Anda di halaman 1dari 4

HTI

(http://hizbut-
tahrir.or.id/)

Jejak Syariah

05 March 2012
Christiaan Snouck Hurgronje: Menyamar Menjadi Muslim
(Bagian 2) (http://hizbut-tahrir.or.id/2012/03/05/christiaan-
snouck-hurgronje-menyamar-menjadi-muslim-bagian-2/)

Snouck adalah teman dekat orientalis terkenal lain pada masanya, Ignac
Goldziher (1850-1921). Goldziher adalah keturunan Yahudi Hungaria yang
juga belajar di Leiden. Pada 1873 Goldziher diberi beasiswa oleh pemerintah
Hungaria untuk melakukan perjalanan melalui Syam (sekarang Palestina,
Syria, Libanon dan Yordania) dan Mesir. Hal ini telah menjadikan Goldziher
sebagai non-Muslim pertama yang mempelajari Islam di Al-Azhar Kairo.
Goldziher akhirnya menulis sebuah buku tentang pengalamannya yang
membuat dirinya seorang orientalis terkenal di dunia.

Kondisi ini membuat Snouck bercita-cita untuk mencapai posisi yang sama
dalam bidang orientalisme. Pada 1884 ia mendapat kesempatan. Konsul Pengantar [Mandulnya Peran Militer]
Belanda di Jeddah, Arab Saudi [pada waktu itu masih bagian dari Negara
Rubrik
Islam Utsmaniyah] mengatur beasiswa senilai 1.500 gulden untuk Snouck
melalui Pemerintah Belanda1. Dengan uang ini, Snouck bisa melakukan Afkar (Al Waie) Akhbar (Al Waie)
perjalanan ke Makkah. Satu-satunya masalah adalah bahwa Snouck (http://hizbut- (http://hizbut-
Analisis (Al Waie) Catatan Jubir (Al Waie)
bukanlah seorang Muslim. Padahal Muslim adalah syarat bagi siapa pun yang
(http://hizbut-
Cover (Al Waie) (http://hizbut-
Dari Redaksi (Al Waie)
ingin melakukan perjalanan ke Kota Suci. Oleh karena itu, Snouck tatkala
(http://hizbut-
Dunia Islam (Al Waie) (http://hizbut-
Fokus (Al Waie)
sampai di Jeddah dia tinggal di kantor konsulat untuk beberapa waktu.
Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 1885 ia pindah ke rumah seorang (http://hizbut-
Galeri Opini (Al Waie) (http://hizbut-
Hadis Pilihan (Al Waie)
bangsawan Indonesia di Jeddah, Raden Haji Aboe Bakar Djajadiningrat dari (http://hizbut-
Hiwar (Al Waie) (http://hizbut-
Ibrah (Al Waie)
Pandeglang.2 Sejak saat itu dan seterusnya Snouck menggunakan nama (http://hizbut-
Iftitah (http://hizbut- (http://hizbut-
Iqtishadiyah
Abdul Ghafar. Selanjutnya ia menampilkan dirinya sebagai seorang mualaf tahrir.or.id/category/alwaie/iftitah/)
(http://hizbut-
Jejak Syariah Kesaksian
pada 5 Januari. Sebagai pembuktian ia menyunat dirinya sendiri menurut
(http://hizbut-
Kisah Inspiratif (http://hizbut-
Kritik (Al Waie)
tradisi Islam. Pada 16 Januari 1885,3 Snouck dikunjungi oleh Hakim (qadhi)
(http://hizbut-
Lintas Dunia (Al Waie) (http://hizbut-
dari Jeddah, Ismail Agha, dan dua perwakilan dari gubernur (wali) untuk Liputan Khusus (Al
Hijaz dari Khilafah Utsmani di Istanbul. Ia menyatakan masuk Islam (http://hizbut-
Mancanegara (Al Waie)Waie) (http://hizbut-
Muhasabah (Al Waie)
(bersyahadat) di hadapan mereka. Pada hari berikutnya Snouck diberitahu (http://hizbut-
Nisa' (Al Waie) (http://hizbut-
Opini (Al Waie)
bahwa Gubernur Hijaz mengundang dirinya untuk perjalanan ke Makkah. (http://hizbut- (http://hizbut-
Re eksi (Al Waie) Reportase (Al Waie)
(http://hizbut-
Sirah (Al Waie) (http://hizbut-
Siyasah & Dakwah (Al
Snouck sendiri mengakui bahwa konversi (menjadi mualaf) ke Islam tidak
(http://hizbut-
Soal Jawab (Al Waie) Waie)
Sosok(http://hizbut-
(Al Waie)
tulus. Ia hanya menganggap sebagai hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuannya agar dapat melakukan perjalanan ke Makkah. Dalam (http://hizbut-
Suara Pakar (Al Waie) (http://hizbut-
Ta'rifat (Al Waie)
sebuah surat kepada temannya Goldziher, yang ditulis pada hari dia (http://hizbut-
Tafsir (Al Waie) (http://hizbut-
Telaah Kitab (Al Waie)
bertobat, dia berkata, Saya tidak ingin menyembunyikan dari Anda bahwa (http://hizbut- (http://hizbut-
mungkin, atau bahkan sangat mungkin, bahwa saya akan melakukan
perjalanan ke Makkah []. Tentu saja, jika seseorang tidak berpura-pura
Publikasi-publikasi yang diterbitkan atas
menjadi Muslim [secara harfiah: tidak Izhar Al-Islam], hal ini tidak mungkin. nama Hizbut Tahrir, wilayah , kantor media
(al maktab al'ilami) , juru bicara resmi dan
Snouck sukses menyamar sebagai Muslim. Dia menerima surat selama perwakilan media Hizbut Tahrir saja yang
tinggal di Makkah yang ditujukan kepada Abdul Ghafar, dan di dalamnya merupakan pendapat Hizbut Tahrir. Dan
yang selain itu merupakan pendapat
Snouck secara baik disebut saudara dalam Nama Allah. Snouck juga
penulisnya, sekalipun dipublikasikan dalam
website Hizbut Tahrir Indonesia, majalah,
Tabloid, multimedia yang diproduksi Hizbut
diberitahu oleh surat, bahwa para ulama Makkah telah menerima dia sebagai Tahrir Indonesia. Boleh mengutip dan
seorang Muslim dan bahwa mereka tidak ragu dalam pertobatannya. Maka, mempublikasikan kembali apa yang
diterbitkan Hizbut Tahrir dan websitenya,
ia akan diizinkan untuk bergabung dalam lingkaran studi mereka.
dengan syarat tetap menjaga amanah
(kejujuran) dalam penyalinan
Namun, setelah hanya lima setengah bulan, dan hanya beberapa hari (penerjemahan) dan pengutipan tanpa
sebelum dimulainya ibadah haji, Snouck harus melarikan diri dari Makkah memotong, menginterpretasi dan
karena Kedutaan Prancis telah menyebar rumor tentang dirinya menjadi mengubahnya; dan harus mencantumkan
sumber dari apa yang diterjemahkan dan
seorang pencuri artefak kuno. Oleh karena itu, hanya beberapa hari sebelum
dipublikasikan
Snouck bisa menyaksikan apa yang ingin disaksikan, dia meninggalkan
Makkah.4

