BALITRO
NAMA:
1. DEWI PUSPA (1104015064)
2. EGI ARESTA DILAR (1104015083)
3. FISSILMI DAKHILAKH (1104015107)
4. KIKI RIZKI ANANDA (1104015159)
5. YASHINTA PUSPITA (1104015347)
6. FHIKA ALFIANA CORITA (1104015359)
KELAS: 3A/2
PLOT 4
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
A. Latar Belakang
Manusia ingat akan keperluan bahan pangan yang tidak akan
putus-putusnya. Keperluan bahan pangan sudah menjdai persoalan
akrab dengan manusia. Kulian kerja lapangan BPTOA meliputi
kegiatan pertanian yang didalamnya terdapat budidaya bercocok
tanam dan identifikasi tanaman. Sejalan dengan peningkatan
peradaban manusia, tekhnik budidaya tanaman juga berkembang
menjadi berbagai system. Mulai dari system sederhana sampai system
yang canggih. Berbagai tekhnologi budidaya dikembangkan guna
mencapai produktifitas yang diinginkan. Tekhnik memiliki arti
pengetahuan atau kepandaian membuat sesuatu, sedangkan
budidaya bermakna usaha memberikan hasil. Tekhnik budidaya
tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-
produk agro industi dengan memanfaatkan sumber daya tanaman.
BPTOA merupakan ilmu yang mempelajari dan mengenal
tumbuhan asli dengan menulusuri pustaka, usaha dan budidaya, serta
habitat alamiahnya dan system produksi. Addapun alasan perlunya
mempelajari tanaman obat asli (herbal) salah satunya adalah karena
kekayaan alam Indonesia akan tumbuhan sangat tinggi (mega
biodiversity) , sehingga kita perlu mengkajinya melalui berbagai bidang
(farmasi = tumbuhan dan tanaman obat). Keanekaragaman hayati di
Indonesia tertinggi kedua setelah Brazil.
Untuk mengaplikasikan mata kuliah BPTOA dan lebih
memahami tantang tanaman obat, kami melakukan kuliah kerja
lapangan ke beberapa tempat yang berhubungan dengan tanaman
obat. Adapun tempat yang kami kunjungi yaitu Balitro, Kebun Raya
Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
B. Tujuan
C. Manfaat
A. Deskripsi Lokasi
1. BALITTRO (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat )
Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak
1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa
sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50
meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut
dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat.
Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.
Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan
pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl
dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan
matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat
dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan
khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif
dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada
ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari
Cibodas.
Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi
hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan
jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.
Gunung Putri dan Selabintana. Berkemah dengan kapasitas 100-150
orang.
3. Kebun Raya Cibodas
Buku
Alat tulis
Kamera digital
Daftar wawancara
Buku identifikasi
Tali kasur
Meteran
cutter
C. Cara kerja :
1. Pengamatan di Balitro
Mendengarkan arahan dari pemandu atau narasumber.
Mengidentifikasi tanaman obat.
Memotret tumbuhan yang di identifikasi.
Merekam dan mencatat penjelasan tumbuhan atau tanaman dari
pemandu.
2. Pengamatan di TNGP
Mendaki gunung sampai HM 3
Buatlah plot ke dalam 10x10 m
Membuaat subplot 5x5 m
Dibuat 4 kelompok kecil di tiap subplot
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan setiap tanaman obat yang
ditemukan di setiap subplot
Mencatat dan memfoto setiap tanaman yang didapat
3. Pengamatan di Kebun Raya Cibodas
Mendengarkan arahan dari pemandu atau narasumber.
Mengidentifikasi tanaman obat.
Memotret tumbuhan yang di identifikasi.
Merekam dan mencatat penjelasan tumbuhan atau tanaman dari
pemandu.
4. Wawancara di Balitro
Menanyakan tentang nama dan khasiat tanaman obat
Menanyakan perbedaan tanaman yang sama genusnya namun
beda spesiesnya
Menanyakan nama alat, fungsi alat, bahan yang digunakan,
prinsip kerja, dan hasil yang didapat dari proses penyulingan baik
destilasi paralel dan rendam basah
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Famili: Turneraceae
Genus: Turnera
Spesies: Turnera subulata J.E.Smith
Deskripsi :
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : Roset akar
d. Bentuk daun : Bulat telur elips
e. Pertulangan daun : Menyirip
f. Tepi daun : Bergerigi kasar
g. Ujung daun : Runcing
h. Pangkal daun : Tumpul
Batang
Terna semusim yang berbatang basah ini tumbuh menyamping atau
naik ke atas, panjang 15-30 cm, sering bercabang mulai dari
pangkalnya, pada ruasnya berambut halus, dan warnanya merah atau
hijau.
Bunga dan Buah
Bunga berkumpul berkelompok 2-8 di ujung batang, mekar pada
pukul delapan pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu,
putih, oranye atau kuning. Buah bentuknya bulat telur, permukaan
berambut, panjang 5-8 mm. biji bulat, jumlah banyak, kecil, dan
berwarna cokelat muda. Perbanyak dengan stek batang atau biji yang
tua.
Manfaat :
Herba ini rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat menghilangkan
bengkak, penghilang nyeri (analgesic), antiradang, dan
menghilangkan bekuan darah.
Kandungan Kimia
Seluruh herba mengandung portulal. Batang dan bunga
mengandung betacyanin, beranin, dan betanidin.
Indikasi
Herba digunakan untuk mengatasi :
Sakit tenggorok,sakit kepala.
Radang hati (hepatitis), dan bengkak akibat terbentur
(memar).
Cara Pemakaian
Rebus seluruh herba (15-30g) dan minum setelah dingin. Bisa
juga herba segar dibuat jus, lalu minum.
Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu giling
sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, seperti
gigitan serangga, bisul, koreng, atau memar, lalu balut. Air
perasan gilingan herba segar juga bisa digunakan untuk
mencuci dan mengompres ekzema, luka bakar, atau tersiram
air panas.
Contoh Pemakaian
Sakit Tenggorokan
Cuci herba portulaka segar, lalu giling sampai halus dan peras
sampai airnya terkumpul satu cangkir. Tambahkan sedikit
boraks, lalu gunakan untuk kumur-kumur.
Sakit kepala
Cuci seluruh bagian portulaka segar, kecuali akar, (+/- 30
gram). tambahkan dua gelas air, rebus sampai mendidih
selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.
Jika sakit berulang, lakukan 2-3 kali dalam sehari.
Hepatitis
Cuci herba partulaka segar (30 gram), lalu giling sampai halus.
Peras dengan sepotong kain, lalu minum air yang terkumpul
sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh.
Bisul, Koreng
Cuci tangkai segar sampai bersih, lalu giling halus. Bubuhkan
ke tempat yang sakit, lalu balut. Ganti 2-3 kali dalam sehari.
Catatan:
Ibu hamil dilarang minum rebusan herba
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Exoecaria
Spesies: Exoecaria cochinchinensis Lour
Nama lain :
Indonesia : Sambang darah, daun lamban , daun remek daging, daun ki
sambang
Cina : ji wei mu
Deskripsi :
Daun :
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : jorong hingga lanset
e. Pertulangan daun : Menyirip
f. Tepi daun : bergerigi halus
g. Ujung daun : runcing
h. Pangkal daun : runcing
Batang :
a. Struktur batang : pangkal batang berkayu
b. Bentuk batang : silindris
c. Modifikasi batang : stolon
Akar :
Sistem perakaran : sistem akar tunggang
Bunga : tunggal, muncul disebelah ketiak daun, mahkota berwarna
putih.
Buah :
Termasuk buah bulat, panjang +/- 1cm , warna merah, terdiri dari
tiga keping yg menyatu, perbanyakan generatif (biji) dan vegetatif
(cangkok stek batang)
Habitus :
Merupakan tumbuhan perdu dengan ketinggian 0,5-1,5 meter
Kandungan zat berkhasiat dalam sambang getih :
Bagian yang berkhasiat dalam tanaman herbal ini adalah
daunnya. Dengan kandungan Kalium yang sangat tinggi. Juga
terdapat sepura natrium.
Khasiat Tanaman herbal sambang getih/keji beling :
1. Pengobatan batu ginjal : Gunakan 30 helai daun sambang
getih, bersihkan terlebih dahulu dengan dicuci. Rebus dengan 2
gelas air minum. Biarkan mendidih beberapa menit. Air
rebususan ini diminum sekaligus.
