa
13 Kelurahan di wilayah pesisir
Kota Palu serta likuifaksi yang
terjadi di Kel. Balaroa dan Kel.
Petobo. Hitungan cepat
kerusakan dan kerugian yang
Sumber : Pemerintah Prov. dilakukan oleh BNPB, UNDP dan
Sulteng, 2018 BPBD Daerah terdampak
Gambar 3.17. Perkiraan Nilai
Kerusakan Pasca memperkirakan nilai kerusakan
Bencana di Kota Palu dan kerugian per tanggal 26
Oktober 2018 pada masing-masing sector sebagaimana tersaji pada
gambar di atas. Analisis rinci dari penilaian yang ada menunjukkan ada
Batasan dalam estimasi dampak bencana. Pertama, tidak semua sektor
kegiatan ekonomi dan sosial telah dimasukkan, misalnya sektor
penyediaan air dan sanitasi, pelabuhan dan bandara, serta listrik. Kedua,
estimasi untuk kegiatan yang terkena dampak tidak mencakup seluruhnya,
diantaranya kegiatan yang dimiliki pihak swasta, terutama berkaitan
dengan perubahan produksi yang timbul dari bencana. Berkaitan dengan
hal ini, angka-angka yang tersedia tidak cukup memberikan perkiraan
penurunan produksi yang komprehensif dan biaya produksi yang lebih
tinggi di sector pertanian, perikanan, industri, perdagangan atau
perdagangan, dan pariwisata. Ketiga, kerugian dari peralatan yang rusak
tidak semua dapat diperhitungkan, misalnya peralatan rumah sakit
(Pemerintah Prpv. Sulteng, 2018).
Data Bappenas 2018 diketahui terdapat 1 rumah sakit, 13 puskesmas
dan 17 puskesmas pembantu yang mengalami kerusakan pasca gempa

Halaman | III-33
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

bumi. Dampak kesehatan masyarakat yang terjadi pada periode tanggap


darurat terutama adalah penyakit akibat kualitas lingkungan
pascabencana yang buruk. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) dan diare menjadi keluhan yang paling banyak muncul di
masyarakat. Selain itu, tingkat penduduk hipertensi juga meningkat
(Pemerintah Prov. Sulteng, 2018).
Selain dari kerusakan rumah, bencana alam tersebut juga
merusak infrastruktur dasar pemukiman yaitu, air minum, air limbah,
persampahan, drainase dan jalan lingkungan. Untuk sistem penyediaan
air minum (SPAM) kerusakan terjadi pada infrastruktur intake sampai
sambungan rumah tangga dengan tingkat kerusakan yang berbeda.
nfrastrukur persampahan juga mengalami kerusakan yaitu
pengumpulan sampah dari rumah tangga dan TPA. Terdapat kerusakan
di TPA Palu dikarenakan oleh Leachate Treatment Plan tidak bekerja
dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena pipa tertutup longsor saat
gempa. Sektor infrastruktur juga mengalami dampak dari bencana, yaitu :
a. Putusnya jembatan Kuning Ponulele yang merupakan ikon Kota Palu;
b. Aktivitas bandara udara Sis Aljufri terganggu (landasan pacu retak-
retak dan tower ATC runtuh);
c. Aktivitas bongkar muat dan distribusi pada pelabuhan Pantoloan
lumpuh (kerusakan paling parah rubuhnya quay crane);
d. Jaringan listrik dan telepon terputus (gardu listrik rusak dan Menara
BTS rusak karena jatringan terputus);
e. Fasilitas keagaam rusak yaitu masjid 82 buah, mushola 6 buah, gereja
Kristen 51 buah, gereja katolik 4 buah, pura 2 buah dan vihara 4
buah, termasuk KUA sebanyak 4 buah rusak (Pemerintah Prov.
Sulteng, 2018).
Dampak social akibat bencana diukur Menggunakan Indeks Kualitas
Hidup (IKH) sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Induk
Pemulihan dan Pembangunan Kembali Wilayah Pasca Bencana Provinsi
Sulawesi Tengah (Pemerintah Prov. Sulteng, 2018). Metode pengukuran

Halaman | III-34
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

IKH memberikan cara yang lebih baik untuk memperkirakan secara


kuantitatif damoak bencana terhadap kualitas hidup dan kondisi
kehidupan. Meskipun bukan merupakan metode yang sempurna untuk
mengukur dampak sosial yang diakibatkan oleh bencana, IKH mengukur
dampak bencana pada rentang dan jumlah variabel yang lebih luas, dan
aplikasinya membutuhkan data yang sudah tersedia yang dapat
dikumpulkan dan dianalisa selama rentang waktu normal dari proses
penilaian, misalnya sekitar 3-5 minggu. Selain itu, metode penghitungan
IKH dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk pemulihan dari waktu ke
waktu. Berdasrkan hasil perhitungan estimasi oleh tim penilai diperkirakan
terhadi penurunan kualitas hidup dan kesejahteraan yang cukup signifikan
di Kota Palu, yaitu 0,90 IKH pada saat pra bencana menjadi 0,31 IKH
pada saat pasca bencana. Rician nilai IKH masing-masing sector
sebagaimana tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.11. Nilai IKH Sektoral Pra Bencana dan Pasca Bencana di Kota
Palu
Nilai IKH
No Sektor
Pra Bencana Pasca Bencana
1 Perumahan 0.880,88 0.710,71
2 Pendidikan 1.001,00 0.490,49
3 Persediaan Air 0.640,64 0.500,50
4 Kebersihan 0.800,80 0.650,65
5 Listrik 1.001,00 0.890,89
Sumber : Pemerintah Prov. Sulteng, 2018.
Dampak ekonomi juga terasa dalam bidang UMKM dan Koperasi di
Kota Palu, data dari Bappenas (Pemerintah Prov. Sulteng, 2018)
menunjukkan dari 272 unit koperasi yang terdampak bencana sebanyak 6
unit koperasi dan dari 5.700 unit UMKM, sebanyak 190 UMKM terdampak
bencana. Demikian juga pada sector pariwasata, terdapat beberapa hotel
yang mengalami kerusakan hingga tidak dapat kembali beroperasi. Secara
keseluruhan dampak gmpa bumi dan tsunami terhadap perekonomian
adalah sebagai berikut :

Halaman | III-35
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Sumber : Pemerintah Prov. Sulteng, 2018.


Gambar 3.18. Dampak Gempa Bumi dan Tsunami terhadap
Perekonomian di Kota Palu

E. Responses (Tanggapan)
Bencana gempa bumi yang diikuti dengan tsunami dan likuifaksi di
Kota Palu direspon oleh Wali Kota Palu dengan mengeluarkan Surat
Pernyataan Tanggap Darurat Bencana Nomor 360/04/01/WK/2018 tanggal
29 September 2018, Keputusan Wali Kota Palu Nomor
800/04/02/WK/2018 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat
Penanganan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kota Palu Tahun 2018,
tanggal 29 September 2018, Keputusan Wali Kota Palu Nomor
800/030/WK/2018 tentang Perubahan atas Keputusan Wali Kota Palu
Nomor 360/043.32/BPBD/2018 tentang Komposisi Pos Komando Tanggap
Darurat Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kota Palu Tahun 2018.
Terkait pemberlakuan status tanggap darurat bencana gempa bumi di
Kota Palu adalah selama 14 (empat belas) hari sejak tanggal 29
September 2018 sampai dengan tanggal 12 Oktober 2018, yang kemudian
berdasarkan hasil evaluasi posko tanggap darurat Kota Palu terhadap
situasi dan kondisi penanganan bencana gempa bumi, tsunami dan
liquifaksi yang belum sepenuhnya pulih, maka dilakukan perpanjangan
status keadaan darurat dari tanggal 13 Oktober 2018 hingga tanggal 26

Halaman | III-36
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Oktober 2016 dengan dikeluarkannya Surat Pernyataan Perpanjangan


Tanggap Darurat Bencana Nomor 360/04/02/WK/2018 dan Keputusan
Wali Kota Palu Nomor 800/027/WK/2018 tentang Perpanjangan Status
Tanggap darurat Penanganan Bencana Gempa Bumi, Tsunami, dan
Likuifaksi di Kota Palu Tahun 2018.
Dengan berakhirnya masa tangap darurat bencana, maka Wali Kota
Palu menetapkan Keputusan Wali Kota Palu Nomor 800/059.a/2018
tentang Penetapan Status Transisi Darurat ke Pemulihan atas Bencana
Alam Kota Palu Tahun 2018 dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari,
terhitung sejak tanggal 27 Oktober 2018 sampai dengan 25 Desember
2018. Namun, dikarenakan kebutuhan dasar penanganan korban yang
terdampak belum seluruhnya dapat dipenuhi sehingga dilakukan
perpanjangan status transisi darurat ke pemulihan bencana hingga
tanggal 23 Februari melalui Keputusan Wali Kota Palu Nomor
360/1053.a/BPBD/2018 tentang Penetapan Perpanjangan Status Transisi
Darurat ke Pemulihan Bencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuifaksi di
Kota Palu.
Mengingat bahwa penanganan bencana gempa bumi, tsunami dan
liquifaksi ini dipandang sangat mendesak untuk dilakukan, maka dalam
masa transisi tersebut dilakukan percepatan penyelesaian Dokumen
Rencana Aksi Daerah Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Gempabumi, Tsunami dan Liquifaksi di Kota Palu Tahun 2018, yang
selanjutnya menjadi dokumen perencanaan untuk menjadi pedoman
dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan dilakukan
dalam periode tersebut. Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi dilakukan secara bersama-sama antara Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Badan Perencanaan
Pembangunan (Bappeda) Kota Palu dan Perangkat Daerah Teknis Kota
Palu serta pemangku kepentingan lainnya yang difasilitasi Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), United Nations Development
Programme (UNDP) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan

Halaman | III-37
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Nasional Republik Indonesia/Bappenas. Dokumen Rencana Aksi Daerah


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi, Tsunami dan
Liquifaksi di Kota Palu memuat:
1. Kebijakan dan strategi rehabilitasi dan rekonstruksi;
2. Rincian kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi;
3. Kebutuhan pendanaan setiap kegiatan;
4. Identifikasi program/kegiatan dan anggaran pada setiap PD yang
dapat diarahkan untuk mendanai kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi;
5. Menetapkan sumber pendanaan (pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, dunia usaha, organisasi masyarakat dalam dan luar
negeri, negara lain, dan lain-lain yang sah); dan
6. Jangka waktu pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Penyusunan dokumen perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; Peraturan
Kepala BNPB Nomor 05 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana dan Peraturan Kepala BNPB
Nomor 06 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana, dalam rangka melakukan rehabilitasi dan
rekonstruksi wilayah pascabencana secara komprehensif dan terpadu
dengan memperhatikan:
1. Hasil pengkajian kebutuhan pascabencana;
2. Penentuan prioritas;
3. Pengalokasian sumberdaya dan waktu pelaksanaan;
4. Dokumen rencana kerja pemerintah baik pusat maupun daerah; dan
5. Dokumen perencanaan pembangunan terkait lainnya.

Halaman | III-38
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

3.3.3. Pencemaran Air


A. Drifing Force (Faktor Pemicu)
Berdasarkan data dari BPS Kota Palu pada buku Kota Palu Dalam
Angka 2018 diketahui total jumlah industry di Kota Palu sebanyak 3.419
industri dengan jenis sebagimana tersaji pada gambar di bawah ini.
Kegiatan industry menghasilkan buangan limbah cair yang berpotensi
mencenari lingkungan salah satunya media air. Selain usaha industry,
pencemaran air juga bersumber dari limbah rumah tangga yang dihasilkan
oleh penduduk Kota Palu.

Tahun 2017 763 1,117 1,539

Tahun 2016 748 1,112 1,515

Tahun 2015 734 1,101 1,508

Tahun 2014 717 1,094 1,461

Tahun 2013 702 1,063 1,454

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500


Industri aneka
Industri logam, mesin, elektronik dan kimia (ILMK)
Industri hasil pertanian dan kehutanan

Sumber : BPS Kota Palu pada Kota Palu Dalam Angka 2018
Gambar 3.19. Banyaknya Perusahaan Industri menurut
Klasifikasi Industri di Kota Palu Tahun 2018

B. Pressure Tekanan (Terhadap Lingkungan)


Berdasarkan laporan Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu tahun
2018 tentang pemantauan kualitas air di Kota Palu, diketahui masih
terdapat masyarakat masih memanfaatkan sungai sebagai tempat buang
air besar sebagaimana ditunjukkan pada foto di bawah ini, walaupun
data Dinas kesehatan Kota Palu menunjukkan tidak adanya sungai
sebagai fasilitas tempat buang air besar. Selain itu, di sepanjang
bantaran Sungai Palu banyak dijumpai gorong-gorong air pembuangan
yang sumbernya berasal dari rumah tangga dan beberapa pasar

Halaman | III-39
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

setempat. Hal ini turut pula mengakibatkan air Sungai Palu semakin
keruh dan kehitaman. Belum lagi dijumpai limbah domestik yang pada
umumnya dihasilkan oleh limbah industri, rumah tangga, dan sampah
dari masyarakat baik yang dibuang sembarang tempat atau ditimbun
juga dibakar.

a. Aktivitas buang air besar di b. Saluran air pembuangan dari


sungai pasar setempat

c. Sampah dari gorong-gorong d. Sampah pembuangan


sungai masyarakat

e. Penambangan Pasir f. Kegiatan Memancing


Sumber : DLH Kota Palu
Gambar 3.20. Kondisi Sungai Palu

Halaman | III-40
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

C. State (Kondisi Eksisting)


Kualitas suatu air limbah akan dapat terindikasi dari kualitas
parameter kunci, dimana konsentrasi parameter kunci tidak melebihi dari
standard baku mutu yang ada sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan Laporan Pemantauan Kualitas Air
Tanah (DLH Kota Palu, 2018) diketahui bahwa pada tahun 2018 dilakukan
pemantauan kualitas air sungai Palu dan air tanah pada dua lokasi yaitu
TPA Sampah Kawatuna dan perumahan warga di Lagarutu dengan hasil
sebagaimana tersaji pada gambar di bawah ini.

