Anda di halaman 1dari 4

10

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Bendungan air susu ibu adalah pembendungan air susu karena penyempitan
duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau
karena kelainan pada putting susu.
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari kedua atau ketiga ketika payudara
telah memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak
lancer karena pengeluaran air susu yang tidak lancer, karena bayi tidak cukup sering
menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi kurang
baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui. (Sumber:
Sarwono.2009)

B. Penyebab
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:
1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna (Dalam masa laktasi, terjadi
peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila
bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka
masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak
dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka
akan menimbulkan bendungan ASI).
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam menyusui
dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada
saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi
bendungan ASI).
4. Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam
menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau
menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
5. Puting susu terlalu panjang (Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan
pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan
merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan
dan menimbulkan bendungan ASI (Ai yeyeh ,dkk, 2014).
11

C. Penanganan
Secara umum penanganan yang dilakukan yang terpenting adalah dengan
mencegah terjadinya payudara bengka, susukan bayis sesegera mungkin setelah lahir:
Susukan bayi segera setelah lahir
Susukan bayi tanpa dijadwal
Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui
Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi
kebutuhan ASI
Laksanakan perawatan payudara setelah melahirkan
(Sumber: Rukiyah.2011)
` Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin dan hangat
dengan handuk secra bergantian kiri dan kanan, untuk memudahkan bayi menghisap atau
menangkap putting susu berikan kompres sebelum menyusui. Untuk mengurangi
bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam payudara yang dimulai dari putting
kea rah korpus mammae. (Sumber: Rukiyah.2011)
Perawatan payudara. Perawatan payudara sumber yang akan menjadi makanan
utama bagi anak. Karena itu jauh sebelumnya harus memakai BH yang sesuai dengan
pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari bawah suspension bukan
menekan dari depan. (Sumber: Rukiyah.2011)
Bila ibu menyusui bayinya:
- Susukan sesering mungkin
- Kedua payudara disusukan
- Kompres hangat payudara sebelum disusukan
- Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui
- Sangga payudara
- Kompres dingin payudara di antara waktu menyusui
- Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg peroral setiap 4 jam
- Lakukan evaluasi aetelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

Bila ibu tidak menyusui:

- Sangga payudara
- Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa
sakit
- Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg peroral setiap hari
- Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara
(Sumber: Sarwono.2010)
12

BAB II

PEMBAHASAN

Setelah membandingkan antara hasil penelitian dari jurnal Studi Kasus Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Bendungan ASI di RSUD Ambarawa dengan teori, tidak
ditemukan kesenjangan apapun. Pada Asuhan Kebidanan ini dapat diinterpretasikan diagnosa
kebidanan sesuai pengkajian dengan teori bendungan ASI. Serta timbulnya masalah ibu
merasa cemas dengan keadaanya saat ini serta khawatir pada bayinya.

Diagnosa potensial yang dapat terjadi jika keluhan tidak teratasi yaitu terjadinya mastitis.
Namun Penulis tidak menetapkan diagnosa potensial karena dalam hasil pengkajian sampai
dengan penatalaksanaan ibu dalam keadaan batas normal, dan masalah dapat teratasi.

Berdasarkan asuhan yang diberikan, Tidak didapatkan diagnosa potensial, maka tidak
diperlukan antisipasi segera, namun pasien tetap diberikan terapi dan perawatan payudara
serta konseling agar bendungan ASI yang terjadi dapat teratasi dengan cepat dan tepat.

Setelah ditentukan diagnosa kemudian ditentukan perencanaan asuhan. Beberapa


perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan teori sehingga tidak menimbulkan kesenjangan.
Perencanaan asuhan kemudian dilanjutkan dengan data

Pelaksanaan asuhan yang diberikan telah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Dalam pelaksanaan asuhan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan dalam jurnal. Asuhan
kemudian dilanjutkan dengan data perkembangan dan asuhan yang diberikan sesuai dengan
pelaksanaan yang dibuat dan telah sesuai dengan teori.
13

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Ida Ayu Chandranita.2010.Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta:EGC

Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC

Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka-SP

Prawirohardjo,Sarwono.2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan


Bina Pustaka-SP

Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2011.Asuhan Kebidanan IV(Patologi


Kebidanan).Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai