Anda di halaman 1dari 7

KETRAMPILAN HIDUP SEHAT(KHS) BAGI REMAJA

Ketrampilan hidup sehat (KHS) atau life skills adalah pengetahuan dan
ketrampilan, yang memungkinkan seseorang untuk mampu
mengimplementasikan pengetahuan sebagai suatu ketrampilan untuk
berperilaku hidup sehat. Melalui ketrampilan hidup sehat, dapat dikembangkan
berbagai potensi dalam kompetensi psikososial yang dapat digunakan sebagaI
senjata remaja untuk menghadapi perubahan social yang terjadi di masyarakat,
sehingga mereka mampu menghadapi berbagai tantangan yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-
kanak dan dewasa.

Masa remaja. Pada masa remaja tersebut, remaja mengalami banyak


perubahan mulai dari fisik, hormonal dan psikososial. Mereka seringkali merasa
tidak nyaman dan bereaksi secara emosional, seperti : mudah tersinggung,
mudah marah, suka membantah, tidak mau lagi dianggap sebagai anak, tetapi
belum dapat dipertanggungjawabkan penuh sebagai orang dewasa. Berbagai
perubahan akan muncul seperti yang diuraikan di atas yang pada akhirnya akan
menjadi factor risiko bagi remaja untuk terjerumus kedalam hubungan seks
pranikah yang dapat meningkatkan kasus infeksi menular seksual (IMS),
HIV dan AIDS, penyalahgunaan NAPZA termasuk rokok dan tindakan
anarkis (tawuran pelajar). Kondisi seperti itulah yang sering menyebabkan
remaja gagal untuk meraih cita-citanya atau kesuksesan dalam hidupnya kelak
karena sejak dini sudah terpapar penyakit dan masalah gizi yang menggangu
stabilitas hidupnya secara fisik dan psikologis.

Kesuksesan dalam hidup remaja. Dalam kehidupannya, remaja tidak hanya


mengandalkan kemampuan dibidang akademik saja, akan tetapi yang paling
penting adalah kemampuan dan ketrampilan remaja dalam menghadapi berbagai
persoalan hidup. Seperti ilustrasi : Wortel, Telur dan biji kopi. Ada ceritra
tentang seorang bapak yang mengilustrasikan 3 jenis makanan kepada ketiga
anaknya. Anak yang pertama diberikan 3 buah wortel, anak yang kedua
diberikan 3 buah telor dan anak yang ketiga diberikan segenggam serbuk biji
kopi. Kemudian ayahnya memanaskan tiga buah panci, setelah ketiga panci
yang berisi air, kemudian air tersebut dipanaskah sampai mendidih, ayahnya
menyuruh ketiga anaknya untuk meletakkan wortel, telor dan kopi kedalam
pancinya masing- masing. Ketiga anaknya tersebut disuruh untuk
mengamatinya. Dan apa yang mereka saksikan? 3 buah panci berisi air
mendidih diatas api : anak pertama memasukkan 3 buah wortel pada
panci pertama; Anak kedua, memasukkan 3 butir telur pada panci yang kedua;
Anak ketiga, memasukkan segenggam serbuk biji kopi pada pada panci yang
ketiga, setelah dipanaskan ketiga panci yang berisi air mendidih tersebut selama
15 menit. Kemudian dikeluarkannya isi dari ketiga panci tersebut . Wortel
yang sebelumnya keras, Sekarang berubah jadi empuk ; Telur yang
sebelumnya lunak di bagian dalamnya, sekarang menjadi keras ; Bubuk
kopi sudah menghilang tapi, air panas sudah berubah warnanya dan
mempunyai bau kopi yang sangat harum. Nah, Sekarang pikirkan tentang
kehidupanmu hai remaja. Pergaulan itu tidak selamanya mudah; Pergaulan itu
tidak selamanya nyaman , bahkan kadang-kadang pergaulan menjadi sangat
susah. Keadaan tidak berubah seperti yang kita inginkan. Orang-orang tidak
memperlakukan kita seperti yang kita harapkan. Kita beraktifitas sangat keras,
tapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Apa yang terjadi pada saat kita
menghadapi kesulitan? Sekarang pikirkan tentang ketiga panci itu? Air yang
mendidih bagaikan masalah di pergaulan kita. (1) Kita dapat menjadi seperti
wortel, kita maju dengan kuat dan tegas, tapi kita keluar dengan lemah dan
lunak. Kita menjadi sangat lelah, kita kehilangan harapan, kita menyerah.
Hilanglah semangat juang di diri kita. Jangan mau menjadi wortel!; (2) Kita
dapat menjadi seperti telur. Kita memulai dengan hati yang tulus dan sensitif
tapi kita berakhir dengan sangat egois dan cuek, kita membenci orang lain
bahkan kita membenci diri kita sendiri sehingga tidak ada lagi kehangatan di
diri kita. Jangan mau menjadi telur!; (3) Kita dapat menjadi Bubuk
Kopi. Air tidak mengubah bubuk kopi. Bubuk kopi yang mengubah air. Air
menjadi berubah karena adanya bubuk kopi : Lihatlah, Ciumlah, Minumlah.
Makin PANAS airnya, makin ENAK rasanya. Kita dapat menjadi Bubuk Kopi,
kita membuat sesuatu yang baik dari tantangan yang kita hadapi, kita belajar
hal-hal baru. Kita mempunyai pengetahuan baru, ilmu baru dan skill baru. Kita
tumbuh bersama pengalaman, kita membuat dunia di sekeliling kita
menjadi LEBIH BAIK. Untuk berhasil, kita harus coba . dan coba lagi . Kita
harus percaya pada apa yang kita kerjakan : Kita tidak boleh menyerah, Kita
harus sabar, Kita harus tetap bersemangat. Masalah dan kesulitan memberi
kesempatan kepada kita untuk menjadi lebih kuat dan lebih baik dan lebih
mampu. Jadi, kita akan menjadi seperti apa nanti? Menjadi seperti wortel atau
telur atau biji kopi? Jadilah seperti BIJI KOPI!!!.