100
80
60
40
20
0
Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu Perumahan warga Lagarutu Kel.Talise
Kel. Kawatuna Valangguni

Fecal Coliorm (mg/L) Baku Mutu Air Minum Permenkes 492/2010

Sumber : Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.21. Tingkat Fecal Coliform Air Tanah

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu Perumahan warga Lagarutu Kel.Talise
Kel. Kawatuna Valangguni
Total Coliform (mg/L)
Baku Mutu Air Bersih Permenkes 416/1990
Baku Mutu Air Minum Permenkes 492/2010

Sumber : Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.22. Total Coliform Air Tanah

Halaman | III-41
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air tanah dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih dibawah ambang batas, hanya
untuk parameter Mikrobiologi E-Colli dan Total Coliform telah melebihi
ambang batas baku mutu air minum berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, dan air bersih lampiran 2 Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 416/Men.Kes/Per/Ix/1990 tahun 1990
Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Penurunan kualitas
air yang disebabkan tercemarnya air sumur oleh bakteri gologan Coliform
yang diakibatkan dari kepadatan penduduk, buruknya sistem pembuangan
limbah masyarakat yang menimbulkan pembusukkan bahan organik,
pembuatan WC, Septink tank dan sumur resapan yang kurang memenuhi
persyaratan dengan baik ditinjau dari kualitas maupun tata letaknya
terhadap sumber pencemar. Seperti halnya pada lokasi Kantor Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palu terdapat Tempat Pembuangan Akhir Sampah,
maka tak heran jika air tanah sekitar kantor telah tercemar dengan
adanya pembusukkan bahan organik dari sampah. Air Minum yang
mengandung bakteri E-Colli apabila dikonsumsi oleh penduduk dapat
menyebabkan serangan penyakit tipus, disentri, dan kolera. Berdasarkan
hasil pemantaun bahwa sumber air tanah hanya dapat diperuntukan untuk
keperluan mencuci tidak digunakan peruntukkan untuk air minum.
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Sungai Poboya Sungai Jembatan IV Sungai Jembatan I Sungai Jembatan
Ponulele Gajah Mada Gantung Kel.Nunu

Fecal Coliform (MPN/100ml) Baku Mutu Kelas I Baku Mutu Kelas II

Sumber : Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.23. Tingkat Fecal Coliform di Sungai Palu

Halaman | III-42
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Sungai Poboya Sungai Jembatan IV Sungai Jembatan I Sungai Jembatan
Ponulele Gajah Mada Gantung Kel.Nunu

Total Coliform (MPN/100 ml) Baku Mutu Kelas I Baku Mutu Kelas II

Sumber : Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.24. Total Coliform di Sungai Palu

500

400

300

200

100

0
Sungai Poboya Sungai Jembatan IV Sungai Jembatan I Sungai Jembatan
Ponulele Gajah Mada Gantung Kel.Nunu
Residu Tersuspensi (mg/L) Baku Mutu Kelas I dan II Baku Mutu Kelas III dan IV

Sumber : Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.25. Tingkat Residu Tersuspensi di Sungai Palu

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air sungai Palu, diketahui
bahwa tingkat residu tersuspensi dan fecal coliform pada Sungai Palu
telah melebihi baku mutu air kelas 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan
Pengendalian Pencemaran Air, sedangkan untuk total coliform di sungai
Palu telah melebihi baku mutu air kelas 1.
D. Impact (Dampak)
Pencemaran air menimbulkan dampa pada lingkungan, salah satu
dampaknya pada aspek kesehatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan

Halaman | III-43
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tahun 2018, diketahui bahwa penyakit diare merupakan penyakit urutan


kedelapan sebagai penyakit utama yang diderita oleh Penduduk Kota Palu,
dengan jumlah penderita sebanyak 5.961 orang. Selain berdampak pada
aspek kesehatan air yang tercemar juga menurunkan nilai estetika
lingkungan. Seperti diketahui bahwa beberapa titik di wilayah sungai Palu
tercemar oleh adanya buangan sampah domestic.
E. Responses (Tanggapan)
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Palu untuk menjaga
kualitas air sungi, laut, danau maupun sumur di Kota Palu. beberapa
upaya yang telah dilakukan adalah pemantauan kualitas air secara priodik,
penanganan sampah, pengendalian pembukaan lahan pada daerah aliran
sungai, pengendalian pembuangan limbah ke badan air.

Halaman | III-44
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

BAB 4
INOVASI DAERAH DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Salah satu misi pembangunan Kota Palu tahun 2016-2021 adalah


“Kelurahan Inovasi Unggul dan Mandiri Berbasis Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi bagi Kemandirian Ekonomi”, dengan sub Misi adalah “Mendorong
dan meningkatkan ekonomi kreatif dan inovatif yang berkelanjutan”.
Pengembangan ekonomi berbasis sumberdaya lokal untuk kemandirian
ekonomi kerakyatan, disusun dengan pengkriteriaan yaitu kesesuaian
dengan dukungan sumberdaya alam dan kemampuan sumber daya
manusia yang ada di tempat tersebut/in-situ.
Introduksi teknologi barbasis home industri dimaksudkan agar
kebijakan ekonomi kerakyatan benar-benar teraplikasi dengan
menggunakan strategi masukan rendah dan ramah lingkungan, namun
dapat memberikan penguatan ekonomi lokal dengan menggunakan basis
kawasan Kelurahan sebagai lokus interfensi, sehingga target pelaksanaan
konsep one village one product di Kota Palu, dapat teraplikasi secara nyata
di Kota Palu.
Sepuluh komoditi unggulan melalui Kelurahan inovasi unggul dan
mandiri di Kota Palu antara lain : 1) Kerajinan batik tenun ikat batik Bomba;
2) Pengolahan aneka keripik; 3) Kerajinan alat musik; 4) Pengolahan limbah
sampah; 5) Pengolahan limbah kelapa; 6) Kerajinan bambu;7) Kerajinan
rotan; 8) Pengolahan batu alam / batu potong; 9) Kerajinan daun silar;dan
10) Pengolahan pakan ternak. Penguatan teknologi dan pengetahuan dalam
pemanfaatan potensi lokal terhadap kelurahan inovasi unggul dan mandiri
berbasis ekonomi kerakyatan dilakukan oleh Pemerintah Kota Palu melalui
tahapan : a) penguatan SDM; b) penguatan IKM; c) pengembangan IKM
basis home industry; d) perbaikan produksi, dan e) IKMmandiri produksi
massif.

Halaman | IV-1
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Selain inovasi sebagimana disebutkan di atas, inovasi dibidang


lingkungan hidup yang dilakukan Pemerintah Kota Palu melalui
pencanganan “Gerakan Gali Gasa (3G)”. 3G merupakan gerakan yang
memprovokasi serta mempropaganda masyarakat tentang pentingnya
menjaga kebersihan. Melalui Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak
melakukan gerakan “Mombine Gali Gasa”, dimana gerakan tersebut
dikhususkan bagi kaum perempuan.

Halaman | IV-2
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

BAB 5
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Pemerintah Kota Palu, melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu
menyelenggarakan penuyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018. Dokumen ini
memuat tentang isu prioritas lingkungan hidup Kota Palu Tahun 2018 yang
ditetapkan melalui proses partisipatif dengan melibatkan pemangku
kepentingan di Kota Palu. Selain isu prioritas, dokumen ini juga memuat
informasi tentang tata guna lahan, kualitas udara, kualitas air, resiko
bencana, perkotaan dan tata kelola yang terjadi di Kota Palu pada tahun
2018. Kondisi tersebut disajikan dengan melakukan hubungan kausalitas
antara unsur-unsur pemicu, penyebab terjadinya persoalan lingkungan
hidup, status, akibat dan upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan
(Driving Force, Pressure State, Impact and Response Analysis/ DPSIR).
1. Tata Guna Lahan
Factor pemicu isu tata guna lahan di Kota Palu adalah perkembangan
wilayah yang mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan.
Berdasarkan arahan rencana pola ruang Kota Palu diketahui bahwa luas
Kawasan budidaya di Kota Palu adalah 21.457,34 ha (54,30%) dan
kawasan lindung selujas 18.055,36 ha (45,70%). Diketahui masih
terdapat tutupan lahan berupa area terbangun pada Kawasan lindung
maupun rawan bencana di Kota Palu. Hal tersebut memberikan
tekanan dampak lingkungan. Salah satu dampak yang dirasakan adalah
kejadian gempa bumi yang diiukuti dengan tsunami pada pesisir teluk
Palu yang menghancurkan area terbangun pada pesisir Kota Palu.
Beberapa upaya Pemerintah Kota Palu telah lakukan sebagai bentuk
respon untuk mencegah dan menangulangi dampak lingkungan, salah
satunya melalui pengawasa dan instrument perizinan pemanfaatan
lahan.

Halaman | V-1
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2. Kualitas Air
Faktor pemicu isu kualitas air adalah banyaknya usaha dan/atau
kegiatan masyarakat maupun industri yang menghasilkan limbah yang
masuk pada badan air penerima di Kota Palu. Berdasarkan laporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu tahun 2018 tentang pemantauan
kualitas air di Kota Palu, diketahui masih terdapat masyarakat masih
memanfaatkan sungai sebagai tempat buang air besar. Sepanjang
bantaran Sungai Palu banyak dijumpai gorong-gorong air pembuangan
yang sumbernya berasal dari rumah tangga dan beberapa pasar
setempat. Hal ini turut pula mengakibatkan air Sungai Palu semakin
keruh dan kehitaman. Belum lagi dijumpai limbah domestik yang pada
umumnya dihasilkan oleh limbah industri, rumah tangga, dan sampah
dari masyarakat baik yang dibuang sembarang tempat atau ditimbun
juga dibakar. Aktivitas tersebut menimbulkan dampak pada lingkungan,
beberapa dampak tersebut seperti penurunan estetika lingkungan,
penurunan kualitas air dan penurunan derajat kesehatan. Berbagai
upaya Pemerintah Kota Palu laksanakan Berbagai upaya dilakukan
Pemerintah Kota Palu untuk menjaga kualitas air sungi, laut, danau
maupun sumur di Kota Palu. beberapa upaya yang telah dilakukan
adalah pemantauan kualitas air secara priodik, penanganan sampah,
pengendalian pembukaan lahan pada daerah aliran sungai,
pengendalian pembuangan limbah ke badan air, pelayanan kesehatan,
dan peningkatan edukasi ke masayarakat.
3. Kualitas Udara
Factor pemicu dari isu kualitas udara di Kota Palu adalah aktivitas
transportasi maupun industry. Pemanfaatan bahan bakar oleh
kendaraan bermotor meningkatkan kadar emisi di udara, selain itu,
adanya aktivitas pertambangan menimbulkan dampak berupa debu.
Diketahui bahwa penyakit Infeksi akut lain pada saluran pernafasan
bagian atas (ISPA) merupakan jenis penyakit terbanyak yang diderita
penduduk Kota Palu, dengan jumlah penderita 31955 orang.

Halaman | V-2
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara oleh Dinas Lingkungan


Hiduop Kota Palu pada tahun 2018 diketahui untuk parameter SO2 dan
NO2 menunjukkan belum melebihi baku mutu lingkungan. Beberapa
upaya pengedalian pencemaran udara dilakukan oleh Kota Palu
melibatkan berbagai pihak, baik masyarakat maupun pihak swasta
seperti penanam pohon, pengembangan hutan kota, pemantauan
kualitas udara secara periodic, pengujian emisi kendaraan bermotor,
pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak penurunan kualitas udara.
4. Resiko Bencana
Faktor pemicu dari isu resiko bencana adalah posisi geografis Kota Palu
yang dilalui oleh sesar Palu Koro serta berada di Teluk. Adanya
peningkatan penduduk dan pemanfaatan lahan yang juga berada pada
daerah rawan bencana menimbulkan tekanan terhadap lingkungan.
Pada tahun 2018 bencana besar yang dialami oleh Kota palu adalah
gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. Hal ini memberikan dampak pada
berbagai sector. Banyaknya korban jiwa yang kehilangan nyama
maupun tempat tinggal. Pemerintah Kota Palu berupaya
menananggulangi dampak bencana tersebut Bersama Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Pusat maupun organisasi kemanuasian lokal,
nasional maupun internasional
5. Perkotaan
Perkembangan jumlah penduduk di Kota Palu meningkatkan kebutuhan
lahan untuk bermukim maupun kebutuhan lainnya. Kota Palu
merupakan kota barang dan jasa. Dari sektor ini memberikan tekanan
terhadap lingkungan, berupa pemanfaatan lahan dan limbah yang
dihasilkan, seperti dari rumah sakit, hotel, industri, dan lain-lainnya.
Berbagai dampak lingkungan aktivitas perkotaan di Kota Palu. Salah
satunya adalah timbunan sampah yang dibuang pada selokan air
menghambat aliran air di selokan sehingga menyebabkan menurunkan
kemampuan drainase untuk mengaliri air buangan. Masih adanya

Halaman | V-3
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

masyarakat miskin dengan kualitas permukiman yang kumuh


menyebabkan rentannya resiko penurunan kesehatan pada masyarakat
golongan tersebut, dan berbagai dampak lainnya akibat aktivitas
perkotaan di Kota Palu. Dalam upaya menangani persoalan perkotaan
di Kota Palu, Pemerintah Kota Palu pada tahun 2018 melaksanakan
pengendalian pemenfaatan ruang melalui perizinan, pengawasan
terhadap usaha/kegiatan berdampak lingkungan serta bersama-sama
masyarakat telah melakukan beberapa upaya lainnya seperti
pendampingan dan bantuan terhadap masyarakat miskin, pelayanan
kesehatan, peningkatan kapasitas masyarakat maupun pembangunan
infrastruktur kota yang berwawasan lingkungan.
6. Tata Kelola
Pendapatan asli daerah Kota Palu pada tahun 2018 bersumber dari 3
jenis yaitu pajak, retribusi dan pendapatan lain yang sah. Dalam hal
tata kelola lingkungan, maka anggaran pengelolaan lingkungan hidup
adalah pendukung utama dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup.
Pada tahun 2018 Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu mendapatkan total
anggaran sebenyak Rp. 24.100.863.565 (dua puluh empat milyar
seratus juta delapan ratus enam puluh tiga juta ribu lima ratus enam
puluh lima rupiah), dengan alokasi terbesar pada program
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan sebesar 54%. Selain
anggaran dalam pengelolaan lingkungan juga dibutuhkan dukungan
sumber daya manusia yang memadai. Mayoritas aparatur lingkungan
hidup di Kota Palu berpendidikan SLTA. Pada tahun 2018 terdapat dua
aduan persoalan lingkungan dari masayarakat yaitu (a) Penumpukan
kopra yang menyebabkan perkembangbiakan kutu kopra yang terbang
dan menyebar ke area perumahan penduduk; dan (b) Peternakan
burung puyuh dan sarang wallet yang menimbulkan bau dan
perkembangbiakan nyamuk. Kedua aduan tersaebut telah diselaikan
secara kekeluargaan melalui pihak Kelurahan (tanpa masuk ke rana
peradilan) dengan upaya penangulangan yang disepakati oleh pihak

Halaman | V-4
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

yang berselisih. Berdasarkan data BPS Kota Palu, diketahui bahwa


produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku maupun
konstan pada tahun 2017 dengan nilai terendah adalah pengadaan
listrik dan gas, sedangkan nilai tertinggi adalah konstruksi.
Proses penetapan isu prioritas lingkungan hidup Kota Palu tahun 2018
dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan di
Kota Palu terdiri dari : Organisasi Perangkat Daerah terkait, Lembaga Sosial
Masyarakat (Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah), Akademisi
(Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Tadulako), Anggota Tim
Pendamping Pembangunan Kota Palu, dan Unsur Masyarakat yang diwakili
oleh Kota Tanpa Kumuh, serta Akademisi yang merupakan tenaga ahli.
Proses penetapan isu prioritas dilaksanakan melalui mekanisme Focus Grup
Discussion (FGD). Berdasarkan hasil dari penapisan dengan sistim skoring,
di sepekati 3 isu prioritas lingkungan hidup Kota Palu Tahun 2018. Isu
tersebut adalah :
1. Sampah Domestic
Pemasalahan atau isu berkaitan dengan sampah ini merupakan isu
klasik dari tahun ke tahun di Kota Palu. Masalah sampah sangat terkait
dengan populasi penduduk, keadaan sosial ekonomi, kemajuan
teknologi serta kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.
Kurangnya pengetahuan, partisipasi dan kesadaran masyarakat, serta
sarana dan prasarana pendudkung persampahan yang belum memadai
menambah tekanan terhadap isu persampahan. Diperkirakan timbulan
sampah di Kota Palu pada tahun 2018 sekitar 1.046,01 m3/hari, jumlah
tersebut bertambah sebanyak 2.964 m3/hari jika dibandingkan dengan
kondisi tahun 2017 sebanyak 1.037,62 m3/hari. Persoalan sampah yang
tidak terkelolah dengan baik berdampak negatif bagi manusia dan
lingkungannya, diantaranya : perkembangbiakan vector penyakit,
resiko penurunan tingkat kesehatan, pencemaran udara, pencemaran
air, gangguan estetika. Dalam upaya menangani permasalahan sampah
di Kota Palu, Pemerintah Kota Palu bersama-sama masyarakat pada

