Ada sejumlah batasan atau definisi variabel penelitian. Ary dkk. (2010)
mendefinisikan variabel sebagai berikut, A variable is a construct or a characteristic that can
take on different values or scores. Beberapa contoh variabel misalnya, berat badan, tinggi,
status sosial, jenis kelamin, skor atau prestasi belajar, motivasi, dan sebagainya. Konsep-
konsep tersebut memiliki variasi atau perbedaan satu sama lainnya. Ukuran berat badan
seseorang berbeda satu sama lain, juga tinggi badan memiliki parameter atau ukuran yang
berbeda-beda. Demikian halnya, status sosial seseorang di masyarakat sangat bervariasi dan
seterusnya. Kita sebagai peneliti melakukan pengkajian terhadap variabel tersebut dengan
cara mendeskripsikan secara mendalam, misalnya kajian secara mendalam terkait dengan
cara belajar seseorang, atau mungkin juga kita mencari hubungan antardua atau lebih
variabel, misalnya hubungan antara variabel motivasi, jenis kelamin, dan prestasi belajar;
atau mungkin kita ingin mengkaji penganlh suatu variabel tertentu terhadap variabel lain,
misalnya pengaruh variasi pemberian balikan terhadap prestasi belajar siswa dan seterusnya.
Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012) menjelaskan pengertian variabel sebagai berikut,
A variable is a concept-a noun that stands for variation within a class ofobiects. Menurut
pendapat mereka, bahwa suatu variabel adalah suatu konsep-suatu objek yang memiliki
variasi dalam kelompok objek. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang dikemukakan oleh
Ary dkk. tersebut. Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan sangat penting dalam
suatu penelitian, dalam hal ini khusus penelitian pendidikan. Arti variabel atau faktor itu
sendiri bervariasi. Arti variabel secara umum adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala yang
bervariasi. Hal yang penting kita cermati bahwa variabel atau variabel penelitian merupakan
faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
identifikasi variabel sebenarnya akan dengan mudah dilakukan oleh peneliti setelah
mengambil suatu kesimpulan teoretis berdasarkan penelaahan kepustakaan. Ini dikerjakan
pada saat peneliti memerikan latar belakang mengapa penelitian itu dilakukan. Variabel
dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoretis yang mendasarinya. Apabila
landasan teoretis penelitian berbeda, maka variabel dalam penelitian itu juga berbeda. jumlah
variabel dalam suatu penelitian sangat ditentukan oleh kecanggihan rancangan penelitiannya.
Makin sederhana suatu rancangan penelitian akan melibatkan lebih sedikit variabel dalam
penelitian, dan sebaliknya makin canggih suatu rancangan penelitian akan melibatkan lebih
banyak variabel di dalamnya. Misalnya dalam suatu rancangan penelitian, hipotesis yang
dirumuskan dinyatakan sebagai berikut, Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang
diajar dengan metode diskusi dan metode ceramah. Hipotesis ini hanya melibatkan dua
variabel utama, yaitu metode mengajar dan prestasi belajar. Peneliti bisa saja menambahkan
variabel dalam rancangan penelitian ini, misalnya dengan melibatkan variabel IQ dan jenis
kelamin.
Perhatian utama penelitian pendidikan terletak pada pembahasan dan analisis terhadap
hasil pengukuran. Pembahasan hasil penelitian ini akan menjadi lebih efektif apabila peneliti
atau pembahas memiliki kriteria yang tepat terhadap hasil. Kriteria ini berupa batasan
operasional tentanghasil. Batasan operasional ini adalah suatu bukti tentang variabel-variabel
yang diteliti dan akan diterima oleh peneliti atau guru atau oleh siapa pun yang memiliki
perhatian dan: kepedulian dengan bidang pendidikan. Vockell & Asher (1995)
mengemukakan bahwa, Operational dc[init ions are the evidence that a teacher or researcher
is willing to accept ta indicate that something of conceptual interest (such an educational
context or an instructional outcome) exists or is occuring. Pembatasan terhadap variabel
penelitian di samping mempermudah alat ukumya, peneliti akan mudah mengumpulkan
datanya. Dengan ungkapan lain, melalui batasan atau pendelinisian hal-hal yang diteliti, maka
penc liti tidak akan terjebak dalam hal-hal yang tidak ada kaitannya relevan dengan
penelitiannya.
Pedoman dalam menentukan variabel yang saling berhubungan adalah proposisi, teori
dan hipotesis. Penentuan variabel penelitian yang dapat diukur dan perumusan
hubungan antar variabel adalah dua langkah yang sangat penting. Berikut ini adalah contoh
variabel dan variasi nilainya: jenis kelamin (laki-laki dan perempuan); prestasi belajar (tinggi,
sedang dan rendah); jenis pekerjaan (formal dan informal; PNS dan non-PNS; petani,
pedagang, sekretaris, guru dan sebagainya).
