KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
a. Pengertian Belajar
setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari,
1
Syaiful Bahri Djamarah..Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta., 2008. hlm. 12
pengalaman.2 Belajar merupakan suatu cara untuk mengubah tingkah
laku anak dalam berpikir lebih aktif dari sebuah pengalaman yang
pikiran, persaan dan sikap serta alat inderanya. Stimulus itu dapat
7
C. Asri Budiningsih.2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta, hlm. 21
8
Dimyati dan Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta, hlm.10
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar
jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan
patah kaki, buta mata, tuli telinga, penyakit bisul, dan sebagainya
dan psikomotor.
1) Ciri-ciri Belajar
9
Syaiful Bahri Djamarah. 2008.Psikologi Belajar. Jakarta., hlm. 14-17
1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan
telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya
ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapnnya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi,
perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk
atau dalam keadaan tidak sadar, karena individu yang
bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar
menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak
menulis menjadi dapat menulis.
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan
menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis
dengan kapur, dan sebagainya. Di samping itu, dengan
kecakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat
memperoleh kecakapan-kecakapan lain. Misalnya, dapat
menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengerjakan soal-
soal, dan sebagainya.
3) Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha
belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik oerubahan
yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah
laku proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena
dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam
pengertian belajar.
4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi
hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air
mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan
sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam
memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan
akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus
dipergunakan atau dilatih.
5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya
sesorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah
menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar
mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya.
Dengan demikian, perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa
terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
Jika sesorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Misalnya, jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka
perubahan yang paling tampak adalah dalam keterampilan naik
sepeda itu. Akan tetapi, ia telah mengalami perubahan-
perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja
sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda, pengetahuan
tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda yang
lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda, dan sebagainya.
Jadi, aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan
aspek lainnya.
akan sadar bahwa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya yang
terus terjadi ke arah yang lebih baik dan akan berkembang jika
dilatih sehingga dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara
individual. Namaun demikian marilah kita susun prinsip-prinsip
Prinsip belajar yaitu suatu kondisi yang harus ada pada seorang siswa
10
Slemato.2015.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka Cipta,
hlm 27-28
3). Jenis Belajar
sudut pandang. Oleh karena itu, sampai saat ini belum ada
11
Opcit.hlm 27-37
1) Belajar Arti Kata-kata
Belajar arti kata-kata makksudnya adalah orangmulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang
digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum
tahu artinya. Misalnya, pada anak kecil, dia sudah mengetahui
kata kucing atau anjing, tetapi dia belum mengetahui
bendanya, yaitu binatang yang disebutkan dengan kata itu.
Setiap pelajar atau mahasiswa pasti belajar arti kata-kata tertentu
yang belum diketahui. Tanpa hal ini, maka sukar
menggunakannya.
2) Belajar Kognitif
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan
masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam
diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang
merupakan sesuatu bersifat mental. Misalnya, seseorang
menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalaman kepada
temannya.
Dalam belajar kognitif, objek-objek yang ditanggapi tidak
hanya bersifat materil, tetapi juga yang bersifat tidak materil.
Objek-objek yang bersifat materil misalnya antara lain, orang,
binatang, bangunan, kendaraan, perabot rumah tangga, dan
tumbuh-tumbuhan. Objek-objek yang bersifat tidak materil
misalnya seperti ide kemajuan, keadilan, perbaikan,
pembangunan, dan sebagainya. Belajar kognitif penting dalam
belajar. Dalam belajar, seseorang tidak bisa melepaskan diri dari
kegiatan belajar kognitif.
3) Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan
(diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
Peristiwa menghafal merupakan proses mental untuk
mencamkan dan menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu
waktu bila diperlukan dapat diingat kembali ke alam sadar.
Ciri khas dari hasil belajar/kemampuan yang diperoleh
adalah reproduksi secara harfiah dan adanya skema kognitif.
Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan,
yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan.