2. Sebagai diureticum, penasak pada persalinan yang tidak
normal.
3. Pengobatan disentri.
4. Pengobatan haermorroide/Bawazir
Temu mangga
Kunyit Mangga
Curcuma mangga Val
Nama umum
Indonesia:
Kunyit mangga
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Curcuma
Spesies: Curcuma mangga Val
Kerabat Dekat
Temu Hitam, Temu Giring, Kunyit, Temu Putri, Temu Lawak, Temu
Putih, Kunyit Merah
1.
2.
3. Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Catharanthus
Spesies: C. roseus
Nama binomial Catharanthus roseus
2. Morfologi :
Efek Farmakologi
Daun dan umbi dari tanaman daun dewa bisa dipergunakan sebagai obat
antikoagulan (mengencerkan bekuan-bekuan darah), anti pembengkakan,
luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan
(batuk darah, muntah darah, mimisan), mengurangi pembengkakan atau
benjolan pada payudara, serta sangat efektif untuk obat memperlancar
haid. Tanaman daun dewa juga memiliki rasa khas dan bersifat netral.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman empiris diketahui bahwa
tumbuhan ini bersifat antikoagulan, antikarsinogen, antimutagenitas dan
diuretic (peluruh kencing). Selain itu juga diketahui bahwa semua bagian
tanaman ini dapat dipergunakan untuk mengobati tumor payudara dan luka
bakar.
Kandungan Kimia
Untuk luka bakar dan luka teriris, umbi daun dewa dipipis, tambahkan
sedikit gula merah sehingga menjadi adonan seperti salep. Ramuan
tersebut dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut. Untuk sakit
jantung, ambil umbi segar 10 gram, tumbuk halus, tambahkan air 1/2 gelas,
saring ampasnya, minum airnya setiap sore, atau 2-4 lembar daun dilalap 3
kali sehari.
Untuk bisul dan koreng, ambil daun dewa dan daun sosor bebek, keduanya
dengan ukuran sama banyak, setelah dipipis, ramuan ini ditempelkan pada
bisul atau koreng, lalu dibalut.
Deskripsi :
Daun :
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : jorong/memanjang
e. Pertulangan daun : Menyirip
f. Tepi daun : rata
g. Ujung daun : runcing
h. Pangkal daun : runcing
Batang :
Berkayu, tegak, bercabang-cabang, hijau kecoklatan.
Bunga :
Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun atau di ujung batang,
kelopak ujungnya bertaju lima, runcing, kuning agak putih, benang
sari putih, kepala sari kuning, tangkai putik kuning kehijauan,
kepala putik yang masih muda hijau selelah tua coklat, mahkota
bentuk benang, putih kekuningan.
Buah :
Kotak, lonjong, panjang 1,5-2 cm, lebar 4-6 mm, coklat.
Akar :
Tunggang, coklat.
Habitus :
Pohon, tahunan, tinggi 5-15 cm.
Manfaat
Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk
obat. Di antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat penting yaitu
kinine untuk penyakit malaria dan kinidine untuk penyakit jantung. Manfaat
lain dari kulit kina ini antara lain adalah untuk depuratif, influenza, disentri,
diare, dan tonik.
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus: Vetiveria
Spesies: Vetiveria zizanioides (L.) Nash
Nama lain :
Indonesia:akar wangi, larasetu, usar (Sunda)
Inggris:Khas-khas grass, vetiver, lacate violeta
Deskripsi :
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentuk pita
e. Pertulangan daun : sejajar
f. Tepi daun : rata
g. Ujung daun : runcing
h. Pangkal daun : tumpul
Batang :
Batang lunak, beruas-ruas, berwarna putih
Akar
Akar termasuk akar serabut berwarna kuning. Bagian yang
digunakan adalah bagian Akar yang digunakan sebagai minyak
atsiri.
Buah dan bunga
Perbungaan bentuk bulir di ujung batang. Buah padi, berduri,
berwarna putih kotor.
Habitat
Rumput menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter.