Halaman | V-5
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

tahun 2018 telah melakukan beberapa upaya, seperti penambahan


sarana dan prasarana dan upaya meningkatkan pengetahuan,
partisipasi masyarakat dengan berkolaborasi Bersama masyarakat dan
swasta.
2. Bencana Gempa, Tsunami Dan Likuifaksi
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu termasuk dalam
daerah rawan bencana gempa bumi, sebagai akibat keberadaan sesar
aktif Palu - Koro. Kejadian gempa bumi ini terjadi akibat pergerakan
sesar Palu – Koro. Kejadian gempa bumi di Kota Palu pada tanggal 28
September 2018 pukul 18.02.45 WITA dengan kekuatan gempa 7,4 SR
dengan episenter -0.2 LS dan 119.89 BT 26 Km Utara Kabupaten
Donggala dan 80 Km barat laut Kota Palu berada pada kedalaman 10
Km diikuti dengan tsunami dan bencana likuifaksi. Menurut BMKG
gempa bumi berlangsung saat Patahan Palu Koro yang melintasi Kota
Palu, bergeser sekitar 10 kilometer di bawah permukaan tanah (KATR
RI dan BPN, 2018). Adanya pemnafaatan lahan pada daerah yang
rawan bencana tsunami menjadi salah satu tekanan terhadap
lingkungan. Kejadian bencana alam gempa bumi di Kota Palu pada
tanggal 28 September 2018 telah merusak permukiman, fasilitas sosial,
ekonomi dan lainnya yang terletak di seluruh kelurahan di Kota Palu.
Berdasarkan data Beppeda Kota Palu tahun 2019, diketahui sampai
dengan tanggal 31 Desember 2018 jumlah pengungsi sebanyak 11.165
KK dengan jumlah 40.738 jiwa. Pemerintah Kota Palu bersama
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Pusat, dan
Organisasi Kemanuasian berkolaborasi dalam upaya penanggulangan
dan pemulihan kondisi pasca bencana
3. Pencemaran Air
Berdasarkan data dari BPS Kota Palu pada buku Kota Palu Dalam Angka
2018 diketahui total jumlah industry di Kota Palu sebanyak 3.419 buah.
Selain usaha industry, pencemaran air juga bersumber dari limbah
rumah tangga yang dihasilkan oleh penduduk Kota Palu. Hasil

Halaman | V-6
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

pemantauan Dinas Lingkungan hidup Kota Palu menunjukkan masih


adanya pembuangan sampah di sungai, dan masuknya limbah yang
dihasikan oleh masyarakat langsung ke sungai tamnpa pengelolahan
awal. Hasil pemantauan terhadap kualitas air di Sungai Palu dan air
tanah pada dua lokasi menunjukkan bahwa sebagian besar parameter
masih dibawah ambang batas, hanya untuk parameter Mikrobiologi E-
Colli dan Total Coliform telah melebihi ambang batas baku mutu air
bersih ( baku mutu lampiran II), didapatkan nilai E-Colli yang sama yaitu
76 MPN dan nilai total coliform yaitu 95 MPN pada 2 (dua) lokasi pada
kantor Dinas Lingkungan Hidup Kelurahan Kawatuna KDLH-01 dan
disalah satu pemukiman warga di Kelurahan Lagarutu, nilai parameter
mikrobiologi yang meningkat pada kedua lokasi tersebut, penurunan
kualitas air yang disebabkan tercemarnya air sumur oleh bakteri
gologan Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk, buruknya
sistem pembuangan limbah masyarakat yang menimbulkan
pembusukkan bahan organik, pembuatan WC, Septink tank dan sumur
resapan yang kurang memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari
kualitas maupun tata letaknya terhadap sumber pencemar. Berbagai
upaya dilakukan Pemerintah Kota Palu untuk menjaga kualitas air sungi,
laut, danau maupun sumur di Kota Palu. beberapa upaya yang telah
dilakukan adalah pemantauan kualitas air secara priodik, penanganan
sampah, pengendalian pembukaan lahan pada daerah aliran sungai,
pengendalian pembuangan limbah ke badan air.

5.2. RENCANA TINDAK LANJUT


Dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup Kota pal uke depan,
disusun beberapa rencana tindak lanjut sebagai berikut :
1. Pengendalian perizinan dan pengawasan terhadap aktivitas
pemanfaatan lahan serta usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan;

Halaman | V-7
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

2. Revisi terhadap Peraturan Daerah yang mengatur tentang Rencana


Tata Ruang dan Rencana Wilayah(RTRW) Kota Palu dan Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Palu, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang mempertimbangkan aspek mitigasi
bencana dengan melaksanakan Kajian LIngkungan Hidup Stratetis
(KLHS) guna memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan
terintegrasi dalam kebijakan, rencana dan program tersebut;
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan
lingkungan;
4. Melaksanakan penyediaan data dan informasi lingkungan sebagai
bahan pertimbangan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Kota
Palu;
5. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur lingkungan hidup;
6. Melaksanakan kolaborasi pengelolaan lingkungan yang melibatkan
unsur masyarakat, pelaku usaha maupun organisasi pemerhati
lingkungan.

Halaman | V-8
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Oecd, 1993. Decision Support System and Expert Systems: Management
Support Systems. 4th Ed. Prentice Hall international, Inc.
Stanners, 2007, The DPSIR scheme for analysing biodiversity loss and
developing preservation strategies;

Terbitan Terbatas
Bappeda Kota Palu, 2017, Dokumen Sistem Informasi Pembangunan
daerah Kota PaluTtahun 2018, Palu, Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Kota Palu;
Bappeda Kota Palu, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Palu Tahun 2016-2021, Palu; Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Kota Palu;
Bappeda Kota Palu, 2018, Rancangan Awal Revisi RPJMD Kota Palu Tahun
Tahun 2016-2021, Palu; Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Kota Palu;
Bappeda Kota Palu, 2019, Rencana Aksi daerah Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi
tahun 2019-2020 Kota Palu; Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Kota Palu;
DLH Kota Palu, 2017. Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup, Palu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu;
DLH Kota Palu, 2017. Dokumen Penyusunan Perencanaan Teknis
Manajemen Persampahan Kota Palu Tahun 2018-2037. Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palu;
DLH Kota Palu, 2018. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah Kota Palu Tahun 2017, Palu, Laporan, Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palu;
DTRP Kota Palu, 2018, Laporan Fakta dan Analisa Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Palu Tahun 2018-2038, Palu; Dinas Tata Ruang
dan Permukiman Kota Palu;
BPS Kota Palu, 2018, Kota Palu Dalam Angka 2018, Palu; Tim Penyusun
Publikasi Kota Palu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu;
KNLHK, 2018, Pedoman Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah, Jakarta, Kementerian
Lingkungan Hidup RI.
KATR RI dan BPN, 2018, Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan
Bencana (KRB) di Kota Palu tahun 2018;

Halaman | xvi
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Jurnal Elektronik
Rifai. 2011, Analisis Perkembangan Fisik Kota Palu Dengan Citra Landsat.
Jurnal ‘ruang” Volume 3 Nomor 1 Maret 2011,
http://jurnal.untad.ac.id (diakses tanggal 5 November 2017);

Media Online
www.voaindonesia.com, 2018. Tiga Faktor Penyebab Tsunami Mematikan
di Palu, https://www.voaindonesia.com/a/tiga-faktor-penyebab-
tsunami-mematikan-di-palu/4595806.html, diakses tanggal 11 April
2019;
www.big.go.id, 2019. Informasi geospasial untuk tanggap bencana palu
dan donggala, httpwww.big.go.idinformasi-geospasial-untuk-
tanggap-bencana-palu-dan-donggala. Diakses tanggal 11 Februari
2019;
www.bbc.com, 2019. Peringatan tsunami di Palu dan sekitarnya 'diakhiri
terlalu dini'. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45696430
(diakses tanggal 23 April 2019)
www.merdeka.com, 2019. Pandangan udara palu usai dihantam gempa
dan tsunami. https://www.merdeka.com/foto/peristiwa /1014329/
20181001115238-pandangan-udara-palu-usai-dihantam-gempa-dan-
tsunami-001-nfi.html. Diakses tanggal 23 April 2019)

Halaman | xvii
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

LAMPIRAN
Kumpulan Tabel DIKPLHD Kota Palu Tahun 2018

Tabel 1. Luas Kawasan Lindung Berdasarkan RTRW dan Tutupan


Lahannya Kota Palu
Tahun 2018
Tutupan Lahan
Luas
Nama Kawasan Area Tanah Badan
Kawasan Vegetasi
Terbangun Terbuka Air
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9)
Kawasan
Lindung Kawasan
terhadap 1 Hutan 7,765.39 7747.61 0.00 17.78 0.00
Kawasan Lindung
Bawahannya
Sempadan
1 112.80 58.33 53.15 1.13 0.19
Pantai
Kawasan Sempadan
2 742.90 473.50 122.20 88.93 58.27
Perlindungan Sungai
Setempat Ruang
3 Terbuka 1,553.82 944.70 132.02 476.93 0.17
Hijau
Kawasan
Suaka Alam, Kawasan
Kawasan
Pelestarian Suaka Alam
Lindung 1 5,551.33 5,225.29 15.09 310.95 0.00
Alam dan dan Cagar
Cagar Budaya
Budaya
Kawasan
Rawan
1 2,290.40 956.97 5.97 1,327.46 0.00
Tanah
Kawasan
Longsor
Rawan
Kawasan
Bencana
Rawan
2 35.70 18.50 17.18 0.00 0.02
Gelombang
Pasang
Kawasan
Lindung 1 Mangrove 3.02 1.17 0.00 1.25 0.6
Lainnya
Hutan Kawasan
Produksi 1 Budidaya 4,239.42 4234.86 0.00 4.55 0.00
Terbatas Kehutanan
Kawasan Kawasan
1 1,534.12 1448.87 17.63 67.37 0.25
Industri Industri
Kawasan Kawasan
1 291.52 57.82 198.29 32.2 3.21
Pariwisata Pariwisata
Kawasan Kawasan
Kawasan
Perdagangan 1 Perdagangan 448.92 29.51 416.08 2.12 1.21
Budidaya
dan Jasa dan Jasa
Kawasan Kawasan
1 199.11 26.05 168.89 4.17
Perkantoran Perkantoran
Kawasan Kawasan
1 8,869.70 4,612.25 3,470.53 784.77 2.15
perumahan perumahan
Kawasan Kawasan
Peruntukan 1 Peruntukan 5,874.55 4,349.02 733.06 684.48 107.99
Lainnya Lainnya
Luas Kawasan Lindung 18,055.36 15,426.07 345.61 2,224.43 59.25
Luas Kawasan Budidaya 21,457.34 14,758.38 5,004.48 1,579.66 114.81
Total Lindung Budidaya 39,512.70 30,184.45 5,350.09 3,804.09 174.06
Sumber : Hasil olahan peta penggunaaan lahan 2018 (Kajian Lahan Kritis)
dan rencana Pola ruang, DLH Kota Palu 2019
Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Kota Palu

Lampiran | DT-1
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tahun 2018
Luas Lahan
Luas Lahan Luas Luas Luas Badan Air
Luas Lahan
Non Lahan Lahan Lahan
No Kecamatan Perkebunan (Ha)
Pertanian Sawah Kering Hutan
(Ha)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kecamatan 1,961.31 0.00 1,379.07 8.53 1,572.88 21.42
Ulujadi
2 Kecamatan Palu 623.04 0.00 48.67 1.18 0.00 14.38
Barat
3 Kecamatan 1,001.31 215.37 133.64 23.33 10.75 37.07
Tatanga
4 Kecamatan Palu 585.91 0.00 3.30 3.30 0.00 2.90
Timur
5 Kecamatan Palu 1,153.11 75.74 711.54 0.04 0.00 15.27
Selatan
Kecamatan
6 Mantikulore 8,248.96 181.43 4,184.38 16.61 5,551.94 56.58
Kecamatan Palu
7 Utara 1,428.53 14.72 1,315.88 5.11 0.00 33.56
Kecamatan
8 Tawaeli 2,282.87 10.66 1,642.84 4.80 616.91 43.99
Sumber : Hasil olahan peta penggunaaan lahan 2018 (Kajian Lahan Kritis)
dan rencana Pola ruang, DLH Kota Palu 2019

Tabel 3. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status Kota Palu


Tahun 2018
No Fungsi Hutan Luas (Ha)
(1) (2) (3)
A. Berdasarkan Fungsi Hutan
1. Hutan Produksi 4,442.64
2. Hutan Lindung 6,670.75
3. Taman Nasional 0.6
4. Taman Wisata Alam
5. Taman Buru
6. Cagar Alam 5,561.13
7. Suaka Margasatwa
8. Taman Hutan Raya 5,015.59
9. Kawasan Suaka Alam Kawasan Pelestarian Alam / TAHURA 5043
10. Hutan Produksi Terbatas 4,442.64
B. Berdasarkan Status Hutan
1. Hutan Negara (Kawasan Hutan)
2. Hutan Hak/Hutan Rakyat
3. Hutan Kota 490.65
4. Taman Hutan Raya 5,015.59
5. Taman Keanekaragaman Hayati
Sumber : Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu

Tabel 4. Keadaan Flora dan Fauna Kota Palu


Tahun 2016

Status Status Status Status


Golongan Nama Spesies Diketahui
Endemik Terancam Berlimpah Dilindungi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Hewan Anoa dataran rendah √
Menyusui
Anoa pegunungan √
Babirusa √
Monyet sulawesi √

Lampiran | DT-2
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Status Status Status Status


Golongan Nama Spesies Diketahui
Endemik Terancam Berlimpah Dilindungi

Monyet sulawesi √
Monyet jambul √
Musang sulawesi √
Kuskus √
Binatang Hantu √
2. Burung Julang √
Kakatua Kecil Jambul Kuning √
Elang √
Serindit Sulawesi √
Burung maleo √
Nuri sulawesi √
Kasturi sulawesi √
3. Reptil Penyu hijau √
Penyu belimbing √
Penyu sisik √
Buaya muara
4. Amphibi
5. Ikan
6. Keong
7. Serangga
8. Tumbuh- Anggrek hitam √
tumbuhan Kantung semar √
Sumber : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Sulteng

Tabel 5. Penangkaran Satwa dan Tumbuhan Lia Kota Palu


Tahun 2018
Jenis Satwa
No. Nama Perusahaan SK Yang Alamat Ket
ditangkarkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 CV.Dinar Darum No.SK. Karang Hias Jl. Trans Sulawesi No.23 Tidak
Lestari2. An. Niluh 883/IV.K.22/2016 Tgl. Mamboro Palu Aktif
Asih Febriani 15 Jnui 2016
2 Laksono Margiano Sk.726/IV.K-22/2017 Rusa Jl. RE.Martadinata No. Masih
Tgl. 28 Juli 2017 98/100 RT.001/ RW.14 Aktif
Kelurahan Tondo
Kecamatan Mantikulore
Kota Palu
3 Aman Setio SK. 916/IV.K-22/2017 Burung Jl.Perumahan Dosen Masih
Tgl. 9 Oktober 2017 Blok C5 No. 12 Aktif
Kelurahan Tondo
Kecamatan Mantikulore
Kota Palu
Sumber : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Sulteng

Lampiran | DT-3
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 6. Luas Lahan Kritis di Dalam dan Luar Kawasan Hutan Kota Palu
Tahun 2018
Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha)