Jadi kesuksesan dalam kehidupan, tidak hanya ditentukan oleh prestasi


akademik saja tapi juga oleh kemampuan dan ketrampilan dalam menghadapi
berbagai masalah kehidupan. Respon dalam bentuk sikap dan perilaku positif
terhadap pengaruh lingkungan, merupakan ketrampilan yang dapat diperoleh
melalui peningkatan pengetahuan, dan latihan-latihan praktis. Ketrampilan itu
perlu dimiliki oleh setiap orang dalam menjalani hidup sejak usia dini/periode
emas (0-5 tahun). Makin awal pemahaman diperoleh, makin bijak seseorang
dalam menjalani kehidupannya. Hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan terutama pola asuh keluarga.

Ketrampilan hidup sehat (KHS), adalah kemampuan psikososial seseorang


untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah kehidupan sehari-hari
secara efektif yang dapat dilakukan dengan pendekatan interaktif yang tidak
saja focus pada informasi akan tetapi juga pada perubahan perilaku.
Kompetensi psikososial. Kompetensi psikososial ditinjau dari susdut pandang
kesehatan adalah suatu kemampuan yang beroreantasi pada aspek kejiwaan
seseorang terhadap diri sendiri dan interaksi dengan orang serta lingkungannya.

Pengembangan kompetensi psikososial remaja diwujudkan dalam bentuk


kemampuan untuk menolak pengaruh negative dan memanfaatkan pengaruh
positif dalam pergaulan serta mau memikul tanggung jawab social
sebagai remaja yang akan menjadi tumpuan masa depan bangsa. Hal inilah
yang sesungguhnya menjadi hakekat dari pengembangan kompetensi
psikososial.

10 Kompetensi Psikososial yang memberikan dampak pada pengembangan


perilaku remajayaitu :

(1) Kesadaran Diri. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenal diri
sendiri tentang karakter, kekuatan, kelemahan, keinginan dan ketidak-inginan.
Remaja harus mengembangkan kompetensi psikososial ini karena masih berada
pada tahap transisi, mudah terpengaruh oleh orang lain, mengikuti atau meniru
hal-hal yang sedang trend. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan kesadaran
diri, menganalisis diri, menilai dan mengantisipasi tantangan masa depan. Tidak
berkembangnya kompetensi psikologis ini pada remaja menyebabkan remaja
menjadi cengeng, menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalannya,
meragukan diri sendiri, tenggelam dalam kesalahan, dan gagal
memanfaatkannya untuk kemajuan. Target pengembangan kompetensi
psikososial ini adalah Kemandirian dan Integritas Diri.

(2) Empati. Empati adalah kemampuan untuk memposisikan perasaan orang


lain pada diri sendiri. Empati dapat membantu seseorang untuk bisa menerima
satu sama lain, saling menolong, mendorong dan member semangat serta
toleransi antar sesame. Remaja harus mengembangkan kompetensi ini karena
dalam kehidupan sehari-hari mereka masih cenderung mementingkan diri
sendiri, dan kurang peduli terhadap lingkungan, sehingga tidak terlalu mudah
untuk memahami perasaan orang lain. Target pengembangan kompetensi
psikososial ini pada remaja adalah mampu memahami orang lain sehingga
dapat hidup berkelompok.

(3) Pengambilan Keputusan. Pengambilan keputusan adalah kemampuan


untuk menentukan pilihan yang tepat secara konstruktif dari berbagai alternative
yang ada. Remaja harus mengembangkan kompetensi psikososial ini karena
masih banyak rmaja yang masih perlu dibantu dalam mengambil keputusan
yang tepat. Target pengembangan kompetensi psikososial ini pada remaja
adalah kemampuan mengambil keputusan yang tepat.