Manfaat
Sesuai dengan namanya, penggunaan akar wangi tak jauh dengan
hal-hal yang berhubungan dengan wewangian. Akar wangi merupakan bahan
yang digunakan untuk menghasilkan minyak vetiveria (minyak esensial),
yang dibutuhkan dalam industri kosmetik, parfum, serta sabun untuk mandi.
Akar wangi juga dapat digunakan untuk mengusir serangga .bahkan
ramuan akar wangi dapat digunakan sebagai obat kumur serta obat gosok.
Cara penggunaan
Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml Bila perlu dapat
diencerkan dengan air hangat, sebagian dapat ditelan karena tidak
berbahaya.
Jadi anda tidak perlu membeli obat kumur jika mulut anda bau dan jika
anda terkena penyakit rematik, anda tinggal mencari minyak akar wangi dan
kemudian oleskan dibagian yang terkena rematik
Klasifikasi
Deskripsi
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentuk bulat telur
e. Pertulangan daun : menyirip
f. Tepi daun : bergerigi
g. Ujung daun : runcing
h. Pangkal daun : tumpul
Batang
Batangnya bersegi empat agak beralur.
Bunga
Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek
dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir,
mahkota berwarna ungu pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13
27 mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang berwarna ungu
atau putih, panjang tabung 1018 mm, panjang bibir 4.510 mm, helai
bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari
tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.
Buah
Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.752 mm.
Manfaat
Daun kumis kucing basah maupun kering sering digunakan sebagai
bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia)
sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan
di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing
sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk
angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu
pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan
penyakit syphilis.
Cara penggunaan
infeksi Ginjal, Infeksi Kandung kemih, Kencing batu, Encok; Peluruh air
seni (diuretic), menghilangkan panas dan lembab.
Bagian yg dipakai : seluruh tumbuhan, basah atau kering (dianginkan
dahulu, lalu dijemur di panas matahari).
Cara pemakaian : 30 60 gr. (kering) atau 90 120 gr (basah)
direbus, atau yang kering/basah diseduh sebagai teh.
4. Tumbuhan temu kunci (Boesenbergia pandurata)
Klasifikasi
Deskripsi
Terna hingga 50 cm. Rimpang kuning terang, bulat telur memanjang,
sangat beraroma; akar kuat. Daun 3 atau 4; pelepahnya berwarna merah,
ligula dengan 2-lekukan, ca. 5 mm; tangkai daun 716 cm, membentuk
saluran; helai daun hijau pada kedua permukaan elips meruncing, 2550
712 cm, licin dengan sedikit daun di dekat tulang utama daun bagian
bawah, dasarnya membulat. Bunga majemuk terminal pada batang semu,
muncul dari bagian dalam pelepah, agak duduk, 37 cm; seludang bunga
meruncing, 45 cm. Bunganya wangi. Kelopak bunga 1,5-2cm, ujungnya
membelah. Mahkota bunga tersusun membentuk tabung 4,55,5 cm;
bercuping memanjang, 1,52 cm.Staminodia lateral merah muda pucat, ca.
1,5 cm. Labellum putih atau merah muda dengan setrip ungu, 2,53,5 cm,
cekung. Tangkai sari pendek; bercabang dua, 13 mm. Berbunga JulAug.
2n = 36.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di hutan lebat hingga ketinggian
1000m. Penyebaran dari Yunnan ke selatan hingga Indonesia dan ke barat
hingga India dan Sri Lanka; dibudidayakan di Indocina.
Deskripsi :
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berselang seling
d. Bentuk daun : bentuk lanset
e. Pertulangan daun : sejajat
f. Tepi daun : rata
g. Ujung daun : meruncing
h. Pangkal daun : berlekuk
Batang
Tegak, berkayu, beralur melintang, putih kotor
Bunga
Majemuk , diujung batang, bentuk tandan, putih keunguan
Akar
Tunggang , putih kotor
Manfaat
Merupakan tumbuhan perdu tahunan yang daunnya dimanfaatkan
orang sebagai pewarna hijau alami untuk makanan. Daun suji memberi
warna hijau yang lebih pekat daripada daun pandan wangi, yang juga
merupakan sumber warna hijau, tetapi tidak memiliki aroma.