Penyebab

Konservasi

Konservasi
Kawasan

Kawasan
Produksi

Produksi
Lindung

Hutan
Lindung
Hutan

Hutan

Hutan

Hutan

Hutan
Hutan

Hutan
No Kecamatan Lahan

Luar

Luar
Kritis

(10)

(11)
(5)

(7)

(8)

(9)
(1)

(2)

(3)

(4)

(6)
1 Ulujadi
-

-
496.77

479.20

632.82

491.73
2 Palu Barat
-

-
0.11

0.44
3 Tatanga
-

-
94.70

19.37
4 Palu Timur
-

-
5 Palu Selatan
-

-
6 Mantikulore
1,905.66

1,281.74

1,750.80

1,990.17
324.50

58.02

135.62

12.39
7 Palu Utara
-

-
0.69

8.01
361.23

8 Tawaeli
-

-
557.50

381.74

104.66

25.84
882.70

554.79

240.28

645.22
1,905.66

2,598.72

1,750.80

2,535.55

Jumlah

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air


Kota Palu
Tahun 2018
Ambang Kritis Erosi Besaran erosi Status
No. Tebal Tanah (PP 150/2000) (mm/10 tahun) Melebihi/Tidak
(mm/10 tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 < 20 cm 0,2 – 1,3
2 20 - < 50 cm 1,3 - < 4
3 50 - < 100 cm 4,0 - < 9,0 Tidak ada data
4 100 – 150 cm 9,0 – 12
5 > 150 cm > 12
Sumber : -

Lampiran | DT-4
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 7a. Luas Besaran Erosi di Kota Palu


Tahun 2018
Erosi Luas (ha)
<15 Ton/Ha/Tahun 15,144.09
>480 Ton/Ha/Tahun 8,125.17
15-60 Ton/Ha/Tahun 7,692.11
180-480 Ton/Ha/Tahun 7,187.56
60-180 Ton/Ha/Tahun 8,125.17
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Kota Palu


Tahun 2018
Ambang Kritis (PP Status
No Parameter Hasil Pengamatan
150/2000) Melebihi/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Ketebalan Solum < 20 cm Tidak diamati
2 Kebatuan
Permukaan > 40 % Tidak diamati
3.A Komposisi Fraksi < 18 % koloid; Tidak diamati
3.B Komposisi Fraksi > 80 % pasir kuarsitik Tidak diamati
4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 2,12 g/cm3 melebihi
5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 20% tidak
6 Derajat Pelulusan
< 0,7 cm/jam; > 8,0
air Tidak diamati
7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 5.54 diantara
8 Daya Hantar
bk
Listrik/DHL Tidak diamati
9 Redoks < 200 mV Tidak diamati
10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah Tidak diamati
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 9. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah Kota Palu


Tahun 2018
Ambang Kritis (PP Hasil Melebihi/
No. Parameter
150/2000) Pengamatan Tidak
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Subsidensi Gambut di atas > 35 cm/tahun untuk
pasir kuarsa ketebalan gambut ≥ 3
m atau 10% / 5 tahun
untuk ketebalan
gambut < 3 m Tidak ada data
2 Kedalaman Lapisan Berpirit < 25 cm dengan pH ≤
dari permukaan tanah 2,5
3 Kedalaman Air Tanah > 25 cm
dangkal
Sumber : -

Tabel 10. Luas dan Kerapatan Tutupan MangroveKota Palu


Tahun 2018
No Lokasi Luas Lokasi Persentase Kerapatan
(Ha) tutupan (%) (pohon/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
1
2 Tidak ada data
3
Sumber : -

Lampiran | DT-5
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 11. Luas dan Kerusakan Padang Lamun Kota Palu


Tahun 2018
No Kecamatan Luas(Ha) Persentase Area Kerusakan (%)
(1) (2) (3) (4)
1.
2. Tidak ada data
3.
Sumber : -

Tabel 12. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu KarangKota Palu


Tahun 2018
No. Kecamatan Luas Tutupan (Ha) Sangat Baik (%) Baik (%) Sedang (%) Rusak (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1
2 Tidak ada data
3
Sumber : -

Tabel 13. Luas Perubahan Penggunaan Lahan PertanianKota Palu


Tahun 2018
No. Jenis Penggunaan Baru Luas Lama (Ha) Luas Baru (Ha)
(1) (2) (3) (4)
1 Permukiman 2,768.84 4,003.10
2 Industri 151.39 117.90
3 Pertambangan 100.25 248.49
4 Perkebunan 1,602.85 1,602.85
5 Sawah 4,769.11 2,487.67
6 Pertanian Lahan Kering 964.68 964.68
7 Perikanan 29.72 20.60
8 Lainnya (sebutkan)
Sumber : Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu

Tabel 14. Jenis Pemanfaatan Lahan Kota Palu


Tahun 2018
No. Jenis Pemanfaatan Lahan Jumlah Skala Usaha Luas Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tambang 248.49
2. Perkebunan 1,602.85
3. Pertanian 2,487.67
4. Pemanfaatan Hutan 30,878.92
Sumber : Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu

Tabel 15. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan
Galian Kota Palu
Tahun 2018
Jenis Bahan Luas Ijin Usaha Luas Areal Produksi
No. Nama Perusahaan
Galian Penambangan (Ha) (Ha) (Ton/Tahun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Batuan CV. Bintang Jaya 10.28
2. Batuan PT. Hasal Logam Utama 25.055
CV. Dinamis Abadi/PT. Ratu
3. Batuan 21
Tambang
4. Batuan CV. Patran Raya 13.257
5. Batuan PT. Salena Jaya Sejati 8
6. Batuan PT. Putera Sausu Membangun 25.84
7. Batuan PT. Anugrah Jaya Kaltindo 10.6
8. Batuan PT. Panpatmos 7.50

Lampiran | DT-6
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Jenis Bahan Luas Ijin Usaha Luas Areal Produksi


No. Nama Perusahaan
Galian Penambangan (Ha) (Ha) (Ton/Tahun)
9. Batuan PT. Toha Batu Palu 28.58
10. Batuan PT. Putra Putri Winata Indonesia 11.68
11. Batuan PT. Putra Putri Winata 6.35
12. Batuan PT. Kawan Kita Lestari 17.25
13. Batuan PT. Maxima Tiga Berkat 15.6
14. Batuan PT. Agung Jaya Kencana 10.00
15. Batuan PT. Watu Meriba Jaya 18.25
16. Batuan PT. Putra Elan Balindo 17.86
17. Batuan PT. Sirtu Karya Utama 31.85
18. Batuan PT. Aces Selaras 19.79
19. Batuan PT. Watu Sinai Abadi 18.7
20. Batuan PT. Juba Pratama 8.98
21. Batuan PT. Risgun Perkasa Abadi 21.97
22. Batuan CV. Adi Rahmat 10.88
23. Batuan PT. Anugerah Karya Jaya Mandiri 7.34
24. Batuan PT. Batuan Alam Raya 10.38
25. Batuan PT. Bumi Triputra Mandiri 9.7
26. Batuan PT. Farhan Batu Palu 23.76
27. Batuan PT. Indako Bangun Persada 13.07
28. Batuan PT. Jasin Effrin Jaya 8.9
29. Batuan PT. Mega Jasa Pratama 23.67
30. Batuan PT. Nana Dia Prima 13.67
31. Batuan PT. Nesindo Energi Watu 15
32. Batuan PT. Nurindo Watusampu 4.95
33. Batuan PT. Sinar Terang Mandiri 19.63
34. Batuan CV. Sumber Alam Gemilang 17.02
35. Batuan CV. Sumber Batuan Prima 10.2
36. Batuan PT. Veromas Vatu Karikil 18.08
37. Batuan PT. Watu Palu Prima 6.85
38. Batuan CV. Trimitra Sejati 27.04
39. Batuan PT. Annisa Jaya Properti
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Sulteng

Tabel 16. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi Kota Palu


Tahun 2018
Penghijauan Reboisasi
No. Kecamatan Target Luas Realisasi Realisasi Jumlah Target Luas Realisasi Realisasi Jumlah
(Ha) (Ha) Pohon (batang) (Ha) (Ha) Pohon (batang)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Tawaeli 0 0 0 0
2 Palu Utara 0 0 0 0
3 Mantikulore 615 0 0 0
4 Palu Timur 1,645 0 0 0
5 Palu Selatan 415 0 0 0
6 Palu Barat 870 0 0 0
7 Tatanga 200 0 0 0
8 Ulujadi 0 0 0 0
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 17. Luas dan Kerusakan Lahan Gambut Kota Palu


Tahun 2018
No. Kecamatan Luas (Ha) Kedalaman (M) Prosentase Kerusakan (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tawaeli 0 0 0
2 Palu Utara 0 0 0
3 Mantikulore 0 0 0
4 Palu Timur 0 0 0
5 Palu Selatan 0 0 0

Lampiran | DT-7
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

No. Kecamatan Luas (Ha) Kedalaman (M) Prosentase Kerusakan (%)


6 Palu Barat 0 0 0
7 Tatanga 0 0 0
8 Ulujadi 0 0 0
Keterangan : Tidak ada lahan gambut di Kota Palu
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 18. Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Kota Palu
Tahun 2018
SK Definitif Keterangan
No Kecamatan
Jumlah (Unit) Luas (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tidak ada data
Sumber : -

Tabel 19. Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan
Kayu Kota Palu
Tahun 2018
No. Kecamatan Jumlah (Unit) Luas (Ha) Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tidak ada data
Sumber : -

Tabel 20. Perdagangan Satwa dan Tumbuhan Kota Palu


Tahun 2018
No. Nama Spesies Bagian-bagian yang diperdagangkan Status menurut CITES
(1) (2) (3) (4)
1 Tidak ada data
Sumber : -

Tabel 21. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi Kota Palu


Tahun 2018
Jenis IUPJLWA
Nama Luas Luas Luas Luas Luas Luas
Perusahaan Pemanfaatan Pemanfaatan Wisata Perlindungan Penyelamatan Penyerapan
No Jasa Aliran Air Air (Ha) Alam Keanekaragaman dan Karbon (Ha)
(Ha) (Ha) Hayati (Ha) Perlindungan
Lingkungan
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Perusahaan
1 Daerah kota ± 500
Palu

Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Sulteng

Lampiran | DT-8
.
.

2
1
1 No.

2 Lokasi Sumur

Dinas

warga
Kantor

Bersih
Minum
Palu Kel.

Lagarutu
Kel.Talise
Kawatuna
Hidup Kota

Valangguni
Perumahan

Baku Mutu Air

Baku Mutu Air


Lingkungan
05-09-18 05-09-18 3 Waktu Sampling
(tgl/bln/tahun)
deiasi 3 deviasi 3 28 29 4 Temperatur (mg/L)

1000 1000 322 99 5 Residu Terlarut (mg/L)


Tahun 2018

1000 1000 120 98 6 Residu Tersuspensi (mg/L)

6-9 6-9 6,64 6,75 7 pH

3 2 - - 8 BOD (mg/L)
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

25 10 - - 9 COD (mg/L)

4 6 - - 10 DO (mg/L)
Tabel 22. Kualitas Air Sumur Kota Palu

0,2 0,2 - - 11 Total Fosfat sbg P (mg/L)

(-) 1 - - 12 NO3 Sebagai N (mg/L)

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu


(-) 0,5 - - 13 NH3-N (mg/L)

1 0,5 - - 14 Arsen (mg/L)

0,2 0,2 - - 15 Kobalt (mg/L)


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

(-) 1 - - 16 Barium (mg/L)

1 1 - - 17 Boron (mg/L)

0,01 0,01 - - 18 Selenium (mg/L)

0,01 0,01 < 0,04 < 0,01 19 Kadmium (mg/L)

0,05 0,05 - - 20 Khrom (mg/L)

0,02 0,02 - - 21 Tembaga (mg/L)

(-) 0,3 < 0,01 < 0,01 22 Besi (mg/L)

0,03 0,03 - - 23 Timbal (mg/L)

(-) 1 < 0,01 < 0,01 24 Mangan (mg/L)

0,001 0,001 - - 25 Air Raksa (mg/L)

0,05 0,05 - - 26 Seng (mg/L)

(-) 1 4,98 6,51 27 Khlorida (mg/L)

0,02 0,02 - - 27 Sianida (mg/L)

1,5 0,5 0,09 0,10 28 Fluoride (mg/L)

0,06 0,06 < 0,003 < 0,003 29 Nitrit sebagai N (mg/L)

400 400 - - 30 Sulfat (mg/L)

0,03 0,03 - - 31 Khlorin Bebas (mg/L)

0,002 0,002 - - 32 Belerang sebagai H2S (mg/L)

1000 100 95 76 33 Fecal Coliorm (mg/L)


5000 1000 95 76 34 Total Coliform (mg/L)

0,1 0,1 - - 35 Gross-A (Bq/L)

1 1 - - 36 Gross-B (Bq/L)
Lampiran | DT-9
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 23. Kualitas Air Laut Kota Palu


Tahun 2018

Waktu sampling (tgl/bln/t hn)

Koordinat
Titik

Sianida (CN-) (mg/l)


Amoni a total (mg/l)

Sulfida (H2S) (mg/l)

Minyak bumi (mg/l)


Kekeruha n (NTU)

Tempe ratur (Oc)


Lokasi Sampli ng

Pest isida (mg /l


Lapisa n Minyak
Kecera han (M)

Salinita s (‰)

NO2- N (mg/l)

NO3- N (mg/l)
Nam a Loka si

PO4-P (mg/l)

Fen ol (mg/l)
BOD5 (mg/l)

Klo r (mg /l)

PC B (mg /l)
COD (mg/l)
Warna (Mt)

TSS (mg/l)

DO (mg/l)
Sampah
Bau
No

pH
Bujur
Lintan g

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

(27)

(28)
(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)
0°52'56.27"S

119°50'35.70"
Teluk Palu

Teluk Palu
22-01-18

16.36

28.42

11.12

0.007
7.76

7.92

26.5

2.86

9.35

0.05
1

0
E

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 24. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Kota Palu


Tahun 2018
Bulan
NO Nama Dan Lokasi Stasiun Pengamatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
1 Stas. Meteorologi Mutiara Palu 10.0 21.2 53.2 20.3 47.1 74.0 94.0 81.3 80.9 57.2 36.4 8.9
2 Layana Indah 53.0 83.5 78.0 23.0 55.0 72.0 74.0 2.0 45.0 60.0 38.0 10.0
3 Tawaeli 114.6 180.0 127.0 87.0 49.5 110.5 80.8 42.6 37.4 37.5 62.6 60.7
Rata2 Curah Hujan Tahun 2018 (mm) 59.2 94.9 86.1 43.4 50.5 85.5 82.9 42.0 54.4 51.6 45.7 26.5
Rata2 Curah Hujan Tahun 2017 (mm) 67.1 56.8 68.9 42.3 92.0 122.5 81.1 76.2 97.4 62.6 42.4 58.9
Rata2 Curah HujanTahun 2016 (mm) 39.7 18.4 22.4 48.2 39.9 61.2 97.7 22.3 85.9 243.6 54.4 101.0
Sumber : Badan Meteorologi Klimtologi dan Geofisika Kota Palu

Lampiran | DT-10
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 25. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Kota Palu
Tahun 2016
No. Kecamatan Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Palu Timur 32,689 0 0 0 0 0
2 Palu Selatan 42,655 0 0 0 0 0
3 Palu Barat 41,598 0 0 0 0 0
4 Palu Utara 5,770 0 0 0 0 0
5 Tatanga 19,471 0 0 0 0 0
6 Tawaeli 13,164 0 0 0 0 0
7 Ulujadi 10,679 0 0 0 0 0
8 Mantikulore 24,238 0 0 0 0 0
Total 190,264 0 0 0 0 0
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palu