Nilai-niai atau variasi dari sebuah variabel dinamakan atribut. Variabel dan atribut
saling berkaitan. Namun, menurut Neuman (2003) keduanya memiliki maksud dan tujuan
yang jelas. Hal ini dikarenakan, atribut pada suatu variabel dapat menjadi bagian dari variabel
tanpa mengubah definisi. Contoh: laki-laki dan perempuan adalah atribut variabel jenis
kelamin; formal dan non-formal atau PNS dan non-PNS adlah atribut variabel jenis
pekerjaan.
2. KLASIFIKASI VARIABEL
Variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala pengukurannya dan konteks hubungannya.
a. Berdasarkan skala pengukuranya
1. Variabel nominal
Variabel nominal merupakan variabel dengan skala paling sederhana karena fungsinya
hanya untuk membedakan atau memberi label suatu subjek atau kategori. Contoh variabel
nominal : jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).
2. Variabel ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang dibedakan menjadi beberapa secara bertingkat,
contoh status sosial ekonomi : rendah, sedang, tinggi.
3. Variabel interval
Variabel interval adalahvariabel yang selain dimaksudkan untuk membedakan,
mempunyaitingkatan, juga mempunyai jarak yang pasti atau satu kategori dengan kategori
lainnya, contoh prestasi belajar : 5, 6, 7, 8, dst.
4. Variabel rasio
Variabel rasio merupakan variabel selain berisfat membedakan, mempunyai tingkatan yang
jaraknya pasti, dan setiap nilai kategori diukur dari titik yang sama, contoh : berat badan,
tinggi badan, dst
Untuk menentukan mana yang variabel terikat dan mana yang menjadi variabel bebas,
kita dapat membuat suatu dasar pemikiran yang mudah. Variabel yang keberadaanya lebih
dulu ada dari pada variabel yang lain dapat langsung diposisikan sebagai variabel
independent. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kedudukan kedua
variabel ini, yaitu:
a. Perhatikan tata urutan waktu, dengan melihat variabel mana yang terjadi lebih
dahulu daripada variabel yang lain.
b. Perhatikan dampak atau akibat adanya variabel yang lain. Variabel yang menjadi
penyebab terjadinya variabel yang lain diposisikan sebagai variabel bebas, dan
sebaliknya.
c. Perhatikan teori. Formulasi hubungan antar variabel sangat bergantung pada hasil
kajian teoritis dalam penelitian. Artinya, dalam menentukan posisi sebuah
variabel, seorang peneliti harus memperhatikan teori yang menjelaskan hubungan
beberapa variabel tersebut.
Contoh: dalam sebuah penelitian mengenai hubungan jenis kelamin dengan prestasi
akademik. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, sedangkan
variabel terikat adalah prestasi akademik. Apabila hubungan kedua variabel ini
digambarkan dalam hubungan geometris, maka akan menjadi:
Contoh :
Hipotesis: Pada siswa yang memiliki minat yang meningkat terhadap tugas yang
diberikan, unjuk kerja terhadap tugas yang diukur meningkat.
Hipotesis: Para siswa yang sering diberi latihan pemecahan masalah menunjukkan sikap
lebih kritis daripada siswa yang tidak diberikan latihan pemecahan masalah.
1. Pertimbangan Teoretis
Dalam menentukan variabel, sebagai variabel moderator, kita perlu belajar bagaimana
variabel tersebut berinteraksi dengan variabel bebas untuk menimbulkan dampak yang
berbeda terhadap variabel terikat. Berkenaan dengan landasan teoretis yang kita gunakan, kita
perlu mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1) Apakah variabel berkaitan dengan teori yang kita pakai dalam penelitian?
2) Seberapa jauh variabel tersebut membantu kita jika terjali interaksi? Artinya,
apakah interpretasi dan aplikasi secara teoris berbeda?
2. Pertimbangan Rancangan
1) Apakah keputusan kita tentang variabel moderator dan kontrol telah memenuhi
persyaratan rancangan penelitian berkenaan dengan sumber-sumber ketidakvaliclan?
3. Pertimbangan Praktis
Kita sebagai seorang peneliti dapat mengkaji beberapa variabel dalam penelitian yang
kita lakukan pada satu saat yang sama. Adanya keterbatasan bagi kita sebagai manusia, dan
juga adanya keterbatasan dalam hal keuangan atau Hnasial serta batasan waktu
menyelesaikan penelitian. Berkenaan dengan pertimbangan-pertimbangan praktis ini, ada
beberapa pertanyaan yang perlu kita ajukan.
2) Jenis sumber-sumber seperti apa yang tersedia dan sumber macam apa yang
dipakai untuk menentukan sebagai variabel moderator?
d. Kriteria Keunikan
Dalam menyusun definisi operasional, definisi tersebut sebaiknya dapat
mengidentifikasi seperangkat kriteria unik yang dapat diamati. Semakin unik
suatu definisi operasional, maka semakin bermanfaat. Karena definisi tersebut
akan banyak memberikan informasi kepada peneliti, dan semakin
menghilangkan objek-objek atau pernyataan lain yang muncul dalam
mendifinisikan sesuatu hal yang tdiak kita inginkan tercakup dalam definisi
tersebut secara tidak sengaja dan dapat meningkatkan adanya kemungkinan
makna variable dapat direplikasi. Sekalipun demikian, keunikan / kekhususan
tersebut tidak menjadi penghalang keberlakuannnya secara umum suatu konsep
yang merupakan cirri validitas eksternal bagi desain penelitian yang kita buat.