Efektif tidaknya dalam menghafal tanpa tujuan menjadi tidak
terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur, menghafal
tanpa perhatian adalah kacau, dan menghafal tanpa ingatan
adalah sia-sia.
4) Belajar Teoretis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi
mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk
memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi
ilmiah.
5) Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang
yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap
objek-objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam
golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadarn
orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga.
Dalam bentuk belajar ini, orang mengadakan abstraksi,
yaitu dalam objek-objek yang meliputi benda, kejadian dan
orang, hanya ditinjau pada aspek-aspek tertentu saja.
Dengan demikian, benarlah bahwa konsep/pengertian
adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki
ciri-ciri yang sama. Belajar konsep merupakan salah satu cara
belajar dengan pemahaman. Ciri khas dari konsep yang
diperoleh sebagai hasil belajar pengertian ini adalah adanya
skema konseptual. Skema konseptual adalah suatu keseluruhan
kognitif, yang mencakup semua ciri khas yang terkandung
dalam suatu pengertian.
Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang
harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang
menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini
mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, tumbuhan, rumah,
mobil, sepeda motor, dan sebaginya. Konsep yang didefinisikan
adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak
langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik,
karena realitas itu tidak berbadan. Hanya dirasakan adanya
melalui proses mental.
Akhirnya, belajar konsep adalah berpikir dalam konsep
dan belajar pengertian. Taraf ini adalah taraf komprehensif.
Taraf kedua dalam taraf berpikir. Taraf pertamanya adalah taraf
pengetahuan, yaitu belajar reseptif atau menerima.
6) Belajar Kaidah
Belajar kaidah (rule) termasuk dari jenis belajar kemahiran
intelektual (intelectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne.
Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihibungkan
satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang
merepresentasikan suatu keteraturan. Orang yang telah
mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa
konsep.
Selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi,
seseorang akan menemukan kaidah-kaidah. Kaidah adalah suatu
pegangan yang tidak dapat di ubah-ubah. Kaidah merupakan
suatu representasi (gambaran) mental dari kenyataan hidup dan
sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Hal ini
berarti bahwa kaidah merupakan suatu keteraturan yang berlaku
sepanjang masa. Oleh karena itu, belajar kaidah sangat penting
bagi seseorang sebagai salah satu upaya penguasaan ilmu
selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi (universitas)
7) Belajar Berpikir
Belajar berpikir sangat diperlukan selama belajar di sekolah atau
di perguruan tinggi. Masalah dalam belajar terkadang ada yang
harus dipecahkan seorang diri, tanpa bantuan orang lain.
Pemecahan atas masalh itulah yang memerlukan pemikiran.
Berpikir itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk meletakkan
hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketiak berpikir
dilakukan, maka disana terjadi suatu proses. Oleh karena itulah,
John Dewey dan Werthimer memandan berpikir sebagai proses.
Dalam proses itu tekanannya terletak pada penyusunan kembali
kecakapan kognitif (yang bersifat ilmu pengetahuan).
Dalam konteks ini ada istilah berpikir konvergen dan
berpikir divergen. Bepikir konvergen adalah berpikir menuju
satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau
satu pemecahan dari suatu masalah. Berpikir divergen adalah
berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan diperoleh
jawaban-jawaban unit yang bebeda-beda, tetapi benar.
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk
pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
a) Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan
adanya masalah.
b) Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
c) Mencari informasi atau data dan kemudian data itu
diorganisasikan.
d) Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan
hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji
agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
e) Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi
sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran
pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada
kesimpulan.
Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan
masalah adalah sebagai berikut.
a) Kesadaran akan adanya masalah.
b) Merumuskan masalah.
c) Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.
d) Menguji hipotesis-hipotesis.
e) Menerima hipotesis yang benar.