Tabel 26. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi Kota Palu


Tahun 2018
Waktu Pemantauan pH DHL SO4 NO3 Cr NH4 Na Ca2+ Mg2+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Tidak ada data
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Sumber : -

Tabel 27. Kondisi Sungai Kota Palu


Tahun 2018
Panjang Lebar Lebar Kedalaman Debit Debit
Nama
No (km) Permukaan Dasar (m) Maks Min
Sungai
(m) (m) (m3/dtk) (m3/dtk)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Sunbgai 3.40 50 50 1.5 75.00 0.2690
Lambagu
2 Sungai 8.14 5 3 1.0 4.00 0.0025
Vinase
3 Sungai 8.10 25 20 1.5 33.75 0.1883
Limran
4 Sungai 3.20 75 75 2.0 150.00 0.5900
Tawaeli
5 Sungai 3.80 80 80 2.0 160.00 0.2670
Taipa
6 Sungai 11.00 25 25 1.5 37.50 0.0050
Layana-
Wintu
7 Sungai 12.14 25 22 1.5 35.25 0.0050
Watutela
8 Sungai 20.00 20 20 1.5 30.00 0.4400
Pondo

Lampiran | DT-11
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Panjang Lebar Lebar Kedalaman Debit Debit


Nama
No (km) Permukaan Dasar (m) Maks Min
Sungai
(m) (m) (m3/dtk) (m3/dtk)
9 Sungai 21.00 20 20 1.5 30.00 0.3620
Kawatuna
10 Sungai 4.60 50 45 3.0 142.50 45.0000
Palu
11 Sungai 4.20 50 1.5 75.00 0.2690
Buluri 50
12 Sun gai 0.2690
Watusampu 4.80 30 30 1.5 45.00
13 Sungai 0.2508
Uwenumpu 5.80 15 15 1.0 15.00
14 Sungai
Sombe-
Lewara 6.30 35 35 2.0 70.00 0.3620
15 Sungai
Ngia 9.62 5 5 1.5 7.50 -
16 Sungai
Mamara 3.10 5 5 1.5 7.50 -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu

Tabel 28. Kondisi Danau/Waduk/Situ/Embung Kota Palu


Tahun 2018
Nama
No. Luas (Ha) Volume (m3)
Danau/Waduk/Situ/Embung
(1) (2) (3) (4)
1 Embung Watutela 0.004 60.00
2 Waduk Sibili 2.16 16,200.00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu

Lampiran | DT-12
(1)

4.
3.
2.
1.
No.

(2)

Ponulele
Nama Sungai

Gajah Mada
Sungai Poboya

Sungai Jembatan
Gantung Kel.Nunu
Sungai Jembatan I
Sungai Jembatan IV
(3)
Titik Pantau
Tahun 2018

1 Titik 1 titik 1 Titik 1 Titik

24-04- (4) Waktu Sampling


18 24-04-18 23-04-18 23-04-18 (tgl/bln/tahun)

Baku Mutu Kelas II


Baku Mutu Kelas I
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Deviasi 3 Deviasi 3 29 28 27 28 (5) Temperatur (mg/L)

(6) Residu Terlarut


1000 1000 135 188 151 258
(mg/L)
Tabel 29. Kualitas Air Sungai Kota Palu

50 50 372 287 355 303 (7) Residu Tersuspensi


(mg/L)

6-9 6-9 5,98 6,50 6.65 6.93 (8) pH

(-) (-) 98 90 109 102 (9) DHL (mg/L)


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

0,03 0,03 <0,01 <0,01 < 0,01 < 0,01 (10) Timbal (Pb)
(mg/L)
(-) 400 27,0 69 27 26,0 (11) Sulfat (SO4)
(mg/L)
4 6 3,25 3,03 3.25 3.45 (12) DO( mg/L)

3 2 8,45 7,25 8.45 8.3 (13) BOD (mg/L)

25 10 <25 <25 <25 <25 (14) COD (mg/L)

(15) NO2 (mg/L)


0,06 0,06 <0,003 0,01 <0,003 < 0,003

10 10 0,19 0,21 0,19 0.21 (16) NO3 (mg/L)

(-) 0,5 0,13 0,16 0,13 0.16 (17) NH3 (mg/L)

600 (-) 10,3 6,5 6,6 6.5 (18) Klorida (mg/L)

(19)
Zat Organik (mg/L)
- - 8,25 2,25 3,25 2.25

1000 1000 NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL (20) Minyak dan Lemak
(µg/L)

200 200 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 (21) Detergen (µg/L)

(22) Fecal Coliform


1000 100 39 29 139 1898 (MPN/100ml)

(23) Total Coliform


5000 1000 39 29 139 1898 (MPN/100 ml)

(24)
Sianida (mg/L)
0,02 0,02 0,09 <0,002 <0,002 <0,002
Lampiran | DT-13
(1) N No.

1
o

(2)

Sibili
Nama

Titik I
Danau
Nama Sungai

22 mei (3) Waktu sampling


2017 (tgl/bln/ thn)

31/28 (4) Temperatur Titik Pantau

Tahun 2017
(ºC)
Waktu Sampling
(5) Residu Terlarut (mg/ L) (tgl/bln/tahun)
Baku Mutu Kelas IV
Baku Mutu Kelas III
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

(6) Devuasi 3 Deviasi Temperatur (mg/L)


Residu Tersuspensi (mg/L)
3
Residu Terlarut
7,02 (7) pH 2000 1000
(mg/L)

400 400 Residu Tersuspensi


(8) DHL (mg/L) (mg/L)
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

6-9 6-9 pH
411 (9) TDS (mg/ L)
(-) (-) DHL (mg/L)
171 (10) TSS (mg/ L)
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

1 0,03 Timbal (Pb)


(11) (mg/L)
DO (mg/ L)
(-) (-) Sulfat (SO4)
(mg/L)
(12) BOD (mg/ L)
Tabel 30. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung Kota Palu

12 3 DO( mg/L)

(13) COD (mg/ L)


12 6 BOD (mg/L)

(14) NO2 (mg/ L) 100 50 COD (mg/L)

<0,01 (15) NO3 (mg/ L) (-) 0,06 NO2 (mg/L)

0,19 (16) NH3 (mg/ L) 20 20 NO3 (mg/L)

(17) (-) (-) NH3 (mg/L)


Klorin bebas (mg/L)

(-) (-) Klorida (mg/L)


(18) T-P (mg/ L)

Zat Organik (mg/L)


(19) Fenol (µg/L) - -

- 1000 Minyak dan Lemak


(20) Minyak dan Lemak (µg/L) (µg/L)

(-) 200 Detergen (µg/L)


<0,01 (22)
Detergen (µg/L)
Fecal Coliform
2000

2000 (MPN/100ml)
15 -23 Fecal coliform (MPN/100
ml) Total Coliform
(MPN/100 ml)
10000

10000
15 (24) Total coliform (MPN/100
ml)
-

Sianida (mg/L)
0,015 (25) 0,02
Sianida (mg/L)

(26) H2S (mg/L)


Lampiran | DT-14
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Residu Tersuspensi (mg/L)

Minyak dan Lemak (µg/L)

Fecal coliform (MPN/100

Total coliform (MPN/100


Residu Terlarut (mg/ L)

Klorin bebas (mg/L)

Detergen (µg/L)
Waktu sampling

Sianida (mg/L)
(tgl/bln/ thn)

COD (mg/ L)

Fenol (µg/L)
BOD (mg/ L)

NO2 (mg/ L)

NO3 (mg/ L)

NH3 (mg/ L)
TDS (mg/ L)

T-P (mg/ L)
TSS (mg/ L)

H2S (mg/L)
DHL (mg/L)
Temperatur

DO (mg/ L)
Nama

(ºC)

ml)

ml)
pH
N
o

2 Danau
22 mei

Sibili

<0,01

<0,01
31/28

0,013
2017

7,05

0,15
426

179

76

76
Titik II

3 Danau
22 mei

Sibili

<0,01

<0,01
31/28

0,014
2017

6,95

0,19
429

116
43

95
Titik III

4 Danau

<0,01

<0,01
31/28

0,014
2017

Sibili
7,01

0,06
425
mei

87

15

15
22

Titik IV

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 31. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Kota Palu
Tahun 2018
Fasilitas Tempat Buang Air Besar
No. Kecamatan Jumlah KK
Sendiri Bersama Umum Sungai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Tawaeli 6,550 3,968 12
2. Palu Utara 3,430 2,828
3. Mantikulore 15,836 12,669 24
4. Palu Timur 7,718 5,237
5. Palu Selatan 21,288 12,866
6. Palu Barat 11,280 9,884 165

Lampiran | DT-15
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Fasilitas Tempat Buang Air Besar


No. Kecamatan Jumlah KK
Sendiri Bersama Umum Sungai
7. Tatanga 12,396 732 8,036
8. Ulujadi 7,118 3,955 372
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palu

Tabel 32. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan Kota Palu
Tahun 2018
Belum Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Sltp SLTA DIP I/II DIP III S1 S2 S3
No Kecamatan
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 Palu Timur 4,175 3,878 2,829 2,713 1,685 1,956 2,486 2,875 9,190 8,650 138 255 484 728 2,704 2,884 399 337 22 16
2 Palu Barat 4,896 4,588 3,752 3,656 3,041 3,510 3,900 4,119 8,318 7,473 80 187 323 452 1,824 1,951 271 202 40 10
3 Palu 6,492 5,984 4,234 4,074 2,898 3,282 4,048 4,473 12,629 11,241 205 419 763 1,271 4,287 4,541 705 518 54 26
Selatan
4 Palu Utara 1,962 1,976 1,588 1,588 1,742 1,921 1,778 1,715 3,830 3,101 63 143 165 372 549 672 70 47 5 2
5 Ulujadi 3,175 2,992 2,697 2,640 2,360 2,599 2,167 2,145
4,710 3,963 60 143 203 292 1,104 1,309 185 119 26 10
6 Tatanga 4,376 4,062 3,395 3,328 2,818 3,070 3,326 3,465 7,780 7,007 115 256 299 535 2,034 2,311 384 247 26 10
7 Tawaeli 1,898 1,740 1,861 1,772 2,006 1,942 1,637 1,662 3,202 2,641 70 164 148 216 459 623 37 21 - 1
8 Mantikulore 6,067 5,702 4,545 4,426 3,484 3,858 4,073 4,406 11,232 9,863 195 368 577 1,001 3,718 4,233 776 587 172 58
33,041 30,922 24,901 24,197 20,034 22,138 23,415 24,860 60,891 53,939 926 1,935 2,962 4,867 16,679 18,524 2,827 2,078 345 133
TOTAL

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Palu

Lampiran | DT-16
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 33. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Kota Palu
Tahun 2018
No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita %
1. Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas 31,955 29.44
2. Gastritis (maag) 12,316 11.35
3. Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas 11,705 10.79
penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (penyakit 10.42
4. 11,303
tulang belulang, radang sendi termasuk reumatik)
5. Penyakit tekanan darah tinggi 8,953 8.25
6. Penyakit kulit alergi 8,227 7.58
7. Penyakit lain susunan syaraf lainnya 7,183 6.62
8. Diare 6,679 6.15
9. Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 5,961 5.49
10. Tonsilitas 4,243 3.91
Total 108,525 100.00
Sumber : Dinas kesehatan Kota Palu

Tabel 34. Jumlah Rumah Tangga Miskin Kota Palu


Tahun 2017
Jumlah Rumah Tangga Prosentase Rumah Tangga
No. Kecamatan Jumlah Rumah Tangga
Miskin miskin
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Palu Barat 14,160 1,133 8.00
2 Tatanga 10,383 1,270 12.23
3 Ulujadi 6,801 1,941 28.54
4 Palu Selatan 18,094 1,881 10.40
5 Palu Timur 15,409 1,272 8.25
6 Mantikulore 14,376 1,954 13.59
7 Palu Utara 4,710 1,390 29.51
8 Tawaeli 4,485 1,637 36.50
Sumber : Bappeda Kota Palu

Tabel 35. Jumlah Limbah Padat dan Cair berdasarkan Sumber


Pencemaran Kota Palu
Tahun 2017
Volume
Volume Volume Volumen
Limbah
Type/Jenis/Kla Luas Limbah Limbah B3 Limbah
No. Sumber Pencemaran Padat
sifikasi (Ha) Cair Padat B3 Cair
(m³/ha
(m³/hari) (Ton/hari) (m³/hari)
ri)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. Bergerak
1 Terminal Induk Terminal 5.00
Mamboro Palu
2 Pelabuhan Dermaga Fery
Penyeberangan
Taipa- Palu
3 Pelabuhan Pantoloan Dermaga 200
Palu Barang dan
Penumapang
4 Bandara Mutiara
Palu
b. Tidak Bergerak
1 RSUD Undata Palu Kesehatan 4.90 0.18465
2 RSU Anutapura Palu Kesehatan 3.36 0.1864
3 RSD Madani Palu Kesehatan 9.20 0.0255
4 RS Bala Kesehatan 1.47 0.0291
Keselamatan Palu
5 RS Budi Agung Palu Kesehatan 0.70 0.0271

Lampiran | DT-17
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Volume
Volume Volume Volumen
Limbah
Type/Jenis/Kla Luas Limbah Limbah B3 Limbah
No. Sumber Pencemaran Padat
sifikasi (Ha) Cair Padat B3 Cair
(m³/ha
(m³/hari) (Ton/hari) (m³/hari)
ri)
6 PLTD Silae Kota Palu Industri 1.8 0.16584
Tambang
&Migas
7 DPPU Mutiara Kota Industri 1.063 0.00011
Palu Tambang 5
&Migas
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Lampiran | DT-18
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 36. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Kota Palu


Tahun 2018
NAMA DAN LOKASI STASIUN BULAN
NO
PENGAMATAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
1 Stas. Meteorologi Mutiara Palu 27.8 27.5 27.6 28.1 28.4 27.4 27.6 27.7 27.9 28.6 28.5 28.7
Rata2 Suhu Udara 2018 (0C) 27.8 27.5 27.6 28.1 28.4 27.4 27.6 27.7 27.9 28.6 28.5 28.7
Rata2 Suhu Udara 2017 (0C) 27.0 27.4 27.3 28.1 28.0 26.7 26.8 26.9 27.4 27.9 28.2 28.3
Rata2 Suhu Udara 2016 (0C) 29.0 28.8 29.2 28.9 28.8 27.8 27.7 28.4 27.7 27.5 28.1 27.6
Rata2 Suhu Udara 2015 (0C) 35.10 35.10 35.60 35.30 34.30 32.90 33.40 34.20 33.50 32.30 34.00 32.50
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Palu

Tabel 36a. Kelembababn Udara Rata-Rata Bulanan Kota Palu


Tahun 2018
NAMA DAN LOKASI STASIUN BULAN
NO
PENGAMATAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Stas. Meteorologi Mutiara Palu 75 78 76 76 78 81 79 76 74 76 75 73
Rata2 kelembaban Udara 2018 (%) 75 78 76 76 78 81 79 76 74 76 75 73
Rata2 kelembaban Udara 2017 (%) 79 79 78 76 80 84 83 82 80 79 77 75
Rata2 kelembaban Udara 2016 (%) 71 72 73 74 77 78 78 74 76 79 77 75
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Palu

Tabel 37. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi Kota Palu


Tahun 2018
Total Khlorine
Fluorides Fluor dan Sulphat
Lama 2SO
CO 2 NO
3 O
HC PM10 PM2,5 TSP Pb Dustfall
Lokasi Sebagai F Index Khlorine Index
Pengukuran (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3)
(µg/Nm3) (µg/Nm3) Dioksida (µg/Nm3)
(µg/Nm3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Jalan Mohammad
Hatta (Depan 14 hari 5.37 5.30
DPRD Kota Palu