Ada beberapa cara mendetinisikan variabel. Ada yang menitik beratkan pada segi kegiatan-
kegiatan (operasi) apa yang harus dilakukan. Misalnya, frustrasi adalah keadaan yang muncul sebagai
akibat tercegahnya keinginan yang hampir tercapai, lapar adalah keadaan yang timbul setelah
seseorang tidak makan selama 29 jam, dan sebagainya.
Batasan lain ada yang menekankan pada bagaimana kegiatan (operasr) itu dilakukan.
Misalnya, definisi orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuan intelektualnya dalam
memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan, orang lapar
adalah orang yang menyantap makanan sampai habis secepat mungkin setelah makanan itu
dihidangkan, dan sebagainya.
Di samping itu, ada batasan operasional yang menekankan sifatsifat statis (konseptual)tentang
hal yang didefinisikan atau bagaimana hal yang didefinisikan itu tampaknya. Misalnya, mahasiswa
yang cerdas adalah mahasiswa yang memiliki daya ingatan baik, memiliki tingkat perbendaharaan
kata banyak, mempunyai kemampuan berpikir tinggi, dan kemampuan berhitung tepat; prestasi
belajar didefinisikan sebagai kompetensi yang dimiliki oleh seseorang siswa, yang ditunjukkan
melalui hasil belajar tinggi, dan sebagainya. Biasanya dalam merumuskan batasan operasional
variabel itu disertai atau ditunjukkan puia cara atau alat (instrumen) pengumpul datanya.
Desain Penelitian
Adapun kegunaan desain penelitian dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan
penelitiannya.
2. Desain itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan
penelitian.
3. Desain penelitian selalu memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan
juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang
mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.
Banyak kata lain yang dipakai dalam penggunaan istilah rencana/desain penelitian,
walau kadang-kadang ada sedikit perbedaan, diantaranya : desain penelitian, usulan
penelitian, TOR (Term Of Reference/rancangan penelitian), proposal dan lainnya.
Untuk mendapatkan karya tulis ilmiah dengan hasil penelitian yang baik, maka peneliti
harus mengetahui aturan main tata cara mempunyai keterampilan dalam melaksanakan
penelitian. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian, diperlukan desain
penelitian yang sesuai kondisi, seimbang dengan dangkalnya penelitian yang akan dikerjakan.
Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian.
Sebelum kita melakukan penelitian lapangan, maka hal yang harus kita lakukan
terlebih dahulu adalah menyusun sebuah rancangan penelitian atau riset desain. Seorang
peneliti menggunakan riset desain sebagai pedoman yang menuntun peneliti dalam
melaksanakan tahap-tahap penelitian.
Pengertian
Desain Penelitian : semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
Penelitian. Dalam pengertian sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan
analisis data.
Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Non ekperimental dan
Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain
pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat
adanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah
bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat).
Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain
noneksperimental menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran
permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih
mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang
termasuk dalam kategori pertama
desain penelitian deskriptif, desain penelitian korelasional, Sedang yang termasuk dalam
kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium
(laboratory experiment).
Ada bermacam-macam desain penelitian. Dalam memilih desain mana yang paling tepat,
ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dan jawaban jawaban tersebut merupakan
acuan dalam menentukan desain penelitian. Burns dan Grovers (Nursalam, 2003: 80) telah
mengidentifikasi seperangkat pertanyaan berkenaan dengan pemilihan desain peleitian,
yaitu :
1. Apakah tujuan utama penelitian untuk menjelaskan variable dan kelompok
berdasarkan situasi penelitian, menguji suatu hubungan, atau menguji sebab akibat
pada situasi tertentu?
2. Apakah suatu perlakuan (treatment) akan digunakan?
3. Jika ya, apakah treatment akan dikontrol oleh peneliti?
4. Apakah sampel akan dikenai pretest sebelum treatment?
5. Apakah sampel akan diseleksi secara random?
6. Apakah sampel akan diteliti sebagai satu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok?
7. Berapa besarnya kelompok yang akan diteliti?
8. Berapa jumlah masing-masing kelompok?
9. Apakah setiap kelompok akan diberikan tanda secara random?
10. Apakah pengukuran variabelnya akan diulang?
11. Apakah menggunakan pengumpulan data corss-sectional atau cross time?
12. Apakah variable sudah diidentifikasi?
13. Apakah data yang sedang dikumpulkan memiliki banyak variable?
14. Strategi apa yang dipakai untuk mengontrol variable yang bervariasi?
15. Strategi apa yang digunakan untuk membandingkan suatu variable atau
kelompok?
16. Apakah suatu variabel akan dikumpulkan secara singkat atau multipel?