Kembali ke Belanda, Snouck mulai mengerjakan sebuah buku tentang


pengalamannya di Kota Kudus/Makkah. Hal itu merupakan hasil dari catatan
perjalanannya sendiri dari Makkah yang terbatas. Temannya, Aboe Bakar
Raden, membantu pengiriman surat kepada Snouck sebagai informasi
tambahan. Ini merupakan cara Snouck mampu menerbitkan buku Mecca
(Mekkah) pada tahun 1888. Buku ini memang membuat dirinya terkenal di
dunia sebagai seorang orientalis. Karena itu, baik Universitas Leiden dan
University of Cambridge menawarkan kursi fakultas Bahasa Arab dan
Departemen Islam untuk mereka. Namun, Snouck menolak dengan cara
yang baik, karena ia ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang Islam,
kali ini di koloni Indonesia Belanda. Untuk tujuan ini Snouck lagi-lagi
meninggalkan Belanda, pada 1 April 1889, untuk melakukan perjalanan ke
Indonesia. Di Indonesia ia menampilkan dirinya sebagai seorang Muslim. Ia
memperkenalkan diri dengan nama Abdul Ghafar kepada penduduk
setempat. Ia melakukan perjalanan di seluruh Indonesia disertai dengan
orang-orang Indonesia yang ia temui selama di Makkah.

Raden Haji Hasan Moestafa dari Garut, misalnya, menyertai Snouck dalam
perjalanan pertamanya melalui Barat dan Jawa Tengah. Ia meninggalkan
Batavia (Jakarta) pada tanggal 15 Juli. Snouck mengunjungi Sukabumi,
Bandung, Garut, Tjalintjing, sekali lagi Garut, Tjeribon, Mangunredja, Ciamis,
sekali lagi Tjeribon, Tegal, Pekalongan, Wiradesa, Bumiadjo, Banyumas,
Purbollinggo, Wonosobo, Purworejo, Kebumen, Garut lagi dan Tjiandjur. Pada
Januari 1890, akhirnya, Snouck kembali ke Batavia. Dalam sebuah surat
kepada Theodoor Noldeke, bertanggal 12 November 1889, Snouck
mengatakan tentang perjalanannya: Selama lebih dari tiga bulan saya telah
bepergian. Saya telah mengunjungi tempat-tempat paling penting dari 26
kota utama, dan berkenalan dengan cara yang sangat menarik dari
kehidupan Sunda lokal dan Jawa Barat5 orang-orang, khususnya sisi agama
itu, tetapi juga dengan adat yang begitu dicintai dan dihormati di sini