Lampiran | DT-19
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Total Khlorine
Fluorides Fluor dan Sulphat
Lama 2SO
CO 2 NO
3 O
HC PM10 PM2,5 TSP Pb Dustfall
Lokasi Sebagai F Index Khlorine Index
Pengukuran (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3) (µg/Nm3)
(µg/Nm3) (µg/Nm3) Dioksida (µg/Nm3)
(µg/Nm3)
Perumahan Palupi
14 hari 7.80 7.40
Permai
PT. Haycarb Palu
Mitra Kelurahan 14 hari 5.60 4.10
Taipa
Dinas Kesehatan
Kota Palu 14 hari 10.10 9.70
(perkantoran)
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 38. Penggunaan Bahan Bakar Industri dan Rumah Tangga Kota Palu
Tahun 2018
No. Penggunaan Minyak Bakar Minyak Diesel Minyak Tanah Gas Batubara LPG Briket Kayu Bakar Biomassa Bensin Solar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
A Industri :
1. Kimia dasar
2. Mesin dan logam dasar
3. Industri Kecil Tidak ada data
4. Aneka Industri

B Rumah Tangga :
Sumber : -

Lampiran | DT-20
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 39. Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Palu


Tahun 2018
No Jenis Kendaraan Jumlah (Unit)
Bermotor Jumlah Bensin Solar Gas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Mobil Beban
2. Penumpang pribadi
3. Penumpang umum
4. Bus besar pribadi
5. Bus besar umum
Tidak ada data dengan rincian
6. Bus kecil pribadi
yang dimaksud
7. Bus kecil umum
8. Truk besar
9. Truk kecil
10. Roda tiga
11. Roda dua
Sumber : -

Tabel 39a. Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Palu


Tahun 2018
Jumlah Unit (buah)
No. Jenis Kendaraan Bermotor
Tahun 2017 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4)
1 Sedan 761 534
2 Jeep 1923 1,558
3 Minibus 23638 20,051
4 Bus 26 22
5 Microbus 162 117
6 Trusck 503 101
7 L. Truck 3039 1,111
8 Pick Up 6705 4,527
9 Roda Dua 129810 84,487
10 Roda Tiga 208 230
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulteng

Tabel 40. Perubahan Penambahan Ruas Jalan Kota Palu


Tahun 2018
Panjang Jalan dua tahun terakhir (km)
No Kelas Jalan
tahun tahun
(1) (2) (3) (4)
1. Jalan Bebas Hambatan
2. Jalan Raya Tidak ada data dengan rincian yang
3. Jalan Sedang dimaksud
4. Jalan Kecil
Sumber : -

Tabel 40a. Perubahan Penambahan Ruas Jalan Kota Palu


Tahun 2018
Panjang Jalan (Km)
No. Jenis Jalan
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
1 Jalan Tol 0.00 0.00 0.00
2 Jalan Kelas I 4.98 4.98 4.98
3 Jalan Kelas II 0.00 0.00 0.00
4 Jalan Kelas IIIA 49.06 49.06 49.06
5 Jalan Kelas IIIB 0.00 0.00 0.00
6 Jalan Kelas IIIC 412.14 412.14 412.14
7 Kelas Tidak Dirinci 385.38 385.38 385.38
Total 851.56 851.56 851.56
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu

Lampiran | DT-21
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 41. Dokumen Izin Lingkungan Kota Palu


Tahun 2018
No. Jenis Kegiatan Pemrakarsa
Dokumen
(1) (2) (3) (4)
1 UKL UPL Bahan Galian Batuan Rajiv / Moh Fauzi
2 UKL UPL Pembangunan Perumahan arfan jamaludin
3 DPLH Penjualan Minuman dan makanan (Café End Resto) Meliana Gosal
4 DPLH AMDK ARIO Kamaludin
5 UKL UPL Gudang persewaan YOTRISNO
6 UKL UPL Gudang persewaan YOTRISNO
7 DPLH Air Minum Dalam Kemasan GO Kevin
8 DPLH Supermarket and Café Mouza Haikal husen
9 DPLH Pergudangan penyimpanan
10 DPLH Unit Percampuran Aspal dan unit Djemmy Nayoan Se. MM
11 DPLH Gudang Rollforming dan rangka atap Yulianti Gosal
12 UKL UPL Property Perum Gren palu tahap 1 Didik Soekmono
13 DPLH Property perum radhina land Chaidir ST
14 DPLH peningkatan ruans jalan tuowa ir. H syaifulla D'jafar M,si
15 UKL UPL Peningkatan ruas jalan muh yamin ir. H syaifulla D'jafar M,si
16 UKL UPL Pabrik pembuatan tahu muhammad irfan taufik
17 DPLH Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) FERI FERNANDO, SH
18 DPLH Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) MULIYATI
19 DPLH Jasa Perbankan (BPR) Ali Bahadjai (Direktur Utama)
20 DPLH Jasa Penjualan Makanan dan Minuman(Cafe & Resto) Rachmat Syah Tawainella
21 DPLH (MPJ) berupa jasa bengkel perawan bermotor (mobil) Dra.Ec.MARYATIN.B
22 DPLH Jasa Penjualan Makanan dan Minuman(Rumah Makan) Abdul Razak
23 UKL UPL Jasa Pengolahan Ban Bekas (Vulkanisir Ban) Hendra Mas Rafiawan, SH
24 DPLH Jasa Penyimpanan dan Perdagangan Barang (Gudang) Jimmy Lyanto
25 DPLH Jasa Penginapan/Mess Lt.II Ir.Mudjidin Bantilan. MM
26 DPLH Penunjang Sarana Pariwisata (Penginapan) DJAYADI JONAS
27 DPLH Produksi olahan bahan makanan dari tepung (Mie dan Roti) Ang Franky Anthony
28 DPLH (IPJ) berupa jasa PERCETAKAN ANDI ADAM
29 DPLH Peningkatan ruas jalan muh yamin Ir.H.Syaifulaah Djafar, Msi
30 DPLH Jasa Penjualan Makanan dan Minuman (Restoran)
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 42. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi Kota Palu


Tahun 2017
Jenis
No Nama Perusahaan Jenis Izin Nomor SK
Kegiatan/Usaha
(1) (2) (3) (4) (5)
1 RSUD Undata Palu Jasa Medis TPS LB3 No. 821/147/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015
2 RSU Anutapura Palu Jasa Medis TPS LB3 No. 821/148/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015
3 RSD Madani Jasa Medis TPS LB3 No. 821/164/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 25 mei 2015

4 RS. Budi Agung Jasa Medis TPS LB3 No. 821/149/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015

5 RS. Woodward Jasa Medis TPS LB3 No. 821/162/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015

6 PLTD Silae PLTD TPS LB3 No. 821/148/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015

7 DPPU Mutiara Depo Pertamina TPS LB3 No. 821/145/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015
Bandara
8 PT. Narata Palu City Perhotelan TPS LB3 No. 821/148/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015
9 PT. Silkstone Mitra Stay Perhotelan TPS LB3 No. 821/146/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015
10 PT. Pusaka Jaya Palu PLTU TPS LB3 No. 821/148/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015
Power
11 Swiss-Belhotel Palu Perhotelan TPS LB3 No. 821/148/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 okto2015
12 PT. Pelindo IV Pelabuhan TPS LB3 No. 821/163/IV.b/TPS-LB3/BLH, tanggal 6 mei 2015
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Lampiran | DT-22
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 43. Pengawasan Izin Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat


Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)) Kota Palu
Tahun 2018
Waktu
No Nama Perusahaan/Pemrakarsa Hasil Pengawasan
(tgl/bln/thn)
(1) (2) (3) (4)
1 APOTEK BANGKALAN Siti Nawira Septiani 03-Jan-18 Pelaku Usaha Wajib
Membuat Dokumen
Lingkungan Sesuai
Ketentuan yang
Berlaku
2 BENGKEL GAMA MOTOR Limhans Efendi Aras 03-Jan-18 sda
3 SANE AND FAID PRODUCTION Irva Hakim Darmatin, Ass 16-Jan-18 sda
4 PERUMAHAN D'GRAND PEARL Liardy Hardian Candinaga 18-Jan-18 sda
LAND
5 RUMAH ROTI Misnawati Buluati NS. 18-Jan-18 sda
MANGUNSARKORO .S.Sos
6 PT. POETRA TUNGGAL MOH. RIZAL 19-Jan-18 sda
MANDIRI JAYA GAS
7 Perumahan BTN Puri Palu Muhammad Siring 22-Jan-18 sda
Nagaya Estate
8 Angelos Estetika Skincare & Dr. Agustina Rante 18-Jan-18 sda
Apotek Angelos
9 SALON QUEEN Edi Susanto 02-Feb-18 sda
10 PERUSAHAN UMUM BULOG Gutamo Haryo Pamungkas 07-Feb-18 sda
DIVISI REGIONAL SULAWESI
TENGAH
11 SPA LIA MERLIN 01-Feb-18 sda
12 BENGKEL LAS ALDY Asrul Herman 09-Feb-18 sda
13 REGO GUEST HOUSE Diah Hartati 12-Feb-18 sda
14 PEMBANGUNAN PERUMAHAN HAJRIANI 09-Feb-18 sda
15 PT. BIR ALI PERKASA Moh. Tahir Hi. Alwi, S.Sos 12-Feb-18 sda
16 WARUNG AYAM GEPUK PAK Willy Anton 12-Feb-18 sda
GEMBUS
17 APOTEK CICI 2 Muh. Nur Tahir Pitu 12-Feb-18 sda
18 TOKO OBAT AZZNAM Rahmat Latjinala, SH. M.Si 09-Feb-18 sda
19 APOTEK SUTOMO FARMA HJ. Masidah, SE 09-Feb-18 sda
20 PT.Tri Putra Cipta Sejati Ermawati, ST 12-Feb-18 sda
21 TOKO OBAT AMANDA Elvira Ramli, A.Md Farmasi 19-Feb-18 sda
22 LILY BEUTY CARE Lilik Trisnawati, SKM 22-Feb-18 sda
23 APOTEK MUSTIKA Salwi 22-Feb-18 sda
24 APOTEK PARAHITHA Dr. Rosmala Nur, 22-Feb-18 sda
S.Pd.,M.Si
25 MEUBEL CV.SUMO JEPARA Masrukin 22-Feb-18 sda
INTERIOR
26 APOYEK PRIMA 2 Siti Nurlita Takunas, 22-Feb-18 sda
S.farm., Apt
27 PT. WISATA PAHALA UTAMA Nurkhamid 27-Feb-18 sda
28 APOTEK JUNA ESTHES FARMA Jufri, S.Sos 27-Feb-18 sda
29 SERVICE CENTER MASPION Fachri 27-Feb-18 sda
30 CV . CATERING REZEKI Ristiani 27-Feb-18 sda
31 GLORIA BAN Muhammad Hanif Abidin 23-Feb-18 sda
32 Pabrik Tahu Karoman Citra Kharis yanto 05-Mar-18 sda
33 kios Bengkel Surana Bahtiar 23-Feb-18 sda
34 Apotek Mongonsidi Desi 23-Feb-18 sda
35 Venezia Cardio Clinik jantung DR. Muhammad Hidayat 26-Feb-18 sda
36 Pantai Kuline Jasa Penjualan Kiswan Hora 27-Feb-18 sda
37 Meubel Rotan Subur Yusuf Ali Bachmid 12-Feb-18 sda
38 Pabrik Tahu Vivi Industri MOH Kodi 05-Mar-18 sda
39 Apotik Cahaya Farma Hartiansi sarapang,SKM, 23-Feb-18 sda
M. Kes

Lampiran | DT-23
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Waktu
No Nama Perusahaan/Pemrakarsa Hasil Pengawasan
(tgl/bln/thn)
40 CV IPA UTAMA DEDI 05-Mar-18 sda
41 Marita Weding Asmarini Niode 08-Mar-18 sda
42 Diamond SPA andi Kurnia 14-Mar-18 sda
43 Manna Backery Anita Gosal 14-Mar-18 sda
44 CV karya mandiri Ladies Nayoan 08-Mar-18 sda
45 Warung Makan Sederhana Irmalingi 13-Mar-18 sda
46 warung Makan malabi Seafood Aswin Forgiman 21-Mar-18 sda
47 Apotek Putri Ali Dra HJ Soviah MM 23-Mar-18 sda
48 Saung Raja Kuring Herdy Jauwalatta 26-Mar-18 sda
49 Apotek hanan IDA Royani 28-Mar-18 sda
50 Bengkel Devi Ahmad Devi 09-Apr-18 sda
51 Goest House Aira Alexsander 09-Apr-18 sda
52 Rumah makan palu Kuring Elisar arya Satmoko 09-Apr-18 sda
53 PT Kumala Cemerlang Abadi Erwin Tandiawan 11-Apr-18 sda
54 apotik amanda farma Ayu Lestari Farm 06-Apr-18 sda
55 Perum graha Khayangan Naib Budin 09-Apr-18 sda
Kawatuna
56 Putri SPA muh johan Juansyah 17-Apr-18 sda
57 Klinik Kimia Farma Fauzan Rizani 04-May-18 sda
58 INDO Tani Hansen Chendrasari 04-May-18 sda
59 Apotik Pelita Dan Peraktek Ivan Pantoh 13-Apr-18 sda
Dokter
60 PT.DWI Tunggal Jaya Muh Yusuf 23-Apr-18 sda
Konstruksi
61 Café Refans Feri Kurnia 04-May-18 sda
62 Cv Rajawali Tinombala Suriadi SH Mm 07-May-18 sda
63 Doctor Backheri And Café stevanus darsano 18-Apr-18 sda
64 PT. Serba Teknik Prima akhmad tahir rahman 09-May-18 sda
65 Apotik Langganan Farma Ir amrullah bannu 09-May-18 sda
66 Mallomo Akhmad nirwandi 07-May-18 sda
67 Apotik KING Sarce Lumentut 07-May-18 sda
68 MJS ( Maju Jaya sejahtera ) Muh Thalib 07-May-18 sda
69 Kedai hitam putih Syarif saad 29-Apr-18 sda
70 Prima rasa H. Masri ali 11-May-18 sda
71 Penginapan HK ARIF H 16-May-18 sda
72 UKM Tabe hijrah 24-May-18 sda
73 PT Alyuuna Mandiri Property Sunarty 30-May-18 sda
74 PT Putra Palu Mandiri Saharudin K 21-May-18 sda
75 Rumah makan (Gandi Sentosa) Gandhi Sentosa 30-May-18 sda
76 Sumber Urip Eboni Sumaryono 04-Jun-18 sda
77 AA bread House HJ haniani Celti 06-Jun-18 sda
78 Apotik Anugrah Yanti SKM 07-Jun-18 sda
79 Apotik farma magfira genita 08-Jun-18 sda
80 Delia SPA dan Refloyogi Delia Levi 26-Apr-18 sda
81 Apotik Kimia Farma miranda rahayu 08-Jun-18 sda
82 Klinik Dan Apotik Sehati Farma ary gisnawan 09-Jun-18 sda
83 bengkel motor sandi putra Mustamin 26-Jun-18 sda
84 Darmatua Product iwan ridwan 11-Jul-18 sda
85 Perumahan Housing Gorsan Mangido 23-Jul-18 sda
86 Apotik Budi farma Nurul Ambrianti 25-Jul-18 sda
87 perum HJ baso hasan Basri Hj Baso hasan basri 25-Jul-18 sda
88 Apotik Putri Farma indotua anggraini 26-Jul-18 sda
89 Apotik MMQ Steffie liem 26-Jul-18 sda
90 apotik Rahmad Mufuda S,Si Apt 30-Jul-18 sda
91 klinik Sangurara Sumantri Sudirman SH 31-Jul-18 sda
92 Refans Café Hj Ramadhan 31-Jul-18 sda
93 Berkah Abadi Katering Hadidjah 31-Jul-18 sda