(4) Pemecahan Masalah. Pemecahan masalah adalah suatu kemampuan yang


memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan permasalahan secara
konstruktif. Untuk menyelesaikan masalah tersebut diperlukan kemampuan
menguraikan informasi atau permasalahan, menghubungkan permasalahan
dengan hal-hal lain yang relevan, untuk kemudian dirumuskan menjadi suatu
ide baru yang berkaitan dengan penyelesaian permasalahan. Tidak
berkembangnya kompetensi ini pada remaja dapat menyebabkan remaja
menjadi : frustrasi, putus asa dalam menentukan langkah. Target pengembangan
kompetensi psikososial ini pada remaja adalah Mampu menghadapi
berbagai permasalahan dengan cara yang tepat dan cepat.

(5) Berfikir Kritis. Berfikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis


informasi dan pengalaman-pengalaman secara obyektif. Tidak berkembangnya
kompetensi psikososial ini menyebabkan remaja sulit memahami sebuah fakta
dengan benar. Target pengembangan kompetensi psikososial ini
adalahkemampuan menganalisis situasi/masalah.

(6) Berfikir Kreatif. Berfikir kreatif adalah kemampuan membuat ide baru
dengan menganalisis informasi dan berbagai pengalaman, untuk menciptakan
sesuatu yang berbeda. Remaja harus mengembangkan kompetensi psikososial
ini, melakukan uji coba dan eksplorasi dalam menciptakan ide baru. Tidak
berkembangnya kompetensi psikososial ini pada remaja dapat menyebabkan :
remaja tidak produktif, cenderung meniru dan malas. Target pengembangan
kompetensi psikososial ini adalah mampu berinovasi untuk menemukan
ide-ide baru.

(7) Komunikasi Efektif. Kompetensi komunikasi efektif adalah kemampuan


untuk menyampaikan gagasan sehingga dimengerti oleh orang lain maupun
kelompok di lingkungannya. Remaja harus mengembangkan kompetensi
psikososial ini karena dalam kehidupan sehari-hari dibutuhkan berkomunikasi
secara efektif, baik dengan teman sebaya dan orang tua maupu orang dewasa
lainnya. Tidak berkembangnya kompetensi psikososial ini pada remaja akan
menyebabkan remaja itu mengalami kegagalan berkomunikasi dengan pihak
lain yang menyebabkan kurang baiknya hubungan pribadi, merasa tidak nyaman
dalam beraktifitas serta selalu merasa kesepian dan kurang mampu. Target
komunikasi efektif ini adalah kemampuan menyampaikan pesan yang
dapat dipahami dan membina hubungan baik.

(8) Hubungan Interpersonal. Kompetensi hubungan interpersonal adalah


kemampuan yang dapat menolong kita berinteraksi dengan sesame secara
positif dan harmonis. Remaja harus mengembangkan kompetensi psikososial ini
karena sangat membutuhkan jaringan dan kelompok yang dapat memberikan
dorongan dan dukungan. Pengembangan kemampuan psikososial ini dilakukan
untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan dalam melakukan interaksi
yang menyenangkan. Tidak berkembangnya kompetensi psikososial ini pada
remaja, menyebabkan mereka merasa terkucil dan sulit mencari teman. Target
pengembangan kompetensi psikososial ini pada remaja adalah kemampuan
berinteraksi positif dengan orang lain.
(9) Pengendalian Emosi. Pengendalian emosi merupakan suatu kemampuan
untuk meredam gejolak emosi sehingga bermanifestasi dalam perilaku yang
terkendali. Remaja harus mengembangkan kompetensi psikososial ini karena
dalam kehidupan sehari-hari yang masih emosional diperlukan kemampuan
mengontrol emosi, mengendalikan diri agar mapu menghadapi situasi yang
emosional dengan tenang. Tidak berkembangnya kompetensi psikososial ini
pada remaja menyebabkan remaja mudah marah, agresif, tidak tenang dan
mudah tersinggung. Target pengembangan kompetensi psikososial ini adalah
kemampuan untuk meredam gejolak emosi dalam melatih pengungkapan
emosi secara positif.

(10) Mengatasi Stress. Kemampuan mengatasi stress adalah kemampuan


pengenalan sumber yang menyebabkan stress dalam kehidupan, bagaimana
efeknya dan cara mengontrol diri terhadap stress. Remaja harus
mengembangkan kompetensi psikososial ini, karena dalam kehidupan sehari-
hari mereka masih rentan dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan yang
membutuhkan kemampuan bertahan dan bangkit dari keterpurukan, agar cepat
pulih dan melakukan pengembangan diri. Tidak berkembangnya kompetensi
psikososial ini pada remaja menyebabkan mereka menjadi lamban, pasif, tidak
termotivasi, dan tidak berdaya. Target pengembangan kompetensi psikososial
ini pada remaja adalah "ketegaran (resiliensi)".

Dengan menerapkan 10 kompetensi psikososial ini dalam kehidupan sehari-


hari remaja, diharapkan remaja mampu mengatasi pengaruh lingkungan sekitar
terutama teman sebaya untuk tidak melakukan perilaku berisiko,
seperti "menolak ajakan untuk melakukan hubungan seks
bebas/pranikah".

Anda mungkin juga menyukai