Selama perjalanan, Snouck teratur memberikan kontribusi terhadap Koran


Belanda De Locomotief (diterbitkan di Indonesia) dan Nieuwe
Rotterdamsche Courant (diterbitkan di Belanda). Dalam artikel itu ia
menggambarkan cara hidup orang Jawa yang ia saksikan sendiri. Untuk
membuat artikel ini Snouck menggunakan nama samaran Toekoe Mansoer
dan Toekoe Si Gam.

Setelah itu, dari 16 Juli 1891 sampai awal Februari 1892 Snouck tinggal di
Aceh. Dia, sebagai orang Belanda pertama yang mempelajari bahasa Aceh
lokal. Pada tahun 1900 ia kemudian menerbitkan sebuah buku tentang
subjek ini, berjudul: Studi dalam bahasa Aceh (Atjehsche taalstudin).
Sekali lagi bersama-sama dengan Raden Haji Hasan Moestafa dari Garut
Snouck juga bepergian ke pesantren di Aceh untuk mengembangkan
wawasan tentang pendidikan agama di daerah itu. Atas dasar ini, kemudian
perjalanan Snouck dipublikasikan lewat buku Aceh (De Atjehers), dalam
dua volume antara 1893 dan 1894. Aceh adalah sebuah buku antropologi
yang menggambarkan semua aspek kehidupan masyarakat Aceh, situasi
politik mereka, agama, bahasa mereka, tradisi mereka dan adat istiadat, dan
sebagainya.[Idries De Vries] [Bersambung]

Catatan kaki:

1 Snouck didanai dalam bentuk hibah dari Pemerintah Belanda melalui


Lembaga Linguistik dan Antropologi (Koninklijk Instituut voor Taal-,
Land-, en Volkenkunde) melewati jalur wisata.

2 Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Raden Aboe Bakar, lihat: Raden
Aboe Bakar; Sebuah Catatan Pengantar Tentang Informan Snouck
Hurgronje di Jeddah (1884-1912) oleh Michael Laffan, dalam Bijdragen
tot de Taal-, Land-en Volkenkunde , volume 155, nomor 4, halaman
517-542, Leiden, 1999. www.kitlv-
journals.nl/index.php/btlv/issue/view/673/showToc

3 Menurut P.S. Van Koningsveld. Menurut sumber lain mengatakan tanggal


itu adalah 22 Februari 1885.

4 Menurut kurator dari sebuah pameran tentang Snouck di Dubai, Elie Domit,
Snouck telah menikah di Makkah dengan seorang wanita Muslim
Ethiopia. Ketika ia meninggalkan kota Makkah, ia meninggalkan begitu
saja istrinya dalam kondisi hamil. Lihat:
www.arabnews.com/lifestyle/article199027.ece

5 Sunda dan Jawa Barat adalah suku utama di Pulau Jawa Indonesia.

Related Posts:
1. Christiaan Snouck Hurgronje: Seorang Penasehat Politik (Bagian 3) (http://hizbut-
tahrir.or.id/2012/04/06/christiaan-snouck-hurgronje-seorang-penasehat-politik-bagian-3/)
2. Christiaan Snouck Hurgronje: Sejarah Orientalis Memanipulasi Gagasan dan Filsafat Islam (Bagian 1)
(http://hizbut-tahrir.or.id/2012/02/04/christiaan-snouck-hurgronje-sejarah-orientalis-memanipulasi-
gagasan-dan- lsafat-islam-bagian-1/)
3. Christiaan Snouck Hurgronje, Seorang Penasehat Politik dan Mata-mata yang Menipu Umat Islam
(http://hizbut-tahrir.or.id/2012/04/05/christiaan-snouck-hurgronje-seorang-penasehat-politik-dan-
mata-mata-yang-menipu-umat-islam/)
4. Operasi Intelijen Snouck Hurgronje (Bagian 4) (http://hizbut-tahrir.or.id/2012/05/01/operasi-
intelijen-snouck-hurgronje-bagian-4/)

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required elds are marked *
Name *
Email *
Website

+ 3 = 6

Comment
You may use these HTML (HyperText Markup Language) tags and attributes: <a href="" title="">
<abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del
datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>
Post Comment
Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia:
Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390
Telp/Fax: (62-21) 83787370 / 83787372
Email: info@hizbut-tahrir.or.id

Anda mungkin juga menyukai