Lampiran | DT-24
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Waktu
No Nama Perusahaan/Pemrakarsa Hasil Pengawasan
(tgl/bln/thn)
94 Teras Café Fachri Rizky 30-Jul-18 sda
95 Surya Graha Perdana Taufik SM 30-Jul-18 sda
96 Klinik Kimia Juandaa Dr hendrik Tahur 10-Aug-18 sda
97 Resort Dan Mila H Rachim 10-Aug-18 sda
98 Resort Lantai 2 Irwan Alamsyah 10-Aug-18 sda
99 Apotik Citrah Sehat Efendy S,Si 13-Aug-18 sda
100 Apotek Kimia Farma Ria Andriani amin 13-Aug-18 sda
101 Apotik Kimia Farma Dewi Megawati 13-Aug-18 sda
102 Apotik Kimia Farma Pramita putri 13-Aug-18 sda
103 Naulia car Hash Jimmy Rottua 13-Aug-18 sda
104 apotik raditya Siti Artilla 16-Aug-18 sda
105 Lapangan Badminton Jimmy Chandra 24-Aug-18 sda
106 Sofie Lokal Food Afriatu sofie Hidafati 31-Aug-18 sda
107 Sofie Lokal Food Afriatu sofie Hidafati 31-Aug-18 sda
108 Venus Spa ary gisnawan 03-Sep-18 sda
109 cuci mobil Andri Pratama Saputra 04-Sep-18 sda
110 solo Indah Bowo wijak Sono 06-Sep-18 sda
111 Rita Spa Riamah 06-Sep-18 sda
112 empat Belas Roastery Dewan prayoga 10-Sep-18 sda
113 PT Erha Klinik Indonesia Rikhardo handoko 12-Sep-18 sda
114 UD Sri Rejeki Sri astuti 17-Sep-18 sda
115 Apotik Inna farma ahmad tanda SE 18-Sep-18 sda
116 Apotik Madina Muhammad ikhsan 18-Sep-18 sda
Muchtar
117 PT kimia Farma wisnu dwigus sunyoto 21-Sep-18 sda
118 PT Refikal Agung Mandiri Refikal agung 24-Sep-18 sda
119 HJ Ardia Catering HJ Ardia 07-Nov-18 sda
120 PT Agung Karya Mandiri Muhammad Rizal 19-Nov-18 sda
121 Apotik Sehat Dr Abdullah Ammarie SPPd 21-Nov-18 sda
122 Penggilingan pembuatan bakso Murzadi 03-Dec-18 sda
123 CV Anugrah Perdana Tommy Soemitro 05-Dec-18 sda
124 CV Anugrah Perdana agus Utama 05-Dec-18 sda
125 CV Mourah Jaya Emy iLfat Deli 23-Apr-18 sda
126 CV Ifa Mandiri Rasija Kajir 24-Mar-18 sda
127 Toko Obat 3 Putri Nuraida Djununu 16-Jun-18 sda
128 CV Mitra Jaya Mandiri Adrianto 18-Jul-18 sda
129 Apotik Berkah Ramlia 22-Jul-18 sda
130 Home Stay IR abdul Rahim 24-Aug-18 sda
131 PT. Bahtera Berkah Abadi Rajiv / Moh Fauzi 24-Aug-18 sda
Group
132 Perumahan Mutiara petobo arfan jamaludin 21-Mar-18 sda
133 Café and Resto Kopi o Meliana Gosal 09-Apr-18 sda
134 UD,AGRO FURGAZA Kamaludin 10-Apr-18 sda
135 YOTRISNO YOTRISNO 10-Mar-18 sda
136 YOTRISNO YOTRISNO 20-Sep-18 sda
137 PT. Anugrah Wina Sentosa GO Kevin 28-Aug-18 sda
138 Haikal husen AL Amry Haikal Husen AL Amry 29-Apr-18 sda
139 PT. Hanjaya Mandala 09-Aug-18 sda
Sampoerna
140 PT. Sarana Mukti papera sejati Djemmy Nayoan Se. MM 10-Aug-18 sda
141 PT. Bintang Eboni Rejeki Yulianti Gosal 11-Mar-18 sda
142 PT. Lembah palu Nagaya Didik Soekmono 27-Aug-18 sda
143 Rhadina land proprty Chaidir ST 21-Aug-18 sda
144 Dinas Bina marga dan penataan ir. H syaifulla D'jafar M,si 26-Aug-18 sda
ruang Prov sulteng
145 Dinas Bina marga dan penataan ir. H syaifulla D'jafar M,si 11-Mar-18 sda
ruang Prov sulteng
146 Pabrik Mie PD Tahu muhammad irfan taufik 23-Jul-18 sda

Lampiran | DT-25
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Waktu
No Nama Perusahaan/Pemrakarsa Hasil Pengawasan
(tgl/bln/thn)
147 AMDK GEO FERI FERNANDO, SH 21-Jun-18 sda
148 AMDK CMH MINERAL MULIYATI 29-Jul-18 sda
149 Kantor BANK PERKREDITAN Ali Bahadjai (Direktur 30-Aug-18 sda
RAKYAT (BPR) Lokadana Utama Utama)
Palu
150 CAFE DAN RESTO Lt.II Rachmat Syah Tawainella 09-Jul-18 sda
151 CV. SAHABAT TEKNIK Dra.Ec.MARYATIN.B 11-Aug-18 sda
152 CV. MAWAR SHARRON RESTO Abdul Razak 28-Jun-18 sda
153 CV. SURYA MAS JAYA Hendra Mas Rafiawan, SH 25-Sep-18 sda
154 Pembangunan Gudang GRAND Jimmy Lyanto 21-Dec-18 sda
HERO (Pemilik/penanggung
jawab)
155 Pembangunan Mess PEMDA Ir.Mudjidin Bantilan. MM 21-Dec-18 sda
TOLI-TOLI
156 OVI GUEST HOUSE DJAYADI JONAS 04-Apr-18 sda
157 PABRIK MIE GUNUNG KAWI Ang Franky Anthony 21-Sep-18 sda
158 PT MITRA BARU SULTENG ANDI ADAM 22-Jun-18 sda
159 PT.Fast Food Indonesia Ir.H.Syaifulaah Djafar, Msi 21-Feb-18 sda
(Restoran KFC)
160 UD. SAUDARA MAKMUR 30-Jul-18 sda
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 44. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian di Kota Palu


Tahun 2018
Total Area Jumlah Korban Perkiraan Kerugian
No Kecamatan
Terendam (Ha) Mengungsi Meninggal (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tawaeli 0 0 0 0
2 Palu Utara 0 0 0 0
3 Mantikulore 0 0 0 0
4 Palu Timur 0 0 0 0
5 Palu Selatan 0 0 0 0
6 Palu Barat 0 0 0 0
7 Tatanga 0 0 0 0
8 Ulujadi 0 0 0 0
Sumber : Badan penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu

Tabel 45. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan di Kota Palu


Tahun 2018
No Kecamatan Total Area (Ha) Perkiraan Kerugian (Rp)
(1) (2) (3) (4)
1 Tawaeli 0 0
2 Palu Utara 0 0
3 Mantikulore 0 0
4 Palu Timur 0 0
5 Palu Selatan 0 0
6 Palu Barat 0 0
7 Tatanga 0 0
8 Ulujadi 0 0
Sumber : Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu

Lampiran | DT-26
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 46. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian di Kota


Palu
Tahun 2018
No Kecamatan Perkiraan Luas Hutan/Lahan Terbakar (Ha) Perkiraan Kerugian (Rp.)
(1) (2) (3) (4)
1 Tawaeli 0 0
2 Palu Utara 0 0
3 Mantikulore 0 0
4 Palu Timur 0 0
5 Palu Selatan 0 0
6 Palu Barat 0 0
7 Tatanga 0 0
8 Ulujadi 0 0
Sumber : Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu

Tabel 47. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban,
Kerugian Kota Palu
Tahun 2018
No Kecamatan Jenis Bencana Jumlah Korban Meninggal (jiwa) Perkiraan Kerugian (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Mantikulore
2 Palu Selatan
3 Tatanga
4 Tawaeli
Data yang dimaksud dengan rincian pada table di bawah ini
5 Palu Timur
6 Palu Utara
7 Palu Barat
8 Ulujadi
Sumber : -

Tabel 47a. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban,
Kerugian Kota Palu
Tahun 2018
Jumlah Korban Tempat Peristiwa Korban Yang
No Kecamatan Korban Dikuburkan
Jiwa Meninggal Hilang Gempa Bumi Tsunami Likuifaksi Masal

1 Mantikulore 319 255 64 30 288 1


2 Palu Selatan 581 427 154 26 69 486
3 Tatanga 110 65 45 25 77 8
4 Tawaeli 155 149 6 5 150 0
5 Palu Timur 306 279 27 12 278 16
6 Palu Utara 69 54 15 9 58 2
7 Palu Barat 943 780 163 28 178 737
8 Ulujadi 180 122 58 72 106 2
Total 2,663 2,131 532 207 1,204 1,252 1,016
Sumber : Bappeda Kota Palu

Tabel 47b. Jumlah Pengungsi dan Kondisi Bangunan Pasca Bencana


Gempa Kota Palu
Tahun 2018
Pengungsi Kondisi Bangunan
No Kecamatan
KK Jiwa Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan hilang
1 Mantikulore 1,102 4,079 333 175 187 407
2 Palu Selkatanb 3,074 10,955 195 47 142 2,690
3 tatanga 943 3,519 189 446 237 71
4 Tawaeli 1,392 4,901 468 232 431 261
5 Palu Timur 104 386 53 20 11 20

Lampiran | DT-27
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Pengungsi Kondisi Bangunan


No Kecamatan
KK Jiwa Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan hilang
6 Palu Utara 1,508 5,350 159 256 962 131
7 Palu Barat 1,382 5,507 372 162 116 732
8 Ulujadi 1,660 6,041 562 301 536 261
Total 11,165 40,738 2,331 1,639 2,622 4,573

Tabel 48. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan


Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Palu
Tahun 2018
Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk
Penduduk (%) *) jiwa/km2 (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1Palu Timur 8.30 48,404 1.53 5,832
2Palu Barat 8.28 52,585 1.41 6,351
3Palu Selatan 27.38 72,137 1.55 2,635
4Palu Utara 29.98 23,289 1.59 777
5Ulujadi 40.24 32,902 1.63 818
6Tatanga 15.40 48,854 1.6 3,172
7Tawaeli 57.31 22,100 1.59 386
8Mantikulore 206.80 69,343 1.56 335
Kota PALU 395.06 369,614 1.54 936
Keterangan : *) Data
Tahun 2017
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palu

Tabel 49. Jenis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Palu
Tahun 2018
Luas TPA Kapasitas Volume Eksisting
No. Kecamatan Nama TPA Jenis TPA
(Ha) (M3) (M3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mantikulore TPA Kawatuna control landfill 5 40,519.0 27,692.3
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 50. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah per Hari Kota Palu
Tahun 2018
No Kecamatan Jumlah penduduk Timbulan Sampah (M3/Hari)
(1) (2) (3) (4)
1 Palu Timur 48,404 136.98
2 Palu Barat 52,593 148.84
3 Palu Selatan 72,144 204.17
4 Palu Utara 23,289 65.91
5 Ulujadi 32,899 93.10
6 Tatanga 48,844 138.23
7 Tawaeli 22,100 62.54
8 Mantikulore 69,341 196.24
Total 369,614 1,046.01
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 51. Jumlah Bank Sampah Kota Palu


Tahun 2018
Nama Jumlah
Wilayah Jumlah Jumlah
No Bank SK Sampah Status Omset (Rp)
Pelayanan Penabung Karyawan
Sampah (Kg/Bulan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Bank
Bank
Sampah sementara
1 25 Ton Sampah Kota Palu 441 org 4 Org 50.000.000
Emas Duta pembuatan
Induk
Recycling

Lampiran | DT-28
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Nama Jumlah
Wilayah Jumlah Jumlah
No Bank SK Sampah Status Omset (Rp)
Pelayanan Penabung Karyawan
Sampah (Kg/Bulan)
Tanggal 11 April
2
Nagali 2017 16 Orang
Tanggal '03 Mei
3
Polibu 2017 5 Orang
Central
4 Celebes
(BCC) - 15 Orang
5 Avo Salae 10 Maret 2017 5 Orang
SD Inp 3
6
Tatura - 8 Orang
SD Inp. 1 HK.
7
Tondo 5/163/421.2/PEND 7 Orang
MTSn 1
8
Kota Palu - 5 Orang
SD Al-
9 Khairaat
Tondo 3 Orang
10 SDN Tondo 7 Orang
SDN 22
11
Palu 7 Orang
SMP Model
12 Terpadu
Madani -
MIN 2 Kota
13
Palu -
MTSn 2
14
Kota Palu 4 Orang
SMPN 14
15
Palu 3 Orang
SDN
16
Lasoani -
SDN
17
Pengawu 7 Orang
MTsN 4
18
Kota Palu 8 Orang
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 52. egiatan Fisik Lainnya oleh Instansi Kota Palu


Tahun 2018
No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan kantor Kelurahan Tondo Kel. Tondo Dinas PU Kota Palu - CV. Vigat Bintang
2 Pembangunan kantor Kelurahan Poboya Kel. Poboya Dinas PU Kota Palu - Sabua Zian Kreasi
3 Pembangunan kantor Kelurahan Talise Kel. Talise Dinas PU Kota Palu - CV. Minasatene
valangguni Valangguni
4 Pembangunan kantor Kelurahan Lere kel. Lere Dinas PU Kota Palu - CV. Baligau
5 Pembangunan kantor PEMDA di Jalan Kel. Talise Dinas PU Kota Palu - PT. Bina Astha
Soepapto Tunggal
6 Penataan makam Pue Mantikulore Kel. Poboya Dinas PU Kota Palu - CV. Amaliyah
7 Penataan makam Pue Njidi Kel. Kabonena Dinas PU Kota Palu - CV. Fatahilah
Konstruksi 88
8 Pembangunan kantor Dinas Perumahan Kel. Palupi Dinas PU Kota Palu - PT. Putri Asia
dan Kawasan Permukiman Utama Mandiri
9 Pembangunan lapangan olahraga Kel. Talise Dinas PU Kota Palu - PT. Artha Tirta
(futsal dan voly beserta beberapa Valangguni Mandiri
fasilitas lainnya di hutan kota)
10 Pembangunan lapangan olahraga Kel. Talise Dinas PU Kota Palu - PT. tamaku
(futsal dan voly beserta beberapa Valangguni Djunior Berjaya
fasilitas lainnya di hutan kota)
11 Pembangunan gedung utama kawasan Kel. Talise Dinas PU Kota Palu - CV.Trini Karya
hutan kota Valangguni

Lampiran | DT-29
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan


12 Pembangunan amphiteater kaweasan Kel. Talise Dinas PU Kota Palu - PT. Bumi Angkasa
hutan kotya Valangguni Raya
13 pembangunan sarana dan prasarana Kel. Buluri Dinas PU Kota Palu - CV. Minasatene
kawasan Salena
14 Pembangunan bantaya Pantoloan Boya Kel. Pantoloan Boya Dinas PU Kota Palu - CV. Bogani
raya
15 Pengerasan dan perbaikan Jalan Kota Palu Dinas PU Kota Palu