8) Belajar Keterampilan Motorik (Motor Skill)
Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan
tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik
berbagai anggota badan secara terpadu. Keterampilan
semacam ini disebut motorik, karena otot, urat dan
persendian terlibat secara langsung, sehingga keterampilan
sungguh-sumgguh berakar dalam kejasmanian. Ciri khas dari
keterampilan motorik adalah otomatisme, yaitu rangkaian
gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan
lancar dan supel, tanpa dibutuhkan banyak refleksi tentang
apa yang harus dilakukan dan mengapa diikuti urutan gerak-
gerik tertentu.
Dalam kehidupan manusia, keterampilan motorik
memegang peranan sangat pokok. Pada waktu masuk sekolah
dasar, anak memperoleh keterampilan-keterampilan baru,
seperti menulis dengan memegang alat tulis dan membuat
gambar-gambar, keterampilan-keterampilan ini menjadi bekal
dalam perkembangan kognitifnya.
9) Belajar Estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan alam dalam berbagai
bidang kesenian. Belajar ini mencakup fakta, seperti nama
Mozart sebagai penggubah musik klasik; konsep-konsep,
seperti ritme, tema, dan komposisi; relasi-relasi, seperti
hubungan antara bentuk dan isi; struktur-struktur, seperti
sistematika warna dan aliran-aliran dalam seni lukis; metode-
metode, seperti menilai mutu dan originalitas suatu karya
seni.
dan belajar kognitif ada lagi yang harus kita pahami yaitu
belajar.
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar
artikan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dimiliki dari siswa yang
dialami oleh siswa, maka apapun yang diperoleh oleh siswa dalam
belajar akan menjadi sesuatu yang berarti untuk siswa dan akan
disimpan baik-baik oleh siswa, itulah yang dimaksud hasil belajar yaitu
belajar.
mengajar, maka akan terjadi perubahan dalam diri siswa tersebut, baik
12
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012.Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta., hlm. 15
13
Ibid
14
Ibid
berupa sikap ataupun pengetahuan. Segala kemampuan yang dimiliki
hasil belajar yaitu suatu hasil berupa perbuatan, nilai, sikap, apersepsi
15
Thobroni.2015. Belajar & Pembelajaran : Teori & Praktik. Yogyakarta,hlm.20-22
b. Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh);
c. Application (menerapkan);
d. Analiysis (menguraikan, menentukan hubungan);
e. Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru);
f. Evaluating (menilai).
16
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning. Bogor, hlm.8
ranah pembelajaran yang termasuk didalamnya seperti ranah
Abdul Haris:17
17
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012.Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta., hlm. 20-21
f) Apakah suasana pengajaran atau proses belajar
mengajar cukup menyenangkan dan merangsang
siswa belajar?
g) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup
kaya, sehingga menjadi laboratorium belajar?
2) Kriteria ditinjau dari hasilnya
Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan
pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Berikut ini adalah bebrapa
persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan
keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang
dicapai siswa:
a) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari
proses pengajaran nampak dalam bentuk
perubahan tingkah laku secara menyeluruh?
b) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses
pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan
siswa?
c) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan
lama diingat dan mengendap dalam pikirannya,
serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya?
d) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukan
oleh siswa merupakan akibat dari proses
pengajaran?
belajar yang baik pula. Namun terkadang guru sulit untuk menilai
tidak, dari itu ada bebrapa indikator hasil belajar yang menjadi patokan
baik. Kemudian, persoalan yang muncul dari kriteria yang ditinjau dari
Hasil belajar tersebut tidak hanya dilihat dari satu segi saja, namun
kognitif yang berkenaan dengan intelektual nya yang terdiri dari aspek
Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai, meliputi cara
pencapaian hasil belajar dilihat dari dua kriteria yaitu kriteia yang
ditinjau dari sudut prosesnya, salah satu contoh yaitu tindakan guru
yang memotivasi siswa untuk mau belajar dengan baik sehingga akan
memperoleh hasil belajar yang baik juga dan kriteria yang ditinjau dari
sudut hasilnya, salah satu contoh yaitu hasil belajar siswa yang
belajar yang baik, semua itu akan terlihat dari sisi kognitif, afektif dan
perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya, saat siswa belum
menerima pembelajaran.
dengan judgment.