Selain dimanfaatkan sebagai pewarna, tumbuhannya biasa ditanam
di pekarangan karena bentuknya yang indah dan bunganya yang
menyebarkan aroma wangi, terutama pada sore hari. Bunga majemuk
tersusun dalam karangan dengan mahkota bunga berwarna putih
kekuningan, kadang-kadang dengan semburat ungu. Kultivar hias telah
dikembangkan dengan daun variegata (loreng hijau kuning).
Pengobatan tradisional Asia Timur mengenal rimpang dan akar suji
sebagai sumber tonikum dan diduga berkhasiat mengobati leukemia.
Cara penggunaan
Cara membuat air daun suji :
a. Ambil segenggam daun suji dan 2-3 helai daun pandan wangi.
b. Cuci, lalu tumbuk kasar.
c. Peras airnya, lalu saring dan tumbuk kembali ampasnya
d. Tuangi sedikit air, uli dan peras seperti pembuatan santan
e. Tumbuk dan peras lagi berulangkali sampai warna hijau pada
ampasnya habis.
f. Tambahkan 1 sendok teh kapur sirih, aduk rata untuk menjadikan
cairan agak kental dan licin.
g. Saring, lalu biarkan satu malam.
h. Tuang perlahan-lahan bagian air yang jernih. Gunakan hanya bagian
yang hijau dan kental.
Deskripsi
Daun
a. Jenis daun : Daun majemuk
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentuk corong
e. Pertulangan daun : menyirip
f. Tepi daun : rata
g. Ujung daun :runcing
h. Pangkal daun : runcing
Batang
Berkayu, beralur, percabangan monopodial, coklat kotor.
Bunga
Majemuk, bentuk tandan, kelopak 2-25 mm, benang sari bentuk
jarum, putih, putik satu, mahkota panjang 6-27 mm, lebar 4-10 mm,
putih.
Buah
Buni, jorong, diameter 1 cm, masih muda hijau selelah tua merah.
Biji
Kecil, lanset, putih.
Akar
Tunggang, kuning keputih-putihan.
Manfaat
Daun kemuning berkhasiat sebagai penghalus kulit dan obat haid tidak
teratur, kulit batangnya berkhasiat sebagai obat sakit gigi.
Cara penggunaan
Untuk penghalus kulit dipakai + 30 gram daun segar kemuning, dicuci,
ditumbuk sampai lumat, ditambah 1 gelas air di lulurkan pada kulit sebelum
tidur.
Deskripsi
Daun
a. Jenis daun : Daun tunggal
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentukbulat telur
e. Pertulangan daun : menyirip
f. Tepi daun : berlekuk
g. Ujung daun :runcing
h. Pangkal daun : tumpul
Batang
Tanaman ini berupa pedu kuat, berkayu, tegak, bercabang-cabang,
tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat
Bunga
Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak
bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung
bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau
jingga, berbau enak pada malam hari.
Buah
Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus,
panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai
gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak
dengan cara setek dan biji.
Manfaat
SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat
antiasmatik, dan penghilang nyeri (analgesik). EFEK FARMAKOLOGIS DAN
HASIL PENELITIAN Ternyata, pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada
tikus jantan dapat menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas
Cara penggunaan
Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap
atau direbus untuk diminum.
Untuk sesak napas, Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung.
Selanjutnya, isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok.
8. Tumbuhan kenikir (Cosmos caudatus)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Cosmos
Spesies: Cosmos caudatus Kunth.
Deskripsi
Daun
a. Jenis daun : Daun majemuk
b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
c. Kedudukan daun : berhadapan
d. Bentuk daun : bentuk lanset
e. Pertulangan daun : menyirip
f. Tepi daun : bergerigi
g. Ujung daun :runcing
h. Pangkal daun : tumpul
Batang
batang pipa dengan garis-garis yang membujur
Bunga
Bunga tersusun pada bongkol yang banyak terdapat di ujung batang
dan pada ketiak daun-daun teratas, berwarma oranye berbintik-
bintik kuning di tengah-tengahnya, dan bijinya berbentuk paruh
Buah
Bentuk lonceng, panjang 1-1,5cm. Biji : Bentuk jarum, hitam.
Akar
Akar Tunggang, putih kekuningan