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu

Tabel 53. Status Pengaduan Masyarakat Kota Palu


Tahun 2018
No. Pihak yang Mengadukan Masalah Yang Diadukan Progres Pengaduan
(1) (2) (3) (4)
1 Masyarakat yang berada di sekitar Kutu dari kopra yang terbang Aduan telah diselesaikan
lokasi PT. Multi Nabati Kelurahan hingga ke rumah warga karena oleh pihak kelurahan. Kopra
Pantoloan Kecamatan Palu Utara menumpuknya kopra di guang yang sudah diangkut/dikirim ke
terkendala masalah pengiriman gorontalo
2 Masyarakat yang bermukim di jalan timbulnya bau dan banyaknya Aduan telah diselesaikan
soekarno-hatta lorong asrama nyamuk akibat adanya peternakan oleh pihak kelurahan
pinrang Kelurahan Tondo burung puyuh dan sarang walet di
Kecamatan Mantikulore Kota Palu pemukiman warga
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 54. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup


Kota Palu
Tahun 2018
No. Nama LSM Akta Pendirian Alamat
(1) (2) (3) (4)
1 Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jl. KH. Dewantoro Palu
2 Yayasan Katopasa Jl. Gatot Subroto
3 Yayasan The Natural Conservation (TNC) Jl. Sebra VII No. 8 Palu
4 Yayasan Jambata Jl. Maleo Lr. Sawerigading 2 Palu
5 Yayasan Evergreen Indonesia Jl. Sungai Sausu No. 5 Palu
6 LSM Karsa Jl. Maleo Palu
7 Yayasan Bina Lingkungan Perum. Dosen UNTAD Blok D5/5 Palu
8 LSM Yayasan Merah Putih Palu Jl. Dewi Sartika Palu
9 Perkumpulan Karsa Jl. Kijang Palu
10 Perkumpulan Bantaya Jl. Sawerigading No. 10 Palu
11 Wahana Visi Indonesia (WVI) Jl. Zebra Palu
12 United Nation Development Program (UNDP) Kel. Talise
13 Yayasan Indonesia Bhadra Utama (IBU)
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 55. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut


Tingkat Pendidikan Kota Palu
Tahun 2018
No. Tingkat Pendidikan Laki -laki Perempuan Jumlah
1. Doktor (S3) 0 0 0
2. Master (S2) 5 2 7
3. Sarjana (S1) 17 14 31
4. Diploma (D3/D4) 3 0 3
5. SLTA 37 5 42
6. SLTp 7 1 8
7. SD 8 0 8
Jumlah 77 22 99
Sumber : Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu

Lampiran | DT-30
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 56. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf


yang telah mengikuti Diklat Kota Palu
Tahun 2018
Staf Fungsional Staf Yang Sudah Diklat
No Nama Instansi Jabatan
Laki - laki Perempuan Laki – laki Perempuan
Fungsional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Dinas Lingkungan Hidup 0 0 0 0 2


Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 57. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup Kota Palu


Tahun 2018
Nama Orang/Kelompok/ Nama Tahun
No. Pemberi Penghargaan
Organisasi Penghargaan Penghargaan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 SMA Negri 3 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2013
2 SDN 15 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2013
3 SDN 22Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
4 SD Inpres 3 Birobuli Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
5 SDN 6 Kayumalue Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
Ngapa
6 SDN 3 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
7 SDN 24Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
8 SD INPRES Bumi Bahari Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
9 SD Inpres 2 Tondo Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
10 SD Inpres 2 Mamboro Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
11 SD Inpres Silae Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
12 SDN Tondo Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
13 SMP Negri 1 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
14 SMP Negri 3 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
15 MTs Negri Palu Barat Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
16 Mts Negri Palu Selatan Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
17 SMP Negri 14 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
18 SMP Al-Azhar Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
19 SMKN 1 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
20 MAN 1 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
21 SMA Negri 5 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
22 SMA Negri 7 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2015
23 SMP Negri 1 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
24 SMP Al-Azhar Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
25 SMP Negri 14 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
26 SMA N 7 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
27 MTs Negri Palu Barat Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
28 MTs Negri Palu Selatan Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
29 SMKN 1 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
30 SDN 2 Tondo Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
31 SDN 22 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
32 SD Inpres 3 Birobuli Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
33 SDN 15 Palu Adiwiyata Mandiri Kementerian Lingkungan Hidup RI 2015
34 SDN INPRES Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
PERUMNAS
35 SDN 6 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
36 SD INPRES 1 UJUNA Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
37 SD MODEL MADANI Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
38 SD PERMATA BANGSA Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
TONDO
39 SD INPRES LIK LAYANA Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
40 SDN LASOANI Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
4 SDN TANAMODINDI Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
1 SDN 12 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
42 SDN 27 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016

Lampiran | DT-31
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Nama Orang/Kelompok/ Nama Tahun


No. Pemberi Penghargaan
Organisasi Penghargaan Penghargaan
4 SMA AL-AZHAR Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
MANDIRI PALU
3 MTSN MODEL PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
44 MTS AL-KHAIRAT Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
PUSAT PALU
45 SMPN 16 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
4 SDN 3 LAMBARA Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
6 SDN 1 PETOBO Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
47 SMPN 8 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
48 SMPN 15 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
49 SMKN 2 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
50 SMKN 3 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2016
51 SMA Bala Keselamatan Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
Palu
52 SMAN 6 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
53 MAN 2 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
54 SMAN 4 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
55 SMA Karuna Dipa Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
56 SMAN 1 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
57 SMPN 4 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
58 SMPN 10 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
59 SMPN Model Madani Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
Palu
60 SMPN 9 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
61 SMKN 2 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2016
62 SDN 24 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2016
63 SMAN 3 Palu Adiwiyata Mandiri Kementerian Lingkungan Hidup RI 2016
64 SD INPRES 1 Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2017
TANAMODINDI
65 SDN 2 TATURA Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2017
66 SD GAMALIEL Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2017
67 MIN 1 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2017
68 MTSN 4 PALU Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2017
69 MTS ALKHAIRAT Adiwiyata Kota Pemerintah Kota Palu 2017
BULURI
70 MTsN 1 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
71 SD Inpres Perumnas Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
Palu
72 SDN 6 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
73 SD Inpres 1 Ujuna Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
74 SDN Model Madani Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
75 SDN Tanamodindi Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
76 SDN 12 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
77 SDN 27 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
78 SMA Al-Azhar Mandiri Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
Palu
79 MTs Al-Khaerat Pusat Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
Palu
80 SMPN 16 Tawaeli Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
81 SDN 3 Lambara Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
82 SDN 1 Petobo Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
83 SMPN 8 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
84 SMPN 15 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
85 SMKN 2 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
86 SMKN 3 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2017
87 SDN 22 Palu Adiwiyata Mandiri Kementerian Lingkungan Hidup RI 2017
88 MI Negri 1 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2018
89 MTsN 4 Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2018
90 SD Gamaliel Palu Adiwiyata Provinsi Pemerintah Prov. Sulteng 2018
91 MTsN 1 Palu Adiwiyata Nasional Kementerian Lingkungan Hidup RI 2018
92 SMPN 14 Palu Adiwiyata Mandiri Kementerian Lingkungan Hidup RI 2018
93 MtsN 2 Palu Adiwiyata Mandiri Kementerian Lingkungan Hidup RI 2018
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Lampiran | DT-32
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Tabel 58. Kegiatan/Program Yang Diinisiasi Masyarakat Kota Palu


Tahun 2018
No Nama Kegiatan Instansi Penyelenggara Kelompok Sasaran
(1) (2) (3) (4)
1 Geowista (wisata berkaitan dengan Geotour Indonesia bersama Masyarakat Kota Palu dan
kebumian. Tujuannya dalam rangka Komunitas Nemu Buku Luar Kota Palu
mengembangkan wawasan dan
pemahaman proses fenomena yang
terjadi di alam-pasca bencana gempa di
Kota Palu)
2 Kerja bakti dan bersih lingkungan Mombine Gali gasa Lingkungan dan
perempuan di Kota Palu
3 Kerja bakti dan bersih lingkungan Komunirfas Gali Gasa Lingkungan dan
masyarakat Kota Palu
4 Pembangunan jalan, drainase, sanitasi Tim KOTAKU Lingkungan dan
masyarakat Kota Palu
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 59. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kota
Palu
Tahun 2018
Dua Tahun Satu Tahun
No Uraian Sebelumnya Sebelumnya
(Tahun 2016) (Tahun 2017)
(1) (2) (3) (4)
1 Pertanian, Kehutanan dan Pekebunan 782,851.59 858,767.69
2 Pertambangan dan Penggalian 1,253,844.43 1,433,270.54
3 Industri Pengolahan 1,496,279.69 1,554,609.91
4 Pengadaan Listrik dan Gas 21,766.73 25,216.63
5 Pengadaan Air, Pengelolaan 54,878.63 59,152.79
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 3,003,054.08 3,279,799.08
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 1,866,046.40 2,052,547.60
Motor
8 Transportasi dan pergudangan 1,719,790.62 1,966,075.87
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 212,606.84 240,970.61
10 Informasi dan komunikasi 1,574,482.07 1,764,635.75
11 Jasa keuangan dan asuransi 1,140,827.60 1,270,214.30
12 Real estate 475,582.19 528,325.00
13 Jasa perusahaan 221,493.70 243,655.97
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 2,563,789.36 2,772,792.15
15 Jasa pendidikan 1,560,313.88 1,715,595.14
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 544,263.63 622,096.53
17 Jasa lainnya 183.861.76 205,853.21
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu

Tabel 60. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Kota Palu
Tahun 2018
No Uraian Dua Tahun Satu Tahun
Sebelumnya Sebelumnya
(1) (2) (3) (4)
1 Pertanian, Kehutanan dan 613,054.62 645,000.01
Pekebunan
2 Pertambangan dan Penggalian 920,313.56 1,016,861.47
3 Industri Pengolahan 1,184,465.50 1,189,784.68
4 Pengadaan Listrik dan Gas 27,134.22 28,671.65
5 Pengadaan Air, Pengelolaan 47,054.85 48,941.69
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 1,996,354.14 2,052,119.03

Lampiran | DT-33
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

No Uraian Dua Tahun Satu Tahun


Sebelumnya Sebelumnya
7 Perdagangan Besar dan Eceran; 1,456,662.15 1,517,812.13
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
8 Transportasi dan pergudangan 1,260,913.47 1,369,656.60
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 150,736.99 165,032.71
10 Informasi dan komunikasi 1,367,158.35 1,481,344.40
11 Jasa keuangan dan asuransi 892,030.84 969,428.98
12 Real estate 373,269.40 395,423.34
13 Jasa perusahaan 164,143.90 175,244.23
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 1,819,330.12 1,912,530.53
15 Jasa pendidikan 1,098,493.12 1,161,360.01
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 389,093.25 435,083.21
17 Jasa lainnya 141,859.72 152,935.30
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu

Tabel 61. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Kota Palu
Tahun 2018
No. Jenis Produk Hukum Jenis Produk Nomor dan Tanggal Tentang
Bidang LH Hukum Bidang
Kehutanan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Peraturan Daerah - Nomor 11 tahun 2013 Pengeolaan Sampah
Kota Palu
2 Peraturan Daerah - Nomor 11 Tahun 2016 Rencana Tata Ruang dan
Kota Palu Wilayah Kota Palu tahun
2011 - 2030
3 Peraturan Daerah - Nomor 4 tahun 2015 Ruang Terbuka Hijau
Kota Palu Kawasan Perkotaan
4 Peraturan Daerah - Nomor 3 Tahun 2016 Pengelolaan Sampah
Kota Palu Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Rumah Tangga Di
Kota Palu
5 Peraturan Walikota - Nomor 25 tahun 2012 Rencana Tata Bangunan &
Palu Lingkungan Kawasan Sis-
Aljufri
6 Peraturan Walikota - Nomor 26 Tahun 2012 Rencana Tata Bangunan &
Palu Lingkungan Kawasan
Sukarno Hatta
7 Peraturan Walikota - Nomor 27 Tahun 2012 Rencana Tata Bangunan &
Palu Lingkungan Kawasan Pantai
Teluk Palu
8 Peraturan Walikota - Nomor 28 Tahun 2012 Rencana Tata Bangunan &
Palu Lingkungan Kawasan
Rencana Tata Hijau
9 Peraturan Walikota - 660/726/DLH/2017, Jenis Usaha dan/atau
Palu tanggal 6 November 2017 Kegiatan Wajib UKL UPL
Sumber : Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Palu

Tabel 62. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Palu


Tahun 2018
Jumlah Anggaran Jumlah Anggaran
Sumber
No. Peruntukan Anggaran Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan
Anggaran
2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5)
1 APBD Program Pelayanan Administrasi 2,463,874,207 2,147,758,750
Perkantoran
2 APBD Program Peningkatan Sarana dan 3,110,357,800 456,786,473
Prasarana Aparatur
3 APBN Program Peningkatan Sarana dan 865,000,000 610,578,000
Prasarana Aparatur (DAK)

Lampiran | DT-34
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

Jumlah Anggaran Jumlah Anggaran


Sumber
No. Peruntukan Anggaran Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan
Anggaran
2018 2019
4 APBD Program Peningkatan Kapasitas Sumber - 46,800,000
Daya Aparatur
5 APBD Program Peningkatan Pengembangan 34,320,000 35,645,000
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
6 APBD Program Pengembangan Kinerja 12,961,787,950 14,994,798,250
Pengelolaan Persampahan
7 APBD Program Pengendalian Pencemaran dan 512,430,750 165,878,400
Perusakan Lingkungan Hidup
8 APBD Program Perlindungan dan Konservasi 128,792,000 57,750,000
Sumber Daya Alam
9 DANA Program Perlindungan dan Konservasi 84,520,000 -
HIBAH Sumber Daya Alam
10 APBD Program Peningkatan Kualitas dan Akses 426,900,600 232,295,000
Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
11 APBD Program Peningkatan Pengendalian Polusi - 58,475,000
12 APBD Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 3,512,880,258 2,551,298,000
(RTH)
Total 24,100,863,565 21,358,062,873
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu

Tabel 63. Pendapatan Asli Daerah Kota Palu


Tahun 2018
No. Sumber Jumlah (Rp)
(1) (2) (3)
1 Pajak 115,302,475,343.13
2 Retribusi 15,548,508,793.00
3 Laba BUMD
4 Pendapatan lainya yang Sah 116,562,572,611.00
Jumlah 247,413,556,747.13
Sumber : Badan Pendapatan Kota Palu

Tabel 64. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi Kota Palu


Tahun 2018
No. Kecamatan Nama Deskripsi Inovasi Dasar Hukum
Inovasi Inovasi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Palu Timur Gerakan Gali Gasa (bahasa kaili) yang berarti bersih dan
Gali Gasa indah. 3G merupakan gerakan yang memprovokasi
serta mempropaganda masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan
2 Palu Barat sda sda
3 Palu sda sda
Selatan
4 Palu Utara sda sda
5 Ulujadi sda sda
6 Tatanga sda sda
7 Tawaeli sda sda
8 Mantikulore sda sda
Sumber : Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu

Tabel 65. Pelestarian Kearifan Lokal LH Kota Palu


Tahun 2018
No. Kecamatan Bentuk Kearifan Lokal Nama Kearifan Lokal
(1) (2) (3) (4)
1 Palu Timur - -
2 Palu Barat - -

Lampiran | DT-35
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Kota Palu Tahun 2018

No. Kecamatan Bentuk Kearifan Lokal Nama Kearifan Lokal


3 Palu Selatan - -
4 Palu Utara - -
5 Ulujadi - -
6 Tatanga - -
7 Tawaeli - -
8 Mantikulore - -
Sumber : Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu

Lampiran | DT-36

Anda mungkin juga menyukai