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini
tingkah laku yang telah dijelkaskan di muka. Oleh sebab itu, penilaian
hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lainnya sebab hasil
strategi pelaksanaannya.19
hanya sebagai alat ukur untuk mengetahui hasil belajar siswa atau
18
Nana Sudjana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja
Rosdakarya.,hlm 3
19
Ibid.,hlm 5
harus mencari metode yang tepat ataupun yang sesuai supaya tujuan
didik serta melihat kelemahan dari peserta didik dalam belajar. Oleh
sebab itu, guru harus bisa memilih metode yang tepat agar bisa
Riddle
Menurut Mulyasa,
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan
pembelajaran yang menenkankan pada proses belajar,
aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.21
suatu karya.
20
Janawi. 2013. Metodologi dan Pendekatan pembelajaran. Yogyakarta : Anggota
IKAPI.,hlm213
21
Mulyasa.2009.Menjadi Guru Profesional.Bandung, hlm 99
Kemampuan kemampuan yang menunjukkan keterlibatan
a. Kemampuan bertanya
b. Kemampuan melakukan pengamatan
c. Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi hasil
pengamatan
d. Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan
klasifikasi
e. Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk
memperoleh pengalaman secara langsung.
f. Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian.
g. Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep
yang telah dikuasai dalam suatu situai baru.
h. Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan dan
hasil penelitian.
Dekdikbud,
22
Ibid.hlm.100
23
Dimyanti dan Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta, hlm 141
pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh hal penting yaitu,
proses adalah,
24
Ibid.hlm 141
25
Ibid. Hlm 140
dengan penerapan CBSA ( Cara Belajar Siswa aktif). Menurut
lainnya.
26
Ibid.
dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan
jalan atau cara untuk mencapai suatu tujuan melalui proses belajar
27
Slemato.2015.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka Cipta,
hlm 82
28
E. Kosasih.2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikuluk 2013.
Bandung : Yrama Widya.hlm.149
29
Jurnal D.D. Kristianingsih,dkk.2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Pada Pokok Bahasan Alat- Alat
Optik Di Smp.Semarang.,hlm 11 pada 2 Januari 2016
kreatif siswa. Riddle yang berupa gambar, poster, atau
suatu simulasi disajikan oleh guru dan ditindak lanjuti
dengan pertanyaan-pertanyaan untuk dicari pemecahannya
melalui suatu proses inkuiri.30
Mulyasa, M.Pd.
30
Opcit.hlm130
31
Mulyasa. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT Rema Rosdakarya., hlm. 168
kemudian di analisis oleh siswa agar siswa dapat menemukan sendiri
mampu mengasah daya kritis siswa karena siswa diajak untuk ikut
hasil penelitian lain yang sejenis dengan memiliki variabel penelitian yang
sama atupun hampir sama dengan penelitian yang pernah dilakukan. Berikut
siklus II diperoleh peningkatan atau gain (g) sebesar 0,297 dengan kriteria
rendah Sedangkan peningkatan pada siklus II dan siklus III sebesar 0,329
kriteria rendah karena nilai rata-rata yang diperoleh akan mencapai nilai
maksimal.32
4. Kerangka Berpikir
serta antara guru dengan murid yang harus dilakukan dengan tepat. Kondisi
belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal siswa sangat
mendukung siswa untuk berperan aktif dan langsung dalam kegiatan belajar
percobaan agar apa yang dipelajarinya dapat melekat dalam daya ingatnya
dan siswa tersebut dapat memahami materi materi fisika secara menyeluruh.
32
Jurnal D.D. Kristianingsih,dkk.2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Pada Pokok Bahasan Alat- Alat Optik Di
Smp.Semarang.,hlm 11 pada 2 Januari 2016
perubahan hasil belajar pada siswa. Dalam pendekatan keterampilan proses,
setelah siswa paham akan konsep dan rumus pada materi yang diajarkan
peserta didik berhasil atau tidak menganalisis sebuah masalah. Oleh sebab itu,
5. Hipotesis Penelitian